All content milik TVING dan tvN
Penulis : Iza Rahmi
Sinopsis lengkap Happiness klik disini
Sebelumnya : Happiness Episode 9 Part 3
Selanjutnya : Happiness Episode 10 Part 2
Happiness bercerita tentang teror wabah penyakit dan orang-orang yang berusaha bertahan menghadapi teror wabah tersebut.
-- HAPPINESS EPISODE 10 PART 1 --
Sae Bom ke apartemennya Se Hun. Dia mau mengetuk pintunya, tapi malah mendapati pintu sudah dalam keadaan terbuka.
Sae Bom terkejut. Dia lalu membuka pintu.
Sae Bom : Kim Se Hun-ssi?
Tapi Se Hun tak menjawab. Sae Bom akhirnya masuk.
Yi Hyun di kamar mandi. Dia berdiri di depan cermin dan melihat bekas luka cakar di dadanya yang sudah mulai membiru. Yi Hyun tercakar saat berusaha menolong Sae Bom yang diserang Woo Chang.
Tak lama kemudian, terdengar panggilan Tae Seok di protofon. Yi Hyun langsung menjawab.
Yi Hyun : Apa Sae Bom punya antibodinya?
Tae Seok berbohong, sayangnya, tidak.
Yi Hyun : Lalu kenapa kau tiba-tiba menghubungi kami?
Tae Seok : Kirim Seo Yoon kepada kami. Sebagai tindakan kemanusiaan, kami memutuskan membebaskan semua anak di bawah umur dari karantina.
Yi Hyun : Pasti di luar juga berbahaya.
Tae Seok : Bawa mereka ke tempat dengan risiko minimum. Tapi masalahnya adalah membantunya meninggalkan apartemen dengan aman.
Yi Hyun : Bolehkah aku mengirim Sae Bom keluar bersamanya?
Tae Seok : Jika mereka berdua bersedia, aku akan menerima mereka. Tapi dia harus menuruti permintaanku.
Yi Hyun : Aku akan bicara dengan Sae Bom dan mengabarimu.
Pembicaraan selesai. Tae Seok merasa aneh. Ji Soo tanya, haruskah Tae Seok merahasiakan hal itu dari Yi Hyun. Tae Seok pun tanya, apa Ji Soo tidak merasa aneh.
Tae Seok : Dia bilang, "Pasti berbahaya di luar," lalu bertanya apa dia bisa mengirim Yoon Sae Bom juga. Jika berbahaya, dia seharusnya akan menawarkan diri.
Jung Kook main jenga sama Seo Yoon. Lalu Yi Hyun keluar dari kamar mandi dan menghampiri mereka.
Yi Hyun : Apa itu?
Jung Kook : Kami menemukan ini di apartemen Seo Yoon. Aku ahli Jenga di sekolah. Aku Level Sembilan.
Seo Yoon mengajak Yi Hyun main. Yi Hyun bilang, dia harus ke lantai 15.
Jung Kook : Sae Bom? Kau baru saja melihatnya.
Yi Hyun : Makin sering melihatnya, aku makin ingin melihatnya.
Yi Hyun beranjak pergi.
Tiba-tiba, Sae Bom datang. Sae Bom bilang ada yang salah. Yi Hyun yang sudah terinfeksi, sontak melangkah mundur. Dia mulai menjaga jarak dari Sae Bom.
Yi Hyun : Ada apa?
Sae Bom membawa Yi Hyun ke apartemen Se Hun. Dia nunjukin surat yang ada di meja.
Yi Hyun membacanya.
Di surat itu, Se Hun mengaku dia membuat kesalahan yang tidak bisa dia perbaiki. Dia berusaha tetap di rumah dan bertahan selama mungkin, tapi dia tak sanggup melakukannya lagi. Dia akan keluar rumah dan mencari bantuan. Untuk sisa makanan dan airnya, Sae Bom dan Yi Hyun bisa berbagi dengan penghuni lain.
Sae Bom lalu mengambil jerigen air yang sudah ditulisi Se Hun. Mereka membandingkan tulisan Se Hun di surat dan di jerigen.
Sae Bom : Berbeda, bukan?
Yi Hyun : Begini, saat merasa cemas, tulisan tanganmu berubah.
Sae Bom : Kita butuh detektif.
