• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Hide and Seek Ep 4 Part 3

Sebelumnya...


Keesokan harinya, Jae Sang mengunjungi lokasi konstruksi bersama ayahnya.

Ia pun kembali menyombongkan dirinya dengan berkata, bahwa ia sudah memecat para pekerja yang tersisa dan akan segera merekrut pegawai baru.

Tapi Presdir Moon melihat kerumunan para pekerja.

Jae Sang yang kaget, langsung menghalau mereka.

"Siapa yang menyuruh kalian berkumpul disini?" tanya Jae Sang.

"Ketua Pelaksana yang menyuruh kami datang."

"Pria itu sudah dipecat!" jawab Jae Sung.

Para pekerja pun tertawa mendengarnya.

"Kalian tidak mendengarku? Ketua Pelaksana atau siapa pun namanya, dia sudah dipecat mulai hari ini.


"Kau tidak bisa melakukan itu!" teriak seseorang.

Orang itu pun muncul. Dia si Ketua Pelaksana yang harus berjalan menggunakan tongkat akibat dilemparkan ke dalam lubang galian tadi malam oleh Jae Sang.

Jae Sang sontak terkejut dan ia langsung meminta Eun Hyuk menjelaskan hal itu.

"Bagaimana rasanya melihat orang mati? Aku tipe orang yang akan mengakhirinya begitu memulai sesuatu entah itu pembangunan atau perkelahian." ucap pria itu.


Kesal, Jae Sang pun langsung mengajak pria itu berkelahi.

Tepat saat itu, Chae Rin muncul dan menyuruh mereka kembali bekerja.

Para pekerja pun menuruti perintah Chae Rin.


Jae Sang marah. Ia kembali mencengkram kerah baju pria itu dan menantangnya berkelahi.

Melihat perkelahian itu, Presdir Moon langsung berteriak menyuruh putranya berhenti.


Di ruangannya, Presdir Moon bertanya bagaimana cara Chae Rin membujuk pria itu.

Dan, flashback.. Chae Rin mengingat apa yang dia lakukan setelah menolong pria itu keluar dari dalam lubang galian.


Chae Rin mengajak pria itu makan. Dan pria itu berkata bahwa dia tidak akan berubah pikiran. Ia akan menghubungi surat kabar dan mengatakan pada mereka bagaimana busuknya Jae Sang.

Chae Rin dengan wajah dingin menyuruh pria itu melakukannya. Ia bahkan menyodorkan ponselnya.

"Hubungi surat kabar Daehan, Harian Chunha dan Harian hangang." suruh Chae Rin.

"Kau serius? Jangan sampai kau menyesal nanti." jawab pria itu lalu mengambil ponsel Chae Rin.

 "Mereka akan berhenti setelah membuat keributan sedikit. Namun tidak bagimu. Kau tidak akan pernah bisa lagi bekerja di pembangunan. Taesan tidak akan melepaskanmu." ucap Chae Rin.

"Aku tidak peduli." jawab pria itu.

"Kalau begitu lakukan dan kuharap kau tidak menyesal." ucap Chae Rin, lalu bangkit dari duduknya.

"Kau menyesal  sudah menyelamatkanku?" tanya pria itu.

"Aku juga tidak menyesalinya." jawab Chae Rin.

Flashback end...


"Kami memakan gukbap dan makgeolli. Itu saja." ucap Chae Rin.

"Aku tidak percaya." jawab Jae Sang.

"Aku menjanjikan beberapa perbaikan dalam kondisi bekerja mereka. Mereka mau kita menyesuaikan jam kerja, kesejahteraan, dan berjanji tidak memperlakukan mereka dengan buruk." ucap Chae Rin.

"Siapa kau beraninya berjanji tanpa izin pimpinan? Mereka akan terus menuntut jika kau mendengarkan mereka." jawab Jae Sang.



"Anda tahu kita tidak punya cara lain, Pimpinan. Ada perjanjian tertulis bahwa mereka tidak akan menyebarkan perilaku buruk ini ke media." ucap Chae Rin.

Chae Rin pun langsung menunjukkan surat pernyataan tertulis para pekerja.

Jae Sang terdiam membacanya.

Chae Rin pun menagih janji Presdir Moon. Presdir Moon berkata, mereka akan membicarakan hal itu setelah ia mencicipi masakan Chae Rin.




Chae Rin langsung menemui ayahnya. Ia berkata, bahwa Presdir Moon akan mengizinkannya kembali ke Makepacific.

Sang ayah pun senang mendengarnya.

Presdir Min juga berkata, bahwa dirinya sebenarnya ingin Chae Rin sering-sering berkunjung ke rumah.

"Tapi kau tahu kan aku harus merawatmu diam-diam." ucap Presdir Min.

