• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 11 Part 1

Sebelumnya...


Episode kali ini diawali dengan neneknya Gyeong Min yang melihat tanggal 29 yang dilingkari di kalender, tanggal pernikahan Gyeong Min dan Roo Bi.


Gilja dan Chorim juga sedang melihat tanggal itu. Chorim berkata, seandainya tidak ada kecelakaan itu, Roo Bi dan Gyeong Min akan menikah hari ini. Chorim juga bilang, terlalu banyak hal baik akhirnya tidak akan baik dan seharusnya ia tahu hal itu karena urusan pernikahan Roo Bi dan Gyeong Min terlalu lancar.

“Bagaimana kita bisa tahu? Mengatakan tidak pada Roo Bi dan Gyeong Min yang saling mencintai?” jawab Gilja.

“Aku hanya bicara saja.” Ucap Chorim.

“Akan lebih baik kalau kau diam saja dengan pikiran bodohmu itu.” Jawab Gilja.


Saat sarapan, Nyonya Jo (neneknya Gyeong Min) menyuruh Gyeong Min memikirkan lagi pernikahannya dengan Roo Bi. Nyonya Jo merasa, Gyeong Min tidak berjodoh dengan Roo Bi. Sesuatu yang besar terjadi saat pernikahan Gyeong Min dan Roo Bi sudah di depan mata, itu artinya Roo Bi tidak tercipta untuk Gyeong Min.

Tapi Gyeong Min kekeuh mau menikahi Roo Bi. Ia bilang, akan menunggu Roo Bi sampai kondisi Roo Bi pulih kembali, walaupun memakan waktu bertahun-tahun.

Enggan berdebat dengan neneknya soal Roo Bi, Gyeong Min pun tidak menghabiskan sarapannya dan beranjak pergi.


Tuan Bae mencoba bicara dengan ibunya, tapi sang ibu langsung marah. Nyonya Jo mengaku kesal. Ia juga bilang, merasa kasihan pada Roo Bi, tapi menurutnya Gyeong Min dan Roo Bi tidak seharusnya menikah.

“Ibu tidak salah, tapi Gyeong Min tidak akan menyerah. Ibu tahu kan gimana keras kepalanya anak itu? Lagipula, kita juga bertanggung jawab atas kecelakaan itu.” Ucap Tuan Bae.

“Kenapa kita harus bertanggung jawab? Membelikannya mobil kan bukan kejahatan. Dia saja yang menyetir tidak hati-hati.” Jawab Nyonya Jo.

Nyonya Jo pun menyuruh Tuan Bae dan istrinya bicara pada Gyeong Min.


Nyonya Park menyusul Gyeong Min ke kamar. Ia meminta Gyeong Min agar tidak terlalu memikirkan kata-kata nenek tadi. Nyonya Park bilang, nenek hanya mencemaskan Gyeong Min.

“Aku tahu. Jangan cemas.” Jawab Gyeong Min. Nyonya Park tersenyum, lalu beranjak menuju pintu tapi Gyeong Min memanggilnya.

“Ibu, aku tahu ini tidak mudah untuk ibu. Tapi aku berterima kasih.”

“Darimana pikiranmu itu?” jawab Nyonya Park sembari tersenyum. “Pergilah, kau bisa terlambat.” Ucap Nyonya Park lagi.


Di lobby kantor, Gyeong Min bertemu Jin Hee. Mereka kemudian bicara di ruangan Gyeong Min.

“Sungguh suatu kehormatan aku dibuatkan kopi oleh direktur perusahaanku.” Ucap Jin Hee.

“Ini hanya espresso instan.” Jawab Gyeong Min.

“Espresso mengingatkanku pada Roo Bi. Dia baik-baik saja, kan? Pekerjaan tidak berjalan lancar tanpanya. Absennya dia, membuatku sadar betapa hebatnya dia sebagai pekerja.” Ucap Jin Hee.

Jin Hee kemudian keluar dari ruangan Gyeong Min. Tapi sebelum pergi, ia menyemangati Gyeong Min.


Di kamarnya, nenek masih cemas memikirkan pernikahan Gyeong Min dan Roo Bi.


Nenek kemudian bangkit, membuka lemarinya dan mengambil bajunya.


Lalu nenek keluar kamar dan menyuruh menantunya memanggil Supir Kim. Nenek bilang, dia mau ke Chuncheon. Nyonya Park pun kaget.


