• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Defendant Ep 13 Part 2

Sebelumnya...

  
Kepala Park tengah mengawasi Nyonya Oh bersama dengan Tae Soo dari dalam mobil. Kepala Park mengancam, kalau Tae Soo benar2 menyayangi sang ibu maka Tae Soo harus melakukan segalanya dengan benar. Kepala Park tak habis pikir bagaimana bisa Tae Soo membantu Jung Woo melarikan diri padahal Jung Woo sudah menghabisi Ji Soo dan Ha Yeon. Tae Soo pun marah.

Tak lama, Kepala Park dihubungi seseorang dan ia terkejut. Kepala Park lalu menyetel saluran TV dan tampak kesal melihat berita Jung Woo cs yang kabur dari penjara. Tae Soo juga terkejut, apalagi saat Kepala Park memberitahu Jung Woo sendiri lah yang memberitahu media. Tae Soo bertanya2, apa sebenarnya yang direncanakan Jung Woo.

Cheol Sik yang juga melihat beritanya di TV protes pada Jung Woo. Jung Woo minta maaf dan berkata, itulah satu2nya cara untuk memberitahu Sung Gyu kalau dia sudah bebas. Cheol Sik cemas kalau mereka tertangkap. Jung Woo meyakinkan Cheol Sik kalau mereka tidak akan tertangkap sebelum menemukan Ha Yeon.

“Ibuku tidak boleh tahu. Ini gawat. Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Cheol Sik.

“Aku akan menghubungimu lagi secepatnya.” Jawab Jung Woo, lalu memutus teleponnya, membuat Cheol Sik makin ngedumel.


Eun Hye cemas, ia takut Sung Gyu tak segera menghubungi mereka. Jung Woo yakin kalau Sung Gyu akan menghubunginya dalam waktu dekat dan meminta Eun Hye tidak cemas.

Di ruangannya, Deputi Jaksa sedang membahas Jung Woo dengan Kepala Choi.  Deputi Jaksa tidak menyangka Jung Woo bisa melarikan diri. Deputi Jaksa lalu menatap Kepala Choi dengan senyum mengejek dan meminta Kepala Choi mengatakan sesuatu soal kaburnya Jung Woo.

“Kalau Jung Woo melakukannya, dia pasti punya alasan.” Jawab Kepala Choi.

“Apa juga ada alasan kenapa dia membunuh istrinya sendiri? Apa istrinya selingkuh?” tanya Deputi Jaksa.

Kepala Choi marah, Deputi Jaksa!

Deputi Jaksa lalu memberitahu kalau mereka akan mengambil alih kasus Jung Woo. Kepala Choi tentu saja kaget. Tak lama, Joon Hyuk pun masuk. Joon Hyuk berkata, kalau dia tidak akan pergi ke Amerika sebelum kasus Jung Woo selesai. Joon Hyuk kemudian keluar dari ruangan Deputi Jaksa. Di koridor, ia berpapasan dengan Min Ho.

Mereka bicara di atap. Joon Hyuk yakin, Jung Woo tidak akan bisa ditangkap. Min Ho berkata, kalau Jung Woo harus ditangkap dan mereka bisa melakukan sidang lagi. Joon Hyuk berkata, itu tidak akan terjadi.

“Dia keluar mungkin saja utuk mencari dua hal. Pertama, anaknya. Oh, benar. Aku tidak berencana membuatmu jadi orang jahat. Akulah yang akan menemukan anaknya.” Ucap Min Ho.

“Apa yang akan kau lakukan pada Ha Yeon?” tanya Joon Hyuk cemas.

“Tergantung bagaimana sikap Park Jung Woo nanti. Dan dia itu punya pisau. Pisau yang kugunakan untuk menikam istrinya. Sepertinya di pisau itu ada darahku. Dia menyembunyikannya dan mengancamku dengan itu. Setelahnya, dia kehilangan ingatannya. Karena ingatannya sudah kembali, dia akan berusaha mengambil pisau itu. Kau harus menemukan pisaunya, Jaksa Kang.” jawab Min Ho.

Min Ho lalu beranjak pergi untuk melakukan investigasi. Namun sebelum pergi, Joon Hyuk minta Min Ho menemukan Ha Yeon secepatnya dan ia berjanji akan menemukan dan menghancurkan pisau itu. Min Ho mengangguk senang.

Moongchi yang menunggu wanita itu di depan bank, panic karena wanita itu belum juga datang padahal bank sudah akan tutup. Tak lama wanita itu datang. Moongchi pun langsung ngomel karena wanita itu tidak mau naik taksi agar lebih cepat.

“Kalau aku naik taksi ongkosnya jadi mahal. Memangnya kau punya uang?” jawab wanita itu.

“Jangan kayak orang susah deh.” Ucap Moongchi.

“Kau yang gayanya seperti orang susah. Tidak ada siapa-siapa di sini.” Jawab wanita itu sambil menggeplak kepala Moongchi.

“Bersiaplah untuk jadi orang kaya.” Ucap Moongchi.

“Mimpi saja sana. Kaulah yang selama ini selalu kehilangan uang. Kenapa juga kau keluar? Memangnya kau sudah bosan sekali di sana?” jawab wanita itu.
“Bukan urusanmu. Persiapkan saja dirimu dan jangan pingsan. Kalau kau sampai pingsan, bisa jadi masalah nanti.” Ucap Moongchi.

Moongchi lalu menanyakan SIM nya. Wanita itu bersikap seolah dia tidak membawanya. Moongchi mulai panic. Wanita itu pun mengaku kalau ia membawanya. Moongchi pun mengajak wanita itu ke bank.

Moongchi lalu meminta uangnya pada petugas bank. Ia bilang kalau dirinya baru saja memenangkan lotre. Tak lama, ada berita tentang narapidana Rutan Woljeong yang melarikan diri, tapi hanya terpampang foto Jung Woo dan Cheol Sik di sana. Moongchi pun heran, kenapa tidak ada fotonya.

“Pil Jae. Apa kau ketahuan?” tanya wanita itu.

