.

Ruby Ring Ep 10 Part 2

Sebelumnya...


Gyeong Min duduk melamun di kantin rumah sakit. Tak lama kemudian, Jin Hee datang membawakannya minuman. Jin Hee coba menenangkan Gyeong Min. Ia bilang, ‘Roo Bi’ akan baik-baik saja.


Lalu, ponsel Gyeong Min berbunyi. Ia pun terkejut mendengar kabar dari Gilja.


Sementara itu, Gilja kini sudah bersama Roo Na yang telah siuman. Tak lama kemudian, dokter datang dan langsung memeriksa Roo Na. Roo Na mencoba berbicara, tapi suaranya tak keluar. Dokter pun menjelaskan, pita suara Roo Na rusak akibat kecelakaan itu dan Roo Na tidak bisa berbicara untuk sementara waktu.

“Roo Bi-ya, kau mengenali ibu?” tanya Gilja.

“Jeong Roo Bi-ssi, kau sudah sadar?” tanya dokter.

Dokter mengatakan, Roo Na tidak akan bisa berbicara ataupun makan untuk sementara waktu.


Tak lama setelah dokter pergi, Gyeong Min pun datang bersama Jin Hee.

“Roo Bi sudah sadar?” tanya Gyeong Min.

Kemudian Chorim datang. Ia lega Roo Na sudah siuman.

“Jeong Roo Bi, kau melakukannya dengan baik.” Ucap Jin Hee.

“Roo Bi-ya.” Panggil Gyeong Min.

“Roo Bi-ya, mana yang sakit?” tanya Gilja.


Roo Na pun bingung, ia tidak mengerti kenapa semua orang memanggilnya Roo Bi. Ia mau bicara, kalau dirinya bukan Roo Bi, tapi suaranya tak bisa keluar. Roo Na pun mulai histeris saat ia menyentuh wajahnya yang diperban habis.

“Tidak, wajahku...”

Gyeong Min pun berusaha menenangkan Roo Na, “Roo Bi-ya, tenanglah.”

“Aku bukan Roo Bi, bodoh! Aku Roo Na, adik iparmu! Pergi! Pergi! Biarkan aku sendiri!”

Dokter akhirnya datang dan langsung menyuntikkan obat penenang.




Diluar, Gilja berusaha memberitahu Gyeong Min soal kehamilan ‘Roo Bi’ tapi tiba2, ponsel Gyeong Min berdering. Telepon dari sang ayah yang memberitahu mereka sudah tiba di rumah sakit.


Setelah Gyeong Min selesai bicara dengan ayahnya, Gilja kembali berusaha mengatakan kehamilan ‘Roo Bi’ tapi lagi-lagi gagal karena kedatangan orang tua Gyeong Min.

Tuan Bae pun memberitahu niatnya yang mau memindahkan Roo Bi ke rumah sakit di Seoul. Sontak Gilja kaget. Tak hanya itu, Tuan Bae juga mengatakan bahwa Roo Bi akan tetap menjadi menantunya.

Nyonya Park juga berkata, mereka akan membawa Roo Na juga. Gilja pun menangis. Ia tidak tahu bagaimana caranya membalas kebaikan orang tua Gyeong Min.


Chorim terkejut saat Gilja memberitahu tentang keluarga Gyeong Min yang akan membawa Roo Bi dan Roo Na ke Seoul. Gilja berkata, sebagai ibunya, ia juga harus ikut Seoul.

“Jika kau tidak bisa ikut denganku, aku akan pergi sendiri.” Ucap Gilja.

“Kau tidak boleh meninggalkanku disini sendiri.” Jawab Chorim.

“Tapi kau punya Dongpal.” Ucap Gilja.

“Eonni!”

“Dia lebih muda darimu dan belum menikah. Rubahlah pikiranmu sebelum terlambat. Tidak mudah menemukan pria seperti itu.” Ucap Gilja.


Adegan berpindah Roo Na yang baru sadar setelah disuntikkan obat penenang. Ia duduk di kasurnya dan menyentuh wajahnya yang diperban.

“Apa yang harus kulakukan! Wajahku adalah assetku!” teriaknya dalam hati.


Roo Na akhirnya melihat cincin Roo Bi di jarinya. Ia pun teringat apa yang dilakukannya pada Roo Bi sebelum kecelakaan. Ia mencopot paksa cincin Roo Bi serta melepaskan paksa dress yang dipakai Roo Bi.

