Sebelumnya <<<
Di kantornya, Baek Seok menatap cincin yang hendak digunakannya untuk
melamar Hae Gang dengan wajah sedih. Baek Seok pun teringat kata2 Hae Gang. Hae
Gang bilang bahwa ia sudah mengakui perasaannya pada Jin Eon. Teringat kata2
Hae Gang membuat Baek Seok semakin sedih.
Tak lama berselang, ponsel Baek Seok berdering. Baek Seok menerima panggilan
dari guru SMPnya. Guru SMP Baek Seok menanyakan Yong Gi. Baek Seok terkejut
ketika guru SMPnya mengatakan tentang ibu Yong Gi. Ia pun langsung menatap ke
arah meja Hae Gang. Guru SMP Baek Seok lantas memberikan nomor contact Nyonya
Kim.
Di rumahnya, Nyonya Kim sedang membingkai foto Yong Gi dan Woo Joo. Tak
lama, ia menerima panggilan dari Baek Seok.
“Apa anda benar2 ibu kandung Yong Gi? Yong Gi pernah bilang padaku bahwa
orang tuanya sudah meninggal saat ia masih kecil. Aku harus bertemu denganmu
terlebih dahulu sebelum aku mempertemukan kalian. Aku minta maaf, tapi dunia
ini penuh dengan orang jahat.” Ucap Baek Seok.
“Aku sudah menemukan Yong Gi.” Jawab Nyonya Kim, membuat Baek Seok kaget.
“Anda sudah bertemu dengannya?” tanya Baek Seok.
“Aku belum bertemu dengannya. Aku butuh waktu untuk menemuinya. Cucuku
sedang sakit, jadi aku pasti menemukan cara untuk membawanya kembali. Karena
aku sudah menemukan Yong Gi jadi kau tidak perlu cemas.” Jawab Nyonya Kim.
Pembicaraan selesai. Baek Seok menggumam heran, cucu?
Hae Gang masih bersama Jin Eon. Jin Eon masih terlihat lesu. Hae Gang
memberikan Jin Eon sebotol air, tapi Jin Eon menolaknya. Hae Gang terus
menyodorkan air itu pada Jin Eon, tapi Jin Eon malah membuangnya. Hae Gang
kesal, ia lalu mengeluarkan sebotol air lagi dari tasnya dan memberikannya pada
Jin Eon. Jin Eon tetap menolak.
“Marah lebih baik daripada tidak melakukan apa2. Mulai besok, aku akan
mengikutimu untuk membuatmu marah, Choi Jin Eon-ssi.” Ucap Hae Gang.
“Gomawoyo. Aku minta maaf karena apa yang sudah kulakukan, karena
ketidaksopananku, karena hal2 yang sudah menyulitkanmu, karena telah membuatmu
bingung. Aku minta maaf, Dokgo Yong Gi-ssi. Aku akan pulang ke rumahku. Kau
juga pulang lah ke rumahmu. Kembalilah pada keluargamu. Kembali lah pada orang
yang membuatmu nyaman.” Jawab Jin Eon.
Hae Gang berkaca2 mendengar penuturan Jin Eon. Jin Eon pun beranjak pergi.
Taksi yang dinaiki Yong Gi, Gyu Seok dan Woo Joo berhenti di suatu tempat.
Yong Gi masih merasakan nyeri di perutnya. Gyu Seok berkata, bahwa Yong Gi akan
terus merasa nyeri sepanjang malam. Gyu Seok lantas menyuruh Yong Gi mengambil
obat di apotek.
“Aku bisa mengurus diriku sendiri, jadi berhentilah bicara karena itu bukan
urusanmu dan bisakah kau meminjami ku sedikit uang?” jawab Yong Gi.
“Jika kau tidak pingsan di kantor polisi, kau tidak akan mendapat tariff
sebesar ini.” ucap Gyu Seok.
“Jadi kau mau bilang bahwa kau tidak mencuri uangku?” tanya Yong Gi.
Gyu Seok pun kesal dan menyuruh Yong Gi turun. Yong Gi pun turun dengan
wajah kesal yang kemudian disusul oleh Gyu Seok dan Woo Joo. Mereka pun berdiri
di depan sebuah rumah. Yong Gi mengeluhkan uangnya yang hilang dan kembali
mencoba meminjam uang pada Gyu Seok. Gyu Seok menolak meminjamkan uangnya.
Namun hati Gyu Seok luluh saat Woo Joo mengeluh lapar.
