The Police Station Next to The Fire Station Eps 2 Part 1

 All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : The Police Station Next to The Fire Station
Sebelumnya : The Police Station Next to The Fire Station Eps 1 Part 3
Selanjutnya : The Police Station Next to The Fire Station Eps 2 Part 2

Para murid memasuki gerbang sekolah. Mereka baru saja tiba di sekolah. Seorang siswi bernama Kim Hyun Seo berjalan dengan lesu sambil memegang ponselnya. Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Hyun Seo melihat ponselnya. Ada pesan masuk dari ibunya.

"Aku dengar kau bolos bimbingan belajar lagi. Kau juga tidak menjawab telepon. Kau sibuk apa belakangan ini?"

Hyun Seo pun tampak panic dan mempercepat langkahnya.

Di kelas, saat pelajaran tengah berlangsung, Hyun Seo malah sibuk menatap ke bawah.

Malamnya, Ho Gae bertemu Do Jin dan Seol di lift. Ho Gae terkejut melihat Do Jin dan Seol juga menuju lantai delapan. Dia lantas tanya apa ada kebakaran di lantai delapan. Seol bilang tidak mungkin karena dua petugas damkar tinggal di lantai itu.

Ho Gae lalu bilang kalau mereka tetangga sekarang dan akan sering bertemu. Do Jin menanggapi Ho Gae dengan wajah malas. Dia bilang, mari jangan sering bertemu.

Do Jin : Tanggapan gabungan karena kasus besar berarti hal buruk.

Ho Gae : Tetap saja, detektif butuh kasus untuk pemanasan.


Do Jin dan Seol lalu menunggu Ho Gae di depan kamar mereka masing2. Tak lama, Ho Gae datang dan terkejut melihat kamarnya deketan dengan kamar Seol dan Do Jin. Seol dan Do Jin menjahili Ho Gae.

Seol : Kau menandatangani sewanya karena biayanya murah?

Do Jin : Kurasa kau harus pemanasan lagi.

Ho Gae : Lalu apa? Aku tidak boleh menandatangani sewa murah sesuka hatiku?

Seol : Tempat itu... berhantu.

Ho Gae terhenyak dan menatap Do Jin.

Do Jin : Sungguh.


Do Jin dan Seol lantas masuk ke kamar mereka masing2. Ho Gae yang takut, mendengus kesal. Tapi Ho Gae tak punya pilihan. Dia memasukkan sandi pintunya. Setelah itu, dia membuka pintu dan mencoba melihat ke dalam dengan wajah tegang. Lagi tegang2nya, Ho Gae terkejut karena suara keras Do Jin.

Do Jin : Ada telepon!

Seol datang, dugaan bunuh diri. Permintaan membuka kunci. Darurat level satu. Termasuk yang tak bertugas.

Do Jin dan Seol ke lift. Ho Gae yang masih kaget, diam saja menatap mereka.

Seol menatap Ho Gae.

Seol : Apa yang kau lakukan? Ayo.

Ho Gae : Aku?

Seol : Dugaan bunuh diri jelas tanggapan gabungan.

Do Jin : Cepatlah.


Ho Gae berpikir sejenak. Tak lama kemudian, dia menutup pintu kamarnya dan beranjak ke lift sambil berkata kalau itu lebih baik dari hantu.

Ho Gae masuk ke lift.

-KODE DARURAT YANG DIKELUARKAN SAAT ADA POTENSI NYAWA TERANCAM ATAU KEBUTUHAN UNTUK MENCEGAH KEJAHATAN-


Sirini ambulans dan mobil damkar meraung di jalanan. Do Jin yang mengemudikan ambulans, mengontak Ki Soo di mobil damkar. Dia menyuruh Ki Soo memosisikan pompa dan mengambil peralatan. Ki Soo pun memberhentikan mobil damkar di depan gang. Dia turun, lalu menyiapkan peralatan seperti perintah Do Jin.


Ambulans yang dibawa Do Jin masuk ke dalam gang dan berhenti di depan sebuah rumah. Para warga berkerumun. Pintu belakang ambulans dibuka dan Ho Gae keluar sambil menahan rasa mual.

