• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Fantastic Ep 1 Part 1


Adegan pertama memperlihatkan seorang wanita yang menghajar para gangster dengan tubuh terikat di kursi. Bergerak dengan powerfull dan sangat memukau, sungguh kemampuan yang luar biasa yang pasti akan membuat siapapun yang melihatnya berdecak kagum. Tak membutuhkan waktu lama, wanita berparas cantik itu berhasil melumpuhkan semua lawannya dengan mudah. Wanita itu adalah Lee So Hye.


Seorang pria bermasker tiba2 menerobos masuk dan ikut menghajar para gangster. Sama seperti So Hye, pria bermasker itu dengan mudah melumpuhkan para gangster. So Hye yang menyadari kehadiran pria itu, langsung berlari menuju ke arah tas koper yang tergeletak di meja. Pria itu, dengan cepat naik ke atas meja dan menginjak tas koper itu.


Kini, So Hye bertarung dengan pria itu. Dengan sekali gerakan saja, So Hye berhasil membanting tubuh pria itu dengan cukup keras. So Hye pun tersenyum puas karena berhasil mengalahkan pria itu. Namun saat pria itu membuka penutup wajahnya, So Hye langsung terduduk lemas. Wajahnya nampak kecewa, sementara pria di hadapannya tersenyum lebar dan mengedipkan mata padanya. Pria itu, Ryoo Hae Sung.


Adegan lalu beralih pada So Hye yang sedang membahas Hae Sung dengan rekan2nya. Rupanya adegan action tadi cuma penggambaran untuk cerita yang So Hye tulis. So Hye tidak setuju kalau peran itu dimainkan oleh Hae Sung. Sutradara Yoon membela Hae Sung. Ia berkata, Hae Sung akan menjadi karakter yang mengesankan. Namun So Hye berpendapat lain. Menurutnya penonton menginginkan pemain yang masih segar dan muda.

“Park Bo Gum, Song Joong Ki… mereka masih muda dan jago berakting.” Ucap So Hye.

“Aku dengar Song Joong Ki akan syuting film.” Jawab rekan So Hye yang lain. Karena aku belum tahu namanya, jadi aku akan menyebutnya pria berkacamata saja ya…


“Park Bo Gum membintangi drama yang akan bersaing dengan kita.” ucap Hong Sang Hwa sambil menunjukkan artikel Park Bo Gum di ponselnya.

“Pokoknya tidak boleh Hae Sung! Dia itu sudah tua dan tidak bisa berakting.” Jawab So Hye kekeuh.

“Orang2 sudah mengenalnya. Dia adalah bintang besar.” Ucap Sutradara Yoon.


Popularitas Hae Sung memang cukup luar biasa di China dan dia mampu melakukan fan service dengan baik. Saat salah satu fans nya berteriak memuji ketampanannya, ia langsung mendekati fansnya tersebut.

“Bisa kau ulangi yang baru saja kau katakan?” pinta Hae Sung.

“Kau sangat tampan.” Jawab fansnya.

“Apa itu?” tanya Hae Sung.

“Ryoo Hae Sung adalah pria paling tampan di dunia!” teriak fansnya itu, yang langsung membuat Hae Sung tersenyum dan mengelus kepala fans yang memuji ketampanannya itu. Kontan saja, para fansnya yang lain langsung berteriak histeris melihat perlakuan manis Hae Sung.


Hae Sung kemudian masuk ke dalam gedung, menjauhi keriuhan para fansnya. Setibanya di dalam, ia pun tertawa lebar dan wajahnya terlihat bangga dengan kepopulerannya itu.


“Dia adalah bintang besar di China.” Ucap Sutradara Yoon.

“Apa yang dia gunakan? Dia tidak bisa berakting.” Jawab So Hye.

“Penulis Lee, berapa dana yang kita butuhkan untuk pembuatan film ini? Kita harus mendapatkan investasi.” Ucap rekan So Hye lainnya.

“Kau bilang kita menerima investasi sebanyak 3 miliar, kan?” tanya So Hye.

“Investor itu akan memberikan dana 3 milyar dengan dua syarat. Pertama, Hae Sung jadi tokoh protagonisnya. Kedua, Hae Sung memiliki banyak adegan..” Jawab Chul Hyung.

“Apa investornya gadis dari China?” tanya So Hye.

“Bukan, dia pebisnis yang handal. Dia gay.” Jawab Chul Hyung, membuat So Hye tertawa mendengarnya.

“Penulis Lee, kudengar Ryoo Hae Sung sangat menyukai synopsis Hitman kita.” ucap si pria berkacamata.

“Benarkah?” tanya So Hye tidak percaya.


Bukan hanya So Hye yang menolak, tapi Hae Sung juga enggan shooting drama korea. Sang manajer, Oh Chang Suk berkata, kalau Hae Sung akan berperan sebagai pembunuh berdarah dingin dalam drama tersebut. Hae Sung tetap menolak. Chang Suk terus membujuk Hae Sung, ia berkata karakter yang akan diperankan Hae Sung tidaklah sulit. Hae Sung hanya perlu membunuh tanpa ekspresi.

“Apa kau sedang mengolok2ku?” tanya Hae Sung kesal.

“Mengapa aku harus meninggalkan China dan pergi ke Korea?” protes Hae Sung.

“Karakter ini tidak membutuhkan emosional yang sulit. Dia seorang pembunuh tanpa ekspresi.” Bujuk Chang Suk, namun Hae Sung tetap menolak.


Pembicaraan keduanya pun terhenti karena deringan ponsel Hae Sung. Hae Sung menerima panggilan dari neneknya. Nenek Jo dengan manjanya menyuruh Hae Sung pulang ke Korea dan melakukan shooting di Korea saja. Dengan suara yang sok diimut2kan, Hae Sung berjanji akan segera pulang setelah urusannya beres.


Usai berbicara dengan Nenek Jo, Hae Sung melihat synopsis Hitman yang ditulis oleh So Hye. Hae Sung terkejut saat membaca nama So Hye. Ia pun bertanya pada Chang Suk, apa So Hye benar2 ingin bekerja sama dengannya. Chang Suk pun membenarkan.


Kembali ke So Hye yang terus menyudutkan Hae Sung yang tidak bisa berakting. Sutradara Yoon terus membujuk So Hye. So Hye tetap menolak, ia berkata ia tidak bisa membuat seseorang yang tidak jago bicara untuk nge-rap. Sutradara Yoon tak patah arang. Ia membujuk So Hye dengan mengatakan jika rating nya bagus maka level So Hye akan akan naik. Tapi So Hye tetap menolak, ia tidak mau seseorang yang berakting buruk seperti Hae Sung membintangi drama yang ditulisnya.


Hae Sung dan Chang Suk akhirnya kembali ke Korea. Setibanya di bandara, para wartawan langsung mengerubungi mereka. Wartawan2 itu ingin tahu perasaan Hae Sung yang akan membintangi drama Korea untuk yang pertama kalinya. Tak hanya itu, wartawan juga menanyakan tentang Drama Hitman yang akan dibintangi Hae Sung.

“Hitman adalah drama yang sangat menarik. Kembali ke Korea untuk membintangi sebuah drama, ini benar2 menyenangkan untukku.” Jawab Hae Sung.

Chang Suk pun mengakhiri wawancara itu dan mengajak Hae Sung pergi.