Lalu, ia ingat kecelakaan itu.


“Apa yang terjadi pada Roo Bi? Apa dia mati? Eonni! Eonni-ya!” Roo Na mulai histeris. Ia menyalahkan dirinya atas kecelakaan itu.

Gyeong Min pun datang dan langsung memeluk Roo Na. Ia berusaha menenangkan Roo Na dan berkata, bahwa Roo Na memilikinya. Gyeong Min berjanji, akan tetap di sisi Roo Na sampai luka di wajah Roo Na benar-benar menghilang.

“Aku bukan Roo Bi!” batin Roo Na menjerit.

“Jangan cemaskan soal Roo Na. Aku akan mengurusnya juga. Aku pastikan kau dan Roo Na akan kembali seperti sedia kala.” Ucap Gyeong Min.

“Berarti Roo Bi masih hidup? Dia tidak mati? Lalu kenapa? Apa wajahnya tidak bisa dikenali?” batin Roo Na.


Gyeong Min lalu melepaskan pelukannya dan menatap Roo Na.

“Roo Bi, cepatlah sembuh agar kita bisa menikah.” Ucap Gyeong Min.

“Menikah? Denganku? Apa dia benar-benar berpikir aku Roo Bi? Ibu, Bibi Chorim dan yang lainnya juga?”

“Aku mencintaimu, Roo Bi-ya. Terima kasih sudah bertahan.” Ucap Gyeong Min, lalu kembali memeluk Roo Na.


Roo Na pun membalas pelukan Gyeong Min. Omo... dia mau mencuri hidup Roo Bi.


Gilja kemudian datang dan langsung menyuruh Gyeong Min pulang agar Gyeong Min bisa istirahat.


Setelah Gyeong Min pergi, Gilja pun memberitahu Roo Na bahwa Roo Na keguguran. Tangis Roo Na langsung pecah. Gilja lalu bertanya, apa Gyeong Min tahu soal kehamilan ‘Roo Bi’. Roo Na menggeleng. Gilja berkata, karena itu sudah terjadi, tidak ada gunanya memberitahu Gyeong Min.


Roo Na lalu mencoba bersuara. “Eon.. ni.” Ucapnya.

“Eonni?” tanya Gilja bingung. Ia pun mengambilkan pulpen dan kertas untuk Roo Na.

Roo Na menuliskan nama Roo Bi.

“Kau pasti masih linglung. Jeong Roo Bi, itu namamu.” Ucap Gilja.

Roo Na lantas menuliskan namanya sendiri.


“Roo Na? Dia masih di ruangan intensive. Dia dioperasi karena cedera parah di kepalanya tapi dia mungkin tidak akan pernah bangun. Dia mungkin akan meninggal.” Jawab Gilja.

Roo Na langsung menjerit, ia tak rela Roo Bi meninggal.


Sekarang, kita melihat Roo Na yang berdiri di depan jendela. Ia mengingat kata-kata Gyeong Min tadi saat Gyeong Min memeluknya. Ia juga ingat kata-kata ibunya tentang Roo Bi yang kemungkinan akan meninggal.

“Apa yang harus kulakukan? Semua orang mengira aku Roo Bi. Jika aku bisa menjalani transformasi... jika aku melakukannya, aku bisa menjalani hidupnya. Jika aku bisa melakukan itu.... tidak. Tidak mungkin. Apa kau gila, Jeong Roo Na? Tapi aku menginginkan hidup Roo Bi.”


Roo Na lantas pergi melihat kondisi Roo Bi.

“Mianata, Eonni. Takdir yang membuatku menyetir dan kita mengalami kecelakaan. Takdir yang membuat cincin ini ada di jariku. Kami tidak pernah tahu kapan kau akan bangun. Kau mungkin tidak akan pernah bangun. Jadi apa masalahnya jika adikmu mengambil tempatmu? Jika kau tidak ada lagi, orang lain akan mengambil tempatmu, jadi biarkan aku yang mengambil tempatmu.” Batin Roo Na.


Roo Na lalu keluar dari ruangan Roo Bi.

“Maafkan aku, Eonni-ya. Mulai sekarang, aku adalah Roo Bi. Aku Jeong Roo Bi!”


Post a Comment

0 Comments