• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

My Golden Life Ep 2 Part 2

Sebelumnya...


Ji Tae dan pacarnya, Lee Soo A, lagi makan di restoran. Soo A mengaku bosan makan naengmyeon terus. Ji Tae pun mengajak Soo A makan budae jjigae, yang tak lain adalah makanan favorit Soo A. Soo A menolak, ia bilang mereka sudah makan itu ratusan kali.

“Tentu saja. Kita sudah berpacaran selama empat tahun.” Jawab Ji Tae.

“Empat tahun? Kenapa kita masih bersama?” tanya Soo A.

“Aku tidak tahu. Hubungan kita bertahan begitu lama.” Jawab Ji Tae.

“Kau tidak akan bosan melihatku?” tanya Soo A.

“Jangan bertele-tele. Langsung saja katakan apa yang mau kau katakan.” Pinta Ji Tae.


Soo A pun mengajak Ji Tae ke klub malam ini, namun Ji Tae menolak dengan alasan punya firasat Ji An gagal diangkat menjadi pegawai tetap, jadi ia harus ada di rumah sebelum makan malam. Soo A kecewa, ia tanya apa yg mau dilakukan Ji Tae pada Ji An.

“Berpura-pura. Aku anak sulung. Harus bersamanya. Aku tidak bisa melakukan atau mengatakan apa pun, tapi aku kakaknya.” Jawab Ji Tae.


Ji Ho kerja part time di mall. Dia lagi melayani pelanggan yang mau beli sepatu. Si pelanggan senyum2 karena wajah ganteng Ji Ho. Tak lama kemudian, Ji Ho dapat telepon soal pekerjaan malam ini, tapi dia tolak karena punya firasat soal kegagalan Ji An.


Ji Soo yg masih nangkring di kafe Mr. Sun nya juga langsung pergi, pas sadar Ji An gak menghubunginya. Uniknya, baik Ji Soo dan Woo Hyuk ngehubungin org yg sama di waktu bersamaan, tapi sayang yang dihubungin malah mematikan ponselnya.

Sebelum pergi, Ji Soo mengambil ponsel Woo Hyuk dan men-save nomornya di sana, karena mereka gak bakal ketemu lagi. Ternyata, Woo Hyuk bukan lah pemilik kafe itu, dia hanya seorang arsitek yang men-desain kafe itu dan ikut membantu di hari pertama kafe itu buka.


Ji Soo akhirnya tiba di rumah. Ia, Ji Tae dan Ji Ho pun cemas karena Ji An masih belum pulang. Tak lama, Ji An pulang. Ji Soo kaget melihat Ji An memakai masker. Tanpa berkata apa2, Ji An langsung masuk ke kamar sang ibu.


Sang ibu nampak berbaring. Ia beralasan, sedang flu dan habis minum obat jadi mengantuk. Ji An heran karena ibunya tidak menanyakan apapun soal pekerjaannya. Sang ibu pun berkata, bahwa dirinya sudah tahu Ji An tidak mendapatkan pekerjaan itu karena Ji An tidak mengabari mereka. Ji An jadi merasa, sang ibu sebenarnya tengah kecewa. Namun Nyonya Yang meyakinkan Ji An kalau ia tidur karena demam, bukan kecewa.

“Aku mengundurkan diri, bukannya mereka tidak mempekerjakanku. Mereka ingin menempatkanku ke kota lain. Di Masan pula. Ibu tahu aku membenci tempat itu.” ucap Ji An.

“Ibu tahu.” jawab Nyonya Yang.

“Jadi, kubilang aku tidak akan menerima pekerjaan itu dan mereka menyiapkan pesta perpisahan untukku.” Ucap Ji An lagi.

“Bagus. Masih banyak perusahaan lain.” Jawab ibu.


Ji An lantas beranjak keluar dari kamar ibunya dan langsung disambut oleh ketiga saudaranya. Melihat baju Ji An yang kotor, Ji Tae pun cemas. Ji Tae makin cemas karena tidak melihat tas Ji An. Ji An beralasan, karena terlalu banyak minum jadi ia tersandung dan jatuh sementara tasnya tertinggal di mobil temannya.


Ji Ho mengajak Ji An minum soju, tapi Ji An menolak dan memilih masuk ke kamar. Ji Ho ingin menyusul Ji An, tapi dilarang Ji Tae supaya Ji An bisa menenangkan diri dulu. Ji Ho pun kesal. Dia bersumpah akan menghancurkan Haesung Group besok.


Ji Soo masuk ke kamar dan melihat sang kakak sedang mencari lowongan pekerjaan di internet. Ji Soo menyuruh kakaknya berhenti.

“Kakak sudah memberiku banyak uang selama bertahun-tahun. Jadi karena aku sudah mendapatkan pekerjaan, aku akan memberikan kakak uang jajan.” Ucap Ji Soo.