Di toilet, Hae Sung tersenyum memikirkan sesuatu (memikirkan So Hye kah??). Tak lama, ia keluar dan kembali tersenyum sambil menatap sebuah koin di genggamannya. Hae Sung lantas melemparkan koin itu. Koin itu pun menggelinding ke arah tertentu. Tepat saat itu, So Hye muncul dan koin itu berhenti menggelinding di kaki So Hye. So Hye menatap kesal Hae Sung. Hae Sung tersenyum dan beranjak mendekati So Hye.


“Sudah lama sekali, ya. Sudah 20 tahun.” Ucap Hae Sung sambil mengulurkan tangannya ke So Hye.

So Hye diam saja dan menatap dingin Hae Sung.

“Anda terlambat, Ryoo Hae Sung-ssi. Kami sudah mau pergi.” Ucap So Hye dingin, lalu melangkah pergi. Hae Sung pun hanya bisa menghela napas menatap punggung So Hye.

(Ini kayaknya So Hye punya dendam masa lalu nih sama Hae Sung. Jangan2 dulunya mereka pacaran, dan hubungan mereka berakhir karena kesalahpahaman).


So Hye dan tim nya menggelar jumpa pers. Di hadapan para wartawan, So Hye menjelaskan jalan cerita Hitman. Hitman mengisahkan seorang pembunuh berdarah dingin yang kemudian menjadi pahlawan yang sebenarnya setelah bertemu dengan calon korbannya yang mengidap penyakit terminal. Hae Sung duduk di sebelah So Hye dengan wajah bangganya.

“Saya dengar Penulis Lee dan Aktor Ryoo Hae Sung memiliki hubungan special?” tanya salah satu wartawan.

So Hye diam, Hae Sung yang menjawabnya.

“Itu benar. Saat aku mendapatkan peran kecil dalam sebuah drama, Penulis Lee menemukanku dan memberikanku kesempatan.”


“Apa kau memilih drama ini sebagai ucapan terima kasih?” tanya wartawan lain.

“Tentu saja tidak. Saat aku membaca naskah drama ini, aku tidak tahu siapa penulisnya. Aku mengetahui siapa penulisnya setelah itu.” jawab Hae Sung.

“Apa kau juga sengaja memilih Ryoo Hae Sung, Penulis Lee?”

“Tentu saja. Aku menulis naskahnya sambil membayangkan Ryoo Hae Sung-ssi.” Jawab So Hye.


Setelah sesi wawancara usai, para wartawan pun mengambil gambar mereka satu per satu. So Hye tampak tak nyaman saat harus berfoto berdua dengan Hae Sung, tapi Hae Sung sebaliknya. Ia terus tersenyum sepanjang acara.


Usai acara jumpa pers, So Hye meninggalkan ruangan sambil melihat2 ponselnya. Tiba2, langkahnya dihadang oleh Hae Sung. So Hye menyuruh Hae Sung minggir, tapi Hae Sung menolaknya. So Hye pun kesal dan menatap galak Hae Sung. Tepat saat itu, Sutradara Yoon muncul dan menyuruh Hae Sung minggir.


“SURPRISE!” teriak rekan2 So Hye sambil memegang kue ulang tahun. Ternyata hari itu adalah hari ulang tahun So Hye. So Hye terkejut, ia tidak menyangka rekan2nya mengetahui hari ulang tahunnya. Sutradara Yoon pun berkata kalau mereka tidak mungkin tidak mengetahui ulang tahun So Hye. Di pojokan, Hae Sung diam saja menatap So Hye yang mendapat surprise. Sutradara Yoon lalu mengajak So Hye merayakan hari ulang tahun So Hye. Tapi So Hye menolak, ia mengaku sudah ada janji penting dengan orang lain. Hae Sung nyeletuk, ia bilang kalau So Hye pasti ada janji dengan sang pacar.


Hae Sung dan Chang Suk mengikuti So Hye sampai ke parkiran. So Hye yang sibuk berbicara dengan seseorang di telepon tidak menyadari Hae Sung yang mengikutinya. Dari kata2 So Hye diketahui bahwa seseorang yang berbicara dengannya di telepon adalah seorang dokter. So Hye berkata tidak masalah jika tidak bisa  bertemu orang itu hari ini karena nyawa pasien lebih penting. Usai berbicara dengan sang dokter, baru lah So Hye menyadari kehadiran Hae Sung.

Hae Sung nyeletuk, “Bagaimana bisa pacarmu tidak menemuimu di hari ulang tahunmu?”

So Hye kesal, tapi ia memilih tidak meladeni Hae Sung. Chang Suk menghampiri So Hye. Ia mengajak So Hye ikut makan malam dengan mereka. Ia berkata, kalau So Hye tidak datang akan ada seseorang yang kecewa.

“Haruskah aku pergi?” tanya So Hye sambil melirik Hae Sung.


So Hye lantas menuju ke mobilnya. Di belakang So Hye, Chang Suk dan Hae Sung tampak kegirangan. Langkah So Hye seketika terhenti, ia pun terkejut melihat mobil lain yang terparkir terlampau dekat dengan mobilnya sehingga ia tidak bisa membuka pintu mobilnya. So Hye lalu menghubungi nomor yang tertera di mobil itu dan terkejut karena terkena roaming.

“Jadi dia orang luar negeri?” gumam So Hye sambil melirik ke mobil yang menghalangi mobilnya.

Di belakang So Hye, Hae Sung dan Chang Suk cekikikan puas. Hae Sung lantas menghampiri So Hye dan bersikap bak pahlawan. Ia menawari So Hye bantuan. So Hye dengan wajah terpaksa pun menerima bantuan Hae Sung. Hae Sung dan Chang Suk pun langsung girang. Hae Sung lantas menyuruh Chang Suk membawakan secangkir teh untuk So Hye. Awalnya Hae Sung menyuruh Chang Suk membawakan teh herbal, tapi kemudian ia meralatnya menjadi teh jeruk. So Hye pun kesal dibuatnya.

“Bagaimana bisa seorang penulis tidak mengetahui nomor pemeran utamanya?” ledek Hae Sung, membuat So Hye terkejut. So Hye pun kebingungan karena ia terkena roaming saat menghubungi ke nomor Hae Sung. Hae Sung berkata, kalau itu hanya ringtone. Ia pun kembali meledek So Hye yang tidak tahu tren jaman sekarang, membuat kekesalan So Hye semakin bertambah.

“Kau tidak tahu kan dimana makan malamnya? Kalau begitu, ikuti aku.” ucap Hae Sung sebelum masuk ke mobilnya.

So Hye pun menatap kesal mobil Hae Sung yang sudah melesat. Chang Suk menyuruh So Hye masuk ke mobil, namun ia langsung terdiam saat So Hye memberinya tatapan yang cukup mematikan.. Hahaha..


So Hye terkejut karena makan malam diadakan di kediaman mewah Hae Sung. Hae Sung berkata, kalau chef nya jebolan Le Cordon Blue. Tak lama kemudian, tim yang lain datang Sutradara Yoon dan rekan2 yang lain terkagum2 melihat kediaman mewah Hae Sung. Hae Sung lalu dengan pedenya berkata kalau So Hye pasti penasaran dengan kediaman aktor papan atas seperti dirinya, jadi ia mau mengajak So Hye berkeliling. Semula So Hye menolak, tapi karena Hae Sung mengaku mau mendiskusikan sesuatu, So Hye pun menerima ajakan Hae Sung.