Ho Gae : Astaga, aku mabuk darat dan mual.

Pil yang sudah di sana duluan, heran melihat Ho Gae turun dari ambulans. Dia pun tanya, kenapa Ho Gae di sana. Ho Gae bilang membantu. Pil pun memberitahu Ho Gae identitas korban. Namanya Kim Hyun Seo dan ini bukan kali pertama.

Tiba-tiba, Do Jin dan tim nya melengos pergi melewati Ho Gae dan Pil.


Di depan pintu, tim damkar mencoba membuka pintu. Pemilik real estate Geumhwang menjelaskan kalau Hyun Seo mengganti sandi pintu lagi. Dia juga minta maaf karena hal itu terus terjadi.

Seol : Bu, sudah berapa lama kau tidak bisa menghubungi Hyun Seo kali ini?

Pemilik real estate berkata, sepanjang hari ini.


Ho Gae mengenali pemilik real estate.

Ho Gae : Real estate Geumhwang?

Ho Gae pun ingat saat lagi menandatangani surat perjanjian sewa, pemilik real estate tengah menghubungi seseorang tapi tidak dijawab.

Ho Gae : Jadi, putrimu yang tidak menjawab.


Tim damkar ingin mendobrak pintu. Namun dilarang ibunya Hyun Seo. Ibunya Hyun Seo bilang tim damkar merusak kunci pintu dan seluruh pintu sebelumnya untuk menyelamatkan Hyun Seo dan dia harus mengganti rugi lebih dari 500 ribu won untuk perbaikan.

Ibu Hyun Seo : Aku tidak bisa membiarkanmu mendobrak pintu baru lagi. Harganya mahal.


Ho Gae : Lalu kami harus bagaimana?

Seol : Kita tidak berhak menghancurkannya kecuali dalam keadaan darurat, seperti kebakaran. Haruskah polisi mengambil alih?


Pil : Tidak, kami juga tak bisa melakukan itu. Kita semua pegawai negeri di sini.

Do Jin : Hei. Jadi, tidak boleh, bukan? Ayo turun dan cari cara lain.

Tim Damkar turun. Ho Gae coba menghalangi mereka.

Ho Gae : Hei, kenapa kalian pergi begitu saja? Dobrak saja...

Pil menghentikan Ho Gae dan menyuruh Ho Gae ikut.


Namun sampai di bawah, mereka dapat masalah lagi. Ki Soo bilang, pompanya tidak sampai dan tanya harus bagaimana ke Do Jin. Do Jin pun berkata akan memanjat pipa saja. Seol ingin ikut. Do Jin pun menyuruh Seol bersiap.

Ho Gae terkejut, kau akan memanjat pipa?

Do Jin : Lihat saja cara kami mengorbankan tubuh kami demi penyelamatan.


Do Jin dan Seol mulai memanjat.

Ho Gae dan Pil menunggu di bawah.

Ho Gae : Mereka syuting film selarut ini? Spiderman.

Pil : Lingkungan ini sebenarnya rentan dengan perampokan panjat dinding. Tidak ada kamera CCTV dan mudah memanjat pipa. Mereka hebat.

Ho Gae menyuruh Pil bersiap. Pil mengikuti Ho Gae ke dalam apartemen.


Do Jin dan Seol berhasil tiba di dalam apartemen. Tapi begitu masuk lewat jendela, mereka mencium bau busuk. Do Jin bertanya2, bau busuk apa itu.

Seol meminta kotak P3K.

Do Jin mengerti, baiklah.


Do Jin membukakan pintu untuk Ho Gae dan Pil.

Seol memeriksa Hyun Seo yang tak sadarkan diri di meja.

Do Jin menyusul Seol dan tanya kondisi Hyun Seo. Seol bilang, dia bisa merasakan denyut nadi Hyun Seo.

Ho Gae juga mencium bau busuk begitu masuk.

Ho Gae : Bau busuk apa ini?