Tiba2 saja, Ji An teriak kalau ia sudah berhasil menemukan lowongan pekerjaan. Saat itulah, Ji Soo menarik masker kakaknya dan terkejut melihat wajah kakaknya lebam2. Ji Soo pun marah. Ji An menyuruh Ji Soo diam. Tak lama kemudian, ia keluar kamar untuk mandi dan minta Ji Soo mengabari ayah mereka.


Terkejutlah Tuan Seo mengetahui kegagalan Ji An. Ia heran sendiri, kenapa Ji An bisa gagal.


Keesokan harinya, Ji An datang ke kantor untuk menyelesaikan tugasnya sekaligus mengambil barangnya, namun kartu pegawainya sudah gak berlaku. Ji An pun terkejut melihat barang2nya sudah ada di resepsionis. Ia gak menyangka, teman2nya sudah mengepak barangnya dan menitipkan barangnya di resepsionis.


Hasil test DNA akhirnya keluar. Salah satu dari sampel yang diuji terbukti sebagai anak kandung Nyonya No. Tak lama kemudian, yang ngirimin paket soal Eun Seok menelpon. Nyonya No mengerti, ia langsung tanya berapa yang orang itu inginkan.


Tuh kaan bener, yg ngirimin paket soal Eun Seok adalah wanita yang ngasih masker ke Nyonya Yang. Ia pun berjanji, akan mengirimkan nama dan alamat Eun Seok jika Nyonya No mau memberinya satu juta dollar lebih. Nyonya No setuju dan mengaku akan memberikan uangnya satu jam lagi. Wanita itu dan juga suaminya langsung senang.


Do Kyung kesal luar biasa karena Ji An gak bisa dihubungi.

Setelah mendapatkan uangnya, wanita itu langsung mengirimkan nama Ji An dan Ji Soo serta alamat mereka pada Nyonya No. 


Setelah mengirimkan pesan itu, wanita itu dan suaminya bergegas melarikan diri. Namun ia pun terkejut ketika beberapa pria menerobos masuk ke rumahnya, dan makin terkejut setelah melihat Nyonya No. Ia tidak menyangka No berhasil menemukannya.


Ternyata saat di rumah sakit, Nyonya No menyuruh seketarisnya membuntuti si pemeras. Ia yakin, si pemeras akan langsung menghubunginya setelah hasil tes DNA keluar. Begitu si pemeras menghubunginya, Nyonya No pun memastikan agar si pemeras tidak mematikan ponsel supaya bisa dilacak.

“Jo Soon Ok…” ucap Nyonya No sembari membaca KTP wanita itu.

“25 tahun lalu, 19 Agustus 1992. Katakan alasanmu menculik putriku dan kenapa sekarang putriku bisa bersama Seo Tae Soo?” tanya Nyonya No.


Nyonya No juga menampar Soon Ok. Soon Ok pun ketakutan dan mengaku kalau ia hanya orang suruhan. Setelah diancam Nyonya No, akhirnya Soon Ok pun menceritakan semuanya.

Nyonya No menuju ke mobilnya. Seketaris Nyonya No ingin tahu apa Soon Ok sudah menceritakan semuanya. Nyonya No diam saja. Seketaris Min pun sudah tau jawabannya hanya dengan melihat sorot mata Nyonya No. Seketaris Min lantas menyuruh Nyonya No cerita pada Tuan Choi. Nyonya No bilang ia akan menceritakannya nanti.


Ji An yg baru pulang bekerja dari restoran ayam, langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Ji Soo pun terkejut melihat tangan sang kakak yang melepuh, ditambah lagi tangan kakaknya bau ayam. Ji Soo juga protes karena Ji An tidak menjawab teleponnya. Ji Soo lalu menyuruh Ji An mandi.

Saat Ji An mandi, Ji Soo pun memeriksa ponsel kakaknya. Ia curiga ponsel kakaknya tidak rusak. Dan benar saja, ponsel kakaknya memang tidak rusak. Begitu ponsel sang kakak nyala, Ji Soo mendapati pesan yang masuk dari grup chat kantor sang kakak. Ji Soo pun kesal membaca pesannya. Ia tidak mengerti bagaimana bisa mereka menagih pekerjaan setelah memecat sang kakak.


Ji Soo juga menerima pesan suara. Terdengarlah suara Do Kyung yang meminta Ji An segera membayar ganti rugi karena sudah merusak mobilnya. Do Kyung juga mengaku tak peduli kalau itu bukan mobil Ji An.

Ji Soo pun salah paham. Ia pikir, yang memukuli kakaknya adalah Do Kyung. Hahah…

Ji Soo lantas meletakkan stiker di ponselnya ke ponsel Ji An dan meletakkan ponselnya yang tak berstiker ke dalam tas Ji An.