Hae Sung memamerkan koleksi2 mahalnya pada So Hye. So Hye diam saja. Hae Sung berkata, kalau seorang pembunuh membutuhkan baju ganti. Menurut Hae Sung, seorang pembunuh yang serba hitam terlalu stereotip. So Hye mulai kesal. Hae Sung lantas mengambil jas kotak2nya dan meminta penilaian So Hye untuk jas kotak2nya itu.

“Bahkan seorang hero di film2 Hollywood tidak mengenakan hitam2 setiap hari.” Ucap Hae Sung.


So Hye sudah tak bisa menahan emosinya lagi. Ia berkata bahwa apa yang diminta Hae Sung sekarang adalah untuk menutupi acting buruk Hae Sung. Hae Sung pun terdiam, kesedihan terlihat jelas di wajahnya. Chang Suk pun datang dan berusaha melerai keduanya.

“Aku tahu aktingku buruk. Dunia juga sudah tahu. Tapi seorang aktor berhak memberikan pendapat tentang dramanya.”  Ucap Hae Sung.

“Aktor? Kau harus menjadi aktor pertama dulu baru bisa mengatakan hal2 macam ini! Kau tidak sadar dimana posisimu! Itulah kenapa mereka memanggilmu ‘acting impotent’!”


Hae Sung pun kesal, “Seorang penulis tahu diriku seperti ini tapi kenapa masih menulis hal semacam ini? Kau ingin menunjukkan acting burukku atau kau ingin membalas dendam padaku atas apa yang terjadi di masa lalu?”

 “Aktor pendatag baru yang dibutakan oleh uang dan kesuksesan. Dia membuang kesetiaannya begitu saja., jadi apa perlu aku balas dendam pada orang semacam itu?”

“Bukan itu masalahnya!” ucap Hae Sung.

“Aku tidak mau mendengar apapun lagi!” balas So Hye.


Mendengar ribut2, Sutradara Yoon pun datang dan langsung kena semprot So Hye karena memilih Hae Sung sebagai aktor utama. So Hye pun menyuruh Hae Sung mengundurkan diri dari dramanya. Hae Sung yang emosi menyahut bahwa ia juga tidak mau bekerja sama dengan penulis macam So Hye. So Hye pun beranjak pergi dengan wajah kesal. Sutradara Yoon bergegas menyusul So Hye.

“Pesankan tiket ke China! Cepatlah!” teriak Hae Sung pada Chang Suk.


Di depan dapur, So Hye berdebat dengan Sutradara Yoon. So Hye mengaku tidak bisa bekerja sama dengan aktor seperti Hae Sung. Sutradara Yoon berusaha menenangkan So Hye dan mengajak So Hye bicara nanti. Tapi So Hye bilang kalau ia sudah bekerja keras selama ini jadi dia tidak mau melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan. So Hye juga mengancam akan mundur jika Sutradara Yoon terus membela Hae Sung.


Hae Sung mengurung diri di kamarnya. Chang Suk, bahkan Sutradara Yoon sudah berusaha membujuk Hae Sung keluar, tapi Hae Sung tetap tidak mau keluar. Hae Sung duduk di tepi ranjangnya memikirkan So Hye.


Dokter Hong Joon Gi sedang meneliti hasil rontgen pasiennya. Tak lama kemudian, So Hye datang untuk menemui Joon Gi. So Hye tanya, kenapa Dokter Hong harus melakukan penerbangan dengan helicopter kemarin. Apa ada pasien VIP.

“Bukan VIP, tapi VVIP.” Jawab Joon Gi.


“Pasien VVIP, apa dia seorang pria tua yang tidak punya keluarga?” tanya So Hye.

Joon Gi pun langsung tertawa mendengarnya.

“Bagaimana jika rumah sakit ini bangkrut karena kau mengobati pasien tanpa dibayar?” tanya So Hye.

“Itu tidak akan terjadi.” Jawab Joon Gi.

“Oya, apa kau sudah membaca tulisanku?” tanya So Hye.

“Tidak ada yang salah dengan tulisanmu.” Jawab Joon Gi.

Joon Gi tiba2 terdiam dan kembali menatap hasil rontgen pasiennya. So Hye ikut menatap hasil rontgen itu dan mengomentari hasil rontgen yang menunjukkan kanker payudara yang sudah menyebar sampai ke paru2 itu. So Hye lalu bercanda dengan mengatakan dirinya sudah mirip seperti seorang dokter.


Senyum So Hye seketika menghilang saat melihat namanya yang tertera sebagai pemilik hasil rontgen itu. So Hye langsung menatap Joon Gi, meminta penjelasan. Joon Gi menyuruh So Hye melakukan pemeriksaan lebih mendalam dan terapi bertarget. So Hye syok, tapi ia berusaha menanggapi masalah ini dengan enteng.

“Jadi ini rasanya ketika seseorang divonis kanker? Aku harus menulis kembali adegan setelah mendengar vonis kanker.” Ucap So Hye.

So Hye lantas memaksakan dirinya tersenyum dan mengalihkan pembicaraan ke naskah dramanya. Ia menanyakan pendapat Joon Gi soal dramanya, apa ada yang aneh. Joon Gi berkata tidak ada yang salah dengan naskah yang ditulis So Hye. So Hye bertanya, apa Joon Gi memikirkan tentang operasi. Joon Gi berkata, itu masuk akal menulis tentang operasi.


Usai melakukan konsultasi dengan Joon Gi, So Hye bergegas menuju mobilnya. Joon Gi menatap kepergian So Hye dengan rasa iba. So Hye duduk melamun di mobilnya. Ia tak mampu lagi membendung kesedihannya. So Hye terus berada disana hingga malam pun tiba. Lamunan So Hye pun buyar saat ponselnya berdering. Ia mendapat panggilan dari sang kakak.

“Hallo, Oppa.” Sapa So Hye sedih.


“Selamat ya. Aku melihat artikel tentang dramamu. Aku minta maaf karena mengatakan ini, aku tahu kau sibuk dengan pekerjaanmu tapi bisakah kau meminjamkanku uang?” jawab sang kakak.

“Berapa?” tanya So Hye.

“Apa kau punya 10 milliar won?” ucap sang kakak.

“Aku akan mencarinya entah bagaimana caranya. Akan kutelpon lagi nanti.” Jawab So Hye.


So Hye pulang ke rumah dan terkejut saat melihat kakaknya di sana. Sang kakak bilang bahwa ia datang karena hari itu adalah hari ulang tahun So Hye jadi dia membawakan sup rumput laut dan beberapa camilan. Kakak So Hye lantas berkata, kalau ia sudah melihat acara jumpa pers itu dan menurutnya sangat bagus melibatkan Hae Sung dalam drama itu. So Hye hanya mengangguk.

“Harusnya aku membawakan mu ini dari kemarin, tapi kakak iparmu membuat masalah lagi.” Ucap kakak So Hye.

So Hye terkejut, masalah?

“Sebenarnya aku sudah cemas sejak ia membeli motor untuk bisnis jemput antarnya. Dia dipukul seseorang.”

“Berapa yang dibutuhkan? Dimana dia sekarang?” tanya So Hye.