Ho Gae ke kamar Hyun Seo. Bersamaan dengan itu, ibu Hyun Seo datang. Melihat keadaan Hyun Seo, Ho Gae menyuruh Pil melarang ibu Hyun Seo masuk. Pil berusaha menahan ibu Hyun Seo, tapi gagal.

Ibu Hyun Seo masuk dan melihat keadaan Hyun Seo. Seol menyuruh Do Jin membaringkan Hyun Seo. Ho Gae memarahi Pil karena membiarkan ibu Hyun Seo masuk.


Do Jin dan Seol berniat membaringkan tubuh Hyun Seo. Tapi begitu menarik Hyun Seo keluar dari kursi, kabel earphone yang terpasang di laptop Hyun Seo, tercabut. Dan, suara musik yang berasal dari laptop Hyun Seo, langsung memekakkan telinga mereka.

Ho Gae : Sial, apa itu?

Layar laptop Hyun Seo menampilkan game kura-kura.

Ho Gae : Matikan!

Do Jin pun menutup laptop Hyun Seo.


Hyun Seo bangun dan melihat orang2 di sekelilingnya.

Hyun Seo menatap Seol, siapa kau?

Seol : Hyun Seo-ya, kau ingat aku?


Seol lalu memberitahu Do Jin kalau ada darah di muntahan Hyun Seo.

Kamera pun menyorot gumpalan tisu bekas muntahan Hyun Seo di atas meja.


Seol bilang itu racun.

Semua kaget. Do Jin : Racun?


Mendengar itu, ibu Hyun Seo marah. Dia bahkan menggeplak kepala Hyun Seo.

Ibu Hyun Seo : Dasar bodoh. Kau minum apa lagi kali ini? Kau satu-satunya putriku. Ada apa denganmu?

Hyun Seo melawan ibunya, cukup! Lalu kenapa ibu menyelamatkanku? Tidak bisakah aku mati sesukaku?


Ibu Hyun Seo menampar Hyun Seo.

Yang lain terkejut.

Ibu Hyun Seo masih memarahi Hyun Seo.

Ibu Hyun Seo : Kau tahu betapa cemasnya aku?

Do Jin dan Seol menjauhkan ibu Hyun Seo dari Hyun Seo.

Do Jin : Dia pasien, Bu. Tolong tenanglah.


Hyun Seo terduduk lemas di kursinya.

Seol lalu menginterogasi Hyun Seo. Dia tanya, apa yang Hyun Seo minum dan sudah berapa lama. Hyun Seo menjawab asalan. Dia bilang, entahlah.

Seol : Hyun Seo-ya,  kau harus memberitahuku. Kau sakit perut? Kau pusing?


Ho Gae melihat botol kaca tergeletak di lantai. Dia memeriksanya.

Ho Gae : Ini bau.

Pil : Benarkah?

Pil mencium dalam botol.

Ho Gae : Astaga, ini dia.


Ibu Hyun Seo menyuruh tim damkar dan polisi pergi. Dia bilang, Hyun Seo terlihat baik-baik saja. Do Jin dan Seol tak setuju. Seol bilang mereka harus membawa Hyun Seo ke UGD untuk memeriksa apa yang dikonsumsi Hyun Seo.

Ibu Hyun Seo : UGD? Asuransi tak menanggung biayanya, jadi, aku harus membayar 700.000 won untuk biaya rumah sakit.


Do Jin : Bu, setidaknya perutnya harus dipompa.

Ibu Hyun Seo : Tapi bukankah dia sudah memuntahkan semuanya? Tidak ada yang bisa dipompa lagi.


Mendengar itu, Ho Gae mengajak semuanya pergi.

Do Jin terkejut Ho Gae bilang begitu.

Ho Gae lantas menyuruh Do Jin membawakannya formulir penolakan pengangkutan. Setelah itu, dia meminta cap ibu Hyun Seo. Ibu Hyun Seo tanya untuk apa.

Ho Gae : Kami butuh bukti. Jika dia mengalami efek samping dari racun itu, Pasal 275 KUHP menyatakan perilaku lalai...

