All content from SBS, Viu, nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 5 Part 1
Selanjutnya : Again My Life Eps 5 Part 3
Foto SBS |
Foto SBS |
Il Hyun menginterogasi seorang wanita.
Il Hyun : Lee Sun Young-ssi, kau istri Pak Hong In Pyo, bukan?
Sun Young : Ya.
Il Hyun : Kudengar kau sering bilang ingin membunuh suamimu. Benarkah itu?
Sun Young bilang ingin pengacaraku hadir.
Il Hyun : Baiklah, tentu. Namun, sebelum itu...
Foto SBS |
Il Hyun mengambil paper bag di lantai dan menaruhnya di atas meja.
Sun Young : Apa ini?
Il Hyun : Bukalah. Kau pasti senang melihatnya.
Sun Young membukanya. Isinya, pisau yang digunakan si pelaku untuk membunuh Pak Hong.
Sun Young terkejut melihatnya. Il Hyun terus memperhatikan Sun Young.
Il Hyun : Kau tahu, perselingkuhan adalah tindakan pengkhianatan.
Il Hyun menatap ke jendela dan mengangguk.
Foto SBS |
Tak lama, rekannya masuk membawa seorang pria.
Il Hyun : Aku terkejut kau memercayai pria ini. Ceritakan apa yang terjadi hari itu.
Pria itu bulang kalau Sun Young meneleponnya larut malam.
Flashback...
Foto SBS |
Pria itu masuk ke rumah Pak Hong sambil bertanya kenapa Sun Young menyuruhnya datang.
Dan, pria itu terkejut setengah mati melihat Pak Hong sudah terkapar bersimbah darah.
Pembunuhnya adalah Sun Young. Dia bahkan masih memegang pisau.
"Kau sudah gila?"
"Sayang, kau bilang butuh uang. Semua yang dimiliki bedebah ini kini menjadi milik kita. Kita kaya." Sun Young tertawa.
Sun Young lalu melepas bajunya yang berdarah-darah.
Dia menyuruh pacarnya membakar bajunya di tempat yang jauh.
"Pisau ini juga. Cepat."
Flashback end...
Foto SBS |
Il Hyun : Kau membunuh Hong In Pyo, suamimu?
Sun Young : Ya. Aku membunuhnya.
Il Hyun : Kenapa kau membunuhnya?
Sun Young : Aku tidak bisa membiarkan kesempatan itu lewat.
Flashback...
Foto SBS |
Foto SBS |
Pak Park mengancam Pak Hong dengan pisau dan meminta Pak Hong membayar hutang.
Pak Park : Pak Bayar aku sekarang juga. 100.000 dolarku! Uang hasil kerja kerasku!
Pak Hong : Hei, Kawan. Untuk apa? Aku bahkan tidak ingat meminjam uang darimu. Kau punya bukti kau meminjamiku uang?
Pak Hong menyuruh Pak Park menikamnya.
Pak Hong : Putramu yang pintar, Sang Man. Jika mau menghancurkan hidupnya, silahkan tikam aku!
Pak Park menjatuhkan pisaunya dan beranjak pergi.
Foto SBS |
Sun Young melihat itu.
Pak Hong minum. Habis minum, dia merebahkan dirinya di lantai.
Flashback end...
Foto SBS |
Sun Young : Bedebah itu pantas mati. Dia hanya memedulikan dirinya sendiri. Dia selalu meremehkan dan melecehkan orang yang lebih lemah darinya. Kau benar. Aku selalu ingin membunuhnya. Aku takut dia akan tahu soal perselingkuhanku.
Il Hyun memanggil rekannya lagi.
Rekannya, jaksa wanita, masuk. Il Hyun menyuruh rekannya membawa Sun Young.
Foto SBS |
Foto SBS |
Pria itu tanya, apa Il Hyun akan melepaskannya.
Kita ditunjukkan flashback saat Il Hyun menginterogasi pacarnya Sun Young.
Foto SBS |
Il Hyun : Jika tidak berhati-hati, kau akan menanggung semuanya. Berpikirlah dengan bijak. Itu tidak akan terjadi. Di mana kau menyembunyikannya?