“Kami menyewa di pedesaan… masalahnya adalah rumah. Kami diminta pindah secepatnya.”

“Apa? Rumah? Siapa yang mengatakan itu? Ataukah mungkin kau juga menyentuh rumah itu?” tanya So Hye.

“Kakak iparmu menjadikan rumah itu sebagai jaminan. Aku mengetahuinya setelah menerima pemberitahuan lelang. Apa yang harus kami lakukan? Kami akan diusir ke jalanan.”


So Hye pun kesal, dan langsung memasukkan kembali makanan yang dibawa sang kakak ke dalam tas. So Hye berkata bahwa dirinya tidak bisa makan itu. Ia bilang dirinya tidak berselera setelah begadang semalaman. Sang kakak lantas menawari So Hye mie instant. Tapi So Hye ingin daging. Kakak So Hye langsung diam. So Hye pun curiga kalau sang kakak tidak membeli daging karena sedang berhemat.

“Aku memberimu cukup banyak uang untuk biaya hidup, termasuk untuk membeli makananku. Lalu kenapa kau memberiku makanan sisa jualanmu!” ucap So Hye.

“Ada apa? Apa kau punya masalah?” tanya sang kakak.

“Iya, aku sedang banyak masalah jadi sebaiknya kau pergi.” Jawab So Hye.

“Tapi aku tidak tahu harus tidur dimana.” Ucap sang kakak, membuat So Hye makin kesal.

“Berapa lama lagi aku harus mengurus hidupmu! Bagaimana hidupmu kalau aku mati! Apa aku ini tulang punggung keluarga! Kenapa kau selalu meminta uang padaku saat bertemu denganku!” teriak So Hye.

“Aku ini memang menerima uang darimu tapi aku masih kakakmu.”

“Lalu kenapa? Bukankah itu sulit untukmu? Bagaimana kondisimu? Haruskah kau menanyakan itu padaku? “


Sang kakak pun akhirnya pergi dengan wajah kesal. Setelah sang kakak pergi, So Hye tak bisa lagi menahan rasa yang berkecamuk di dadanya. Ia menangis dengan kencang.


Keesokan harinya, So Hye terbangun karena seseorang membunyikan bel rumahnya. Begitu pintu dibuka, sosok wanita bernama Choi Jin Sook langsung tersenyum menyapa So Hye. So Hye, dengan wajah dingin menyuruh wanita itu pergi kalau wanita itu cuma mau membicarakan Hae Sung. Namun wanita itu bilang dia datang untuk menemui So Hye.

Jin Sook masuk dan melihat2 rumah yang sekaligus menjadi kantor So Hye itu. Melihat besarnya kantor So Hye, Jin Sook bisa menebak harga sewanya sangat mahal. So Hye langsung menanyakan maksud tujuan Jin Sook datang mencarinya. Jin Soo berkata, ia mau mengambil alih rumah produksi So Hye. Jin Sook  juga menyuruh So Hye meng-cancel Hitman.


“Apa maksudmu dengan meng-cancel? Kami akan mencari aktor terbaik dan membuat drama yang baik.” Ucap So Hye.

“Meng-casting aktor lain setelah melakukan konferensi pers dengan Hae Sung? Siapa yang membuat keputusan seperti itu? Ryoo Hae Sung aktorku, dan kau juga penulisku.”

So Hye menolak melakukannya. Jin Sook pun mengancam akan menuntut So Hye membayar ganti rugi. Jin Sook juga berkata apa keluarga So Hye akan baik2 saja dengan semua ini. Agaknya Jin Sook ini tahu keuangan keluarga So Hye. Tak lama kemudian, dua orang pria datang untuk melihat2 rumah So Hye itu. So Hye pun kesal karena Jin Sook berniat menjual rumahnya. Jin Sook berkata, si penyewa  bisa pindah kapan saja jadi ia menyuruh orang2 itu menemukan penyewa baru secepatnya.

“Kau tidak bisa tinggal disini.” Ucap Jin Sook, lalu pergi. So Hye menatap kepergian Jin Sook dengan wajah kesal.


Chang Suk mengantar Hae Sung ke rumah sakit. Hae Sung meminta Chang Suk memesankan tiket untuk penerbangan malam. Chang Suk berusaha membujuk Hae Sung untuk menetap di Korea, tapi Hae Sung berkeras ingin kembali ke China. Hae Sung pun pergi menemui neneknya. Ia berseru memanggil neneknya saat melihat neneknya yang tengah sibuk mendengarkan music. Keduanya pun berpelukan manja.


“Biar kulihat dulu wajah manisku ini. Waah, nenek semakin cantik saja.” Ucap Hae Sung.

“Tapi kenapa wajah manisku terlihat lelah?” tanya Nenek Jo.

“Itu karena aku merindukanmu.” Jawab Hae Sung.


Hae Sung tertegun mendengar penuturan dokter tentang penyakit diabetes neneknya yang semakin memburuk. Dokter juga berkata, Nenek Jo mungkin akan kehilangan penglihatannya. Dokter bilang, karena itulah Nenek Jo ingin menonton drama Hae Sung selagi bisa melihat. Hae Sung pun meminta dokter menyembuhkan neneknya tanpa memandang soal biaya.


Sementara sang nenek sedang memberitahu teman2nya kalau cucunya akan membintangi sebuah drama korea. Hae Sung menatap sang nenek dengan wajah sedih.


So Hye duduk termenung sambil menatap ke arah sebuah lukisan. Ponselnya terus berdering. Panggilan dari Sutradara Yoon tapi So Hye membiarkannya saja.

So Hye akhirnya setuju menjual naskahnya ke Jin Sook. Ia minta Jin Sook membayarnya 100 juta won setelah ia menyerahkan naskah episode keenam belas. So Hye kemudian berkata kalau Jin Sook terkenal karena mengambil skrip tanpa membayar penulisnya.Jin Sook setuju tapi So Hye harus membuatkannya naskah yang bagus.

“Itu pekerjaanku.” Ucap So Hye.


“Aku menghargai kerja kerasmu tapi apa yang membuatmu berubah pikiran secepat itu?” tanya Jin Sook.

“Karena aku sampah jadi aku harus pergi secepatnya sebelum aku diracuni.” Jawab So Hye kesal.

Jin Sook pun tertawa, ia lalu berkata kalau hanya pecundang lah yang bisa mengatakan kata2 itu kepada seseorang yang lebih berkuasa darinya. Jin Sook lalu memberitahu So Hye kalau Hae Sung akan terbang ke China malam nanti. So Hye terpengarah mendengarnya.


Dengan sangat terpaksa, So Hye menemui Hae Sung. Ia mengajak Hae Sung bekerja dan meminta Hae Sung melupakan apa yang sudah terjadi di masa lalu. Hae Sung sok jual mahal, So Hye pun terpaksa meminta maaf karena sudah mengatai Hae Sung. Hae Sung terus mengerjai So Hye. Ia berkata, seharusnya So Hye tidak pernah melakukan hal itu. Hae Sung lantas mengaku kalau President fan club nya sudah menunggu di bandara. Hae Sung menghubungi Chang Suk dan meminta Chang Suk membatalkan penerbangannya. Ia berjanji akan membayar ganti rugi.


“Apa yang kau bicarakan? Kita kan belum memesan tiketnya.” Jawab Chang Suk bingung.

