Im mendatangi salah satu rumah pasien.
Seorang pria menghampirinya dan mengajaknya masuk. Ia juga berterima kasih karena Im sudah mau datang.
Ternyata yang sakit adalah wanita yang memberikan Yeon Kyung tumpangan saat Yeon Kyung terjebak untuk pertama kalinya di Joseon.
"Rebus beberapa madu dan likori di air, minumkan padanya secara teratur."
Habis dari rumah pasiennya, Im mampir ke rumah Menteri Pertahanan.
Rupanya Im teringat perkataan Makgae tentang Menteri Pertahanan yang sakit saat dievakuasi dan tidak bisa dirawat karena tidak ada dokter.
Menteri Pertahanan yang sudah tidak bisa melihat dengan jelas pun bertanya pada pelayannya, siapa yang datang.
"Tabib Heo Im dari Haeminseo." jawab sang pelayan.
"Heo Im, kau brengsek. Aku menyesal tidak membunuhmu sebelum aku mati." ucap Menteri Pertahanan.
"Aku datang untuk merawatmu." jawab Im.
"Aku yakin kau datang ke sini untuk mempermalukanku dan balas dendam atas apa yang kulakukan padamu. Apa kau puas melihatku sekarat seperti ini?" ucap Menteri Pertahanan.
"Kalau kau tidak mau, aku akan pergi." jawab Im.
"Kau tidak boleh pergi begitu saja. Kumohon, selamatkan aku." ucap Menteri Pertahanan.
Sontak, Im langsung teringat saat ia memohon pada Menteri Pertahanan untuk mengampuni Ddak Sae.
Im pun mulai memeriksa kondisi Menteri Pertahanan.
Menteri Pertahanan mengidap tumor ganas dan sudah terlambat menolongnya.
Im lalu teringat kata-kata Doo Chil.
"Aku tahu ibuku tidak akan bisa selamat tapi aku hanya ingin membuatnya merasa lebih baik."
Teringat hal itu, Im pun memberikan akupuntur pada si Menteri Pertahanan agar dia merasa lebih baik.
Selesai dengan Menteri Pertahanan, Im berniat pergi ke rumah budak yang bernama Sam Wol.
Di RS Shinhae, seorang pasien seumuran Ha Ra mengamuk. Ia melemparkan mangkuk buburnya ke lantai dan marah-marah pada ibunya.
Tak lama kemudian, Yeon Kyung, Min Jae dan Soo Ho datang.
Min Jae kini sudah menjadi asisten dokter.
Yeon Kyung menyuruh Soo Ho menelpon kafetaria dan menyuruh mereka menyiapkan makanan yang lebih baik.
"Bagaimana bisa mereka menyediakan makanan berminyak untuk pasien jantung?" protes Yeon Kyung.
"... beritahu mereka untuk memberikan daging tipis dan sayuran." suruh Yeon Jae lagi.
Si pasien pun sontak kesal mendengarnya.
"Dasar remaja." ucap Yeon Kyung sambil menatap gelang dari Ha Ra.
Si pasien remaja itu pun mau kabur tapi dipergokin Yeon Kyung.
"Kau mau kemana jam segini. Kau akan masuk ke ruang operasi besok pagi."
"Bukan urusanmu. Kau mau menghentikanku?"
"Tidak. Kenapa aku harus melakukan itu? Aku ingin mengajakmu pergi bersama. Aku punya mobil."
Yeon Kyung pun menunjukkan kunci mobilnya.
"Tapi pakai dulu monitormu sebelum pergi, aku punya semua yang kau butuhkan di tasku tapi untuk yang itu, aku tidak punya." ucap Yeon Kyung.
Si pasien pun syok mendengarnya.
Direktur Shin dan Prof. Hwang sedang memotong pita peresmian pembukaan bangsal kardiologi anak. Semua dokter pun ikut menghadiri acara itu.
Direktur Shin yang melihat Yeon Kyung pun bergegas menghampiri Yeon Kyung.
