• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Promise Ep 23 Part 2

Sebelumnya...


Man Jung ke rumah atap dan terkejut pintunya bisa dibuka. Ia masuk dan menemukan si pemilik rumah di dalam. Si pemilik sewa protes karena barang-barang Man Jung beserak diluar dan Man Jung tidak bisa dihubungi.

Man Jung tersenyum senang dan mengajak si pemilik sewa membuat kontrak baru.


Hwi Kyung menari di depan kedua orang tuanya yang tertawa melihatnya.

Setelah itu, ia duduk depan kedua orangnya.

Hwi Kyung : Bukankah itu mengagumkan? Musiknya bagus, cuacanya bagus. Anak mana yang akan melakukan hal ini? Aku mengambil cuti hanya untuk menyambut kepulangan ayahku.

Young Sook : Geuronikka, berhentilah menyiksa Hwi Kyung dan kirim dia ke kantor pusat. Dia menuruti keinginanmu untuk kencan buta.

Pimpinan Park : Kau harus menunggu dan melihat aku menyiksanya atau memberkatinya. Bawa dia ke rumah.

Hwi Kyung kaget, siapa?


Pimpinan Park : Siapa lagi. Aku membicarakan Do Hee. Aku ingin bertemu dengannya.

Hwi Kyung : Kami baru mulai. Aku tidak bisa membawanya ke rumah ini.

Young Sook : Kita tidak bisa memaksa Do Hee. Kita bisa menemuinya lain kali tapi pindahkan Hwi Kyung dulu dari sana. Jika dia masih disana, itu akan membuat Do Hee malu.

Hwi Kyung : Aniyo, aku suka disana. Menyenangkan menggunakan tubuhku daripada otakku sesekali.

Young Sook langsung sewot, pria harusnya punya ambisi. Lihat tunangan Se Jin. Dia menegaskan posisinya segera setelah ada di sana.

Pimpinan Park : Diamlah, aku tidak bisa mendengar lagunya.

Hwi Kyung : Akan kubesarkan volumenya.

Young Sook pun tidak bisa apa-apa lagi.

Hwi Kyung lantas kembali menari, lalu memijat bahu sang ayah.


Tak lama, pembantu datang memberitahu kedatangan Nyonya Park.

Pimpinan Park langsung menghela napas kesal. Young Sook juga tidak senang dengan kedatangan Yoo Kyung.


Yoo Kyung masuk. Hwi Kyung menyapa Yoo Kyung. Yoo Kyung menyuruh Hwi Kyung mematikan musiknya.

Yoo Kyung : Aku ke rumah sakit, mereka bilang keluarga sudah membawa ayah pulang. Keluarga? Aku ragu tadinya untuk datang kemari. Aku menyesal sekarang.

Young Sook : Kau pasti sibuk mempersiapkan pernikahan Se Jin. Kau harusnya datang nanti dengan Kyung Wan.

Yoo Kyung : Ayah tidak butuh ucapan selamat dariku?


Pimpinan Park : Jika kau benar-benar ingin mengucapkan selamat padaku, jangan menggangguku dan bersikap baik lah.

Hwi Kyung : Suruh Se Jin dan tunangannya datang agar kita bisa makan malam bersama.

Yoo Kyung : Aku tahu tidak seorang pun menyukai mereka. Itu hanya akan menyiksa semua orang bagaimana pun.

Kesal, Pimpinan Park menyuruh Hwi Kyung membawanya ke kamar.

Yoo Kyung yang juga kesal mengaku, ingin memundurkan waktunya satu jam agar ia tidak melakukan hal yang sia-sia.

Yoo Kyung : Nikmati waktu bersama keluargamu.

Yoo Kyung yang gondok, beranjak pergi.


Eun Bong yang serius bekerja, direcokin Joong Dae. Joong Dae berkeliaran di sekitar Eun Bong dengan vakumnya.

Eun Bong yang kesal, merebut vakum Joong Dae dan menyuruh Joong Dae berhenti.

"Aku sedang bekerja!" teriak Eun Bong.

"Aku juga sedang bekerja, membersihkan rumah." jawab Joong Dae.

"Aku mengunci diri di kamar 3 hari kemarin karena ibumu! Aku harus memasukkan artikelku sebelum deadline! Jika aku telat memasukkan artikelku, aku tidak akan bisa membayar sewa untuk bulan ini!" teriak Eun Bong.

