Kepala Park tengah mengawasi Nyonya Oh bersama dengan Tae Soo dari dalam mobil. Kepala Park mengancam, kalau Tae Soo benar2 menyayangi sang ibu maka Tae Soo harus melakukan segalanya dengan benar. Kepala Park tak habis pikir bagaimana bisa Tae Soo membantu Jung Woo melarikan diri padahal Jung Woo sudah menghabisi Ji Soo dan Ha Yeon. Tae Soo pun marah.
Tak lama, Kepala Park dihubungi seseorang dan
ia terkejut. Kepala Park lalu menyetel saluran TV dan tampak kesal melihat
berita Jung Woo cs yang kabur dari penjara. Tae Soo juga terkejut, apalagi saat
Kepala Park memberitahu Jung Woo sendiri lah yang memberitahu media. Tae Soo
bertanya2, apa sebenarnya yang direncanakan Jung Woo.
Cheol Sik yang juga melihat beritanya di TV
protes pada Jung Woo. Jung Woo minta maaf dan berkata, itulah satu2nya cara
untuk memberitahu Sung Gyu kalau dia sudah bebas. Cheol Sik cemas kalau mereka
tertangkap. Jung Woo meyakinkan Cheol Sik kalau mereka tidak akan tertangkap
sebelum menemukan Ha Yeon.
“Ibuku tidak boleh tahu. Ini gawat. Apa yang
harus kita lakukan sekarang?” tanya Cheol Sik.
“Aku akan menghubungimu lagi secepatnya.”
Jawab Jung Woo, lalu memutus teleponnya, membuat Cheol Sik makin ngedumel.
Eun Hye cemas, ia takut Sung Gyu tak segera
menghubungi mereka. Jung Woo yakin kalau Sung Gyu akan menghubunginya dalam
waktu dekat dan meminta Eun Hye tidak cemas.
Di ruangannya, Deputi Jaksa sedang membahas
Jung Woo dengan Kepala Choi. Deputi
Jaksa tidak menyangka Jung Woo bisa melarikan diri. Deputi Jaksa lalu menatap Kepala
Choi dengan senyum mengejek dan meminta Kepala Choi mengatakan sesuatu soal
kaburnya Jung Woo.
“Kalau Jung Woo melakukannya, dia pasti punya
alasan.” Jawab Kepala Choi.
“Apa juga ada alasan kenapa dia membunuh
istrinya sendiri? Apa istrinya selingkuh?” tanya Deputi Jaksa.
Kepala Choi marah, Deputi Jaksa!
Deputi Jaksa lalu memberitahu kalau mereka
akan mengambil alih kasus Jung Woo. Kepala Choi tentu saja kaget. Tak lama,
Joon Hyuk pun masuk. Joon Hyuk berkata, kalau dia tidak akan pergi ke Amerika
sebelum kasus Jung Woo selesai. Joon Hyuk kemudian keluar dari ruangan Deputi
Jaksa. Di koridor, ia berpapasan dengan Min Ho.
Mereka bicara di atap. Joon Hyuk yakin, Jung
Woo tidak akan bisa ditangkap. Min Ho berkata, kalau Jung Woo harus ditangkap
dan mereka bisa melakukan sidang lagi. Joon Hyuk berkata, itu tidak akan
terjadi.
“Dia keluar mungkin saja utuk mencari dua
hal. Pertama, anaknya. Oh, benar. Aku tidak berencana membuatmu jadi orang
jahat. Akulah yang akan menemukan anaknya.” Ucap Min Ho.
“Apa yang akan kau lakukan pada Ha Yeon?”
tanya Joon Hyuk cemas.
“Tergantung bagaimana sikap Park Jung Woo
nanti. Dan dia itu punya pisau. Pisau yang kugunakan untuk menikam istrinya. Sepertinya
di pisau itu ada darahku. Dia menyembunyikannya dan mengancamku dengan itu.