"Sudah lama sekali. Kudengar kau baru mendapatkan gelar doktormu. Itu pencapaian yang mengesankan di usiamu." puji Direktur Shin.
"Aku masih harus banyak belajar." jawab Yeon Kyung.
"Kau dokter berbakat dan tesismu luar biasa. Kau akan jadi asisten dan rekan kerja profesor sebentar lagi. " puji Direktur Shin.
"Tentu saja, dia dokter yang diperlukan di rumah sakit ini." jawab Prof. Hwang.
"Ibunya Ha Ra menyumbangkan sejumlah uang karena menghormatimu. Aku tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikanmu." ucap Direktur Shin.
"Kenapa itu kebaikanku untukmu? Ini bukan untukmu. Ini untuk anak-anak yang sakit seperti Ha Ra. Kuharap tidak akan ada lagi anak-anak yang tidak bisa dirawat karena kekurangan uang. Itu juga pesan dari ibu Ha Ra." jawab Yeon Kyung.
"Kapan kau bertemu dengannya?" tanya Direktur Shin.
"Belum lama ini di peringatan kematian Ha Ra." jawab Yeon Kyung.
Yeon Kyung lalu beranjak pergi.
Yeon Kyung mengejar Man Soo.
"Wae? Kau iri aku mendapatkan gelar doktor sebelum dirimu?" tanya Yeon Kyung.
"Ani, ani, ani. Aku tidak akan hidup seperti ini kalau aku harus bekerja keras seperti kau untuk mendapatkannya. Kau mengoperasi pasien setiap hari, itu bukan kehidupan. Kau tahu?" jawab Man Soo.
"Seorang dokter tidak ada apa-apanya tanpa operasi dan pasien." ucap Yeon Kyung.
"Kau pikir cuma kau dokter disini? Ini serius, kau tidak akan bisa mengobati penyakit mental. Kau berkencan dengan beberapa pria dan terkadang hidup seperti manusia." jawab Man Soo.
Jae Ha datang. Man Soo pun langsung mengumpat dan mengaku jadi tidak bersemangat setiap kali melihat Jae Ha.
Untuk menenangkan Man Soo, Yeon Kyung pun memberikannya permen.
Sontak, Man Soo protes.
"Kau pikir aku ini anak kecil?"
Jae Ha memberikan undangan pernikahan pada Yeon Kyung.
"Waktunya minggu depan. Dia datang minggu lalu ke Stasiun Seoul dan menyerahkan undangan itu." ucap Jae Ha.
"Dia akhirnya punya menantu." jawab Yeon Kyung.
"Dia kembali bersama dengan anaknya tahun lalu dan mulai bekerja sebagai penjaga keamanan. Dia pamer tentang berapa banyak dia membayar biaya pernikahan anaknya dengan tabungannya." ucap Jae Ha.
"Aku senang mendengarnya." jawab Yeon Kyung.
"Yang lainnya berencana untuk mencuci pakaian mereka dan pergi ke sauna sebelum resepsinya." ucap Jae Ha.
Yeon Kyung pun memandangi Jae Ha.
"Kenapa kau menatapku begitu?" tanya Jae Ha.
"Aku hanya merasa bangga padamu. Kudengar dari kakek, kalau kau mengunjungi mereka setiap dua minggu sekali." jawab Yeon Kyung.
"Aku pergi ke sana bukan karena Heo Im yang memintaku. Maksudku, awalnya aku pergi ke sana karena permintaannya tapi sekarang aku suka ke sana." ucap Jae Ha.
"Aku tahu." jawab Yeon Kyung.
Jae Ha pun ingin menunjukkan kemampuannya yang sudah berkembang pesat pada Im. Tapi sayangnya tidak bisa.
Di Joseon, Im mengobati pasiennya pakai pisau bedah milik Yeon Kyung.
Sontak, si pasien takut melihat pisau bedah itu. Tapi Im tidak peduli dan membedel benjolan di leher belakang si pasien.
Tiba-tiba, terdengar teriakan Makgae yang memanggilnya Kepala Tabib.
Kesal, Im pun langsung beranjak keluar dan memarahi Makgae.