Ho Gae tanya ke Pil berapa tahun di penjara.

Pil : 7.

Ho Gae : Kau yakin?

Pil : Ya.

Ho Gae kembali bicara dengan ibu Hyun Seo.

Ho Gae : Kau bisa dipenjara selama tujuh tahun. Jadi, tolong ambil capmu.

Mendengar itu, ibu Hyun Seo terdiam.


Ho Gae pun mengangguk pada Do Jin.

Do Jin mengerti dan meminta tandu pada Dong Woo.


Sementara tim damkar dan paramedis mengurus Hyun Seo, Ho Gae sibuk menyinari lantai di depan kamar Hyun Seo. Setelah itu, dia meminta alat penjiplak kaki pada Pil.

Baru mau bekerja, tiba-tiba, tim damkar dan paramedis keluar menggotong Hyun Seo. Ho Gae sewot karena TKP nya dirusak. Seol bilang sambil berlalu kalau tak ada yang lebih penting dari pasien.


Pil lemas, sudah tidak bisa lagi. Ada terlalu banyak jejak kaki sekarang.

Ho Gae : Tidak apa-apa. Hapus saja jejak kaki kita.

Ho Gae kemudian melihat sepatu yang Pil kenakan.

Ho Gae : Kenapa kau tidak memakai sepatu polisi?

Pil : Desainnya tidak sesuai seleraku, jadi...

Ho Gae : Kau serius? Kita harus memakainya untuk membedakan jejak kaki di TKP. Menyebalkan sekali. Jiplak itu. Sial.


Ho Gae beranjak pergi.

Pil : Tidak ada yang memakai itu. Yang benar saja.


Hyun Seo mulai dibawa ke ambulans.

Tak lama, Ho Gae keluar dan mengedarkan pandangannya diantara kerumunan orang-orang.


Pil keluar dan melihat Ho Gae ikut masuk ke ambulans.

Pil : Kau tidak ikut denganku?

Ho Gae : Mobil polisi terlalu membosankan.


Dalam perjalanan, Hyun Seo mengaku merasa sesak. Seol pun langsung memberikan Hyun Seo oksigen.  Kamera menyorot tabung oksigen yang dinyalakan Seol.


Mereka tiba di RS. Dokter Cha Jae Hee, Dokter Han Soo Jin dan Perawat Kwak Kyung Joon langsung mengambil alih. Seol menjelaskan kalau pasien yang dibawanya mengalami keracunan dengan riwayat melukai diri sendiri.

Seol : Kesulitan bernapas dan nyeri dada saat bernapas. Napas di paru-paru kiri menurun. Dia muntah darah 100 cc dan tenggorokannya sakit.

Dokter Cha menyuruh Dokter Han dan Perawat Kwak memompa perut Hyun Seo. Dokter Han dan Perawat Kwak membawa Hyun Seo untuk ditindak. Mereka juga memasang respirator baru.


Dokter Cha tanya ke Seol, apa Seol membawa racun yang Hyun Seo minum.

Seol pun memberikan racunnya.


Dokter Cha mencium botol racun. Setelah itu, dia menuangkan sedikit racun itu ke tangannya. Cairannya berwarna biru. Melihat warna racun, Dokter Cha langsung menyuruh Dokter Han melepaskan oksigen Hyun Seo. Dokter Han yang sedang meremas kantong ambu, langsung berhenti dan melepaskan oksigen.

Dokter Cha lantas menanyai Hyun Seo.

Dokter Cha : Berapa banyak yang kau konsumsi?

Hyun Seo : Tidak terlalu banyak.

Dokter Cha : Berapa teguk? Satu? Dua? Berapa kali kau menelan?

Hyun Seo : Sekitar empat kali.


Mendengar itu, wajah Dokter Cha langsung berubah. Dokter Cha lantas menyuruh Dokter Han melakukan analisis urine dan tes lab, juga mengukur kadar kreatinina Hyun Seo. Dokter Han mengerti dan menyuruh Perawat Kwak menyiapkan irigasi dan analisis urine.


