• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Legend Of The Blue Sea Ep 4 Part 1

Sebelumnya...


Seseorang tampak berjalan di sekitaran pantai. Dam Ryung mendapat laporan tentang kejadian aneh yang menimpa penduduk desa di sepanjang pantai barat. Pakaian yang mereka gantung di halaman belakang dan juga sepatu mereka menghilang. Namun si pelaku meninggalkan mutiara yang begitu langka.


Berita itu juga sampai ke telinga Bangsawan Yang. Gundik yang bersama Bangsawan Yang terkejut. Ia pun berandai2 seandainya si pencuri berhenti di tempatnya.

"Hei, Hong Nan-ah, lihat di sini. Setengah dari lemarimu adalah mutiara dan harta berharga dari emas dan perak." ucap Bangsawan Yang.

"Maafkan selir yang serakah ini. Karena aku tidak memiliki pasangan, aku hanya berpikir untuk mengisi kekosongan itu dengan material." jawab Hong Nan kesal.

"Maksudku, Hong Nan-ah, aku mengatakan bahwa aku akan mengisi setengah lemarimu dengan perhiasan. Jika aku menangkap putri duyung itu, aku akan memukulinya sampai dia menangis dan menangis lagi." ucap Bangsawan Yang.


Tak lama kemudian, pelayan Bangsawan Yang datang dan membenarkan bahwa si Putri Duyung lah yang telah memberikan mutiara sebagai bayaran atas pakaian, sepatu dan makanan yang dicurinya. Si pelayan juga menambahkan bahwa si Putri Duyung telah jatuh cinta pada seorang manusia dan dia tidak bisa kembali ke dunianya.


Kita melihat Sae Wa yang telah menjelma menjadi sosok manusia tengah berjalan di tengah kota. Sae Wa kemudian menghentikan langkahnya saat ia melihat sekelompok anak2 sedang mengambil buah kesemek.  Sae Wa lantas mengambil buah kesemek yang jatuh ke tanah. Ingatannya seketika melayang pada Dam Ryung yang pernah memberinya buah kesemek.

Pelayan Bangsawan Yang juga menambahkan bahwa si Putri Duyung yang hanya bisa mencintai sekali dalam hidupnya akan melakukan apapun untuk mempertahankan cinta satu2nya itu. Bangsawan Yang pun berkata bahwa bagi Putri Duyung cinta sejati telah muncul, tapi baginya sebuah kesempatan yang muncul.


Bangsawan Yang lantas memerintahkan pelayannya mengerahkan semua orang untuk menangkap si Putri Duyung sebelum Dam Ryung menemukan si Putri Duyung. Tak hanya itu, ia juga menyuruh Hong Nan menyebarkan sebuah rumor.

"Rumor?" tanya Hong Nan bingung.

"Rumor kalau baru2 ini sebuah badai besar sudah menyebabkan perahu nelayan hilang, tapi sebenarnya itu karena pertanda buruk Putri Duyung." jawab Bangsawan Yang.

" Ketika Putri Duyung itu tertangkap dan terdampar, karena semua itu yang terjadi... tampaknya itu akan terlihat seperti sebuah kenyataan." ucap Hong Nan.

Bangsawan Yang pun memuji kepintaran Hong Nan.

"Tapi Putri Duyung itu... dengan niat jahat menyembunyikan diri di dalam desa dengan pura2 jadi manusia. Jika kita tidak dapat menghentikannya, bencana besar akan terjadi. Banyak orang akan terluka dan mati." ucap Bangsawan Yang.

"Dan dalam watu 5 hari, mereka akan diliputi kecemasan, tidak ada yang lebih baik dari ini." jawab Hong Nan.

"Tidak ada yang lebih baik dari rasa takut untuk menghentikan pikiran rakyat. Kepala Desa tidak akan bisa menghentikan ketakutan rakyat." ucap Bangsawan Yang.

"Tentu saja, Tuanku. Jika kita berhasil, kita juga bisa memaksa Kepala Desa masuk ke dalam situasi mematikan bersama Putri Duyung." jawab Hong Nan.

"Cinta naif membuatku sangat bahagia." ucap Bangsawan Yang.

Keduanya lantas tertawa licik.


Penduduk desa pun mulai mempercayai rumor yang disebar Bangsawan Yang. Mereka meyakini bahwa badai besar yang terjadi kemarin disebabkan oleh si Putri Duyung. Mereka pun khawatir kalau suami mereka akan mati jika pergi melaut karena ada angin kencang. Para penduduk desa pun sepakat untuk menangkap dan membunuh si Putri Duyung.


Tak hanya itu, para penduduk desa juga mendatangi kantor Dam Ryung dan menyamparkan ketakutan mereka akan si Putri Duyung.