Pria itu pura-pura bego, apa? Menyembunyikan apa?
Il Hyun : Kau menunjukkannya dengan berpura-pura terkejut seperti itu. Bukti dari TKP pembunuhan Hong In Pyo. Kau menyembunyikannya.
Pria itu bilang Il Hyun salah orang.
Il Hyun : Tampaknya ada tren tempat persembunyian untuk hal begitu. Belakangan ini... Benar juga, kulkas kimchi. Di sanalah orang suka menyembunyikan sesuatu. Jika aku menemukannya, kau akan dituntut karena menyembunyikan bukti dan bersekongkol dalam pembunuhan. Tidak, lupakan. Aku akan mendakwamu atas pembunuhan. Namun, jika kau kini mengaku dan mempermudah timku, aku akan mempertimbangkan meminta hukuman yang lebih ringan. Bagaimana?
Flashback end...
Foto SBS |
Il Hyun menyuruh rekannya membereskan pria itu.
Il Hyun pergi sambil memikirkan Hee Woo.
Il Hyun : Hee Woo benar tentang semuanya.
Flashback...
Foto SBS |
Foto SBS |
Ternyata Hee Woo lah yang menyuruh Il Hyun menginterogasi selingkuhan Sun Young dulu.
Hee Woo : Itu sesuatu yang bisa dia gunakan untuk memerasnya. Aku yakin dia menyembunyikannya di tempat yang aman. Ini seperti setengah lelucon, tapi ada tren tempat persembunyian untuk hal begitu. Kau tahu, pemula sering meniru apa yang mereka lihat di TV atau film. Sebagai contoh... Maksudku, akan kusembunyikan di kulkas kimchi-ku.
Il Hyun : Tidak mungkin.
Hee Woo : Hanya bercanda. Namun, kita tidak pernah tahu.
Flashback end...
Foto SBS |
Foto SBS |
Il Hyun pun penasaran bagaimana Hee Woo bisa tahu.
Lalu Il Hyun dipanggil Seok Hoon yang kebetulan berdiri di koridor.
Seok Hoon : Hei, kerja bagus. Aku baru mendengar beritanya. Ini akan diberitakan di mana-mana begitu media menciumnya. Aku berharap banyak kepadamu.
Il Hyun : Terima kasih, Pak.
Foto SBS |
Il Hyun lantas minum-minum dengan Hee Woo dan Kang Jin.
Il Hyun : Hei, Hee Woo. Terima kasih. Begini... aku tidak terbiasa menerima bantuan seperti ini, tapi aku suka ini.
Hee Woo : Teruslah berjalan di jalan yang mulus dan tidak terhalangi. Aku hanya penebang kayumu.
Il Hyun : Hei, harus kuakui, aku mulai menyukaimu.
Foto SBS |
Il Hyun menasihati Kang Jin.
Il Hyun : Kau harus meningkatkan permainanmu. Pria ini benar-benar hebat. Dia akan naik jabatan begitu menjadi jaksa.
Kang Jin menatap Hee Woo.
Kang Jin : Aku tahu. Kau akan membantuku nanti, bukan?
Hee Woo : Astaga. Aku malu. Aku masih harus banyak belajar.
Il Hyun : Hei, jangan terlalu merendah. Kau bisa pamer sedikit selama bekerja dengan baik. Maka orang akan menganggapmu keren. Omong-omong, Hee Woo. Bagaimana kau tahu?
Hee Woo : Astaga. Bagaimana aku bisa tahu? Itu hanya kebetulan.
Il Hyun : Kau mendatangiku dan memintaku menyelidikinya untukmu. Semua yang kau katakan, dengan setengah bercanda, ternyata benar. Itu dilakukan seperti profesional.
Hee Woo : Aku sangat butuh bantuan dan aku beruntung. Kau mendengarkanku dengan baik dan memecahkan kasusnya. Aku sangat berterima kasih, Pak.
Kang Jin : Baiklah. Untuk itu, bersulang.
Foto SBS |
Hee Woo meminum mirasnya dan bicara dalam hati.
Hee Woo : Itu kasus pertama yang kutangani sebagai jaksa. Tentu saja, aku tahu semuanya.