Tapi begitu melihat Suzuki dan Sayaga, ia sontak terkejut.
Sayaga senang Im masih mengingat namanya tapi ia meminta Im melupakan nama itu karena sekarang namanya adalah Kim Cheon Sung.
Suzuki pun mengucapkan terima kasih karena Im sudah menyelamatkannya waktu itu.
Im mengajak mereka bicara di tempat lain.
"Kudengar ada jenderal jadi warga Korea dengan tentaranya. Tidak kusangka itu kau." ucap Im.
"Aku juga mendengar kau menjadi dokter di medan pertempuran." jawab Sayaga.
Sayag lalu menanyakan Yeon Kyung. Ia bertanya apakah Yeon Kyung baik-baik saja.
"Kuharap dia baik-baik saja." jawab Im.
"Kalian sudah tidak bersama?" tanya Sayaga kaget.
"Dia kembali ke tempat asalnya." jawab Im.
"Kalian berdua cocok bersama. Kalau kau bertemu dengannya lagi, kau harus memberitahunya bagaimana kehidupanmu berubah setelah kau bertemu dengannya." ucap Sayaga.
"Dia pasti sudah tahu." jawab Im sedih.
Di halaman belakang Haeminseo, Im melukis love di atas pasir.
Ia teringat kenangannya bersama Yeon Kyung saat menyembunyikan Yeon Kyung di sana.
Yeon Yi tiba-tiba datang mengejutkan Im.
"Yeppeuda. Aku belum pernah melihatnya." ucap Yeon Yi melihat gambar love yang dilukis Im.
"Ini namanya hati. Ini punya dua arti. Yang pertama organ tubuhmu dan yang kedua adalah perasaan saat kau menyukai seseorang."
"Ahjussi, kapan aku bisa mulai belajar pengobatan?" tanya Yeon Yi.
"Nanti kalau kau sudah besar." jawab Im.
Heo Jun lalu datang dan Yeon Yi langsung berlari ke pelukan Heo Jun. Im pun sewot melihat Yeon Yi memeluk Heo Jun.
Im pun menghampiri mereka. Im bertanya, untuk apa Heo Jun datang ke Haeminseo padahal Heo Jun sudah menjadi dokter yang hebat di istana.
Heo Jun berkata, karena itulah ia datang.
Ternyata Heo Jun meminta Im menyembuhkan Raja yang telinganya terus berdenging.
Im pun langsung bersiap-siap di kamarnya.
Saat hendak pergi, seorang pria datang menggendong anak kecil yang terluka karena ditanduk kerbau.
Im pun menyuruh Makgae membawa anak itu ke kamar dan mengambil obat.
"Kau mau membuat Raja menunggu?"
"Dia adalah rakyat Yang Mulia. Dia adalah seseorang yang harus dilindungi Raja. Kalau kau menghentikanku dan membiarkan anak itu mati, kau bisa menangani kemarahan rakyat?" jawab Im.
Di dalam, Im memeriksa kondisi anak kecil itu.
"Untungnya organ dalamnya tidak terluka. Tapi luka tebas bisa berbahaya untuknya. Aku harus menjahit lukanya." ucap Im.
Im pun mulai menjahit luka anak kecil itu seperti yang diajarkan Yeon Kyung.
Setelah itu, barulah Im pergi ke istana.
"Jadi apa kau menyelamatkan anak itu?" tanya Raja.
"Berkat kebaikan Yang Mulia, anak itu masih hidup." jawab Im.
Tapi Raja sudah tidak percaya pada Im yang gagal mengobati migrainnya waktu itu.
Heo Jun pun meminta Raja untuk mempercayai Im.
Im menjelaskan pada Raja kalau telinga berdenging adalah penyakit yang menyakitkan dan hanya Raja lah yang tahu rasa sakitnya.
"Karenanya itu juga disebut sebagai tangisan hati." ucap Im.
Im lantas berkata dalam hatinya, kalau ia berharap bahwa tangisan hati raja adalah penebusan dosa atas kematian rakyat Joseon yang sia-sia karena perang.