Gyu Seok dan Woo Joo sedang sibuk melahap mie kacang hitam. Tak lama
kemudian, Yong Gi keluar dari toilet dan langsung baringan di lantai. Woo Joo
bilang pada ibunya kalau ia sangat menyukai makanan Korea. Woo Joo lantas
menanyakan nama makanan yang sedang dimakannya itu pada Gyu Seok.
“Apa kau baru pertama kali memakan ini?” tanya Gyu Seok dan Woo Joo pun
mengangguk.
“Ini namanya jjajangmyeon.’ Jawab Gyu Seok.
Yong Gi tiba2 saja menggigil. Woo Joo pun mencemaskan kesehatan ibunya. Gyu
Seok pun dengan wajah terpaksa memberikan jasnya pada Woo Joo. Dan Woo Joo
menyelimuti ibunya dengan jas Gyu Seok. Yong Gi menyindir Gyu Seok. Ia mengaku
heran karena tiba2 Gyu Seok bersikap baik padanya, padahal biasanya Gyu Seok
selalu marah2.
“Kau bisa Bahasa Korea, kan? Jadi bicaralah dengan bahasa kita. Aku tidak
bisa diam saja melihatmu berbohong. Katakan identitasmu yang sebenarnya.” jawab
Gyu Seok, membuat Yong Gi diam.
Baek Seok tiba di rumah yang dulu ditempati Hae Gang dan Jin Eon. Ia ingin
menemui Nyonya Kim. Saat bertemu Nyonya Kim, ia meminta maaf karena sudah
bersikap kasar. Baek Seok kemudian menyadari kalau wanita yang ada di
hadapannya adalah ibu Hae Gang.
“Bukankah anda ibunya Do Hae Gang? Aku datang ke sini untuk bertemu dengan
ibunya Yong Gi. Alamat yang diberikan guru padaku…”
Baek Seok pun menghentikan kalimatnya karena menyadari sesuatu.
“Dia juga putriku. Yong Gi.” Jawab Nyonya Kim, membuat Baek Seok terkejut.
“Mereka berdua saudara kembar. Yong Gi adalah adiknya Hae Gang. Mereka
berdua adalah putriku.” Jawab Nyonya Kim lagi.
Jin Eon akhirnya pulang ke rumahnya. Nyonya Hong dan Seol Ri yang sudah
menunggunya pun menatap cemas ke arahnya. Setibanya di rumah, Jin Eon langsung
menanyakan lokasi kecelakaan Hae Gang. Tae Seok pun datang dan berkata Hae Gang
mengalami kecelakaan di China.
“Dia bahkan tidak pernah pergi ke China. Dimana Hae Gang mengalami
kecelakaan?” tanya Jin Eon.
“Apa maksudmu? Kakak iparmu sendiri yang pergi ke China dan membawa jenazah
Hae Gang.” Jawab Nyonya Hong.
Seol Ri pun melirik tajam pada Tae Seok.
“Ibu bilang kakak ipar yang pergi sendiri dan membawa jenazah Hae Gang?”
tanya Jin Eon.
Tae Seok nampak tegang. Jin Eon langsung menghampiri Tae Seok. Ia ingin tahu
lokasi kecelakaan Hae Gang. Tae Seok diam saja. Seol Ri menatap tajam Tae Seok.
“Di bendungan dekat jalan raya. Dia bunuh diri.” Jawab Tae Seok.
Nyonya Hong kaget. “Siapa yang bunuh diri? Hae Gang?”
Seol Ri menatap Tae Seok tak percaya.
“Pada hari dimana dia seharusnya pergi ke China, dia terjun ke dalam
bendungan itu. Aku pikir dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa kau sudah
meninggalkannya.” Jawab Tae Seok.
Jin Eon pun syok mendengarnya. Dengan langkah gontai, Jin Eon pergi menuju
kamarnya. Seol Ri menatap tajam Tae Seok sembari menggenggam erat ponselnya.
Nyonya Kim memberitahu nama asli Hae Gang pada Baek Seok. Sebenarnya, Hae
Gang bernama Dokgo Ong Gi. Nyonya Kim bilang suaminya lah yang memberikan nama
itu agar Hae Gang bisa hidup dengan penuh kehangatan. Sementara Yong Gi bisa
hidup dengan penuh keberanian. Ong Gi artinya kehangatan dan Yong Gi artinya
keberanian. Baek Seok tertegun mendengar penuturan Nyonya Kim.