Dam Ryung mengabaikan keluhan warga. Ia memberitahu asistennya bahwa ia akan pergi menemui Sae Wa sesuai janji yang telah mereka sepakati bahwa mereka akan bertemu di hari ke-20 pembelahan matahari (jatuh di hari pertama musim dingin dan turunnya salju pertama kali, sekitar tanggal 22 November). Dam Ryung ingin melihat salju bersama Sae Wa.


Namun, sang asisten tidaklah percaya kalau salju akan turun. Tak lama kemudian, ia terdiam karena salju benar2 turun di desa mereka.


Dam Ryung lantas menengadahkan tangannya untuk menyentuh salju.


Di sisi lain, Sae Wa juga tengah melakukan hal yang sama.


Dam Ryung lantas menaiki kudanya. Sang asisten berusaha mencegahnya.

"Jika wanita itu benar2 tidak bisa kembali, itu artinya dia mempertaruhkan hidupnya. Hal yang sama berlalu untukku. Apa yang bisa kupertaruhkan saat ini?" ucap Dam Ryung.


Dam Ryung pun memacu kudanya. Sang asisten berusaha mencegah.

"Tolong pikirkan baik2! Pikirkan kehormatan dan posisi ayahmu!" teriak sang asisten, namun Dam Ryung tidak mempedulikan larangan asistennya.


Dam Ryung memacu kudanya secepat mungkin untuk menemui Sae Wa.



Sementara Sae Wa berjalan di tengah2 perkebunan sambil memandangi salju yang turun.


Tiba2, 3 orang suruhan Bangsawan Yang datang. Mereka masing2 membawa pedang karena Bangsawan Yang menyuruh mereka melukai kaki Sae Wa  agar Sae Wa tidak bisa kembali ke dunianya. Setelah Sae Wa terluka, mereka diperintahkan untuk menangkap Sae Wa.


Untunglah, Dam Ryung datang tepat pada waktunya sebelum mereka melukai Sae Wa.


Layar raksasa Kota Seoul melaporkan sebuah berita tentang kriminal bernama Ma Dae Young yang berhasil kabur dari penjara. Tidak ada kemajuan dalam penyelidikan polisi yang membuat para penduduk cemas. Polisi meyakini Ma Dae Young memiliki antek yang membantunya kabur dari penjara.


Ma Dae Young yang dicari2 kini tengah bekerja sebagai kuli bangunan.


Jin Joo dan Yoo Ran berdebat soal cara Yoo Ran membungkus makanan. Jin Joo khawatir, jika ia membawa kepiting saus kecapnya, maka sausnya akan tumpah. Yoo Ran menghela napas, ia lalu menunjukkan kotak makanannya yang sudah ia tutup dengan rapat jadi sausnya tidak mungkin tumpah.

"Pastikan wadahnya jangan terbalik. Harus tetap berdiri. Jangan diletakkan di bagasi tapi letakkan di lantai mobil. Kau harus berhati2 membawanya." ucap Yoo Ran.

"Baiklah." jawab Jin Joo.


Yoo Ran lantas beranjak pergi. Setelah Yoo Ran pergi, barulah Jin Joo tersadar kalau dirinya si pemilik rumah. LOL


Jin Joo ternyata mengirimkan makanan itu ke rumahnya CEO Heo. CEO Heo sangat bahagia menyantap makan siangnya bersama istri baru dan anaknya. Namun saat ia mencicipi kepiting saus kecapnya, ingatannya langsung melayang pada Yoo Ran.

Flashback...


CEO Heo yang saat itu masih miskin sedang menikmati kepiting saus kecap bersama Yoo Ran dan Joon Jae kecil. Mereka terlihat begitu bahagia. CEO Heo berjanji, setelah dirinya menjadi seseorang yang sukses, ia akan menjadikan Yoo Ran seperti nyonya besar.

Flashback end....


CEO Heo menyuruh Chi Hyun mencicipi kepiting itu. Chi Hyun menolaknya karena ia alergi kepiting. Mendengar itu, Seo Hee langsung terdiam sembari melirik Chi Hyun. Seo Hee lantas mengalihkan pembicaraan dengan membicarakan bisnis Jin Joo. Tapi lagi2, CEO Heo melamun memikirkan Yoo Ran dan Joon Jae.


Di mobilnya, CEO Heo menanyakan soal Joon Jae pada seketarisnya, Tuan Nam. Tuan Nam berkata, bahwa sulit menemukan alamat Joon Jae karena Joon Jae selalu berpindah2. CEO Heo pun kesal. Tuan Nam menasehati agar CEO Heo berdamai dengan Joon Jae karena mereka ayah dan anak.

"Joon Jae adalah satu2nya darah dagingku. Aku harus menemukannya dan mengajarinya banyak hal, jadi pastikan kau menemukannya." ucap CEO Heo.