Do Kyung yang baru nyampe di ruangannya menerima pesan dari  ponsel Ji An. Ia pun terkejut dan tertawa tidak percaya Ji An mengajaknya ketemuan di sebuah taman.


Sampe di taman, Do Kyung nyari2 Ji An. Karena gak menemukan Ji An, ia pun menghubungi Ji An. Tiba2 saja, Ji Soo nongol dan memotret Do Kyung. Ji Soo juga ngomelin Do Kyung yang sudah mengancam kakaknya, tapi dia ngomelnya kayak lagi ngapalin teks. Ji Soo mengancam akan menyebarkan foto2 Do Kyung jika Do Kyung masih berani mengancam kakaknya. Tapi Do Kyung dengan mudahnya merebut ponsel Ji An di tangan Ji Soo. Do Kyung bilang Ji Soo salah orang, tapi Ji Soo yakin Do Kyung lah yg mengganggu kakaknya.


Setelah Do Kyung menjelaskan apa yang terjadi, Ji Soo pun malu setengah mati sudah salah menuduh org. Ji Soo lalu memberitahu Do Kyung kalau kakaknya sudah berhenti bekerja. Do Kyung pun kaget.


Cerita lalu beralih ke Nyonya No yang melihat Ji Soo bekerja di toko roti.

“Seo Ji An dan Ji Soo adalah putri kembar Tae Soo. Dia pergi ke Timur Tengah pada Agustus 1992. Tetangga lamanya bilang salah satu putri kandungnya tewas. Mereka tidak tahu putri yang mana. Golongan darah keduanya O.” ucap Seketaris Min pada Nyonya No.


Dan sekarang, Nyonya No sudah berada di depan restoran ayam Ji An.

“Belum lama ini, Ji An bekerja di Tim Pemasaran Perusahaan Haesung.” Ucap Seketaris Min.

Nyonya No pun kaget. Ia tidak menyangka Ji An pernah bekerja di perusahaannya.

Sementara itu, Nyonya Yang lagi telponan sama suaminya. Tuan Seo marah tau Ji An kerja part time. Ia pun meminta Nyonya Yang menyuruh Ji An istirahat dulu. Nyonya Yang bilang, Ji An tidak mau mendengarnya.


Tak lama kemudian, Hae Ja pun datang dan langsung melengos ke kamar mandi. Nyonya Yang pun menyudahi pembicaraannya dengan Tuan Seo karena Hae Ja datang. Setelah itu, masuklah Nyonya No.

Nyonya No memberikan kartu namanya. Nyonya Yang terkejut tahu Nyonya No CEO Perusahaan Hae Sung.

“Mungkin kau memang CEO, tapi aku tidak mengundangmu masuk.” Ucap Nyonya Yang.

“Aku harus meminta izin dari orang yang menculik putriku?” ketus Nyonya No.

Nyonya Yang bingung, apa maksudmu?


“Seo Ji An, Seo Ji Soo. Aku tahu salah satunya bukan putri kandungmu. Aku tahu, jadi, katakan. Mana yang bukan putri kandungmu?” tanya Nyonya No.

Nyonya Yang pun tercengang, namun ia tidak mau mengaku dan mengatakan Ji An dan Ji Soo adalah putri kembarnya.

“Salah satu putrimu meninggal. Pada tahun 1992. Beraninya kau menculik putriku dan bersikap seakan-akan dia putri kandungmu!”

“Apa buktinya? Kenapa kau menuduh kami menculik putrimu? Bisa kamu buktikan?”

“Aku sudah melakukan tes DNA. Aku tahu salah satu dari dua gadis itu adalah putriku. Sudah 25 tahun. Setiap pagi, aku bangun dan meyakinkan diriku bahwa dia sudah meninggal. Aku melakukannya selama 25 tahun. Karena kecerobohanmu. Kau menemukannya di jalan? Beraninya Kau membawanya pulang dan membesarkannya!’

“Ji An dan Ji Soo adalah putri kembarku. Kau keliru!”


“Lantas aku aku harus menghubungi dan meminta sampel DNA mereka.” Ancam Nyonya No.

“Untuk apa kau melakukan itu? Apa hakmu?” tanya Nyonya Yang.

“Karena aku seorang ibu. Aku ibu salah satu gadis itu. Yang mana? Jangan menyiksaku lebih lama, Mi Jung-ssi.  Putriku yang mana? Yang mana? Putriku yang mana?”

“Ji An!” teriak Nyonya Histeris.

Nyonya No tercengang, Ji An?



Kayaknya aku mulai ngerti karakternya Seo Ji Tae. Diluar, dia sok dingin. Sok gak peduli. Gak banyak bicara. Tapi sebenarnya dia peduli.

