Ji Tae dan pacarnya, Lee Soo A, lagi makan di restoran. Soo A mengaku bosan makan naengmyeon terus. Ji Tae pun mengajak Soo A makan budae jjigae, yang tak lain adalah makanan favorit Soo A. Soo A menolak, ia bilang mereka sudah makan itu ratusan kali.
“Tentu saja. Kita sudah berpacaran selama empat tahun.” Jawab Ji Tae.
“Empat tahun? Kenapa kita masih bersama?” tanya Soo A.
“Aku tidak tahu. Hubungan kita bertahan begitu lama.” Jawab Ji Tae.
“Kau tidak akan bosan melihatku?” tanya Soo A.
“Jangan bertele-tele. Langsung saja katakan apa yang mau kau katakan.”
Pinta Ji Tae.
Soo A pun mengajak Ji Tae ke klub malam ini, namun Ji Tae menolak dengan alasan punya firasat Ji An gagal diangkat menjadi pegawai tetap, jadi ia harus ada di rumah sebelum makan malam. Soo A kecewa, ia tanya apa yg mau dilakukan Ji Tae pada Ji An.
“Berpura-pura. Aku anak sulung. Harus bersamanya. Aku tidak bisa
melakukan atau mengatakan apa pun, tapi aku kakaknya.” Jawab Ji Tae.
Ji Ho kerja part time di mall. Dia lagi melayani pelanggan yang mau beli
sepatu. Si pelanggan senyum2 karena wajah ganteng Ji Ho. Tak lama kemudian, Ji
Ho dapat telepon soal pekerjaan malam ini, tapi dia tolak karena punya firasat
soal kegagalan Ji An.
Ji Soo yg masih nangkring di kafe Mr. Sun nya juga langsung pergi, pas
sadar Ji An gak menghubunginya. Uniknya, baik Ji Soo dan Woo Hyuk ngehubungin
org yg sama di waktu bersamaan, tapi sayang yang dihubungin malah mematikan
ponselnya.
Sebelum pergi, Ji Soo mengambil ponsel Woo Hyuk dan men-save nomornya di
sana, karena mereka gak bakal ketemu lagi. Ternyata, Woo Hyuk bukan lah pemilik
kafe itu, dia hanya seorang arsitek yang men-desain kafe itu dan ikut membantu
di hari pertama kafe itu buka.
Ji Soo akhirnya tiba di rumah. Ia, Ji Tae dan Ji Ho pun cemas karena Ji
An masih belum pulang. Tak lama, Ji An pulang. Ji Soo kaget melihat Ji An
memakai masker. Tanpa berkata apa2, Ji An langsung masuk ke kamar sang ibu.
Sang ibu nampak berbaring. Ia beralasan, sedang flu dan habis minum obat jadi mengantuk. Ji An heran karena ibunya tidak menanyakan apapun soal pekerjaannya. Sang ibu pun berkata, bahwa dirinya sudah tahu Ji An tidak mendapatkan pekerjaan itu karena Ji An tidak mengabari mereka. Ji An jadi merasa, sang ibu sebenarnya tengah kecewa. Namun Nyonya Yang meyakinkan Ji An kalau ia tidur karena demam, bukan kecewa.
“Aku mengundurkan diri, bukannya mereka tidak mempekerjakanku. Mereka
ingin menempatkanku ke kota lain. Di Masan pula. Ibu tahu aku membenci tempat
itu.” ucap Ji An.
“Ibu tahu.” jawab Nyonya Yang.
“Jadi, kubilang aku tidak akan menerima pekerjaan itu dan mereka
menyiapkan pesta perpisahan untukku.” Ucap Ji An lagi.
“Bagus. Masih banyak perusahaan lain.” Jawab ibu.
Ji An lantas beranjak keluar dari kamar ibunya dan langsung disambut oleh ketiga saudaranya. Melihat baju Ji An yang kotor, Ji Tae pun cemas. Ji Tae makin cemas karena tidak melihat tas Ji An. Ji An beralasan, karena terlalu banyak minum jadi ia tersandung dan jatuh sementara tasnya tertinggal di mobil temannya.