“Apa? 5 milliar won? Kau memesan jet pribadi?” ucap Hae Sung.

“Jet pribadi apa?” tanya Chang Suk.

“Bayar saja mereka. Penulis Lee sudah meminta maaf jadi aku yang harus bertanggung jawab.” Jawab Hae Sung, lalu mengakhiri teleponnya.

Hahaha… ngakak pas bagian ini… Si Hae Sung demen amat ya ngerjain So Hye.. apalagi pas liat muka kesalnya So Hye..


Hae Sung pun menerima permintaan maaf So Hye, tapi dengan satu permintaan. Ia minta So Hye tidak mengabaikan panggilannya. Hae Sung bilang kalau dia mempertaruhkan hidupnya untuk drama So Hye jadi So Hye tidak boleh menghindarinya agar ia bisa menanyakan bagian yang tidak ia mengerti. So Hye setuju, ia berkata kalau hanya diperbolehkan satu perubahan saja dalam skrip karena jadwalnya mepet. Hae Sung juga setuju. So Hye menatap tajam Hae Sung, sebelum akhirnya ia bangkit dari duduknya.


Melihat So Hye yang mau pergi, Hae Sung langsung menahan So Hye dan memaksa So Hye untuk berjabat tangan dengannya. So Hye ogah2an menjabat tangan Hae Sung. Tapi Hae Sung malah menggenggam tangan So Hye dengan erat dan berkata kalau mereka akan sama2 menyukseskan Hitman. So Hye pun menarik tangannya tapi Hae Sung tidak mau melepas tangan So Hye.


Sesampainya di rumah, So Hye mengamuk. Ia mengambil air dingin dari kulkas dan langsung meneguknya untuk mendinginkan kepala. Tapi tiba2, ia melihat wajah Hae Sung di botol minumannya. Sontak, kekesalan So Hye semakin bertambah. Dan So Hye pun melemparkan botol minumannya ke deretan buku2nya yang tersusun di meja. Buku2 So Hye pun langsung berserakan di lantai.


So Hye pun memunguti buku2nya masih dengan perasaan kesal. Lalu sebuah foto terjatuh dari dalam bukunya. Sebuah foto lawas, foto So Hee bersama kedua sahabatnya saat mereka masih mengenakan seragam sekolah. Ingatan So Hye pun langsung menuju ke masa lalu.

Flashback….

Musim panas, 1999


Saat itu, So Hye sedang serius di kelas sastranya. Sementara sahabatnya, Baek Seol tampak bosan menunggu sampai kelas berakhir. Begitu pula dengan sahabatnya yang lain, Jo Mi Sun. Mi Sun yang duduk di belakang Seol diam2 melepaskan celana olahraganya dan memakai lensa kontaknya. Tak lama kemudian, kelas berakhir. Ketiga sahabat karib itu langsung beranjak meninggalkan sekolah dengan wajah ceria.


Tiba2, Seol menyuruh teman2nya berhenti melangkah. Seol pun mengambil laptop dari tasnya dan memberikannya pada So Hye sebagai hadiah ulang tahun. Mi Sun mengira Seol mendapatkan laptop itu dengan cara mencuri. Seol pun menyanggahnya, ia berkata laptop itu berasal dari pabrik ayahnya dan ia mengambilnya satu. So Hye tidak bisa menerima laptop itu karena harganya yang mahal.

“Bukannya kau bilang ingin jadi penulis? Jadi gunakan ini untuk menulis.” Jawab Seol.

Lalu perhatian Mi Sun teralih pada sekelompok siswa yang memperhatikan mereka sejak tadi dari balik pagar. So Hye berterima kasih pada Seol. Ia berjanji akan membalas kebaikan Seol setelah ia menjadi penulis yang sukses. Seol pun berkata kalau ia akan menunggu hari itu, hari dimana So Hye menjadi penulis yang sukses.


Tiba2, seorang siswa melempari So Hye dengan sekotak susu dan mengenai laptop So Hye. Siswa yang lain ikut2an melempar So Hye, Mi Sun dan Seol dengan sekotak susu. Melihat itu, Seol pun marah. Ia menangkap kotak susu yang dilemparkan padanya dan melemparkannya kembali ke arah para siswa itu. Lemparan Seol mengenai wajah salah satu siswa dan langsung membuat siswa itu jatuh pingsan. So Hye yang kesal menyerahkan laptopnya ke Mi Sun dan bergegas pergi. Sementara Seol menghajar siswa2 yang melempari mereka dengan satu tendangan. Tak lama, So Hye kembali membawa selang dan menyemprotkan air ke arah siswa nakal itu.


Mi Sun dan Seol lalu merayakan ulang tahun So Hye di sebuah warung makan. Seol kemudian menyuruh si pemilik warung mengambil mereka. Dan jepreeet…!! Itulah asal usul foto lawas So Hye bersama kedua sahabatnya.

Flashback end…


Mata So Hye langsung berkaca2 teringat kedua sahabatnya.

Bersambung ke part 2

Fantastic

 

Profil : 

Drama : Fantastic
Revised romantization : Pantaseutik
Hangul : 판타스틱
Director : Jo Nam Kook 
Episodes : 16
Writer : Lee Sung Eun
Network : JTBC
Release Date : September 2, 2016
Runtime : Fridays & Saturdays 20:30
Language : Korean
Country : South Korean

Cast :
  • Joo Sang Wook as Ryoo Hae Sung
  • Kim Hyun Joo as Lee So Hye
  • Kim Tae Hoon as Hong Joon Gi
  • Park Si Yeon as Baek Seol
  • Ji Soo as Kim Sang Wook
  • Kim Dong Gyun as Yoon Chul Hyung
  • Yoon Ji Won as Hong Sang Hwa
  • Jo Jae Yun as Oh Chang Suk
  • Kim Young Min as Choi Jin Tae
  • Kim Jae Hwa as Jo Mi Sun
  • Kim Ji Young as Jo Dong Bo
  • Yoon So Jung as Kwak Hye Sun
  • Kim Jung Nan as Choi Jin Sook
  • Chae Gook Hee as Lee Mi Do
  • Im Ji Kyu as Kim Pil Ho
Sinopsis :

Lee So Hye, seorang penulis drama populer, namun hidupnya hanya tinggal 6 bulan saja. Ryoo Hae Sung adalah seorang aktor populer yang kemampuan aktingnya sangat buruk. Mereka pun dipertemukan kembali. Benih2 cinta pun tumbuh di hati keduanya.
 
 
Episode 1 Part 1 Part 2
Episode 2 Part 1 Part 2
Episode 3 Part 1 Part 2
Episode 4 Part 1 Part 2 
Episode 5 Part 1 Part 2 Part 3
Episode 6 Part 1 Part 2
Episode 7 Part 1 Part 2 Part 3
Episode 8 Part 1 Part 2 Part 3
Episode 9 Part 1 Part 2 Part 3
Episode 10 Part 1Part 2Part 3
Episode 11 Part 1 Part 2 Part 3
Episode 12 Part 1 Part 2 Part 3
Episode 13 Part 1 Part 2 Part 3
Episode 14 Part 1 Part 2 Part 3
Episode 15 Part 1Part 2
Episode 16 Part 1Part 2

I Have a Lover Ep 19 Part 2

Sebelumnya <<<


Di kantornya, Baek Seok menatap cincin yang hendak digunakannya untuk melamar Hae Gang dengan wajah sedih. Baek Seok pun teringat kata2 Hae Gang. Hae Gang bilang bahwa ia sudah mengakui perasaannya pada Jin Eon. Teringat kata2 Hae Gang membuat Baek Seok semakin sedih.