Setelahnya, dia kehilangan ingatannya. Karena ingatannya sudah kembali, dia
akan berusaha mengambil pisau itu. Kau harus menemukan pisaunya, Jaksa Kang.”
jawab Min Ho.
Min Ho lalu beranjak pergi untuk melakukan
investigasi. Namun sebelum pergi, Joon Hyuk minta Min Ho menemukan Ha Yeon
secepatnya dan ia berjanji akan menemukan dan menghancurkan pisau itu. Min Ho
mengangguk senang.
Moongchi yang menunggu wanita itu di depan
bank, panic karena wanita itu belum juga datang padahal bank sudah akan tutup.
Tak lama wanita itu datang. Moongchi pun langsung ngomel karena wanita itu
tidak mau naik taksi agar lebih cepat.
“Kalau aku naik taksi ongkosnya jadi mahal. Memangnya
kau punya uang?” jawab wanita itu.
“Jangan kayak orang susah deh.” Ucap
Moongchi.
“Kau yang gayanya seperti orang susah. Tidak
ada siapa-siapa di sini.” Jawab wanita itu sambil menggeplak kepala Moongchi.
“Bersiaplah untuk jadi orang kaya.” Ucap
Moongchi.
“Mimpi saja sana. Kaulah yang selama ini
selalu kehilangan uang. Kenapa juga kau keluar? Memangnya kau sudah bosan
sekali di sana?” jawab wanita itu.
“Bukan urusanmu. Persiapkan saja dirimu dan
jangan pingsan. Kalau kau sampai pingsan, bisa jadi masalah nanti.” Ucap
Moongchi.
Moongchi lalu menanyakan SIM nya. Wanita itu
bersikap seolah dia tidak membawanya. Moongchi mulai panic. Wanita itu pun
mengaku kalau ia membawanya. Moongchi pun mengajak wanita itu ke bank.
Moongchi lalu meminta uangnya pada petugas
bank. Ia bilang kalau dirinya baru saja memenangkan lotre. Tak lama, ada berita
tentang narapidana Rutan Woljeong yang melarikan diri, tapi hanya terpampang
foto Jung Woo dan Cheol Sik di sana. Moongchi pun heran, kenapa tidak ada
fotonya.
“Pil Jae. Apa kau ketahuan?” tanya wanita
itu.
“Diamlah.” Suruh Moongchi.
Keluar dari bank, Moongchi dan wanita itu
bersorak girang. Mereka tidak menyangka akan menjadi orang kaya. Moongchi
bahkan menyuruh wanita itu menamparnya agar dia yakin itu kenyataan, bukan
mimpi. Moongchi lalu meminta wanita itu menjaga buku rekeningnya dengan baik
sampai ia keluar dari penjara. Wanita itu mengangguk dan memuji Moongchi yang
ternyata adalah adik bungsunya.
“Ngomong2, berapa kodenya?” tanya kakak
Moongchi.
“Aduh, bagaimana bisa aku mempercayakan domba
pada seekor serigala? Simpan sajalah bukunya dulu, ya?” jawab Moongchi.
“Jadi kau mau aku hanya memelototi buku tabungan ini saja? Kapan kau akan keluar?”
tanya sang kakak.
“Aku juga tidak tahu. Nanti kucari tahu kalau
aku sudah keluar dari penjara.” Jawab Moongchi.
“Katakan saja angka pertamanya.” Pinta sang
kakak.
“Angka pertamanya? Tunggu saja beberapa bulan
lagi. Aku akan segera kembali.” Jawab Moongchi sambil menjulurkan lidahnya pada
sang kakak.
Eun Hye menepikan mobilnya. Ia dan Jung Woo
sama2 bingung harus mencari Ha Yeon kemana. Tak lama, seseorang menghubungi
ponsel Eun Hye pakai nomor pribadi. Eun Hye menjawabnya, tapi orang itu diam
saja. Eun Hye pun memberikan ponselnya pada Jung Woo.
“Sung Gyu. Itu kau 'kan? Jawab aku.” pinta
Jung Woo.