Namun sayangnya, Seo Hee menaruh alat penyadap di mobil CEO Heo. Ia tampak kesal mengetahui niat suaminya mencari Joon Jae. Seo Hee lantas menghubungi Dae Young. Ia menyuruh Dae Young melenyapkan Joon Jae. Ia memberitahu Dae Young kalau hari itu adalah hari ulang tahun Joon Jae, jadi Joon Jae pasti akan muncul di sea world seperti yang biasa Joon Jae lakukan dengan Yoo Ran dulu.


Benar saja, Joon Jae memang ada di sea world!! Dan... kita melihat dia bertemu dengan Sim Chung. Joon Jae bertanya, apa Sim Chung mengenalnya? Tapi Sim Chung diam saja sembari menatap Joon Jae dengan mata berkaca2.

"Aku tanya sekali lagi,  kau mengenalku?" tanya Joon Jae.


Tak lama kemudian, para staff yang mengejar Sim Chung sedari tadi datang. Sim Chung langsung mau pergi, tapi Joon Jae menahannya. Team leader pun berkata, bahwa Sim Chung telah memasuki fasilitas mereka tanpa permisi, jadi ia harus menginterogasinya. Joon Jae pun langsung menunjukkan kartu identitas polisinya untuk menyelamatkan Sim Chung.

"Aku detektif Hong Dok Kyeong dari Departemen Kejahatan dan Kekerasan Myeongdong. Aku menerima laporan." ucap Joon Jae.

Tentu saja para staff kebingungan siapa yang melapor ke polisi. Joon Jae pun berkata kalau ia perlu menyelidiki Sim Chung. Setelah mengatakan itu, Joon Jae membawa Sim Chung pergi. Team leader pun khawatir kalau si penyusup tidak akan benar2 ditangkap.


Joon Jae berkata pada Sim Chung kalau ia datang bukan untuk menyelamatkan Sim Chung, tapi untuk menanyakan sesuatu pada Sim Chung. Ia lantas menunjukkan foto mereka yang dikirimkan oleh Nam Doo. Sim Chung pun bingung melihat fotonya.


"Kenapa aku bisa ada di sini dengan Heo Joon Jae?" gumamnya.

Joon Jae pun terkejut, kau tahu namaku juga??


Sim Chung terdiam. Joon Jae bertanya sekali lagi apa Sim Chung mengenalnya? Tapi Sim Chung tetap tidak mau mengaku. Joon Jae yakin kalau Sim Chung mengenalnya. Ia yakin kalau mereka sempat bersama saat masih di Spanyol. Joon Jae lantas mendekatkan wajahnya pada Sim Chung.

"Tapi kenapa aku tidak mengenalmu? Siapa kau sebenarnya?" tanya Joon Jae.

Sim Chung tetap tidak mau mengaku.

"Baiklah. Siapa namamu?" tanya Joon Jae.

"Aku tidak punya nama?" jawab Sim Chung.

"Kau tidak punya nama?" tanya Joon Jae heran.

"Aku tidak punya nama tapi aku bukan orang aneh." jawab Sim Chung.

"Kata siapa?" tanya Joon Jae.

"Orang yang baik." jawab Sim Chung.

"Aku tidak yakin siapa dia, tapi mungkin dia juga aneh. Kata2 dan tindakanmu.... semuanya aneh. Kau tidak fasih bicara Korea, apa kau dari luar negeri?" tanya Joon Jae.


Sim Chung masih diam. Tiba2, polisi yang sesungguhnya datang. Joon Jae pun langsung merangkul Sim Chung dan berpura2 sebagai pasangan kekasih untuk mengelabui polisi. Setelah jauh dari polisi, Joon Jae membawa Sim Chung lari. Ingatan Sim Chung pun langsung melayang saat mereka melarikan diri dari kejaran orang2nya Jin Ok di Spanyol. Teringat itu membuat senyum Sim Chung mengembang.


Setibanya diluar, Joon Jae menanyakan untuk yang terakhir kalinya ke Sim Chung, apa yang terjadi antara mereka selama di Spanyol. Tapi Sim Chung tetap mengunci mulutnya rapat2. Joon Jae yang kesal akhirnya memutuskan pergi. Sim Chung mengikuti Joon Jae. Joon Jae pun langsung menghentikan langkahnya menyadari Sim Chung mengikutinya.

"Apa ada yang mau kau katakan padaku?" tanya Joon Jae.

Sim Chung menggeleng.

"Kalau begitu, jangan ikuti aku!" galak Joon Jae.

Sim Chung tetap mengikuti Joon Jae, tapi saat akan menyebrang jalan, hampir saja ia ditabrak oleh sebuah truk. Saat ia melihat ke arah Joon Jae, Joon Jae sudah menghilang.


Sim Chung pergi ke Sungai Han. Di sana ia mencari Joon Jae. Saat sedang mencari Joon Jae di kerumunan orang banyak, seorang pria (Cha Tae Hyun/cameo) mendekatinya. Sim Chung kebingungan melihat pria itu.

