• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Legend Of The Blue Sea Ep 1

Agustus, 1586, Hyeupgok-hyun, Gangwan-do.

Kepanikan terjadi di tengah2 laut. Di langit, petir menyambar galak dan hujan turun teramat deras. Beberapa nelayan tampak berusaha menyelamatkan perahu dan hasil tangkapan mereka. Atap2 genteng beterbangan, pohon2 tercabut dari akarnya. Tak lama kemudian, ombak besar datang menerjang salah seorang dari para nelayan itu.


Keesokan paginya, para penduduk bergotong royong membersihkan desa mereka yang porak poranda akibat amukan badai semalam. Namun, badai itu ternyata memberi berkah untuk mereka. Para penduduk tampak sibuk memungut ikan2 yang terdampar di pantai.


Di dalam sebuah gua, sesosok wanita tampak berusaha melepaskan dirinya yang terjepit diantara bebatuan. Di pinggir gua, seorang nelayan menemukan sisik ikan berwarna keemasan. 



Nelayan itu kemudian memanggil menyuruh teman2nya mendekat. Mereka melongok ke dalam gua. Betapa terkejutnya mereka menyadari sosok wanita di hadapan mereka adalah putri duyung.


Seorang pria bangsawan langsung datang setelah mendengar kabar soal ditemukannya putri duyung itu. Para nelayan pun mengantarkannya ke kolam, dimana putri duyung itu berada dengan tangan terikat. Bangsawan itu takjub melihat ekor si putri duyung yang berwarna keemasan.


Si bangsawan kemudian mengulurkan tangannya hendak menyentuh si putri duyung namun seorang nelayan mencegahnya dan mengingatkan si bangsawan tentang kutukan putri duyung. Nelayan itu berkata, jika manusia menyentuh putri duyung maka putri duyung akan mengambil jiwa manusia dan menghapus memori manusia yang menyentuhnya.

“Omong kosong apa yang kau bicarakan!” jawab si bangsawan tidak percaya.

“Kudengar itulah cara duyung mempertahankan diri dari serangan manusia. Kudengar ada pelaut yang jadi gila gara2 menyentuh duyung.” Jawab si nelayan.

“Itu tidak masalah karena aku tidak akan menyentuhnya dengan tanganku tapi dengan pedang.” Jawab si bangsawan.


Putri duyung itu pun langsung menoleh ke si bangsawan. Bangsawan itu bertanya2, apakah putri duyung mengerti ucapannya. Pria bangsawan itu kemudian mengaku akan mentraktir para penduduk di hari itu. Pria bangsawan kemudian bertanya2, kapan walikota yang baru akan tiba.


Walikota terpilih yang dibicarakan si bangsawan tampak sedang menuju ke desa itu bersama rombongannya. Dia adalah Dam Ryung


Dam Ryung baru tiba di desa itu malam harinya. Kedatangannya disambut dengan sebuah pesta yang begitu meriah. Si bangsawan memuji ketampanan Dam Ryung. Dipuji begitu, membuat Dam Ryung dengan pedenya mengaku kalau dirinya tidak pernah kalah soal tampang.

“Kepala dan pundaknya ada di atas orang lain,' atau 'tinggi dan mulia,' begitulah yang bisa aku bilang.” Ucap Dam Ryung.



Kesal dengan kesombongan Dam Ryung, si bangsawan pun langsung mengungkit status Dam Ryung yang sudah menjadi duda di usia muda. Si bangsawan kemudian bertanya apa Dam Ryung pernah mendengar soal putri duyung??


Bangsawan lain berkata, saat duyung naik ke daratan, mereka akan memiliki kaki seperti manusia dan ada putri duyung yang menikah dengan manusia. Bangsawan yang lainnya ikut bicara, ia berkata kalau semua itu hanya dongeng, meskipun ada gossip soal keberadaan duyung tapi belum pernah ada yang melihatnya secara langsung, sama dengan cerita hantu yang membuat semua orang jadi delusional.


“Begitukah?” tanya si bangsawan sambil tersenyum sinis, “… ini adalah hari kedatangan Walikota, jadi aku ingin menunjukkan pada orang2 sebuah pemandangan yang langka.”

Para penduduk mulai mengambil obor untuk menerangi sekitar kolam. Si bangsawan dengan wajah bangga menarik tirai dan memperlihatkan putri duyung itu pada Dam Ryung.

 
Dam Ryung terpana melihat sosok putri duyung itu, sedang si putri duyung hanya menatap Dam Ryung dengan tatapan tak berdaya. Dam Ryung diam saja, namun tatapannya menunjukkan kalau ia tak suka melihat cara mereka memperlakukan si putri duyung.


Dam Ryung pun bergegas mendekati kolam, sementara si putri duyung terus menatap ke arah Dam Ryung. Pria bangsawan dengan bangganya mengaku bahwa ia menangkap si putri duyung dengan tangannya sendiri.

“Kau… mau kau apakan putri duyung ini?” tanya Dam Ryung.

“Di makam Qin Shi Huang, ada api yang katanya tidak pernah padam. Kau tahu apa rahasianya? Itu pakai minyak duyung. Katanya, oil hasil ekstraksi dari duyung sangat berguna. Bahkan minyak ikan paus yang katanya minyak terbaik pun tidak sebanding dengannya. Minyak tidak akan rusak walaupun disimpan dalam waktu yang lama. Bisa dibilang…. harganya tidak ternilai. Setelah melaksanakan semua tugas dan hidup dengan baik, mungkin inilah saatnya keberuntungan datang.” Jawab si bangsawan.


“Untuk seseorang sepertimu yang melaksanakan semua tugas dan hidup penuh kebaikan, maaf aku harus mengatakan ini…” ucap Dam Ryung.

