• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Temptation Of An Angel Ep 1

Episode ini dibuka dengan pernikahan Hyun Woo dan Ah Ran yang diselenggarakan di sebuah pulau. Satu per satu para tamu sibuk menyalami Hyun Woo dan keluarganya. Presdir Shin marah2 ketika salah satu tamunya datang dengan membawa seluruh keluarga.



"Kenapa dia datang dengan membawa seluruh keluarganya! Dia hanya memberikan hadiah 100 ribu won untuk membawa keluarganya ke sini. Ini kerugian besar bagi kita!"

"Ayah Hyun Woo, jangan begitu. Kalau mereka dengar bagaimana?" tegur Nyonya Jo

"Itulah mengapa aku bilang sebaiknya menyelenggarakan pernikahan di Seoul saja! Kenapa kita harus repot2 mengangkut mereka semua ke sini!" ucap Presdir Shin kesal.


Sementara itu di sebuah ruangan. Jo Ah Ran, sang pengantin wanita tengah ribut dengan dua pria berbadan besar. Ah Ran menyuruh kedua pria itu pergi, tapi kedua pria itu tak mau pergi. Pria berkepala botak berkata kalau Presdirnya datang jauh2 ke Jeju khusus untuk bertemu Ah Ran. Ah Ran menatap mereka dengan tajam.

"Apa kau tuli! Ini adalah hari pernikahanku! Jangan rusak pernikahanku dengan omong kosong! Pergilah!" teriak Ah Ran.

"Hei, Jo Ah Ran. Kau benar2 luar biasa. Kau berhasil merayu anak dari pria kaya dan menikahinya. Kau tidak bisa memperlakukan Presdir Hwang seperti ini. Siapa yang telah membuatmu sampai ke tempat ini?" ucap pria yang satunya lagi.


Pria kepala botak lalu mengangkat dagu Ah Ran dan berkata kalau Presdir Hwang menunggu Ah Ran di hotel. Ia menyuruh Ah Ran minta maaf pada Presdir Hwang. Ah Ran menolak. Pria botak itu pun berkata tidak punya pilihan lain. Ia pun memanggil anak buahnya dan menyuruh anak buahnya menyeret Ah Ran keluar.

Sementara itu dibawah, Hyun Woo terkejut dapat kabar kalau pengantinnya dibawa pergi. Mendengar hal itu, Presdir Shin dan Nyonya Jo pun langsung mendekati Hyun Woo. Mereka ingin tau apa yang terjadi. Namun Hyun Woo menolak menjelaskannya dan langsung pergi.

Hyun Woo pergi dengan mobilnya. Tanpa ia sadari, mobilnya berpapasan dengan mobil yang membawa Ah Ran. Para gangster itu menyeret Ah Ri menemui Presdir Hwang. Di sebuah kamar hotel, Presdir Hwang melihat acara pernikahan Ah Ran dari jendela. Tak lama kemudian, Ah Rang di dorong masuk ke kamar Presdir Hwang. Ah Ran pun menatap dingin Presdir Hwang.


"Presdir Hwang, kau disini? Aku tidak mengundangmu karena aku pikir kau sibuk." ucap Ah Ran.

"Apa kau sengaja tidak mengundangku?" tanya Presdir Hwang.

Presdir Hwang lalu mendekati Ah Ran. Presdir Hwang meminta Ah Ran untuk tidak melakukan hal ini lagi. Ini perintah, ucap Presdir Hwang.

"Presdir Hwang!" jawab Ah Ran kesal.

"Aku tidak ingin alasan apapun! Dengar dan lakukan apa yang kukatakan!" bentak Presdir Hwang.


Presdir Hwang lalu menunjuk dada Ah Ran. Ia pun berkata tubuh Ah Ran bukan milik Ah Ran. Setelah itu, Presdir Hwang mengajak Ah Ran makan malam. Ah Ran pun marah.

"Kau sudah melihat tempat pernikahanku kan? Aku akan menikah hari ini! Sekali pun kau mengancamku dengan pisau, aku tidak peduli." ucap Ah Ran sambil menatap tajam Presdir Hwang.


Presdir Hwang pun balik menatap tajam Ah Ran. Presdir Hwang pun bertanya, berapa banyak uang yang sudah ia habiskan untuk Ah Ran. Presdir Hwang lalu mengangkat dagu Ah Ran dan berkata sekalipun Ah Ran menjual hati, Ah Ran tidak akan bisa mengembalikan uangnya.

"Uang!" bentak Ah Ran sambil menepis tangan Presdir Hwang, "... jika uang satu2nya alasan kau ingin aku kembali, baiklah. Akan kubayar disini! Bukankah kau pernah bilang kau ingin mencuri akun Saemi Elektronik?

Presdir Hwang pun terpengarah. Sementara Ah Ran tersenyum senang.


"Kau tidak tahu? Presdir Saemi adalah salah satu klien terbaikku? Jika kau berani merusak pernikahanku, aku akan membocorkan rahasiamu pada Presdir Jang." ancam Ah Ran.

Presdir Hwang pun menatap kesal Ah Ran, tapi ia tidak bisa melakukan apapun karena Ah ran memegang rahasianya. Ah Ran pun berkata lagi, akan memberitahu Presdir Hwang informasi yang dimilikinya setelah pernikahannya selesai. Setelah mengatakan itu, Ah Ran pun beranjak pergi. Presdir Hwang hanya bisa diam sambil menatap kesal Ah Ran.


Ah Ran berjalan dengan wajah terangkat. Namun tiba2 ia panik mendengar suara seorang wanita. Ah Ran pun bergegas sembunyi. Seorang ahjumma muncul dengan beberapa pengawalnya. Ahjumma itu berjalan dengan tergesa2 dan menyuruh pengawalnya menangkap Ah Ran.


Sementara itu, Hyun Woo baru saja tiba di hotel. Bersamaan dengan itu, Hyun Min dan Joo Seung menghampiri orang tuanya. Presdir Shin menanyakan Ah Ran. Hyun Min pun berkata ia dan Joo Seung sudah mencari kemanapun tapi tak dapat menemukan Ah Ran. Dengan wajah kesal Presdir Shin berkata pernikahan itu harus dibatalkan. Joo Seung pun membujuk Presdir Shin untuk menunggu sebentar lagi.

"Dari awal wanita itu memang mencurigakan. Memangnya serumit apa sih kehidupannya sampai ia diculik di hari pernikahannya! Sesuatu seperti ini hanya bisa terjadi di film2." ucap Hyun Ji.


"Kakakmu bukan orang yang ceroboh. Dia adalah wanita pilihan kakakmu, jadi kita harus percaya padanya." bela Nyonya Jo.

"Katakan apa yang lebih penting selain hari pernikahanmu? Tidak peduli seberapa sakitnya mereka, bagaimana bisa orang tuanya tidak datang di hari pernikahan putrinya?" ucap Presdir Shin.


Presdir Shin lalu berkata pada Joo Seung.

"Bukankah dia menetap di Amerika? Ayahnya pengusaha besar di Amerika. Apa semua itu bohong?"

"Aku memiliki teman alumni Berkeley, jadi aku mengenal Ah Ran dengan baik. Aku dengar dia berasal dari keluarga baik2." jawab Joo Seung.

"Benarkah? Itu cukup melegakan." ucap Presdir Shin.

Ah Ran beranjak meninggalkan tempat itu dengan langkah terburu2. Namun baru beberapa langkah, ia dipergoki pengawal ahjumma itu. Pengawal ahjumma itu pun langsung mengejar Ah Ran. Ah Ran berlari sekencang mungkin, hingga akhirnya ia berhasil tiba diluar. Ia berdiri di balkon atas tempat acara pernikahannya. Dari atas, ia melihat Hyun Woo yang sedang panik mencari dirinya.


"Shin Hyun Woo, ayo kita menikah. Tunggulah. Akan kubuat dirimu jatuh cinta padaku." ucap Ah Ran tapi dengan wajah penuh kebencian.


Ah Ran lalu melompat ke bawah dan jatuh ke kolam renang. Melihat itu, Hyun Woo langsung melompat ke kolam renang dan menyelamatkan Ah Ran. Setibanya di atas, Hyun Woo langsung menanyakan apa yang terjadi. Ah Ran berbohong dengan mengatakan bekas karyawan ayahnya berusaha menculiknya dan tidak ada satu pun yang datang menyelamatkannya.

"Aku pikir aku akan mati." ucap Ah Ran lagi.

"Tapi bagaimana kalau sesuatu terjadi padamu? Bagaimana kalau kau terluka? Apa kau pikir hidupmu milik dirimu sendiri?" marah Hyun Woo.


"Aku tidak takut kematian. Aku lebih takut kalau aku harus melupakanmu Shin Hyun Woo. Memang benar yang dikatakan orang kalau kau hanya bisa mencintai satu orang seumur hidupmu." jawab Ah Ran berkaca2.
Mendengar itu, Hyun Woo luluh dan langsung memeluk erat Ah Ran. Tak lama kemudian, keluarga Hyun Woo datang. Mereka terkejut melihat yang terjadi. Sedangkan Ah Ran menarik napas lega.


Ah Ran dan Hyun Woo akhirnya resmi menikah. Senyum tak pernah lepas menghiasi wajah keduanya. Namun Presdir Shin terlihat kesal. Namun senyum Ah Ran langsung menghilang begitu melihat Presdir Hwang berjalan ke arahnya. Ah Ran pun mengenalkan Presdir Hwang sebagai teman ayahnya. Presdir Hwang membenarkan ucapan Ah Ran itu. Presdir Hwang juga memberikan Ah Ran hadiah jam tangan mewah dan sebuah amplop. Setelah itu, Presdir Hwang beranjak pergi. Ah Ran pun kesal menatap kepergian Presdir Hwang.


Sekarang Ah Ran duduk sendirian di kamarnya, membaca surat dari Presdir Hwang. Dalam suratnya, Presdir Hwang meminta Ah Ran untuk menyimpan rahasia itu. Presdir Hwang juga berkata Ah Ran memiliki waktu sampai selesai bulan madu. Wajah Ah Ran pun langsung berubah kesal. Ia meremas dan melemparkan kertas itu.


Seorang wanita muda datang menemui Ah Ran. Ah Ran memberikan sebuah amplop pada wanita itu. Ah Ran kemudian menatap serius wanita itu dan berkata kalau ia tinggal lama di Amerika dan setelah mendapatkan gelar hukumnya, ia bersikap2 pergi ke Italia untuk sekolah desain. Itulah yang harus dikatakan wanita itu di depan orang lain. Ah Ran juga mengancam akan mengambil lagi uang itu jika wanita itu berani bicara yang sebenarnya. Wanita itu mengangguk, lalu pergi. Setelah wanita itu pergi, Ah Ran meneguk minumannya dan teringat kematian kedua orang tuanya.