Eun Bong lantas kembali duduk dan fokus dengan artikelnya. Selang beberapa menit, ia menyuruh Joong Dae membelikannya kopi di kafe. Joong Dae kesal, tapi tetap pergi juga.


Setelah Joong Dae pergi, Eun Bong dihubungi Do Hee. Do Hee meminta waktu Eun Bong sedikit. Ia mengajak Eun Bong bertemu tapi Eun Bong menolak dengan alasan harus segera memasukkan artikelnya.

"Mianhaeyo karena aku tidak sabaran. Aku akan katakan lewat telepon saja. Kau bilang akan ada seseorang yang terluka karena artikelku tentang pernikahan Jang Se Jin dan Kang Tae Joon. Siapa dia?"

"Kenapa kau peduli?"

"Kalian punya hubungan terlarang?"

Eun Bong terkejut Do Hee mencurigainya ada hubungan dengan Tae Joon.

Eun Bong : Kau benar-benar peduli dengan masalah ini atau hanya peduli dengan isunya?

Do Hee : Aku pikir itu mungkin akan menjadi isu besar. Mungkin itu bisa mengungkap cucian kotor orang kaya. Siapa dia? Aku ingin menolong orang yang tidak bersalah.


Eun Bong : Aku reporter juga, jadi kenapa aku butuh bantuanmu? Kututup teleponnya.

Do Hee : Sebentar, hubungi aku jika kau butuh bantuan.

Eun Bong menutup teleponnya dan memikirkan tawaran Do Hee.

Eun Bong : Dia mau menolong Na Yeon?


Sementara itu, Do Hee yakin ada yang tidak beres dengan pernikahan Se Jin.

Do Hee : Menggali Hwi Kyung lebih dalam sepertinya akan sia-sia.


Tuan Jang menemui Sae Byeol.

"Kau cantik seperti ibumu."

"Paman kenal ibuku? Paman siapa?"


Tak lama, Na Yeon datang dan terkejut melihat Tuan Jang.

Melihat Tuan Jang, Na Yeon langsung lari ke Sae Byeol dan menyuruh Sae Byeol bermain dengan temannya.

"Kau bahkan tahu dimana sekolah Sae Byeol. Kenapa kau kemari?"

"Bisa kita bicara?"


Tuan Jang memberikan Na Yeon uang.

Tuan Jang : Aku orang tua menjengkelkan yang hanya peduli pada anaknya. Aku tahu kau tidak akan menerimanya tapi aku tidak bisa memikirkan jalan lain. Aku harap ini bisa membantumu memulai hidup baru.

Na Yeon pun membuka amplopnya dan menemukan cek senilai satu juta dollar.

Na Yeon : Melihat uang ini, aku bisa melihat seberapa peduli kau pada Se Jin.

Na Yeon menolak dengan tegas. Na Yeon berkata, meski ia sangat menyukai uang ia tidak akan memberikan orang lain mencampuri hidupnya.

Tuan Jang memberitahu Na Yeon kalau Se Jin dan Tae Joon akan menikah bulan depan. Tuan Jang ingin tahu rencana Na Yeon.


"Aku tidak tahu. Aku membayangkan, pernikahan itu tidak akan terjadi sesuai harapanmu."

"Kau ingin bertengkar denganku?"

"Aku tidak akan bertarung dengan siapa pun. Jangan cemas. Aku akan melepaskan Tae Joon tapi aku tidak akan membiarkan Tae Joon mencampakkan anaknya. Kau tidak bisa memutuskan hubungan ayah dan anak jadi katakan pada Se Jin dan istrimu semuanya. Aku pastikan mereka akan menerimanya."

"Kau tidak boleh melakukannya. Itu bisa melukai Se Jin dan istriku. Keserakahan hanya akan membuatmu jatuh. Jika kau melakukannya, kau bukan hanya akan kehilangan Tae Joon tapi juga Sae Byeol."

"Kau mengancamku?"

"Itu hal mendasar dalam bisnis, menggunakan kelemahan seseorang jika negosiasi tidak berjalan baik. Aku mencoba menjadi orang baik. Ini kebaikanku yang terakhir."


Tuan Jang berniat pergi, tapi Na Yeon menghentikan langkahnya dengan mengatakan bahwa Tuan Jang sudah membuat kesalahan besar.

Na Yeon : Jika kau mengancamku menggunakan putriku, haruskah aku melakukan hal yang sama? Haruskah aku mengancammu menggunakan Se Jin juga?"

Tuan Jang langsung menatap tajam Na Yeon.