“Memangnya apa yang mau kau katakan?” tanya si bangsawan.

“Sebelum datang ke sini, aku sudah menyelidiki semuanya.” jawab Dam Ryung.

“Apa maksudmu?” tanya si bangsawan.

“Kau sudah menyiapkan lebih dari 1000 uang pajak dan memperoleh kedudukan di pemerintahan juga mengumpulkan 3 kali lipat uang dari para nelayan. Itu adalah kejahatan keji… Yang Mulia sudah mengumumkan siapapun yang mengambil keuntungan dari pajak dan membuat rakyat menderita, akan dihukum seberat2nya. Normalnya hanya akan kena 100 pukulan, tapi kali ini sepertinya ada nyawa yang harus dikorbankan. Sayang sekali.” Jawab Dam Ryung.

Si pria bangsawan langsung ketakutan… hahah…


“Katakan apa yang harus aku lakukan? Maksudku, jika ada sesuatu yang kau inginkan…. apapun…” ucap si bangsawan sambil melirik si putri duyung.


Berikutnya sudah bisa ditebak. Dam Ryung melepaskan si putri duyung ke lautan lepas. Si bangsawan hanya bisa mengumpat pelan menyaksikan Dam Ryung yang melepaskan putri duyung. Si bangsawan berjanji akan menangkap putri duyung itu lagi dan menyingkirkan Dam Ryung.



Dam Ryung terus menatap si putri duyung yang berenang bebas di lautan dengan tatapan lembut. Tak lama kemudian, putri duyung kembali ke permukaan dan berenang menuju perahu Dam Ryung. Putri duyung kemudian mengulurkan tangannya ke Dam Ryung.


“Lihat.. lihat... Apa yang dia lakukan? Apa dia mencoba menyeret si walikota ke lautan dan mengambil jiwanya lalu menghapus ingatannya?” tanya si bangsawan.

“Mereka bilang duyung hanya menghapus ingatan yang ingin mereka hapus. Bagaimanapun, sebaiknya tidak usah ikut campur. Dunia yang ditinggali manusia dan duyung jelas berbeda, baik itu takdir yang baik atau jelek, untuk apa mengaitkan diri dengan hal semacam itu?” jawab si pelayan.


Dam Ryung terpana sesaat…. Tak lama kemudian, ia meraih tangan si putri duyung.



Sekarang kita diajak berkenalan dengan Heo Joon Jae yang wajahnya mirip dengan Dam Ryung. Joon Jae ini seorang penipu. Di sebuah bar, ia merayu seorang gadis dengan mengatakan kalau dirinya seorang pengacara. Di lain tempat, ia menyamar sebagai pegawai kantoran yang cupu yang ingin membeli barang curian.

“Aku tidak akan tertangkap karena membeli barang curian, kan?” tanyanya polos.



Kembali ke bar, dimana Joon Jae merayu para gadis dengan trik sulapnya.


Joon Jae menyamar sebagai pegawai kantoran itu pun menstempel surat kontrak pembelian. Namun saat si penjual lengah, ia diam2 mengambil surat kontrak itu. Dalam melakukan aksinya, Joon Jae dibantu oleh kedua rekannya yang bernama Jo Nam Doo dan Tae O.


Nam Doo menunjukkan koper berisi uang pada si penjual. Setelah mendapatkan barang antiknya, Joon Jae dan Nam Doo bergegas pergi. Si penjual membuka koper uangnya dan terkejut melihat api yang tiba2 saja muncul menelan uangnya dan berubah menjadi setangkai mawar merah.



“Kau tahu, kau seperti Harry Potter yang suka menipu. Oh, sebenarnya kau lebih keren sih. Karena kau lebih tampan.” Puji rekannya, Jo Nam Doo.

“Tepat sekali.” Jawab Joon Jae.



Keesokan harinya, Joon Jae ditemani Nam Doo dan Tae O kembali beraksi. Kali ini target mereka adalah kantor kejaksaan. Dengan peralatan canggih mereka, mereka dapat menangkap keluhan dari kantor kejaksaan tentang lift yang macet. Joon Jae, Nam Doo dan Tae O kemudian menyamar sebagai teknisi. Bersamaan dengan itu, seorang jaksa dan anak buahnya tampak keluar kantor.


Namun misi Joon Jae nyaris gagal karena salah seorang satpam mengenali teknisi langganan mereka. Joon Jae pun langsung mengamati satpam itu dengan detail. Dari hasil pengamatannya, ia berkesimpulan kalau si satpam gampang terhipnotis. Maka, langsung saja, ia mengambil pemantik apinya, kemudian memutar2 pemantik apinya di depan satpam itu kemudian menyalakannya.


“Pak Go, dia datang…. di sebelah sana…” ucap Joon Jae mensugesti satpam itu.


Hipnotisnya sukses. Si satpam merasa melihat teknisinya yang berdiri di depan lift. Padahal sebenarnya, yang dilihat satpam itu adalah pegawai perempuan di kantor itu.



Joon Jae dan Nam Do masuk ke kantor kosong milik jaksa yang tadi. Dengan lihainya, ia berganti baju dan menyamar sebagai pemilik dari ruangan itu. Sementara di atap, Tae O sibuk melakukan peretasan.


Tak lama kemudian, pasangan suami istri datang menemui Joon Jae dan Nam Doo. Nam Doo pun langsung menceritakan kasus suami istri itu kepada Joon Jae,

“Aku sudah bilang sebelumnya, kan? Kau tahu, SMA Jeil Gangnam? Ada siswa yang bunuh diri tapi meninggalkan catatan berisi nama anaknya.” Ucap Nam Doo.