“Diamlah.” Suruh Moongchi.

Keluar dari bank, Moongchi dan wanita itu bersorak girang. Mereka tidak menyangka akan menjadi orang kaya. Moongchi bahkan menyuruh wanita itu menamparnya agar dia yakin itu kenyataan, bukan mimpi. Moongchi lalu meminta wanita itu menjaga buku rekeningnya dengan baik sampai ia keluar dari penjara. Wanita itu mengangguk dan memuji Moongchi yang ternyata adalah adik bungsunya.

“Ngomong2, berapa kodenya?” tanya kakak Moongchi.

“Aduh, bagaimana bisa aku mempercayakan domba pada seekor serigala? Simpan sajalah bukunya dulu, ya?” jawab Moongchi.

“Jadi kau mau aku hanya memelototi  buku tabungan ini saja? Kapan kau akan keluar?” tanya sang kakak.

“Aku juga tidak tahu. Nanti kucari tahu kalau aku sudah keluar dari penjara.” Jawab Moongchi.

“Katakan saja angka pertamanya.” Pinta sang kakak.

“Angka pertamanya? Tunggu saja beberapa bulan lagi. Aku akan segera kembali.” Jawab Moongchi sambil menjulurkan lidahnya pada sang kakak.


Eun Hye menepikan mobilnya. Ia dan Jung Woo sama2 bingung harus mencari Ha Yeon kemana. Tak lama, seseorang menghubungi ponsel Eun Hye pakai nomor pribadi. Eun Hye menjawabnya, tapi orang itu diam saja. Eun Hye pun memberikan ponselnya pada Jung Woo.

“Sung Gyu. Itu kau 'kan? Jawab aku.” pinta Jung Woo.

“Kak Jung Woo.” Jawab Sung Gyu.

“Hai, Sung Gyu. Ini aku. Aku berhasil. Kau melihat beritanya, 'kan?” tanya Jung Woo.

“Ya.” jawab Sung Gyu.

“Ha Yeon-ku baik-baik saja, kan?” tanya Jung Woo.

“Ya. Dia sedang tidur sekarang.” jawab Sung Gyu.

“Terima kasih. Maaf karena aku baru bisa  keluar sekarang. Aku akan ke sana. Kau dimana?” tanya Jung Woo.


“Kau harus datang sendiri.” Pinta Sung Gyu.

“Baiklah. Aku akan ke sana sekarang. Berikan aku alamatnya.” Jawab Jung Woo.

Dan Sung Gyu pun menyebutkan alamatnya.

“Hoseok-dong, nomor 42. Jaeiljang, Unit 306.” Ucap Sung Gyu.

Jung Woo tersenyum lega. Ia menatap Eun Hye dan berkata, semuanya sudah selesai sekarang.

Sementara itu, Min Ho terus menyangkal tuduhan yang dialamatkan padanya selama investigasi berlangsung. Min Ho lalu menyuruh jaksa menggunakan alat pendeteksi kebohongan agar investigasinya cepat selesai. Pengacara Min Ho pun tidak setuju. Jaksa juga tidak, karena itu tidak bisa dijadikan bukti di pengadilan, tapi Min Ho bersikeras melakukan itu agar investigasi cepat selesai.

Min Ho pun mulai diperiksa dengan lie detector.  Jaksa menanyakan, apakah Min Ho memerintahkan mereka untuk memalsukan data keuangan. Min Ho pun menjawab dengan jujur kalau ia tidak melakukannya. Jaksa mulai kesal. Sementara Min Ho tersenyum puas. Tapi ia mulai panic, saat lie detector itu mulai berbunyi ketika jaksa memanggil Min Ho dengan nama Seon Ho. Jaksa pun curiga kalau pria di hadapannya ini adalah Cha Min Ho. Min Ho yang mendengar itu pun marah dan langsung melepaskan alat pendeteksi kebohongan itu.

“Tidak. Aku bukan Cha Min Ho! Tes ini tidak bisa digunakan sebagai bukti! Hentikan saja lah!”

“Cha Seon Ho-ssi!” tegas jaksa.

“Aku merasa sedikit lelah.” Jawab Min Ho lalu pergi.

Jung Woo yang masih dalam perjalanan kembali menghubungi Sung Gyu. Sung Gyu berkata, Ha Yeon sudah bangun daritadi. Jung Woo ingin mendengar suara Ha Yeon. Tak lama, terdengarlah suara Ha Yeon. Jung Woo lega mendengar suara Ha Yeon dan berkata akan segera menjemput Ha Yeon.



Sementara itu, Min Ho sedang bicara dengan Seok di telepon.

Jung Woo akhirnya tiba di depan penginapan Sung Gyu. Ia turun sendirian, sementara Eun Hye menunggu di mobil. Namun begitu sampai di kamarnya Sung Gyu, ia menemukan Sung Gyu sudah bersimbah darah. Sung Gyu sambil menahan sakit mengadu kalau mereka membawa Ha Yeon. Jung Woo panic. Tak lama, terdengar sirene polisi. Jung Woo pun langsung melarikan diri ke atap.


Di atap, Min Ho menghubunginya. Min Ho memberitahu Jung Woo kalau Ha Yeon ada bersamanya. Jung Woo bersumpah akan membunuh Min Ho kalau Min Ho berani menyentuh sehelai saja rambut Ha Yeon.  Min Ho sama sekali tidak takut ancaman Jung Woo. Ia tertawa puas di sana karena berhasil mendapatkan Ha Yeon.


Bersambung…..

Preview Ep 14

Defendant Ep 13 Part 1

Sebelumnya...


Kepala Sipir kembali ke lapas. Ia berjalan menuju ruangannya sambil bernyanyi, namun saat tiba di sana, ia terkejut melihat pintu ruangannya sudah terbuka dan kaca pintunya pecah. Ia pun langsung teriak marah memanggil petugas.


