Sebelumnya...
Gyeong Min duduk melamun di kantin rumah sakit. Tak lama kemudian, Jin Hee datang membawakannya minuman. Jin Hee coba menenangkan Gyeong Min. Ia bilang, āRoo Biā akan baik-baik saja.
Sementara itu, Gilja kini sudah bersama Roo Na yang telah siuman. Tak lama kemudian, dokter datang dan langsung memeriksa Roo Na. Roo Na mencoba berbicara, tapi suaranya tak keluar. Dokter pun menjelaskan, pita suara Roo Na rusak akibat kecelakaan itu dan Roo Na tidak bisa berbicara untuk sementara waktu.
Diluar, Gilja berusaha memberitahu Gyeong Min soal kehamilan āRoo Biā tapi tiba2, ponsel Gyeong Min berdering. Telepon dari sang ayah yang memberitahu mereka sudah tiba di rumah sakit.
Setelah Gyeong Min selesai bicara dengan ayahnya, Gilja kembali berusaha mengatakan kehamilan āRoo Biā tapi lagi-lagi gagal karena kedatangan orang tua Gyeong Min.
Chorim terkejut saat Gilja memberitahu tentang keluarga Gyeong Min yang akan membawa Roo Bi dan Roo Na ke Seoul. Gilja berkata, sebagai ibunya, ia juga harus ikut Seoul.
Roo Na akhirnya melihat cincin Roo Bi di jarinya. Ia pun teringat apa yang dilakukannya pada Roo Bi sebelum kecelakaan. Ia mencopot paksa cincin Roo Bi serta melepaskan paksa dress yang dipakai Roo Bi.
Setelah Gyeong Min pergi, Gilja pun memberitahu Roo Na bahwa Roo Na keguguran. Tangis Roo Na langsung pecah. Gilja lalu bertanya, apa Gyeong Min tahu soal kehamilan āRoo Biā. Roo Na menggeleng. Gilja berkata, karena itu sudah terjadi, tidak ada gunanya memberitahu Gyeong Min.
āRoo Na? Dia masih di ruangan intensive. Dia dioperasi karena cedera parah di kepalanya tapi dia mungkin tidak akan pernah bangun. Dia mungkin akan meninggal.ā Jawab Gilja.
Gyeong Min duduk melamun di kantin rumah sakit. Tak lama kemudian, Jin Hee datang membawakannya minuman. Jin Hee coba menenangkan Gyeong Min. Ia bilang, āRoo Biā akan baik-baik saja.
Lalu,
ponsel Gyeong Min berbunyi. Ia pun terkejut mendengar kabar dari Gilja.
Sementara itu, Gilja kini sudah bersama Roo Na yang telah siuman. Tak lama kemudian, dokter datang dan langsung memeriksa Roo Na. Roo Na mencoba berbicara, tapi suaranya tak keluar. Dokter pun menjelaskan, pita suara Roo Na rusak akibat kecelakaan itu dan Roo Na tidak bisa berbicara untuk sementara waktu.
āRoo
Bi-ya, kau mengenali ibu?ā tanya Gilja.
āJeong
Roo Bi-ssi, kau sudah sadar?ā tanya dokter.
Dokter
mengatakan, Roo Na tidak akan bisa berbicara ataupun makan untuk sementara
waktu.
āRoo Bi
sudah sadar?ā tanya Gyeong Min.
Kemudian
Chorim datang. Ia lega Roo Na sudah siuman.
āJeong
Roo Bi, kau melakukannya dengan baik.ā Ucap Jin Hee.
āRoo
Bi-ya.ā Panggil Gyeong Min.
āRoo
Bi-ya, mana yang sakit?ā tanya Gilja.
Roo Na
pun bingung, ia tidak mengerti kenapa semua orang memanggilnya Roo Bi. Ia mau
bicara, kalau dirinya bukan Roo Bi, tapi suaranya tak bisa keluar. Roo Na pun
mulai histeris saat ia menyentuh wajahnya yang diperban habis.
āTidak,
wajahku...ā
Gyeong
Min pun berusaha menenangkan Roo Na, āRoo Bi-ya, tenanglah.ā
āAku
bukan Roo Bi, bodoh! Aku Roo Na, adik iparmu! Pergi! Pergi! Biarkan aku
sendiri!ā
Dokter
akhirnya datang dan langsung menyuntikkan obat penenang.
Diluar, Gilja berusaha memberitahu Gyeong Min soal kehamilan āRoo Biā tapi tiba2, ponsel Gyeong Min berdering. Telepon dari sang ayah yang memberitahu mereka sudah tiba di rumah sakit.
Setelah Gyeong Min selesai bicara dengan ayahnya, Gilja kembali berusaha mengatakan kehamilan āRoo Biā tapi lagi-lagi gagal karena kedatangan orang tua Gyeong Min.
Tuan
Bae pun memberitahu niatnya yang mau memindahkan Roo Bi ke rumah sakit di
Seoul. Sontak Gilja kaget. Tak hanya itu, Tuan Bae juga mengatakan bahwa Roo Bi
akan tetap menjadi menantunya.
Nyonya
Park juga berkata, mereka akan membawa Roo Na juga. Gilja pun menangis. Ia
tidak tahu bagaimana caranya membalas kebaikan orang tua Gyeong Min.