Ibu Hyun Seo bingung. Sambil mendekati Hyun Seo, dia tanya apa yang terjadi. Dokter Han bilang mereka akan melakukan beberapa tes pada Hyun Seo dan menyuruh ibu Hyun Seo menunggu diluar. Dokter Han mulai mengambil darah Hyun Seo. Perawat Kwak menutup tirai di sekitaran ranjang Hyun Seo.


Diluar, Ho Gae, Seol dan ibu Hyun Seo menunggu dengan cemas.

Do Jin datang dan mengajak Seol pergi.

Seol meminta Do Jin menunggu sebentar sampai hasil tes lab keluar.

Do Jin mengerti.

Do Jin lalu menatap Ho Gae. Dia bilang tim damkar tak bisa mengantarkan Ho Gae dan menyuruh Ho Gae pulang duluan. Ho Gae bilang, dia juga menunggu sesuatu.


Pil dalam perjalanan. Dia heran kenapa dia harus membawa ini padahal Hyun Seo tidak mati. Pil lalu melirik ponsel Hyun Seo di sebelahnya. Yang dimaksud 'ini' oleh Pil adalah ponsel Hyun Seo.


Dokter Cha kembali menanyai Seol soal oksigen sambil membawa tabung kecil yang berisi cairan biru. Dia tanya, berapa banyak oksigen yang didapat Hyun Seo.

Seol : Dia kesulitan bernapas, jadi, aku memberikan 0,9 FiO2 melalui kantong reservoir dengan aliran oksigen sepuluh liter per menit selama sekitar 12 menit dalam perjalanan ke sini.

Dokter Cha menghela nafas mendengar itu. Lalu dia menunjukkan cairan biru di tabung kecil yang dia bawa dan berkata kalau kadar konsentrasi urine Hyun Seo sangat tinggi.

Ibu Hyun Seo tanya kenapa warna urine putrinya begitu.

Dokter Cha : Hal ini bisa terjadi jika mengonsumsi parakuat. Organnya mulai berhenti berfungsi.

Seol kaget, maksudmu dia menelan parakuat?

Dokter Cha : Kadar kreatininanya 5,5 dan PO2-nya 67. Dia mengonsumsi 60 cc larutan itu. Itu lima kali dosis mematikan.


Ibu Hyun Seo : Dosis mematikan? Tapi dia baik-baik saja.

Ibu Hyun Seo juga mengatakan pada Seol, kalau Hyun Seo sehat2 saja.

Dokter Cha : Itulah yang membuat parakuat sangat mematikan. Gejala langsungnya hanya muntah. Tapi saat menghirup oksigen, fibrosis paru pun dimulai dan orang akan kesulitan bernapas. Selain itu, dia diberi oksigen tingkat tinggi dalam perjalanan ke sini, itu mempercepat prosesnya. Aku khawatir dia akan segera meninggal.


Mendengar itu, Seol terdiam.

Do Jin dan Ho Gae langsung menatap Seol dengan cemas.


Tiba2, perawat Kwak memberitahu kalau saturasi Hyun Seo menurun.

Dokter Cha pun langsung mendekati Hyun Seo, diikuti Seol dan ibu Hyun Seo.

Hyun Seo merasa sesak.

Ibu Hyun Seo meminta Dokter Cha memberi Hyun Seo respirator.

Dokter Cha : Tidak, Bu. Makin banyak dia dapat oksigen, makin cepat paru-parunya memburuk.

Dokter Cha lantas menyuruh Perawat Kwak memberikan bikarbonat untuk melawan asidosis sebagai gantinya.


Hyun Seo dengan napas sesak, bertanya pada ibunya ada apa dengan dirinya. Dia lantas berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya dan meminta ibunya membiarkannya bernapas. Tapi tiba-tiba, Hyun Seo jantung Hyun Seo berhenti.

Dokter Cha pun langsung melakukan kompresi. Seol dan Do Jin memegangi ibu Hyun Seo.


Seol kemudian mengambil alih. Do Jin membawa ibu Hyun Seo keluar.