Yi Hyun mengedarkan pandangannya. Dia melihat ada dompet dan ponsel di atas meja.
Yi Hyun memeriksa dompet Se Hun. Setelah itu, dia memeriksa ponsel Se Hun.
Sae Bom : Tapi apa kau memercayainya? "Aku akan keluar dari apartemen dan mencari bantuan." "Bagikan makanannya." Aneh sekali. Kesalahan apa yang tidak bisa kau perbaiki? Jika tidak meninggalkan rumahmu, bisakah kau melakukan kesalahan?
Yi Hyun : Bisa. Pusat kebugaran.
Sae Bom : Kau masih membahas itu? Sepertinya tidak mungkin dia minum pil itu.
Yi Hyun lalu menemukan tanaman jeruk nipis putih.
Yi Hyun : Dia menanam sesuatu?
Sae Bom : Bau akan hilang jika kau menaruhnya di kloset. Aku dari SOU. Kami melakukan itu untuk latihan lapangan.
Yi Hyun kemudian memeriksa laci meja. Isinya ada banyak sekali obat-obatan.
Sae Bom : Semua ini aman untuk digunakan di rumah.
Yi Hyun yang curiga Se Hun memiliki pil Next, terus mencari. Dan tak lama, dia menemukannya.
Yi Hyun : Next.
Sae Bom dan Yi Hyun keluar dari apartemen Se Hun. Bersamaan dengan itu, Se Kyu dan Moon Hee datang.
Se Kyu dan Moon Hee kaget melihat mereka.
Se Kyu : Apa yang terjadi? Kalian berdua dari dalam. Di mana pria itu?
Yi Hyun : Kenapa kalian di sini?
Se Kyu : Kami di sini untuk melanjutkan persoalan kemarin. Kita semua menderita.
Se Kyu dan Moon Hee lalu melihat tas yang dijinjing Sae Bom.
Moon Hee : Mereka memberi kalian sesuatu?
Se Kyu dan Moon Hee mau masuk. Mereka juga mau minta sesuatu tapi Sae Bom dan Yi Hyun kompak menghalangi mereka masuk.
Yi Hyun : Aku masih bernegosiasi dengannya. Beri dia waktu.
Sae Bom dan Yi Hyun ke pintu keluar.
Mereka melihat tak ada tanda-tanda kerusakan di pintu.
Yi Hyun bingung, tidak ada tanda-tanda kerusakan dan kita menemukan Next. Kesalahan yang tidak bisa diperbaiki mungkin berarti dia terinfeksi.
Sae Bom : Aku tidak yakin. Dia berswafoto dan tampak sangat senang. Sekalipun terinfeksi, dia akan tetap di dalam ruangan. Tidak mungkin anak rumahan akan keluar.
Sae Bom mengeluarkan kaus FBI dari tas yang dibawanya.
Yi Hyun : Lalu di mana dia?
Sae Bom : Seseorang mengurungnya.
Yi Hyun : Lalu pesan kita harus berbagi itu?
Sae Bom : Dia dipaksa menulis pesan itu. Bukan begitu?
Sae Bom membuka pintu.
Yi Hyun melongok keluar, tapi tak ada yang mencurigakan.
Sae Bom dan Yi Hyun menaiki tangga sambil membahas perginya Se Hun. Yi Hyun bilang bisa saja Se Hun keluar. Se Hun tak ada dimana pun di dalam gedung dan pintu gedung terbuka. Tapi Sae Bom tak yakin. Dia bilang ada banyak tentara yang berjaga diluar.
Yi Hyun bilang Se Hun kaya, seseorang bisa saja mengizinkannya pergi dari apartemen.
Sementara itu, para penghuni apartemen berkumpul di depan apartemennya Se Hun. Se Kyu menggedor pintu, meminta Se Hun membuka pintu.
Sae Bom dan Yi Hyun yang mendengar keributan, bergegas lari ke sana.
Yi Hyun : Apa yang kalian lakukan?
Yeon Ok mendekati Sae Bom dan Yi Hyun dengan wajah arogannya.
Sae Bom : Kau juga disini, Bu Oh?
Yeon Ok : Semua orang mendatangiku untuk meminta bantuan. Kudengar ada banyak air di sini. Bukankah menyenangkan jika kita bisa berbagi?