Jujur sy menangis saat dia khawatir melihat kemeja Ji An yang kotor. Menurut sy, ini so sweet banget… keliatannya aja dia gak peduli tapi diem2 dia mencemaskan adiknya itu.

Tp abis mewek liat adegan Ji Tae yg ngawatirin Ji An, sy langsung ngakak pas Ji Ho ngancem mau ngancurin Haesung Group yg udah mecat kakaknya.

Soal Eun Seok, sy masih penasaran bagaimana bisa dia tumbuh menjadi anak Tuan Seo dan Nyonya Yang??

Disini, salah satu putri kembar Nyonya Yang meninggal. Dan Nyonya Yang tahu antara Ji An dan Ji Soo bukan putrinya. Sy curiga, jgn2 Tuan Seo yang menculik Eun Seok untuk menggantikan putrinya yg sudah meninggal.. Ah, masih terlalu dini untuk menyimpulkan…. Tapi yg jelas, sy yakin Choi Eun Seok itu Ji Soo, bukan Ji An.

Sy juga penasaran apakah nanti Ji An akan kembali ke Perusahaan Haesung dengan posisi yang lebih tinggi karena dia anak yang punya perusahaan? Sy pengen liat reaksi Ha Jung dan rekan2 sekantor Ji An kalau tahu Ji An itu adalah Eun Seok yg hilang 25 tahun yg lalu….

My Golden Life Ep 2 Part 1

Sebelumnya...


Di episode ini, dibuka dengan flashback ketika Nyonya No baru saja siuman setelah mengalami kecelakaan. Begitu sadar, dia pun langsung ditanyai soal Eun Seok oleh Presdir Choi.


Setelah itu, kita melihat Presdir Choi dan Nyonya No sudah berada di ruangan Kepala Polisi. Kepala polisi menyerahkan butiran payet dari jepitannya Eun Seok dan berkata, seseorang menjual jepitan rambut itu sehari setelah Eun Seok menghilang. Sontak saja, Presdir Choi dan Nyonya No kaget.

Flashback end…


Nyonya No jatuh pingsan setelah melihat foto jepit rambut Eun Seok yang dikirim oleh seseorang.


Sementara itu, Ji An mengomentari pakaian yang digunakan Ji Soo terlalu girly. Menurutnya, si Mr. Sun bisa langsung tahu tujuan kedatangan Ji Soo kalau baju Ji Soo girly seperti itu. Ji Soo pun langsung menukar pakaiannya.


Ji An lantas menghadap ke cermin. Ia mendesah tegang karena hari itu adalah hari dimana ia akan diangkat menjadi pegawai tetap atau tidak. Ji Soo pun menyemangati eonni nya dengan mengatakan bahwa posisi itu sudah menjadi milik sang kakak seperti yang dikatakan sang kakak sebelumnya. Ji Soo kemudian bertanya, apa Ji An gugup?

“Sedikit.” Jawab Ji An.

“Aku juga. Ini hari besar bagi kita berdua. Bagaimana jika dia menolakku?” ucap Ji Soo.

“Kau yakin dia akan datang ke acara pembukaan?” tanya Ji An.

“Tentu saja. Dia mengurus dekorasinya. Aku juga sudah menanyai pekerja konstruksi. Dia akan datang.” jawab Ji Soo.
“Semoga berhasil. Pastikan kau tidak terdengar gugup.” Ucap Ji An.


Ji An lantas menawarkan dirinya berpura2 menjadi Mr. Sun dan menyuruh Ji Soo latihan agar tidak gugup saat menyatakan perasaan pada Mr. Sun. Ji Soo pun tertawa saat sang kakak menirukan suara Mr. Sun nya.


Nyonya Yang heran sendiri melihat suaminya memasukkan satu kemeja lagi ke dalam tas, padahal Tuan Seo sudah memasukkan 3 kemeja. Nyonya Yang kemudian menanyakan seragam Tuan Seo. Tuan Seo gugup, ia berkata seragamnya sudah ada di kantor cabangnya di Daejeon.

“Jangan membuat dirimu menderita karena membantu urusan orang lain. Kau tidak lagi muda.” Ucap Nyonya Yang.


Nyonya Yang lalu menyuruh suaminya meminta saran bisnis dari suami Hae Ja. Tapi Tuan Seo tidak mau karena ingin berusaha sendiri, tapi ia terlalu tua untuk itu. Nyonya Yang bilang, usia Tuan Seo tidak menjadi masalah, yang harus mereka pikirkan adalah usia anak2 mereka.

“Kita harus membantu saat mereka akan menikah. Orang-orang bilang zaman sekarang sudah berbeda. Tapi kebanyakan pria masih harus menyiapkan tempat tinggal.” Ucap Nyonya Yang.

Tuan Seo pun membenarkan perkataan istrinya.

“Putra kita dua.” Ucap Nyonya Yang.