"Aku tahu perasaan ayah. Jangan pikirkan itu." jawab Chae Rin.

"Terima kasih untuk pengertianmu." ucap Presdir Min.


Presdir Min lantas bertanya, apa Chae Rin bahagia menjalani pernikahan dengan Jae Sang.

Mendengar itu, Chae Rin langsung menangis. Chae Rin mengaku, itu kali pertama ada yang menanyakan apakah ia bahagia atau tidak.

"Itu bukan hal besar." ucap Presdir Min.

Presdir Min lalu menggenggam tangan Chae Rin.

"Kau harus bahagia." ucap Presdir Min.

"Maka janjikan aku satu hal. Bahkan jika Soo A kembali, tetaplah menjadi ayahku." pinta Chae Rin.

"Bahkan meski Soo A kembali, aku akan menjadi ayah yang adil bagi kalian berdua." jawab Presdir Min.


Chae Rin langsung tersenyum mendengarnya.


Chae Rin kemudian pamit. Ia berkata, harus membuatkan hidangan yang lezat untuk ayah mertuanya. Ia bahkan menunjukkan belanjaannya.

Presdir Min tertawa melihatnya.

*Senang sekali melihat sweet scene ayah dan anak ini. Ku jatuh cinta chemistry mereka sejak di The Promise, tapi di drama itu, sama sekali gak ada sweet scene mereka. Ada nya Mbak Yoo Ri nya malah benci banget sama ayahnya. Nanti sy juga akan coba nulis sinopsis The Promise.


Saat makan malam, Chae Rin menagih janji Presdir Moon yang akan membiarkannya bekerja lagi di Makepacific, tapi Presdir Moon malah memberinya hadiah kartu keanggotan kelas memasak.


Sontak, Jae Sang tertawa mendengarnya.

"Tapi ayah sudah berjanji akan membiarkanku kembali bekerja setelah masalahnya selesai." ucap Chae Rin.

"Aku akan membangun restoran untukmu, jadi berlatih lah yang rajin." jawab Presdir Moon.

"Pimpinan!"

"Kau pikir aku tidak tahu kau sengaja memancingnya agar kau bisa mendapatkan kesempatan dari itu? Ini sesuai dengan pepatah,  satu orang menabur dan yang lain menuai." jawab Presdir Moon.

"Aku tidak pernah menabur." ucap Jae Sang.

"Dasar anak bodoh!" jawab Presdir Moon.


"Kau menjadikan suamimu pecundang dengan rencana licikmu dan mencoba membohongiku. Apa itu menyenangkan?" tanya Presdir Moon.

Presdir Moon bahkan berusaha melempar Chae Rin dengan piring. Ia juga mengancam akan menghentikan suntikan dananya ke Makepacific jika Chae Rin terus bertingkah seperti itu.

Sontak, Chae Rin langsung kesal.


Keesokan harinya, Chae Rin tengah menuju suatu tempat diantar Eun Hyuk.

Chae Rin meremas kartu keanggotan itu dan menyadari bahwa Presdir Moon tidak berniat menepati janji sejak awal.

Lalu ia menerima telepon dari seketaris ayahnya. Ia pun kaget.


Chae Rin langsung ke pabrik mereka. Di sana juga ada ayahnya.

Sang ayah berkata, bahwa Myungsoo Chemistry berhenti memasok bahan kimia pada mereka.

"Pak Song bukan orang seperti ini." ucap sang ayah.

"Aku akan mengurusnya. Bersiaplah mengaktifkan kembali lini produksi." jawab Chae Rin, lalu pergi.

Sang ayah pun cemas, "Chae Rin-ah!"


Chae Rin menyuruh Eun Hyuk mengantarnya ke Myungsoo Chemistry. Tapi Eun Hyuk menyuruh Chae Rin ke kelas memasak.

Chae Rin pun memutuskan pergi sendiri.

Sadar tidak ada yang bisa menghalangi Chae Rin, Eun Hyuk pun menyuruh Chae Rin masuk ke mobil.


Chae Rin menemui Pak Song. Pak Song berkata, bahwa subkontraktornya telah berhenti memasok barang.

"Dimana perusahaan itu? Biar aku yang bicara. Apakah Pak Choi dalangnya? Dia memutus semua perusahaan kecuali Myungsoo Chemistry untuk memojokkan kami di saat terakhir. Dimana dia?" pinta Chae Rin.

"Aku tidak tahu."

"Tolong katakan. Jika aku tidak menyelesaikannya sekarang, perusahaan kami akan tutup. Kau tahu artinya, kan? Perusahaan kami akan bangkrut dan subkontraktor akan mengikuti kami." jawab Chae Rin.

"Dia ada di Sauna Myungin." ucap Pak Song.