Tak lama berselang, ponsel Baek Seok berdering. Baek Seok menerima panggilan dari guru SMPnya. Guru SMP Baek Seok menanyakan Yong Gi. Baek Seok terkejut ketika guru SMPnya mengatakan tentang ibu Yong Gi. Ia pun langsung menatap ke arah meja Hae Gang. Guru SMP Baek Seok lantas memberikan nomor contact Nyonya Kim.

Di rumahnya, Nyonya Kim sedang membingkai foto Yong Gi dan Woo Joo. Tak lama, ia menerima panggilan dari Baek Seok.

“Apa anda benar2 ibu kandung Yong Gi? Yong Gi pernah bilang padaku bahwa orang tuanya sudah meninggal saat ia masih kecil. Aku harus bertemu denganmu terlebih dahulu sebelum aku mempertemukan kalian. Aku minta maaf, tapi dunia ini penuh dengan orang jahat.” Ucap Baek Seok.

“Aku sudah menemukan Yong Gi.” Jawab Nyonya Kim, membuat Baek Seok kaget.

“Anda sudah bertemu dengannya?” tanya Baek Seok.

“Aku belum bertemu dengannya. Aku butuh waktu untuk menemuinya. Cucuku sedang sakit, jadi aku pasti menemukan cara untuk membawanya kembali. Karena aku sudah menemukan Yong Gi jadi kau tidak perlu cemas.” Jawab Nyonya Kim.

Pembicaraan selesai. Baek Seok menggumam heran, cucu?


Hae Gang masih bersama Jin Eon. Jin Eon masih terlihat lesu. Hae Gang memberikan Jin Eon sebotol air, tapi Jin Eon menolaknya. Hae Gang terus menyodorkan air itu pada Jin Eon, tapi Jin Eon malah membuangnya. Hae Gang kesal, ia lalu mengeluarkan sebotol air lagi dari tasnya dan memberikannya pada Jin Eon. Jin Eon tetap menolak.

“Marah lebih baik daripada tidak melakukan apa2. Mulai besok, aku akan mengikutimu untuk membuatmu marah, Choi Jin Eon-ssi.” Ucap Hae Gang.


“Gomawoyo. Aku minta maaf karena apa yang sudah kulakukan, karena ketidaksopananku, karena hal2 yang sudah menyulitkanmu, karena telah membuatmu bingung. Aku minta maaf, Dokgo Yong Gi-ssi. Aku akan pulang ke rumahku. Kau juga pulang lah ke rumahmu. Kembalilah pada keluargamu. Kembali lah pada orang yang membuatmu nyaman.” Jawab Jin Eon.

Hae Gang berkaca2 mendengar penuturan Jin Eon. Jin Eon pun beranjak pergi.


Taksi yang dinaiki Yong Gi, Gyu Seok dan Woo Joo berhenti di suatu tempat. Yong Gi masih merasakan nyeri di perutnya. Gyu Seok berkata, bahwa Yong Gi akan terus merasa nyeri sepanjang malam. Gyu Seok lantas menyuruh Yong Gi mengambil obat di apotek.

“Aku bisa mengurus diriku sendiri, jadi berhentilah bicara karena itu bukan urusanmu dan bisakah kau meminjami ku sedikit uang?” jawab Yong Gi.

“Jika kau tidak pingsan di kantor polisi, kau tidak akan mendapat tariff sebesar ini.” ucap Gyu Seok.

“Jadi kau mau bilang bahwa kau tidak mencuri uangku?” tanya Yong Gi.

Gyu Seok pun kesal dan menyuruh Yong Gi turun. Yong Gi pun turun dengan wajah kesal yang kemudian disusul oleh Gyu Seok dan Woo Joo. Mereka pun berdiri di depan sebuah rumah. Yong Gi mengeluhkan uangnya yang hilang dan kembali mencoba meminjam uang pada Gyu Seok. Gyu Seok menolak meminjamkan uangnya. Namun hati Gyu Seok luluh saat Woo Joo mengeluh lapar.


Gyu Seok dan Woo Joo sedang sibuk melahap mie kacang hitam. Tak lama kemudian, Yong Gi keluar dari toilet dan langsung baringan di lantai. Woo Joo bilang pada ibunya kalau ia sangat menyukai makanan Korea. Woo Joo lantas menanyakan nama makanan yang sedang dimakannya itu pada Gyu Seok.

“Apa kau baru pertama kali memakan ini?” tanya Gyu Seok dan Woo Joo pun mengangguk.

“Ini namanya jjajangmyeon.’ Jawab Gyu Seok.


Yong Gi tiba2 saja menggigil. Woo Joo pun mencemaskan kesehatan ibunya. Gyu Seok pun dengan wajah terpaksa memberikan jasnya pada Woo Joo. Dan Woo Joo menyelimuti ibunya dengan jas Gyu Seok. Yong Gi menyindir Gyu Seok. Ia mengaku heran karena tiba2 Gyu Seok bersikap baik padanya, padahal biasanya Gyu Seok selalu marah2.

“Kau bisa Bahasa Korea, kan? Jadi bicaralah dengan bahasa kita. Aku tidak bisa diam saja melihatmu berbohong. Katakan identitasmu yang sebenarnya.” jawab Gyu Seok, membuat Yong Gi diam.


Baek Seok tiba di rumah yang dulu ditempati Hae Gang dan Jin Eon. Ia ingin menemui Nyonya Kim. Saat bertemu Nyonya Kim, ia meminta maaf karena sudah bersikap kasar. Baek Seok kemudian menyadari kalau wanita yang ada di hadapannya adalah ibu Hae Gang.

“Bukankah anda ibunya Do Hae Gang? Aku datang ke sini untuk bertemu dengan ibunya Yong Gi. Alamat yang diberikan guru padaku…”

Baek Seok pun menghentikan kalimatnya karena menyadari sesuatu.

“Dia juga putriku. Yong Gi.” Jawab Nyonya Kim, membuat Baek Seok terkejut.

“Mereka berdua saudara kembar. Yong Gi adalah adiknya Hae Gang. Mereka berdua adalah putriku.” Jawab Nyonya Kim lagi.


Jin Eon akhirnya pulang ke rumahnya. Nyonya Hong dan Seol Ri yang sudah menunggunya pun menatap cemas ke arahnya. Setibanya di rumah, Jin Eon langsung menanyakan lokasi kecelakaan Hae Gang. Tae Seok pun datang dan berkata Hae Gang mengalami kecelakaan di China.

“Dia bahkan tidak pernah pergi ke China. Dimana Hae Gang mengalami kecelakaan?” tanya Jin Eon.

“Apa maksudmu? Kakak iparmu sendiri yang pergi ke China dan membawa jenazah Hae Gang.” Jawab Nyonya Hong.

Seol Ri pun melirik tajam pada Tae Seok.

“Ibu bilang kakak ipar yang pergi sendiri dan membawa jenazah Hae Gang?” tanya Jin Eon.