Flashback....


Saat itu, Ah Ran kecil bersama ibu dan adiknya pergi menemui ayahnya yang sedang bekerja. Sang ayah yang sedang mengendarai mobil derek terlihat senang dengan kedatangan anak dan istrinya. Namun sesuatu terjadi pada mereka. Kayu2 yang dibawa sang ayah dengan mobil derek jatuh dan hendak menimpa sang ayah. Ibu Ah Ran kemudian berlari menghampiri ayah Ah Ran. Kayu itu pun jatuh menimpa keduanya. Ah Ran pun langsung menangis kencang. Tak lama, Presdir Shin datang. Ah Ran memohon agar Presdir Shin menyelamatkan ayah dan ibunya. Tapi Presdir Shin malah menyuruh seketarisnya mengusir Ah Ran. Presdir Shin juga meminta Seketaris Nam menutupi kematian orang tua Ah Ran.

Flashback end...

Kata2 seseorang juga terngiang di telinga Ah Ran.

"Sebenarnya ayahmu ingin mengekspos latar belakang direktur, namun pada akhirnya ia menemui ajalnya. Kenapa dia malah pergi dan mengganggu Presdir."


Wajah Ah Ran pun langsung berubah penuh kebencian.

"Ayah, ibu. Aku akan menjadi menantu Shin Woo Sub. Aku akhirnya masuk ke keluarga musuh kita." ucap Ah Ran.


Malam harinya... kedua mempelai tengah menikmati pesta pernikahan mereka. Mereka berdansa diantara para tamu. Di sisi lain, Hyun Ji berdansa dengan Joo Seung. Ah Ran kemudian memeluk Hyun Woo dan tersenyum menatap Joo Seung. Hyun Ji yang asyik berdansa dengan Joo Seung tidak menyadari kalau Ah Ran mengambil ponselnya saat mereka berdekatan.


Ah Ran menjauhi kerumunan orang dan mengirim pesan pada seseorang melalui ponsel Hyun Ji. Dalam pesannya, Ah Ran berkata kalau ia memiliki informasi tentang perusahaan ayahnya. Ah Ran pun mengirimkan pesan itu atas nama Hyun Ji. Selesai mengirim pesan, Ah Ran pun membuang ponsel Hyun Ji. Tak lama setelah itu, Hyun Ji datang menghampiri Ah Ran. Ah Ran pun kaget.

"Eonni, sedang apa kau disini? Kakakku sedang menunggumu." ucap Hyun Ji.


Ah Ran pun tersenyum manis, aku merasa sedikit pusing karena minum anggur terlalu banyak.
Hyun Ji pun percaya. Ah Ran lalu menggandeng lengan Hyun Ji dan mengajaknya pergi.
Adegan lalu berpindah pada Hyun Woo dan Ah Ran yang mengantarkan Joo Seung ke depan hotel. Joo Seung hendak pulang. Hyun Woo pun meminta Joo Seung menjaga keluarganya selama ia tak ada di rumah. Joo Seung mengangguk dan meminta Hyun Woo untuk tidak cemas.


"Hyungsoo-nim, ini adalah bulan madu kalian. Apa kau menyesal tidak bulan madu keluar negeri?" tanya Joo Seung.

Ah Ran pun tersenyum, sejak kecil aku menetap di luar negeri, jadi itu bukan masalah bagiku. Akan lebih baik menghabiskan waktu bersama Hyun Woo disini."

Ah Ran pun menyenderkan kepalanya di bahu Hyun Woo. Hyun Woo tersenyum,

"Baiklah kalau begitu aku pergi." jawab Joo Seung.


"Sepertinya ia tidak berbohong soal keluarganya." ucap Hyun Ji yakin setelah melihat barang2 mewah hadiah pernikahan Hyun Woo dan Ah Ran.


Sang ayah yang duduk di depannya pun berkata kalau di masa depan ada masalah dengan perusahaan mereka, mereka bisa meminta bantuan pada Ah Ran. Namun sang ibu tidak setuju. Nyonya Jo berkata itu hanya akan mempermalukan keluarga mereka. Presdir Shin pun marah dan beranjak pergi. Nyonya Jo hanya bisa terdiam sambil menghela napasnya.


Hyun Woo memberikan kejutan berupa kereta kencana yang sudah dihiasi oleh bunga2. Ah Ran tertegun dengan kejutan Hyun Woo. Hyun Woo pun berkata kalau ia akan membuat Ah Ran menjadi wanita paling bahagia di dunia. Ah Ran terharu. Hyun Woo lantas membantu Ah Ran masuk ke kereta kudanya.


Ah Ran semakin terharu saat mereka melintasi sebuah taman, lampu2 di taman menyala membentuk gambar hati.


Hyun Woo juga menyiapkan kejutan lain. Ia menghiasi kamar dengan lilin yang disusun berbentuk hati dan balon warna warni. Hyun Woo pun tersenyum karena kejutan yang disiapkannya sudah selesai.


Sementara itu, Presdir Shin menemui koleganya di sebuah restoran. Koleganya memberi ia sebuah amplop sebagai hadiah pernikahan Hyun Woo dan Ah Ran. Tanpa ia sadari, seseorang memotret dirinya yang tengah menerima amplop tersebut.


Sementara itu Ah Ran yang sedang berjalan2 di tepi kolam renang berbicara dengan seseorang di telepon. Dari pembicaraan mereka, sepertinya mereka tengah merencanakan sesuatu. Ah Ran berkata pada orang itu kalau ia melakukannya dengan baik. Ia lalu bertanya apa orang itu sudah menyelesaikan masalah soal dana rahasia. Ah Ran lalu tersenyum senang. Ah Ran lalu berkata kalau ia sangat merindukan orang itu. Lalu orang itu pun muncul di belakang Ah Ran. Orang itu, Joo Seung!!

"Joo Seung-ssi. Kau masih disini?" seru Ah Ran tak percaya. Joo Seung hanya tersenyum. Joo Seung lalu merentangkan kedua tangannya. Ah Ran tersenyum senang dan berlari ke pelukan Joo Seung.

"Kenapa kau tidak memberitahuku? Jika aku tahu kau ada disini, aku pasti akan langsung menemuimu." ucap Ah Ran.

"Kau cantik sekali hari ini, membuatku sedikit cemburu." jawab Joo Seung.

"Apa kau tahu? Selama upacara pernikahan, aku selalu menatap ke arahmu." ucap Ah Ran.

Joo Seung lantas melepaskan pelukannya dan menatap Ah Ran dalam2.

"Ini pertama kalinya aku cemburu pada Hyun Woo. Setidaknya dia tidak perlu sembunyi2 menemuimu." jawab Joo Seung.


Ah Ran pun menatap sedih Joo Seung. Tiba2 terdengar teriakan Hyun Woo yang memanggil Ah Ran. Ah Ran pun panik. Joo Seung lantas menarik Ah Ran ke dalam kolam renang. Tak lama kemudian, Hyun Woo muncul di kolam renang dan mencari Ah Ran. Sementara itu di dalam kolam renang, Ah Ran dan Joo Seung berciuman!!

Joo Seung lalu membawa Ah Ran ke dalam kamar pengantin. Disana, mereka kembali berciuman. Sementara itu diluar, Hyun Woo masih mencari Ah Ran.


Ah Ran dan Joo Seung terus berciuman hingga ke atas kasur.


Hyun Woo masih mencari Ah Ran. Ia pun tersenyum saat melihat ke arah kamar pengantinnya, seseorang menutup kain jendelanya.

Joo Seung dan Ah Ran masih berciuman di kasur. Mereka baru berhenti saat mendengar suara Hyun Woo yang memanggil Ah Ran. Hyun Woo berlari ke villanya dan mencari Ah Ran. Karena tak menemukan Ah Ran, Hyun Woo pergi ke kamarnya. Hyun Woo membuka pintu kamarnya. Ah Ran pun keluar dari dalam.


"Kenapa kau begitu lama? Karena kau begitu lama, aku pergi mandi." ucap Ah Ran dengan tatapan menggoda.

"Apa? Kau sudah mengganti bajumu dengan baju tidur. Ini malam pertama kita, harusnya kita minum anggur dulu." jawab Hyun Woo.

Ah Ran pun tersenyum. Hyun Woo lalu meletakkan tangan Ah Ran di dadanya.

"Aku sedikit gugup." ucap Hyun Woo lagi sembari tersenyum menatap Ah Ran.


Ah Ran lalu mendekat ke Hyun Woo. Ah Ran pun berkata terima kasih, kamarnya sangat indah. Ah Ran lalu bertanya kapan Hyun Woo menyiapkan semua itu? Hyun Woo pun berkata ia akan melakukan itu setiap hari jika Ah Ran menginginkannya.


Hyun Woo lalu mendengar sebuah suara. Ah Ran pun berkata kalau itu suara jendela yang tertiup angin. Ah Ran lalu merangkul Hyun Woo. Mereka pun berciuman hingga ke kasur. Dari balik jendela, Joo Seung berdiri dengan wajah sedih.


Pagi harinya, Hyun Woo terbangun dari tidurnya dan heran tidak menemukan Ah Ran disampingnya. Hyun Woo lalu mencari Ah Ran ke kamar mandi, namun Ah Ran juga tak berada di sana.


Ah Ran ternyata duduk di tepi pantai bersama Joo Seung. Ah Ran menyenderkan kepalanya di bahu Joo Seung. Ah Ran berkata sangat bosan dengan bulan madunya. Joo Seung pun menjawab akan lebih baik jika Ah Ran meninggalkan Hyun Woo. Joo Seung juga berkata takut kalau Ah Ran benar2 jatuh cinta pada Hyun Woo. Wajah Ah Ran pun langsung berubah kesal. Dan Ah Ran berkata ia mengingat dengan baik kematian tragis orang tuanya.


"Karena mereka, orang tuaku meninggal. Aku bahkan juga kehilangan adikku. Aku bertahan hidup dengan mengobrak ngabrik tempat sampah dan memakan makanan anjing."

Ah Ran lalu menatap Joo Seung dengan mata berkaca.

"Jika kau tahu bagaimana kehidupanku saat aku kecil, kau tidak mungkin berkata seperti itu."
"Walaupun Hyun Woo tidak bersalah?" tanya Joo Seung.

"Itu sudah takdirnya karena lahir dari orang tua seperti itu. Aku tidak akan pernah memaafkan mereka. Selama jantungku masih berdetak, aku akan terus mencengkram tenggorokan Shin Woo Sub." jawab Ah Ran berapi2.


Hyun Min sedang mengecek barang2 di tokonya. Lalu tanpa sengaja ia menjatuhkan kertas2 catatannya. Saat sedang memunguti kertasnya, ia dikejutkan dengan Yeon Jae yang tau2 sudah berdiri di depannya. Hyun Min pun teriak, apa yang kau lakukan disini!