“Dia adalah si idiot gila! Kalau dia mau loncat, loncat dan matilah sendiri! Kenapa menulis nama anakku segala?” Protes si wanita.

Joon Jae hanya diam saja mendengar ocehan wanita itu sambil menatap dingin wanita itu.


Sementara itu, jaksa yang asli sudah mau kembali ke kantor. Lampu sudah hijau saat ia mau menyebrang tapi karena peretasan yang dilakukan Tae O, maka lampu kembali merah. Mau tidak mau, si jaksa pun terpaksa kembali menyingkir ke trotoar.


Sementara di kantornya, si wanita masih terus mengomel…

“Kenapa anakku harus melewati ini semua hanya karena ada orang bodoh yang bunuh diri? Anakku akan ikut ujian masuk universitas sebentar lagi. Ini adalah saat yang penting untuk menjaga kesehatan mentalnya.”

Tak lama kemudian, Tae O menghubungi Joon Jae dan Nam Doo lewat radio dan meminta mereka keluar dalam waktu semenit karena si jaksa sudah mau kembali. Langsung saja, Nam Doo mengajak pasangan suami istri itu makan siang bersama mereka.


Sementara di bawah, si jaksa yang sudah mau nyebrang, lagi2 kebingungan dengan lampu lalu lintas yang mendadak merah kembali akibat peretasan yang dilakukan Tae O.


Bersihkan saja nama baik anakku. Akun rahasia kita dekat dengan Virgin Island...” ucap si wanita.

“Tidak begitu bagus.” Jawab Joon Jae sambil memutar2 kepalanya.

“Virgin Island tidak begitu bagus. Di sana tempat berlindung dari pajak. Kalau di sana aman, kenapa tempatnya bisa terkenal? Apa kau bahkan bisa sembunyi di sana?” ucap Joon Jae.


Setibanya diluar, mereka berpapasan dengan sesosok pria yang mirip dengan si pria bangsawan.

“Kenapa kau tidak pindah dan sembunyi saja? Aku tahu tempat yang keren.” Bisik Joon Jae.

“Dimana?” tanya si wanita.


“Sebuah pulau di Laut Mediterania. Pemandangannya juga keren sekali.” Jawab Joon Jae.


Sekarang, Joon Jae, Nam Doo dan Tae O sudah tiba di bandara. Nam Doo sedang bicara dengan wanita itu di telpon. Ia berkata, kalau mereka sedang dalam perjalanan untuk menyembunyikan rekening rahasia itu.

“Kalau ada yang dapat akses ke akun itu tentu saja jaksa kita akan turun tangan, tapi perusahaanmu akan hancur jadi debudengan pemeriksaan pajak.” Ucap Nam Doo.

Mereka lantas pergi sendiri2…… WOW…


Di pesawat, Joon Jae ngegombal lagi. Ia merayu seorang pramugari cantik dengan berpura2 menjadi dokter herbal. Saat mereka hampir tiba, si pramugari membukakan tirai jendela dan memperlihatkan lautan yang membentang indah di bawah mereka.


“Cantik, ya? Aku sudah ke banyak negara dan tidak ada tempat yang yang cocok disandingkan dengan laut di sini. Waktu aku ke sini dulu, aku dengar dari orang tua yang sudah lama tinggal di sini. Mereka bilang, masih ada duyung yang tinggal di bawah air di sini.” Ucap si pramugari.


Joon Jae tersenyum tidak percaya….

“Itu benar!” klaim si pramugari.

Pramugari pun mulai bercerita kalau dulu, duyung hidup hampir di semua lautan. Tapi sekarang sudah banyak yang menghilang.

“… dan katanya, duyung terakhir yang tersisa di Bumi, ada di laut ini.” ucap si pramugari.



Dan benar saja! Di kedalaman lautan itu, tampak putri duyung berenang bersama ikan2. Salah satunya adalah, Sim Chung, putri duyung di jaman Joseon. Di gua karang, Sim Chung melihat sesuatu yang bersinar. Ia mendekat dan mencoba mengambil benda itu. Ternyata benda itu adalah gelang giok yang pernah dipakai Dam Ryung. Sim Chung pun kembali ke atas. Ia lantas mengenakan gelang itu di tangannya.

Sebuah kapal pesiar datang. Seorang anak kecil langsung berteriak memberitahu ibunya bahwa ia melihat putri duyung. Tapi sang ibu tidak percaya, ia mengira sang anak kebanyakan membaca cerita dongeng jadi membuat sang anak percaya kalau dongeng itu nyata.



Awalnya semua tampak tenang, namun tiba2 saja ikan2 mulai panik dan badai muncul di bawah laut. Pada saat yang bersamaan, Jeon Jae yang duduk di atas batu termenung sembari menatap laut yang bersiap mengamuk.


Sim Chung pun mencoba menyelamatkan diri, tapi dirinya terbawa arus ganas… Saat membuka matanya, Sim Chung mendapati dirinya berada di atas bebatuan. Sim Chung lantas memeriksa keadaan di sekelilingnya. Yakin keadaan di sekelilingnya aman, Sim Chung pun bangkit.



Tak lama kemudian, Sim Chung menyadari ada keanehan pada dirinya. Saat ia melongok ke bawah, ia terkejut mendapati ekornya sudah berubah menjadi kaki seperti manusia. Sim Chung bingung, ditambah dirinya juga telanjang. Sim Chung menatap ke air. Dan bayangan di air pun ikut mengkonfirmasi bahwa ekornya sudah berubah menjadi kaki.


Sim Chung lantas menceburkan dirinya lagi ke dalam air. Dan seketika, kaki manusianya berubah kembali menjadi ekor.