Nenek pergi ke restoran Gilja. Chorim yang gak tahu itu neneknya Gyeong Min pun mengira nenek adalah customer nya dan langsung melayani nenek dengan baik. Tapi nenek ingin bertemu dengan Gilja. Chorim pun berkata, Gilja sedang keluar dan meminta nenek mengatakan saja padanya. Tapi nenek tidak mau. Chorim pun kesal. Ia bahkan sempat ribut dengan nenek tanpa sadar itu neneknya Gyeong Min, hingga akhirnya Gilja datang dan memberitahu Chorim itu neneknya Gyeong Min. Sontak, Chorim langsung menutupi wajahnya dengan buku menu karena malu.


Gilja dan nenek bicara di tempat lain. Gilja terkejut saat nenek bilang, ingin membatalkan pernikahan Gyeong Min dan Roo Bi. Nenek bilang, Gyeong Min dan Roo Bi tidak berjodoh.

“Roo Bi adalah gadis yang baik, pintar dan mengesankan. Tapi kecelakaan itu... mereka tidak berjodoh.” Ucap nenek.


Gilja akhirnya kembali ke restoran. Chorim pun langsung memberondong Gilja dengan menanyakan alasan nenek Gyeong Min mendatangi mereka. Sambil menangis, Gilja bilang kalau nenek Gyeong Min ingin pernikahan Gyeong Min dan Roo Bi dibatalkan. Kesal, Chorim pun langsung menghubungi Gyeong Min.


Gyeong Min dan Chorim bertemu di restoran. Chorim menceritakan tentang nenek Gyeong Min yang ingin pernikahan Gyeong Min dan Roo Bi dibatalkan. Chorim bilang, nenek Gyeong Min datang ke restorannya dan ingin pernikahan itu dibatalkan. Chorim marah.

“Apa yang akan kau lakukan pada Roo Bi? Kami sudah cukup stress dengan keadaan Roo Na dan sekarang kau mau mencampakkan Roo Bi? Aku pikir keluargamu itu baik. Ini tidak adil. Gyeong Min, selamatkan Roo Bi. Roo Bi akan mati jika pernikahan ini dibatalkan. Kau akan membunuhnya sekali lagi. Terus terang saja, apa kami meminta mobil itu? Apa kami meminta uangmu? Ini karena ayahmu yang memberikan mobil itu.”

“Bibi, jangan cemas. Aku akan tetap menikahi Roo Bi.”

Omo.... Poor Roo Bi, Roo Na bener2 ngancurin hidupnya...


Tuan Bae terkejut saat tahu ibunya pergi ke Chuncheon. Ia marah pada Nyonya Park. Ia bilang, Nyonya Park seharusnya menghentikan ibunya. Nyonya Park seharusnya memberitahunya lebih cepat.

“Ibu melarangku memberitahumu.” Jawab Nyonya Park membela diri.


Nyonya Jo akhirnya pulang. Ia mengaku, baru saja dari tempat Roo Bi. Tepat saat itu, Gyeong Min juga pulang.


Gyeong Min memberitahu keluarganya bahwa ia akan tetap menikahi Roo Bi. Nenek marah. Mereka pun berdebat. Gyeong Min kekeuh mau menikahi Roo Bi. Gyeong Min bilang, ia tidak bisa hidup tanpa Roo Bi. Tuan Bae pun mendukung Gyeong Min. Nyonya Jo lantas menanyakan pendapat Nyonya Park, tapi Nyonya Park juga mendukung keputusan Gyeong Min membuat Nyonya Jo menghela napas.


Di kamarnya, Gilja melamun memikirkan ucapan nenek Gyeong Min. Chorim kemudian datang. Gilja pun mengatakan kalau ucapan nenek Gyeong Min ada benarnya. Gilja mengaku, awalnya ia marah nenek ingin membatalkan pernikahan itu tapi kemudian ia merasa ucapan nenek itu benar.

“Mungkin kecelakaan itu terjadi karena Gyeong Min dan Roo Bi tidak berjodoh.” Ucap Gilja.

Chorim pun marah, ia berusaha menasihati eonni nya kalau itu tidak benar. Ia juga memberitahu eonni nya tentang Gyeong Min yang akan tetap menikahi Roo Bi.


“Mungkin kecelakaan itu terjadi karena mereka tidak berjodoh!” ucap Gilja.

“Kecelaan itu terjadi karena mereka tidak berjodoh.” Ucap nenek.

Mereka benar, Gyeong Min dan Roo Bi memang tidak berjodoh karena Gyeong Min akan menikahi Roo Na.

Andai Gyeong Min mendengarkan ucapan neneknya... tapi si Gyeong Min yang gak sadar malah kekeuh mau nikahin Roo Bi.