"Sepertinya kau pemilik tempat ini. Kau bekerja dengan keras, seperti pada awal jam di pagi ini. Aku tidak melihat siapapun diluar sana, makanya aku datang." jawab Yeon Jae.

"Apa kau tidak bisa membaca tulisan yang ada di pintu? Dibutuhkan karyawan yang berpenampilan menarik. Maksudnya menarik, memiliki tinggi dan berat badan proporsional." ucap Hyun Min sambil menunjuk ke pintu.

Yeon Jae malah ketawa lebar dan memuji dirinya sendiri. Ia berkata sudah sering menerima pujian kemana pun dirinya pergi. Hyun Min kesal dan meminta Yeon Jae berhenti tertawa.


"Ngomong2 apa kau kuat? Apa kau sanggup memindahkan semua barang yang ada di sini?" tanya Hyun Min.

Yeon Jae pun langsung diam dan melihat sekelilingnya. Hyun Min lantas mengajak Yeon Jae memindahkan semua barang yang ada di sana.

"Baiklah, tapi aku tidak kuat kalau harus memindahkan semua ini..." ucap Yeon Jae sambil melihat sekelilingnya.

"Tapi sebentar... yang itu tidak buruk." ucap Yeon Jae lagi sambil menunjuk ke sebuah meja berukuran kecil. Yeon Jae lalu mengangkat meja itu dan mengayunkan2nya. Sambil mengayunkan meja itu, ia berkata meja itu ibarat sepotong kue baginya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Hyun Min sambil menatap aneh Yeon Jae.

Yeon Jae kemudian mengangkat kasur, membuat Hyun Min melongo. Yeon pun tertawa dan bertanya apa itu sudah cukup agar ia diterima sebagai karyawan. Hyun Min masih diam. Yeon Jae lalu berkata kalau ia belum makan dan ia meminta dibuatkan sup oleh Hyun Min.


Presdir Shin ditemani Seketaris Kang baru saja tiba di kantornya. Setibanya di kantor, seseorang yang mengaku sebagai reporter menemui dirinya. Orang itu meminta klarifikasi Presdir Shin terkait tuduhan yang dialamatkan pada Presdir Shin bahwa Presdir Shin telah mengancam dan memeras perusahaan kecil.

Presdir Shin pun marah, siapa yang mengatakan hal itu! Apa kau punya bukti? Jangan bicara omong kosong jika kau tidak memiliki buktinya! Kau bisa di penjara dalam waktu yang lama!

Reporter Lee pun tersenyum dan berkata ia tidak akan ada di sana kalau ia tidak memiliki buktinya. Reporter Lee lalu menunjukkan sebuah foto yang diambil saat Presdir Shin bertemu dengan koleganya disebuah restoran. Saat itu Presdir Shin menerima uang dalam jumlah yang cukup besar sebagai hadiah pernikahan anaknya. Reporter Lee juga berkata sejak tahun 2005, Presdir Shin menerima sejumlah uang setiap bulannya dari pebisnis lain.

"Siapa yang membuat omong kosong ini! Bajingan mana! Kau terlihat seperti sedang mengancamku karena menginginkan sesuatu dariku. Kau tidak bisa mengancamku semudah itu." jawab Presdir Shin.

"Aku bukanlah orang yang bisa mengancam orang lain semudah itu. Shin Hyun Ji adalah putrimu kan?" ucap Reporter Lee.

Reporter Lee lalu menunjukkan pesan yang ia terima dari Hyun Ji.

"Sepertinya putrimu ingin mengatakan sesuatu padaku." ucap Reporter Lee lagi.

Presdir Shin pun kaget, Apa!


Setibanya di rumah, Presdir Shin langsung menampar Hyun Ji. Hyun Ji pun kaget. Nyonya Jo kaget dan bertanya apa yang terjadi.

"Berani2nya kau menghancurkan kesepakatan bisnis ayahmu! Aku bekerja keras membangun karirku! Dan kau berpikir untuk menghancurkannya! Apa kau bekerja sama dengan reporter itu untuk mendapatkan uang dariku!" bentak Presdir Shin.

"Aku tidak mengerti apa yang ayah bicarakan? Setidaknya buat aku mengerti sebelum kau membunuhku!" teriak Hyun Ji.

"Kau masih menyangkal hal itu!" Presdir Shin balas berteriak sambil menunjuk Hyun Ji.

Presdir Shin lalu menatap tajam ke arah istrinya dan menuduh sang istri yang menghasut Hyun Ji melakukan hal itu.

"Tidak seorang pun yang tahu tentang dana rahasia. Kenapa reporter itu bisa tahu!" teriak Presdir Shin.
"Apa yang kau bicarakan? Dana rahasia apa? Ini pertama kalinya aku mendengar hal ini." jawab Nyonya Jo bingung.

"Jadi istri dan anakku sendiri berusaha mengancamku? Kalian berdua menjual rahasiaku untuk mendapatkan uang? Apa yang kalian harapkan dengan melakukan ini!" teriak Presdir Shin.

"CUKUP!" teriak Hyun Ji.

"Apa kau pikir kau bisa menjatuhkanku! Tidak! Shin Woo Sub tidak akan pernah jatuh! Sekarang, pergilah temui reporter itu dan selesaikan semuanya!" teriak Presdir Shin.


Tiba2, Presdir Shin merasakan sakit di tengkuknya. Presdir Shin lalu jatuh pingsan.


Presdir Shin terbaring tak sadarkan diri di ranjangnya. Nyonya Jo disamping Presdir Shin, mengurus Presdir Shin. Joo Seung juga ada disana. Joo Seung berkata sudah menyuntikkan obat penenang pada Presdir Shin. Joo Seung lalu memberikan obat tekanan darah untuk Presdir Shin.

"Kau sudah bekerja keras. Kau boleh pergi sekarang." jawab Nyonya Jo.


Joo Seung lalu memberikan vitamin untuk Nyonya Jo, namun Nyonya Jo menolaknya. Nyonya Jo berkata ia punya vitamin sendiri. Joo Seung pun pergi dengan wajah kecewa.


Ah Ran sedang berkuda ditemani Hyun Woo. Hyun Woo melihat Ah Ran dari kejauhan. Ah Ran lalu mendekati Hyun Woo dan mengajak Hyun Woo berkuda, namun ditolak oleh Hyun Woo. Hyun Woo berkata ia membenci kuda karena pernah jatuh dari kuda saat dirinya masih kecil dan sejak itu menderita acrophobia. Ah Ran pun ngambek dengan berkata dirinya menyukai pria yang jago olahraga. Hyun Woo minta maaf karena dia tidak berbakat dalam olahraga apapun.

"Tapi..." lanjut Hyun Woo, "... kau bisa meminta Joo Seung menemanimu berolahraga."

Ah Ran pun tersenyum. Lalu ponsel Hyun Woo berbunyi. Telepon dari Hyun Ji. Hyun Woo heran adiknya menangis. Begitu mendengar kabar dari adiknya, Hyun Woo pun kaget. Hyun Woo pun langsung berniat pulang. Ia berkata pada Ah Ran terjadi sesuatu dengan perusahaan. Namun Hyun Woo tidak enak pada Ah Ran karena mereka sedang bulan madu. Ah Ran pun berkata kalau sekarang ia juga bagian dari keluarga Hyun Woo. Ah Ran lalu mengajak Hyun Woo pulang.


Di apartemennya, Joo Seung sedang melihat foto2 Ah Ran pada sebuah layar raksasa. Sejurus kemudian, wajah Joo Seung berubah kesal. Joo Seung lalu mengambil sebuah foto dari dompetnya. Sebuah foto tua, foto seorang pria tua dan wanita tua. Namun Joo Seung menutupi foto wanita tua itu dengan jarinya. Ia menatap foto si pria tua dengan wajah kesal bercampur sedih.


Hyun Woo dan keluarganya sedang berkumpul membahas masalah dana rahasia yg telah diketahui Reporter Lee. Hyun Woo bilang akan jadi masalah besar jika hal ini bocor ke publik. Nyonya Jo pun minta maaf karena menyuruh Hyun Woo pulang saat Hyun Woo sedang honeymoon.

"Cepat cari reporter itu dan selesaikan masalah ini! Jangan sampai masalah ini bocor ke publik! Tidak perlu berapa uang yang harus kita berikan pada pria itu, aku tidak mau artikel itu diterbitkan!" perintah Presdir Shin.

"Tapi kenapa kita harus memberikan uang pada pria itu? Aku mencium sesuatu yang busuk disini. Seseorang menggunakan ponselku yang hilang dan berusaha menghancurkanku dengan cara ini." ucap Hyun Ji.

Ah Ran pun menatap Hyun Ji dengan tegang.

"Aku akan pergi ke kantor surat kabar dan mencari tahu siapa orang itu." lanjut Hyun Ji lagi.

Hyun Ji pun ingin pergi, namun Ah Ran menahannya. Ah Ran berkata Hyun Ji hanya akan memperburuk keadaan bila Hyun Ji pergi kesana karena mereka akan memanfaatkan Hyun Ji. Hyun Ji mendengus kesal dan kembali duduk.

"Kalau sampai ada penyelidikan, reputasi dan aset ayah akan hancur." ucap Ah Ran memanasi Presdir Shin.

Presdir Shin pun terpancing. Ia berkata tidak akan jatuh semudah itu.

"Itulah kenapa kita harus segera melindungi asetmu. Ayah bilang itu Harian Daesun kan? Aku punya teman yang bekerja di Harian Daesun. Apakah ayah mau aku mengurusnya?" ucap Ah Ran.

"Benarkah? Dalam kasus ini, kami sangat butuh bantuanmu. Kita tidak bisa duduk diam saja. Ayah akan segera ditangkap." jawab Hyun Min.

Dan Ah Ran pun mengangguk.


Ah Ran dan Hyun Woo masuk ke kamar mereka. Setibanya di kamar, Hyun Woo menggendong Ah Ran dan mendudukkannya di kasur. Hyun Woo lalu mencium kening Ah Ran dan mengucapkan terima kasih karena Ah Ran sudah baik pada orang tuanya.

"Besok aku akan pergi menemui temanku dan reporter itu. Tapi sekarang masalah ini menjadi begitu rumit. Akan lebih baik memberitahu ayah untuk menyiapkan sejumlah uang." ucap Ah Ran lagi.

"Sepertinya bantuanmu akan dibutuhkan lagi untuk bisnis yang baru." jawab Hyun Woo.

"Aku pasti membantumu." ucap Ah Ran.

Ah Ran lalu memeluk Hyun Woo. Ia pun berkata lagi.