Im mulai mengobati Raja. Tak lama setelahnya, Raja pun sembuh.
Raja pun sadar bahwa gosip tentang Im itu benar.
Karena berhasil menyembuhkan Raja, Im pun diangkat menjadi tabib kerajaan.
Direktur Ma mengunjungi Kakek Choi di Haeminseo.
Ia membawakan kakek camilan dan juga soju.
Direktur Ma sudah berubah menjadi lebih baik. Ia bahkan ingin bekerja di Haeminseo.
Tapi kakek menolak saat Direktur Ma meminta dibayar. Tapi saat Direktur Ma bilang, tidak mau dibayar, kakek langsung menerimanya.
Mereka lalu tertawa bersama.
Yeon Kyung sendiri baru selesai melakukan operasi.
Saat hendak keluar, ia melihat Suster Jung yang berdiri dibalik kaca. Suster Jung mengacungkan jempol padanya.
Mata Yeon Kyung seketika berkaca-kaca saat teringat Im yang berdiri disamping Suster Jung, mengawasi dirinya yang sedang mengoperasi Ha Ra.
Usai operasi, Suster Jung menyuruh Yeon Kyung rehat sejenak dan bersenang-senang di klub.
"Suster Jung, saat kau merindukan seseorang, apa yang akan kau lakukan?" tanya Yeon Kyung.
"Tidak banya. Temui dia. Tapi kalau tidak bisa, lihatlah mereka dari hatimu." jawab Suster Jung.
Malam harinya, di Joseon. Im memberikan buku-buku medis pada Makgae.
Ia menyuruh Makgae membacanya agar bisa ikut ujian.
"Tentang dunia dimana dokter itu tinggal, kau bilang wanita bisa menjadi dokter di sana kan?" ucap Makgae.
"Ya itu bemar." jawab Im.
"Itu menyenangkan." ucap Makgae sedih.
Im lalu beranjak pergi. Tapi tiba-tiba, seorang anak yang ibunya diselamatkan Im datang memberikan makanan untuk Im sebagai ucapan terima kasih.
Anak itu lalu berlari ke arah Makgae.
Tiba-tiba, lantai yang menahan rak obat-obatan jeblos. Rak-rak itu pun saling berjatuhan dan hendak menimpa Makgae bersama anak kecil itu.
Melihat itu, Im langsung menjauhkan anak kecil itu dari Makgae dan memeluk Makgae.
Im dan Makgae jatuh dari ketinggian.
Yeon Kyung, Suster Jung dan Soo Ho sedang melakukan tugas mereka di posko kesehatan.
Saat tengah sibuk mengurusi pasien, Yeon Kyung mendengar dua ajumma sedang membicarakan sesosok pria berpakaian Joseon.
Yeon Kyung menatap lurus ke depannya. Pria itu adalah Im!
Mereka saling berpandangan untuk beberapa saat.
Yeon Kyung lalu mengobati memar di tangan Im.
"Aku merindukanmu. Maaf aku datang terlambat." ucap Im.
Wadah jarum Im tampak disamping Yeon Kyung duduk.
Mereka lalu berjalan-jalan di taman Seoul.
"Apa kau merindukanku?" tanya Im.
"Kau kesini sebentar saja?" tanya Yeon Kyung.
"Apa maksudmu sebentar. Aku datang untuk tinggal bersamamu." jawab Im.
"Siapa yang mau tinggal denganmu?" ucap Yeon Kyung.
"Kau sudah punya pacar?' tanya Im.
"Namja chingu." jawab Yeon Kyung.
TAMAT!!!
Prolog :
Makgae keluar dari lift RS Oriental Shinhae dengan wajah ketakutan.
Lalu ia terkejut saat memperhatikan sekeliling RS.
Si dokter kacamata dan rekannya menatap aneh Makgae.
Makgae lalu masuk ke ruangan pengobatan pasien dan bertemu Jae Ha di sana.
Jae Ha tersenyum menyadari Makgae adalah temannya Im.