“Kak Jung Woo.” Jawab Sung Gyu.
“Hai, Sung Gyu. Ini aku. Aku berhasil. Kau
melihat beritanya, 'kan?” tanya Jung Woo.
“Ya.” jawab Sung Gyu.
“Ha Yeon-ku baik-baik saja, kan?” tanya Jung
Woo.
“Ya. Dia sedang tidur sekarang.” jawab Sung
Gyu.
“Terima kasih. Maaf karena aku baru bisa keluar sekarang. Aku akan ke sana. Kau dimana?”
tanya Jung Woo.
“Kau harus datang sendiri.” Pinta Sung Gyu.
“Baiklah. Aku akan ke sana sekarang. Berikan
aku alamatnya.” Jawab Jung Woo.
Dan Sung Gyu pun menyebutkan alamatnya.
“Hoseok-dong, nomor 42. Jaeiljang, Unit 306.”
Ucap Sung Gyu.
Jung Woo tersenyum lega. Ia menatap Eun Hye
dan berkata, semuanya sudah selesai sekarang.
Sementara itu, Min Ho terus menyangkal
tuduhan yang dialamatkan padanya selama investigasi berlangsung. Min Ho lalu
menyuruh jaksa menggunakan alat pendeteksi kebohongan agar investigasinya cepat
selesai. Pengacara Min Ho pun tidak setuju. Jaksa juga tidak, karena itu tidak
bisa dijadikan bukti di pengadilan, tapi Min Ho bersikeras melakukan itu agar
investigasi cepat selesai.
Min Ho pun mulai diperiksa dengan lie
detector. Jaksa menanyakan, apakah Min
Ho memerintahkan mereka untuk memalsukan data keuangan. Min Ho pun menjawab
dengan jujur kalau ia tidak melakukannya. Jaksa mulai kesal. Sementara Min Ho
tersenyum puas. Tapi ia mulai panic, saat lie detector itu mulai berbunyi
ketika jaksa memanggil Min Ho dengan nama Seon Ho. Jaksa pun curiga kalau pria
di hadapannya ini adalah Cha Min Ho. Min Ho yang mendengar itu pun marah dan
langsung melepaskan alat pendeteksi kebohongan itu.
“Tidak. Aku bukan Cha Min Ho! Tes ini tidak
bisa digunakan sebagai bukti! Hentikan saja lah!”
“Cha Seon Ho-ssi!” tegas jaksa.
“Aku merasa sedikit lelah.” Jawab Min Ho lalu
pergi.
Jung Woo yang masih dalam perjalanan kembali
menghubungi Sung Gyu. Sung Gyu berkata, Ha Yeon sudah bangun daritadi. Jung Woo
ingin mendengar suara Ha Yeon. Tak lama, terdengarlah suara Ha Yeon. Jung Woo
lega mendengar suara Ha Yeon dan berkata akan segera menjemput Ha Yeon.
Sementara itu, Min Ho sedang bicara dengan
Seok di telepon.
Jung Woo akhirnya tiba di depan penginapan
Sung Gyu. Ia turun sendirian, sementara Eun Hye menunggu di mobil. Namun begitu
sampai di kamarnya Sung Gyu, ia menemukan Sung Gyu sudah bersimbah darah. Sung
Gyu sambil menahan sakit mengadu kalau mereka membawa Ha Yeon. Jung Woo panic.
Tak lama, terdengar sirene polisi. Jung Woo pun langsung melarikan diri ke
atap.
Di atap, Min Ho menghubunginya. Min Ho
memberitahu Jung Woo kalau Ha Yeon ada bersamanya. Jung Woo bersumpah akan
membunuh Min Ho kalau Min Ho berani menyentuh sehelai saja rambut Ha Yeon. Min Ho sama sekali tidak takut ancaman Jung
Woo. Ia tertawa puas di sana karena berhasil mendapatkan Ha Yeon.
0 Comments:
Post a Comment