Kepanikan terjadi
di tengah2 laut. Di langit, petir menyambar galak dan hujan turun teramat
deras. Beberapa nelayan tampak berusaha menyelamatkan perahu dan hasil
tangkapan mereka. Atap2 genteng beterbangan, pohon2 tercabut dari akarnya. Tak
lama kemudian, ombak besar datang menerjang salah seorang dari para nelayan
itu.
Keesokan paginya,
para penduduk bergotong royong membersihkan desa mereka yang porak poranda
akibat amukan badai semalam. Namun, badai itu ternyata memberi berkah untuk
mereka. Para penduduk tampak sibuk memungut ikan2 yang terdampar di pantai.
Di dalam sebuah
gua, sesosok wanita tampak berusaha melepaskan dirinya yang terjepit diantara
bebatuan. Di pinggir gua, seorang nelayan menemukan sisik ikan berwarna
keemasan.
Nelayan itu kemudian memanggil menyuruh teman2nya mendekat. Mereka
melongok ke dalam gua. Betapa terkejutnya mereka menyadari sosok wanita di
hadapan mereka adalah putri duyung.
Seorang pria
bangsawan langsung datang setelah mendengar kabar soal ditemukannya putri
duyung itu. Para nelayan pun mengantarkannya ke kolam, dimana putri duyung itu
berada dengan tangan terikat. Bangsawan itu takjub melihat ekor si putri duyung
yang berwarna keemasan.
Si bangsawan
kemudian mengulurkan tangannya hendak menyentuh si putri duyung namun seorang
nelayan mencegahnya dan mengingatkan si bangsawan tentang kutukan putri duyung.
Nelayan itu berkata, jika manusia menyentuh putri duyung maka putri duyung akan
mengambil jiwa manusia dan menghapus memori manusia yang menyentuhnya.
“Omong kosong apa
yang kau bicarakan!” jawab si bangsawan tidak percaya.
“Kudengar itulah
cara duyung mempertahankan diri dari serangan manusia. Kudengar ada pelaut yang
jadi gila gara2 menyentuh duyung.” Jawab si nelayan.
“Itu tidak masalah
karena aku tidak akan menyentuhnya dengan tanganku tapi dengan pedang.” Jawab
si bangsawan.
Putri duyung itu
pun langsung menoleh ke si bangsawan. Bangsawan itu bertanya2, apakah putri
duyung mengerti ucapannya. Pria bangsawan itu kemudian mengaku akan mentraktir
para penduduk di hari itu. Pria bangsawan kemudian bertanya2, kapan walikota
yang baru akan tiba.
Walikota terpilih
yang dibicarakan si bangsawan tampak sedang menuju ke desa itu bersama
rombongannya. Dia adalah Dam Ryung
Dam Ryung baru tiba
di desa itu malam harinya. Kedatangannya disambut dengan sebuah pesta yang
begitu meriah. Si bangsawan memuji ketampanan Dam Ryung. Dipuji begitu, membuat
Dam Ryung dengan pedenya mengaku kalau dirinya tidak pernah kalah soal tampang.
“Kepala dan pundaknya
ada di atas orang lain,' atau 'tinggi dan mulia,' begitulah yang bisa aku
bilang.” Ucap Dam Ryung.
Kesal dengan
kesombongan Dam Ryung, si bangsawan pun langsung mengungkit status Dam Ryung
yang sudah menjadi duda di usia muda. Si bangsawan kemudian bertanya apa Dam
Ryung pernah mendengar soal putri duyung??
Bangsawan lain
berkata, saat duyung naik ke daratan, mereka akan memiliki kaki seperti manusia
dan ada putri duyung yang menikah dengan manusia. Bangsawan yang lainnya ikut
bicara, ia berkata kalau semua itu hanya dongeng, meskipun ada gossip soal
keberadaan duyung tapi belum pernah ada yang melihatnya secara langsung, sama
dengan cerita hantu yang membuat semua orang jadi delusional.