Tp ni drama memang aneh sih... Roo Bi dan Roo Na habis oplas, bisa gitu rambutnya ikut2an berubah... tinggi badannya ikutan berubah, suara ikutan berubah... salah cast kayaknya... harusnya yang jadi Roo Na jangan Lim Ji Yeon, tapi aktris yg tingginya, yg rambutnya sama kek Lee So Yeon... jadi gk jomplang amat...

Ruby Ring Ep 10 Part 2

Sebelumnya...


Gyeong Min duduk melamun di kantin rumah sakit. Tak lama kemudian, Jin Hee datang membawakannya minuman. Jin Hee coba menenangkan Gyeong Min. Ia bilang, ‘Roo Bi’ akan baik-baik saja.


Lalu, ponsel Gyeong Min berbunyi. Ia pun terkejut mendengar kabar dari Gilja.


Sementara itu, Gilja kini sudah bersama Roo Na yang telah siuman. Tak lama kemudian, dokter datang dan langsung memeriksa Roo Na. Roo Na mencoba berbicara, tapi suaranya tak keluar. Dokter pun menjelaskan, pita suara Roo Na rusak akibat kecelakaan itu dan Roo Na tidak bisa berbicara untuk sementara waktu.

“Roo Bi-ya, kau mengenali ibu?” tanya Gilja.

“Jeong Roo Bi-ssi, kau sudah sadar?” tanya dokter.

Dokter mengatakan, Roo Na tidak akan bisa berbicara ataupun makan untuk sementara waktu.


Tak lama setelah dokter pergi, Gyeong Min pun datang bersama Jin Hee.

“Roo Bi sudah sadar?” tanya Gyeong Min.

Kemudian Chorim datang. Ia lega Roo Na sudah siuman.

“Jeong Roo Bi, kau melakukannya dengan baik.” Ucap Jin Hee.

“Roo Bi-ya.” Panggil Gyeong Min.

“Roo Bi-ya, mana yang sakit?” tanya Gilja.


Roo Na pun bingung, ia tidak mengerti kenapa semua orang memanggilnya Roo Bi. Ia mau bicara, kalau dirinya bukan Roo Bi, tapi suaranya tak bisa keluar. Roo Na pun mulai histeris saat ia menyentuh wajahnya yang diperban habis.

“Tidak, wajahku...”

Gyeong Min pun berusaha menenangkan Roo Na, “Roo Bi-ya, tenanglah.”

“Aku bukan Roo Bi, bodoh! Aku Roo Na, adik iparmu! Pergi! Pergi! Biarkan aku sendiri!”

Dokter akhirnya datang dan langsung menyuntikkan obat penenang.




Diluar, Gilja berusaha memberitahu Gyeong Min soal kehamilan ‘Roo Bi’ tapi tiba2, ponsel Gyeong Min berdering. Telepon dari sang ayah yang memberitahu mereka sudah tiba di rumah sakit.


Setelah Gyeong Min selesai bicara dengan ayahnya, Gilja kembali berusaha mengatakan kehamilan ‘Roo Bi’ tapi lagi-lagi gagal karena kedatangan orang tua Gyeong Min.

Tuan Bae pun memberitahu niatnya yang mau memindahkan Roo Bi ke rumah sakit di Seoul. Sontak Gilja kaget. Tak hanya itu, Tuan Bae juga mengatakan bahwa Roo Bi akan tetap menjadi menantunya.

Nyonya Park juga berkata, mereka akan membawa Roo Na juga. Gilja pun menangis. Ia tidak tahu bagaimana caranya membalas kebaikan orang tua Gyeong Min.


Chorim terkejut saat Gilja memberitahu tentang keluarga Gyeong Min yang akan membawa Roo Bi dan Roo Na ke Seoul. Gilja berkata, sebagai ibunya, ia juga harus ikut Seoul.

“Jika kau tidak bisa ikut denganku, aku akan pergi sendiri.” Ucap Gilja.

“Kau tidak boleh meninggalkanku disini sendiri.” Jawab Chorim.

“Tapi kau punya Dongpal.” Ucap Gilja.

“Eonni!”

“Dia lebih muda darimu dan belum menikah. Rubahlah pikiranmu sebelum terlambat. Tidak mudah menemukan pria seperti itu.” Ucap Gilja.


Adegan berpindah Roo Na yang baru sadar setelah disuntikkan obat penenang. Ia duduk di kasurnya dan menyentuh wajahnya yang diperban.