“Tanpa mendaftarkan pernikahan kami, kami hidup bersama. Saat kami berpisah,
kami mengambil salah satu dari mereka. Tak lama kemudian, aku menemukan bahwa
suamiku sudah meninggal. Aku pergi menemui Yong Gi tapi Yong Gi sudah pergi.”
Ucap Nyonya Kim lagi.
Baek Seok syok. Saking syok nya, ia pergi begitu saja dan meninggalkan
tasnya. Nyonya Kim menyusul Baek Seok untuk mengembalikan tas Baek Seok. Nyonya
Kim pun akhirnya ingat bahwa Baek Seok adalah putra Tuan Baek. Nyonya Kim
lantas meminta Baek Seok merahasiakan soal Yong Gi dari siapapun. Nyonya Kim
mengaku punya firasat buruk jika orang2 sampai mengetahui tentang Yong Gi.
Di kamarnya, Jin Eon duduk bersandar di lantai dengan wajah penuh
penyesalan. Ia teringat kata2nya saat Hae Gang berusaha bunuh diri dengan
melompat ke sungai.
“Aku tidak akan pernah memaafkanmu untuk apa yang telah kau lakukan hari
ini. Aku tidak akan memaafkanmu sampai aku mati. Bahkan meskipun aku mendengar
berita kematianmu, aku tidak akan bergerak seinci pun. Jadi jangan lakukan hal
ini lagi. Ini terakhir kalinya aku terlibat dalam hidupmu.” Ucap Jin Eon.
Flashback…
Jin Eon yang sedang berdua dengan Seol Ri terkejut melihat Hae Gang yang
berdiri di hadapannya. Hae Gang menatap Jin Eon dengan tatapan terluka. Tak
lama berselang, Hae Gang melompat ke sungai.
Flashback end..
Jin Eon pun akhirnya pingsan.
Baek Seok yang baru saja tiba di rumahnya tampak kecewa menatap Hae Gang.
Hae Gang mencoba menegur Baek Seok, tapi Baek Seok diam saja membuat Hae Gang
merasa bersalah.
“Jadi kau Do Hae Gang? Jadi kau istri si pria brengsek itu?” batin Baek Seok
kecewa.
Hae Gang pun mendekati Baek Seok.
“Aku baik2 saja, jadi jangan merasa terbebani. Katakan kata2 itu. Apapun
yang kau katakan, aku akan baik2 saja.” Ucap Hae Gang.
“Aku mencintaimu.” Jawab Baek Seok, membuat Hae Gang diam.
“Aku mencintaimu. Aku tidak tahu harus mengatakan apa, aku tidak tahu harus
melakukan apa. Hanya satu yang kutahu, aku mencintai orang yang ada di
hadapanku saat ini.” ucap Baek Seok lagi, membuat Hae Gang semakin merasa
bersalah.
Jin Eon jatuh sakit. Dalam tidurnya, ia mengigau dan menyebut2 nama Hae
Gang. Seol Ri merawat Jin Eon dengan penuh kesabaran meski hatinya terluka
mendengar Jin Eon memanggil2 nama Hae Gang.
Di ruang kerjanya, Presdir Choi bicara dengan Tae Seok. Presdir Choi
berkata, apa Tae Seok tidak takut hukuman Tuhan? Tae Seok pun membela diri. Ia
berkata terpaksa mengatakan itu agar Jin Eon tidak curiga. Presdir Choi pun
tampak resah. Tae Seok lantas berkata bahwa ia membutuhkan tubuh seseorang
untuk mengisir guci tempat abu Hae Gang.
(Ini artinya guci abu Hae Gang dibiarkan kosong selama ini)
“Kau bilang Dokgo Yong Gi tau soal Pudoxin, kan? Kau juga bilang bahwa kau
memiliki rekaman yang belum disiarkan? Kau bilang dia melarikan diri ke China?
Kenapa aku belum mendengar apapun? Kau belum menemukannya?” tanya Presdir Choi.
“Aku sudah menemukannya.” Jawab Tae Seok.
Presdir Choi kaget, kau menemukannya?
“Biarkan aku yang mengurus Dokgo Yong Gi. Kau hanya perlu tidur nyaman
sepanjang hidupmu. Pudoxin milikku dan Ssanghwasan milikmu, hidup kita berada
di tangan Dokgo Yong Gi.” Ucap Tae Seok.
Presdir Choi pun menatap Tae Seok dengan cemas.