Ji Ho mengajak Ji An minum soju, tapi Ji An menolak dan memilih masuk ke
kamar. Ji Ho ingin menyusul Ji An, tapi dilarang Ji Tae supaya Ji An bisa
menenangkan diri dulu. Ji Ho pun kesal. Dia bersumpah akan menghancurkan
Haesung Group besok.
Ji Soo masuk ke kamar dan melihat sang kakak sedang mencari lowongan pekerjaan di internet. Ji Soo menyuruh kakaknya berhenti.
Ji Soo masuk ke kamar dan melihat sang kakak sedang mencari lowongan pekerjaan di internet. Ji Soo menyuruh kakaknya berhenti.
“Kakak sudah memberiku banyak uang selama bertahun-tahun. Jadi karena
aku sudah mendapatkan pekerjaan, aku akan memberikan kakak uang jajan.” Ucap Ji
Soo.
Tiba2 saja, Ji An teriak kalau ia sudah berhasil menemukan lowongan pekerjaan. Saat itulah, Ji Soo menarik masker kakaknya dan terkejut melihat wajah kakaknya lebam2. Ji Soo pun marah. Ji An menyuruh Ji Soo diam. Tak lama kemudian, ia keluar kamar untuk mandi dan minta Ji Soo mengabari ayah mereka.
Terkejutlah Tuan Seo mengetahui kegagalan Ji An. Ia heran sendiri,
kenapa Ji An bisa gagal.
Keesokan harinya, Ji An datang ke kantor untuk menyelesaikan tugasnya
sekaligus mengambil barangnya, namun kartu pegawainya sudah gak berlaku. Ji An
pun terkejut melihat barang2nya sudah ada di resepsionis. Ia gak menyangka,
teman2nya sudah mengepak barangnya dan menitipkan barangnya di resepsionis.
Hasil test DNA akhirnya keluar. Salah satu dari sampel yang diuji
terbukti sebagai anak kandung Nyonya No. Tak lama kemudian, yang ngirimin paket
soal Eun Seok menelpon. Nyonya No mengerti, ia langsung tanya berapa yang orang
itu inginkan.
Tuh kaan bener, yg ngirimin paket soal Eun Seok adalah wanita yang ngasih masker ke Nyonya Yang. Ia pun berjanji, akan mengirimkan nama dan alamat Eun Seok jika Nyonya No mau memberinya satu juta dollar lebih. Nyonya No setuju dan mengaku akan memberikan uangnya satu jam lagi. Wanita itu dan juga suaminya langsung senang.
Do Kyung kesal luar biasa karena Ji An gak bisa dihubungi.
Setelah mendapatkan uangnya, wanita itu langsung mengirimkan nama Ji An
dan Ji Soo serta alamat mereka pada Nyonya No.
Setelah mengirimkan pesan itu, wanita itu dan suaminya bergegas melarikan diri. Namun ia pun terkejut ketika beberapa pria menerobos masuk ke rumahnya, dan makin terkejut setelah melihat Nyonya No. Ia tidak menyangka No berhasil menemukannya.
Setelah mengirimkan pesan itu, wanita itu dan suaminya bergegas melarikan diri. Namun ia pun terkejut ketika beberapa pria menerobos masuk ke rumahnya, dan makin terkejut setelah melihat Nyonya No. Ia tidak menyangka No berhasil menemukannya.
Ternyata saat di rumah sakit, Nyonya No menyuruh seketarisnya membuntuti si pemeras. Ia yakin, si pemeras akan langsung menghubunginya setelah hasil tes DNA keluar. Begitu si pemeras menghubunginya, Nyonya No pun memastikan agar si pemeras tidak mematikan ponsel supaya bisa dilacak.
“Jo Soon Ok…” ucap Nyonya No sembari membaca KTP wanita itu.
“25 tahun lalu, 19 Agustus 1992. Katakan alasanmu menculik putriku dan
kenapa sekarang putriku bisa bersama Seo Tae Soo?” tanya Nyonya No.