“Ji Ho masih muda dan Ji Tae sudah bekerja selama beberapa tahun. Mungkin dia tidak akan membutuhkan bantuan kita.” jawab Tuan Seo.

Pembicaraan itu pun akhirnya terhenti karena Ji Soo membuka pintu kamar mereka dan mengajak sang ayah berangkat bersama.


Mereka berlima pun jalan bersama. Tuan Seo minta maaf pada Ji An karena dirinya tidak akan ada di rumah saat Ji An diterima sebagai pegawai tetap. Ji Ho menyuruh ayahnya untuk tidak berharap terlalu tinggi. Ji Soo pun langsung menggeplak punggung Ji Ho.

“Hei, kami yakin karena ini Kak Ji An. Aku yakin kali ini dia akan mendapatkannya. Dia tidak sepertimu.” Jawab Ji Soo.

“Ji Soo benar. Berjanjilah kau akan belajar dengan giat. Kau harus lolos ujian masuk universitas.” Ucap Tuan Seo pada Ji Ho.


Ji Ho pun berjanji akan memberikan hasil yang bagus. Setelah itu, Ji Ho menjulurkan lidahnya ke arah Ji Soo. Ji Soo yang kesal pun langsung mengejar Ji Ho. Ji An menyusul mereka karena takut mereka bertengkar.


Tinggal lah Tuan Seo berdua dengan si sulung. Tuan Seo menanyakan pacar Ji Tae. Ji Tae mengaku dirinya terlalu sibuk sampai tidak sempat  untuk pacaran. Tuan Seo pun cemas, bagaimana Ji Tae bisa menikah kalau tidak punya pacar.

“Aku belum punya rencana. Zaman sekarang, orang-orang tidak menikah di usia dini.” Jawab Ji Tae.

Tuan Seo pun tersenyum miris. Tak lama kemudian, Ji Soo berteriak memanggil sang ayah karena bis sudah datang.


Setelah ayahnya pergi, wajah Ji Tae yang tadinya datar saat bicara dengan sang ayah, langsung berseri-seri setelah menerima SMS dari pacarnya.


Tuan Seo diantarkan keempat anaknya sampai ke bis. Tuan Seo tersenyum dan melambaikan tangan pada anak-anaknya. Setelah bis berjalan, Tuan Seo pun menghela napas karena sadar dirinya akan berpisah dari anak-anak selama beberapa hari.


Ji An langsung minta maaf soal kecelakaan kemarin pada boss nya. Tapi boss nya tidak terlalu mempermasalahkan masalah itu dan menyuruh Ji An untuk focus mengganti kerusakan mobil orang lain.


Setelah itu, Ji An menyerahkan proposal ultah perusahaan pada seniornya. Seniornya pun berkata, pegawai kontrak tidak perlu menyerahkan proposal itu karena itu hanya untuk pegawai tetap. Ji An pun langsung kecewa, tapi tak lama proposalnya diterima karena seniornya yakin Ji An akan menjadi pegawai tetap besoknya.

Ji An pun tersenyum senang, namun tidak dengan yang lain yang menatap Ji An dengan tatapan iri.


Ji Soo mengintip ke dalam toko roti. Tak lama kemudian, ia dikejutkan dengan kedatangan Nam Goo yang tiba-tiba sudah nongol di sebelahnya. Dengan tampang sok gak peduli, Nam Goo pun mengizinkan Ji Soo bekerja di toko rotinya dengan syarat Ji Soo tidak boleh belajar cara memanggang. Ji Soo pun terkejut.

“Rotiku tidak murah. Aku juga merasa kasihan kepada orang tuamu karena menerima uang hasil mengantar makanan darimu. Tampaknya kini kau juga sudah berhenti bekerja di salon.” Ucap Nam Goo.

Ji Soo langsung senang.


Tuan Choi baru saja mendapat laporan dari Manajer Heo soal proposalnya untuk memperluas bisnis restoran Korea ke Vietnam belum disetujui Presdir No. Tuan Choi pun langsung kesal. Tak lama, ponselnya berdering. Seketaris Min ingin tahu kapan Tuan Choi akan datang menjenguk Nyonya No. Tapi Tuan Choi malah menyuruh Seketaris Min membawa Nyonya No pulang tanpa berniat menjenguknya.


Nyonya No yang baru sadar, langsung kecewa menyadari suaminya tidak akan datang menjenguknya. Tapi ia berusaha memaklumi sikap suaminya itu.

Nyonya No lantas menyuruh Seketaris Min melakukan tes DNA. Ia bilang, empat hari harus selesai dan tidak boleh ada yang tahu.


Ji An memenuhi ajakan makan siang Woo Hyuk. Ji An terkejut mengetahui Woo Hyuk sudah memesankan makanan favoritnya, aglio e olio.