Sim Chung tampak asyik berenang. Bersamaan dengan itu, Joon Jae keluar dari kamar hotelnya untuk menghirup udara segar. Sim Chung langsung ngumpet dibawah air. Saat Joon Jae lengah, Sim Chung pun mengamati Joon Jae. Namun ketika, Joon Jae berbalik, Sim Chung pun langsung bersembunyi.


Joon Jae akhirnya kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya. Namun seketika ia melonjak kaget karena mendengar suara berisik di luar kamarnya. Karena tak ada yang menjawabnya, Joon Jae pun bergegas mengecek keluar kamar. Dan ia pun terkejut mendapati kamarnya yang luar biasa berantakan.

Sisa2 makanan beserak di lantai. Sisa makanan itu mengarah ke ruang pakaiannya. Joon Jae langsung masuk ke ruang pakaiannya dan mendapati pakaiannya beserak di lantai. Saat tengah mengembalikan pakaiannya ke lemari, Joon Jae terkejut mendapati kaki manusia berada di deretan pakaiannya.


Dengan takut2, Joon Jae pun mengecek siapa sosok yang berada di balik pakaiannya. Saat ia menyingkap bajunya, ia mendapati seorang wanita yang memakai jaketnya yang masih di hanger itu. Sim Chung sendiri yang mulutnya belepotan makanan juga kaget dan langsung menyembunyikan wajahnya dibalik jaket lagi.

“Siapa kau?” tanya Joon Jae, tapi Sim Chung diam saja dan menatap Joon Jae dengan tatapan waspada.
 
“Aku tanya, kau ini siapa dan kenapa kau bisa ada di sini!  Kau orang China? Atau Jepang? Tidak.. kau bukan.. kau sepertinya orang Korea.” Ucap Joon Jae.


Aishh. Itu….. Heol, itu baju favoritku.” Ucap Joon Jae lagi.

Sim Chung pun langsung mangap, mau menirukan heol nya Joon Jae tapi tidak bisa.

“Keamanan di hotel ini benar-benar kacau!” teriak Joon Jae.
 
Sim Chung yang takut dengan teriakan Joon Jae, refleks mengepalkan kedua tangannya dan mengarahkan kepalannya itu pada Joon Jae.

“Hey! Kubilang itu punyaku!” teriak Joon Jae, meminta baju kesayangannya dikembalikan.


Tapi Sim Chung yang takut langsung menendang Joon Jae dengan kekuatan supernya hingga Joon Jae terpelanting cukup jauh. Setelah menendang Joon Jae, Sim Chung pun menggantungkan kembali hanger jaket Joon Jae dan menyembunyikan dirinya dibalik jaket yang lain.


Joon Jae kesal. Ia semakin kesal karena Sim Chung menatapnya dengan tajam dan karena kepalan tangan Sim Chung. Joon Jae pun langsung mendekati Sim Chung. Ia mencengkram Sim Chung, tapi Sim Chung lagi2 menendangnya. Kali ini, Joon Jae terbang ke luar ruangan dan mendarat di atas kursi dengan leher kaku akibat tendangan Sim Chung.

“Hey! Le-leher, kenapa leherku jadi begitu?” protesnya, lalu ia pun memutar2 lehernya.

“Aku tidak sempat merenggangkan tubuh ini masih pagi jadi aku melakukan sedikit peregangan sekarang!” ucap Joon Jae sambil mendekati ruang pakaiannya.


Tapi begitu melihat Sim Chung keluar dengan dua tinjunya, Joon Jae langsung diam dan memilih menjaga jarak. Tapi Joon Jae tetap menuntut Sim Chung mengembalikan benda yang ada di genggaman Sim Chung. Sim Chung mengalihkan pandangannya ke laut di luar jendela. Segera saja, Sim Chung berlari menuju lautan, tapi ia menabrak kaca dan jatuh pingsan.


Joon Jae langsung menghubungi pihak keamanan hotel. Ia menyuruh keamanan hotel menghubungi polisi, sementara Sim Chung yang sudah sadar kini duduk di belakang Joon Jae dengan tangan terikat. Usai menghubungi pihak keamanan, Joon Jae mengikat tubuh Sim Chung sambil sok menasehati Sim Chung untuk menjadi warga negara yang baik. Tapi Sim Chung tidak peduli dengan yang dilakukan Joon Jae dan terus menatap ke arah laut yang tidak bisa dijangkaunya.


Joon Jae kemudian membuka paksa genggaman tangan Sim Chung. Ia langsung ketawa terbahak2 mendapati benda di genggaman Sim Chung hanyalah buah cherry. Sementara Sim Chung memakan buah cherry itu sambil celingak celinguk. Tak hanya itu, Joon Jae juga memotret Sim Chung untuk berjaga2 kalau Sim Chung kabur.


Tak lama kemudian, polisi datang dan langsung meringkus Sim Chung. Joon Jae tampak tak senang melihat polisi2 itu memborgol Sim Chung. Joon Jae pun menjelaskan kalau Sim Chung tak mencuri apapun darinya, tapi polisi bersikeras kalau Sim Chung adalah tersangka utama dari kasus pencurian yang sering terjadi belakangan ini.


Saat polisi menyeret Sim Chung pergi, Joon Jae tampak tak tega melihat Sim Chung yang tidak menggunakan alas kaki ditambah lagi kaki Sim Chung yang lecet2. Tapi pada akhirnya, Joon Jae tetap membiarkan polisi membawa Sim Chung.


Setelah kepergian Sim Chung, Joon Jae melihat foto2 Sim Shung di ponselnya. Gelang giok di tangan Sim Chung pun langsung menyita perhatiannya.