"Ayah dan ibu tidak melakukannya dengan baik. Kau pasti sangat terluka. Aku sangat kecewa hal seperti ini terjadi setelah kita menikah."

"Ayah orang yang kuat. Ia pasti mampu melewati situasi yang sulit seperti ini." jawab Hyun Woo.
Hyun Woo lalu bertanya kenapa Ah Ran begitu baik dan peduli. Wajah Ah Ran pun langsung berubah kesal dan penuh dendam.


Keesokan paginya, Joo Seung sedang bermain tennis. Selesai main tennis, ia pergi ke lokernya. Saat membuka loker, ia menemukan sebuah amplop berwarna cokelat di lokernya. Ia pun puas setelah melihat isinya. Beberapa foto Nyonya Jo yang menemui seorang pria.

Sementara itu Hyun Min kaget saat Ah Ran memberitahu mereka harus membayar reporter itu sebanyak 3 milyar. Ah Ran berkata reporter itu setuju dibayar 3 milyar setelah diyakinkan oleh temannya. Ah Ran pun menambahkan jika masalah itu bocor ke publik maka uang berapa pun tidak akan mampu menyelesaikannya.

Presdir Shin pun langsung melemparkan cek senilai 3 milyar. Tidak hanya itu. Presdir Shin juga berkata akan mengubah nama Soul Store menjadi atas nama Hyun Woo.

"Kita tidak boleh membiarkan hal ini mempengaruhi perkembangan bisnis baru kita." ucap Presdir Shin lagi.

Ah Ran pun menyeringai, namun tak ada yg melihat senyum licik Ah Ran. Presdir Shin lalu menatap tajam Hyun Ji. Ia menyalahkan Hyun Ji sebagai penyebab kejadian ini. Ia berkata karena kecerobohan Hyun Ji mereka kehilangan 3 milyar won.

"Apa ayah masih mencurigaiku? Bukankah sudah kubilang, bukan aku. Berapa kali harus kukatakan pada ayah kalau aku kehilangan ponselku?" protes Hyun Ji.

"Masalah ini telah berlalu sekarang. Kau bisa fokus mulai sekarang." ucap Ah Ran menenangkan Hyun Ji.

"Apa tidak apa2 kau pergi sendirian? Haruskah aku ikut denganmu?" tanya Hyun Woo pada Ah Ran.

"Akan lebih nyaman bagiku pergi sendirian." jawab Ah Ran, lalu mengambil cek itu dan beranjak pergi. Sedangkan Hyun Woo kecewa karena Ah Ran tidak mau pergi dengannya.


Ah Ran dan Joo Seung jalan2 di sekitar perkebunan. Ah Ran menertawakan kebodohan Shin's Family yang percaya begitu saja kalau dirinya akan membawa uang 3 milyar itu pada reporter itu.

"Bahkan setelah membayar reporter palsu itu masih tersisa banyak untukku." ucap Ah Ran lagi.

"Harus kuapakan uang ini? Haruskah kugunakan sebagai uang belasungkawa ketika Shin Woo Sub mati?" ucap Ah Ran pada Joo Seung.

Ah Ran lalu tertawa puas. Joo Seung lantas mengajak Ah Ran pergi. Ia berkata harus tiba di rumah sakit sebelum Presdir Shin tiba disana. Ah Ran cemberut. Ia merangkul Joo Seung dan berkata kenapa waktu cepat sekali berlalu ketika mereka sedang bersama.

"Aku juga tidak mau pergi." jawab Joo Seung seraya tersenyum.

Ponsel Ah Ran lalu berbunyi. Ah Ran kaget karena telepon itu dari Presdir Hwang.

"Kudengar kau sudah kembali dari bulan madumu. Kenapa aku tidak mendengar kabar apapun darimu? Bukankah kau berjanji memberiku informasi tentang produk terbaru Saemi Electronic. Apa kau lupa?" ucap Presdir Hwang.

"Bukan begitu." jawab Ah Ran.

"Besok hari terakhirmu. Kalau besok aku masih tidak mendapat kabar apapun, aku pastikan kau akan mati di tangan suamimu." ucap Presdir Hwang.


Pembicaraan berakhir. Ah Ran pun panik. Ia bertanya pada Joo Seung apa yang harus ia lakukan.

"Lalu kenapa kau berjanji? Kau tahu kan orang macam apa Presdir Hwang itu?" ucap Joo Seung.
"Aku tidak punya pilihan lain. Aku harus pergi dan menemui Presdir Saemi Electronic untuk mendapatkan informasi itu. Aku sudah melangkah sejauh ini, aku tidak bisa membiarkan Presdir Hwang merusak rencanaku." jawab Ah Ran.

"Itu mustahil! Bagaimana bisa kau mencari sesuatu yang penting dari sebuah perusahaan!" ucap Joo Seung.

"Aku akan mencoba segala cara. Aku akan mengatur pesta untuk Joo Ah Ran malam ini. Aku harus pergi sekarang karena aku ada janji dengan Shin Hyun Woo. Kita bertemu lagi nanti malam." jawab Ah Ran.


Hyun Woo mengajak Ah Ran ke salah satu toko Soul Furniture. Ah Ran yang tidak mengerti bertanya pada Hyun Woo tempat apa itu?

"Sebenarnya aku berencana membuat grand opening hari ini setelah kita kembali dari bulan madu, tapi aku terpaksa menundanya beberapa hari. Ini adalah hadiah pernikahan untukmu Ah Ran. Hadiah ini juga bentuk ucapan terima kasih ayahku karena kau sudah membantu ayahku." jawab Hyun Woo.

Hyun Woo lalu menatap Ah Ran... "Toko pertama Soul Furniture. Ah Ran, kau pemilik toko ini."

Ah Ran pun kaget, apa? Hyun Woo lalu mengajak Ah Ran masuk ke dalam. Ah Ran tersenyum lebar.

"Beberapa barang dirancang oleh perusahaan kita. Kita juga sudah mengimpor beberapa barang lain. Ah Ran, mulai hari ini kau lah yang akan merancang barang2 ini." ucap Hyun Woo.

Ah Ran pun langsung memeluk erat Hyun Woo.


"Gomawoyo. Hadiah ini jauh dari apa yang kubayangkan." ucap Ah Ran senang.

"Aku bahagia jika kau bahagia." jawab Hyun Woo.

"Hyun Woo-ssi, hal terbaik yang kulakukan sejak lahir adalah tidak mematuhi orang tuaku dan memilih bersamamu." ucap Ah Ran.

"Keberuntungan yang terjadi padaku adalah bertemu denganmu." jawab Hyun Woo membuat Ah Ran tersenyum.

"Apa kau mau ikut denganku? Ada acara di panti asuhan." ucap Hyun Woo lagi.

"Panti asuhan?" tanya Ah Ran bingung.

"Ibuku diam2 mensponsori sebuah panti asuhan. Karena ibuku tidak mau jadi pusat perhatian, jadi aku yang menangani masalah panti asuhan atas namanya sejak aku masih muda." jawab Hyun Woo.

"Meskipun aku benar2 ingin pergi denganmu, kenapa kau tidak pernah mengajakku ke perusahaan? Aku ingin tahu lebih dalam lagi tentang perusahaan. Boleh kan?" rayu Ah Ran.


Yoon Jae Hee sedang berada di bus. Saat busnya melewati Toko Furniture Soul, Jae Hee kaget melihat Hyun Woo. Jae Hee memanggil Hyun Woo ayah berkaki panjang. Jae Hee pun meminta supir bus berhenti dan membukakan pintu. Namun supir bus menolak. Jae Hee pun panik.

Jae Hee akhirnya turun dari bus dan kembali ke tempat ia melihat Hyun Woo tadi. Namun sayang Hyun Woo sudah pergi. Saat Jae Hee sibuk celingukan mencari Hyun Woo, tanpa sengaja ia menabrak Ah Ran yang saat itu baru keluar dari tokonya. Jae Hee pun terjatuh.


"Apa kau baik2 saja?" tanya Ah Ran sambil membantu Jae Hee berdiri.

"Maafkan aku. Aku sedang bingung." jawab Jae Hee.

"Tidak apa2." ucap Ah Ran.

Ah Ran pun beranjak pergi. Jae Hee kemudian kaget saat melihat ke bawah. Ia memungut barangnya yang sudah rusak dan panik. Barang itu pemberian dari Hyun Woo (i am sorry, gue gak tahu itu apa barang apa. tapi sepertinya itu kotak musik).


Joo Seung sedang memeriksa tekanan darah Presdir Shin. Presdir Shin yang ditemani oleh Seketaris Kang, menyuruh Seketaris Kang memeriksa uang yang masuk dan keluar dari toko pertama mereka. Mendengar itu, Joo Seung langsung menatap Presdir Shin.

"Kau bahkan tidak percaya pada anakmu sendiri, apalagi menantumu." batin Joo Seung.

"Bagaimana? Apa aku akan segera mati?" tanya Presdir Shin begitu Joo Seung selesai memeriksa tekanan darahnya.

"Tekanan darah anda normal, tapi anda tetap tidak boleh bekerja terlalu keras. Pulang lah ke rumah lebih awal dan beristirahat." jawab Joo Seung seraya tersenyum.


Presdir Shin pun bangkit.. Seketaris Kang membantu Presdir Shin memakan jas. Presdir Shin bertanya pada Joo Seung, mau sampai kapan Joo Seung bekerja untuk orang lain?

"Aku berencana membangun rumah sakit kecil untukmu. Selesaikan urusanmu dan tinggalkan tempat ini." ucap Presdir Shin.

"Aku tidak ingin berutang lagi padamu. Kalau pun aku berencana keluar dan mulai bekerja di rumah sakit, aku ingin melakukannya dengan kemampuanku sendiri." jawab Joo Seung.

"Apa kau takut karena kau adalah putra Seketaris Nam?" tanya Presdir Shin.

Presdir Shin lalu berkata lagi kalau Seketaris Nam sudah seperti saudaranya. Menghabiskan uang untuk anak Seketaris Nam tidak masalah baginya. Joo Seung pun hanya tersenyum mendengar ucapan Presdir Shin.

Presdir Shin lalu mengajak Seketaris Nam pergi. Begitu Presdir Shin pergi, wajah Joo Seung langsung berubah kesal.


Presdir Shin masuk ke mobilnya.. ia pun menemukan sebuah amplop putih berukuran besar di mobilnya. Presdir Shin penasaran dan membuka amplop itu. Betapa kagetnya ia melihat isi amplop itu. Isi amplop itu foto2 istrinya yang bertemu pria lain.

"Siapa yang berani melakukan ini padaku!" teriak Presdir Shin lalu merobek foto2 itu.