Tapi sayangnya, Pak Choi tidak ada di sana. Eun Hyuk pun mengajak Chae Rin ke kantor Pak Choi untuk mencari petunjuk.


Chae Rin mau langsung turun setibanya di sana, tapi Eun Hyuk menahannya.

"Yeogi." ucap Eun Hyuk.

"Itu seketaris pribadinya." jawab Chae Rin.


Eun Hyuk dan Chae Rin pun saling menatap.

Lalu mereka bergegas mengikuti seketaris Pak Choi.


Seketaris Pak Choi mampir ke toserba dan membeli beberapa barang kebutuhan pria.

Eun Hyuk diam-diam mengawasinya.


Mereka lalu melihat seketaris Pak Choi masuk ke tempat pemandian umum.

Tapi Chae Rin tidak percaya Pak Choi ada di sana. Ia mengajak Eun Hyuk ke tempat lain. Tapi Eun Hyuk menahannya.

"Kau pasti tidak tahu dia orang seperti apa.  Dia hanya pergi ke sauna bintang lima." ucap Chae Rin.

"Aku yakin dia ada di dalam. Percayalah padaku." jawab Eun Hyuk, lalu mengajak Chae Rin masuk.


Dan benar saja. Pak Choi memang di sana.

Eun Hyuk melihat seketaris Pak Choi memberikan barang-barang di toserba tadi pada si pemilik sauna.

Setelah seketaris Pak Choi pergi, Eun Hyuk langsung mengambil bungkusan hitam itu dan berkata akan memberikannya langsung pada Pak Choi.

Ia juga meminta pemilik sauna berhenti menerima pelanggan selama 1 jam.


Di sauna, Pak Choi dkk sedang menertawakan Chae Rin.

"Dia menggila saat berada di ruangan Pak Song. Dia menjadi gila kalau menyangkut perusahaannya."

Rupanya, Pak Song sempat memberitahukan kedatangan Chae Rin pada Pak Choi.


Si pemilik menutup sauna nya setelah disogok Eun Hyuk

Eun Hyuk masuk duluan ke dalam. Ia menyuruh para pria yang ada di ruangan ganti pergi dan berjanji akan membayar biaya sauna mereka.

Ia juga melemparkan handuk dan menghitung sampai lima.


Tapi para pria itu tidak mengindahkan ucapan Eun Hyuk.

Chae Rin pun menerobos masuk ke dalam setelah hitungan kelima.

Sontak lah, para pria itu panik dan buru-buru memakai celana mereka. LOL LOL


Di dalam sauna, Pak Choi dkk masih menertawakan Chae Rin. Ia yakin, Chae Rin tidak akan mungkin muncul di sana.

Tepat saat itu, Chae Rin menerobos masuk ke dalam.

Pak Choi dkk sontak kaget.

Chae Rin juga menyapa teman-temannya Pak Choi.

Teman-teman Pak Choi pun langsung pergi meninggalkan Pak Choi karena takut.


Setelah teman-teman Pak Choi pergi, Eun Hyuk langsung mengunci ruangan itu dari luar agar Pak Choi tidak kabur.

"Akan kubiarkan kau pergi setelah kau memberitahuku yang sebenarnya." ucap Chae Rin.

Pak Choi pun mengancam akan bugil di depan Chae Rin jika Chae Rin tidak pergi.


Dan Chae Rin dengan datarnya menyuruh Pak Choi melakukan itu.

Pak Choi menggertak Chae Rin. Tapi Chae Rin tidak bergeming sedikit pun.

Pak Choi pun akhirnya hanya bisa tertuduk seperti orang bodoh.

"Aku tidak akan membuka mulutku." ucap Pak Choi.

"Maka aku tidak punya pilihan lain. Suhu di ruangan ini akan semakin meningkat. Jika kau mau merasakan panasnya, kau harus segera melakukannya." jawab Chae Rin.

Chae Rin meletakkan tasnya dan membuka sedikit bajunya. Sontak Pak Choi kaget.


Eun Hyuk menyogok si pemilik sauna untuk meningkat suhu ruangan.

Pak Choi dan Chae Rin mulai kepanasan. Tapi Pak Choi tetap saja tidak mau memberitahunya siapa yang mengguncang Makepacific.

Suhu ruangan pun semakin bertambah.


Pak Choi berteriak-teriak minta dibukakan pintu. Tepat saat itu, Eun Hyuk datang.

Chae Rin pun menggeleng, melarang Eun Hyuk membukanya.


Pak Choi pun akhirnya tumbang.

Chae Rin yang sekujur tubuhnya mulai memerah pun langsung menyalakan alat perekamnya.

Ia bertanya, siapa yang menyuap Pak Choi.

"Suamimu. Moon Jae Sang Sajang."


Sontak Chae Rin syok.

