The Promise Ep 24 Part 1

Sebelumnya...


Tuan Jang tiba di rumah bersama Tae Joon. Tuan Jang menanyakan istri dan anaknya pada pembantu.

"Mereka di dapur. Anda harus melihatnya."

"Se Jin di dapur? Pantas dia menyuruhku datang dengan Tae Joon. Aku rasa dia memasak."

Mereka ke dapur dan melihat berbagai hidangan sudah tersaji di meja. Tuan Jang mengira istri dan anaknya yang menyiapkan semua itu. Yoo Kyung menyapa Tae Joon. Tae Joon berterima kasih karena sudah diundang. Yoo Kyung memberitahu suaminya, bukan mereka yang memasak tapi seseorang yang profesional.


Na Yeon menoleh. Tuan Jang dan Tae Joon kaget melihat Na Yeon.

Na Yeon : Aku memasak makanan ini dengan sepenuh hatiku.

Se Jin : Dia wanita yang menyiapkan hidangan untuk kita tempo hari.

Yoo Kyung menyuruh suaminya duduk. Se Jin mendorong Tae Joon ke kursi makan.


Tuan Jang minta penjelasan Yoo Kyung, kenapa Yoo Kyung memanggil Na Yeon segala padahal mereka hanya makan malam biasa.

Yoo Kyung bercerita, ia dan Se Jin bertemu Na Yeon di depan rumah saat mereka baru pulang belanja.

Yoo Kyung : Dia baru saja selesai bekerja di dekat sini dan memutuskan mampir kemari, jadi sekalian saja aku meminta bantuannya.

Se Jin : Aku menyuruhnya menyiapkan semua ini karena Tae Joon mau datang. Ditambah, Tae Joon menyukai masakannya tempo hari.


Tuan Jang menatap Na Yeon.

"Terima kasih, karena hari sudah malam jadi kau boleh pergi."

"Aku rasa aku tidak bisa pergi." jawab Na Yeon.

"Appa, bintang hari ini adalah makanan penutupnya. Aku memintanya membuatkan makanan penutup tradisional Korea."

"Aku akan membuatnya setelah kalian selesai makan." jawab Na Yeon.

Tuan Jang pun tegang dan menatap Na Yeon dengan tatapan terancam.


Na Yeon keluar dan menunggu Tae Joon di depan pagar. Tak lama, Tae Joon datang dan langsung menariknya ke taman.

Tae Joon marah.

"Kau sudah gila! Sadarlah!"

"Benar, aku sudah gila! Akan aneh jika aku tidak gila! Ayah Se Jin mengancamku. Dia bilang, jika aku tidak pergi, aku akan kehilangan Sae Byeol juga. Kau tahu apa yang kukatakan sebagai balasannya? Cobalah lakukan! Dan aku tidak akan tinggal diam. Aku menyuruhnya memberitahu Se Jin dan istrinya semuanya tentang Sae Byeol dan memintanya melakukan apapun untuk menghentikan pernikahanmu!"

"Kau tidak akan bisa melakukannya. Kau tidak akan bisa menghancurkanku."

"Mwo?"

"Karena kau masih mencintaiku jadi kau tidak akan pernah bisa melakukannya."


"Kang Tae Joon..." Na Yeon menatap tajam Tae Joon.

"Lupakan pria brengsek sepertiku. Buka hatimu dan lanjutkan hidupmu dengan Sae Byeol. Inilah hal terbaik yang bisa kita lakukan, Na Yeon-ah."


"Apa-apaan ini? Kalian saling mengenal?"

Tae Joon menoleh dan terkejut melihat Se Jin yang tiba-tiba muncul.


Se Jin mendekati mereka dengan wajah marah.

"Jadi wanita yang menyiapkan makan malam untuk kita adalah mantan kekasihmu?"

"Aku bisa menjelaskannya." jawab Tae Joon, lalu mengajak Se Jin pergi tapi Se Jin tidak mau.

"Kudengar namamu Lee Na Yeon. Apa kau Lee Na Yeon yang sama dengan yang aku kenal?"