Lalu Yeon Ok bilang, seseorang melihatnya meninggalkan gedung.
Yeon Ok : Kita juga harus memeriksa apakah dia terinfeksi.
Sae Bom pun tanya siapa yang melihat Se Hun pergi.
Andrew mengangkat tangan, aku.
Andrew : Aku melihatnya pergi dari lantai satu tadi pagi.
Sae Bom : Kau yakin itu Kim Se Hun?
Andrew : Aku tidak melihat wajahnya. Tapi hanya dia yang mengenakan APD.
Hae Sung mendorong So Yoon ke depan.
So Yoon : Maaf mengatakan ini, tapi kita butuh rencana karena airnya tidak cukup. Pasangan di lantai dua terus menawarkan harga tidak masuk akal.
Yi Hyun pun tak punya pilihan lain selain membukakan pintunya.
Yeon Ok kesal melihat Yi Hyun punya kunci apartemen Se Hun.
Se Kyu ngadu, kalau tadi dia melihat Sae Bom membawa tas belanja.
Sae Bom bilang itu miliknya.
Mereka semua masuk dan memeriksa apartemen Se Hun.
Yi Hyun dan Sae Bom memberikan surat yang dituliskan Se Hun.
Yeon Ok : Tertulis dia ingin kita membagi barang-barangnya di rumah ini. Artinya, pemilik rumahnya memberikan izin.
Moon Hee : Kenapa kalian tidak mengatakan apa pun tadi?
Hyun Kyung : Tapi yang lebih penting... kesalahan apa yang tidak bisa dia perbaiki sekarang?
Hae Sung membaca surat itu.
Hae Sung : Dia punya masalah hukum?
Se Kyu langsung bergerak. Dia mau mengambil semua makanan dan minuman milik Se Hun.
Melihat itu, Sae Bom tak tinggal diam. Dia memelintir tangan Se Kyu.
Sae Bom : Kita hanya perlu mengambil sebagian makanan untuk saat ini. Kita ambil sebagian saja, tidak semuanya. Pak Kim mungkin akan kembali. Kita juga akan membaginya dengan orang-orang yang tidak ada di sini.
Lah Se Kyu marah, siapa yang mengizinkanmu? Kau pikir kau siapa?
Sae Bom makin memelintir tangan Se Kyu.
Se Kyu minta bantuan Yi Hyun.
Ju Hyung membawa beberapa botol air ke apartemennya.
Dia mengeluh, berat sekali.
Dan Sang Hee membawa beberapa lilin.
Sang Hee : Senang bisa minum air sekarang. Mari pasang lilin di kamar mandi juga.
Ju Hyung kesal, hei, hanya ini yang kita dapat. Aku melihat banyak peralatan bertahan hidup di rumahnya.
Sang Hee : Tapi tetap saja. Detektif lantai lima adil dalam membagikan air.
Ju Hyung : Adil? Hei, agar sepenuhnya adil, beberapa dari kami harus dapat lebih banyak air. Kami membayar ratusan ribu dolar lebih untuk membeli unit. Jadi, kami pantas dapat lebih banyak air! Bukankah sudah sewajarnya begitu? Berpikirlah sebelum bicara.
Sang Hee kesal, benar. Benar.
Ju Hyung : Omong-omong, pria dari lantai lima itu tampak agak aneh hari ini, bukan? Dia selalu bersama istrinya.
Sang Hee : Kurasa dia sangat mencintainya.
Sang Hee lalu mendekati Ju Hyung.
Sang Hee : Kau juga. Kau juga mencintaiku, kan?
Sang Hee mau memeluk Ju Hyung tapi Ju Hyung nya gak mau dipeluk.
Ju Hyung : Hei, panas. Jangan mendekat.
Ju Hyung lalu berkata, ada banyak makanan di lantai 15.
Sang Hee : Unitnya luas. Ada banyak barang aneh juga.
Tiba-tiba, terdengar gedoran di pintunya. Ju Hyung membuka pintu. Ternyata yang datang Se Kyu dan Yeon Ok.
Ju Hyung tanya, mereka ngapain datang.
Yeon Ok : Ini tentang Unit 1501. Pemilik rumahnya pergi. Hanya ada barangnya di unitnya. Kita tidak bisa membiarkannya saja. Penghuni di apartemen kita menderita karena kekurangan kebutuhan sehari-hari.