“Begitukah?” tanya
si bangsawan sambil tersenyum sinis, “… ini adalah hari kedatangan Walikota,
jadi aku ingin menunjukkan pada orang2 sebuah pemandangan yang langka.”
Para penduduk mulai
mengambil obor untuk menerangi sekitar kolam. Si bangsawan dengan wajah bangga
menarik tirai dan memperlihatkan putri duyung itu pada Dam Ryung.
Dam Ryung terpana melihat sosok putri duyung itu, sedang si putri duyung hanya menatap Dam Ryung dengan tatapan tak berdaya. Dam Ryung diam saja, namun tatapannya menunjukkan kalau ia tak suka melihat cara mereka memperlakukan si putri duyung.
Dam Ryung pun
bergegas mendekati kolam, sementara si putri duyung terus menatap ke arah Dam
Ryung. Pria bangsawan dengan bangganya mengaku bahwa ia menangkap si putri
duyung dengan tangannya sendiri.
“Kau… mau kau
apakan putri duyung ini?” tanya Dam Ryung.
“Di makam Qin Shi
Huang, ada api yang katanya tidak pernah padam. Kau tahu apa rahasianya? Itu
pakai minyak duyung. Katanya, oil hasil ekstraksi dari duyung sangat berguna.
Bahkan minyak ikan paus yang katanya minyak terbaik pun tidak sebanding
dengannya. Minyak tidak akan rusak walaupun disimpan dalam waktu yang lama.
Bisa dibilang…. harganya tidak ternilai. Setelah melaksanakan semua tugas dan
hidup dengan baik, mungkin inilah saatnya keberuntungan datang.” Jawab si
bangsawan.
“Untuk seseorang
sepertimu yang melaksanakan semua tugas dan hidup penuh kebaikan, maaf aku
harus mengatakan ini…” ucap Dam Ryung.
“Memangnya apa yang
mau kau katakan?” tanya si bangsawan.
“Sebelum datang ke
sini, aku sudah menyelidiki semuanya.” jawab Dam Ryung.
“Apa maksudmu?”
tanya si bangsawan.
“Kau sudah
menyiapkan lebih dari 1000 uang pajak dan memperoleh kedudukan di pemerintahan
juga mengumpulkan 3 kali lipat uang dari para nelayan. Itu adalah kejahatan
keji… Yang Mulia sudah mengumumkan siapapun yang mengambil keuntungan dari
pajak dan membuat rakyat menderita, akan dihukum seberat2nya. Normalnya hanya
akan kena 100 pukulan, tapi kali ini sepertinya ada nyawa yang harus
dikorbankan. Sayang sekali.” Jawab Dam Ryung.
Si pria bangsawan
langsung ketakutan… hahah…
“Katakan apa yang
harus aku lakukan? Maksudku, jika ada sesuatu yang kau inginkan…. apapun…” ucap
si bangsawan sambil melirik si putri duyung.
Berikutnya sudah
bisa ditebak. Dam Ryung melepaskan si putri duyung ke lautan lepas. Si
bangsawan hanya bisa mengumpat pelan menyaksikan Dam Ryung yang melepaskan
putri duyung. Si bangsawan berjanji akan menangkap putri duyung itu lagi dan
menyingkirkan Dam Ryung.
Dam Ryung terus
menatap si putri duyung yang berenang bebas di lautan dengan tatapan lembut.
Tak lama kemudian, putri duyung kembali ke permukaan dan berenang menuju perahu
Dam Ryung. Putri duyung kemudian mengulurkan tangannya ke Dam Ryung.
“Lihat.. lihat...
Apa yang dia lakukan? Apa dia mencoba menyeret si walikota ke lautan dan
mengambil jiwanya lalu menghapus ingatannya?” tanya si bangsawan.
“Mereka bilang duyung
hanya menghapus ingatan yang ingin mereka hapus. Bagaimanapun, sebaiknya tidak
usah ikut campur. Dunia yang ditinggali manusia dan duyung jelas berbeda, baik
itu takdir yang baik atau jelek, untuk apa mengaitkan diri dengan hal semacam
itu?” jawab si pelayan.