Eun Hyuk langsung membukakan pintu setelah Pak Choi mengaku.


Chae Rin dengan tubuh lemas pun menunjukkan rekaman itu pada Eun Hyuk.

Tak lama kemudian, Chae Rin jatuh pingsan. Eun Hyuk langsung menangkapnya.

"Bu Min..." Eun Hyuk mencoba menyadarkan Chae Rin.


Sekarang, mereka sedang dalam perjalanan. Chae Rin akhirnya bangun. Eun Hyuk mengajak Chae Rin ke RS. Tapi Chae Rin menolak dan mengajaknya bertemu Presdir Moon.

"Kau harus diinfus." ucap Eun Hyuk.

Chae Rin pun menyuruh Eun Hyuk berhenti.

"Aku tidak punya waktu bermalas-malasan menemui dokter." ucap Chae Rin.

"Apa kau tahu, kau wanita ceroboh?" jawab Eun Hyuk.


Eun Hyuk lantas membuka penutup cermin di mobil.

"Kau ingin menemui pimpinan dengan wajah seperti itu?" tanya Eun Hyuk.

Chae Rin pun terdiam melihat wajahnya.


Eun Hyuk lantas membawa Chae Rin ke sungai Han.

Eun Hyuk mengoleskan salep pada kulit Chae Rin yang memerah.

"Rumah sakit jiwa, permainan pewaris, lokasi pembangunan dan sauna pria. Berikutnya apa? Aku bahkan tidak bisa membayangkan kenapa kau melakukan semua ini." ucap Eun Hyuk.

"Lalu kau sendiri, kenapa kau membohongi Pimpinan dan Moon Jae Sang?" tanya Chae Rin.

"Aku tidak sepertimu. Setidaknya, aku tidak merusak diriku demi keluargaku." jawab Eun Hyuk.

"Bukankah sudah kubilang? Orang-orang sepertimu yang punya orang tua secara gratis tidak akan pernah memahamiku. Bagaimana bisa saat mereka punya orang tua yang siap menyayangi?" ucap Chae Rin.

"Ada orang yang memiliki orang tua tapi lebih buruk dari yatim piatu. Mereka pikir dunia akan lebih baik tanpa orang tua. Mereka ingin menarik semua darah dari tubuh mereka. Mereka ingin mengganti nama belakang. Mereka ingin menghapus fakta bahwa mereka punya keluarga. Beberapa orang punya orang tua semacam itu. Aku memahamimu." jawab Eun Hyuk.

Mendengar itu, Chae Rin pun reflek membelai kepala Eun Hyuk.

Eun Hyuk tertegun menatap Chae Rin.


Esok harinya, Chae Rin membawakan obat untuk Presdir Moon.

"Apa ini?" tanya Presdir Moon.

"Itu racun. Habiskanlah." jawab Chae Rin.

"Kini kau ingin memberiku racun? Kau merasa aku sebegitu bersalahnya?" tanya Presdir Moon.

"Inir racun yang bagus untuk kesehatan anda. Ini dari ular yang ditangkap di pegunungan tinggi.  Ini akan bagus untuk kesehatan anda." jawab Chae Rin.

Presdir Moon pun meminumnya.


Chae Rin lantas menunjukkan alat perekamnya dan mengajak Presdir Moon mendengarkan kisah menarik.

Jae Sang tiba-tiba menerobos masuk. Chae Rin juga mengajaknya mendengar kisah menarik itu.

"Aku khawatir, Pimpinan. Bukan, tapi ayah. Sebagai menantu Grup Taesan, haruskah kubiarkan ini tanpa memberitahu siapapun? Atau haruskah kubiarkan orang-orang tahu sebagai putri Min Joon Sik?" tanya Chae Rin.

"Beraninya kau memanggilnya ayah. Aku saja tidak berani." protes Jae Sang.

"Bagaimana ayah?" tanya Chae Rin.


"Aku tidak mengerti maksudmu." jawab Presdir Moon.

"Pasokan bahan kimia. Jika itu kembali normal, aku juga akan membiarkan hal ini." ucap Chae Rin.

"Aku tidak tahu kenapa kau memberitahuku ini." jawab Presdir Moon.

"Kupikir ayah tahu." ucap Chae Rin.


Chae Rin lantas bangkit dan mengambil kembali alat perekamnya tapi Presdir Moon menyuruh Chae Rin meninggalkan alat perekam itu di sana.

Chae Rin pun tersenyum puas.


Di ruang rahasianya, Presdir Moon dan Jae Sang sama-sama mendengarkan rekaman itu.

Presdir Moon pun terpaksa menyuruh Jae Sang memberitahu Pak Choi untuk memasok bahan kimia lagi dengan harga normal.