"Seperti inilah reuni kita setelah 20 tahun, tapi tempatnya agak buruk. Apa kabarmu Jang Se Jin."

"Manhae? Jeongmal Lee Na Yeon manhae?"

"Ayo pulang dan bicara." ajak Tae Joon, tapi Se Jin tidak mau.

"Aku benar-benar bodoh. Aku tidak percaya aku tidak bisa mengenalimu. Inilah aku dan sama seperti 20 tahun lalu. Aku tidak pernah kehilangan siapapun tapi aku selalu membuat diriku terlihat bodoh di depanmu. Kau tidak ingat?"


"Aku tidak yakin." jawab Na Yeon.

"Jangan bicara disini. Ayo kita minum. Ini sudah 20 tahun. Aku akan membelikannya."

Se Jin memaksa Na Yeon ikut dengannya. Tae Joon mencegah Se Jin.

"Ada apa denganmu! Aku sudah bilang aku akan menjelaskannya!"

"Menjelaskan apa! Aku dengar semuanya! Apalagi yang harus kudengar!"

Se Jin kembali menatap Na Yeon.


"Apa masih ada yang lain? Kudengar kau punya anak. Sae Byeol, kan? Nama yang cantik. Dia perempuan? Dia pasti cantik dan mirip Tae Joon. Aku ingin bertemu dia."

Tae Joon berusaha mengajak Se Jin pergi tapi Se Jin tetap menolak.

"Ini sudah larut. Kita bisa bicara lagi lain kali. Tae Joon-ah, antar dia pulang. Ini sudah larut."

"Se Jin-ah."

Se Jin memegang tangan Tae Joon dan berusaha tersenyum.

"Aku baik-baik saja, kita bicarakan besok."

Se Jin beranjak pergi.


Tae Joon menghela nafas dan menatap kesal ke arah Na Yeon.

"Kau puas Se Jin sudah tahu semuanya. Kau akan menyesal atas apa yang kau lakukan malam ini." ucap Tae Joon, lalu pergi menyusul Na Yeon.

*Omo, kali ini Tae Joon yang ngancam Na Yeon.. Kasihan Na Yeon. Ditekan sana-sini.


Se Jin berjalan gontai. Tae Joon menyusul Se Jin. Ia terkejut melihat Se Jin jatuh dan langsung menghampiri Se Jin. Se Jin tidak mengerti, kenapa Na Yeon dari sekian banyak wanita. Tae Joon meminta maaf karena tidak memberitahu Se Jin. Ia lantas membantu Se Jin berdiri. Se Jin berkata, tidak akan ada yang berubah meski Tae Joon mengatakannya sejak awal.

"Kang Tae Joon, tegakkan kepalamu dan dengar baik-baik. Susu sudah tumpah. Hanya orang bodoh yang berusaha memasukkannya kembali. Bersihkan saja semuanya dan tuang susu yang baru."

Se Jin juga berkata, mereka akan tetap menikah sesuai rencana.


Sekarang Se Jin masuk ke kamarnya. Ia teringat masa kecilnya dulu dengan Na Yeon.

Se Jin marah! Ia menjatuhkan barang-barang yang ada di mejanya, lalu berteriak dan menangis.

Tuan Jang melihat itu dari depan pintu. Ia kemudian masuk dan memungut dua berkas Se Jin di lantai.

"Ayah berharap kau tidak mengetahuinya sampai kau menikah tapi ayah sadar, ayah egois."

Se Jin terkejut ayahnya sudah tahu.

"Tae Joon memberitahu ayah. Dia tidak tahu anak itu. Dia juga kaget. Kau bisa putus dengannya?"

Se Jin terisak dan menggeleng.

"Hanya itu yang penting. Kau istirahat lah, bayimu pasti kaget juga."


Tuan Jang beranjak pergi. Se Jin pun berkata, bahwa dia siap dengan konsekuensinya karena sudah merebut Tae Joon dari Na Yeon. Ia juga berpikir bisa menerima Sae Byeol, tapi yang ia tidak mengerti kenapa harus Na Yeon. Ia menatap sang ayah dan mengaku takut masa depannya serta bayinya rusak.