Dam Ryung terpana
sesaat…. Tak lama kemudian, ia meraih tangan si putri duyung.
Sekarang kita
diajak berkenalan dengan Heo Joon Jae yang wajahnya mirip dengan Dam Ryung.
Joon Jae ini seorang penipu. Di sebuah bar, ia merayu seorang gadis dengan
mengatakan kalau dirinya seorang pengacara. Di lain tempat, ia menyamar sebagai
pegawai kantoran yang cupu yang ingin membeli barang curian.
“Aku tidak akan
tertangkap karena membeli barang curian, kan?” tanyanya polos.
Kembali ke bar,
dimana Joon Jae merayu para gadis dengan trik sulapnya.
Joon Jae menyamar
sebagai pegawai kantoran itu pun menstempel surat kontrak pembelian. Namun saat
si penjual lengah, ia diam2 mengambil surat kontrak itu. Dalam melakukan
aksinya, Joon Jae dibantu oleh kedua rekannya yang bernama Jo Nam Doo dan Tae
O.
Nam Doo menunjukkan
koper berisi uang pada si penjual. Setelah mendapatkan barang antiknya, Joon
Jae dan Nam Doo bergegas pergi. Si penjual membuka koper uangnya dan terkejut
melihat api yang tiba2 saja muncul menelan uangnya dan berubah menjadi
setangkai mawar merah.
“Kau tahu, kau
seperti Harry Potter yang suka menipu. Oh, sebenarnya kau lebih keren sih.
Karena kau lebih tampan.” Puji rekannya, Jo Nam Doo.
“Tepat sekali.”
Jawab Joon Jae.
Keesokan harinya,
Joon Jae ditemani Nam Doo dan Tae O kembali beraksi. Kali ini target mereka
adalah kantor kejaksaan. Dengan peralatan canggih mereka, mereka dapat
menangkap keluhan dari kantor kejaksaan tentang lift yang macet. Joon Jae, Nam
Doo dan Tae O kemudian menyamar sebagai teknisi. Bersamaan dengan itu, seorang
jaksa dan anak buahnya tampak keluar kantor.
Namun misi Joon Jae
nyaris gagal karena salah seorang satpam mengenali teknisi langganan mereka.
Joon Jae pun langsung mengamati satpam itu dengan detail. Dari hasil
pengamatannya, ia berkesimpulan kalau si satpam gampang terhipnotis. Maka,
langsung saja, ia mengambil pemantik apinya, kemudian memutar2 pemantik apinya
di depan satpam itu kemudian menyalakannya.
“Pak Go, dia
datang…. di sebelah sana…” ucap Joon Jae mensugesti satpam itu.
Hipnotisnya sukses.
Si satpam merasa melihat teknisinya yang berdiri di depan lift. Padahal
sebenarnya, yang dilihat satpam itu adalah pegawai perempuan di kantor itu.
Joon Jae dan Nam Do
masuk ke kantor kosong milik jaksa yang tadi. Dengan lihainya, ia berganti baju
dan menyamar sebagai pemilik dari ruangan itu. Sementara di atap, Tae O sibuk
melakukan peretasan.
Tak lama kemudian,
pasangan suami istri datang menemui Joon Jae dan Nam Doo. Nam Doo pun langsung
menceritakan kasus suami istri itu kepada Joon Jae,
“Aku sudah bilang
sebelumnya, kan? Kau tahu, SMA Jeil Gangnam? Ada siswa yang bunuh diri tapi
meninggalkan catatan berisi nama anaknya.” Ucap Nam Doo.
“Dia adalah si
idiot gila! Kalau dia mau loncat, loncat dan matilah sendiri! Kenapa menulis
nama anakku segala?” Protes si wanita.
Joon Jae hanya diam
saja mendengar ocehan wanita itu sambil menatap dingin wanita itu.
Sementara itu,
jaksa yang asli sudah mau kembali ke kantor. Lampu sudah hijau saat ia mau
menyebrang tapi karena peretasan yang dilakukan Tae O, maka lampu kembali
merah. Mau tidak mau, si jaksa pun terpaksa kembali menyingkir ke trotoar.