Nyonya Jo berada di tempat penginapan.. ia melukis dan berbicara dengan seseorang di telepon.. pembicaraan mereka seputar dana yang ia berikan pada panti asuhan. Nyonya Jo bertanya apakah orang itu sudah menyiapkan hadiah untuk seorang gadis.

"Kudengar dia lulusan sekolah perawat...." ucap Nyonya Jo.

Tepat saat itu Presdir Shin datang dan mendengar semuanya.

"... kau harus membelikannya hadiah." lanjut Nyonya Jo lagi.

Nyonya Jo juga meminta jangan membuat kesepakatan apapun disana agar Presdir Shin tidak curiga.
Presdir Shin pun marah, apa yang kau lakukan! Apa yang sudah kau lakukan di belakangku!
Nyonya Jo pun kaget dan langsung menutup teleponnya.

"Yeobo..." ucap Nyonya Jo.

"Ini sudah berlangsung cukup lama kan? Dan kau melakukannya diam2?" jawab Presdir Shin kesal.

"Ini salah paham. Aku hanya..."


"Berapa banyak rahasia yang kau miliki! Berapa banyak pria yang kutemui di belakangku! Kau bersikap baik di depanku, tapi di belakangku kau diam2 mencoba menghancurkanku! Kesalahan apa yang telah kulakukan? Aku bekerja keras agar kalian semua bisa hidup layak! Kenapa kau mempermainkanku seperti ini!" teriak Presdir Shin, lalu menyiramkan cat ke tubuh Nyonya Jo.

Nyonya Jo pun teriak...

"Yeobo, aku bersalah. Tolong maafkan aku. Aku hanya menyumbangkan sedikit uang untuk panti asuhan. Maaf karena aku tidak memberitahukannya padamu." ucap Nyonya Jo.

"Kau beramal untuk orang asing, tapi kenapa sikapmu berbeda pada suamimu sendiri! Kau mungkin juga menganggapku sebagai lelucon. Kenapa tidak kau tertawakan saja aku dan katakan aku bukan manusia!" teriak Presdir Shin.

Presdir Shin lalu beranjak pergi. Nyonya Jo pun menangis...


Jae Hee berlari ke panti asuhannya... ia pun langsung memeluk ibu panti asuhannya.

"Bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukanmu jadi aku berlari kesini dari tempat pemberhentian bus." ucap Jae Hee.

"Kau ini masih saja seperti anak2." jawab ibu panti.

"Aku lulus minggu lalu. Kau bilang anak2 terserang flu jadi kau tidak bisa datang?" tanya Jae Hee.

"Aku tidak bisa membantumu apapun ketika kau di perguruan tinggi." jawab ibu panti.

"Kenapa kau bicara begitu. Kau sudah banyak membantuku." ucap Jae Hee.

"20 tahun yang lalu, siapa orang yang telah mensponsorimu? Hari ini Nyonya Shin datang membawakan hadiah untukmu. Dia bilang itu hadiah kelulusanmu. Dia memberimu ucapan selamat karena kau telah menjadi seorang perawat sekarang." jawab ibu panti.

"Orang itu datang kesini?" ucap Jae Hee kaget.


Jae Hee pun langsung membuka kado dari Nyonya Jo. Tas tangan yang sangat cantik, itulah hadiah kelulusan yang diberikan Nyonya Jo untuk Jae Hee. Jae Hee lalu bertanya sudah berapa lama Nyonya Shin pergi. Ibu panti berkata kira2 20 menit yang lalu.

"Dia bilang dia ingin memetik sayuran di kebun sebelum pergi." lanjut ibu panti.

Jae Hee pun langsung pergi. Ibu panti tersenyum melihat Jae Hee yang pergi terburu2.

"Gadis itu, dulu dia datang kesini saat dia masih belajar berjalan. Sekarang dia sudah menjadi seorang perawat." ucap ibu panti.


Jae Hee berlari ke tempat penginapan Nyonya Jo. Sesampainya disana, ia melihat Hyun Woo sedang memetik dedaunan. Jae Hee pun sumringah dan ingin menghampiri Hyun Woo. Namun langkahnya terhenti ketika Hyun Woo menerima sebuah telepon.

"Aku masih di panti. Aku akan pulang terlambat malam ini. Aku ada janji makan malam dengan beberapa klien. Aku juga mencintaimu." ucap Hyun Woo.

Mendengar kalimat terakhir Hyun Woo, wajah Jae Hee pun berubah. Ia tak jadi menghampiri Hyun Woo. Hyun Woo pun pergi tanpa menyadari keberadaan Jae Hee. Jae Hee menatap kepergian Hyun Woo dengan wajah sedih.

"Jadi dia sudah menikah. Aku bahkan tidak tahu." ucap Jae Hee kecewa.


Ah Ran tiba di sebuah klub dengan pakaian seksi. Ia diantar Joo Seung. Joo Seung pun bertanya, apa kau sudah siap? Presdir Saemi sudah ada di dalam.

"Presdir Jang adalah orang yang penuh dengan kecurigaan. Ia menyimpan informasi penting di kartu memorinya dan membawa itu setiap saat. Aku hanya perlu mengambil kartu memori itu." jawab Ah Ran.

Ah Ran lalu masuk ke dalam... di dalam sudah menunggu Presdir Jang juga beberapa pria dan wanita penghibur. Mereka pun langsung menyambut Ah Ran dan memanggil Ah Ran dengan nama Rosemarry. Presdir Jang memuji kecantikan Ah Ran. Ah Ran pun tersenyum nakal.

Mereka lalu bersulang untuk kesuksesan Saemi Electronics. Setelah itu, yang dilakukan Ah Ran cukup membuat syok.. ia menari dengan gaya erotis!!

Sementara itu diluar, ada Hyun Woo dan salah satu kliennya. Hyun Woo diajak kliennya masuk ke dalam namun Hyun Woo menolak.. Hyun Woo beralasan karena istrinya sedang menunggu di rumah. Klien Hyun Woo pun tertawa.

"Direktur Shin, kami semua juga punya istri. Kalau anda seperti ini, sepertinya kita tidak bisa melanjutkan kerjasama kita di masa depan." ucap klien Hyun Woo.

Hyun Woo pun tak punya pilihan lain selain menuruti ajakan kliennya.


Joo Seung duduk sendirian di lobby. Ia menunggu Ah Ran. Wajahnya pun langsung berubah panik begitu melihat Hyun Woo. Namun sayang, Hyun Woo tidak melihat Joo Seung. Hyun Woo dan kliennya terus beranjak ke dalam.


Hyun Woo tampak tak nyaman berada di tempat itu. Tidak seperti klien2nya yang sedang bersenang2 dengan para wanita. Video Rosemary pun diputar.. Seketaris Hyun Woo kaget dan langsung memberitahu Hyun Woo. Hyun Woo terbelalak. Dengan takut2 ia menoleh ke arah layar televisi. Namun tepat saat itu, layar televisi tiba2 menghitam. Hyun Woo pun langsung beranjak pergi.

Sementara itu di ruangan lain, Ah Ran sedang berjoget dengan beberapa pria. Ia pun berhenti saat melihat Presdir Jang tidur sambil duduk. Ah Ran pun langsung mendekati Presdir Jang. Setelah memastikan Presdir Jang sudah tidak sadar, Ah Ran pun langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk mencuri kartu memori Presdir Jang. Setelah berhasil mendapatkan kartu memori Presdir Jang, Ah Ran bergegas keluar dari ruangan itu.


Tepat setelah Ah Ran keluar, Hyun Woo muncul dan memeriksa ruangan satu per satu. Namun ia tak dapat menemukan Ah Ran. Tinggal pintu terakhir. Dengan tangan bergetar, Hyun Woo membuka pintu itu. Tepat saat itu, Joo Seung datang. Hyun Woo pun tak jadi melihat ke dalam.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Hyun Woo.

"Klinikku mengadakan jamuan disini." jawab Joo Seung. Joo Seung lantas bertanya, kau sendiri sedang apa disini? bukankah kau membenci tempat ini?"

"Aku sedang makan malam dengan klienku." jawab Hyun Woo.

Hyun Woo lalu pamit dan pergi dengan terburu2. Begitu Hyun Woo pergi, Joo Seung langsung masuk ke ruangan yang dimasuki Ah Ran tadi.


Joo Seung dan Ah Ran sedang meng-copy isi kartu memori Presdir Jang. Setelah selesai, Joo Seung menyuruh Ah Ran untuk segera meninggalkan tempat itu. Joo Seung memberitahu Ah Ran kalau Hyun Woo ada di luar. Ah Ran pun kaget.


Hyun Woo sedang di perjalanan menuju rumah. Wajahnya tampak cemas.. pikirannya berusaha menyangkal kalau wanita yang ada di klub tadi adalah Ah Ran. Tiba2 Hyun Woo ingat kata2 Ah Ran. Ah Ran bilang dia ingin mengetahui lebih banyak tentang Soul. Hyun Woo pun memutar balik mobilnya. Tak lama kemudian, ia tiba di Soul Store.


Hyun Woo awalnya ragu2 masuk ke dalam. Namun melihat ada seseorang di dalam, Hyun Woo pun langsung masuk ke dalam. Ia pun langsung tersenyum lega mengetahui orang itu Ah Ran. Ya, Ah Ran sedang duduk sambil membuat konsep desain beberapa furniture. Hyun Woo pun langsung memeluk Ah Ran. Membuat Ah Ran kaget.

"Hyun Woo-ya, kenapa kau kesini?" tanya Ah Ran heran.


Hyun Woo pun menarik Ah Ran ke dalam pelukannya.

"Maafkan aku. Aku benar2 meminta maaf." jawab Hyun Woo.

"Ada apa Hyun Woo? Apa sesuatu telah terjadi?" tanya Ah Ran.

Hyun Woo tidak menjawab dan malah menangis.

"Hyun Woo-ya, kenapa kau menangis?" tanya Ah Ran.

Hyun Woo pun melepaskan pelukannya dan menatap lembut Ah Ran.

"Aku benar2 bodoh karena telah mencurigai istriku yang begitu pintar dan cantik. Aku sangat malu. Aku bersumpah hal seperti ini tidak akan terjadi lagi sampai aku mati." ucap Hyun Woo.

Hyun Woo pun kembali memeluk Ah Ran. Wajah Ah Ran yang tadinya lembut pun langsung berubah dingin.


Keesokan harinya... Nyonya Jo dibantu ketiga anaknya sedang menyiapkan peralatan untuk BBQ. Hyun Min sedang memanggang daging. Hyun Ji dan Nyonya Jo yang menata meja makan. Tak lama kemudian, Hyun Woo datang membawakan sebuket kecil bunga rose. Mereka berempat kemudian bercanda dan tertawa. Disaat mereka sedang asyik bercanda, Ah Ran pun datang membawa bingkisan. Langkah Ah Ran pun terhenti saat melihat pemandangan itu. Ia pun teringat masa lalunya ketika ia dan adiknya harus makan makanan sisa.