Tae Seok nampak tegang. Jin Eon langsung menghampiri Tae Seok. Ia ingin tahu lokasi kecelakaan Hae Gang. Tae Seok diam saja. Seol Ri menatap tajam Tae Seok.

“Di bendungan dekat jalan raya. Dia bunuh diri.” Jawab Tae Seok.

Nyonya Hong kaget. “Siapa yang bunuh diri? Hae Gang?”


Seol Ri menatap Tae Seok tak percaya.

“Pada hari dimana dia seharusnya pergi ke China, dia terjun ke dalam bendungan itu. Aku pikir dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa kau sudah meninggalkannya.” Jawab Tae Seok.

Jin Eon pun syok mendengarnya. Dengan langkah gontai, Jin Eon pergi menuju kamarnya. Seol Ri menatap tajam Tae Seok sembari menggenggam erat ponselnya.


Nyonya Kim memberitahu nama asli Hae Gang pada Baek Seok. Sebenarnya, Hae Gang bernama Dokgo Ong Gi. Nyonya Kim bilang suaminya lah yang memberikan nama itu agar Hae Gang bisa hidup dengan penuh kehangatan. Sementara Yong Gi bisa hidup dengan penuh keberanian. Ong Gi artinya kehangatan dan Yong Gi artinya keberanian. Baek Seok tertegun mendengar penuturan Nyonya Kim.

“Tanpa mendaftarkan pernikahan kami, kami hidup bersama. Saat kami berpisah, kami mengambil salah satu dari mereka. Tak lama kemudian, aku menemukan bahwa suamiku sudah meninggal. Aku pergi menemui Yong Gi tapi Yong Gi sudah pergi.” Ucap Nyonya Kim lagi.

Baek Seok syok. Saking syok nya, ia pergi begitu saja dan meninggalkan tasnya. Nyonya Kim menyusul Baek Seok untuk mengembalikan tas Baek Seok. Nyonya Kim pun akhirnya ingat bahwa Baek Seok adalah putra Tuan Baek. Nyonya Kim lantas meminta Baek Seok merahasiakan soal Yong Gi dari siapapun. Nyonya Kim mengaku punya firasat buruk jika orang2 sampai mengetahui tentang Yong Gi.


Di kamarnya, Jin Eon duduk bersandar di lantai dengan wajah penuh penyesalan. Ia teringat kata2nya saat Hae Gang berusaha bunuh diri dengan melompat ke sungai.

“Aku tidak akan pernah memaafkanmu untuk apa yang telah kau lakukan hari ini. Aku tidak akan memaafkanmu sampai aku mati. Bahkan meskipun aku mendengar berita kematianmu, aku tidak akan bergerak seinci pun. Jadi jangan lakukan hal ini lagi. Ini terakhir kalinya aku terlibat dalam hidupmu.” Ucap Jin Eon.


Flashback…

Jin Eon yang sedang berdua dengan Seol Ri terkejut melihat Hae Gang yang berdiri di hadapannya. Hae Gang menatap Jin Eon dengan tatapan terluka. Tak lama berselang, Hae Gang melompat ke sungai.

Flashback end..


Jin Eon pun akhirnya pingsan.


Baek Seok yang baru saja tiba di rumahnya tampak kecewa menatap Hae Gang. Hae Gang mencoba menegur Baek Seok, tapi Baek Seok diam saja membuat Hae Gang merasa bersalah.

“Jadi kau Do Hae Gang? Jadi kau istri si pria brengsek itu?” batin Baek Seok kecewa.

Hae Gang pun mendekati Baek Seok.

“Aku baik2 saja, jadi jangan merasa terbebani. Katakan kata2 itu. Apapun yang kau katakan, aku akan baik2 saja.” Ucap Hae Gang.


“Aku mencintaimu.” Jawab Baek Seok, membuat Hae Gang diam.

“Aku mencintaimu. Aku tidak tahu harus mengatakan apa, aku tidak tahu harus melakukan apa. Hanya satu yang kutahu, aku mencintai orang yang ada di hadapanku saat ini.” ucap Baek Seok lagi, membuat Hae Gang semakin merasa bersalah.


Jin Eon jatuh sakit. Dalam tidurnya, ia mengigau dan menyebut2 nama Hae Gang. Seol Ri merawat Jin Eon dengan penuh kesabaran meski hatinya terluka mendengar Jin Eon memanggil2 nama Hae Gang.


Di ruang kerjanya, Presdir Choi bicara dengan Tae Seok. Presdir Choi berkata, apa Tae Seok tidak takut hukuman Tuhan? Tae Seok pun membela diri. Ia berkata terpaksa mengatakan itu agar Jin Eon tidak curiga. Presdir Choi pun tampak resah. Tae Seok lantas berkata bahwa ia membutuhkan tubuh seseorang untuk mengisir guci tempat abu Hae Gang.

(Ini artinya guci abu Hae Gang dibiarkan kosong selama ini)

“Kau bilang Dokgo Yong Gi tau soal Pudoxin, kan? Kau juga bilang bahwa kau memiliki rekaman yang belum disiarkan? Kau bilang dia melarikan diri ke China? Kenapa aku belum mendengar apapun? Kau belum menemukannya?” tanya Presdir Choi.

“Aku sudah menemukannya.” Jawab Tae Seok.

Presdir Choi kaget, kau menemukannya?

“Biarkan aku yang mengurus Dokgo Yong Gi. Kau hanya perlu tidur nyaman sepanjang hidupmu. Pudoxin milikku dan Ssanghwasan milikmu, hidup kita berada di tangan Dokgo Yong Gi.” Ucap Tae Seok.

Presdir Choi pun menatap Tae Seok dengan cemas.


Seol Ri masih menjaga Jin Eon. Ia menatap Jin Eon dengan raut wajah terluka. Tak lama, Tae Seok datang dan terkejut melihat Seol Ri. Tae Seok bertanya, apa Seol Ri sepanjang malam berada di sisi Jin Eon? Seol Ri mengiyakan. Tae Seok lantas menanyakan keadaan Jin Eon. Tae Seok mengaku bahwa dirinya mencemaskan Jin Eon.

“Aku memberinya obat tidur.” Jawab Seol Ri.

“Itu bagus, dia harus cukup tidur di kondisi seperti ini.” ucap Tae Seok.

“Kenapa kau melakukannya? Menceritakan padanya bahwa dia bunuh diri. Meskipun dia benar2 bunuh diri, seharusnya kau tidak memberitahunya. Jadi bagaimana bisa kau mengatakan dia bunuh diri? Pasti ada sesuatu, kan? Sesuatu yang dirahasiakan dan dilindungi. Aku tahu dia tidak bunuh diri. Aku menguping yang kau bicarakan dengan ayah.” jawab Seol Ri.


Tae Seok pun terkejut. Tae Seok lantas mengajak Seol Ri bicara di tempat lain. Sebelum keluar, Seol Ri menatap Jin Eon dengan cemas. Begitu mereka keluar, Jin Eon membuka matanya!!!

(Wohooo, Jin Eon mendengar semuanya)


“Ayah percaya kali ini bahwa orang itu yang mati karena bunuh diri akan segera kembali. Aku benar, kan? Dan kau, kakak ipar. Kau terus mencari dan mencari di semua tempat orang yang bunuh diri itu. Kau bilang Do Hae Gang tidak akan pernah kembali. Apa yang kalian sembunyikan? Kenapa Do Hae Gang mati, bagaimana Do Hae Gang mati. Kau mengetahuinya, benar? Itulah kenapa kau menyembunyikan kebenarannya dan berbohong. Itu bukan bunuh diri atau kecelakaan mobil biasa, benar? Apa Do Hae Gang dibunuh? Tapi kenapa?” ucap Seol Ri sambil menatap tajam Tae Seok.