Sementara di
kantornya, si wanita masih terus mengomel…
“Kenapa anakku
harus melewati ini semua hanya karena ada orang bodoh yang bunuh diri? Anakku
akan ikut ujian masuk universitas sebentar lagi. Ini adalah saat yang penting
untuk menjaga kesehatan mentalnya.”
Tak lama kemudian,
Tae O menghubungi Joon Jae dan Nam Doo lewat radio dan meminta mereka keluar
dalam waktu semenit karena si jaksa sudah mau kembali. Langsung saja, Nam Doo
mengajak pasangan suami istri itu makan siang bersama mereka.
Sementara di bawah,
si jaksa yang sudah mau nyebrang, lagi2 kebingungan dengan lampu lalu lintas
yang mendadak merah kembali akibat peretasan yang dilakukan Tae O.
“Bersihkan
saja nama baik anakku. Akun
rahasia kita dekat dengan Virgin Island...” ucap si wanita.
“Tidak begitu bagus.” Jawab Joon Jae sambil
memutar2 kepalanya.
“Virgin Island tidak begitu bagus. Di sana tempat
berlindung dari pajak. Kalau di sana aman, kenapa tempatnya bisa terkenal? Apa
kau bahkan bisa sembunyi di sana?” ucap Joon Jae.
Setibanya diluar, mereka berpapasan dengan sesosok
pria yang mirip dengan si pria bangsawan.
“Kenapa kau tidak pindah dan sembunyi saja? Aku
tahu tempat yang keren.” Bisik Joon Jae.
“Dimana?” tanya si wanita.
“Sebuah pulau di Laut Mediterania. Pemandangannya
juga keren sekali.” Jawab Joon Jae.
Sekarang, Joon Jae, Nam Doo dan Tae O sudah tiba di
bandara. Nam Doo sedang bicara dengan wanita itu di telpon. Ia berkata, kalau
mereka sedang dalam perjalanan untuk menyembunyikan rekening rahasia itu.
“Kalau ada yang dapat akses ke akun itu tentu saja
jaksa kita akan turun tangan, tapi perusahaanmu akan hancur jadi debudengan
pemeriksaan pajak.” Ucap Nam Doo.
Mereka lantas pergi sendiri2…… WOW…
Di pesawat, Joon Jae ngegombal lagi. Ia merayu
seorang pramugari cantik dengan berpura2 menjadi dokter herbal. Saat mereka
hampir tiba, si pramugari membukakan tirai jendela dan memperlihatkan lautan
yang membentang indah di bawah mereka.
“Cantik, ya? Aku sudah ke banyak negara dan tidak
ada tempat yang yang cocok disandingkan dengan laut di sini. Waktu aku ke sini
dulu, aku dengar dari orang tua yang sudah lama tinggal di sini. Mereka bilang,
masih ada duyung yang tinggal di bawah air di sini.” Ucap si pramugari.
Joon Jae tersenyum tidak percaya….
“Itu benar!” klaim si pramugari.
Pramugari pun mulai bercerita kalau dulu, duyung
hidup hampir di semua lautan. Tapi sekarang sudah banyak yang menghilang.
“… dan katanya, duyung terakhir yang tersisa di
Bumi, ada di laut ini.” ucap si pramugari.
Dan benar saja! Di kedalaman lautan itu, tampak
putri duyung berenang bersama ikan2. Salah satunya adalah, Sim Chung, putri
duyung di jaman Joseon. Di gua karang, Sim Chung melihat sesuatu yang bersinar.
Ia mendekat dan mencoba mengambil benda itu. Ternyata benda itu adalah gelang
giok yang pernah dipakai Dam Ryung. Sim Chung pun kembali ke atas. Ia lantas
mengenakan gelang itu di tangannya.