Tuan Jang memeluk Se Jin.

"Ayah tidak akan membiarkan itu terjadi, jadi jangan pikirkan hal itu dan pikirkan saja bayimu."

"Appa, aku tidak akan pernah melepaskan Tae Joon. Jika ada yang menghalangiku, tidak peduli anak kecil atau siapa pun, aku akan mengatasinya. Aku tidak akan membiarkan Tae Joon pergi."

Tuan Jang terlihat marah.


Yoo Kyung sedang melihat-lihat perhiasannya dan mengambil sebuah cincin. Yakin Tae Joon tidak mempersiapkan cincin pernikahan yang bagus, ia pun memutuskan memberikan cincin itu pada Se Jin.

Yoo Kyung : Aku tidak membutuhkan cincin ini, karena aku tidak punya menantu perempuan jadi akan kuberikan pada Se Jin.


Yoo Kyung pun melihat perhiasannya yang lain dan tanpa sengaja menjatuhkan antingnya. Melihat anting itu, sontak ia teringat cerita dibalik anting itu.

Flashback...


Saat Yoon Ae terkapar di jalan, ia mengambil has tes DNA Tuan Jang dan Se Jin.


Ketika sudah berada di mobilnya dan jauh dari lokasi kecelakaan Yoon Ae, ia baru sadar salah satu antingnya hilang.


Na Yeon yang melihat anting itu minta penjelasan kenapa anting itu hanya satu.

Flashback end...


Yoo Kyung yang tegang, langsung mengembalikan antingnya ke dalam kotak perhiasannya. Ia takut rahasianya terbongkar.


Na Yeon duduk di tepi Sungai Han dengan mata berkaca-kaca.

"Lee Yoon Ae-ssi, aku mengejar pria yang tidak menginginkanku. Aku menangis dan mengancamnya juga. Bahkan bagiku, begitu menyedihkan. Tapi kenapa dia melahirkan pecundang seperti itu? Dia harusnya punya putri yang pintar dan keren. Kenapa dia melahirkan seorang pecundang. Kenapa dia...." tangis Na Yeon pecah.

"... melahirkan pecundang seperti ku, wae!"


Man Jung ke restoran Mal Sook karena merindukan ayam Mal Sook. Ia penasaran, apa resep rahasia Mal Sook hingga membuat ayam gorengnya begitu enak.

Tak lama kemudian, Man Jung berpikir tidak ada yang bisa menghentikannya karena ia akan membayar ayam yang dimakannya.

Saat sudah memutuskan untuk masuk, Mal Sook tiba-tiba keluar, membuatnya kaget.

"Oh Man Jung, aku tahu akan akan kembali. Tidak banyak yang memiliki restoran sepertiku, tapi seseorang yang sudah mencoba ayamku sekali pasti akan kembali."

"Kau pikir aku datang untuk ayam?"

"Lalu kau datang untuk meminta maaf mewakili Tae Joon?"

"Kenapa aku harus melakukannya. Maksudku, Tae Joon tidak salah. Itu salah Na Yeon sampai Tae Joon berselingkuh!"

Kesal, Mal Sook menggulung lengan bajunya dan berkata, sudah bersumpah akan menjambak Man Jung jika Man Jung muncul di hadapannya.

Man Jung yang takut, langsung kabur.

*Gk tau malu emang ni si Man Jung. Udah ngelepeh Na Yeon, ngatain Na Yeon yg salah sampe Tae Joon berani selingkuh, eeh masih berniat nyobain masakan Mal Sook.


Se Gwang dan Geum Bong di bar. Geum Bong terkejut mendengar cerita Se Gwang. Se Gwang cerita, kalau ibunya meninggalkannya sejak usia 5 tahun.

Se Gwang : Ayahku bolak balik keluar negeri untuk urusan bisnis. Ibuku sangat cantik dan elegan. Ayah memberikan semuanya untuk ibuku tapi ibuku merasa tidak pernah cukup dan pergi meninggalkan kami.

"Kau tidak tahu dimana ibu kandungmu?"

"Aku bertemu dia belum lama ini. Apakah ini hanya kebetulan seperti di film-film? Aku bisa mengenalinya. Dia masih terlihat sama. Bersinar dan elegan. Tapi dia tidak mengenaliku. Aku menabraknya dan dia tidak mengenaliku."

Se Gwang pura-pura nangis. Geum Bong yang percaya, langsung kasihan dan memeluk Se Gwang.


Ponsel Se Gwang tiba-tiba berdering. Se Gwang langsung berdiri dan beranjak menjauhi Geum Bong.

Telepon dari Man Jung yang mengajak Se Gwang bertemu. Man Jung berkata, punggungnya sakit akibat ditabrak Se Gwang dan dia harus melakukan CT Scan.

Se Gwang : Ajumma, jika kau sampai berbohong, kau akan berakhir di penjara.

Usai bicara dengan Se Gwang, Man Jung kembali menyantap mi nya.


Di kamarnya, Na Yeon menatap beberapa buku tabungannya. Buku tabungan yang pertama, tabungan yang ia simpan untuk keluarganya. Buku yang kedua, yang dari Tae Joon dan yang ketiga, tabungan untuk masa depan Sae Byeol.

Selang beberapa menit, Na Yeon menyimpan semua buku tabungannya ke dalam sebuah amplop. Setelah itu, ia menatap cincin yang diberikan Tae Joon saat melamarnya, kemudian melepaskannya.


Na Yeon lantas menatap Sae Byeol dan menangis.

"Haruskah aku berhenti. Meskipun kau tidak punya ayah, kau akan tumbuh dengan baik kan?"

Na Yeon merebahkan kepalanya dan menangis hebat. Sae Byeol yang sudah terlelap itu, meletakkan tangannnya di punggung Na Yeon dan menepuk-nepuk punggung Na Yeon.

Sontak Na Yeon kaget dan langsung menatap ke arah Sae Byeol.

Na Yeon lantas mengelus pipi Sae Byeol, lalu merebahkan kepalanya di dekat kepala Sae Byeol dan kembali menangis.


Paginya, Kepala Gudang menanyakan soal rumor Hwi Kyung anak Pimpinan Park pada Hwi Kyung.

"Aku benci berbohong. Mulutku gatal ingin memberitahumu saat kau meremehkanku."

Sontak si Kepala Gudang kaget.

"Kau dalam masalah besar sekarang. Kau sudah bersikap kasar pada anak pimpinan." canda Hwi Kyung.

"Kalau kau anak Pimpinan, aku pamannya Pimpinan!"

"Apa?"

"Jangan bertingkah di depan karyawan lain dan jaga sikapmu. Jangan suka memerintah dan bekerja keras lah sebagai karyawan! Pelajari bisnis sebelum kau pergi dari sini." ucap si Kepala Gudang lalu pergi.


Do Hee menemui seorang wanita di sebuah kafe. Do Hee berterima kasih pada wanita itu.

"Aku sudah lama bekerja dengan Nyonya dan aku tidak bisa diam lagi."

"Aku mengerti. Kita harus menghentikan mereka yang menyalahgunakan kekuasaan dan kekayaan."


Setelah Do Hee masuk ke toilet dan bertemu wanita lain di sana. Do Hee pura-pura membetulkan alisnya dan terus menatap ke arah wanita itu.

Wanita itu yang tahu ditatap Do Hee, merasa tidak nyaman dan buru-buru pergi setelah menggunakan lipstiknya.


Do Hee buru-buru kembali ke mobilnya. Di mobil, ia membaca artikel perceraian Hwi Kyung dengan wanita itu. Di artikel itu, tertulis bahwa wanita itu berusaha bunuh diri karena depresi.


Tak lama, wanita itu muncul bersama seorang pria. Do Hee tambah heran.

"Apa dia sudah menikah lagi tapi mereka tidak terlihat seperti pasangan yang sudah menikah."


Do Hee pun langsung mengikuti mereka dan melihat pasangan itu masuk ke kamar hotel.

Bersambung ke part 2............

0 Comments:

Post a Comment