Jung Woo, Cheol Sik dan Moongchi berhenti berlari begitu mendengar suara petugas. Mereka menoleh dan melihat Tae Soo yang menahan ujung senjata Kepala Keamanan. Cheol Sik dan Moongchi panik. Mereka menanti keputusan Jung Woo apa yang harus mereka lakukan. Jung Woo terdiam sejenak melihat usaha adik iparnya. Tak lama kemudian, Jung Woo mengajak Cheol Sik dan Moongchi lari.


Sirine pun berbunyi. Wooruk panic, ia yakin Jung Woo, Cheol Sik dan Moongchi sudah tertangkap. Bangjang menyuruh Wooruk diam karena takut ucapan Wooruk menjadi kenyataan. Bangjang lalu bertanya pada Milyang, apa mereka tertangkap.

"Kalau mereka tertangkap, sirine-nya tidak mungkin mati." jawab Milyang.

"Mereka tidak akan punya kesempatan berjalan menuju stasiun." ucap Wooruk cemas.

"Aku yakin Tahanan 3866 akan melakukannya dengan baik." jawab Bangjang.

"Kuharap begitu." ucap Milyang.


Petugas langsung menuju sel Jung Woo. Mendengar langkah petugas yang semakin dekat menuju sel mereka, Bangjang cs pun pura2 tidur. Tak lama, petugas datang dan mereka menemukan kasur yang digambari peta woljeong. Bangjang cs pun pura2 terkejut dengan kaburnya Jung Woo, Cheol Sik dan Moongchi.

Para petugas pun langsung bergerak memburu Jung Woo, Moongchi dan Cheol Sik.


Sementara itu, Tae Soo dimarahi Kepala Park.  Tapi setelahnya, ia tersadar kalau itu bukan saatnya untuk marah2. Kepala Park lantas berusaha menyembunyikan tali yang digunakan Jung Woo cs untuk kabur karena tidak mau ambil resiko. Namun tiba2 saja, ia mendapat perintah dari Kepala Sipir untuk mencari tahanan yang kabur.

Jung Woo, Cheol Sik dan Moongchi berlari menyusuri jembatan. Moongchi yang sudah tak kuat lagi, menjatuhkan tubuhnya ke aspal. Jung Woo mengajak mereka menyebar. Menurut Jung Woo, kalau mereka lari bertiga, resiko tertangkap akan menjadi besar. Moongchi setuju dengan ide Jung Woo. Cheol Sik bertanya, dimana mereka harus bertemu nanti. Apakah di stasiun kereta?

"Sudah terlambat untuk ke stasiun sekarang. Di dekat stasiun kau akan menemukan Pabrik Woljeong. Aku tahu ada truk yang meninggalkan pabrik dini hari. Mari bertemu di sana." jawab Jung Woo.

Jung Woo berlari masuk ke hutan. Di belakang, para petugas menyisir hutan dengan mengikutsertakan anjing pelacak. Jung Woo sempat jatuh berguling, tapi setelahnya ia berdiri dan kembali berlari. Ia terus berlari hingga akhirnya ia berhasil mencapai jalan raya. Jung Woo berhenti berlari ketika dirinya tiba di jembatan.

Namun sial, ada mobil polisi yang terpakir di tepi jembatan. Tak lama kemudian, Jung Woo mendengar suara polisi yang menyuruh angkat tangan dari belakang. Jung Woo menoleh. Seorang polisi lalu lintas mendekati Jung Woo sembari menodongkan pistolnya pada Jung Woo. Saat dilihat lebih dekat, si polisi lalu lintas itu gemetaran menodongkan pistolnya. Jung Woo pun mencoba memanfaatkan ketakutan si polisi.

“Tenanglah. Ini bukan masalah besar.Tenanglah.” ucap Jung Woo.

“Aku mendengar suara sirine.” Jawab si polisi lalin.

“Tidak masalah. Semua akan baik-baik saja.” Ucap Jung Woo hendak mendekati si polisi lalin.

Polisi lalin langsung teriak, jangan mendekat!


Sementara itu, Cheol Sik dan Moongchi berhasil mencapai bangunan sekolah yang sudah tidak dipakai. Moongchi berjanji akan mentraktir Cheol Sik habis2an kalau mereka berhasil lolos. Cheol Sik mengajak Moongchi ke bar. Moongchi berkata, tentu saja ke bar, kalau tidak kemana lagi. Namun langkah mereka seketika terhenti saat mendengar suara tembakan. Mereka pun bergegas sembunyi.


Sementara Petugas Kim yang mendengar suara tembakan, langsung berteriak memberitahu rekan2nya. Apa yang terjadi? Suara tembakan itu ternyata berasal dari pistol milik si polisi lalin. Kita melihat Jung Woo yang tidak sadarkan diri. Melihat Jung Woo yang tak sadarkan diri, polisi lalin pun berusaha mengecek keadaan Jung Woo. Tepat saat itu, Jung Woo membuka matanya dan berhasil menyergap si polisi lalin. Jung Woo memborgol tangan si polisi lalin, lalu pergi.

Tak lama, rekan si petugas lalin itu pun datang. Ternyata si petugas lalin itu adalah polisi baru. Rekan si polisi baru itu pun langsung melepaskan borgol si polisi baru. Kemudian, petugas dari lapas datang dan menanyakan kemana arah tahanannya kabur. Si polisi baru pun menunjukkan kemana Jung Woo lari. Sementara rekan si polisi baru terheran-heran.


Moongchi dan Cheol Sik sudah berada di dalam sekolah. Moongchi cemas kalau2 Jung Woo tertembak. Cheol Sik pun kesal dan menyuruh Moongchi berhenti memikirkan yang tidak2. Mereka lalu menemukan kardus yang diletakkan Eun Hye sebelumnya di tempat itu yang berisi beberapa pakaian dan sepatu. Tapi tak lama, Cheol Sik mendengar sesuatu dan menyuruh Moongchi diam.

Diluar, petugas lapas sudah tiba di depan bangunan sekolah. Dipimpin Petugas Park, mereka menyisir bangunan sekolah itu. Petugas Park masuk ke dalam salah satu kelas tempat Moongchi dan Cheol Sik berada tadi. Petugas Park menyinari setiap sudut, sampai akhirnya ia menemukan sepatu diantara tumpukan2 sampah di lantai kelas itu.