Sebuah kapal pesiar datang. Seorang anak kecil
langsung berteriak memberitahu ibunya bahwa ia melihat putri duyung. Tapi sang
ibu tidak percaya, ia mengira sang anak kebanyakan membaca cerita dongeng jadi
membuat sang anak percaya kalau dongeng itu nyata.
Awalnya semua tampak tenang, namun tiba2 saja ikan2
mulai panik dan badai muncul di bawah laut. Pada saat yang bersamaan, Jeon Jae
yang duduk di atas batu termenung sembari menatap laut yang bersiap mengamuk.
Sim Chung pun mencoba menyelamatkan diri, tapi
dirinya terbawa arus ganas… Saat membuka matanya, Sim Chung mendapati dirinya
berada di atas bebatuan. Sim Chung lantas memeriksa keadaan di sekelilingnya.
Yakin keadaan di sekelilingnya aman, Sim Chung pun bangkit.
Tak lama kemudian, Sim Chung menyadari ada keanehan
pada dirinya. Saat ia melongok ke bawah, ia terkejut mendapati ekornya sudah
berubah menjadi kaki seperti manusia. Sim Chung bingung, ditambah dirinya juga
telanjang. Sim Chung menatap ke air. Dan bayangan di air pun ikut
mengkonfirmasi bahwa ekornya sudah berubah menjadi kaki.
Sim Chung lantas menceburkan dirinya lagi ke dalam
air. Dan seketika, kaki manusianya berubah kembali menjadi ekor.
Sim Chung tampak asyik berenang. Bersamaan dengan
itu, Joon Jae keluar dari kamar hotelnya untuk menghirup udara segar. Sim Chung
langsung ngumpet dibawah air. Saat Joon Jae lengah, Sim Chung pun mengamati
Joon Jae. Namun ketika, Joon Jae berbalik, Sim Chung pun langsung bersembunyi.
Joon Jae akhirnya kembali ke kamarnya untuk
melanjutkan tidurnya. Namun seketika ia melonjak kaget karena mendengar suara
berisik di luar kamarnya. Karena tak ada yang menjawabnya, Joon Jae pun
bergegas mengecek keluar kamar. Dan ia pun terkejut mendapati kamarnya yang
luar biasa berantakan.
Sisa2 makanan beserak di lantai. Sisa makanan itu
mengarah ke ruang pakaiannya. Joon Jae langsung masuk ke ruang pakaiannya dan
mendapati pakaiannya beserak di lantai. Saat tengah mengembalikan pakaiannya ke
lemari, Joon Jae terkejut mendapati kaki manusia berada di deretan pakaiannya.
Dengan takut2, Joon Jae pun mengecek siapa sosok
yang berada di balik pakaiannya. Saat ia menyingkap bajunya, ia mendapati
seorang wanita yang memakai jaketnya yang masih di hanger itu. Sim Chung
sendiri yang mulutnya belepotan makanan juga kaget dan langsung menyembunyikan
wajahnya dibalik jaket lagi.
“Siapa kau?” tanya Joon Jae, tapi Sim Chung diam
saja dan menatap Joon Jae dengan tatapan waspada.
“Aku tanya, kau ini siapa dan kenapa kau bisa ada
di sini! Kau orang China? Atau Jepang? Tidak..
kau bukan.. kau sepertinya orang Korea.” Ucap Joon Jae.
Aishh. Itu….. Heol, itu baju favoritku.” Ucap Joon
Jae lagi.
Sim Chung pun langsung mangap, mau menirukan heol
nya Joon Jae tapi tidak bisa.
“Keamanan di hotel ini benar-benar kacau!” teriak
Joon Jae.
Sim Chung yang takut dengan teriakan Joon Jae,
refleks mengepalkan kedua tangannya dan mengarahkan kepalannya itu pada Joon
Jae.
“Hey! Kubilang itu punyaku!” teriak Joon Jae, meminta
baju kesayangannya dikembalikan.
Tapi Sim Chung yang takut langsung menendang Joon
Jae dengan kekuatan supernya hingga Joon Jae terpelanting cukup jauh. Setelah
menendang Joon Jae, Sim Chung pun menggantungkan kembali hanger jaket Joon Jae
dan menyembunyikan dirinya dibalik jaket yang lain.