Bersambung ke part 2.......

Oh My Geum Bi Ep 3 Part 2

Sebelumnya...


Geum Bi yang lagi makan bareng Hwi Chul dan Gang Hee di restoran bercerita kalau dirinya belajar tentang sistem reproduksi di sekolah. Hwi Chul terkejut, ia bertanya Geum Bi memangnya kelas berapa sampai mempelajari hal itu. Geum Bi pun dengan kesalnya berkata bahwa dia sudah kelas tiga.

“Jadi bagaimana bayi bisa terbentuk?” tanya Gang Hee.


“Aku melihat gambar deskripsinya, tapi aku tidak yakin. Aneh sekali menurutku. Kupikir bayi akan lahir hanya dengan pegangan tangan saja. Bagaimana ya aku bisa lahir?”

Pertanyaan Geum Bi membuat Hwi Chul salah tingkah.


“Kenapa kau menanyakan itu? Kau kan terlahir jelek.” Jawab Hwi Chul, membuat Geum Bi mendengus kesal.

“Akan kujelaskan padamu kalau sudah sampai di rumah.” Ucap Gang Hee. Dan Geum Bi tersenyum.


“Kau akan tahu kalau kau sudah dewasa nanti.” Jawab Hwi Chul.

“Kalau aku tidak bisa dewasa bagaimana?” tanya Geum Bi.

“Anak pemarah biasanya akan punya anak di usia muda, jadi kau jangan sampai seperti itu.” jawab Hwi Chul.

“Apa yang kau bicarakan!” protes Geum Bi.

Hwi Chul pun langsung melirik Gang Hee yang mulai kesal padanya.




Tanpa mereka sadari, Chi Soo duduk tak jauh dari mereka. Chi Soo menatap tajam Hwi Chul.


Hwi Chul sedang di toko perkakas saat Gil Ho menghubunginya. Ekspresi Hwi Chul berubah tegang saat membaca nama Gil Ho di layar ponselnya. Ia menjawab ponsel Gil Ho dengan hati2, namun entah kenapa ia langsung terbelalak saat menjawab panggilan Gil Ho.


Gil Ho sendiri sedang berada di toko barang antic. Ia terkejut saat si pemilik toko berkata bahwa pajangan antic yang dicurinya dari rumah Gang Hee ternyata palsu. Gil Ho pun mengumpat kesal.


Gang Hee yang mau mengantar Geum Bi ke sekolah berpapasan dengan Chi Soo di depan rumahnya. Hwi Chul panik saat melihat Chi Soo yang berjalan ke arahnya. Hwi Chul marah dan mencengkram Chi Soo ke dinding.


Chi Soo berkata, apa kau pengecut? Dulu kau tidak begini…

“Sudah 15 tahun, bukankah itu sudah cukup?” protes Hwi Chul.

“Kau tidak akan bisa pergi dariku sampai kau mati. Kau tahu aku kan?” ucap Chi Soo.

“Aku tidak memiliki apapun yang bisa kuberikan padamu.” Jawab Hwi Chul.

“Apa kau takut? Ada apa? Bukankah kau bilang kau tidak peduli dengan hidupmu?” tanya Chi Soo.

“Benar, aku tidak peduli dengan hidupku!” jawab Hwi Chul.

“Benarkah?” tanya Chi Soo, lalu memelintir tangan Hwi Chul dan mendesak Hwi Chul ke dinding.

“Kudengar kau merencanakan sesuatu dengan Gil Ho. Selesaikan semuanya dalam seminggu.” Suruh Chi Soo.


Chi Soo lantas menarik Hwi Chul dan melempar Hwi Chul ke jalan. Hwi Chul tampak cemas. Chi Soo lantas mengeluarkan sebuah ponsel dan menyuruh Hwi Chul memberikan ponsel itu ke Gil Ho. Chi Soo kemudian beranjak pergi.




Lepas dari Chi Soo, giliran Gil Ho yang marah2 ke Hwi Chul. Gil Ho marah karena Hwi Chul ternyata tidak menukar pajangan antic Gang Hee dengan yang palsu. Hwi Chul diam saja dan memberikan ponsel yang dikasih Chi Soo. Gil Ho langsung panik. Hwi Chul menyuruh Gil Ho menjauh darinya untuk sementara waktu.

“Lalu kau?” tanya Gil Ho.

“Aku akan tetap waspada dan mengawasi semuanya.” jawab Hwi Chul.
 
Gang Hee sedang memasak. Hwi Chul duduk di sofa. Ia melipat kertas sambil memikirkan sesuatu. Hwi Chul kemudian menoleh pada Gang Hee. Tak lama kemudian, Geum Bi datang dan duduk disamping Hwi Chul. Geum Bi memainkan kertas yang dilipat oleh Hwi Chul tadi.