Seol Ri masih menjaga Jin Eon. Ia menatap Jin Eon dengan raut wajah terluka.
Tak lama, Tae Seok datang dan terkejut melihat Seol Ri. Tae Seok bertanya, apa
Seol Ri sepanjang malam berada di sisi Jin Eon? Seol Ri mengiyakan. Tae Seok
lantas menanyakan keadaan Jin Eon. Tae Seok mengaku bahwa dirinya mencemaskan
Jin Eon.
“Aku memberinya obat tidur.” Jawab Seol Ri.
“Itu bagus, dia harus cukup tidur di kondisi seperti ini.” ucap Tae Seok.
“Kenapa kau melakukannya? Menceritakan padanya bahwa dia bunuh diri.
Meskipun dia benar2 bunuh diri, seharusnya kau tidak memberitahunya. Jadi
bagaimana bisa kau mengatakan dia bunuh diri? Pasti ada sesuatu, kan? Sesuatu
yang dirahasiakan dan dilindungi. Aku tahu dia tidak bunuh diri. Aku menguping
yang kau bicarakan dengan ayah.” jawab Seol Ri.
Tae Seok pun terkejut. Tae Seok lantas mengajak Seol Ri bicara di tempat
lain. Sebelum keluar, Seol Ri menatap Jin Eon dengan cemas. Begitu mereka
keluar, Jin Eon membuka matanya!!!
(Wohooo, Jin Eon mendengar semuanya)
“Ayah percaya kali ini bahwa orang itu yang mati karena bunuh diri akan
segera kembali. Aku benar, kan? Dan kau, kakak ipar. Kau terus mencari dan
mencari di semua tempat orang yang bunuh diri itu. Kau bilang Do Hae Gang tidak
akan pernah kembali. Apa yang kalian sembunyikan? Kenapa Do Hae Gang mati,
bagaimana Do Hae Gang mati. Kau mengetahuinya, benar? Itulah kenapa kau
menyembunyikan kebenarannya dan berbohong. Itu bukan bunuh diri atau kecelakaan
mobil biasa, benar? Apa Do Hae Gang dibunuh? Tapi kenapa?” ucap Seol Ri sambil
menatap tajam Tae Seok.
“Kau ini bicara apa? Kenapa seseorang harus membunuh Lawyer Do? Jika
seseorang membunuh Lawyer Do, apa kau pikir aku atau ayah akan diam saja dan
membiarkan orang itu hidup bebas? Aku menyukai Lawyer Do lebih daripada kau
menyukainya. Dia adalah partner sekaligus sainganku yang sempurna. Dan dia juga
keluargaku. Aku berbohong demi adik ipar, karena kita tahu reaksinya akan
seperti ini. Ini keputusan keluarga.” Jawab Tae Seok dengan wajah tegang.
“Aku hanya ingin tahu kebenarannya. Ceritakan padaku.” Ucap Seol Ri.
Sementara itu Hae Gang masih melanjutkan aksi unjuk rasa di depan kantor Jin
Eon. Dan di ruangannya, Tae Seok menyuruh Produser Kim membunuh Yong Gi.
Produser Kim terkejut. Tae Seok bilang ini sudah waktunya untuk melenyapkan
Yong Gi. Tae Seok juga menyuruh Produser Kim mencari mayat seseorang (biar
abunya bisa dimasukin ke guci abu Hae Gang yang kosong)
Di kamarnya, Jin Eon sedang bersiap2 untuk pergi kerja. Jin Eon tampak
memikirkan sesuatu (semoga Jin Eon nguping deh pembicaraan Tae Seok dan Seol
Ri).
Jin Eon yang baru tiba di kantornya bertemu Hae Gang yang lagi unjuk rasa.
Hae Gang menatap sendu Jin Eon. Jin Eon mulai bersikap dingin pada Hae Gang.
Setibanya di kantor, Manajer Byeon kaget melihat Jin Eon. Jin Eon ingin tahu
kenapa Manajer Byeon begitu terkejut melihat dirinya. Manajer Byeon heran
melihat Jin Eon yang baik2 saja. Jin Eon pun menyindir, ia tanya apa ada rumor
yang mengatakan dirinya tidak baik2 saja.