Sementara Sim Chung yang berada di mobil polisi heboh sendiri melihat pemadangan kota di sisi kanan dan kirinya. Saat polisi membunyikan klakson, Sim Chung langsung menirukan bunyi klakson. Ketika mendengar ban mobil polisi yang berdecit karena harus mengerem mendadak, Sim Chung ikut mencicit menirukan bunyi ban mobil yang berdecit itu.


Setibanya di kantor polisi, Sim Chung heboh melihat pintu yang terbuka dan tertutup secara otomatis. Ujung2nya dia malah maju mundur gak jelas sampai membuat polisi di belakangnya kesal dan harus mendorong tubuhnya masuk ke dalam.


Setibanya di dalam, ia melihat ikan2 yang berada di akuarimum. Sim Chung pun mendesis, membuat ikan2 itu kabur ketakutan.


Sementara itu, Joon Jae yang bersiap pergi sedang berbicara dengan Nam Doo di telepon soal gelang itu. Nam Doo berkata, gelang itu mirip Jadeite. Nam Doo ingin tahu pemiliknya. Joon Jae pun berkata kalau si pemilik gelang itu kelihatan tidak normal alias tidak waras.


Sementara di kantor polisi, Sim Chung celingak celinguk saat polisi sedang menginterogasinya. Polisi2 itu pun kesal dan langsung menggebrak meja. Barulah Sim Chung menatap polisi itu. Polisi ingin tahu kenapa Sim Chung menerobos masuk ke hotel. Saat melihat seorang polisi menarik tisu dari dalam kotak, Sim Chung langsung tertarik. Ia ikut2an mengambil tisu. Takjub dengan benda di hadapannya, Sim Chung pun terus menerus menarik tisu itu membuat para polisi makin kesal.


Sim Chung yang merasa terancam langsung meninju polisi yang membentaknya. Alhasil, si polisi terbang dan mendarat di lantai denga gaya tengkurap. Tak hanya itu, Sim Chung juga memungut pistol yang jatuh di lantai dan mengarahkannya ke seisi kantor polisi. Sontak, seisi kantor polisi ketakutan dan membujuk Sim Chung meletakkan pistol itu.


Tak lama kemudian, Sim Chung meletakkan pistol itu di meja dan kembali bermain2 dengan tisunya. Para polisi pun melongo melihatnya.


Joon Jae lagi kencan ama pramugari… Si pramugari berkata bahwa dirinya memiliki prinsip tidak mau berkencan dengan penumpang pesawatnya tapi Joon Jae sudah membuat dirinya melanggar prinsipnya. Joon Jae pun tersenyum dan mengaku bahwa ia tertarik pada pramugari yang bernama Min Ji itu.

“Tapi kenapa tanganmu kecil sekali?” ucap Joon Jae.


Joon Jae lalu menempelkan tangannya pada tangan Min Ji dan mengeluarkan sebuah kalung dengan trik sulapnya. Min Ji pun takjub melihatnya. Tapi saat ia mau memakaikan kalung itu ke leher Min Ji, pesan dari Nam Doo tentang gelang giok Sim Chung pun masuk. Dalam pesannya, Nam Doo bilang bahwa gelang itu 100% asli dan harganya lebih dari 62 juta won.


Joon Jae pun langsung melupakan rayuannya pada si pramugari setelah membaca pesan Nam Doo. Si pramugari kesal saat Joon Jae bilang hanya mau menunjukkan kalung itu padanya, karena kalung itu sebenarnya buat sang ibu. Joon Jae pun beranjak pergi begitu saja meninggalkan si pramugari.



Joon Jae yang sudah tiba di depan kantor polisi menelpon Nam Doo lagi. Nam Doo memberitahu Joon Jae kalau di gelang itu tertulis nama Dam Ryung. Langkah Joon Jae pun seketika terhenti begitu mendengar nama Dam Ryung. Usai berbicara dengan Nam Doo, Joon Jae bergegas ke kantor polisi.



Setibanya di kantor polisi, Joon Jae menemukan Sim Chung tidur di sel dengan beralaskan tisu. Joon Jae kemudian meminta polisi membebaskan Sim Chung, tapi polisi menolak permintaan Joon Jae itu sambil marah. 



Dengan keahliannya, Joon Jae pun menghipnotis si polisi. Ia mensugesti si polisi dan mengklaim kalau Sim Chung adalah istrinya.


Polisi yang udah kena hipnotis Joon Jae itu pun seketika melihat Sim Chung dalam balutan gaun pengantin. Joon Jae pun berkata kalau ia dan Sim Chung mau pergi bulan madu, tapi istrinya terjebak di sana. Polisi itu pun langsung meminta maaf, dan kemudian membebaskan Sim Chung. Akibat ulah Joon Jae itu, para tahanan lain hampir kabur tapi untunglah para polisi yang lain datang dan kembali menutup pintu sel.

“Aku minta maaf karena kejadian pagi ini. Aku memang tidak berperasaan. Maafkan aku.” ucap Joon Jae.


Joon Jae kemudian mengulurkan tangannya, tapi Sim Chung malah kebingungan menatapnya. Joon Jae pun menarik tangannya kembali. Perhatian Joon Jae kemudian teralih pada gelang giok Sim Chung. Saat ia mau menyentuh gelang Sim Chung, Sim Chung langsung menunjukkan tinjunya. Joon Jae yang takut, akhirnya hanya berkata bahwa dirinya hanya mau bilang kalau gelang Sim Chung cantik.


“Cantik? Cantik….” Gumam Sim Chung tanpa suara.