“Kau bisa menyimpannya kalau kau suka.” Ucap Hwi Chul.

“Benarkah?” tanya Geum Bi girang.

“Kuharap kau tahu kalau kita tidak bisa tinggal di sini selamanya.” Jawab Hwi Chul.

“Aku tahu. Kita bisa tidur di mobil. Kita juga punya tenda tahan air.” Ucap Geum Bi.

“Musim dingin akan segera tiba. Kau tahu kita tidak bisa melakukannya.” Jawab Hwi Chul.

“Jadi? Apa ini tentang panti asuhan lagi?” sewot Geum Bi.

“Bagaimana kalau aku mencari bibimu?” tanya Hwi Chul.

“Lupakan itu!” jawab Geum Bi lalu beranjak pergi.


Keesokan harinya, pagi2 buta, Hwi Chul meninggalkan kediaman Gang Hee.


Gang Hee sendiri berdiri di halaman sembari menatap sepedanya Jun Hee dengan tatapan sedih. Tak lama kemudian, Geum Bi datang. Ia penasaran sepeda itu milik siapa, namun saat menanyakannya pada Gang Hee, Gang Hee diam saja dengan wajah terluka.


Geum Bi lantas berlari ke dalam dan masuk ke kamar Hwi Chul. Ia terkejut mendapati kamar Hwi Chul yang kosong. Gang Hee kemudian menghampiri Geum Bi. Ia menatap iba pada gadis kecil itu. Geum Bi sendiri terlihat sedih, ia tidak menyangka kalau Hwi Chul benar2 akan meninggalkannya. Geum Bi menatap sedih lipatan yang dibuat Hwi Chul semalam.


Di kelas, Geum Bi sibuk memainkan kodok lipat Hwi Chul. Jae Ha penasaran bagaimana Geum Bi melipatnya. Geum Bi mengaku tidak tahu dan terus memainkan kodok lipat itu sampai jatuh ke lantai.


Sil Ra tiba2 datang dan menginjak kodok lipat Geum Bi dengan sengaja. Setelah menginjaknya, Sil Ra meminta maaf dengan wajah senang dan mengaku tidak sengaja menginjaknya.

“Kau sengaja, kan?” tanya Geum Bi.

“Kalau iya kenapa?” jawab Sil Ra.


Geum Bi pun membalas Sil Ra dengan menginjak kaki Sil Ra. Sil Ra menjerit kesakitan.

“Maaf, aku tidak melihat kakimu.” Ucap Geum Bi.


Sekarang, kedua gadis ini saling menatap tajam di kelas. Mereka duduk berhadapan. Rambut mereka acak2an. Luka bekas cakaran tampak di wajah Geum Bi. Tak lama kemudian, ibu Sil Ra datang dan langsung memarahi Geum Bi. Ia tidak terima Geum Bi melakukan itu pada Sil Ra.

“Dia duluan yang menginjak kodokku!” teriak Geum Bi.

“Kodok apa? Apa yang kau bicarakan!” teriak ibu Sil Ra.

Min A pun menyuruh Nyonya Goo tenang. Min A lantas menyuruh Geum Bi minta maaf pada Sil Ra. Geum Bi jelas menolak karena dia tidak bersalah. Nyonya Goo pun makin kesal. Ia berkata kalau Geum Bi adalah anak yang tidak bisa diatur. Geum Bi pun menatap tajam Nyonya Goo.

“Beraninya kau menatapku begitu.” protes Nyonya Goo.

“Dasar jelek.” Dengus Geum Bi.

“APA???!” teriak Nyonya Goo.


Min A menghukum Geum Bi. Ia memberikan pekerjaan rumah pada Geum Bi sebagai hukumannya. Min A juga berkata akan menghubungi ayah Geum Bi nantinya. Geum Bi diam saja dengan wajah tertunduk.


Sementara itu, Nyonya Goo ingin tahu dimana Geum Bi tinggal. Sil Ra mengaku tidak tahu. Jae Ha kemudian datang dan memberi salam pada Nyonya Goo. Jae Ha kemudian beranjak pergi, namun wajahnya tampak sedikit kesal. Sil Ra dan ibunya kemudian saling berpandangan setelah Jae Ha pergi. Sepertinya, mereka berniat mencari tahu alamat Geum Bi dari Jae Ha.


Hwi Chul menyuruh temannya mencari seseorang. Temannya itu meminta bayaran 500 dollar, namun Hwi Chul mengaku akan membayar dengan cara lain. Teman Hwi Chul pun menyuruh Hwi Chul berjudi, sehingga Hwi Chul bisa membayarnya dengan hasil kemenangan Hwi Chul.