Joon Jae kesal. Ia semakin kesal karena Sim Chung
menatapnya dengan tajam dan karena kepalan tangan Sim Chung. Joon Jae pun
langsung mendekati Sim Chung. Ia mencengkram Sim Chung, tapi Sim Chung lagi2
menendangnya. Kali ini, Joon Jae terbang ke luar ruangan dan mendarat di atas
kursi dengan leher kaku akibat tendangan Sim Chung.
“Hey! Le-leher, kenapa leherku jadi begitu?”
protesnya, lalu ia pun memutar2 lehernya.
“Aku tidak sempat merenggangkan tubuh ini masih
pagi jadi aku melakukan sedikit peregangan sekarang!” ucap Joon Jae sambil
mendekati ruang pakaiannya.
Tapi begitu melihat Sim Chung keluar dengan dua
tinjunya, Joon Jae langsung diam dan memilih menjaga jarak. Tapi Joon Jae tetap
menuntut Sim Chung mengembalikan benda yang ada di genggaman Sim Chung. Sim
Chung mengalihkan pandangannya ke laut di luar jendela. Segera saja, Sim Chung
berlari menuju lautan, tapi ia menabrak kaca dan jatuh pingsan.
Joon Jae langsung menghubungi pihak keamanan hotel.
Ia menyuruh keamanan hotel menghubungi polisi, sementara Sim Chung yang sudah
sadar kini duduk di belakang Joon Jae dengan tangan terikat. Usai menghubungi
pihak keamanan, Joon Jae mengikat tubuh Sim Chung sambil sok menasehati Sim
Chung untuk menjadi warga negara yang baik. Tapi Sim Chung tidak peduli dengan
yang dilakukan Joon Jae dan terus menatap ke arah laut yang tidak bisa
dijangkaunya.
Joon Jae kemudian membuka paksa genggaman tangan
Sim Chung. Ia langsung ketawa terbahak2 mendapati benda di genggaman Sim Chung
hanyalah buah cherry. Sementara Sim Chung memakan buah cherry itu sambil
celingak celinguk. Tak hanya itu, Joon Jae juga memotret Sim Chung untuk
berjaga2 kalau Sim Chung kabur.
Tak lama kemudian, polisi datang dan langsung
meringkus Sim Chung. Joon Jae tampak tak senang melihat polisi2 itu memborgol
Sim Chung. Joon Jae pun menjelaskan kalau Sim Chung tak mencuri apapun darinya,
tapi polisi bersikeras kalau Sim Chung adalah tersangka utama dari kasus
pencurian yang sering terjadi belakangan ini.
Saat polisi menyeret Sim Chung pergi, Joon Jae
tampak tak tega melihat Sim Chung yang tidak menggunakan alas kaki ditambah
lagi kaki Sim Chung yang lecet2. Tapi pada akhirnya, Joon Jae tetap membiarkan
polisi membawa Sim Chung.
Setelah kepergian Sim Chung, Joon Jae melihat foto2
Sim Shung di ponselnya. Gelang giok di tangan Sim Chung pun langsung menyita
perhatiannya.
Sementara Sim Chung yang berada di mobil polisi
heboh sendiri melihat pemadangan kota di sisi kanan dan kirinya. Saat polisi
membunyikan klakson, Sim Chung langsung menirukan bunyi klakson. Ketika
mendengar ban mobil polisi yang berdecit karena harus mengerem mendadak, Sim
Chung ikut mencicit menirukan bunyi ban mobil yang berdecit itu.
Setibanya di kantor polisi, Sim Chung heboh melihat
pintu yang terbuka dan tertutup secara otomatis. Ujung2nya dia malah maju
mundur gak jelas sampai membuat polisi di belakangnya kesal dan harus mendorong
tubuhnya masuk ke dalam.
Setibanya di dalam, ia melihat ikan2 yang berada di
akuarimum. Sim Chung pun mendesis, membuat ikan2 itu kabur ketakutan.