“Kau ini bicara apa? Kenapa seseorang harus membunuh Lawyer Do? Jika seseorang membunuh Lawyer Do, apa kau pikir aku atau ayah akan diam saja dan membiarkan orang itu hidup bebas? Aku menyukai Lawyer Do lebih daripada kau menyukainya. Dia adalah partner sekaligus sainganku yang sempurna. Dan dia juga keluargaku. Aku berbohong demi adik ipar, karena kita tahu reaksinya akan seperti ini. Ini keputusan keluarga.” Jawab Tae Seok dengan wajah tegang.

“Aku hanya ingin tahu kebenarannya. Ceritakan padaku.” Ucap Seol Ri.


Sementara itu Hae Gang masih melanjutkan aksi unjuk rasa di depan kantor Jin Eon. Dan di ruangannya, Tae Seok menyuruh Produser Kim membunuh Yong Gi. Produser Kim terkejut. Tae Seok bilang ini sudah waktunya untuk melenyapkan Yong Gi. Tae Seok juga menyuruh Produser Kim mencari mayat seseorang (biar abunya bisa dimasukin ke guci abu Hae Gang yang kosong)

Di kamarnya, Jin Eon sedang bersiap2 untuk pergi kerja. Jin Eon tampak memikirkan sesuatu (semoga Jin Eon nguping deh pembicaraan Tae Seok dan Seol Ri).

Jin Eon yang baru tiba di kantornya bertemu Hae Gang yang lagi unjuk rasa. Hae Gang menatap sendu Jin Eon. Jin Eon mulai bersikap dingin pada Hae Gang.

Setibanya di kantor, Manajer Byeon kaget melihat Jin Eon. Jin Eon ingin tahu kenapa Manajer Byeon begitu terkejut melihat dirinya. Manajer Byeon heran melihat Jin Eon yang baik2 saja. Jin Eon pun menyindir, ia tanya apa ada rumor yang mengatakan dirinya tidak baik2 saja.


Jin Eon yang baru masuk ruangannya langsung disamperin Tae Seok. Sikap Jin Eon pun tampak dingin pada Tae Seok. Tae Seok meminta Jin Eon tidak memaksakan diri terlalu keras karena ia akan mengurus semuanya. Hal itu membuat Jin Eon bertanya kenapa Tae Seok selalu berpikir seperti itu. Jin Eon pun berkata bahwa Tae Seok lah yang terlalu memaksakan diri pada setiap situasi.

(Ini sikap dingin Jin Eon ke Tae Seok makin bikin aku yakin klo Jin Eon nguping pembicaraan Tae Seok dan Seol Ri)

“Apa? Apa maksudmu?” tanya Tae Seok tenang.

“Aku berpikir kau lah dalang dibalik kecelakaan yang menimpa Moon Tae Joon.” Jawab Jin Eon.

“Apa?” kaget Tae Seok.


“Kau tidak perlu terkejut begitu. Itu hanya pikiranku saja, lagipula aku tidak punya bukti.” Jawab Jin Eon.

“Kenapa kau begitu yakin aku pelakunya?” tanya Tae Seok.

“Karena tidak ada bukti konkret.” Jawab Jin Eon.

“Apa?” tanya Tae Seok heran.

“Berdasarkan kamera keamanan, nomor plat yang menabrak Moon Tae Joon adalah palsu dan tidak ada satu pun saksi. Aku pergi ke kantor polisi. Mereka bilang kecil kemungkinan bisa menangkap pelakunya. Karena itu kecelakaan yang direncanakan, itulah sebabnya tidak ada bukti atau pun saksi.” Jawab Jin Eon.

Tae Seok pun seketika berubah tegang, namun ia masih berusaha menutupi ketegangannya. Tapi meski Tae Seok berusaha bersikap tenang, Jin Eon tetap bisa merasakan ketegangan Tae Seok.

Di rumah sakit, Yong Gi menghubungi Gyu Seok. Woo Joo duduk menunggu Yong Gi. Gyu Seok kaget karena Yong Gi tahu nomornya. Yong Gi mengaku ia melihatnya saat Gyu Seok mengisi laporan di kantor polisi.

“Aku tahu hari ini kau libur tapi bisakah kau datang ke rumah sakit? Aku tidak punya siapapun untuk dimintai tolong. Aku dan anakku mengisi perut dengan sampel makanan gratis. Aku bahkan menjual darahku untuk membelikannya roti. Kami berjalan kesana kemari, karena itu lah kami jadi cepat lapar.” Ucap Yong Gi.

“Itu bukan urusanku.” Jawab Gyu Seok.

“Dasar brengs*k!” maki Yong Gi dalam Bahasa China.

“Kau mengataiku brengs*ek?” tanya Gyu Seok.

Yong Gi terkejut. Ia tidak menyangka Gyu Seok mengerti Bahasa China. Gyu Seok lantas memutuskan telepon begitu saja. Yong Gi kembali pada Woo Joo. Ia menyuruh Woo Joo menunggunya karena ia akan mengambil tas Woo Joo. Sebelum pergi, Yong Gi melarang Woo Joo bicara dengan orang asing. Yong Gi pun mencium Woo Joo, kemudian beranjak pergi. Woo Joo asyik menikmati roti cokelatnya.


Gyu Seok yang berada di ruangannya tampak memikirkan kata2 Yong Gi. Gyu Seok akhirnya beranjak keluar dan bertemu Woo Joo di depan meja resepsionis. Woo Joo memberitahu Gyu Seok bahwa ibunya sedang pergi mencari tas mereka. Gyu Seok lantas duduk disamping Woo Joo. Woo Joo menggeser posisi duduknya dan menatap Gyu Seok. Gyu Seok mengambil boneka Woo Joo dan memberikannya pada Woo Joo. Woo Joo memainkan bonekanya dan Gyu Seok tersenyum menatap Woo Joo.


Yong Gi mencari tasnya di toilet. Ia mengecek ke dalam bilik toilet satu per satu dan menemukan tasnya di dalam salah satu bilik toilet yang dijadikan gudang penyimpanan.

Baek Seok ada di rumah sakit, sedang berbicara dengan kakak Moon Tae Joon. Kakak Moon Tae Jon berniat menutup kasus itu. Ia berkata bahwa Cheon Nyeon Farmasi akan memberikan kompensasi jika mereka menutup kasus itu. Baek Seok menghela napas kesal.


Yong Gi berjalan dengan muka lesu sambil menggeret kopernya. Tiba2, langkahnya melambat dan ia terkejut melihat sosok di hadapannya. Sementara itu sosok di hadapannya sedang berjalan dengan wajah ditekuk. Sosok itu, Baek Seok!

“Kau, Baek Seok!” seru Yong Gi.

Baek Seok pun mendongakkan wajahnya dan terkejut melihat sosok di hadapannya.

“Kau Baek Seok, kan? Ini aku, Dokgo Yong Gi-ya!” seru Yong Gi lagi.

Bersambung