Mata Ah Ran pun berkaca2.. ia menatap tajam ke arah Nyonya Jo.


Presdir Shin pun datang. Wajah Nyonya Jo langsung berubah kesal saat Presdir Shin berkata mengundang Joo Seung makan bersama mereka. Tak lama kemudian, Ah Ran datang dan membawakan kado untuk Nyonya Jo. Ah Ran bilang seseorang mengirimkan kado itu untuk Nyonya Jo. Nyonya Jo pun membuka kadonya. Hyun Ji terkejut karena isinya sebuah blazer. Presdir Shin pun membaca kartu pesan yang ada di dalamnya.

[Kyung Hee, aku rasa ini cocok untukmu, jadi aku membelikannya untukmu. Terima kasih untuk uang yang kau kirimkan. Besok aku ingin makan siang denganmu]

Wajah Presdir Shin pun berubah kesal. Ah Ran menatap Presdir Shin, menunggu reaksi Presdir Shin. Nyonya Jo menatap Presdir Shin dan bertanya siapa yang mengirimkan blazer itu dan apa yang dikatakannya.

"Apa kau tidak malu dengan anak2mu!" bentak Presdir Shin, membuat semuanya kaget.


Presdir Shin lantas kembali ke dalam. Setibanya di dalam, ia melihat foto keluarganya. Amarahnya memuncak. Ia pun memukul foto keluarganya dengan stik golf. Tanpa ia sadari, Ah Ran berdiri di belakangnya dan menatapnya dengan tajam.


Kini Ah Ran berbicara dengan Hyun Woo diluar. Mata Ah Ran berkaca2.

"Ibu pasti sangat sedih. Hyun Woo, kenapa kau tidak mengajak ibumu jalan2? Aku akan bicara pada ayah." ucap Ah Ran.

"Kalau begitu aku serahkan ayah padamu." jawab Hyun Woo.


Sementara itu di dalam Presdir Shin duduk melamun. Tak lama Ah Ran datang memberitahu ada telepon untuk Presdir Shin. Namun Presdir Shin tidak mau menerima telepon itu. Ah Ran berkata telepon itu sangat penting, dari seseorang yang bernama Joo Chul Min.

"Dia bilang dia pengawas di pabrik ayah." ucap Ah Ran lagi.

Presdir Shin pun kaget, Joo Chul Min? Bukankah orang itu sudah mati.

Ah Ran lalu memberikan teleponnya pada Presdir Shin. Presdir Shin pun menyuruh Ah Ran pergi. Ah Ran menurutinya. Namun ia meninggalkan kamar Presdir Shin dengan wajah liciknya.

"Siapa ini?" tanya Presdir Shin, namun telepon itu terputus.


Sementara itu diluar Ah Ran menatap tajam ke arah kamar Presdir Shin sambil memegangi sebuah ponsel. Joo Seung datang dan hanya diam menatap Ah Ran. Sepertinya Ah Ran lah yang menelepon Presdir Shin memakai ponsel itu dan mengaku sebagai Joo Chul Min.


Presdir Shin terbaring lemas di ranjangnya dengan jarum infus menancap di tangan. Joo Seung menyuruh Presdir Shin istirahat. Tak lama, Presdir Shin pun tertidur.


Ah Ran bicara dengan Joo Seung di kamarnya. Joo Seung memberitahu Ah Ran kalau ia memberikan obat tidur pada Presdir Shin, jadi Presdir Shin akan tertidur sampai besok pagi.

"Aku akan menjual ponsel ini atas nama ibu. Itu akan berguna buat kita di masa depan." jawab Ah Ran.

Joo Seung lalu memberikan daftar aset yang dimiliki Presdir Shin. Ia berkata sebagian besar aset itu sudah digunakan untuk berinvestasi di Soul Furniture. Ah Ran pun melihat daftar aset itu dan berkata rencana mereka berjalan dengan baik.

"Setelah insiden reporter palsu itu, ayah akan memberikan Soul Furniture pada Hyun Woo. Ayah sangat berhati2 tapi ia dengan gampangnya memberikan sesuatu pada Hyun Woo." ucap Ah Ran.

"Apa kau tahu cara termudah membunuh seekor katak?" tanya Joo Seung.

"Bagaimana caranya?" tanya Ah Ran.

"Letakkan katak itu ke dalam air yang hangat dan perlahan2 turunkan suhunya. Katak akan merasa hangat dan mati dengan nyaman. Lakukan cara yang sama. Ambil harta benda perlahan2." jawab Joo Seung.
"Ayo kita minum untuk hari ini." ucap Ah Ran sambil mengangkat gelasnya.

Mereka pun bersulang dan saling bertatapan. Beberapa saat kemudian, keduanya berdiri dan saling berciuman. Terdengar suara pecahan kaca, karena Ah Ran membanting gelasnya begitu saja.


Tepat saat itu Hyun Woo dan keluarganya pulang. Mereka tidak jadi makan siang karena Nyonya Jo mencemaskan kondisi Presdir Shin. Sementara itu di kamar, Ah Ran dan Joo Seung terus berciuman. Kamera lalu menyorot foto pernikahan Ah Ran dan Hyun Woo.


Joo Seung lalu menggendong Ah Ran ke tempat tidur. Tepat saat itu Hyun Woo masuk ke kamarnya dan kaget melihat keduanya di tempat tidur. Ah Ran dan Joo Seung juga kaget dengan kemunculan Hyun Woo yang begitu tiba2.

Bersambung ke episode 2

Temptation Of An Angel



Profile :

Drama : Temptation Of An Angel 
Revised Romanization : Cheonsaui Yuhok
Hangul :  천사의 유혹
Director : Son Jung Hyun
Writer : Kim Sun Ok
Episodes : 21
Network : SBS
Release Date : October 12 - December 22, 2009
Runtime : Monday & Tuesday 20:50
Language : Korean
Country : South Korean

Sinopsis :

Joo Ah Ran memutuskan untuk menikahi Shin Hyun Woo karena ingin membalaskan dendam pada orang yang sudah menghancurkan keluarganya. Namun tak lama setelah pernikahan mereka, Hyun Woo mengetahui semuanya. Disaat Hyun Woo sudah mengetahui rencana balas dendam Ah Ran, Hyun Woo mengalami kecelakaan hebat. Kecelakaan itu membuat dirinya mengalami koma. Berkat Yoon Jae Hee, Hyun Woo sembuh dari komanya. Ah Ran yang mengetahui hal itu pun berupaya membunuh Hyun Woo dengan meledakkan villa tempat Hyun Woo menginap. Karena kejadian itu, semua mengira Hyun Woo telah meninggal. Tak ada yang tahu bahwa Hyun Woo sudah menyelinap keluar sebelum ledakan terjadi. Hyun Woo lalu menjalani operasi plastik. Setelah menjalani operasi plastik, wajahnya berubah drastis. Ia pun mengganti namanya menjadi Ahn Jae Sung. Semua itu dilakukannya untuk membalaskan dendamnya pada Ah Ran.


Cast : 

Lee So Yeon as Joo Ah Ran
Han Sang Jin as Shin Hyun Woo
Bae Soo Bin as Shin Hyun Woo/Ahn Jae Sung.
Kim Tae Hyeon as Nam Joo Seung
Hong Soo Hyun as Yoon Jae Hee
Kim Dong Keon as Shin Hyun Min
Kang Yu Mi as Kim Yeon Jae
Jin Ye Sol as Shin Hyun Ji
Jeong Gyu Su as Joo Ah Ran's father
Han Jin Hie as Shin Woo Sub
Cha Hwa Yeon as Jo Kyung Hee
Sung Chang Hoon as Secretary Kang
 

I Have a Lover Ep 15 Part 2

Sebelumnya <<<



Di ruangannya, Jin Eon tengah memikirkan sesuatu sampai-sampai ia tak menyadari Manajer Byeon yang masuk ke ruangannya. Manajer Byeon datang membawakannya makanan. Manajer Byeon lantas menatap Jin Eon dengan tajam sambil bertanya-tanya bagaimana caranya agar ia mengetahui apa yang dipikirkan Jin Eon. Manajer Byeon kemudian mengumpat-ngumpat karena harus masuk ke kantor di Hari Minggu.

Jin Eon lalu berbalik dan terkejut menatap Manajer Byeon. Manajer Byeon langsung memasang tampang manis dan berkata dirinya membawakan makanan untuk Jin Eon. Namun Jin Eon menyuruh Manajer Byeon makan sendiri karena ia mau pergi. Manajer Byeon pun mengejar Jin Eon, namun langkahnya terhenti karena makanannya jatuh. Bersamaan dengan itu, Tae Seok juga keluar dari ruangannya. Ia pun tertegun melihat Jin Eon.

“Apa yang akan kau lakukan di kantor hari libur begini?” tanya Jin Eon.

“Bagaimana denganmu? Apa kau akan pulang ke rumah?” tanya Tae Seok balik.

“Tidak.” Jawab Jin Eon, “… lalu kau sendiri?”

“Aku akan makan malam dengan adikku.” Jawab Tae Seok.


Jin Eon dan Tae Seok pun naik lift bersama. Begitu lift hendak menutup, Manajer Byeon pun datang dan masuk ke lift. Namun, Jin Eon menyuruh Manajer Byeon naik ke lift yang berbeda. Tae Seok dan Manajer Byeon pun terkejut. Jin Eon lalu berkata ada sesuatu yang ingin dikatakannya pada Tae Seok. Manajer Byeon dan Tae Seok pun saling berpandangan. Tae Seok lalu menyuruh Manajer Byeon pergi.

“Kenapa kau berbohong tentang Hae Gang yang berada di China? Alamat dan nomor telepon yang kau bilang akan kau berikan padaku juga palsu?” tanya Jin Eon.

Tae Seok pun langsung menelan ludahnya. Wajahnya terlihat tegang.

“Bagaimana kau tahu?” tanya Tae Seok.

“Siapa yang menghapus catatan Hae Gang dan kenapa? Apa ayah yang melakukannya? Jika bukan, apa kau yang melakukannya? Kenapa kau melakukan sampai sejauh itu?” ucap Jin Eon.

Tae Seok menatap Jin Eon dengan tegang.

“Jawab aku.” Pinta Jin Eon.

Tae Seok lalu mengalihkan pandangannya dan berkata Hae Gang menghilang tanpa jejak. Tae Seok lalu kembali menatap Jin Eon dan mengakui ia yang menghapus catatan Hae Gang atas perintah Presdir Choi.

“Dia bercerai darimu dan rumor aneh mungkin berkembang karena dia menghilang. Kau tahu kan Cheon Nyeon Farmasi sangat menjaga nama baik? Selama ini, kau mencarinya, apa kau menemukan sesuatu?”