Hwi Chul melirik 4 orang yang sedang berjudi di belakangnya. Ia berpikir sejenak, kemudian bertanya adakah cara yang lain. Temannya itu berkata, ada dan menanyakan apa Hwi Chul siap dengan segala resikonya. Hwi Chul pun mengaku siap menerima resiko apapun asal temannya bisa menemukan orang yang dicarinya.


Hwi Chul berlari ke bandara. Ia teringat kata2 temannya bahwa orang yang dicari Hwi Chul bernama Kim Young Ji. Young Ji bercerai 3 tahun yang lalu. Ia memiliki seorang anak perempuan tapi tidak punya hubungan darah dengannya. Hwi Chul lalu menanyakan ibu kandung anak itu. Teman Hwi Chul berkata kalau Hwi Chul harus membayar lebih untuk mendapatkan informasi itu.

“Lalu dimana orang ini?” tanya Hwi Chul.

“Dari jejak kartu kreditnya, dia sudah meninggalkan negara ini. Dia sudah menjual rumahnya.” Jawab teman Hwi Chul.


Hwi Chul memeriksa waktu keberangkatan. Ia kemudian mengedarkan pandangannya dan akhirnya menemukan sosok Kim Young Ji. Begitu melihat Young Ji, ia langsung mencegat Young Ji dan menanyakan siapa ibu kandung Geum Bi. Young Ji membuka kacamatanya dan tersenyum kesal.

“Aku sudah melakukan yang terbaik.” Ucap Young Ji.

“Apa menelantarkan seorang anak adalah hal terbaik yang bisa kau lakukan?” tanya Hwi Chul.

“Apa yang kau inginkan dariku? Aku membesarkan anak orang lain selama ini.” jawab Young Ji.


“Kau mendapat bayaran untuk melakukan itu! Dimana rasa tanggung jawabmu!” protes Hwi Chul.

“Apa kau sedang mengajariku? Kaulah yang tidak sadar soal anakmu sampai sekarang.” ucap Young Ji.

“Dia memanggilmu bibi. Sejak awal kau memang tidak berniat mengurusnya kan? Kau pikir kau sudah melakukan yang terbaik? Kau tahu bagaimana kondisinya saat pertama kali kami bertemu? Apa itu hal terbaik yang bisa kau lakukan? Jawab aku!” teriak Hwi Chul

“Benar, aku yang menyuruhnya memanggilku bibi.  Dan apa yang akan terjadi padaku kalau ibunya muncul dan memintanya kembali?” tanya Young Ji.

“Bagaimana mungkin orang yang sudah mati melakukan itu?” ucap Hwi Chul.


Young Ji pun menghela napas. Seketika, Hwi Chul sadar kalau ibu kandung Geum Bi masih hidup. Young Ji kesal dan berniat pergi, namun Hwi Chul menahannya. Hwi Chul masih tidak yakin kalau Geum Bi anaknya.

“Bagaimana bisa kau tidak mengenali anakmu sendiri?” ucap Young Ji heran.

“Dimana Joo Young?” tanya Hwi Chul.

“Aku tidak tahu. Yang kutahu dia terbang ke Spanyol 5 tahun lalu. Apa Geum Bi tidak menceritakan siapa dirinya?” ucap Young Ji.

Young Ji kemudian beranjak pergi. Sebelum pergi, ia meminta Hwi Chul tidak mencarinya lagi. Hwi Chul berteriak kesal.


Nyonya Goo mendatangi rumah lama Geum Bi. Ia memencet bel dan menggedor pintu dengan kasar. Tak lama kemudian, pemilik baru rumah itu keluar. Dia seorang pria tua. Nyonya Goo bertanya dengan kasar apa pria tua itu kakeknya Geum Bi. Pria tua mengeryit heran, Geum Bi?


Nyonya Goo menemui Min A. Ia ingin Geum Bi dikeluarkan dari sekolah karena Geum Bi seorang anak yang terlantar. Min A tampak bingung menghadapi Nyonya Goo. Nyonya Goo mengancam akan mengeluarkan Sil Ra dari sekolah jika Geum Bi tidak dikeluarkan dari sekolah itu.


Min A pun langsung mencecar Geum Bi dengan beberapa pertanyaan seperti kenapa ayah Geum Bi tidak bisa dihubungi dan dimana Geum Bi tinggal. Geum Bi tampak bingung bagaimana menjawabnya.


Min A menemui Gang Hee. Min A berkata, jika seorang anak tidak memiliki keluarga maka mereka harus mengurusnya dengan mengikuti peraturan yang ada. Gang Hee bertanya, apa ada cara lain. Min A berkata, bahwa ia kasihan pada Geum Bi tapi peraturan tetaplah peraturan.

Gang Hee pun menatap iba pada Geum Bi. Geum Bi sendiri membalas tatapan Gang Hee dengan berpura2 tersenyum. Geum Bi sadar bahwa ia akan dikirim ke panti asuhan.