Foto SBS |
Foto SBS |
Pak Park akhirnya bebas. Anak-istrinya datang menjemput.
Mereka tak kuasa menahan tangis haru atas bebasnya Pak Park.
Sang Man melihat Hee Woo yang berdiri di kejauhan.
Hee Woo pun berkata dalam hatinya, kalau Sang Man lah yang menolong Pak Park. Sementara ia, butuh 10 tahun untuk membuktikan ketidakbersalahan Pak Park.
Flashback...
Foto SBS |
Saat Hee Woo menjadi jaksa, Sang Man datang menemui Hee Woo. Dia memberikan barang bukti, berupa kaos ayahnya serta pisau yang digunakan si pelaku untuk menikam Pak Hong.
Sang Man : Tolong buktikan ayahku tidak bersalah. Tolong bantu aku, Jaksa.
Flashback end...
Foto SBS |
Foto SBS |
Sang Man mengangguk kepalanya, memberi hormat kepada Hee Woo.
Hee Woo tersenyum mengangguk.
Hee Woo : Sepuluh tahun hidupmu yang kau habiskan untuk mengungkap kebenaran. Di kehidupan ini, habiskanlah hanya untuk dirimu sendiri.
Hee Woo beranjak pergi.
Foto SBS |
Hee Woo datang menyemangati Han Mi yang akan ikut ujian CSAT.
Han Mi kaget Hee Woo datang.
Han Mi : Apa? Kau kemari untuk mendoakanku? Sepagi ini? Di cuaca sedingin ini?
Hee Woo : Kau pantas mendapatkannya.
Han Mi : Sebagai wanita?
Hee Woo : Sebagai muridku.
Han Mi : Haruskah kau begitu menyulitkan?
Hee Woo : Kau sangat siap untuk ini. Santai dan lakukan yang terbaik.
Hee Woo melihat Han Mi gugup.
Hee Woo : Kau juga segugup ini? Jangan khawatir. Kau belajar sangat keras, jadi, kau bisa mengharapkan hasil bagus.
Tapi Han Mi tetap saja gugup.
Hee Woo : Sudah kuduga kau akan seperti ini, jadi, kubawakan sesuatu.
Hee Woo memberikan Han Mi dua buah pena.
Han Mi heran, apa itu?
Hee Woo : Jimat keberuntungan. Aku memakai pena ini tahun lalu. Ini dipenuhi energi yang beruntung dan ceria dari mahasiswa hukum Universitas Hankuk ini.
Foto SBS |
Han Mi menerima pena Hee Woo.
Han Mi : Kau memang tukang pamer.
Han Mi menggenggam pena Hee Woo dan memejamkan matanya.
Dia berdoa, pena Kim Hee Woo yang pintar.
Lalu Han Mi bilang pada Hee Woo kalau feelingnya bagus tentang pena Hee Woo.
Foto SBS |
Hee Woo menggenggam tangan Han Mi. Dia menaruh sesuatu ke tangan Han Mi.
Hee Woo : Jangan khawatir. Kau lebih pintar dari siapa pun yang kukenal, dan aku mengajarimu. Semoga berhasil.
Han Mi tertegun tangannya dipegang.
Hee Woo pergi.
Foto SBS |
Han Mi lalu berbalik sambil teriak, hwaiting!
Orang2 yang menunggu keluarga mereka ujian di depan gedung, langsung menatap ke arahnya.
Han Mi malu dan langsung masuk ke dalam.
Foto SBS |
Sang Man juga lagi ujian.
Han Mi berusaha sebaik mungkin menjawab soal.
Foto SBS |
Foto SBS |
Sekarang, Han Mi dan Hee Woo di kafe.
Hee Woo tercengang melihat hasil ujian Han Mi.
Hee Woo : Ini gila.
Han Mi : Kenapa?
Han Mi menatap hasil ujiannya.
Seketika dia langsung berteriak. Sontak lah orang2 langsung melihat ke arahnya.
Han Mi senang dan menepuk2 bahu Hee Woo.
Hee Woo tertawa, bagus. Kerja bagus. Selamat, Kim Han Mi.
Foto SBS |
Foto SBS |
Sekarang, Han Mi tengah memeriksa dia lulus atau gak masuk Universitas Hangang.