Jin Eon yang baru masuk ruangannya langsung disamperin Tae Seok. Sikap Jin
Eon pun tampak dingin pada Tae Seok. Tae Seok meminta Jin Eon tidak memaksakan
diri terlalu keras karena ia akan mengurus semuanya. Hal itu membuat Jin Eon
bertanya kenapa Tae Seok selalu berpikir seperti itu. Jin Eon pun berkata bahwa
Tae Seok lah yang terlalu memaksakan diri pada setiap situasi.
(Ini sikap dingin Jin Eon ke Tae Seok makin bikin aku yakin klo Jin Eon
nguping pembicaraan Tae Seok dan Seol Ri)
“Apa? Apa maksudmu?” tanya Tae Seok tenang.
“Aku berpikir kau lah dalang dibalik kecelakaan yang menimpa Moon Tae Joon.”
Jawab Jin Eon.
“Apa?” kaget Tae Seok.
“Kau tidak perlu terkejut begitu. Itu hanya pikiranku saja, lagipula aku
tidak punya bukti.” Jawab Jin Eon.
“Kenapa kau begitu yakin aku pelakunya?” tanya Tae Seok.
“Karena tidak ada bukti konkret.” Jawab Jin Eon.
“Apa?” tanya Tae Seok heran.
“Berdasarkan kamera keamanan, nomor plat yang menabrak Moon Tae Joon adalah
palsu dan tidak ada satu pun saksi. Aku pergi ke kantor polisi. Mereka bilang
kecil kemungkinan bisa menangkap pelakunya. Karena itu kecelakaan yang
direncanakan, itulah sebabnya tidak ada bukti atau pun saksi.” Jawab Jin Eon.
Tae Seok pun seketika berubah tegang, namun ia masih berusaha menutupi
ketegangannya. Tapi meski Tae Seok berusaha bersikap tenang, Jin Eon tetap bisa
merasakan ketegangan Tae Seok.
Di rumah sakit, Yong Gi menghubungi Gyu Seok. Woo Joo duduk menunggu Yong
Gi. Gyu Seok kaget karena Yong Gi tahu nomornya. Yong Gi mengaku ia melihatnya
saat Gyu Seok mengisi laporan di kantor polisi.
“Aku tahu hari ini kau libur tapi bisakah kau datang ke rumah sakit? Aku
tidak punya siapapun untuk dimintai tolong. Aku dan anakku mengisi perut dengan
sampel makanan gratis. Aku bahkan menjual darahku untuk membelikannya roti.
Kami berjalan kesana kemari, karena itu lah kami jadi cepat lapar.” Ucap Yong
Gi.
“Itu bukan urusanku.” Jawab Gyu Seok.
“Dasar brengs*k!” maki Yong Gi dalam Bahasa China.
“Kau mengataiku brengs*ek?” tanya Gyu Seok.
Yong Gi terkejut. Ia tidak menyangka Gyu Seok mengerti Bahasa China. Gyu
Seok lantas memutuskan telepon begitu saja. Yong Gi kembali pada Woo Joo. Ia
menyuruh Woo Joo menunggunya karena ia akan mengambil tas Woo Joo. Sebelum
pergi, Yong Gi melarang Woo Joo bicara dengan orang asing. Yong Gi pun mencium
Woo Joo, kemudian beranjak pergi. Woo Joo asyik menikmati roti cokelatnya.
Gyu Seok yang berada di ruangannya tampak memikirkan kata2 Yong Gi. Gyu Seok
akhirnya beranjak keluar dan bertemu Woo Joo di depan meja resepsionis. Woo Joo
memberitahu Gyu Seok bahwa ibunya sedang pergi mencari tas mereka. Gyu Seok
lantas duduk disamping Woo Joo. Woo Joo menggeser posisi duduknya dan menatap
Gyu Seok. Gyu Seok mengambil boneka Woo Joo dan memberikannya pada Woo Joo. Woo
Joo memainkan bonekanya dan Gyu Seok tersenyum menatap Woo Joo.
Yong Gi mencari tasnya di toilet. Ia mengecek ke dalam bilik toilet satu per
satu dan menemukan tasnya di dalam salah satu bilik toilet yang dijadikan
gudang penyimpanan.
Baek Seok ada di rumah sakit, sedang berbicara dengan kakak Moon Tae Joon.
Kakak Moon Tae Jon berniat menutup kasus itu. Ia berkata bahwa Cheon Nyeon
Farmasi akan memberikan kompensasi jika mereka menutup kasus itu. Baek Seok
menghela napas kesal.