Sementara itu, Joon Jae yang bersiap pergi sedang
berbicara dengan Nam Doo di telepon soal gelang itu. Nam Doo berkata, gelang
itu mirip Jadeite. Nam Doo ingin tahu pemiliknya. Joon Jae pun berkata kalau si
pemilik gelang itu kelihatan tidak normal alias tidak waras.
Sementara di kantor polisi, Sim Chung celingak
celinguk saat polisi sedang menginterogasinya. Polisi2 itu pun kesal dan
langsung menggebrak meja. Barulah Sim Chung menatap polisi itu. Polisi ingin
tahu kenapa Sim Chung menerobos masuk ke hotel. Saat melihat seorang polisi
menarik tisu dari dalam kotak, Sim Chung langsung tertarik. Ia ikut2an
mengambil tisu. Takjub dengan benda di hadapannya, Sim Chung pun terus menerus
menarik tisu itu membuat para polisi makin kesal.
Sim Chung yang merasa terancam langsung meninju
polisi yang membentaknya. Alhasil, si polisi terbang dan mendarat di lantai
denga gaya tengkurap. Tak hanya itu, Sim Chung juga memungut pistol yang jatuh
di lantai dan mengarahkannya ke seisi kantor polisi. Sontak, seisi kantor
polisi ketakutan dan membujuk Sim Chung meletakkan pistol itu.
Tak lama kemudian, Sim Chung meletakkan pistol itu
di meja dan kembali bermain2 dengan tisunya. Para polisi pun melongo
melihatnya.
Joon Jae lagi kencan ama pramugari… Si pramugari
berkata bahwa dirinya memiliki prinsip tidak mau berkencan dengan penumpang
pesawatnya tapi Joon Jae sudah membuat dirinya melanggar prinsipnya. Joon Jae
pun tersenyum dan mengaku bahwa ia tertarik pada pramugari yang bernama Min Ji
itu.
“Tapi kenapa tanganmu kecil sekali?” ucap Joon Jae.
Joon Jae lalu menempelkan tangannya pada tangan Min
Ji dan mengeluarkan sebuah kalung dengan trik sulapnya. Min Ji pun takjub
melihatnya. Tapi saat ia mau memakaikan kalung itu ke leher Min Ji, pesan dari
Nam Doo tentang gelang giok Sim Chung pun masuk. Dalam pesannya, Nam Doo bilang
bahwa gelang itu 100% asli dan harganya lebih dari 62 juta won.
Joon Jae pun langsung melupakan rayuannya pada si
pramugari setelah membaca pesan Nam Doo. Si pramugari kesal saat Joon Jae
bilang hanya mau menunjukkan kalung itu padanya, karena kalung itu sebenarnya
buat sang ibu. Joon Jae pun beranjak pergi begitu saja meninggalkan si
pramugari.
Joon Jae yang sudah tiba di depan kantor polisi
menelpon Nam Doo lagi. Nam Doo memberitahu Joon Jae kalau di gelang itu
tertulis nama Dam Ryung. Langkah Joon Jae pun seketika terhenti begitu
mendengar nama Dam Ryung. Usai berbicara dengan Nam Doo, Joon Jae bergegas ke
kantor polisi.
Setibanya di kantor polisi, Joon Jae menemukan Sim
Chung tidur di sel dengan beralaskan tisu. Joon Jae kemudian meminta polisi
membebaskan Sim Chung, tapi polisi menolak permintaan Joon Jae itu sambil
marah.
Dengan keahliannya, Joon Jae pun menghipnotis si polisi. Ia mensugesti
si polisi dan mengklaim kalau Sim Chung adalah istrinya.
Polisi yang udah kena hipnotis Joon Jae itu pun
seketika melihat Sim Chung dalam balutan gaun pengantin. Joon Jae pun berkata
kalau ia dan Sim Chung mau pergi bulan madu, tapi istrinya terjebak di sana.