"Aku tiba-tiba ingin menghentikan pernikahan itu. Kau pikir aku tidak bisa? Kau seharusnya tidak mengatakan itu."

Na Yeon beranjak pergi. Tuan Jang menatap Na Yeon dengan tatapan waspada.


Tae Joon yang lagi bekerja di SMS Se Jin. Se Jin mengirimkan foto-fotonya menggunakan gaun pengantin pilihan sang ibu.


Na Yeon ke rumah Tuan Jang! Di depan rumah, ia bertemu Yoo Kyung dan Se Jin yang baru saja pulang. Yoo Kyung mengenali Na Yeon sebagai gadis yang menyiapkan jamuan untuk Se Jin tempo hari.

Na Yeon : Kau mengenaliku. Bagaimana kabarmu?

Yoo Kyung : Apa yang membawamu kemari.


Na Yeon menatap Se Jin. Begitu pun Se Jin yang menatap Na Yeon bingung.


Bersambung.......

Omo... Tae Joon gk mau ngakuin Sae Byeol anaknya dan Tuan Jang mau mutusin hubungan Tae Joon dan Sae Byeol... Gedek sama dua orang ini.....

The Promise Ep 23 Part 1

Sebelumnya...

Gaes, sebelum lanjut, sy mau minta maaf dulu.. Kayaknya sy gk jadi nulis sinop Super Daddy Yeol seperti yg sy janjikan kemarin... padahal ada Seo Jun Young-Lee Yoo Ri (Tae Joon-NaYeon). Sy gk nyangka mereka pernah main bareng sebelum The Promise.

Kenapa batal? Sy gk terlalu menyukai Lee Dong Gun siih... Udah sy tahan-tahanin, sy banyak skip malahan adegannya Lee Dong Gun tapi tetep aja gk betah...

Di Super Daddy Yeol, Seo Jun Young dan Lee Yoo Ri sama2 berprofesi sebagai dokter. Disini tu, karakternya Seo Jun Young beda banget sama Kang Tae Joon. Seo Jung Young disini tulus banget, rela ngelakuin apa aja buat Lee Yoo Ri yang dia cintai tp sayangnya cintanya bertepuk sebelah tangan. Ada satu adegan mereka yg sy gk bisa lupain yaitu adegan saat Jun Young melamar Yoo Ri di halaman rumah sakit, tapi Yoo Ri malah nendang 'onderdilnya' Jun Young. Sy yg tadinya senyum-senyum melihat adegan Jun Young melamar Yoo Ri, langsung ngakak ngeliat balasan Yoo Ri. Pokoknya disini Yoo Ri doyan bgt galakin Jun Young.

Mungkin nanti kali ya, hanya scene mereka berdua aja yg sy tulis... Sekali lagi maaf ya gaes, terutama buat fansnya Lee Dong Gun.


Na Yeon terkejut saat Tae Joon mengatakan akan membesarkan Sae Byeol sesuai keinginannya.

Na Yeon : Wae? Apa Se Jin bilang dia mau membesarkannya.

Tae Joon : Karena itu kau menelponnya dan mengajaknya bertemu? Aku sudah bilang padamu, jangan! Kau ingin bertemu Se Jin untuk memberitahunya tentang Sae Byeol? Lee Na Yeon, apa begini sifat aslimu?

Na Yeon : Aku mengajak Se Jin bertemu?

Tae Joon : Se Jin tidak bersalah! Salahkan diriku! Jangan ganggu orang yang tidak bersalah.

Na Yeon : Aku mengganggu Se Jin? Yang kuinginkan darimu, tidak menyembunyikan Sae Byeol darinya dan mengakui Sae Byeol sebagai anakmu! Meskipun kau bukan milikku lagi, aku ingin kau tetap menjadi ayah Sae Byeol. Tapi kau... lebih mencemaskan Se Jin yang akan terluka daripada anakmu sendiri?


Tae Joon : Kau tidak punya malu! Kau mengancam orang lain menggunakan anakmu. Aku tidak akan membiarkanmu menggunakan anakmu untuk mengancam orang lain, jadi cepat bawa Sae Byeol padaku! Aku akan membesarkannya!

Na Yeon : Kau bilang aku menggunakan Se Jin untuk mengancammu?

Tae Joon : Bukan hanya aku, tapi Se Jin dan semua orang! Kau menggunakan Sae Byeol untuk menyeret kita semua masuk ke dalam lumpur!

Na Yeon yang sudah ditahan lagi dituduh ini itu, mengajak Tae Joon menemui Se Jin untuk meluruskan semuanya.

Na Yeon : Ayo kita lihat, apa aku menyiksa Se Jin atau tidak!

Na Yeon pergi duluan. Tae Joon bergegas mengejar Na Yeon.


Na Yeon yang sudah kelewat kesal, terus berjalan tanpa mempedulikan mobil yang lalu lalang dengan kecepatan tinggi di depannya.

Di tengah jalan, Na Yeon berhenti dan melihat sebuah mobil melaju kencang ke arahnya.

Na Yeon terjatuh tepat saat mobil itu nyaris menabraknya.


Taksi yang dinaiki Hwi Kyung dan Do Hee ikut mengerem mendadak. Hwi Kyung menahan badan Do Hee dengan tangannya agar tidak terbentur.

"Kau baik-baik saja?" tanya Hwi Kyung.

"Aku baik-baik saja." jawab Do Hee.

Supir taksi memberitahu, seorang wanita berlari ke depan mobil yang ada di depan mobil mereka.


Tae Joon langsung menolong Na Yeon. Tapi Na Yeon tidak mau ditolong.

Supir taksi kesal melihat Tae Joon dan Na Yeon ribut di tengah jalan.

Do Hee melihat ke arah mereka tapi ia tidak bisa melihat wajah Na Yeon dengan jelas lantaran Na Yeon sedikit menutupi wajahnya yang silau karena sinar lampu mobil. Dan Hwi Kyung hanya melihat punggung Tae Joon, jadi dia tidak tahu itu Tae Joon.

Do Hee ingin turun. Ia ingin melihat Na Yeon tapi Hwi Kyung melarang dan menyuruh supir taksi jalan.


Tae Joon membawa Na Yeon ke pinggir. Tae Joon membujuk Na Yeon ke rumah sakit tapi Na Yeon tidak mau dan menyuruh Tae Joon pulang.

Na Yeon yang pucat, bangkit dari duduknya dan berusaha melangkah tapi ia yang masih syok, terjatuh lagi.

Melihat itu, Tae Joon langsung memapah Na Yeon.


Di taksi, Do Hee marah-marah karena Hwi Kyung melarangnya turun.

Hwi Kyung : Apa setiap kejadian menarik minatmu untuk membuat artikel? Lagipula, tidak baik mencampuri urusan kesengsaraan orang lain.

Do Hee : Bahkan jika minat itu terkadang menyelamatkan orang dari kesengsaraann dan menangkap orang yang bertanggung jawab atas kesesangsaraan itu?

Hwi Kyung : Baik jika menyangkut pekerjaanmu tapi kau harus punya etika saat tengah bersama orang lain.

Do Hee : Jadi saat aku bersamamu, aku harus fokus padamu?

Hwi Kyung langsung salah tingkah dengan pertanyaan Do Hee itu, ditambah Do Hee kini terus menatapnya membuatnya makin salah tingkah.


Geum Bong terkejut melihat Na Yeon yang pulang dipapah Tae Joon. Tae Joon mengatakan, Na Yeon harus berbaring.


Geum Bong pun langsung membukakan pintu kamar dan Tae Joon bergegas membaringkan Na Yeon di kasur.

Geum Bong : Akan kuambilkan air hangat.

Saat hendak keluar, Tae Joon melihat Sae Byeol yang sudah tidur. Tae Joon ingin menyentuh wajah Sae Byeol, tapi pada akhirnya ia keluar kamar tanpa menyentuh wajah putrinya.


Tae Joon berusaha menenangkan dirinya tapi baru saja menghela nafas, Geum Bong sudah muncul dan mengajaknya bicara.

Tae Joon : Dia hanya sedikit terkejut. Tidak ada yang perlu dicemaskan.


Mal Sook pulang. Emosi Mal Sook langsung meledak melihat Tae Joon. Tae Joon hanya bisa diam dan menerima kemarahan Mal Sook.

Mal Sook : Dia bekerja keras sampai mati hanya untuk membuatmu sukses! Beraninya kau... kau menusuknya dari belakang! Kenapa kau melakukan itu! Kenapa kau melakukannya!

Geum Bong berusaha menenangkan sang ibu. Ia takut tetangga mendengar keributan mereka tapi Mal Sook tidak peduli dan terus memarahi Tae Joon.

Na Yeon keluar dan menyuruh Tae Joon pergi tapi Mal Sook bilang Tae Joon tidak bisa pergi begitu saja.

Mal Sook : Kau pikir aku akan diam saja dan membiarkanmu bahagia!

Tae Joon : Aku akan memberikan kompensasi sebanyak yang aku bisa.

Mendengar itu, Mal Sook makin marah dan berusaha memukul Tae Joon. Na Yeon dan Geum Bong langsung menahan sang ibu dan menyuruh Tae Joon pergi.


Mal Sook teriak-teriak.

"Kau pikir kau bisa tidur nyenyak malam ini? Ani, aku akan mengejarmu dan berdoa agar kau hancur!"

"Eomma mianhae, jeongmal mianhae." ucap Na Yeon.


Mal Sook menatap Na Yeon.

"Na Yeon-ah, jangan lakukan apapun. Biar ibu yang mengurus semuanya!"

"Geumanhae! Saat pria memilih uang, semuanya selesai. Jadi kau sadar, Kak! Pikirkan saja bagaimana kau akan hidup dengan Sae Byeol!" ucap Geum Bong kesal lalu masuk ke kamarya.

Sementara Mal Sook menepuk-nepuk punggung Na Yeon.


Tae Joon masih diluar. Ia menenangkan hatinya sejenak sebelum akhirnya beranjak pergi.


Hwi Kyung mengantarkan Do Hee pulang.

Do Hee : Menyenangkan memiliki pria yang mengantarkanku pulang.

Hwi Kyung : Ini sandiwara jadi hentikan.

Do Hee : Tapi kenapa aku merasa kau tidak sedang bersandiwara?

Hwi Kyung : Itu karena aku tahu kenapa aku melakukannya.

Hwi Kyung kemudian kembali ke dalam taksi. Setelah taksi Hwi Kyung pergi, barulah Do Hee masuk ke rumahnya.


Di ruang kerjanya, Tuan Jang sedang menatap foto-foto Na Yeon dan Sae Byeol.

Ia lantas teringat permintaan Na Yeon yang menyuruhnya menghentikan pernikahan Se Jin dan Tae Joon.


Yoo Kyung tiba-tiba masuk dan Tuan Jang langsung memasukkan foto-foto Na Yeon ke dalam amplop dan menyimpannya di laci.

"Apa yang kau sembunyikan?"

"Ini hanya dokumen perusahaan yang membuatku sedikit tertekan. Kenapa kau belum tidur?"

"Aku tidak bisa tidur. Aku gelisah untuk beberapa alasan. Seperti ada yang salah."

"Kenapa ibu pengantin perempuan gelisah sebelum pernikahan? Kau ingin minum? Itu akan membantumu tidur."

"Benarkah?" seru Yoo Kyung senang.


Tae Joon yang baru pulang terkejut melihat barang-barang wanita beserak di rumahnya.

Ia mengambil syal berwarna krem dan melihatnya. Tak lama kemudian, ia pun sadar siapa pemilik syal itu.

Tae Joon masuk ke kamarnya dan menemukan ibunya sedang tidur. Ia langsung menarik selimut ibunya dan menyuruh sang ibu bangun.

"Bagaimana kau.... kau bertemu Se Jin?"

"Aku pergi ke kantormu dan kebetulan bertemu dia. Dia sangat sopan dan pintar. Dia memesan steak mahal untukku, juga membelikanku tas dan pakaian. Dia sangat murah hati. Seorang pewaris benar-benar berbeda.


"Kenapa kau datang ke kantorku!" Tae Joon marah, lalu keluar dari kamar dan membanting jasnya ke lantai.

"Itu karena kau tidak menjawab teleponku! Kau tidak tahu aku diusir dari rumah atap? Mal Sook tahu kau mencampakkan Na Yeon. Dia kehilangan pikirannya dan membuang semua barang ku keluar dari rumah itu! Aku tidak tahu harus kemana. Aku tidak bisa tinggal di sauna selamanya."

Tae Joon yang malas meladeni ibunya, memberikan ibunya uang.

"Pakai uang ini dan carilah tempat lain. Jangan ganggu Na Yeon lagi."


Sontak Man Jung kaget, kau memberikan ini padaku? Berapa jumlahnya?

Man Jung menghitung angka yang ada di buku rekening.

"Tapi dengan satu syarat. Jangan minta uang lagi pada Na Yeon. Jika kau melakukannya lagi, aku tidak akan pernah sudi menemuimu lagi. Dan juga, saat aku berhasil mendapatkan Sae Byeol, aku ingin ibu yang membesarkannya dan jangan khawatirkan uang."

"Ibu? Kau memanggilku ibu? Aku tidak salah dengar?"

"Berjanjilah!"

"Karena kau memperlakukanku sebagai ibumu, aku akan melakukan apapun untuk melindungimu. Tapi keluarga itu tahu tentang Sae Byeol."


"Se Jin tidak tahu tapi ayahnya tahu."

"Se Jin hamil. Apa yang bisa dia lakukan? Tapi apakah menurutmu Na Yeon akan membiarkanmu mengambil Sae Byeol?"

"Jika dia terus menggangguku karena anak itu, aku akan mengambil anak itu."

"Menurutku dia tidak akan membiarkanmu membawanya. Sae Byeol harta karun berharga baginya, melebihi hidupnya. Dia tidak akan membiarkanmu merebutnya meskipuun langit jatuh." ucap Man Jung.

*Taik lah si Tae Joon ini.. Sekalian aja lo kirim Sae Byeol ke panti asuhan Kang Tae Joon!! Kalau ujung2nya dia tetep kagak bakal nganggep Sae Byeol anaknya, ngapain dia ngerebut Sae Byeol dari Na Yeon. Nganggep Na Yeon gunain Sae Byeol buat ngancem dia, padahal Na Yeon bener kalau dia kagak ngakuin Sae Byeol anaknya...


Paginya, Na Yeon membantu Sae Byeol makan. Mal Sook terus memperhatikan Na Yeon.

"Kau tidak tidur tadi malam?"

"Aku tidur dengan baik."

"Makan ini. Berhenti memandangi makananmu. Makanan adalah obat terbaik." ucap Mal Sook sembari meletakkan lauk ke mangkuk Na Yeon.

"Aku tahu, makanan obat terbaik. Ibu juga makan." jawab Na Yeon, lalu meletakkan egg roll ke mangkuk sang ibu.

Mal Sook lalu memanggil Geum Bong yang masih di dalam kamar.


Geum Bong sendiri lagi fashion show di depan cermin menggunakan tas barunya.

Tak lama, Mal Sook masuk dan dia langsung menyembunyikan tas itu dibelakangnya tapi sang ibu keburu melihat tasnya.

"Bukankah ini mahal, lalu apa itu? Di lehermu."

"Ini tas dan kalung. Apa lagi."

"Kukira kau sudah dipecat. Darimana kau mendapatkan uang untuk membeli semua ini?"

"Bukankah ini terlihat seperti sungguhan? Jika ini bisa menipu ibuku, artinya si pemalsu benar-benar hebat."

"Mwo?"

"Aku membayar 30 dollar tapi ini terlihat seperti 3000 dollar kan?"

"Benar-benar 30 dollar?"

"Tentu saja."

"Kalau begitu tas ini untukku dan kau belilah satu lagi."

"Tidak bisa."

"Kenapa tidak bisa! Ini 30 dollar." jawab Mal Sook, lalu memberikan 30 dollar nya ke Geum Bong dan beranjak keluar membawa tas itu.



Man Jung bersenandung sambil menyusuri jalan dan memegangi beberapa paper bag.

Tak lama kemudian, pengendara motor lewat dan hampir menabraknya.

Man Jung marah. Si pengendara motor berhenti, lalu membuka helm nya dan menatap ke arah Man Jung. Dia Se Gwang.

Man Jung menyuruh Se Gwang meminta maaf, tapi Se Gwang hanya melihatnya saja membuatnya makin kesal.


Se Gwang mengambil tas belanjaan Man Jung yang nyangkut di ban motornya dan mengembalikannya pada Man Jung.

"Puas, ajumma?"

"Ajumma? Memangnya siapa kau berani memanggilku ajumma?"

"Jadi aku harus memanggilmu eomma?"

"Omong kosong apa ini? Bagaimana dengan jantungku? Jantungku berdetak cepat karena aku terkejut. Berikan nomormu."

Se Gwang pun meminta ponsel Man Jung. Man Jung kesal. Setelah sedikit berdebat, Man Jung akhirnya memberikan ponselnya dan Se Gwang menyimpan nomornya di ponsel Man Jung. Setelah itu, Se Gwang langsung menuju ke motornya.


"Siapa pun orang tuanya, mereka pasti membesarkannya dalam keadaan miskin? Tapi dia tampan juga. Dia juga tidak asing bagiku. Anak itu pasti sudah seusianya sekarang."

Bersambung ke part 2.........