Presdir Min baru menerima kabar dari Pak Choi kalau ia akan memasok bahan kimia di harga normal.

Do Hoon pun mengajak Presdir Min membuat kesepakatan dan meminta kompensasi untuk kerusakan yang disebabkan Youngjae Chemistry.

"Kita biarkan saja dulu. Pak Choi lebih tahu tentang produk kita lebih dari siapapun." jawab Presdir Min.

"Anda sungguh tidak masalah?" tanya Do Hoon.

"Ini demi perusahaan. Perusahaan harus segera stabil untuk mengembalikan uang pendanaan Grup Taesan." jawab Presdir Min.


Chae Rin lantas menghubungi ayahnya. Ia mengaku sangat khawatir pada awalnya.


Presdir Moon membuka brankasnya dan mengambil dokumen proyek merger perusahaannya dengan Makepacific.

Dia pun berencana melakukan sesuatu yang bisa menyulitkan Makepacific dan ingin melihat bagaimana Chae Rin bisa mengatasinya.


Chae Rin sendiri sedang memegang sebuah kartu memori.


Hari pernikahan Eun Hyuk dan Yeon Joo tiba.

Jae Sang kesal karena harus menghadiri acara itu.

"Kenapa? Kau merasa bersalah soal Pak Choi?" tanya Chae Rin.

"Sudah kubilang, aku tidak mengenal Pak Choi atau siapapun itu. Kurasa di menjebakku." rengek Jae Sang.

"Kalau begitu tenanglah." jawab Chae Rin.


Di sebuah ruangan, Eun Hyuk dan Yeon Joo sedang berfoto sebagai pengantin.

Ketika mereka hendak mengambil foto keluarga, Eun Hyuk dihubungi seseorang.


Eun Hyuk langsung pergi.

Ia menghampiri Chae Rin dan Jae Sang.

Jae Sang memberikan Eun Hyuk uang sebagai hadiah pernikahan.

Ia juga kesal karena harus menghadiri pernikahan sopirnya.

Ponsel Jae Sang berdering. Jae Sang pun langsung pergi.


Setelah Jae Sang pergi, Eun Hyuk dan Chae Rin bicara. Chae Rin bertanya, kenapa Eun Hyuk tidak bilang kalau punya pacar.

"Jika kuberitahu, akankah mengubah situasinya?" tanya Eun Hyuk.

"Setidaknya aku tidak akan merasa dibohongi." jawab Chae Rin.


Di ruangannya, Yeon Joo heran kenapa Eun Hyuk lama sekali.


Eun Hyuk masih bicara dengan Chae Rin.

"Hiduplah bahagia dengan wanita yang tidak terlalu baik dan tidak terlalu buruk untukmu." ucap Chae Rin.

"Kau sungguh-sungguh?" tanya Eun Hyuk.

"Bagaimana jika tidak?"

"Jika aku berharap kau tidak sungguh-sungguh, akankah kau mengakuinya?"

Sontak, Chae Rin kaget mendengar pertanyaan Eun Hyuk.

"Aku sungguh-sungguh. Selamat atas pernikahanmu."

"Maka aku harus berterima kasih dan menerima ucapan selamatmu." jawab Eun Hyuk.


Chae Rin lantas mengembalikan kartu memori itu pada Eun Hyuk. Kartu memori itu adalah kartu memori dari alat pelacak milik Eun Hyuk.

Chae Rin mengaku, dia tidak akan menghalangi apapun yang coba dilakukan Eun Hyuk pada Tae San.


Setelah mengatakan itu, Chae Rin hendak pergi tapi Eun Hyuk malah menariknya dan membawanya ke tempat lain.

Tepat saat itu, Yeon Joo keluar dari ruangan dan melihat Eun Hyuk pergi dengan wanita lain.


Eun Hyuk mengaku, bahwa dia tidak akan berpura-pura lagi meski ia mendapat kritikan.

Chae Rin bertanya, apa yang mau dilakukan Eun Hyuk sampai Eun Hyuk berkata seserius itu.

"Aku ingin tahu siapa Min Chae Rin. Apa artinya dia bagiku." jawab Eun Hyuk.

"Kau gila?" tanya Chae Rin kaget.

Tak lama kemudian, Eun Hyuk pun mencium Chae Rin.


Yeon Joo melihatnya dari kejauhan.

Sementara Chae Rin berusaha melepaskan dirinya dari Eun Hyuk.

Yeon Joo syok.


Bersambung...........

Hide and Seek Ep 4 Part 2

Sebelumnya...


Part yang ini dibuka dengan Nyonya Park yang membicarakan soal Yeon Joo pada Kepala Pelayan Kim.

"Jadi namanya Ha Yeon Joo, dia seorang penjual keliling."