“Ayo pergi. Karena aku masih merasa bersalah, aku akan membelikanmu hadiah.” Ucap Joon Jae kemudian.

Joon Jae tadinya mau memegang tangan Sim Chung tapi karena takut akhirnya ia hanya menarik lengan jaketnya dan menyeret Sim Chung pergi.



Saat di lampu merah, Sim Chung terus jalan padahal lampu merah masih menyala. Joon Jae pun langsung menarik Sim Chung dan menunjukkan lampu yang masih menyala merah jadi Sim Chung harus berhenti. Sim Chung yang melihat lampu yang ada gambar orang merentangkan tangan dan kaki langsung mengikuti seperti di gambar itu. Saat lampu sudah hijau pun, Sim Chung masih tetap dengan posisinya sehingga Joon Jae harus menariknya pergi.


Joon Jae membawa Sim Chung ke mall, tapi saat mau naik escalator Sim Chung ketakutan. Akhirnya Joon Jae pun terpaksa menggendong Sim Chung ke atas. Orang2 di sekeliling mereka pun langsung bertepuk tangan atas aksi romantic Joon Jae itu.



Setibanya di atas, Joon Jae mendudukkan Sim Chung di sofa. Ia kemudian mengambilkan beberapa sepatu untuk Sim Chung dan menyuruh Sim Chung memakaikannya. Tapi Sim Chung yang gak ngerti, malah memakai sepatu flat hijau itu di tangannya, kemudian menempelkan di dadanya dan mengorek kupingnya dengan sepatu.


Joon Jae pun akhirnya memakaikan sepatu flat hijau itu ke kaki Sim Chung.

“Benar. Kau harus pakai ini sekarang. Jangan jalan kemana-mana tanpa alas kaki. Apa ini? Kaki perempuan kok lecet semua.” Ucap Joon Jae.


Usai dari toko sepatu, Joon Jae membawa Sim Chung ke toko baju. Joon Jae menyuruh Sim Chung memakai baju bling2 pink pilihannya. Tak lama kemudian, Sim Chung keluar tapi dengan baju bling2 menggantung di kepalanya. Pegawai butik pun langsung ketawa. Joon Jae yang malu langsung menyeret Sim Chung balik ke kamar pas.

Saat Sim Chung di kamar pas, Joon Jae mendapat panggilan dari Nam Doo. Joon Jae bergegas pergi untuk menjawab panggilan Nam Doo.


Di kamar pas, Sim Chung lagi2 heboh sendiri melihat penampilan barunya.



Tak lama kemudian, Sim Chung keluar dan kebingungan karena tidak mendapati Joon Jae dimana2. Sim Chung pun akhirnya berjalan menyusuri mall dan atraksi dua badut menarik perhatiannya. Sim Chung pun bergegas mengikuti si badut bersama anak2 yang lainnya saat badut itu beranjak pergi.


Bersamaan dengan itu, Joon Jae kembali ke butik dan ia terkejut mendapati Sim Chung nya menghilang.

Bersambung ke part 2………………

I Have a Lover Ep 32 Part 2

Sebelumnya...


“Anakmu yang mencurinya! Anakmu yang sangat sukses itu, membuka tasku tanpa sepengetahuanku dan mencuri barang milikku!” ucap Yong Gi.

Nyonya Kim terkejut, Apa?

“Kau membesarkan anakmu dengan baik sebagai pencuri terdidik. Barang yang dia curi dariku adalah bayaran dari hidup ayahnya Woo Joo. Untuk menutupi perbuatannya, untuk menutupi kesalahannya, bagaimana bisa dia... padaku? Dia menyebut dirinya Eonni dan bagaimana bisa dia melakukan itu padaku? Kakak macam apa itu? Bagaimana bisa dia jadi kakakku?” protes Yong Gi.

Nyonya Kim syok.


“Aku akan melaporkannya ke polisi sekarang!” ucap Yong Gi.

“Yong Gi-ya! Tidak boleh.” Jawab Nyonya Kim.

Yong Gi pun kecewa mendengar jawaban Nyonya Kim.

“Dia kakakmu, dia kakak kandungmu. Dengarkan dulu perkataannya. Cari tahu penyebab kenapa dia melakukannya. Dan setelah itu… Yong Gi, kumohon. Aku, ibumu, memintamu seperti ini. Ibu memohon padamu seperti ini, Yong Gi-ya.” ucap Nyonya Kim.


Tangis Yong Gi pecah… Ia menatap Nyonya Kim dengan tatapan kecewa

“Ibu? Kau menyebut dirimu ibu sekarang? Karena aku akan melaporkannya ke polisi, sekarang kau jadi ibu? Ibu macam apa itu? Itu bukan ibu. Kau adalah ibunya, bukan ibuku! Kau menyebut dirimu ibu. Jangan sembarangan bicara, Ahjumoni!” teriak Yong Gi.


Yong Gi pun beranjak ke kamarnya. Di kamar, tangisnya pecah. Tangis Nyonya Kim juga pecah.


Woo Joo ada di kamar Gyu Seok. Ia terlihat seperti seseorang yang sedang ngambek sama pacarnya. Sementara itu, Gyu Seok berdiri di belakang Woo Joo.

“Bagaimana kau bisa membuat aku seperti ini? Pikiranku akan mengering, tapi kau tetap menutup mulutmu. Apa yang terjadi, katakanlah Woo Joo.” Ucap Gyu Seok.


Gyu Seok lantas duduk di depan Woo Joo.

“Makan malam seharusnya jam 7, tapi sekarang sudah jam 9:27 dan aku masih belum bisa makan. Kalau kau tidak mau berbicara, setidaknya keluarlah supaya kita bisa makan.” Ucap Gyu Seok.