Seol :  Ada ROSC.


Hyun Seo dengan suara lemah, memanggil Seol.

Seol pun mendekatkan telinganya agar bisa mendengar suara Hyun Seo.

Hyun Seo : Ibu, maafkan aku. Aku ingin menghasilkan banyak uang agar bisa membelikan ibu barang bagus.


Hyun Seo kesakitan lagi. Seol menatap Hyun Seo.

Seol : Hyun Seo-ya.

Hyun Seo ingin bicara lagi. Seol mendekatkan telinganya lagi.


Tapi tak lama kemudian, Hyun Seo mengalami gagal jantung.

Dokter Cha : Berikan epinefrina.

Setelah itu, dia menyuruh Perawat Kwak mengisi daya defibrillator 150 joule.

Karena tak berhasil, Dokter Cha menyuruh mengisi daya hingga 200 joule.


Seol lalu menggantikan Dokter Cha melakukan kompresi.

Pil datang dan melihat Seol melakukan kompresi.


Seol : Bukankah kau harus mengisi ulang?

Dokter Cha diam saja karena Hyun Seo sudah meninggal.

Seol marah, Dokter Cha Jae Hee!

Seol terus dan terus melakukan kompresi.

Tak lama, Dokter Cha menghentikan Seol. Dia memegang tangan Seol.

Seol terus melakukan kompresi, hingga akhirnya dia berhenti sendiri.

Tangan Hyun Seo terkulai ke bawah.


Dokter Cha lantas mengumumkan waktu kematian Hyun Seo.

Mendengar itu, tangis ibu Hyun Seo pecah.

Seol membeku di depan Hyun Seo yang sudah meninggal. Dia merasa bersalah karena memberikan oksigen pada Hyun Seo saat di perjalanan menuju RS tadi.


Ho Gae memeriksa ponsel Hyun Seo. Namun ponsel Hyun Seo terkunci.

Pil bilang butuh sidik jari Hyun Seo untuk membuka ponsel.


Jasad Hyun Seo akan dipindahkan dari UGD. Ho Gae melihat tangan Hyun Seo yang terkulai lemas ke bawah. Tak lama kemudian, Ho Gae pun mendekati jasad Hyun Seo. Dia mendekatkan jari Hyun Seo ke layar ponsel. Ponsel terbuka.

Perawat Kwak yang melihat itu tanya Ho Gae sedang apa. Begitu ponsel Hyun Seo terbuka, Ho Gae langsung pergi. Pil menyusul Ho Gae setelah sebelumnya meminta maaf pada tim dokter.


Ho Gae membaca pesan yang diterima Hyun Seo.

"Akan kuakhiri hidupmu yang menyedihkan selama 15 tahun hanya dalam 15 detik."

Pil juga membaca.

Ho Gae : Dia diancam.


Mereka pun kembali ke kantor.

Anna melacak pesan itu.

Anna : Orang itu mengirim pesan melalui aplikasi obrolan anonim dari luar negeri. Semua pesan secara otomatis dihapus setelah beberapa saat dan sulit melacaknya karena anonim. Ini server Rusia.

Pil : Mereka pintar. Dilihat dari pesannya, pasti berkaitan dengan video seks atau kejahatan seksual.

Ho Gae : Kita harus memeriksanya untuk memastikan.

Ho Gae berterima kasih pada Anna, lalu mengajak Pil pergi.


Seol terdiam di depan lokernya dan memikirkan saat dia tadi memberikan Hyun Seo oksigen di perjalanan ke RS. Dia juga memikirkan kata2 Dokter Cha tadi, kalau paru2 Hyun Seo memburuk karena banyak diberikan oksigen.


Seol pun latihan memanjat.

Ho Gae tahu2 ada di bawah.

Ho Gae : Kau tidak mau minta maaf kepadaku?

Seol menatap Ho Gae, untuk apa?

Ho Gae : Investigasi itu seperti menyusun teka-teki. Tapi kita kehilangan satu bagian. Seseorang merusak TKP, jadi, kita dalam masalah.