Polisi itu pun langsung meminta maaf, dan kemudian membebaskan Sim Chung. Akibat
ulah Joon Jae itu, para tahanan lain hampir kabur tapi untunglah para polisi
yang lain datang dan kembali menutup pintu sel.
“Aku minta maaf karena kejadian pagi ini. Aku
memang tidak berperasaan. Maafkan aku.” ucap Joon Jae.
Joon Jae kemudian mengulurkan tangannya, tapi Sim
Chung malah kebingungan menatapnya. Joon Jae pun menarik tangannya kembali.
Perhatian Joon Jae kemudian teralih pada gelang giok Sim Chung. Saat ia mau
menyentuh gelang Sim Chung, Sim Chung langsung menunjukkan tinjunya. Joon Jae
yang takut, akhirnya hanya berkata bahwa dirinya hanya mau bilang kalau gelang
Sim Chung cantik.
“Cantik? Cantik….” Gumam Sim Chung tanpa suara.
“Ayo pergi. Karena aku masih merasa bersalah, aku
akan membelikanmu hadiah.” Ucap Joon Jae kemudian.
Joon Jae tadinya mau memegang tangan Sim Chung tapi
karena takut akhirnya ia hanya menarik lengan jaketnya dan menyeret Sim Chung
pergi.
Saat di lampu merah, Sim Chung terus jalan padahal
lampu merah masih menyala. Joon Jae pun langsung menarik Sim Chung dan
menunjukkan lampu yang masih menyala merah jadi Sim Chung harus berhenti. Sim
Chung yang melihat lampu yang ada gambar orang merentangkan tangan dan kaki
langsung mengikuti seperti di gambar itu. Saat lampu sudah hijau pun, Sim Chung
masih tetap dengan posisinya sehingga Joon Jae harus menariknya pergi.
Joon Jae membawa Sim Chung ke mall, tapi saat mau
naik escalator Sim Chung ketakutan. Akhirnya Joon Jae pun terpaksa menggendong
Sim Chung ke atas. Orang2 di sekeliling mereka pun langsung bertepuk tangan
atas aksi romantic Joon Jae itu.
Setibanya di atas, Joon Jae mendudukkan Sim Chung di
sofa. Ia kemudian mengambilkan beberapa sepatu untuk Sim Chung dan menyuruh Sim
Chung memakaikannya. Tapi Sim Chung yang gak ngerti, malah memakai sepatu flat
hijau itu di tangannya, kemudian menempelkan di dadanya dan mengorek kupingnya
dengan sepatu.
Joon Jae pun akhirnya memakaikan sepatu flat hijau
itu ke kaki Sim Chung.
“Benar. Kau harus pakai ini sekarang. Jangan jalan
kemana-mana tanpa alas kaki. Apa ini? Kaki perempuan kok lecet semua.” Ucap
Joon Jae.
Usai dari toko sepatu, Joon Jae membawa Sim Chung
ke toko baju. Joon Jae menyuruh Sim Chung memakai baju bling2 pink pilihannya.
Tak lama kemudian, Sim Chung keluar tapi dengan baju bling2 menggantung di
kepalanya. Pegawai butik pun langsung ketawa. Joon Jae yang malu langsung
menyeret Sim Chung balik ke kamar pas.
Saat Sim Chung di kamar pas, Joon Jae mendapat
panggilan dari Nam Doo. Joon Jae bergegas pergi untuk menjawab panggilan Nam
Doo.
Di kamar pas, Sim Chung lagi2 heboh sendiri melihat
penampilan barunya.
Tak lama kemudian, Sim Chung keluar dan kebingungan
karena tidak mendapati Joon Jae dimana2. Sim Chung pun akhirnya berjalan
menyusuri mall dan atraksi dua badut menarik perhatiannya. Sim Chung pun
bergegas mengikuti si badut bersama anak2 yang lainnya saat badut itu beranjak
pergi.
Bersamaan dengan itu, Joon Jae kembali ke butik dan
ia terkejut mendapati Sim Chung nya menghilang.
Bersambung ke part 2………………
0 Comments:
Post a Comment