Geum Bi melamun sendirian di taman. Ingatannya melayang saat dia dan Hwi Chul terpaksa berteduh di dalam tenda saat hujan deras. Geum Bi kemudian duduk di tangga taman, tempat dimana ia dan Hwi Chul berdebat soal cara memasak ramen. Tiba2, Chi Soo datang dan menatap iba pada Geum Bi.


Di kelas, Sil Ra lagi2 mengganggu Geum Bi. Geum Bi yang sedang tidak mood, menyuruh Sil Ra pergi. Tapi Sil Ra malah menanyakan tentang Geum Bi yang akan dikirim ke panti asuhan. Seluruh teman2 di kelas kaget, termasuk Jae Ha. Jae Ha mau membela Geum Bi tapi ia langsung diam saat menatap wajah Sil Ra.



Di rumah, Gang Hee berusaha menghubungi Hwi Chul. Namun Hwi Chul tidak bisa dihubungi. Geum Bi yang duduk di ruang makan pun tampak kecewa. Gang Hee menenangkan Geum Bi. Ia berkata tidak akan membiarkan Geum Bi dibawa ke panti asuhan.


Gang Hee mengantarkan Geum Bi ke sekolah. Geum Bi turun dari mobil Gang Hee dengan wajah lesu. Gang Hee menatap iba pada Geum Bi. Setelah Gang Hee pergi, Geum Bi pun membolos.


Hwi Chul sendiri ada di kantor temannya yang ia suruh mencari Kim Young Ji. Temannay berkata, sudah waktunya Hwi Chul melunasi pembayaran. Hwi Chul ingin tahu apa yang harus ia lakukan.

“Apa kau tahu orang-orang idiot yang menjual barang-barang palsu pada orang-orang tua? Seorang nenek miskin memberi mereka 8.000 dolar. Pergi dan ambillah 5.000 dolar dari mereka. Aku akan menganggapnya lunas dan memberimu sedikit uang jajan.” Suruh temannya itu.

Hwi Chul diam saja mendengarkan suruhan temannya sambil membuat origami katak.


Min A masuk ke kelas, ia terkejut karena Geum Bi lagi2 membolos selama 3 hari berturut2. Jae Ha tampak khawatir memikirkan Geum Bi.

Hwi Chul bersiap melakukan sesuatu yang diperintahkan temannya.




Chi Soo mengikuti Geum Bi diam2. Geum Bi terus berjalan, hingga langkahnya berhenti di depan sungai. Chi Soo menghampiri Geum Bi. Geum Bi pun mengancam akan berteriak kalau Chi Soo berani mengganggunya.

“Apa kau merindukan ayahmu?” tanya Chi Soo.

“Kau mau berbohong dan bilang kau temannya?” selidik Geum Bi.

“Kami berteman dulu. Sekarang tidak lagi.” Jawab Chi Soo.

“Siapa kau?” tanya Geum Bi.

“Saat kau melihat ayahmu, bilang padanya kalau dia tidak akan bisa lari.” Jawab Chi Soo.


Chi Soo kemudian beranjak pergi, namun Geum Bi menghentikan langkahnya dengan mengatakan kalau itu omong kosong.

“Sekali teman, tetap teman. Bagaimana bisa kau berhenti berteman?” tanya Geum Bi.

Chi Soo pun berbalik dan mendekati Geum Bi dengan seringai di matanya. Geum Bi yang mulai takut melangkah mundur.

Hwi Chul mendatangi sebuah kantor, ia bersiap menghajar orang2 yang ada di sana.




Chi Soo membelikan Geum Bi es krim. Chi Soo kemudian bertanya apa Geum Bi berpikir kalau dia orang jahat. Geum Bi diam saja sambil menatap tak suka pada Chi Soo.

“Ya, memang. Aku memang orang jahat. Tapi ayahmu lebih parah dari aku. Aku kenal dia.. sejak kami seusia mereka.” Ucap Chi Soo sambil menatap dua anak SMA yang lewat di depannya.




“Dia selalu berbohong sepanjang waktu.. Dia menipu orang lain dan menipu dirinya sendiri. Dia bahkan lupa kalau dia sudah menipu orang lain. Dia menghancurkan hidup seseorang dan dia bahkan tidak ingat pernah melakukannya. Kau akan sama sepertinya kalau kau tetap tinggal dengannya. Apa itu maumu?” ucap Chi Soo.

Geum Bi marah dan membuang es krimnya.

“Kau salah!” ucap Geum Bi.

“Dia selalu mengatakan, kalau dia tidak peduli dengan hidupnya. Apa seseorang seperti dia.. akan mengurusmu?” ucap Chi Soo.


Geum Bi yang kesal akhirnya pergi meninggalkan Chi Soo. Chi Soo menatap kepergian Geum Bi dengan tatapan kasihan.