Mendengar itu, Seol bergegas turun.

Seol : Apa informasi ini akan membantu?

Seol pun memberitahu Ho Gae apa yang dikatakan Hyun Seo padanya.

Hyun Seo : Mereka bilang aku tidak akan mati meski mengonsumsi pestisida...

Ho Gae : Ada orang lain yang terlibat.

Seol : Jadi, kemungkinan bukan bunuh diri?

Ho Gae : Petugas damkar sangat berpikiran sederhana.

Seol : Apa?

Ho Gae : Jika dia diperdaya untuk mati, itu pembunuhan menipu. Jika dia diancam, itu pembunuhan dipaksakan. Jika seseorang memerintahkannya, itu perjanjian pembunuhan. Jika dia tidak ingin bunuh diri, itu penghasutan bunuh diri. Jika mereka membantunya bunuh diri, itu membantu dan bersekongkol. Jika dia dipaksa, itu pembunuhan. Ini teka-teki besar. Karena ini respons bersama, bantu aku.

Seol : Bagaimana caranya?

Ho Gae : Itu...


Pil muncul di pagar di belakang Ho Gae.

Pil : Detektif, kau tak mau ikut?

Ho Gae lantas menyuruh Seol ganti baju dan ikut dengannya.


Di pemakaman Hyun Seo, Seol ditampar ibu Hyun Seo.

Ibu Hyun Seo : Hyun Seo tak seharusnya diberi masker oksigen!

Seol : Maafkan aku. Sungguh.

Seol kemudian beranjak pergi. Ho Gae mendekati ibu Hyun Seo, tapi dia juga kena tampar. Seol kaget Ho Gae ditampar juga.


Diluar, Seol terkejut Ho Gae ingin melakukan tes usap vagina pada Hyun Seo.

Ho Gae : Sperma bisa bertahan di rahim selama sepekan. Aku yakin kau sudah tahu itu.

Seol : Tetap saja, dia baru kehilangan putrinya.

Ho Gae : Semua bukti akan hilang begitu jasadnya dikremasi.

Seol : Kau sungguh membutuhkannya, bukan?


Sekarang, Do Jin lagi membujuk ibu Hyun Seo.

Do Jin : Bu, Hyun Seo harus menemukan kedamaian. Tolong bantu kami.


Ho Gae yang melihat cara Do Jin membujuk ibu Hyun Seo, pesimis.

Ho Gae : Itu tidak akan berhasil. Dia mencoba membujuknya secara emosional. Kuno sekali.

Pil lalu memberitahu kalau Do Jin datang.

Ho Gae : Dia pasti gagal. Pikirkan cara lain.


Ho Gae bilang pada Do Jin, kalau Do Jin dan Seol bisa pergi duluan.

Seol berterima kasih pada Do Jin.

Seol : Terima kasih atas usahamu.

Lalu Ho Gae menyuruh Pil menghubungi BFN.

Setelah itu, dia dengan gengsinya memuji Do Jin.

Ho Gae : Lumayan.


Do Jin : Aku hanya membantu. Sebaiknya kau tangkap pelakunya.

Ho Gae : Tentu saja.


Do Jin dan Seol pergi.

Ho Gae dan Pil menatap kepergian Do Jin.

Ho Gae : Entah kenapa aku tersinggung.

Pil : Tidak ada yang mustahil bagi Buldoser.

Ho Gae : Apa maksudnya?

Pil : Julukan Pak Bong. Dia dipanggil begitu karena tidak ada yang bisa menghalanginya.

Ho Gae : Bergabunglah dengan divisinya besok jika kau sangat menyukainya.

Pil : Ayolah. Bukan begitu.


Ho Gae lalu menatap teman2 Hyun Seo di ruang duka.

Pil : Benar juga. Haruskah aku bicara dengan mereka?

Ho Gae : Kau pikir mereka akan mendengarkan?


Pil : Kenapa tidak? Buldoser saja bisa.

Pil beranjak ke ruang duka.

Ho Gae sewot, hei.

Pil menyuruh Ho Gae diam.

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment