• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Hide and Seek Ep 9 Part 3

Sebelumnya...


Nyonya Do menyiapkan nasi untuk Eun Hyuk.

Saat sadar bahwa Eun Hyuk sudah tak lagi bersama mereka, Nyonya Do pun langsung menyuruh Dong Joo membuang nasi itu.

"Eomma, aku sudah melupakannya." ucap Yeon Joo.

"Benarkah kakak sudah melupakan suami kakak?" tanya Dong Joo.

"Siapa yang suami?" jawab Nyonya Do kesal sambil menarik mulut Dong Joo.

Dong Joo lalu mengaku penasaran dengan sosok wanita yang sudah mencuri hati Eun Hyuk.

Nyonya Do pun menyebut wanita itu sebagai pencuri yang mencuri milik orang lain.


Tapi Dong Joo membela wanita itu.

"Dia bukan pencuri. Sudah jelas sejak awal, pria yang tidak bisa kupanggil kakak ipar itu, tidak mencintainya. Kak Yeon Joo lah yang memaksanya." ucap Dong Joo.

 Geum Joo pun langsung menutup mulut Dong Joo dan mengajaknya masuk ke dalam.

*Bahkan semua keluarganya saja tahu kalau sejak awal Eun Hyuk tidak mencintainya. Tapi dia malah bersikap kekanakan dengan mendekati orang tua Chae Rin untuk membalas dendam. Tapi sy penasaran, kenapa Eun Hyuk menerima cinta Yeon Joo. Kalau dilihat-lihat sih, Eun Hyuk kayaknya gak tahu Yeon Joo tu Soo A.


Eun Hyuk mendatangi sebuah alamat.

Ia pun teringat saat Myung Sik memberikan alamat Jo Pil Doo padanya.

Ternyata Eun Hyuk meminta Myung Sik mencari tahu tentang ayahnya.

"Dia menghubungi teman satu sel nya setelah keluar dari penjara. Dia tidak punya tempat untuk dituju dan hidup mengandalkan temannya. Ini alamat teman satu selnya." ucap Myung Sik.


Bersamaan dengan itu, Pil Doo keluar dari dalam rumah sambil marah-marah.

Eun Hyuk pun bergegas menyembunyikan dirinya.

Pil Doo melihat Eun Hyuk, tapi ia cuek dan pergi begitu saja seolah tidak mengenal Eun Hyuk.

Eun Hyuk syok.

Tak lama berselang, Pil Doo balik lagi dan kembali melihat Eun Hyuk. Tapi sama seperti tadi, ia bersikap seolah tidak tahu itu Eun Hyuk dan beranjak pergi.

Eun Hyuk berusaha menenangkan dirinya.

Setelah agak tenang, Eun Hyuk pun beranjak pergi dan Pil Doo melihat kepergiannya.


Eun Hyuk menemui Chae Rin di tepi Sungai Han.

Chae Rin langsung menanyakan tentang soal Pil Doo. Tapi Eun Hyuk bilang tidak berhasil menemukannya.

Eun Hyuk lantas duduk di bangku taman. Wajahnya terlihat lesu.

"Apa semua baik-baik saja? Wajahmu terlihat lesu." tanya Chae Rin.

"Kau hanya ingin tahu tentang Min Soo A, kan?"

"Sejujurnya aku tidak mau tahu. Andai saja aku bisa. Tapi jika aku tidak tahu, orang lain pun tidak boleh tahu. Jika keluargaku mengetahui yang tidak kuketahui, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada hidupku dan hidupnya." jawab Chae Rin dengan sorot mata sedih.

*Sejujurnya sy penasaran, apa yang akan terjadi pada Soo A jika sejak awal dia tidak menghilang dan tidak sakit. Apakah Nyonya Na akan menyuruh Soo A menikah dengan Jae Sang demi perusahaan?


Nyonya Park yang tengah bersiap-siap untuk pergi curhat pada Bu Kim soal ibunya. Ia yakin, suatu saat ibunya akan membunuhnya dan Presdir Min.

Bu Kim berusaha bijak. Ia mengatakan bahwa Nyonya Na hanya mengkhawatirkan Nyonya Park.

"Kau tidak tahu seperti apa rasanya mendengar kritikannya karena dia tidak pernah mengeluhkanmu. Rasanya seperti duri menusuk setiap bagian di tubuhku. Hubungan antara ibu dan suamiku tidak normal. Siapa pun tahu hubungan mereka hanya sebatas bisnis. Hal yang menyakitiku adalah suamiku sangat menyadarinya." jawab Nyonya Park.

Nyonya Park beranjak pergi. Bu Kim menawarkan diri untuk menemani Nyonya Park.

Tapi Nyonya Park bilang tidak perlu karena ia sudah punya seketaris sendiri.

Nyonya Park lalu mengambil bekal yang sudah dibungkus kain di atas meja dan beranjak keluar.


"Kau sudah lama menunggu?" tanya Nyonya Park.

"Aku baru saja." jawab Yeon Joo.

Yeon Joo lalu mengambil bekal di tangan Bu Kim. Ia berkata, akan menemani Nyonya Park dengan baik.

Setelah mereka pergi, Bu Kim menatap Yeon Joo dengan tatapan curiga.


Di kantor, Chae Rin menggelar konferensi pers guna menjelaskan kalau di produk mereka tidak mengandung zat berbahaya.

Reporter pun meminta bukti.

Chae Rin berkata, ingin mengajukan pertanyaan sebelum memberikan bukti.

"Kenapa kalian menerbitkan artikel tanpa memeriksa fakta?" tanya Chae Rin.

"Hak untuk mengetahui. Pembaca berhak tahu." jawab salah satu reporter.

Reporter itu kemudian tertawa bersama dua reporter lain.


"Lantas kalian mungkin sadar kalian harus mengkonfirmasi fakta. Menerbitkan artikel sebelum memeriksa fakta dengan rumor tidak berdasar merupakan alasan orang mengatakan bahwa wartawan adalah sampah."

"Jaga mulutmu!" salah satu wartawan marah.

"Itu sebabnya kalian harus memeriksa fakta terlebih dahulu." jawab Chae Rin.

"Kalau begitu tunjukkan buktinya pada kami. Kami akan menerbitkan artikel koreksi." paksa mereka.

"Kami telah meminta analisis produk kami ke Balai Pengawas Obat dan Makanan. Kuharap tidak ada artikel lagi sebelum hasilnya keluar. Ini bukan permintaan tapi peringatan." jawab Chae Rin.

"Peringatan? Kau pikir kau bisa mengancam kami?" wartawan marah.


Si reporter yang tadi tertawa pun mengirimi Jae Sang pesan.

"Butuh waktu hingga hasilnya keluar. Hanya soal waktu sebelum reputasi mereka hancur jika kami terus menerbitkan artikel."


Jae Sang dan Pimpinan Moon pun senang membacanya.

Jae Sang mengaku, bahwa ia sudah memerintahkan tim mereka untuk membeli saham Makepacific begitu jatuh ke titik terendah.

*Duh, media memang kejam yaa...


Presdir Min pun khawatir kalau artikel baru akan terbit sebelum hasil analisis produk mereka keluar.

Chae Rin lantas mengaku, bahwa ia punya ide.

"Saat tempo hari meluncurkan produk baru, kita melakukan analisis untuk semua produk. Kita rilis artikel dengan hasil itu terlebih dahulu. Setelah mendapatkan hasil dari Badan Pengawas, kita bisa melaporkannya belakangan." ucap Chae Rin.

"Kalau begitu aku akan meminta Pak Ahn mencarinya." jawab Presdir Min.

"Tidak perlu. Pasti ada di ruanganku." ucap Chae Rin.


Bersamaan dengan itu, Nyonya Park dan Yeon Joo keluar dari lift.

Nyonya Park mengajak Yeon Joo menemui suaminya tapi Yeon Joo menolak.

Nyonya Park pun akhirnya pergi sendirian.

Setelah Nyonya Park pergi, Yeon Joo jalan-jalan sendirian hingga akhirnya ia menemukan kantor CFO yang tidak lain adalah kantornya Chae Rin.


Chae Rin masuk ke ruangan Chae Rin.

Ia melihat sekeliling kantor Chae Rin.

"Bagus sekali. Karena inilah semua orang berlomba-lomba untuk menjadi sukses." ucap Yeon Joo.

Yeon Joo lalu melihat papan nama Chae Rin.

"Putri Bu Park akan menjadi pemilik perusahaan ini. Sementara aku, putri pemilik restoran, akan menjadi apa?" ucapnya kesal.

*Duh, Yeon Joo kok jadi gini ya. Seolah dia menyesal tumbuh di keluarga miskin. Bukannya Yeon Joo ini sangat menyayangi ibunya. Kebablasan ini balas dendamnya.


Yeon Joo lalu duduk di kursi Chae Rin.

Ia tersenyum seolah ingin memiliki ruangan Chae Rin.


Tak lama kemudian, Chae Rin masuk. Ia mengambil dokumen hasil analisis produk mereka.

Saat hendak keluar, ia pun menyadari ada orang lain di kantornya.

"Kau siapa?" tanya Chae Rin.

Tapi Yeon Joo yang duduk di kursi Chae Rin diam saja.

"Kutanya kau siapa?" tanya Chae Rin.

Barulah Yeon Joo berbalik dan menatap Chae Rin.

Sontak Chae Rin kaget melihat Yeon Joo.


"Apa yang kau lakukan disini? Kau masuk saat aku tidak ada?" tanya Chae Rin.

"Aku menemani Bu Park." jawab Yeon Joo.

"Jika kau datang dengan ibuku, maka kau seharusnya bersamanya. Beraninya kau masuk ke sini. Kau tidak punya sopan santun?" ucap Chae Rin.

"Aku hanya masuk sebentar sambil menunggu Bu Park. Aku tidak menyentuh apapun jadi jangan khawatir." jawab Yeon Joo.


Yeon Joo lantas menatap tajam Chae Rin.

"Ini bukan kantormu lagi Min Chae Rin." ucap Yeon Joo.

"Apa? Min Chae Rin-ssi?" tanya Chae Rin kaget.

"Kau tahu semua orang memanggilmu CFO hanya karena bersikap sopan. Kau tidak datang ke kantor secara teratur dan kau juga bukan karyawan disini. Bukankah menurutmu konyol jika kau dan semua orang terus menyebutmu CFO?" jawab Yeon Joo.

Chae Rin pun kesal, Ha Yeon Joo-ssi...


Presdir Min terkejut Nyonya Park datang membawakannya makan siang.

Nyonya Park tersenyum dan menyuruh suaminya itu makan.

Presdir Min ingin mengajak Chae Rin. Ia berkata, bahwa makan siang yang dibawa Nyonya Park adalah kesukaan Chae Rin.

"Chae Rin di sini?" tanya Nyonya Park.

"Dia langsung datang kepadaku saat tahu aku dalam masalah. Luar biasa dia sangat mempedulikan perusahaan ini." jawab Presdir Min.

"Apakah kau juga akan bersikap begitu jika Soo A ada di sini?" tanya Nyonya Park.

"Tentu saja. Aku ayah Min Soo A dan Min Chae Rin." tegas Presdir Min.

"Kau sangat konsisten. Pasti karena itulah aku jatuh cinta kepadamu." jawab Nyonya Park.

"Kita orang tua kedua gadis itu. Jangan lupakan itu." ucap Presdir Min.


Chae Rin menyuruh Yeon Joo keluar dari ruangannya.

"Meski kau belagak seperti pemilik ruangan ini saat aku tidak ada, kau tidak akan pernah memiliki ruangan ini." ucap Chae Rin.


Mendengar itu, Yeon Joo pun kesal dan beranjak pergi tapi sebelum pergi ia tanpa sengaja melihat dokumen pribadinya di meja Chae Rin.

"Sejak kapan kau memeriksa latar belakangku?" tanya Yeon Joo.

"Jangan salah paham. Kau seketaris ibuku." jawab Chae Rin.

"Karena aku seketaris ibumu, jadi kau ingin tahu apakah aku orang yang bisa dipercaya? Kau tidak punya niatan lain?" ucap Yeon Joo.


"Lalu bagaimana denganmu Ha Yeon Joo-ssi? Kau tidak punya niatan lain selain karena kasihan mendekati ibuku? Seorang wanita menunjukkan kebaikannya padamu. Apakah kau tidak menganggapnya sebagai peluang? Jawab aku lebih dulu, baru aku akan menjawab pertanyaanmu." jawab Chae Rin.

Yeon Joo pun terdiam dan menatap kesal Chae Rin.


Presdir Min berkata, bahwa ia berharap Chae Rin dan Soo A akan akur setelah Soo A kembali.

"Yang satunya mirip kita dan satunya lagi berusaha keras agar mirip dengan kita." ucap Presdir Min.

Nyonya Park tampak tidak senang mendengarnya.


Chae Rin bertanya, kenapa Yeon Joo terus saja membuatnya merasa tak nyaman.

"Tapi kita tidak bisa berteman, kan? Jangan-jangan kau ingin berteman denganku?" tanya Yeon Joo.

"Tidak akan." jawab Chae Rin.

Yeon Joo tambah kesal mendengar ucapan Chae Rin.

Lalu ia berkata, bahwa dirinya juga tidak mau berteman dengan Chae Rin.


Eun Hyuk masuk ke ruangan kecilnya.

Ia memikirkan soal ayahnya.


Lalu tiba-tiba, ia dikejutkan dengan bunyi air di kamar mandi.

Eun Hyuk pun langsung mengambil tongkat baseball.

Ia bersiap memukul orang yang menyusup ke dalam rumahnya.

Tapi alangkah kagetnya ia begitu melihat sosok yang keluar dari kamar mandi ternyata Jo Pil Doo.


Jo Pil Doo pun menyuruh Eun Hyuk berlutut padanya.

"Hal yang harus kau lakukan setelah 20 tahun tidak bertemu ayahmu adalah berlutut padaku jika kau manusia." ucap Pil Doo.

"Keluar sekarang!" teriak Eun Hyuk.

Kesal dipelototi dan dibentak Eun Hyuk, Pil Doo berniat memukul Eun Hyuk tapi Eun Hyuk langsung menangkisnya.

"Kau merasa sudah dewasa sekarang? Kau memang sudah dewasa tapi di mataku kau masih anak kecil." jawab Pil Doo.


Pil Doo berusaha memukul Eun Hyuk lagi tapi Eun Hyuk dengan sigap memelintir tangannya.

"Kau pikir aku masih bocah 11 tahun yang tidak bisa berbuat apa-apa saat kau memukul dan menginjakku?"

"Itulah sebabnya kau datang ke tempat tinggalku dan bersembunyi seperti anak kecil. Kau terlihat menyedihkan." jawab Pil Doo.


Eun Hyuk pun menarik Pil Doo dan mendorongnya.

"Ngomong-ngomong bagaimana kau bisa berhubungan dengan gadis itu, kakaknya Min Soo A?"

"Katakan dulu dimana Min Soo A!"

"Kalau ingin tahu, bawakan aku uang."

"Kalau kau punya hati nurani, seharusnya kau tidak tawar menawar lagi. Bertobatlah."

"Tobat? Aku sudah banyak bertobat selama mendekam dalam sel 20 tahun. Lalu bagaimana denganmu, apakah kau tidak menyesali perbuatanmu? Bisakah kau menatapnya setelah apa yang kau lakukan!"


"Jangan katakan apapun!" teriak Eun Hyuk.

Eun Hyuk lantas kembali mendorong ayahnya.

Setelah itu, ia terduduk lemas. Ia syok.

Pil Doo lantas memberitahu kalau Soo A tinggal tak jauh dari tempat tinggal Eun Hyuk dan masih hidup.


Eun Hyuk yang sudah tidak tahan lagi, akhirnya menyeret Pil Doo keluar dan mengancam Pil Doo.

*Jd Eun Hyuk juga terlibat penculikan Soo A??


Yeon Joo membereskan baju-baju Eun Hyuk. Ia memasukkannya ke dalam tas besar.


Eun Hyuk mengamuk di ruangannya saat ia mendapat telepon dari Yeon Joo.


Mereka lalu bertemu di kafe.

"Haruskah aku berterima kasih karena mau menjawab panggilanku atau karena kau mau bertemu denganku?" tanya Yeon Joo.

Yeon Joo lalu mengembalikan pakaian Eun Hyuk.

Yeon Joo lantas membahas masa lalu. Ia berkata, tidak bisa melupakan saat mereka membeli pakaian itu.

"Pakai saja jika memungkinkan. Kau hanya membenciku. Jangan membenci baju-baju ini." pinta Yeon Joo.

"Yeon Joo-ya." Eun Hyuk mau bicara, tapi ponselnya berdering.


Eun Hyuk kaget yang menghubunginya adalah Pil Doo.

Pil Doo berkata, bahwa dirinya saja bisa menemukan alamat Eun Hyuk jadi tidak sulit untuk menemukan nomor Eun Hyuk.

Eun Hyuk pun meminta Pil Doo tidak menghubunginya lagi tapi Pil Doo malah mengancam akan mengganggu Chae Rin jika Eun Hyuk terus menghindarinya.

"Jika kau mengusiknya, aku tidak akan tinggal diam." jawab Eun Hyuk.

"Lihat dirimu. Kau mengancam ayahmu sekarang." 

"Ada dimana kau? Ayo kita bertemu." ajak Eun Hyuk.

"Aku sedang dalam perjalanan ke rumah Min Joon Sik. Akan kuberitahu dia semuanya." jawab Pil Doo.

Pil Doo lantas mematikan panggilannya.


Eun Hyuk panic. Ia langsung pergi tapi Yeon Joo menahannya.

"Siapa yang mau kau temui? Aku tahu hubungan kita sudah berakhir tapi aku tidak bias membiarkanmu berpaling dariku." ucap Yeon Joo.

*Yeon Joo ngemis lagi yaaak... Duh Yeon Joo..

Tapi Eun Hyuk tetap pergi.

Yeon Joo pun mengikuti Eun Hyuk.


Eun Hyuk menemui Chae Rin di tempat biasa mereka kertemu.

Eun Hyuk memberitahu Chae Rin bahwa Pil Doo dalam perjalanan ke rumah Chae Rin.

Chae Rin kaget, apa?

Eun Hyuk lantas memegang bahu Chae Rin.

Yeon Joo yang melihat itu dari kejauhan tambah kesal.


Pil Doo sampai di rumah Chae Rin.

Tapi pelayan tidak mau membuka pintu.

Tepat saat itu, Nyona Na dan Bu Kim datang.

"Ada pengunjung datang tapi saat aku bertanya ada urusan apa dia tidak mau menjawab dan hanya memberitahukan namanya. Dia bilang anda akan tahu namanya."

"Siapa namanya."

"Jo Pil Doo."

Sontak Nyonya Na kaget mendengarnya.


Nyonya Na keluar, menemui Pil Doo ditemani Bu Kim.

Begitu Nyonya Na keluar, Pil Doo langsung berlutut dan meminta Nyonya Na mendengarkannya.

Tapi Nyonya Na menyuruh Pil Doo pergi.

Nyonya Na berbalik, hendak masuk ke rumahnya.

Pil Doo pun berkata akan mengembalikan Min Soo A.

Nyonya Na tidak percaya dan menyuruh Bu Kim memanggil polisi.


Tapi Pil Doo mengancam akan menggorok lehernya sendiri jika tidak diberikan kesempatan untuk mengembalikan Soo A.

Chae Rin yang melihat itu dari kejauhan pun kaget.

Bersambung..........

Hide and Seek Ep 9 Part 2

Sebelumnya...


Bu Kim langsung mengajak Chae Rin bertemu.

Chae Rin terkejut melihat jari Bu Kim yang terluka. Ia ingin melihatnya, tapi Bu Kim langsung menjauhkan tangannya dari Chae Rin.

Bu Kim lantas bertanya apa rencana Chae Rin.

Chae Rin bingung dengan maksud Bu Kim.

"Kau tahu apa yang kubicarakan." jawab Bu Kim.

"Jika tidak ada yang mau kau bicarakan, aku akan pergi. Aku harus menghadiri kelas memasak. Semua orang mengira aku ada di sana. Aku harus pergi sebelum terlambat. " ucap Chae Rin.


Tapi saat hendak pergi, ia mendapat telepon dari Pak Ahn yang memberitahunya soal rumor itu.

Chae Rin pun langsung beranjak pergi. Ia memberitahu Bu Kim soal rumor tidak berdasar yang menimpa produk mereka.

"Kau menantu Taesan. Tidak perlu campur tangan untuk urusan keluarga. Abaikan saja. Mereka pikir kau sedang berada di kelas memasak. Pergilah ke sana. Seharusnya begitu." suruh Bu Kim.

"Seharusnya? Aku harus mengabaikan ayahku dan membiarkan dia berjuang sendirian? Aku tidak bisa." jawab Chae Rin.


Chae Rin kemudian pergi tapi Bu Kim memegang tangannya.

"Terlepas dari kehadiranmu,  pada akhirnya itu akan menjadi milik Nona Soo A. Meski kau berusaha mati-matian, melindungi perusahaan dan semuanya, dia akan kembali." ucap Bu Kim.

"Kau pikir dia akan kembali?" tanya Chae Rin.

"Menurutmu tidak?" jawab Bu Kim.

"Aku pergi." ucap Chae Rin.

*Bingung sy, ini si Chae Rin kenapa terus-terusan dapat tekanan disana sini ya.. Dari Nyonya Na, terus Nyonya Park juga mulai mengabaikan dia, belum lagi tekanan dari Yeon Joo, terus dari Bu Kim yang bolak balik ingetin dia kalau dia cuma pengganti, ditambah dari Taesan Group yang mau ngerebut perusahaan dia. Kasihan Chae Rin. Dia berjuang sendirian, tapi gak dihargai.


Chae Rin langsung ke kantor ayahnya.

Sang ayah mengaku tidak enak karena terus mengganggu Chae Rin yang sudah menikah dengan masalah perusahaan.

Chae Rin bertanya, apakah sang ayah sudah menemui wartawan dan bagaimana hasil analisis produk mereka.

"Jangan terlalu cemas. Ayah sudah mencoba semua tindakan."

"Tapi kita tidak bisa menunggu dan hanya melihat keadaan." jawab Chae Rin.


Tak lama kemudian, Presdir Min dihubungi pihak bank yang membatalkan pinjaman Presdir Min karena rumor itu.

Sontak, Presdir Min dan Chae Rin sama-sama kaget.

Presdir Min menjelaskan bahwa mereka sudah memilih lokasi pabrik dan meningkatkan jalur produksi.

Tapi Bank Daehan malah memutus telepon begitu saja.

"Mereka membatalkan pinjaman?" tanya Chae Rin.

Presdir Min mengangguk.

"Eottoke, Appa?" tanya Chae Rin.


Eun Hyuk sedang di jalan, menyupiri Jae Sang.

Jae Sang sendiri lagi teleponan sama So Ra.

"So Ra-ya, cepat lakukan yang kuminta tadi." pinta Jae Sang.

Tiba-tiba, Jae Sang pun sewot.

"Akun apa lagi. Dana gelap..." ia pun langsung berhenti bicara saat menyadari ada Eun Hyuk di depannya.

"Kapan aku marah padamu. Tidurlah sebentar lagi dan pikirkan lagi." ucap Jae Sang.

Jae Sang lantas menutup teleponnya.


Usai bicara dengan So Ra, Jae Sang menyuruh Eun Hyuk ke kelas memasak.

Sontak, Eun Hyuk kaget. Ia pun berusaha mencegah Jae Sang ke sana dengan alasan tidak sopan datang tanpa pemberitahuan.

"Berbohong lah yang tidak sopan! Jangan-jangan dia ada di tempat lain."

"Tidak mungkin." jawab Eun Hyuk.

"Kalau begitu turuti perintahku!" ucap Jae Sang.


Di lampu merah, Eun Hyuk mengirimi pesan pada seseorang.

Curiga, Jae Sang pun langsung merebut ponsel Eun Hyuk dan membaca pesan yang dikirimkan Jae Sang.

Aku akan segera berangkat dan menemuimu sekarang.

Tulis Eun Hyuk.

"Komunikasi kalian ternyata sangat lancar. Aku sudah curiga." ucap Jae Sang.