Han Mi tercengang mengetahui dia lulus.
Foto SBS |
Foto SBS |
Han Mi meraih ponselnya, dia ingin menelpon Hee Woo tapi ayahnya nelpon duluan.
Seok Hoon : Kau diterima di semua universitas yang kau lamar.
Han Mi : Ya.
Seok Hoon : Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Wanita Sunghwa.
Han Mi kesal, bukankah seharusnya ayah menyelamatiku dahulu? Kupikir Ayah cuek. Kenapa...
Seok Hoon : Kim Han Mi.
Han Mi : Ayah takut aku akan pergi dan menjadi sukses? Aku belajar keras dan diterima. Aku bahkan tidak bisa pilih jurusan sendiri dan mau belajar di mana?
Seok Hoon : Kau sudah melupakan semuanya? Hiduplah dengan tenang. Jangan memilih jalur karier yang akan membuat namamu dikenal. Jelas jangan ada kaitannya dengan media atau pemerintah. Lakukan saja perintah ayah, kecuali kau mau pindah ke negara yang bahasanya tak kau pahami.
Han Mi mutusin panggilan ayahnya.
Foto SBS |
Foto SBS |
Han Mi dan Hee Woo ketemuan di kafe.
Hee Woo : Jurusan Jurnalisme dan Media di Universitas Hangang?
Han Mi : Ya.
Hee Woo : Pilihan bagus. Kau akan menjadi reporter yang hebat.
Han Mi : Apa? Bagaimana kau tahu? Aku tidak pernah memberi tahu siapa pun.
Hee Woo : Aku menebak-nebak. Kebanyakan orang yang memilih departemen itu mau jadi reporter.
Han Mi : Apa? Itu benar.
Hee Woo : Aku bangga kepadamu, Kim Han Mi.
Han Mi : Serta aku bangga kepadamu karena tidak menyerah denganku. Aku bisa sampai sejauh ini berkat kegigihanmu. Terima kasih.
Hee Woo : Tidak, kau baru memulai. Kau bahkan belum mengambil langkah pertamamu.
Han Mi : Astaga, tidak bisakah kau... Kau mampu membuatku membencimu sebelum aku bisa berhenti membencimu.
Hee Woo : Aku suka itu. Bagaimanapun, kau bisa berterima kasih nanti. Bayar aku setelah kau menjadi reporter sungguhan.
Han Mi : Baiklah. Aku akan membalas budimu. Aku yakin hari itu akan datang.
Foto SBS |
Mereka bersulang. Hee Woo sekali lagi memberi ucapan selamat.
Tapi Han Mi murung.
Han Mi : Aku merasa sangat bahagia sekarang. Ini tidak cocok untukku.
Hee Woo : Semua orang berhak bahagia. Bagaimana? Haruskah aku menghujanimu dengan kebahagiaan hari ini?
Han Mi : Bagaimana caranya?
Hee Woo : Kita akan memesan makanan lagi.
Han Mi : Itu mudah.
Hee Woo : Itu benar. Aku sangat senang saat hidangan sampingan yang kupesan secara acak di tempat begini ternyata lezat.
Foto SBS |
Foto SBS |
Han Mi : Aku sangat bahagia sekarang.
Hee Woo : Lalu kenapa wajahmu murung?
Han Mi : Entahlah. Kenapa aku tidak bisa menikmatinya? Kurasa aku menginginkan pengakuan?
Hee Woo terdiam mendengarnya.
Han Mi minum lagi. Hee Woo terus memperhatikan Han Mi. Dia sudah bisa menebak apa yang membuat Han Mi murung.
Foto SBS |
Hee Woo berlari, masuk ke resto ayah-ibunya.
Ayah ibunya terlihat sedih menatapnya.
Hee Woo heran, kenapa suasananya begini? Apa ini hari yang buruk untuk bisnis?
Pak Kim menjelaskan, kalau surat wamil Hee Woo datang.
Hee Woo tak percaya, ayah pasti bercanda. Kenapa mereka mengirimiku satu lagi?
Hee Woo langsung diam pas ibunya menunjukkan surat wamilnya.