“Kita bisa berbincang sembari makan. Pegawai kantor biasanya merasa lapar jam segini.” Ucap Woo Hyuk.

“Bingo.” Jawab Ji An, lalu mulai menyantap spaghetti nya.


Woo Hyuk lalu menanyakan kapan Ji An kembali ke Seoul. Ji An pun menyuruh Woo Hyuk cerita lebih dulu karena ia mau makan.

“Aku menjalani hidup yang menyenangkan. Aku mempelajari desain interior seperti janji kita.” ucap Woo Hyuk.


Woo Hyuk lantas menunjukkan artikel dirinya sebagai mahasiswa pebisnis yang sukses. Ji An kaget tahu Woo Hyuk memulai bisnis saat masih kuliah. Woo Hyuk juga mengaku kalau bisnis online nya berjalan lancar.


Do Kyung memanggil Seketaris Yoo ke ruangannya. Ia menyuruh Seketaris Yoo menjual mobilnya. Do Kyung juga menyuruh Seketaris Yoo meminta 500 dollar jika ada yang menghubungi Seketaris Yoo soal mobilnya.

“Hanya 500 dolar? Itu tidak cukup untuk mereparasi.” Ucap Seketaris Yoo.

“Aku hanya bermurah hati. Aku memberikan donasi tanpa tanda terima. Lagi pula, aku memang hendak mengganti mobilku. Aku tidak punya pilihan karena dia memohon kepadaku.” Ucap Do Kyung.


Woo Hyuk tersenyum melihat Ji An makan dengan lahap. Sambil mengunyah makanannya, Ji An bercerita kalau ayahnya bangkrut dan keluarganya punya banyak hutang, jadi ia tidak bisa kuliah seni.

“Kini kamu bekerja di mana?” tanya Woo Hyuk.

“Aku menjadi pegawai kontrak di tim pemasaran Perusahaan Haesung.” Jawab Ji An.

“Pegawai kontrak?” Woo Hyuk terkejut.


“Kontraknya habis hari ini. Hari ini aku menjadi pegawai tetap. Woo Hyuk, sejak lulus dari universitas, aku selalu bekerja menjadi pegawai magang dan kontrak. Bahkan aku bekerja sebagai pegawai paruh waktu. Hari ini, aku akan melupakan segalanya dan memulai lembaran baru.” Jawab Ji An.


Tak lama kemudian, Ji An dapat telepon dari seseorang yang bernama ‘Si Perajuk’. Ternyata si perajuk itu adalah Ji Soo. Ji Soo menelpon Ji An karena ingin memberitahu Ji An kalau ia diterima bekerja di toko roti.

“Kau ingin kakak memberimu selamat? Baiklah. Selamat.” Ucap Ji An.

“Aku juga akan menyatakan perasaanku hari ini.” jawab Ji Soo.

“Jika berjalan lancar, harimu sempurna. Semoga berhasil.” Ucap Ji An, lalu menutup teleponnya.


Woo Hyuk tidak menyangka Ji An punya adik. Ia pikir Ji An anak tunggal. Ji An pun bercerita, kalau ada pria yang sangat disukai adiknya dan adiknya berniat menembak pria itu. Woo Hyuk terkejut mendengarnya. Ji An juga berkata, pria itu menyelamatkan adiknya dari situasi memalukan.

Setelah itu, Ji An bertanya apa yang mau dibicarakan Woo Hyuk sampai2 Woo Hyuk mengajaknya makan siang. Woo Hyuk pun memberikan kartu namanya dan menyuruh Ji An datang ke sana seusai bekerja karena dia mau dapat ucapan selamat dari Ji An.


Boss Ji An dipanggil Kepala Manager Tim. Ji An tak dapat menutupi ketegangannya. Tak lama, boss nya datang memperkenalkan Ha Jung sebagai anggota tim yang baru. Bukan hanya Ji An yang kaget, tapi yang lainnya juga. Boss Ji An memberitahu Ha Jung masuk ke perusahaan mereka melalui program khusus.

“Aku menghargai kerja keras kalian selama dua tahun ini. Aku merasa tidak enak kepada kalian. Tapi ini keputusan perusahaan. Kuharap kalian mengerti.” Ucap boss Ji An.

Ji An makin ternganga, sementara Ha Jung menatap Ji An dengan tatapan remeh.


Ji An mengejar Ha Jung sampai keluar kantor. Ia ingin tahu kenapa Ha Jung tidak memberitahunya soal ini saat mereka bertemu kemarin. Ha Jung bilang, karena dia ingin melihat Ji An yang sebenarnya. Ji An tidak mengerti dan minta Ha Jung menjelaskan langsung ke intinya.