“Polisi akan membawa bibi pergi.” Jawab Woo Joo.

“Huh? Kenapa polisi akan membawa bibimu pergi?” tanya Gyu Seok.

“Ibu bilang akan melaporkan bibi ke polisi. Karena dia mencuri.” Jawab Woo Joo.

Gyu Seok kaget, Apa??


Tepat saat itu, Gyu Seok menerima panggilan dari Hae Gang. Hae Gang mengajak Gyu Seok bertemu.


Kini, Hae Gang dan Gyu Seok duduk di sebuah kafe.

“Kau mendengar dari siapa aku yang mengambil barangnya?” tanya Hae Gang.

“Aku pergi untuk mengambilnya karena aku kira kakakku yang mengambilnya, saat itulah aku mendengarnya.” Jawab Gyu Seok.

“Apakah Yong Gi juga tahu?” tanya Hae Gang. Gyu Seok mengiyakan.

“Kau berbeda dari kakakmu.” Ucap Hae Gang.

“Kau juga berbeda dari adikmu.” Jawab Gyu Seok.

“Apa hubunganmu dengan adikku? Mendengar kau langsung menemui kakakmu.” Tanya Hae Gang.

Gyu Seok :  Doker, pasien, wali, tidak kurang tidak lebih. Aku selalu bisa menemui kakakku. Apapun yang kakakku lakukan, atau apapun yang kau lakukan dengan kakakku bukanlah urusanku. Aku hanya ingin merawat pasienku dengan aman dan selamat.


Hae Gang : Apakah sulit untuk merawat penyakit yang tidak ada obatnya di Korea?

Gyu Seok : Itu sebabnya aku datang ke Korea.

Hae Gang : Di Amerika kau di rumah sakit mana?

Gyu Seok : Rumah sakit John Hopkins, bagian penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Pusat Mckusick, spesialisasi pada panyakit yang tidak dapat disembuhkan seperti penyakit Gaucher.

Hae Gang : Aku ingin mengirim Woo Joo dan Yong Gi kesana. Bisakah kau membuat koneksi di sana? Tidak perduli berapa banyak biayanya. Daripada di Korea, lebih baik rumah sakit terpercaya di sana. Aku rasa perawatannya akan lebih baik. Untuk Woo Joo… Juga untuk Yong Gi, aku rasa itu yang terbaik. Karena kau pernah di sana, kalau kau mengirimkan email aku rasa semuanya akan diproses dengan cepat

Gyu Seok : Kalau Dokgo Yong Gi menginginkannya, maka aku akan mengirim email. Tolong bicarakan dulu dengan adikmu.

Hae Gang : Baiklah


Gyu Seok : Kenapa kau mengambilnya? Siapa yang berusaha kau lindungi? Apakah kau sendiri atau adikmu?

Hae Gang : Siapapun yang memegangnya akan berada dalam bahaya, yang terbaik adalah menyingkirkannya.

Gyu Seok : Kenapa kau memutuskan seperti itu?

Hae Gang : Karena aku adalah kakaknya.


Gyu Seok ; Sejak awal, bukankah kau kakaknya yang melakukan ini pada adikmu?

Hae Gang : Dulu aku tidak tahu kalau dia adalah adikku. Tapi karena sekarang aku tahu, aku harus melindunginya.

Gyu Seok : Dengan kakakku?

Hae Gang terdiam.

“Lupakan saja. Kalau kau sudah selesai bicara, aku akan pergi.” Ucap Gyu Seok.

Wajah Gyu Seok menyiratkan bahwa ia menyadari alasan Hae Gang dekat dengan kakaknya.


Tanpa Hae Gang sadari, si pembunuh Eun Sol duduk tak jauh darinya. Begitu Hae Gang pergi, Shin Il Sang langsung mengikutinya. Namun ponsel Shin Il Sang tiba2 berdering. Ia pun batal mengikuti Hae Gang. Shin Il Sang terkejut karena yang menghubunginya adalah ayah Eun Sol.


“Sudah lama, aku bertemu denganmu di penjara Seoul. Sudah lima tahun.” Ucap Shin Il Sang.

“Kau sudah dibebaskan, benarkan?” tanya Jin Eon.

.Ya, benar.” jawab Shin Il Sang.

Tapi bagaimana kau bisa mendapatkan nomorku? Apa kau mendapatkannya dari penjara Daejeon?” tanya Shin Il Sang.

“Temuilah aku.” pinta Jin Eon.

“Kenapa? Kenapa aku harus menemuimu lagi, ayahnya Eun Sol?” tanya Shin Il Sang.

“Aku sudah membayar utangku. Orang yang bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun setelah melakukan kesalahan, bukan aku, tapi isterimu.” Ucap Shin Il Sang.

“Apa itu artinya kau sudah bertemu dengan isteriku?” tanya Jin Eon cemas.

“Ya, aku bertemu dengannya. Isterimu tidak mengenali aku.” jawab Shin Il Sang.

“Mari kita bertemu dan bicara. Kau ada dimana? Mari kita bicara.” Ajak Jin Eon.

“Jangan khawatir, aku bukan pembunuh. Aku tidak berusaha untuk membunuh isterimu. Aku berusaha hidup, aku berusaha hidup dengan ini. Jadi tolong jangan menelponku lagi.” Ucap Shin Il Sang.

Jin Eon pun makin cemas karena Shin Il Sang memutuskan pembicaraan begitu saja.

Usai bicara dengan Jin Eon, Shin Il Sang kembali mencari Hae Gang.


Jin Eon berusaha menghubungi Hae Gang, namun tidak ada respon. Akhirnya, Jin Eon mengirimi Hae Gang pesan. Ia memberitahu tentang kebebasan Shin Il Sang dan meminta Hae Gang untuk berhati2.