Ju Hyung lalu menyuruh Sang Hee pergi.
Sang Hee : Kau ingin aku pergi?
Ju Hyung : Kalau begitu, haruskah aku pergi?
Terpaksalah Sang Hee keluar. Setelah Sang Hee keluar, Yeon Ok dan Se Kyu masuk.
Ju Hyung pun menutup pintu dan meninggalkan Sang Hee seorang diri di luar.
Sekarang, Sae Bom udah di apartemennya sama Seo Yoon dan Jung Kook.
Sae Bom nuangin air buat mereka.
Jung Kook : Jadi, Pak Kim meninggalkan apartemen ini, bukan?
Sae Bom : Mungkin. Dia tidak ada di dalam apartemen. Dia pasti kesepian.
Seo Yoon : Aku lihat di TV bahwa beberapa orang meninggal sendirian di rumah karena mereka tidak punya teman atau keluarga. Pasti karena itu dia pergi. Orang tuaku akan baik-baik saja karena mereka bersama, bukan?
Sae Bom : Tentu saja. Kami akan sangat kesepian tanpamu. Lihat lesung pipimu yang manis itu.
Yi Hyun datang. Sae Bom kasih Yi Hyun air.
Tapi Yi Hyun yang terinfeksi, ragu buat minum.
Malamnya, Yi Hyun duduk sendirian menatap air minumnya tadi.
Dia mulai berusaha menahan dahaganya.
Yi Hyun lalu beranjak pergi.
Sae Bom terbangun. Dia keluar dan tidak melihat Yi Hyun.
Sae Bom membangunkan Jung Kook.
Jung Kook bangun, ada apa?
Sae Bom : Aku tidak melihat Yi Hyun di sini. Kapan dia pergi?
Jung Kook : Entahlah. Hei, kau juga? Kau rindu dia, walau sering bertemu dengannya?
Bantal Jung Kook jatuh ke lantai.
Sae Bom mengambilkan bantal Jung Kook dan menyuruh Jung Kook tidur lagi.
Sae Bom melihat cangkir Yi Hyun yang masih terisi penuh.
Dia minum sedikit, dan mulai heran.
Yi Hyun menyendiri di lorong, tak jauh dari apartemennya.
Dia teringat saat dia dan Sae Bom pertama kali pindah ke apartemen itu.
Sae Bom : Haruskah kita menikah? Aku ingin mengubah lantainya dengan pola herringbone, tapi rasanya tidak tepat membongkar lantai baru. Tapi ini bagus dan rapi juga. Sulit kupercaya. Rumah kita sendiri.
Lalu Yi Hyun ingat saat Sae Bom memeluknya.
Sae Bom : Kupikir aku sendirian.
Yi Hyun lantas melihat bekas luka cakar di dadanya.
Tak lama kemudian, dia mendengar suara pintu dibuka.
Sontak lah Yi Hyun langsung menutupi bekas lukanya dan berdiri.
Ternyata Sae Bom.
Sae Bom : Dari mana saja kau? Kau seharusnya tidur.
Yi Hyun : Begini, soal itu...
Sae Bom melirik protofon yang dipegang Yi Hyun.
Sae Bom : Apa protofonnya berfungsi? Coba kulihat.
Sae Bom mencoba memanggil Tae Seok. Awalnya dia memanggil dengan sopan tapi karena Tae Seok tak menjawab, dia ngegas.
Sae Bom : Hei, Han Tae Seok!
Yi Hyun : Dia mungkin sudah tidur.
Sae Bom : Apa yang kalian bicarakan? Apa aku memiliki antibodi itu?
Yi Hyun : Tidak.
Sae Bom : Sudah kuduga. Aku bahkan tidak pernah menang juara lima untuk tiket lotre. Tapi aku beruntung tidak terinfeksi.
Sae Bom lalu melihat luka di tangan Yi Hyun berdarah lagi.
Sae Bom : Apa lukanya terbuka?
Yi Hyun : Tidak. Sudah jauh lebih baik.
Sae Bom : Aku ragu. Jika terinfeksi, luka ini akan makin parah.
Sae Bom membawa Yi Hyun pulang.
Bersambung ke part 2...