“Dahulu kita cukup dekat saat bertemu untuk tugas kelompok di universitas. Saat itu aku belum tahu, bahwa kau kesulitan dalam hal financial dengan semua biaya kuliah dan pekerjaan paruh waktu.” Jawab Ha Jung.

“Katakan saja alasanmu tidak memberitahuku bahwa kau akan bergabung saat kita bertemu kemarin.” Ucap Ji An.

“Menurutku ini menarik. Kau tidak pernah putus asa. Kau bahkan tidak mengeluh atau mengomel. Kupikir itu aneh.” Jawab Ha Jung.

“Sebenarnya apa maumu?” tanya Ji An.

“Aku tidak mengerti kenapa kau tidak iri kepadaku. Aku tidak perlu mencemaskan apa pun karena keluargaku kaya. Atau kau hanya berpura-pura tidak iri? Aku tidak tahan.” Jawab Ha Jung.

Ji An terkejut. apa?

“Aku tahu kau tidak baik-baik saja, tapi kau bersikap tenang. Aku tersinggung.” Jawab Ha Jung.

“Kenapa kau tersinggung?” tanya Ji An.


“Kau ingat perjalanan di tahun terakhir kita? Aku pergi ke luar negeri untuk program pertukaran mahasiswa. Kau cuti kuliah selama dua tahun. Jadi, kita berdua terlambat lulus dua tahun. Saat kubilang aku akan membiayai perjalanan itu, kau menolaknya. Saat kubilang itu tidak masalah, kau malah bertanya apa aku sudah menghasilkan uang sendiri. Kau mengatakannya sambil tersenyum.” Jawab Ha Jung.

“Hanya karena aku tidak meminta bantuanmu dan tidak berusaha mendapatkan bantuan darimu, kau kesal?” tanya Ji An syok.

“Kau tahu kenapa orang mencari uang? Mereka mencari uang untuk memamerkan kekayaan mereka. Untuk bisa makan lebih enak dan hidup lebih baik. Karena itulah orang-orang ingin menjadi kaya. Bukankah itu alasanmu berusaha keras untuk bekerja di perusahaan besar meski tidak memenuhi kualifikasi? Sikapmu memancing rasa penasaranku. Karena itulah aku tidak memberitahumu. Kupikir akhirnya aku bisa melihat sisi dirimu yang sebenarnya. Ekspresi wajahmu sekarang.” ucap Ha Jung.

“Ekspresi wajahku?” tanya Ji An.

“Kau minder. Kau minder karena aku. Aku tidak memberitahumu karena ingin melihat ekspresi ini. Aku tidak bermaksud buruk. Tidak akan ada yang berubah meski aku memberitahumu.” Ucap Ha Jung.


“Kau jahat sekali. Pikirmu itu bisa dijadikan alasan? Untuk apa aku mengemis kepada orang kaya? Jika aku melakukannya, akankah kau memberikan posisimu kepadaku? Itu yang akan kamu lakukan? Aku harus bersedih agar kau senang?” jawab Ji An.

“Jika kau tampak sedih, aku akan mundur demi kamu.” ucap Ha Jung.

“Yoon Ha Jung.”

“Kenapa? Kau akan memohon? Kini kau ingin aku mengembalikan posisi itu kepadamu?” tanya Ha Jung.

“Pikirmu aku akan memohon kepadamu jika kau melakukan ini? Pikirmu aku akan diam saja dan memperhatikan? Pikirmu aku akan pulang dan menangis diam-diam?” ucap Ji An.

“Aku siap ditampar.” Jawab Ha Jung.


Ji An pun langsung menonjok Ha Jung sampai Ha Jung jatuh. Tak hanya sekali, tapi dua kali sampai bibir Ha Jung berdarah. Ha Jung marah dan membalas Ji An. Mereka pun berkelahi di depan kantor. Do Kyung yang melihat itu dari dalam langsung menyuruh bawahannya memanggil polisi.


Sekarang, keduanya duduk di kantor polisi dengan wajah babak belur. Ji An menolak untuk damai. Ia berencana menuntut Ha Jung. Tak hanya itu, ia juga mengancam Ha Jung akan menuliskan semua perbuatan jahat Ha Jung di situs resmi sekolah mereka dulu.

Ha Jung mulai takut, tapi Ji An tidak peduli. Tiba2, Nyonya Yang menghubungi Ji An, tapi Ji An mematikan ponselnya.

Tak lama kemudian, ayah Ha Jung datang dan menatap tajam ke arah Ji An.


Diluar kantor polisi, ayah Ha Jung minta maaf atas sikap kekanak-kanakan Ha Jung. Tak terima ayahnya minta maaf, Ha Jung pun mengompori ayahnya dengan berkata giginya sakit tapi ia malah kena marah.

“Ha Jung memang salah, tapi kau juga keterlaluan.” Jawab ayah Ha Jung.