Kepala Park pun yakin buruannya ada di dalam bangunan sekolah itu, karena itulah ia berusaha menjebak buruannya. Ia mengajak anak buahnya pergi untuk memancing buruannya. Cheol Sik dan Moongchi yang sudah berganti baju pun lega melihat para petugas lapas yang pergi.

Kepala Park menyuruh anak buahnya menghentikan mobil setelah mobil keluar dari halaman sekolah. Kepala Park memberitahu anak buahnya kalau buruan mereka masih ada di dalam dan meminta mereka setenang mungkin agar bisa menangkap buruan mereka.


Para petugas lapas pun langsung menyebar ke dalam sekolah. Sementara itu, Cheol Sik dan Moongchi berjalan cepat ke arah petugas lapas. Langkah Cheol Sik dan Moongchi langsung berhenti saat mendengar suara kaleng yang ditendang.  Keduanya pun buru2 bersembunyi.


Moongchi dan Cheol Sik berusaha membuka pintu salah satu ruangan, namun sialnya pintu itu terkunci. Cheol Sik pun mengajak Moongchi lari. Namun, Moongchi malah menendang sesuatu saat berlari. Cheol Sik menggerutu, keduanya pun bergegas lari keluar.

Namun setibanya diluar, Cheol Sik dan Moongchi berhenti berlari karena melihat seorang petugas yang berjaga diluar. Cheol Sik pun menarik Moongchi ke samping sekolah. Tepat setelahnya, Kepala Park datang dan bertanya pada petugas yang jaga diluar apa ada yang melintas. Dan si petugas jaga pun berkata semuanya bersih.


Tak lama setelah itu, Kepala Park mendapat informasi tentang Jung Woo yang sudah ditemukan. Jung Woo berusaha menuju stasiun kereta. Kepala Park bertanya, jam berapa kereta pertama akan tiba. Kereta pertama pun akan tiba dalam 20 menit. Kepala Park langsung menyuruh anak buahnya menuju stasiun.


Namun sebelum pergi, Kepala Park memeriksa toilet karena berpikir Cheol Sik dan Moongchi bersembunyi di sana. Tapi ia tak menemukan siapapun di sana dan itu membuatnya kesal. Kepala Park lalu pergi. 



Ternyata Cheol Sik dan Moongchi bersembunyi di dalam gudang kecil.

“Dengarkan? Jung Woo tidak kena tembak.” Bisik Cheol Sik.

“Kau benar. Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Moongchi.

“Kita harus menuju ke titik pertemuan.” Jawab Cheol Sik.

Sementara itu, Jung Woo masih terus berlari. Di belakangnya, beberapa petugas lapas sedang memburunya. Sambil berlari, Jung Woo berkata kalau ia akan segera menjemput Ha Yeon.




Di lapas, Kepala Sipir menggelar peta Woljeong dan minta anak buahnya focus mencari Jung Woo, karena ia yakin Moongchi dan Cheol Sik akan tertangkap setelah mereka berhasil menangkap Jung Woo. Kepala Sipir lalu kembali memeriksa peta dan melihat ada sebuah pabrik di dekat stasiun kereta. Kepala Sipir langsung mengirim anak buahnya ke pabrik Woljeong.

Moongchi dan Cheol Sik menunggu Jung Woo di pabrik. Mereka cemas karena Jung Woo belum juga datang padahal sudah lewat dari 20 menit. Moongchi berkata, kalau Jung Woo tidak datang juga maka mereka harus segera melarikan diri. Cheol Sik tidak setuju dan berkata Moongchi tidak setia kawan.

“Aku memenangkan lotere, kunyuk.” Jawab Moongchi.

“Karena itulah aku hidup sebagai orang jahat. Bahkan ketika orang sepertimu memenangkan lotere, kau jadi lebih busuk dari sampah makanan.” Ucap Cheol Sik.

“Kau juga.” balas Moongchi sebal.


Lalu tiba2 saja, ponsel yang dibawa Moongchi berdering. Keduanya terkejut dan sama2 tidak mau menjawab panggilan itu. Saat keduanya sibuk berdebat, tanpa sengaja Moongchi menekan tombol menerima panggilan telepon.

“Hallo…” ucap Moongchi dan Cheol bersamaan dengan wajah tegang.


Kepala Sipir dan beberapa anak buahnya sedang menuju Pabrik Woljeong. Kepala Sipir menggerutu dan menyuruh anak buahnya menambah laju kecepatan mobil. Disaat bersamaan, Jung Woo berlari menuju Pabrik Woljeong. 




Tepat saat itu, sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Eun Hye pun melongok keluar dari kaca mobil menyuruh Jung Woo masuk. Cheol Sik dan Moongchi juga ikutan melongok keluar menyuruh Jung Woo masuk. Jung Woo tersenyum lega, lalu buru2 masuk ke mobil Eun Hye. Setelah Jung Woo masuk, Eun Hye pun langsung melajukan mobilnya. Mobil Eun Hye berpapasan dengan dua mobil polisi yang menuju Pabrik Woljeong. Tak lama, Kepala Sipir pun tiba di Pabrik Woljeong dengan mobilnya sendiri.

Petugas Kim memberitahu Kepala Sipir kalau Jung Woo tidak ada di sana. Kepala Sipir pun heran kemana perginya Jung Woo karena di stasiun juga tidak ada siapa2. Petugas Kim menyarankan meminta bantuan polisi. Kepala Sipir melarang karena takut dipecat. Petugas Kim menasehati Kepala Sipir kalau mereka tidak boleh kehilangan para tahanan. Dengan berat hati, Kepala Sipir pun setuju meminta bantuan kepolisian.

Di mobil, Jung Woo bertanya pada Eun Hye apa yang terjadi karena ia sudah mengatakan sebelumnya pada Eun Hye akan mengontak Eun Hye setelah ia tiba di Seoul.  Eun Hye hanya menjawab tentang Jung Woo yang pernah memintanya untuk tidak mempercayai kliennya.