Nyonya No juga menampar Soon Ok. Soon Ok pun ketakutan dan mengaku kalau
ia hanya orang suruhan. Setelah diancam Nyonya No, akhirnya Soon Ok pun
menceritakan semuanya.
Nyonya No menuju ke mobilnya. Seketaris Nyonya No ingin tahu apa Soon Ok
sudah menceritakan semuanya. Nyonya No diam saja. Seketaris Min pun sudah tau
jawabannya hanya dengan melihat sorot mata Nyonya No. Seketaris Min lantas
menyuruh Nyonya No cerita pada Tuan Choi. Nyonya No bilang ia akan
menceritakannya nanti.
Ji An yg baru pulang bekerja dari restoran ayam, langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Ji Soo pun terkejut melihat tangan sang kakak yang melepuh, ditambah lagi tangan kakaknya bau ayam. Ji Soo juga protes karena Ji An tidak menjawab teleponnya. Ji Soo lalu menyuruh Ji An mandi.
Saat Ji An mandi, Ji Soo pun memeriksa ponsel kakaknya. Ia curiga ponsel
kakaknya tidak rusak. Dan benar saja, ponsel kakaknya memang tidak rusak.
Begitu ponsel sang kakak nyala, Ji Soo mendapati pesan yang masuk dari grup
chat kantor sang kakak. Ji Soo pun kesal membaca pesannya. Ia tidak mengerti
bagaimana bisa mereka menagih pekerjaan setelah memecat sang kakak.
Ji Soo juga menerima pesan suara. Terdengarlah suara Do Kyung yang meminta Ji An segera membayar ganti rugi karena sudah merusak mobilnya. Do Kyung juga mengaku tak peduli kalau itu bukan mobil Ji An.
Ji Soo pun salah paham. Ia pikir, yang memukuli kakaknya adalah Do
Kyung. Hahah…
Ji Soo lantas meletakkan stiker di ponselnya ke ponsel Ji An dan
meletakkan ponselnya yang tak berstiker ke dalam tas Ji An.
Do Kyung yang baru nyampe di ruangannya menerima pesan dari ponsel Ji An. Ia pun terkejut dan tertawa
tidak percaya Ji An mengajaknya ketemuan di sebuah taman.
Sampe di taman, Do Kyung nyari2 Ji An. Karena gak menemukan Ji An, ia pun menghubungi Ji An. Tiba2 saja, Ji Soo nongol dan memotret Do Kyung. Ji Soo juga ngomelin Do Kyung yang sudah mengancam kakaknya, tapi dia ngomelnya kayak lagi ngapalin teks. Ji Soo mengancam akan menyebarkan foto2 Do Kyung jika Do Kyung masih berani mengancam kakaknya. Tapi Do Kyung dengan mudahnya merebut ponsel Ji An di tangan Ji Soo. Do Kyung bilang Ji Soo salah orang, tapi Ji Soo yakin Do Kyung lah yg mengganggu kakaknya.
Setelah Do Kyung menjelaskan apa yang terjadi, Ji Soo pun malu setengah
mati sudah salah menuduh org. Ji Soo lalu memberitahu Do Kyung kalau kakaknya
sudah berhenti bekerja. Do Kyung pun kaget.
“Seo Ji An dan Ji Soo adalah putri kembar Tae Soo. Dia pergi ke Timur
Tengah pada Agustus 1992. Tetangga lamanya bilang salah satu putri kandungnya
tewas. Mereka tidak tahu putri yang mana. Golongan darah keduanya O.” ucap
Seketaris Min pada Nyonya No.
“Belum lama ini, Ji An bekerja di Tim Pemasaran Perusahaan Haesung.”
Ucap Seketaris Min.
Nyonya No pun kaget. Ia tidak menyangka Ji An pernah bekerja di
perusahaannya.
Sementara itu, Nyonya Yang lagi telponan sama suaminya. Tuan Seo marah
tau Ji An kerja part time. Ia pun meminta Nyonya Yang menyuruh Ji An istirahat
dulu. Nyonya Yang bilang, Ji An tidak mau mendengarnya.