Mendengar itu, Ji An jadi inget pas dia mukulin temen Ji Soo yang malakin Ji Soo saat mereka sekolah dulu sampai2 sang ayah harus datang ke sekolah untuk meminta maaf.


Ji An yang kesal karena disuruh minta maaf sama org yg malakin adiknya pun tidak mau pulang sama ayahnya dan milih jalan kaki. Terpaksa lah, sang ayah turun dari mobil dan menemani Ji An berjalan. Tak lama, Ji Soo juga ikut2an turun dari mobil. Ayah menasehati Ji An, kalau menggunakan kekerasan itu tidak baik. Tapi sang ayah juga memuji tindakan Ji An yang memberi pelajaran pada temen Ji Soo yang memalak Ji Soo itu. Setelah itu, Tuan Seo mengajak kedua putrinya makan.  Ji Soo pun memberitahu ayah kalau Ji An menginginkan satu set pisau bergagang kayu. Tuan Seo pun berjanji akan membelikannya setelah makan siang. Ji An juga minta dibelikan sepatu olahraga. Tuan Seo mengajak mereka berbelanja sehabis makan siang. Ji An pun langsung sumringah.

Flashback end…

Ayah Ha Jung minta maaf soal kelakuan Ha Jung. Ji An juga minta maaf sudah memukuli Ha Jung. Ayah Ha Jung pun berkata, beginilah hidup di dunia.


Ji An akhirnya menangis, memanggil2 sang ayah, setelah melihat Ha Jung pulang bersama sang ayah.


Tuan Seo sepertinya ngerasain sesuatu terjadi pada Ji An. Ia menatap layar ponselnya, tapi gak ada panggilan dari Ji An. Ia pun menghubungi istrinya, tapi gak diangkat.


Ji An termenung di halte sampai2 tidak mendengar suara ponselnya. Saat melihat layar ponselnya, ia menyadari ada 12 panggilan dari ayah, ibu, Ji Soo dan Woo Hyuk. Cobaan Ji An makin bertambah karena ia lupa bawa dompet. Saat sedang membenahi pakaiannya, ia makin sedih melihat tanda pengenal yang tergantung di lehernya.


Sementara itu, Ji Soo yang mau  nembak Woo Hyuk malah diabaikan Woo Hyuk.


Ji An memakai masker untuk menutupi luka lebam di wajahnya. Ia berjalan menyusuri jalanan sampai hari gelap dan teringat kata2 seniornya kalau mereka tidak pernah menyuruh Ji An ini itu karena Ji An pegawai kontrak. Mereka hanya berusaha mengajari Ji An karena Ji An akan menjadi bagian dari mereka.


Tuan Choi pulang dan menanyakan kabar istrinya. Nyonya No kesal karena Tuan Choi tidak mengkhawatirkan dirinya sama sekali. Tuan Choi beralasan karena ia sudah tahu dari dokter kalau Nyonya No terkena anemia.

“Kenapa kau tidak pernah mengungkit Eun Seok? Kenapa kau tidak pernah mengungkitnya selama 20 tahun ini?” tanya Nyonya No.

“Karena kau sudah berhenti. Kau berhenti mencarinya setelah lima tahun dan tidak pernah mengungkitnya selama 20 tahun.” Jawab Tuan Choi.

Tak lama kemudian, Do Kyung datang untuk melihat ibunya. Do Kyung juga menawarkan ibunya liburan ke Hawaii karena Bulan Agustus sudah mau habis, tapi sang ibu menolak dengan alasan ada urusan yang mau dia selesaikan.


Tuan Choi itu bukan Presdir Haesung toh, tapi wakil pimpinan. Oke mulai sekarang sy manggil dia Tuan Choi aja ya, bukan Presdir Choi lagi..

Sy makin penasaran kenapa Tuan Choi begitu dingin ke istrinya. Tuan Choi tadi juga kesel banget pas tau proposalnya gak di approved CEO No. Biar sy tebak, kayaknya Tuan Choi dan Nyonya No ini dijodohkan. Tapi yg sy bingungin, Tuan Choi ini kenapa gak suka banget sama CEO No yg notabene nya ayah mertuanya?

Ji An kasihan banget… gk nyangka Ha Jung bisa setega itu sama dia… ngerebut posisinya cuma karena pengen liat ekspresi putus asa Ji An… tapi sy suka flashback nya Ji An pas dia mukulin yg malakin adiknya. Sy suka liat kedekatan Ji An dengan ayahnya. Ngomong2, acting Shin Hye Sun pas nangis manggil ayahnya itu bagus banget.

Dan Ji Tae, sumpah ni orang misterius banget. Ngomong ama keluarganya, mukanya malah dingin banget. Ditanya ayahnya soal pacar, dia bohong ngaku gak punya pacar. Tapi begitu dapat sms dari pacarnya, dia girang bukan main.