“Tidak.”

“Lalu apa yang akan kau lakukan?”

“Jika dia menghilang, kita harus mencarinya. Temukan dia dan bawa dia ke tempatnya.”


Hae Gang sedang menemani salah satu pasien korban pudoxin yang ditolak oleh Baek Seok. Pria itu meminta maaf karena meminta Hae Gang datang pagi-pagi. Hae Gang berkata ia penasaran apakah pria itu sudah mendapatkan pengacara yang lain. Pria itu pun berkata ia tidak memiliki bukti yang kuat. Ia juga berkata tentang ancaman Cheon Nyeon Farmasi yang akan membunuhnya jika ia bersikeras mencari pengacaranya.

Hae Gang pun terkejut mendengarnya. Hae Gang lalu berjanji akan membantu pria itu. Pria itu terkejut. Ia bertanya apa Hae Gang akan melakukannya sendiri. Hae Gang pun tersenyum dan berkata Baek Seok akan membantu mereka jika mereka mulai mempersiapkan semuanya. Pria itu pun mengucapkan terima kasih pada Hae Gang.


Sementara itu, Gyu Seok baru saja mendapat balasan e-mail dari Yong Gi. Dalam e-mailnya, Yong Gi berkata akan segera kembali ke Korea bersama dengan Woo Joo. Yong Gi juga meminta Gyu Seuk jangan berhenti mengembangkan obat untuk penyakit Gaucher. Yong Gi bahkan juga mengirimkan fotonya bersama Woo Joo. Gyu Seok tersenyum melihat foto Yong Gi dan Woo Joo. Namun beberapa detik kemudian, senyumnya menghilang karena teringat Hae Gang yang dikiranya Yong Gi. Ia pun terlihat bingung.

Lalu tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Gyu Seok pun menyuruh orang itu masuk dengan pandangan mata terfokus pada foto Yong Gi. Tae Seok pun masuk ke ruangan Gyu Seok. Tae Seok mengomentari ruangan Gyu Seok yang sangat sempit. Namun Gyu Seok berkata ruangan medis sama saja baik besar mau pun kecil. Tae Seok lalu mengajak Gyu Seok pergi keluar. Gyu Seok menolak, namun Tae Seok memaksa.


Tae Seok dan Gyu Seok bertemu Hae Gang di koridor rumah sakit. Gyu Seok memanggil Hae Gang dengan nama Yong Gi. Tae Seok pun kaget, dan semakin kaget saat melihat wajah Hae Gang. Gyu Seok pun mendekati Hae Gang. Hae Gang menyapa Gyu Seok begitu teringat Gyu Seok adalah dokter dari anak kliennya.


“Dokgo Yong Gi-ssi, apa tujuanmu mendekatiku? Apa karena obatku?  Kau berbohong soal Woo Joo? Kau mengarang cerita, kan? Lain kali, jangan mengirim e-mail apapun padaku. Jika kau mengirimnya lagi, aku tidak akan melepaskanmu.” Ucap Gyu Seok.

Hae Gang yang tidak melakukan itu, tentu saja bingung.

“Siapa dia? Apa namanya Dokgo Yong Gi?” tanya Taek Seok kaget tanpa melepaskan tatapannya dari Hae Gang.

“Hyung, kau tidak perlu tahu.” Jawab Gyu Seok lalu beranjak pergi.


Sementara itu, Nyonya Kim yang berada di rumahnya sedang melihat buku tahunan Yong Gi. Kata-kata seseorang pun terngiang di telinganya. Orang itu bilang jika Nyonya Kim menghubungi ketua kelas mereka, mungkin saja Nyonya Kim akan mendapatkan nomor kontak Yong Gi. Sementara itu di belakang Nyonya Kim, Gyu Seok dan Tae Seok makan bersama.


“Apa sebelumnya kau sudah pernah bertemu dengan Yong Gi? Bagaimana kau mengenalnya?” tanya Tae Seok penasaran.

“Aku tidak mengenalnya. Jangan ganggu aku.” Jawab Gyu Seok.

“Apa kau yakin namanya Dokgo Yong Gi?” tanya Tae Seok.

“Aku tidak mengenalnya.” Jawab Gyu Seok lagi.


Jin Eon minum-minum sendiran. Tak lama kemudian, Hyun Woo pun datang. Hyun Woo bertanya kenapa Jin Eon minum-minum begitu. Jin Eon pun berkata tidak ada apa-apa. Dia mengatakannya berkali-kali kalau tidak ada apa-apa. Hyun Woo lantas ikut minum bersama Jin Eon.

“Hyun Woo-ya.” Panggil Jin Eon, “… Hae Gang tertawa. Dia tertawa keras dan hangat. Hae Gang juga pintar bernyanyi. Dia menegur anak-anak dan menyemangati mereka juga. Dia mengambil uang yang belum dibayar.”

“Hae Gang melakukannya? Tidak mungkin.” Jawab Hyun Woo tidak percaya, “… tapi apa kau bertemu dengannya? Kapan dan dimana?”


Hyun Woo lalu menyadari sesuatu dan bertanya apakah Yong Gi adalah Hae Gang.

Jin Eon mengangguk. “Dia terlihat bahagia. Hae Gang terlihat hangat. Yang membuatku sakit hati. Membuatku sedih…”

Jin Eon mulai menangis.

“Aku terluka karena dirinya.” Ucap Jin Eon lagi.


Sementara itu Hae Gang yang sedang memeriksa dokumen di kantor Baek Seok, teringat kata-kata Jin Eon pada Tae Seok malam itu.

“Kau bilang Yong Gi cinta pertamamu. Aku tidak tahu siapa dia dan tidak tertarik padanya. Yang aku tahu dia istriku. Orang itu yang bersamamu bukan Dokgo Yong Gi tapi istriku. Bahkan jika seseorang mengatakan tidak, bahkan jika dia bilang tidak, aku tahu itu dia. Karena dia istriku.” Ucap Jin Eon.


Hae Gang pun tertegun. Matanya sekilas berkaca-kaca. Hae Gang lalu mengambil ponselnya. Sepertinya ia ingin menghubungi Jin Eon, tapi ragu-ragu. Sementara itu, Jin Eon sedang menatap ponselnya. Jin Eon juga ingin menghubungi Hae Gang. Hae Gang sudah siap memencet nomor Jin Eon, namun tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ia pun tertegun karena itu telepon dari Jin Eon.

“Halloo…” sapa Hae Gang sedikit canggung.

Namun Jin Eon tak langsung menjawab. Hanya helaan nafasnya yang ia berikan pada Hae Gang.

“Aku tahu kau Choi Jin Eon.” Ucap Hae Gang.

“Bahkan meskipun kau tahu, kau menjawab teleponku. Kau membenciku?” jawab Jin Eon.

“Langsung ke intinya.” Pinta Hae Gang.

“Langsung ke intinya?” tanya Jin Eon lagi.


Hae Gang mengiyakan.

“Aku merindukanmu. Aku sekarat karena merindukanmu. Aku seharusnya tidak bertemu denganmu. Jika aku bertemu denganmu, aku bisa gila. Jika aku bertemu, aku akan…. aku akan…”

“Aku memiliki pekerjaan. Aku akan menutup teleponnya.”


Hae Gang pun buru-buru menutup teleponnya. Kata-kata Jin Eon itu membuat dirinya tertegun. Sementara itu Jin Eon ingin memulai semuanya lagi dengan Hae Gang. Ia mengajak Hae Gang memulainya dari awal. Jin Eon lalu menundukkan kepalanya dan berusaha menenangkan hatinya.


Sama seperti Jin Eon, Hae Gang juga merasakan sesuatu di hatinya. Perasaan yang sama sekali tidak ia mengerti.

Jin Eon kembali minum. Tanpa disadarinya, Manajer Byeon membuntutinya. Manajer Byeon mengeluarkan catatannya dan hendak menuliskan gerak gerik Jin Eon di buku catatannya. Tanpa disadari Manajer Byeon, Hyun Woo muncul dan berdiri di sampingnya. Manajer Byeon pun terkejut saat melihat Hyun Woo. Manajer Byeon beralasan ia datang karena disuruh untuk membawa Jin Eon pulang. Hyun Woo pun mengatakan sesuatu yang membuat Manajer Byeon terkejut. Hyun Woo berkata misi Manajer Byeon gagal. Manajer Byeon pun menyangkal kalau dirinya sedang melakukan misi. Mereka lalu membicarakan tentang sepak bola.


Nyonya Hong memberitahu Seol Ri kalau dua keluarga akan segera bertemu untuk membicarakan pernikahan. Seol Ri pun kaget. Seol Ri bertanya pada Nyonya Hong apakah Jin Eon akan hadir dalam pertemuan itu. Nyonya Hong pun memarahi Seol Ri. Ia menasehati Seol Ri agar membawa Jin Eon keluar dari masa lalu. Ia menyuruh Seol Ri mengambil hati Jin Eon. Ia bahkan berkata jika Seol Ri tidak bisa mengambil hati Jin Eon, maka Seol Ri harus memiliki anak dari Jin Eon terlebih dahulu agar bisa mengambil hatinya.


Diam-diam Jin Ri menguping pembicaraan mereka. Seol Ri bertanya pada Nyonya Hong tentang Hae Gang. Ia bertanya kenapa semua orang berbohong tentang Hae Gang. Nyonya Hong dan Jin Ri terkejut dengan pertanyaan Seol Ri. Seol Ri pun berkata ia bertemu dengan seseorang yang mirip Hae Gang. Nyonya Hong pun terkejut, apa? Wanita seperti apa dia yang mirip dengan Hae Gang?

“Sunbae pikir dia Do Hae Gang. Dia menderita karena nya.” Jawab Seol Ri.

“Itu tidak mungkin! Memangnya siapa Do Hae Gang? Bagaimana mungkin dia menjadi Do Hae Gang. Itu tidak mungkin!” ucap Nyonya Hong.


Sementara itu, Jin Ri terlihat senang mendengar kata-kata Seol Ri tentang wanita yang mirip Hae Gang itu.

“Tolong bantu aku, ibu mertua. Tolong hentikan Jin Eon Sunbae.” Pinta Seol Ri.

“Wanita seperti apa dia?” tanya Nyonya Hong.

“Dia pacar kakakku. Dia wanita yang akan menikah dengan kakakku.” Jawab Seol Ri.

Nyonya Hong pun langsung teringat pada gadis yang ia lihat di rumah Baek Seok. Saat itu, Tuan Baek berkata gadis itu akan menjadi calon menantunya. Nyonya Hong terkejut, meski ia tidak melihat wajah gadis itu.