Moongchi yang terpesona kecantikan Eun Hye ingin tahu berapa usia Eun Hye. Cheol Sik langsung memarahi Moongchi dengan berkata bukan waktunya menanyakan hal2 semacam itu.

“Kenapa tidak? Dia 'kan cantik.” Jawab Moongchi.

“Sebenarnya sih iya, dia memang cantik.” Ucap Cheol Sik.

Eun Hye hanya tersenyum mendengar pujian Moongchi dan Cheol Sik. Moongchi lalu memberitahu Eun Hye kalau ia menang lotre dan Eun Hye boleh meminta apapun darinya. Eun Hye langsung menatap Moongchi. Moongchi dan Cheol Sik pun langsung bersorak girang. Eun Hye tidak bisa menawan tawanya melihat tingkah ajaib Moongchi dan Cheol Sik.

Unit Khusus di kantor kejaksaan tampak sibuk. Tak lama kemudian, Kepala Choi datang menghampiri Kepala Unit Khusus dan menanyakan proses investigasinya. Kepala Unit Khusus sekaligus teman dekat Kepala Choi pun langsung berteriak menyuruh anak buahnya meninggalkan Unit Khusus kalau tidak bisa menjatuhkan Grup Chamyung dengan informasi yang mereka miliki.

“Omong-omong, Chamyung Grup mungkin saja akan sadar soal ini, 'kan?” tanya Kepala Choi.

“Bahkan jika kita mencoba untuk menyembunyikannya,mereka memiliki mata di mana-mana di sini. Mereka mungkin akan mencari jalan keluar.” Jawab Kepala Tim Unit Khusus.

“Karena aku ada di Unit Pembunuhan, hanya kaulah yang bisa kumintai bantuan.” Ucap Kepala Choi.

“Jangan cemas. Aku akan segera membawa kabar baik.” Jawab Kepala Tim Khusus.

“Aku harus mempercayai Unit Khusus.” Ucap Kepala Choi.

“Omong-omong, bagaimana bisa kau memberikan informasi sebanyak ini?” tanya Kepala Tim Khusus.

“Saat aku menginvestigasi Chamyung Grup, aku bertemu dengan seseorang.” jawab Kepala Choi.


Di ruangan CEO Cha, Pengacara Yeo sedang meminta bantuan di kejaksaan, tapi sepertinya ditolak. Pengacara Yeo pun langsung menyampaikan paca CEO Cha kalau ada perlawanan terhadap penyelidikan di dalam Unit Khusus.

“Sepertinya mereka hanya mau menyelamatkan diri mereka sendiri kalau-kalau muncul masalah besar nanti. Bukti yang mereka punya sangat menentukan.” Ucap Pengacara Yeo.

“Apa kau sudah tahu siapa yang menyerahkan semua dokumennya?” tanya CEO Cha.

“Belum. Tapi aku sedang mencari tahu.” jawab Pengacara Yeo.

CEO Cha pun kesal, lalu menanyakan dimana Min Ho pada Seketaris Seon Ho. Seketaris Seon Ho berkata, kalau Min Ho ada di rumah. CEO Cha ingin tahu, apa Min Ho sudah tau masalah ini. Seketaris Seon Ho bilang kalau Min Ho belum tahu. Pengacara Yeo pun menyarankan agar Min Ho bertanggung jawab mengenai ini.

“Seon Ho tidak akan menerimanya dengan mudah.” Jawab CEO Cha.

“Baik dia menerimanya atau tidak pada akhirnya dialah yang harus bertanggung jawab penuh karena hukum tidak bisa dielakkan.” Ucap Pengacara Yeo.

“Hubungi Kejaksaan.” Suruh CEO Cha.


Pengacara Yeo dan seketaris Seon Ho lalu pamit. Setelah mereka pergi, CEO Cha pun berkata kalau Min Ho harus membayar mahal karena sudah berani mengambil tempatnya Seon Ho.

Keesokan harinya, CEO Cha sarapan dengan anak, menantu dan cucunya. CEO Cha berkata Min Ho kalau selama ini ia hanya focus pada Chamyung seumur hidupnya dan meminta maaf akan hal itu.

“Jangan minta maaf, Ayah. Aku tahu betul apa arti perusahaan ini bagimu.” Jawab Min Ho.

“Mulai sekarang aku akan mewakilkan satu demi satu padamu. Aku sudah semakin tua.” Ucap CEO Cha.

“Aku akan berusaha keras untuk tidak membuat kesalahan.” Jawab Min Ho.

“Chamyung Grup akan menjadi milikmu sekarang. Jagalah ini dengan baik agar kau bisa mewariskannya pada Eun Soo nanti.” Ucap CEO Cha.

CEO Cha lalu membelai kepala Eun Soo. Dan Min Ho pun tersenyum senang menatap ke arah Eun Soo. Namun tidak dengan Yeon Hee. Yeon Hee tampak seperti sedang menahan emosinya.

Selesai makan, Yeon Hee mengantarkan Min Ho ke pintu. CEO Cha sudah pergi duluan. Yeon Hee berkata, kalau ia penasaran kenapa CEO Cha datang. Min Ho merasa ayahnya datang karena merindukan Eun Soo. Min Ho lalu bertanya pada Yeon Hee, apa ayahnya tahu soal dokumen perusahaan yang dibuat Seon Ho. Dan Yeon Hee pun mengaku kalau ia mencemaskan Min Ho. Min Ho tersenyum dan menenangkan Yeon Hee dengan berkata kalau semuanya sudah berakhir. Min Ho lalu pergi. Setelah Min Ho pergi, Yeon Hee teringat pertemuannya dengan Kepala Choi.

Kilas Balik!


Di sebuah restoran, Yeon Hee menyerahkan USB yang berisi informasi soal Grup Chamyung pada Kepala Choi. Kepala Choi penasaran kenapa Yeon Hee memberikan itu padanya. Yeon Hee hanya berkata, kalau ia mendengar Kepala Choi sedang menyelidiki Chamyung.