"Anda masih memikirkannya?" tanya Bu Kim (ah mulai hari ini kita panggil Bu Kim saja ya, kepanjangan kalau nyebutnya Kepala Pelayan Kim).

"Bukankah itu aneh? Bagaimana dia bisa tahu letak kamar Soo A? Bahkan pembantu kita saja tidak tahu." jawab Nyonya Park.

"Itu hanya kebetulan." ucap Bu Kim.

Tapi Nyonya Park yakin itu bukan kebetulan. Hanya Soo A yang tahu kamar itu.

Lalu ia meminta bantuan Bu Kim agar bisa keluar dari rumah. Ia mengaku, harus memastikan beberapa hal pada Yeon Joo.

"Tolong jangan katakan ini pada ibuku. Aku meminta bantuanmu sebagai teman, bukan atasanmu." pinta Nyonya Park.

Bu Kim pun membantu Nyonya Park.


Nyonya Park bertemu Yeon Joo di kafe.

"Kau pasti terkejut kan aku mengajakmu bertemu secara mendadak. Maaf atas kejadian tempo hari, aku sangat gelisah. Maaf karena aku kasar kepada orang yang belum pernah kutemui."

"Tapi itu bukan kali pertama kita bertemu. Aku pernah melihat anda di toko gaun pengantin. Anda kasar kepada ibuku saat itu." jawab Yeon Joo.

"Aku benar-benar minta maaf. Bisakah kau menyampaikan permintaan maafku pada ibumu?" ucap Nyonya Park.

"Akan kulakukan." jawab Yeon Joo.

"Alasanku mengajakmu bertemu hari ini, karena aku ingin..."


"Menanyakan bagaimana aku tahu tentang kamar di lantai dua?"

"Benar." jawab Nyonya Park.

"Aku sudah memberitahu anda. Itu kebetulan." ucap Yeon Joo.

"Bagaimana mungkin itu kebetulan? Hanya keluarga yang tahu itu kamar Soo A." jawab Nyonya Park.

"Apa Soo A adalah putrimu?" tanya Yeon Joo.

"Dia putriku yang hilang dan tidak pernah kulupakan selama 20 tahun. Mungkinkah kau adalah..."

"Tidak mungkin. Aku putri ibuku. Mereka bilang aku mirip ibuku dari kepala sampai kaki."


"Jadi maksudmu dia adalah ibu kandungmu? Tapi masih ada kemungkinan."

Mendengar itu, Yeon Joo marah dan menyuruh Nyonya Park memeriksakan diri ke dokter.

Yeon Joo lantas pergi meninggalkan Nyonya Park.


Di kamarnya, Chae Rin sedang memikirkan cara untuk membujuk para karyawan Taesan agar mau kembali bekerja.

Ia bertanya-tanya, apakah ada cara lain.

Ponselnya lalu berdering. Telepon dari Yeon Joo.


Dan mereka pun bertemu di kafe. Yeon Joo berkata, meja yang mereka duduki adalah meja tempat ia dan Nyonya Park bertemu.

"Gomawoyo, sudah memberitahu tentang ini. Jika bukan karena dirimu, aku tidak akan tahu tentang ibuku." jawab Chae Rin.

"Apakah Soo A adalah adik anda?" tanya Yeon Joo.

"Bisa dibilang begitu tapi tidak akan lama." jawab Chae Rin.

"Kedengarannya seolah-olah dia bukan adik kandung anda. Orang lain tidak akan berbicara seperti itu terhadap saudara kandungnya." ucap Yeon Joo.

"Sejujurnya, aku sangat merindukan adikku. Aku tidak melihat adikku selama 20 tahun. Bagaimana bisa? Jika aku tidak mengendalikan perasaanku, aku tidak akan bisa bekerja." jawab Chae Rin.

Chae Rin lantas meminta Yeon Joo mengabaikan ibunya jika ibunya menelpon Yeon Joo lagi.

"Pikirkan alasan untuk menghindari panggilannya. Jika tidak, kau akan kesulitan." ucap Yeon Joo.


Yeon Joo pun mengerti.

Chae Rin lantas mengajak Yeon Joo berteman karena merasa sebaya dengan Yeon Joo.

Yeon Joo pun berkata, merasa tersanjung bisa berteman dengan orang seperti Chae Rin.


Di pabrik, pemogokan masih berlangsung. Tiba-tiba, Jae Sang datang bersama Eun Hyuk dan anak buahnya.

Jae Sang mengaku, ia datang bukan sebagai atasan mereka tapi sebagai manusia.

Lantas, Jae Sang duduk lesehan di lantai.