Chorim terkejut saat Gilja memberitahu tentang keluarga Gyeong Min yang akan membawa Roo Bi dan Roo Na ke Seoul. Gilja berkata, sebagai ibunya, ia juga harus ikut Seoul.
āJika
kau tidak bisa ikut denganku, aku akan pergi sendiri.ā Ucap Gilja.
āKau
tidak boleh meninggalkanku disini sendiri.ā Jawab Chorim.
āTapi
kau punya Dongpal.ā Ucap Gilja.
āEonni!ā
āDia
lebih muda darimu dan belum menikah. Rubahlah pikiranmu sebelum terlambat.
Tidak mudah menemukan pria seperti itu.ā Ucap Gilja.
Adegan
berpindah Roo Na yang baru sadar setelah disuntikkan obat penenang. Ia duduk di
kasurnya dan menyentuh wajahnya yang diperban.
āApa
yang harus kulakukan! Wajahku adalah assetku!ā teriaknya dalam hati.
Roo Na akhirnya melihat cincin Roo Bi di jarinya. Ia pun teringat apa yang dilakukannya pada Roo Bi sebelum kecelakaan. Ia mencopot paksa cincin Roo Bi serta melepaskan paksa dress yang dipakai Roo Bi.
Lalu,
ia ingat kecelakaan itu.
āApa
yang terjadi pada Roo Bi? Apa dia mati? Eonni! Eonni-ya!ā Roo Na mulai
histeris. Ia menyalahkan dirinya atas kecelakaan itu.
Gyeong
Min pun datang dan langsung memeluk Roo Na. Ia berusaha menenangkan Roo Na dan
berkata, bahwa Roo Na memilikinya. Gyeong Min berjanji, akan tetap di sisi Roo
Na sampai luka di wajah Roo Na benar-benar menghilang.
āAku
bukan Roo Bi!ā batin Roo Na menjerit.
āJangan
cemaskan soal Roo Na. Aku akan mengurusnya juga. Aku pastikan kau dan Roo Na
akan kembali seperti sedia kala.ā Ucap Gyeong Min.
āBerarti
Roo Bi masih hidup? Dia tidak mati? Lalu kenapa? Apa wajahnya tidak bisa
dikenali?ā batin Roo Na.
āRoo
Bi, cepatlah sembuh agar kita bisa menikah.ā Ucap Gyeong Min.
āMenikah?
Denganku? Apa dia benar-benar berpikir aku Roo Bi? Ibu, Bibi Chorim dan yang
lainnya juga?ā
āAku
mencintaimu, Roo Bi-ya. Terima kasih sudah bertahan.ā Ucap Gyeong Min, lalu
kembali memeluk Roo Na.
Roo Na
pun membalas pelukan Gyeong Min. Omo... dia mau mencuri hidup Roo Bi.
Gilja
kemudian datang dan langsung menyuruh Gyeong Min pulang agar Gyeong Min bisa
istirahat.
Setelah Gyeong Min pergi, Gilja pun memberitahu Roo Na bahwa Roo Na keguguran. Tangis Roo Na langsung pecah. Gilja lalu bertanya, apa Gyeong Min tahu soal kehamilan āRoo Biā. Roo Na menggeleng. Gilja berkata, karena itu sudah terjadi, tidak ada gunanya memberitahu Gyeong Min.
Roo Na
lalu mencoba bersuara. āEon.. ni.ā Ucapnya.
āEonni?ā
tanya Gilja bingung. Ia pun mengambilkan pulpen dan kertas untuk Roo Na.
Roo Na
menuliskan nama Roo Bi.
āKau
pasti masih linglung. Jeong Roo Bi, itu namamu.ā Ucap Gilja.
Roo Na
lantas menuliskan namanya sendiri.
āRoo Na? Dia masih di ruangan intensive. Dia dioperasi karena cedera parah di kepalanya tapi dia mungkin tidak akan pernah bangun. Dia mungkin akan meninggal.ā Jawab Gilja.
Roo Na
langsung menjerit, ia tak rela Roo Bi meninggal.
Sekarang,
kita melihat Roo Na yang berdiri di depan jendela. Ia mengingat kata-kata
Gyeong Min tadi saat Gyeong Min memeluknya. Ia juga ingat kata-kata ibunya
tentang Roo Bi yang kemungkinan akan meninggal.
āApa
yang harus kulakukan? Semua orang mengira aku Roo Bi. Jika aku bisa menjalani
transformasi... jika aku melakukannya, aku bisa menjalani hidupnya. Jika aku
bisa melakukan itu.... tidak. Tidak mungkin. Apa kau gila, Jeong Roo Na? Tapi
aku menginginkan hidup Roo Bi.ā
āMianata,
Eonni. Takdir yang membuatku menyetir dan kita mengalami kecelakaan. Takdir
yang membuat cincin ini ada di jariku. Kami tidak pernah tahu kapan kau akan
bangun. Kau mungkin tidak akan pernah bangun. Jadi apa masalahnya jika adikmu
mengambil tempatmu? Jika kau tidak ada lagi, orang lain akan mengambil
tempatmu, jadi biarkan aku yang mengambil tempatmu.ā Batin Roo Na.
Roo Na
lalu keluar dari ruangan Roo Bi.
āMaafkan
aku, Eonni-ya. Mulai sekarang, aku adalah Roo Bi. Aku Jeong Roo Bi!ā
Comments
Post a Comment