“Aku tidak menyangka akan mendapatkan ini dari menantu Chamyung  Grup. Ini karena ayahmu, Ketua Na Jin Wook yang sudah meninggal, 'kan?” tanya Kepala Choi.

“Aku harap ini bisa membantu investigasimu.” Jawab Yeon Hee.

“Apa kau yakin soal ini? Ini mungkin akan menyakiti suamimu.” Ucap Kepala Choi.

“Kalau seseorang harus terluka, tentu saja aku harus menerimanya.” Jawab Yeon Hee.

Kilas Balik Selesai!

Yeon Hee pergi mengunjungi makam ayahnya. Dengan wajah penuh dendam, ia meminta ayahnya menunggu sebentar lagi.


Di mobil, seketaris Seon Ho terus2an menatap Min Ho. Tak lama, Min Ho menerima panggilan dari Seok. Seok memberitahu kalau ia akan segera menangkap Sung Gyu. Min Ho pun senang mendengarnya.


Seok sendiri mengawasi mobil Sung Gyu di suatu tempat.

Min Ho lagi2 memergoki seketaris Seon Ho tengah menatapnya. Ia pun bertanya, kenapa seketaris Seon Ho terus2an menatapnya, apa ada masalah. Seketaris Seon Ho berkata, bukan apa2. Min Ho menatap seketaris Seon Ho dengan tatapan curiga.

Min Ho tiba di kantornya dan terkejut melihat kerumunan wartawan di depan kantornya. Begitu turun dari mobil, Min Ho langsung dicecar pertanyaan seputar penipuan yang dilakukan Min Ho. Min Ho pun menjelaskan kalau kasusnya sudah selesai. Tak lama, orang dari kejaksaan pun datang menangkap Min Ho dengan tuduhan penipuan, penggelapan dan membuat penggalangan dana illegal. Min Ho terkejut.

Dari kejauhan, CEO Cha menatap Min Ho yang dibawa pergi oleh kejaksaan dengan tatapan penuh kebencian.


Kepala Sipir tengah melakukan protes di telepon dengan seseorang.

“Kepala Kang. Apa ini caramu memperlakukanku? Kami akan segera menangkapnya. Tidak ada untungnya memasukkan laporan kalau pada akhirnya kami akan menangkap mereka juga. Kau juga ambil bagian dalam hilangnya Tahanan 3866. Kau bahkan menembakkan senjata ke udara. Ini akan jadi masalah bagi kita berdua. Beri aku waktu beberapa hari. Aku akan segera menangkapnya.” Ucapnya.

Usai bicara dengan seseorang yang dipanggilnya Kepala Kang, Kepala Park datang menemuinya. Kepala Park memberitahu kalau tahanan mereka lolos. 




Kepala Sipir tak habis pikir kenapa Moongchi ikutan lari juga padahal hukuman Moongchi tinggal beberapa hari lagi.

“Kirimkan orang ke rumah dan kampung halaman mereka. Kau harus menangkap mereka. Kalau tidak, kita semua akan kena pecat.” Suruh Kepala Sipir.

Kepala Park mengerti dan beranjak pergi. Kepala Sipir lalu bergumam, kenapa Presdir Cha malah membuat masalah dalam keadaan seperti ini. Kepala Sipir lalu membaca berita tentang Min Ho yang diperiksa oleh kejaksaan. Ia kesal. Saking kesalnya, ia sampai menggebrak mejanya.


Jung Woo cs akhirnya tiba di Seoul. Eun Hye menepikan mobilnya dan mendengarkan radio. Tidak ada sama sekali berita tentang kaburnya Jung Woo. Jung Woo yakin, pihak lapas sengaja menyembunyikannya karena takut akan dimintai pertanggungjawaban.

“Aku tidak yakin sampai kapan mereka akan menyembunyikan ini. Untuk sementara ini akan membuat kita jadi mudah bergerak.” Jawab Eun Hye.

“Kita harus segera menemukan Ha Yeon. Aku harus segera menuju ke  RS Maria.” Ucap Jung Woo.

“Dia pasti masih di sana, 'kan?” tanya Eun Hye.

“Harusnya iya.” Jawab Jung Woo.


Lalu terdengarlah dengkuran Cheol Sik dan Moongchi. Eun Hye bertanya pada Jung Woo, apa yang harus mereka lakukan. Jung Woo pun langsung membangunkan Moongchi. Moongchi terbangun dan bertanya, apa mereka sudah tiba di Seoul. Mendengar pertanyaan Moongchi, Cheol Sik terbangun.

“Apa berita tentang kita sudah ada di radio?” tanya Moongchi.

“Belum. Masih belum.” Jawab Jung Woo.

“Syukurlah. Kita harus berhati-hati. Kita harus tetap merunduk sampai aku mendapatkan uang lotere-nya.” Ucap Moongchi.

Moongchi lalu bertanya, apa yang mau dilakukan Cheol Sik. Cheol Sik berkata, ia akan ikut dengan Jung Woo karena Jung Woo lah yang membuatnya mendekam di penjara. Jung Woo pun langsung memelototi Cheol Sik. Cheol Sik membela diri dengan berkata, ia tak punya tujuan.

Moongchi pun mendoakan agar Jung Woo bisa secepatnya bertemu Ha Yeon. Jung Woo mengangguk. Moongchi lantas meminjam uang dari Eun Hye karena ia tak pegang uang sama sekali. Eun Hye pun meminjamkan uangnya dan meminta KTP Moongchi sebagai jaminan. Moongchi tersenyum senang dan menyuruh Eun Hye meminta apapun darinya setelah ia mendapatkan hadiahnya. Moongchi lalu turun. Setelah Moongchi turun, Cheol Sik ikut2an minjam uangnya Eun Hye.

Sung Gyu membelikan sandwich untuk Ha Yeon. Ia menyuruh Ha Yeon makan. Ha Yeon bertanya, bagaimana dengan Sung Gyu. Sung Gyu pun langsung melahap sandwich miliknya dan berkata sandwich nya enak. Ha Yeon tertawa, lalu mulai makan sandwich nya.