Keesokan harinya, Tae Seok terkejut saat Produser Kim memberitahunya tentang adanya tuntunan Pudoxin. Produser Kim berkata, bahwa ibu Moon Tae Joon yang mengambil alih tuntutan.

“Dalam sebulan, kita harus memasukkan kertas jawaban.” Ucap Produser Kim.

“Memukul batu memakai telur? Siapkan tim hukum.” Suruh Tae Seok.

“Ya.” jawab Produser Kim.

“Firma mana yang ingin mendapatkan uang dengan memegang telur?” tanya Tae Seok.

“Firma hukum yang sama, Firma hukum Baek Seok.” Jawab Produser Kim.

Tae Seok terkejut.

“Baek Seok? Kita harus memberikan kasus ini kepada Pengacara Do. Ya, mari kita lihat bagaimana Do Hae Gang keluar.” Ucap Tae Seok.


Tae Seok lantas memberitahu Jin Eon tentang tuntutan Pudoxin yang dilayangkan Seok pada mereka.

Tae Seok : Tidakkah ini berbau mencurigakan? Bagaimanapun aku memikirkannya, tuntutan ini sepertinya ditujukan kepadamu. Pengacara Baek Seok tidak punya perasaan yang baik padamu. Kenapa dia membuang-buang waktunya dengan kasus yang tidak mungkin dia menangkan? Tidak ada korban di sini. Apa yang akan dilakukannya dengan kehilangan keluarga? Bukankah ini terlalu serampangan? Aku rasa tuntutan serampangan ini. Bukan pada keadilan tapi kepada kejahatan.Aku berpikir untuk memberikan kasus ini kepada pengacara Do. Bagaimana menurutmu? Bukankah ini menyenangkan?

Tae Seok pun beranjak pergi.


Setelah Tae Seok pergi, Jin Eon terduduk dan mulai memikirkan semuanya. Dimulai dari Hae Gang yang sumringah menerima bunga dari Seok. Kemudian saat Seok menggenggam erat tangan Hae Gang di depannya, dan saat ia memergoki Hae Gang menangis melihat foto di kameranya.

Jin Eon : Hei, Hyun Woo-ya. Mereka berdua berkencan tapi yang memasukkan tuntutan melawan Pudoxin adalah pengacara Baek Seok. Apakah itu masuk akal?

Hyun Woo : Itu benar


Jin Eon lantas beranjak pergi. Ia pergi ke hotel Hae Gang. Dan ia terhenyak saat pelayan memberitahunya bahwa Hae Gang sudah check out.

Bersambung………

Preview Ep 33


Jin Eon : Maaf karena aku tidak bisa menepati janjiku untuk tidak lelah denganmu. Aku mulai lelah. Aku akan melepaskanmu. Aku menyerah. Sampai jumpa di kantor, Wakil Presdir Do Hae Gang.

Hae Gang syok... Tanpa ia sadari itu hanyalah sandiwara Jin Eon. Ya, Jin Eon tersenyum saat beranjak pergi meninggalkan Hae Gang.

The Legend Of The Blue Sea


Profil :
Drama -- The Legend Of The Blue Sea
Revised Romantization -- Pooreun Badaui Junsul
Hangul -- 푸른 바다의 전설
Director -- Jin Hyeok
Writer -- Park Ji Eun
Network -- SBS
Episodes -- 20 
Release Date -- November 16, 2016 - January 19, 2017
Runtime -- Wednesdays & Thursdays 22 : 00
Language -- Korean
Country -- South Korean
Sinopsis :

Putri duyung terakhir yang bertemu dengan seorang penipu jenius. Sang putri duyung lalu mencoba beradaptasi dengan kehidupan di darat.

Cast :

Jun Ji Hyun -- Sim Chung
Lee Min Ho -- Heo Joon Jae/Dam Ryung
Lee Hee Joon -- Jo Nam Doo
Shin Hye Sun -- Cha Si A
Moon So Ri -- Ahn Jin Joo
Shin Won Ho -- Tae O
Lee Ji Hoon -- Heo Chi Hyun
Park Hae Soo -- Hong Dong Pyo
Hwang Shin Hye -- Kang Seo Hee
Sung Dong Il -- Ma Dae Young/Mr. Yang
Na Young Hee -- Mo Yoo Ran
Choi Jung Woo -- Heo Gil Joong
Shin Rin Ah -- Yoo Na
Kal So Won - Sim Chung (child)
Jeon Jin Seo -- Heo Joon Jae (child)
Shin Eun Soo -- Sim Chung (young)
Jin Young -- Heo Joon Jae (young)
Kim Sung Ryoung (cameo)
Krystal (cameo)
Ahn Jae Hong (cameo)
Cha Tae Hyun (cameo)
Hong Jin Kyung (cameo)
 
 Episode 1 Part 1 Part 2
Episode 2 Part 1 Part 2
Episode 3 Part 1 Part 2
Episode 4 Part 1 Part 2
Episode 5 Part 1 Part 2
Episode 6 Part 1 Part 2
 Episode 7 Part 1 Part 2
Episode 8 Part 1 Part 2
Episode 9 Part 1 Part 2
Episode 10 Part 1 Part 2
Episode 11 Part 1 Part 2
Episode 12 Part 1 Part 2
Episode 13 Part 1 Part 2
Episode 14 Part 1 Part 2
Episode 15 Part 1 Part 2
Episode 16 Part 1 Part 2
Episode 17 Part 1 Part 2
Episode 18 Part 1 Part 2
Episode 19 Part 1 Part 2
Episode 20