Tak lama kemudian, Hae Ja pun datang dan langsung melengos ke kamar mandi. Nyonya Yang pun menyudahi pembicaraannya dengan Tuan Seo karena Hae Ja datang. Setelah itu, masuklah Nyonya No.
Nyonya No memberikan kartu namanya. Nyonya Yang terkejut tahu Nyonya No
CEO Perusahaan Hae Sung.
“Mungkin kau memang CEO, tapi aku tidak mengundangmu masuk.” Ucap Nyonya
Yang.
“Aku harus meminta izin dari orang yang menculik putriku?” ketus Nyonya
No.
Nyonya Yang bingung, apa maksudmu?
“Seo Ji An, Seo Ji Soo. Aku tahu salah satunya bukan putri kandungmu. Aku tahu, jadi, katakan. Mana yang bukan putri kandungmu?” tanya Nyonya No.
Nyonya Yang pun tercengang, namun ia tidak mau mengaku dan mengatakan Ji
An dan Ji Soo adalah putri kembarnya.
“Salah satu putrimu meninggal. Pada tahun 1992. Beraninya kau menculik
putriku dan bersikap seakan-akan dia putri kandungmu!”
“Apa buktinya? Kenapa kau menuduh kami menculik putrimu? Bisa kamu
buktikan?”
“Aku sudah melakukan tes DNA. Aku tahu salah satu dari dua gadis itu
adalah putriku. Sudah 25 tahun. Setiap pagi, aku bangun dan meyakinkan diriku
bahwa dia sudah meninggal. Aku melakukannya selama 25 tahun. Karena
kecerobohanmu. Kau menemukannya di jalan? Beraninya Kau membawanya pulang dan
membesarkannya!’
“Ji An dan Ji Soo adalah putri kembarku. Kau keliru!”
“Untuk apa kau melakukan itu? Apa hakmu?” tanya Nyonya Yang.
“Karena aku seorang ibu. Aku ibu salah satu gadis itu. Yang mana? Jangan
menyiksaku lebih lama, Mi Jung-ssi. Putriku
yang mana? Yang mana? Putriku yang mana?”
“Ji An!” teriak Nyonya Histeris.
Nyonya No tercengang, Ji An?
Kayaknya aku mulai ngerti karakternya Seo Ji Tae. Diluar, dia sok dingin.
Sok gak peduli. Gak banyak bicara. Tapi sebenarnya dia peduli.
Jujur sy menangis saat dia khawatir melihat kemeja Ji An yang kotor.
Menurut sy, ini so sweet banget… keliatannya aja dia gak peduli tapi diem2 dia
mencemaskan adiknya itu.
Tp abis mewek liat adegan Ji Tae yg ngawatirin Ji An, sy langsung ngakak
pas Ji Ho ngancem mau ngancurin Haesung Group yg udah mecat kakaknya.
Soal Eun Seok, sy masih penasaran bagaimana bisa dia tumbuh menjadi anak
Tuan Seo dan Nyonya Yang??
Disini, salah satu putri kembar Nyonya Yang meninggal. Dan Nyonya Yang
tahu antara Ji An dan Ji Soo bukan putrinya. Sy curiga, jgn2 Tuan Seo yang
menculik Eun Seok untuk menggantikan putrinya yg sudah meninggal.. Ah, masih
terlalu dini untuk menyimpulkan…. Tapi yg jelas, sy yakin Choi Eun Seok itu Ji
Soo, bukan Ji An.
Sy juga penasaran apakah nanti Ji An akan kembali ke Perusahaan Haesung
dengan posisi yang lebih tinggi karena dia anak yang punya perusahaan? Sy
pengen liat reaksi Ha Jung dan rekan2 sekantor Ji An kalau tahu Ji An itu
adalah Eun Seok yg hilang 25 tahun yg lalu….
Punya anak 4,ky fathers stranger. Eps nya jg byk. Dg crta beda. Makin seru si crtanya smga gk ngebosenin. Ayo semangat nulis sinopnya oenni, aku tunggu😘😘