Nyonya Lee : Putra ibu sudah cukup dewasa untuk ikut wajib militer.
Hee Woo ngomong dalam hati, militer. Aku lupa soal itu.
Pak Kim : Setiap negara memiliki militer. Militer kita mempekerjakan sistem wajib militer. Jika lulus ujian advokat, kau bisa menjadi petugas pengadilan militer. Namun, kau pria sejati, jadi, jangan tunda. Ayah sarankan kau segera menyelesaikannya.
Hee Woo : Benar, aku harus pergi.
Pak Kim : Asal kau tahu, ayah bertugas di pasukan khusus. Ayah bisa menembak kacang di tanah saat terjun dengan parasut. Saat di SSU, ayah selalu berada di bawah air selama lebih dari sehari.
Nyonya Lee : Apa maksudmu? Kau melakukan tugas KP. Dalam suratmu, kau selalu mengeluh soal mengupas bawang.
Pak Kim : Aku bertugas di pasukan khusus. Aku pernah mengupas 1.000 bawang sekaligus. Ibumu kebetulan mengunjungi ayah hari itu. Dia sangat tersentuh karena ayah tidak bisa berhenti menangis. Dia bermalam dengan ayah dan pulang keesokan harinya.
Hee Woo : Itu keren.
Pak Kim : Kau tercipta malam itu.
Nyonya Lee langsung melempar muka Pak Kim dengan handuk kecil.
Nyona Lee : Kubilang hentikan.
Foto SBS |
Min Soo dan Kyu Ri kaget saat dikasih tahu Hee Woo kalau dia bakal wamil.
Kyu Ri : Kau cenderung melakukan apa pun yang kau inginkan.
Min Soo : Dia selalu berbuat sesukanya. Ini hanya dua hari sebelumnya. Seperti seseorang saja. Aku kesal.
Hee Woo : Siapa yang lebih kesal? Aku ikut wajib militer untuk kali kedua.
Min Soo : Apa?
Hee Woo langsung ngalihin pembicaraan.
Hee Woo : Omong-omong, kenapa kalian marah?
Kyu Ri dan Min Soo menjawab kompak.
Kyu Ri dan Min Soo : Karena kau tiba-tiba begini!
Min Soo : Kau tidak khawatir? Bagaimana kau bisa begitu tenang tentang semuanya?
Hee Woo dalam hati : Kenapa aku harus khawatir? Ini bukan kali pertamaku.
Kyu Ri : Lagi pula, kau tidak perlu melakukannya lagi. Cepat selesaikan.
Kyu Ri merangkul Min Soo.
Kyu Ri : Kami akan lulus ujian advokat sebelum kau. Tamat riwayatmu. Tunggu saja sampai kau menjadi kolega juniorku. Aku akan membuatmu bekerja keras. Sebaiknya kau bersiap.
Hee Woo : Tentu, kapan saja.
Foto SBS |
Min Soo ngasih tahu Hee Woo kalau Hee A bakal keluar negeri dua hari lagi.
Hee Woo mengangguk-ngangguk.
Telepon Hee Woo berbunyi.
Hee Woo : Eorishin.
Telepon dari Pak Woo!
Foto SBS |
Min Soo dan Kyu Ri penasaran siapa yang menelpon Hee Woo.
Min Soo : Eorishin? Begini, dia punya banyak rahasia. Kau tahu siapa dia?
Kyu Ri : Entah. Dia tidak pernah cerita hal-hal pribadi tentang dirinya.
Min Soo : Hee Woo sungguh menawan. Dia satu-satunya pria yang menarik bagiku.
Foto SBS |
Foto SBS |
Hee Woo selesai menelpon dan pamit pada kedua temannya.
Hee Woo : Baiklah. Aku punya rencana. Aku harus pergi.
Min Soo : Lihat, dia sangat keren.
Kyu Ri : Kau mau pergi ke mana? Kita harus pergi minum untuk perpisahan. Biarkan kami mengadakan pesta perpisahan untukmu.
Hee Woo : Perpisahan? Aku tidak pergi untuk selamanya. Waktu berlalu begitu cepat. Sampai jumpa.
Hee Woo beranjak pergi.
Bersambung ke part 3...