"Aku orang yang rendah hati jika kalian lebih mengenalku. Aku tidak jauh berbeda dibandingkan dengan kalian. Selain itu, lupakan perkataanku tempo hari. Itu salah satu kesalahan kecil yang bisa diperbuat manusia. Aku cukup yakin kalian murah hati. Aku juga menyiapkan sesuatu untuk kalian." ucap Jae Sang.

Jae Sang lalu memberikan kode pada anak buahnya untuk meletakkan kardus-kardus yang mereka bawa.

Kardus itu ternyata isinya makanan. Jae Sang mengajak para karyawan makan dan minum bersama.

Ia bahkan berniat menuangkan minuman untuk para pekerjanya.


Tapi si pemimpin demo mengambil botol sojunya dan berkata akan menuangkannya lebih dahulu untuk Jae Sang.

Jae Sang awalnya tersenyum bangga, tapi senyumnya langsung hilang saat melihat pria itu menuangkan soju, bir dan minuman soda ke dalam sebuah gayung.

"Kau mau aku minum dari sini?" tanya Jae Sang.

"Kau mengaku kau rendah hati saat duduk di tanah." jawab si pemimpin demo.

"Itu berbeda." ucap Jae Sang.

"Bilang saja tidak mau. Sudah kuduga kau tidak manusiawi." jawab si pemimpin demo.


Si pemimpin demo pun berniat menghabiskan minuman yang ada di dalam gayung, tapi Jae Sang langsung mengambilnya dan... terpaksa meminumnya. Tapi ia langsung memuntahkannya.

Sontak, para pekerja tertawa melihatnya.

Kesal, Jae Sang pun langsung mencengkram kerah si pemimpin demo. Ia berusaha memberi pelajaran pada pekerjanya itu, tapi Eun Hyuk langsung menghentikannya.


Jae Sang mengadu pada ayahnya. Ia yakin, ayahnya juga akan kesal jika berada di sana.

Presdir Moon marah dan menggebrak meja, membuat Jae Sang kaget.

Presdir Moon lantas melirik Chae Rin.

"Kenapa kau diam saja?" tanyanya.

"Aku tidak berhak untuk bicara. Aku sudah gagal dalam usaha pertamaku." jawab Chae Rin.

"Apa kau baru menyadarinya? Kau berani berteriak terhadap Pimpinan Moon." sentak Jae Sang.

"Lain kali aku tidak akan mencampuri apapun. Aku akan diam saja." jawab Chae Rin.

Tapi Presdir Moon tidak percaya. Ia merasa, Chae Rin punya rencana.


"Aku seharusnya tidak melakukan itu. Aku tahu semua kerja keras yang kalian lakukan." ucap Chae Rin.

"Kenapa tiba-tiba bicara seperti itu?" tanya Jae Sang.

"Bekerja di konstruksi ternyata lebih sulit dari dugaanku. Terutama dengan ketua pelaksana itu. Dia sangat berkharisma.  Itu menjelaskan kenapa para pegawai mengabaikan ucapan CEO  dan memujanya seperti dewa." jawab Chae Rin.

"Apa maksudmu?" tanya Jae Sang sewot.

"Kudengar kerahmu dicengkram hari itu. Memalukan, kau pasti sangat malu. Jika aku jadi kau, aku akan memasukkannya  ke dalam lubang."


Chae Rin juga mengatakan soal Jae Sang yang kabur lewat pintu belakang saat para pegawai menerobos masuk ke dalam kantor dengan alat berat.

Jae Sang pun kesal. Ia bertanya, siapa yang mengatakannya pada Chae Rin. Apakah Eun Hyuk.

"Omo, jadi itu benar? Aku hanya mengatakan itu karena penasaran. Benar. Apa yang kau katakan dan apa yang kau lakukan tidak berkaitan." jawab Chae Rin.

"Apa yang akan kau lakukan jika kumasukkan dia ke dalam lubang?" tanya Jae Sang.

"Aku meragukannya." jawab Chae Rin, lalu beranjak pergi sambil menertawakan Jae Sang.

"Tunggu saja, akan kukirim fotonya padamu saat kumasukkan dia ke dalam lubang!" teriak Jae Sang.

*Jae Sang kepancing! LOL LOL Chae Rin pinter ih. Buat yang belum ngerti, jadi Chae Rin ini sengaja mancing Jae Sang. Dia sengaja bilang, kalau dia jadi Jae Sang dia bakal masukin si pemimpin demo itu ke dalam lubang. Nah Jae Sang kepancing. Itu yang dia mau. Dia mau Jae Sang masukin ntu pria ke dalam lubang. Ntar setelah itu, Chae Rin nolongin pria itu dan membujuk pria itu agar kembali bekerja seperti biasa.

Tapi sih ya, sy gk yakin Presdir Moon bakal ijinin Chae Rin balik ke Makepacific.


Eun Hyuk pun membawa si pemimpin demo ke lokasi konstruksi dimana Jae Sang sudah menunggunya di sana.