“Paman, bolehkah aku bertemu nenekku? Aku merindukannya. Aku tahu dia di mana. Bisa kau antarkan aku ke rumahnya?” pinta Ha Yeon.

“Ha Yeon-ah, bagaimana kalau ayahmu datang saat kau ke rumah nenekmu? Kau tidak akan bisa bertemu dengannya. Ayahmu akan segera tiba. Kita akan ke rumah nenekmu bersama-sama kalau ayahmu sudah datang. Setelah makan sandwich, ayo pulang dan menonton kartun.” Bujuk Sung Gyu.

Sementara Seok sudah tiba kamar tempat Sung Gyu menginap. Seok pun langsung menyuruh anak buahnya menyebar mencari Sung Gyu. Bersamaan dengan itu, Sung Gyu dan Ha Yeon sedang menuju penginapan mereka. Langkah Sung Gyu langsung terhenti saat ia melihat Seok. Sung Gyu pun buru2 menyembunyikan Ha Yeon.

“Ha Yeon-ah, kau mau melihat kucing?” tanya Sung Gyu.

“Bagaimana kalau ayah datang saat aku sedang melihat kucing? Aku akan melihat kucing bersama ayah.” jawab Ha Yeon.

“Baiklah. Paman akan menelpon ayahmu dan mengatakan padanya kalau kita pergi melihat kucing. Ayo kita melihat kucing.” Ucap Sung Gyu.

Sung Gyu pun buru2 melarikan Ha Yeon. Tepat saat itu, Seok melihatnya dan langsung mengejar Ha Yeon. Sung Gyu menggendong Ha Yeon ke sebuah gudang. Seok mencari mereka di sekitar gudang. Tanpa ia sadari, ia sudah melewati Ha Yeon dan Sung Gyu. Setelah Seok pergi, Sung Gyu langsung membawa Ha Yeon pergi. Tepat saat itu, Seok menyadari sesuatu dan bergegas mencari Sung Gyu di tempat tadi Sung Gyu sembunyi. Sung Gyu akhirnya berhasil mencapai mobilnya. Sung Gyu pun bergegas melajukan mobilnya. Tepat saat itu, Seok datang namun Sung Gyu sudah keburu pergi.


Tanpa Sung Gyu sadari, mobilnya sudah dipasangi alat pelacak! OMG!

Eun Hye keluar dari RS Maria dan langsung masuk ke mobilnya. Eun Hye memberitahu Jung Woo kalau Ha Yeon tak ada di sana tapi ia punya alamat dimana Ha Yeon berada.  Cheol Sik pun senang karena semua akan selesai setelah Ha Yeon ditemukan.

Tepat saat itu, Jung Woo melihat mobil Seok melintas. Jung Woo pun menyuruh Cheol Sik mendatangi alamat yang diberikan Eun Hye, karena ia dan Eun Hye mau mengikuti Seok. Eun Hye meminta Cheol Sik cepat menghubunginya ke nomor yang tadi ia pakai menghubungi Cheol Sik. Cheol Sik mengerti. Setelah Cheol Sik turun, Eun Hye buru2 melajukan mobilnya.


Cheol Sik tiba di kamar Sung Gyu dan langsung mengabari Jung Woo kalau Ha Yeon tak ada di sana. Cheol Sik lantas memeriksa kasur saat Jung Woo menyuruhnya memeriksa suhu ruangan. Cheol Sik berkata, lantainya masih hangat dan ia berpikir mungkin saja Ha Yeon dan Sung Gyu pergi ke supermarket atau kemana lah. Cheol Sik memutuskan menunggu Sung Gyu di sana. Usai bicara dengan Jung Woo, Cheol Sik pun langsung berbaring dibalik selimut yang masih hangat.


Jung Woo memberitahu Eun Hye kalau Ha Yeon dan Sung Gyu tak ada di alamat yang Eun Hye berikan. Jung Woo yakin Seok mengejar Sung Gyu saat Sung Gyu masih di RS Maria. Eun Hye yakin kalau Sung Gyu dan Ha Yeon ada di tempat yang sedang dituju Seok. Jung Woo pun menyuruh Eun Hye mengikuti mobil Seok.

Adegan lalu berpindah pada Moongchi yang sedang menuju ke rumahnya.

“Sepertinya aku akan dapat 40.000 dolar setiap tahunnya selama 50 tahun. Butuh waktu 50 tahun untuk menghabiskan uangnya. Aku pasti akan mati sebelum aku menghabiskan semua uangku, ya 'kan?” ucapnya senang.

Moongchi buru2 bersembunyi saat melihat petugas polisi menunggu di depan rumahnya. Ia pun bergegas pergi sambil ngomel2.

Seorang wanita tampak sibuk mengemasi banyak sekali boneka. Tak lama, ia dihubungi oleh Moongchi. Ia terkejut mengetahui Moongchi kabur, padahal Moongchi akan bebas beberapa hari lagi.

Moongchi yang menelpon dari telepon umum. Moongchi menyuruh wanita itu membawakan SIM nya. Moongchi juga memberitahu kalau ada petugas lapas di depan rumah mereka dan meminta wanita itu berhati2. Selesai bicara dengan Moongchi, wanita itu ngomel2 karena Moongchi kabur dari lapas.

Wanita itu lantas keluar dari rumahnya. Dua petugas pun langsung mengikutinya. Masuk ke dalam gang, wanita itu pura2 meludah dan bergumam kalau kedua petugas itu seperti anjing yang mengincar tulang. Wanita itu lantas berlari. Hingga akhirnya kedua petugas lapas pun kehilangan jejaknya.

Min Ho sedang diinterogasi jaksa yang pernah menginterogasinya sebelumnya. Min Ho berkata, kalau ia sudah memberitahu jaksa itu semuanya dalam investigasi sebelumnya. Min Ho lalu menanyakan dimana Pengacara Yeo dan menuduh jaksa yang memperlakukannya dengan baik hanya di depan Pengacara Yeo saja.

Jaksa pun kesal, Cha Seon Ho-ssi!