"Kurasa anda salah paham." jawab Eun Hyuk.

"Aku salah paham katamu?" tanya Jae Sang.


Jae Sang pun berusaha membuktikan kecurigaannya dengan menghubungi nomor yang menerima pesan Eun Hyuk.

"Hei, Min Chae Rin! Kau dimana!" teriak Jae Sang begitu teleponnya dijawab.

"Nuguseyo?" tanya suara pria di seberang sana.

Jae Sang pun kaget.

"Siapa kau?" tanya Jae Sang.

"Namaku Hwang Kyung Sik. Kenapa kau bicara sekasar itu?" jawab seorang pria yang duduk di bangku taman.


Jae Sang pun langsung menutup teleponnya.

Eun Hyuk memberitahu Jae Sang bahwa Kyung Sik adalah temannya.

"Kami berencana bertemu setelah aku mengantar anda." ucap Eun Hyuk.

Tapi Jae Sang tetap saja curiga.


Eun Hyuk dan Jae Sang tiba di kelas memasak.

Tapi Jae Sang tidak menemukan Chae Rin di sana.

Para istri yang mengikuti kelas memasak juga mengaku belum melihat Chae Rin hari itu.

Mendengar itu, Jae Sang marah dan langsung mencengkram kerah Eun Hyuk.

Jae Sang pun membuat keributan. Ia bahkan berniat memukul Eun Hyuk.

Tepat saat itu, Chae Rin datang.

Jae Sang pun kaget, bagaimana kau bisa ada di sini?

Ia lalu melihat Chae Rin yang memakai apron dan memegang mangkuk berisi sayuran.

"Apa yang kau lakukan? Kau disini untuk mempermalukanku?" tanya Chae Rin.

Jae Sang pun mati kutu! LOL LOL


Eun Hyuk dan Chae Rin saling melirik. Eun Hyuk tersenyum pada Chae Rin.


Malam harinya...

Chae Rin masuk ke kamar dengan wajah kesal.

Disusul kemudian dengan Jae Sang.

Chae Rin meminta penjelasan Jae Sang yang membuat keributan di kelas memasak tadi.

"Jangan-jangan kau cemburu buta." ucap Chae Rin.

"Jaga mulutmu! Aku tidak cemburu!" jawab Jae Sang.

"Kenapa bicara sekeras itu padahal kau salah. Kau tidak mempercayai istrimu dan datang ke kelas memasak, lalu membuat kekacauan besar." ucap Chae Rin.


Jae Sang pun mendekati Chae Rin. Ia menatap Chae Rin curiga.

"Kau masih curiga?" tanya Chae Rin.

"Bukan begitu. Jelas ada sesuatu yang mencurigakan." jawab Jae Sang.

Tak bisa membuktikan kecurigaannya, Jae Sang bingung sendiri dan memilih pergi keluar kamar.


Chae Rin menghela napas.

Ia teringat saat menerima telepon dari Kyung Sik.

"Aku temannya Eun Hyuk. Dia bilang kau harus segera pergi ke kelas memasak. Dia bilang Pak Moon akan segera ke sana. Dia bilang kau akan mengerti dengan apa yang kubicarakan."


Sampai di kelas memasak,  Chae Rin melihat mobil Jae Sang yang sudah terparkir di sana.



Ia pun langsung memutar otaknya, lalu memutuskan memanjat pagar belakang kelas memasak.

Tepat saat itu, seorang pelayan lewat. Chae Rin pun langsung meminjam apron si pelayan dan mengambil mangkuk sayuran dari tangan si pelayan.

Flashback end...



Chae Rin lalu mengambil ponselnya.

Ia menelpon Eun Hyuk dan mengucapkan terima kasih.

Eun Hyuk sendiri lagi minum dengan temannya. Ia senang mendengar ucapan terima kasih Chae Rin.

"Siapa itu? Kau bersikap manis padanya." tanya Kyung Sik.

"Terima kasih atas bantuanmu." jawab Eun Hyuk.

"Jika kau ingin berterima kasih, perlihatkan pacarmu. Aku ingin tahu siapa dia hingga membuat Cha Eun Hyuk tersenyum." ucap Kyung Sik.