Hwi Chul sedang dipukuli oleh para gangster yang berada di kantor itu. Saat dipukuli, ingatan Hwi Chul melayang pada kata2 Young Ji tentang Hwi Chul yang tidak ada saat Geum Bi tumbuh besar. Ia juga ingat kata2 Geum Bi tentang Geum Bi yang bersedia ke panti asuhan.


Para gangster itu masih mau memukuli Hwi Chul. Namun mereka terdiam saat Hwi Chul menunjukkan rekaman tentang mereka yang memukuli Hwi Chul. Para gangster itu marah dan menghancurkan ponsel Hwi Chul. Hwi Chul berkata, sudah terlambat karena ia sudah mengirimkan rekaman itu.

“Aku bisa lihat kau membawa senjata. Kau akan ditahan karena tindak kriminal. Pidana atau perdata? Terserah kau. Aku akan layani apapun yang kau mau. Kau sangat bodoh dalam hal semacam ini.” ucap Hwi Chul.


Gang Hee masih memperjuangkan Geum Bi, namun ia tak bisa mengadopsi Geum Bi karena dirinya yang belum menikah.


Di kamarnya, Geum Bi sedang mengemasi seluruh pakaiannya. Ia pasrah karena akan dikirim ke panti asuhan.

Gang Hee masih berusaha menghubungi Hwi Chul, tapi Hwi Chul masih sulit dihubungi. Gang Hee pun marah dan meninggalkan pesan pada Hwi Chul.

“Geum Bi hampir dikirim ke panti asuhan. Di mana kau? Ayah macam apa kau ini? Telpon segera setelah kau mendengar pesan ini.” ucap Gang Hee.


Tak lama kemudian, Geum Bi datang. Ia berkata, meskipun ayahnya datang ia akan tetap ke panti asuhan.

“Aku sudah coba tinggal dengannya dan kupikir kami tidak cocok.” Ucap Geum Bi.


Gang Hee pun menyuruh Geum Bi makan.

“Sendoknya terlalu berat. Aku suka karena ini berat. Saat aku tinggal dengan bibiku, aku hanya makan nasi instan. Kami makan dengan peralatan plastic agar tidak perlu repot mencuci piring. Kalau ada nasi tersisa, kau harus mengorek sampai ke dasar mangkuk. Kalau kau mengorek mangkuk plastic dengan sendok plastik, sendoknya jadi semakin ringan dan semakin susah dipakai untuk menyendok nasi. Aneh saja karena sepertinya nasinya akan terbang.” Ucap Geum Bi.

“Kau hanya makan nasi instan?” tanya Gang Hee iba.

Geum Bi lalu memukul mangkuk nasinya dengan sendok.

“Aku suka suara ini. Berat dan hangat.” Ucap Geum Bi.

“Geum Bi-ya.  Kau bisa datang kapanpun kau mau, anggap saja ini rumahmu. Saat kau bilang kau ingin datang mengunjungiku, aku akan menunggu dengan mangkok dan sendok yang paling berat, oke?” jawab Gang Hee.


Geum Bi mulai dibawa ke panti asuhan. Ia dijemput oleh dinas social. Gang Hee melepaskan Geum Bi dengan mata berkaca2. Geum Bi berusaha kuat menahan agar air matanya tidak keluar.


Tepat setelah Geum Bi dibawa pergi, Hwi Chul datang dan mengejar Geum Bi. Gang Hee menampar Hwi Chul. Hwi Chul terkejut. Gang Hee pun berteriak, menyuruh Hwi Chul membawa Geum Bi pulang.


Hwi Chul tersadar dan langsung berlari mengejar mobil yang membawa Geum Bi. Polisi lalu lintas yang melihat Hwi Chul, ikut mengejar Hwi Chul. Di mobil, tangis Geum Bi pecah. Hwi Chul terus mengejar Geum Bi, sampai dia jatuh terguling di jalanan. Tapi Hwi Chul tidak peduli. Ia terus dan terus berlari mengejar mobil yang membawa Geum Bi. Sampai akhirnya, mobil yang membawa Geum Bi berhenti di lampu merah.


Tangis Geum Bi pecah begitu melihat Hwi Chul. Geum Bi lantas turun dari mobil.

“Dari mana kau? Kenapa lama sekali baru kembali?” protes Geum Bi sambil memukul2 lengan Hwi Chul.


Geum Bi kemudian menendang Hwi Chul hingga Hwi Chul terjatuh karena kesakitan. Geum Bi terkejut dan panic.

“Ada apa? Apa kau sekarat lagi? Jangan mati. Ahjusshi.” Rengek Geum Bi.

Ingatan Hwi Chul seketika melayang pada kata2 Young Ji.

“Bagaimana bisa kau tidak mengenali anakmu sendiri?” ucap Young Ji.

Hwi Chul tersadar, ia pun langsung memegang wajah Geum Bi.

Bersambung……………..