“Aku sudah bilang, aku tidak tahu apa-apa.” Jawab Min Ho.

“Aku sudah dapat semua data dari Chamyung Grup. Sudah jelas kau memang melakukannya.” Ucap jaksa.

“Apa maksudmu? Siapa yang bilang begitu padamu?” tanya Min Ho.


Setelahnya, Min Ho mencurigai ayahnya lah yang mengatakan itu.

Adegan pun berpindah pada Ha Yeon yang asyik main dengan kucing. Ha Yeon memberitahu Sung Gyu kalau ayahnya berjanji akan membelikannya seekor kucing. Sung Gyu terus menerus menatap keluar dengan wajah cemas.

Bersamaan dengan itu, Seok dan anak buahnya tiba di tempat itu. Tak lama, Jung Woo dan Eun Hye juga tiba di sana.

“Kita harus menemukan Ha Yeon da Seong Kyu sebelum mereka. Apa yang harus kita lakukan?” tanya Eun Hye.

Tak lama, Sung Gyu mendengar pengumuman yang meminta pemilik mobil nomor 5450 menuju ke lobi. Sung Gyu ingat 5450 adalah nomor seragam tahanannya, tapi ia ragu pergi ke lobi.


Sementara di lobi, Jung Woo dan Eun Hye menunggu Sung Gyu. Jung Woo menyuruh resepsionis membuat pengumuman sekali lagi, tapi Sung Gyu tak kunjung datang.

“Aku akan mencari mereka. Kau tunggulah di sini, siapa tahu mereka datang. Kalau kau bertemu Sung Gyu dan Ha Yeon  sebelum aku kembali, masuklah ke mobil dan tunggulah di sana.” Ucap Jung Woo.


Eun Hye mengerti. Jung Woo bergegas mencari Ha Yeon.  Jung Woo mengitari mall mencari Ha Yeon. Ia lalu naik ke lantai atas dan langkahnya terhenti saat ia melewati rumah kucing. Jung Woo ingat anaknya sangat menyukai kucing. Jung Woo berpikir sejenak, lalu pergi ke balkon. Dari balkon, ia melihat Sung Gyu yang berusaha membawa Ha Yeon pergi. Tapi ia juga melihat Seok berjalan ke arah Ha Yeon dan Sung Gyu. Jung Woo panic. Ia langsung memutar otaknya untuk melindungi Ha Yeon. Jung Woo lantas membunyikan alarm kebakaran.

Tepat saat alarm kebakaran berbunyi, Seok melihat Sung Gyu. Sung Gyu yang juga melihat Seok, langsung mengajak Ha Yeon lari. Seok langsung mengejar Sung Gyu, namun terhalang para pengunjung yang panic karena mengira ada kebakaran. Di lantai atas, Jung Woo bisa melihat Sung Gyu yang melarikan Ha Yeon. Jung Woo pun berpacu dengan Seok menuju ke Ha Yeon. Jung Woo kemudian berhenti dan menatap keluar dari kaca jendela. Ia melihat Sung Gyu yang berhasil membawa Ha Yeon ke taksi.

“Sung Gyu, jagalah Ha Yeon dengan baik. Kumohon.” Gumamnya.

Di taksi, Sung Gyu terus2an melihat ke belakang. Ia cemas kalau2 Seok mengikuti mereka. Sung Gyu lalu mengecek keadaan Ha Yeon. Ia bertanya, apa Ha Yeon kaget. Ha Yeon dengan manisnya berkata kalau ia baik2 saja. Sung Gyu pun membelai lembut pipi Ha Yeon.

Jung Woo menghampiri Eun Hye. Ia memberitahu Eun Hye kalau baru saja melihat Sung Gyu dan Ha Yeon, tapi kehilangan mereka lagi. Jung Woo berkata, ia harus cepat menemukan Ha Yeon karena Min Ho sedang mengincar Ha Yeon juga.

“Apa kau tahu tempat yang mungkin mereka datangi?” tanya Eun Hye.

“Saat kami bertemu di rumah sakit, harusnya aku minta nomor telponnya.” Sesal Jung Woo.

“Seandainya aku pulang lebih cepat, aku juga pasti bisa bertemu dengan mereka.” Jawab Eun Hye.

“Benar. Sung Gyu kenal denganmu, Pengacara Seo. Aku harus membuatnya menghubungimu sekali lagi.” Ucap Jung Woo.
“Bagaimana caranya?” tanya Eun Hye.

“Aku harus memberitahu Sung Gyu kalau aku sudah keluar.” Jawab Jung Woo.


Joon Hyuk yang sudah di bandara teringat kata2 Min Ho yang berharap ia berhasil dengan tugasnya di PBB. Tak lama, Joon Hyuk ditelpon Deputi Jaksa yang mengabarinya sesuatu yang membuatnya terkejut. Selesai bicara dengan Deputi Jaksa, Joon Hyuk pun melihat sesuatu di layar televisi bandara.

Di taksi, Ha Yeon tertidur lelap. Sung Gyu melihat berita kaburnya Jung Woo di layar TV raksasa. Sung Gyu pun teringat tentang panggilan pemilik mobil dengan nomor 5450 di mall tadi. Barulah Sung Gyu sadar, kalau itu Jung Woo.

Di ruang istirahat, Min Ho baru dapat kabar dari Seok kalau Jung Woo melarikan diri. Min Ho tidak menyangka Jung Woo sampai melakukan itu untuk menemukan Ha Yeon. Min Ho lalu menanyakan Sung Gyu. Seok pun minta maaf karena lagi2 kehilangan jejak Sung Gyu.

Selesai menelpon, jaksa pun datang dan memberitahu Min Ho kalau investigasi akan kembali dimulai. Min Ho pun minta izin ke toilet sebentar.

Di lapas, Kepala Sipir ngamuk. Ia bertanya2, polisi mana yang membocorkan berita itu ke media. Petugas Kim pun memberitahu kalau Jung Woo sendiri yang memberitahu media. Kepala Sipir makin kesal. Setelah itu, ia menanyakan dimana Kepala Park.