Jin Ri lalu datang, “Yang Mulia Kang Seol Ri. Siapa namanya? Bawa dia ke rumah agar kami bisa melihat seberapa miripnya dia dengan Hae Gang. Jika kau mengatakan ini pada kami dari awal, ini tidak akan terjadi. Dia menderita setelah melihat wanita yang mirip dengan Hae Gang. Kalau dia tahu istrinya sudah meninggal, dia mungkin akan mati.”

“Tidak bisakah kau diam!” bentak Nyonya Hong.

“Apa maksudmu kakak ipar?” tanya Seol Ri.

“Dia menyuruhku tutup mulut.” Jawab Jin Ri sambil tersenyum rese’.


Jin Ri pun beranjak pergi. Seol Ri lantas menatap Nyonya Hong dengan wajah penasaran. Seol Ri lalu pergi menemui Jin Ri. Jin Ri menyuruh Seol Ri pergi dengan alasan dirinya sedang sibuk. Tapi Seol Ri tetap ingin bicara dengan Jin Ri. Seol Ri bahkan memanggil Jin Ri dengan panggilan hyung-nim/kakak ipar.

“Hyung-nim? Kau bukan Do Hae Gang dan tidak cocok meniru Do Hae Gang. Kenapa kau memanggilku Hyung-nim? Aku tidak nyaman kau memanggilku seperti itu jadi berhati-hati lah mulai sekarang.” Jawab Jin Ri.

“Lalu aku harus memanggilmu apa?” tanya Seol Ri.

“Nyonya.” Jawab Jin Ri singkat.


Seol Ri pun kesal mendengarnya. Tapi ia mencoba menahan kekesalannya. Ia pun menanyakan maksud perkataan Jin Ri tadi tentang Hae Gang. Ia bertanya dimana dan kenapa Hae Gang pergi. Ia bertanya kenapa semua orang menyembunyikan tentang Hae Gang.

“Kenapa aku harus menceritakannya padamu? Ini urusan keluargaku.” Jawab Jin Ri.

“Hyung-nim, kumohon.” Pinta Seol Ri.

“Bawa gadis yang mirip Hae Gang ke sini. Jika Jin Eon menderita setelah bertemu dengannya, itu artinya gadis itu benar-benar mirip dengan Hae Gang. Aku benar-benar menyukainya…” ucap Jin Ri.

Seol Ri pun menatap Jin Ri dengan kesal. Dan Jin Ri semakin memancing emosi Seol Ri.

“Omo.. mungkin dia akan memanggilku hyung-nim.” Ucap Jin Ri.

Seol Ri pun mengancam Jin Ri, “Bolehkah aku mengatakan pada ayah mertua bukan Do Hae Gang yang melakukannya, tapi kau yang menyebarluaskan foto itu.”

Jin Ri pun kaget, apa?

“Jika kau tidak mengatakannya padaku, akan kuberitahu pada ayah kebenarannya.” Ancam Seol Ri.

Jin Ri pun tertawa kesal mendengar ancaman Seol Ri itu.

“Hyung-nim…” ucap Seol Ri dengan suara sedikit keras.

“Jangan lakukan ini padaku, tapi pergi lah ke Buam-dong dan tanyakan padanya dimana Do Hae Gang.” Ucap Jin Ri.

“Apa?” tanya Seol Ri bingung.

“Jika kau mengikuti ibunya Hae Gang, kau akan tahu dimana Do Hae Gang.” Jawab Jin Ri.


Hae Gang membereskan dokumennya dan bersiap pulang. Langkahnya pun terhenti begitu melihat Jin Eon yang duduk di tangga. Beberapa detik kemudian, barulah Jin Eon menatap Hae Gang. Jin Eon lalu berdiri dan menatap Hae Gang. Jin Eon terlihat lemas dan wajahnya juga pucat.

“Kau sudah mau pulang? Aku akan mengantarmu pulang.” Ucap Jin Eon.

“Aku bawa mobil sendiri.” Jawab Hae Gang.

“Biarkan aku mengantarmu pulang.” Ucap Jin Eon.

“Apa kau mabuk? Kau pulanglah.” Jawab Hae Gang.

Hae Gang pun beranjak pergi, namun tiba-tiba Jin Eon jatuh ke pelukannya. Ia pun tertegun. Jin Eon mengigau memanggil-manggil Hae Gang. Jin Eon juga mengakui kesalahannya pada Hae Gang. Hae Gang pun mulai kasihan pada Jin Eon.

Hae Gang akhirnya mengantarkan Jin Eon pulang. Hae Gang menatap kasihan pada Jin Eon yang tertidur di sampingnya. Tak berapa lama kemudian, Hae Gang tiba di rumah Jin Eon. Hae Gang ingin membangunkan Jin Eon, namun tak jadi. Ia terlihat kasihan pada Jin Eon. Ia lalu turun dari mobil.

Sementara itu, Jin Eon tidur cukup lama. Jin Eon akhirnya terbangun dan terkejut tidak mendapati Hae Gang disampingnya. Ia pun turun dari mobilnya dan celingukan mencari Hae Gang. Ia pun menarik napas lega saat melihat Hae Gang bersender di pagar rumahnya sambil mendengarkan music dan memejamkan mata.


Perlahan-lahan, Jin Eon mendekati Hae Gang. Jin Eon lalu mengambil earphone Hae Gang dan memasangnya di telinganya. Hae Gang tersentak kaget tapi ia tak melakukan apapun dan hanya menatap Jin Eon. Jin Eon pun begitu. Dia hanya diam dan menatap Hae Gang. Tanpa mereka sadari, Seol Ri menatap mereka dengan wajah cemburu.

“Kembalikan, aku harus pergi.” Ucap Hae Gang.


Namun karena Jin Eon diam saja, Hae Gang pun ingin mengambil earphone nya di telinga Jin Eon. Namun Jin Eon menahannya dengan memegang tangannya. Jin Eon menatap Hae Gang dalam-dalam. Sementara itu, Seol Ri menatap ke arah Jin Eon dengan wajah terluka. Jin Eon lalu menyenderkannya di pagar di samping Hae Gang.


Keduanya pun sama-sama membisu mendengarkan music yang mengalun dari earphone mereka. Jin Eon lalu menggenggam tangan Hae Gang, membuat Hae Gang merasakan sesuatu. Seol Ri terluka melihat Jin Eon yang menggenggam erat tangan Hae Gang.


Hae Gang diam saja tangannya digenggam oleh Jin Eon. Ia pun memejamkan matanya dan menikmati momen itu. Seol Ri pun menatap tajam ke arah keduanya. Sementara itu, Jin Eon dan Hae Gang terus menikmati momen mereka.

Bersambung ke episode 16

Preview ep selanjutnya…

Seol Ri mengamuk di apartemennya. Ia membanting seluruh barang-barangnya dan berteriak kalau sudah waktunya Jin Eon melupakan Hae Gang.

Sementara itu Tae Seok menemui Hae Gang. Hae Gang pun memperkenalkan dirinya sebagai Dokgo Yong Gi. Tae Seok terkejut dan berkata dalam hatinya kalau wanita yang ada di hadapannya adalah Yong Gi dan bukanlah Hae Gang.

Seol Ri menemui Nyonya Kim sesuai kata-kata Jin Ri. Ia menanyakan Hae Gang. Nyonya Kim langsung jatuh tak sadarkan diri begitu melihat Seol Ri.

Seol Ri terkejut mengetahui Hae Gang telah meninggal dari Gyu Seok.

Hae Gang melakukan demo di depan kantor Presdir Choi terkait pudoxin.

Baek Seok dan Hae Gang berbaring di pinggir danau. Baek Seok mengelus kepala Hae Gang dengan lembut.

Hae Gang pergi ke kantor Jin Eon untuk bertemu Jin Eon membicarakan masalah pudoxin. Namun apa yang terjadi? Hae Gang berteriak pada Jin Eon kalau dia bukanlah istri Jin Eon. Namun tiba-tiba, Jin Eon mendaratkan ciumannya di bibir Hae Gang. Hae Gang pun terkejut.

Aaaaaw…… episode kali ini benar-benar istimewa..

Hae Gang kelihatan banget mulai merasakan sesuatu di hatinya setelah mendengar kata-kata Jin Eon ke Baek Seok. Jin Eon berkata, kalau dia tidak tahu dan tidak tertarik pada Yong Gi. Yang ia tahu hanyalah istrinya, Hae Gang. Meskipun semua orang bilang tidak, meskipun Hae Gang menyangkalnya, tapi ia tahu wanita yang bersama Baek Seok adalah Hae Gang. Kata-kata Jin Eon dalem banget.

Dan setelah Hae Gang mengakhiri pembicaraan mereka, Jin Eon bilang ingin memulainya lagi dari awal dengan Hae Gang. Dia mengajak Hae Gang memulainya dari awal. Dan ending episode kali ini ditutup dengan adegan Jin Eon dan Hae Gang yang mendengarkan music, dimana Jin Eon menggenggam erat tangan Hae Gang… So romantic, bikin aku melting..

Untuk Seol Ri, so sad for you…. L L gk tega liat mukanya pas mergokin Jin Eon dan Hae Gang yang dengerin music itu sambil pegangan tangan. Antara gedek dan kasihan ama ini anak. Gedek karena dia kekeuh mau hidup bersama Jin Eon, padahal dia tahu Jin Eon gak mencintainya samsek. Dan kasihan ngeliat dia harus makan ati gitu karena liat besarnya cinta Jin Eon buat Hae Gang.

Choi Jin Ri… ini orang bener-bener kocak… dialog-dialognya selalu bikin aku ketawa… meski kadang nyebelinnya kumat kalau udah ngerencanain hal buruk.

Sebenarnya aku udah nonton ending drama ini, tapi berhubung aku nontonnya pakai bahasa kalbu, jadi aku ngulang nonton dari awal lagi deh. Banyak banget dialog-dialog bagus yang bisa dijadiin quote. Ah, aku jadi ingat salah satu dialog Hae Gang. Sebenarnya sih ini kata-katanya Seol Ri yang dibalikin lagi ama Hae Gang. Ini termasuk kata-kata favoritku.. jadi begini kata-katanya…

‘Orang yang mencuri itu buruk, tapi orang yang kecurian lebih buruk.”

Kata-kata yang juga ditakuti Seol Ri. Kata-katanya dalem banget sih… Setelah itu, Hae Gang mengalami kecelakaan dan amnesia. Jin Eon pun jadi balik ngejar-ngejar Hae Gang. Persis seperti kata-kata Seol Ri yang dibalikin Hae Gang.

Dan di episode kali ini, aku suka kata-kata Jin Eon… Kata-katanya dalem banget…

‘Meskipun semua orang bilang tidak, meskipun dia sendiri menyangkalnya, tapi aku tahu dia istriku.’