Yong Gi berjalan dengan muka lesu sambil menggeret kopernya. Tiba2,
langkahnya melambat dan ia terkejut melihat sosok di hadapannya. Sementara itu
sosok di hadapannya sedang berjalan dengan wajah ditekuk. Sosok itu, Baek Seok!
“Kau, Baek Seok!” seru Yong Gi.
Baek Seok pun mendongakkan wajahnya dan terkejut melihat sosok di
hadapannya.
“Kau Baek Seok, kan? Ini aku, Dokgo Yong Gi-ya!” seru Yong Gi lagi.
Bersambung
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
Kumpulan Sinopsis
- Sinopsis Adamas
- Sinopsis Again My Life
- Sinopsis Alice
- Sinopsis Anna
- Sinopsis Babel
- Sinopsis Big Mouth
- Sinopsis Blessing of the Sea
- Sinopsis Blind
- Sinopsis Defendant
- Sinopsis Different Dreams
- Sinopsis Fantastic
- Sinopsis Graceful Family
- Sinopsis Gyeongseong Creature
- Sinopsis Happiness
- Sinopsis Hide and Seek
- Sinopsis Hide Identity
- Sinopsis I Have a Lover
- Sinopsis King Maker : The Change of Destiny
- SInopsis King the Land
- Sinopsis Lies of Lies
- Sinopsis Love Rain
- Sinopsis Maestra
- Sinopsis Moving
- Sinopsis My Golden Life
- Sinopsis My Happy End
- Sinopsis My Perfect Stranger
- Sinopsis Oh My Geum Bi
- Sinopsis Perfect Marriage Revenge
- Sinopsis Ruby Ring
- Sinopsis Ruler : Master Of The Mask
- Sinopsis Selection : The War Between Women
- Sinopsis Song of the Bandits
- Sinopsis still 17
- Sinopsis Temptation Of An Angel
- Sinopsis The Game : Towards Zero
- Sinopsis The Glory
- Sinopsis The Great Show
- Sinopsis The Legend Of The Blue Sea
- Sinopsis The Police Station Next to The Fire Station
- Sinopsis The Princess Man
- Sinopsis The Promise
- Sinopsis The World of the Married
- Sinopsis The Worst of Evil
- Sinopsis Train
- Sinopsis Undercover
- Sinopsis Unknown Woman
- Sinopsis Vigilante
- Sinopsis Watcher
- Sinopsis Wonderful World
Labels
- Adamas (1)
- Again My Life (20)
- Alice (6)
- Babel (47)
- Big Mouth (24)
- Blessing of the Sea (24)
- Blind (9)
- Defendant (35)
- Different Dreams (81)
- Fantastic (42)
- Flower of Evil (10)
- Good Witch (3)
- Graceful Family (63)
- Happines (24)
- Hide and Seek (77)
- Hide Identity (1)
- I Have a Lover (88)
- King Maker : The Change of Destiny (62)
- Lean Of You - Jung Yup (1)
- Lee Yoo Ri Setuju Bintangi Drama MBC Selanjutnya Spring Must Be Coming (1)
- Lies of Lies (32)
- live up to your name (36)
- Love Rain (16)
- Love Story - Lyn (1)
- Maestra (5)
- My Golden Life (100)
- My Happy End (15)
- Oh My Geum Bi (6)
- Perfect Marriage Revenge (2)
- Ruby Ring (181)
- Ruler : Master Of The Mask (56)
- Selection : The War Between Women (63)
- SInopsis King the Land (1)
- Temptation Of An Angel (22)
- The Game : Towards Zero (50)
- The Glory (1)
- The Great Show (62)
- The Legend Of The Blue Sea (39)
- The Police Station Next to The Fire Station (3)
- The Princess Man (24)
- The Promise (211)
- The Road : The Tragedy of One (1)
- The Second Anna (5)
- The World of the Married (21)
- The Worst of Evil (1)
- Train (2)
- Undercover (9)
- Unknown Woman (92)
- VIP (1)
- Watcher (65)
Blog Archive
- ► 2020 (285)
- ► 2019 (614)
- ► 2018 (436)
- ► 2017 (209)
Recent Comments
Followers
-
[Sebelumnya ] Di kediamannya, Hae Sung sedang latihan dibimbing oleh Chang Suk. “Pikiran kosong, mata kosong, tapi setelah ia menemuk...
-
Sebelumnya.... 1 Tahun Kemudian…. Hae Sung dan Chang Suk tampak sedang bersiap2. Chang Suk berkata, setahun sudah berlalu. Hae ...
0 Comments:
Post a Comment