"Nanti. Ngomong-ngomong, kau sudah mencari yang kuminta?" tanya Eun Hyuk.


Bu Kim memberitahu Nyonya Na tentang rumor yang dituduhkan pada produk mereka.

Tak lama kemudian, mereka mendengar suara Presdir Min pulang.

Presdir Min langsung menemui Nyonya Na.

Nyonya Na memarahi Presdir Min. Ia bahkan menyebut Presdir Min payah.

"Tidak bisakah kau menjaga perusahaan tanpa merusaknya dan memberikannya pada Soo A saat dia kembali?"

Nyonya Na terus mengomel.


Presdir Min langsung ke kamar. Ia mengaku pada Nyonya Park, bahwa ia pulang hanya untuk mengganti baju.

Nyonya Park pun berterima kasih pada suaminya karena telah mengurus semuanya.

"Jika kau tidak ada, aku pasti yang akan mengurus urusan melelahkan itu." ucap Nyonya Park.

"Tapi ibumu pasti kesal karena tidak bisa mewariskan perusahaan padamu." jawab Presdir Min.

"Kau membenci ibuku?" tanya Nyonya Park.

"Kau mau aku jujur atau mendengar sesuatu yang bagus?" jawab Presdir Min.

"Lupakan saja. Aku sudah tahu jawabannya." ucap Nyonya Park.


Di kamarnya, Nyonya Na berkata sekali musuh tetaplah musuh.

"Dia menjadi Presdir setelah merayu ibunya Soo A. Dia bahkan tidak cukup baik untuk jabatan itu. Sekarang aku harus bagaimana? Haruskah aku menemui Pimpinan Moon dan meminta bantuan?"


Pimpinan Moon lagi mendengar kata-kata motivasinya.

"Ada lubang hitam yang menghisap uang di dunia. Aku magnet terkuat yang menarik uang. Aku akan menghabiskan sejumlah kecil uang tapi itu akan tumbuh menjadi sebesar Taesan dan kembali padaku."

"Benar. Itu harus terjadi. Itu harus tumbuh menjadi sebesar Taesan." ucap Pimpinan Moon.

"Uang menghujaniku seperti longsoran salju."


Jae Sang menemani Chae Rin menemui ayahnya.

Chae Rin minta izin untuk pergi sementara membantu keluarganya yang lagi dalam masalah.

"Aku sudah mendengar soal rumor itu. Bukankah orang tuamu sedikit terlalu serakah? Dia melanjutkan proyek terlalu besar untuk perusahaannya. Dari situlah rumor itu berasal. Katakan pada orang tuamu untuk berhenti mengejar uang. Tidak ada yang lebih dangkal dari itu. Saat dibutuhkan, kau harus pergi membantu orang tuamu. Tentu saja. Pergilah bantu ayahmu. Aku mengkhawatirkannya." ucap Pimpinan Moon.

"Kau khawatir?" tanya Chae Rin.


"Aku selalu mengkhawatirkan perusahaan keluargamu." jawab Pimpinan Moon.

"Terima kasih sudah mengizinkanku." ucap Chae Rin.

"Kau satu-satunya putri kandung orang tuamu. Satu-satunya." ucap Pimpinan Moon.

"Kenapa tiba-tiba ayah mengatakan itu?" tanya Chae Rin.

"Bukankah itu benar?" tanya Pimpinan Moon.

Chae Rin pun terdiam.

Bersambung ke part 3......

Curiga Pimpinan Moon udah tahu Chae Rin bukan putri kandung Presdir Min dan Nyonya Park. Feeling sy, dia udah tau sejak awal, sebelum Jae Sang dan Chae Rin menikah.

Dan perjanjian yang dibuat Nyonya Na sebelum Jae Sang dan Chae Rin menikah kek nya ada hubungannya dengan Chae Rin yang bukan putri kandung Presdir Min. Kurasa, Pimpinan Moon  meminta kompensasi jika keluarga Min membohonginya dalam perjanjian itu.

Makepacific dalam bahaya kalau begitu.

Tapi si Nyonya Na masih arogan ya...

Kalau emang gk suka ama Presdir Min dan Chae Rin, yo wes toh, urus perusahaanmu sendiri...