Hujan turun sangat deras.

Jae Sang beralasan, ada yang mau dia bicarakan. Tapi pria itu bilang tidak ada yang mau ia bicarakan dengan Jae Sang.

Pria itu mau pergi tapi dihalangi Eun Hyuk.

Jae Sang berkata, tidak ada CCTV di lokasi itu.

"Kau mengancamku?" tanya pria itu.

"Aku akan melepaskanmu jika kau mengundurkan diri secara sukarela." jawab Jae Sang.


Eun Hyuk lantas memberikan sebuah pena dan surat pada pria itu.

Pria itu merobeknya. Ia tidak mau mengundurkan diri.

Ia juga mengambil ponselnya dan mengancam akan menyebarkan perbuatan Jae Sang ke media.

Melihat itu, Eun Hyuk langsung merebut ponsel pria itu dan membuatnya terjatuh.

"Kenapa kau memulai perkelahian yang tidak bisa kau menangkan." ucap Jae Sang.


Jae Sang lalu menendang pria itu ke dalam lubang galian yang sudah dibanjiri air.

Setelah melemparkan pria itu ke dalam lubang, ia pun tersenyum dan mengambil foto nya bersama pria itu.


Di kelas memasak, Chae Rin sedang menghantuk-hantukkan sebuah pisau ke talenan sambil menatap ke arah ponselnya.

Ia menunggu kabar dari Jae Sang soal pancingannya tadi.

Tak lama, ponselnya berbunyi dan Chae Rin langsung menusukkan pisaunya ke talenan.

Sontak, dua wanita yang sempat berkelahi dengannya tempo hari langsung takut melihatnya.


Chae Rin pun langsung memeriksa ponselnya.

"Moon Jae Sang, kau sangat mudah ditebak." ucapnya setelah melihat foto yang dikirimkan Jae Sang.

"Kau sedang melihat apa?" tanya si pengajar sambil mendekati Chae Rin.


Chae Rin berkata, suaminya mengiriminya sebuah foto karena sangat merindukannya.

"Aku tidak pernah tahu sisi ini darinya. Dia suami yang berbakti." ucap si pengajar.

Dua wanita di depan Chae Rin pun makin terdiam mendengarnya.


Jae Sang pun langsung menyombongkan dirinya di depan sang ayah.

"Aku bilang, jika kulihat wajahmu lagi di lokasi, itu akan menjadi kali terakhir. Moon Jae Sang adalah pria yang memegang ucapannya."

"Dan dia langsung menyerah setelah mendengar ucapanmu?" tanya sang ayah.

"Tentu saja, aku putra ayah. Itu mengalir di darah kita. Aku tidak mau tampak tidak manusiawi dengan menampilkan sisi kesempurnaan. Aku berpura-pura sampai sekarang." jawab Jae Sang.

"Ayah bisa mempercayaimu?" tanya Presdir Moon.

"Datang dan lihatlah sendiri besok." jawab Jae Sang.

Pelayan datang membawakan minuman untuk mereka.

Presdir Moon pun langsung menanyakan Chae Rin. Si pelayan berkata, bahwa Chae Rin akan terlambat pulang karena masih berada di kelas memasak.


Eun Hyuk yang masih di lokasi dihubungi Jae Sang. Jae Sang menyuruhnya mengawasi pria itu dan meminta Eun Hyuk melepaskan pria itu saat pria itu hampir mati.

"Pastikan kau menghapus rekaman itu dan buatlah kontrak bahwa dia tidak akan pernah merilisnya." suruh Jae Sang.


Sementara pria itu masih berteriak-teriak meminta tolong.

Tak lama kemudian, Eun Hyuk melihat kedatangan Chae Rin dan ia langsung bersembunyi.


Chae Rin berusaha menolong pria itu. Tapi pria itu tidak mempercayai Chae Rin.

Chae Rin pun berkata, bahwa suaminya sudah menutup seluruh pintu di lokasi itu dan meminta pria itu memilih mau mati disitu atau menerima uluran tangannya.


Pria itu akhirnya menggapai tangan Chae Rin. Chae Rin dengan bersusah payah menyelamatkan pria itu. Tapi sayangnya, Chae Rin gagal menariknya ke atas. Chae Rin pun mencari cara lain.

Ia mengambil seutas tali, lalu mengikatkan ujungnya pada besi dan melemparkan ujung yang lain pada pria itu.


Pria itu langsung memegang tali yang dilempar Chae Rin. Chae Rin dengan bersusah payah menarik pria itu ke atas.

Ia berhasil!!


Eun Hyuk yang melihat itu dari kejauhan pun menatap Chae Rin dengan tatapan penuh arti.

Bersambung ke part 3.......