“Apa yang harus kulakukan! Wajahku adalah assetku!” teriaknya dalam hati.


Roo Na akhirnya melihat cincin Roo Bi di jarinya. Ia pun teringat apa yang dilakukannya pada Roo Bi sebelum kecelakaan. Ia mencopot paksa cincin Roo Bi serta melepaskan paksa dress yang dipakai Roo Bi.

Lalu, ia ingat kecelakaan itu.


“Apa yang terjadi pada Roo Bi? Apa dia mati? Eonni! Eonni-ya!” Roo Na mulai histeris. Ia menyalahkan dirinya atas kecelakaan itu.

Gyeong Min pun datang dan langsung memeluk Roo Na. Ia berusaha menenangkan Roo Na dan berkata, bahwa Roo Na memilikinya. Gyeong Min berjanji, akan tetap di sisi Roo Na sampai luka di wajah Roo Na benar-benar menghilang.

“Aku bukan Roo Bi!” batin Roo Na menjerit.

“Jangan cemaskan soal Roo Na. Aku akan mengurusnya juga. Aku pastikan kau dan Roo Na akan kembali seperti sedia kala.” Ucap Gyeong Min.

“Berarti Roo Bi masih hidup? Dia tidak mati? Lalu kenapa? Apa wajahnya tidak bisa dikenali?” batin Roo Na.


Gyeong Min lalu melepaskan pelukannya dan menatap Roo Na.

“Roo Bi, cepatlah sembuh agar kita bisa menikah.” Ucap Gyeong Min.

“Menikah? Denganku? Apa dia benar-benar berpikir aku Roo Bi? Ibu, Bibi Chorim dan yang lainnya juga?”

“Aku mencintaimu, Roo Bi-ya. Terima kasih sudah bertahan.” Ucap Gyeong Min, lalu kembali memeluk Roo Na.


Roo Na pun membalas pelukan Gyeong Min. Omo... dia mau mencuri hidup Roo Bi.


Gilja kemudian datang dan langsung menyuruh Gyeong Min pulang agar Gyeong Min bisa istirahat.


Setelah Gyeong Min pergi, Gilja pun memberitahu Roo Na bahwa Roo Na keguguran. Tangis Roo Na langsung pecah. Gilja lalu bertanya, apa Gyeong Min tahu soal kehamilan ‘Roo Bi’. Roo Na menggeleng. Gilja berkata, karena itu sudah terjadi, tidak ada gunanya memberitahu Gyeong Min.


Roo Na lalu mencoba bersuara. “Eon.. ni.” Ucapnya.

“Eonni?” tanya Gilja bingung. Ia pun mengambilkan pulpen dan kertas untuk Roo Na.

Roo Na menuliskan nama Roo Bi.

“Kau pasti masih linglung. Jeong Roo Bi, itu namamu.” Ucap Gilja.

Roo Na lantas menuliskan namanya sendiri.


“Roo Na? Dia masih di ruangan intensive. Dia dioperasi karena cedera parah di kepalanya tapi dia mungkin tidak akan pernah bangun. Dia mungkin akan meninggal.” Jawab Gilja.

Roo Na langsung menjerit, ia tak rela Roo Bi meninggal.


Sekarang, kita melihat Roo Na yang berdiri di depan jendela. Ia mengingat kata-kata Gyeong Min tadi saat Gyeong Min memeluknya. Ia juga ingat kata-kata ibunya tentang Roo Bi yang kemungkinan akan meninggal.

“Apa yang harus kulakukan? Semua orang mengira aku Roo Bi. Jika aku bisa menjalani transformasi... jika aku melakukannya, aku bisa menjalani hidupnya. Jika aku bisa melakukan itu.... tidak. Tidak mungkin. Apa kau gila, Jeong Roo Na? Tapi aku menginginkan hidup Roo Bi.”


Roo Na lantas pergi melihat kondisi Roo Bi.

“Mianata, Eonni. Takdir yang membuatku menyetir dan kita mengalami kecelakaan. Takdir yang membuat cincin ini ada di jariku. Kami tidak pernah tahu kapan kau akan bangun. Kau mungkin tidak akan pernah bangun. Jadi apa masalahnya jika adikmu mengambil tempatmu? Jika kau tidak ada lagi, orang lain akan mengambil tempatmu, jadi biarkan aku yang mengambil tempatmu.” Batin Roo Na.


Roo Na lalu keluar dari ruangan Roo Bi.

“Maafkan aku, Eonni-ya. Mulai sekarang, aku adalah Roo Bi. Aku Jeong Roo Bi!”