Sebelumnya...
Keesokan harinya, Seol Ri mengajarkan
Hyun soal factor, tapi Hyun bukannya mendengarkan malah menguap. Seol Ri yang
kesal langsung memukul punggung Hyun. Hyun meringis kesakitan. Seol Ri menyuruh
Hyun duduk dengan benar. Tapi karena Hyun masih malas2an, Seol Ri pun kembali
memukulnya.
“Apa kau tidak akan duduk
dengan tegak?” tanya Seol Ri.
“Aku duduk dengan tegak?
Kenapa?” jawab Hyun kesal.
“Kau sekarang sudah SMP. Kau
bermain dan tidur sesukamu saat SD, sekarang kau berada di rangking terakhir. Bukan
hanya terakhir di kelasmu saja, tapi di seluruh sekolah. Apa kau tidak tahu?”
ucap Seol Ri.
“Siapa yang perduli kalau aku
rangking terakhir? Rangking terakhir di sekolah bukan berarti rangking terakhir
dalam kehidupan.” Jawab Hyun.
“Siapa yang bilang? Siapa
yang bilang omong kosong begitu?” tanya Seol Ri.
“Yong Gi Noona.” Jawab Hyun.
Mendengar nama itu, Seol Ri
langsung sewot.
“Apa? Siapa? Anjing yang
lewatpun akan tertawa mendengarnya. Bagaimana bisa dia mengatakan hal seperti
itu?”
Seol Ri pun kembali menatap
Hyun.
“Jang Baek Hyun, sadarlah. Rangking
terakhir di sekolah artinya rangking terakhir juga dalam kehidupan. Kau pikir
kenapa begitu? Karena bukan kau yang memutuskannya. Karena orang nomor satu di
dunia ini yang akan memutuskan hidupmu.” Ucap Seol Ri.
“Apa yang kau katakan?” tanya
Hyun lesu.
“Jadilah yang terbaik. Lebih
baik sombong daripada bodoh. Jadilah yang terbaik. Mari kita pikirkan dasarnya
kemudian pikirkan bagaimana kau akan menjadi yang terbaik. Apa perkalian
terendah? Katakan padaku.” Ucap Seol Ri.
Seok sedang bersiap2 di
kamarnya ketika sang ayah masuk. Sang ayah memberikan hasil tes Seol Ri. Seok
terkejut membacanya. Hasil tes Seol Ri buruk. Tuan Baek bertanya2, bagaimana
bisa tulang orang yang masih muda begitu rapuh.
“Apakah karena aku tidak
memberinya makan dengan baik saat dia masih kecil? Karena aku hanya memberinya
sayur? Saat dia datang pada kita, aku seharusnya membawanya. Bayi kecil itu,
diasuh dirumah ini, kemudian di rumah itu. Diadopsi, kemudian di kembalikan,
tentu saja dia menderita. Tentu saja tulangnya akan menjadi seperti itu.” ucap
Tuan Baek.
“Bukan begitu. Bukan begitu
ayah.” jawab Seok.
Seol Ri sendiri syok membaca
hasil tes kesehatannya. Seok mengajak Seol Ri melakukan pemeriksaan sekali
lagi. Tapi Seol Ri malah membahas soal Seok yang menangani kasus efek samping
Pudoxin.
“Bagaimana kau tahu?” tanya
Seok.
“Aku mendengarnya dari rumah
Pyeongchang-dong.” Jawab Seol Ri.
“Tuntutan efek samping
Pudoxin? Apa kau membicarakan tentang tuntutan Almarhum Moon Tae Joon dan Yong
Gi?” tanya Tuan Baek.
Seok pun mengiyakan.
“Wali Moon Tae Joon yang
memasukkan tuntutan.” Ucap Seok.
“Dan pengacara dari farmasi
Cheon Nyeon adalah Do Hae Gang?” tanya Seol Ri.
Seok membenarkan. Tuan Baek
terkejut. Ia tidak menyangka Hae Gang yang dulunya menentang Pudoxin saat masih
menjadi Yong Gi, kini justru membela Pudoxin.
“Saat tes klinis, datanya
telah diperbaiki.” Ucap Seok.
Seol Ri terkejut, Apa? Kalau
begitu, hasil tesnya dipalsukan?
“Yeah, oleh Presdir Min Tae
Seok.” Jawab Seok.
“Dan dia masih tetap
menangani kasusnya? Meski mengetahuinya, dia tetap menjadi perwakilan pengacara
untuk Farmasi Cheon Nyeon?” tanya Tuan Baek syok.
Seol Ri lantas memberikan
catatan tentang tes klinis Pudoxin itu pada Seok. Ia ingin tahu apa Seok
mendapatnya dari Hae Gang. Seok membenarkan. Seol Ri pun emosi.
“Do Hae Gang mengambilnya
dari kamarku tanpa sepengetahuanku. Wanita itu tahu ada efek sampingnya, tapi
dengan kejamnya tidak memberitahu aku. Untuk membuat aku menjadi seperti ini. Untuk
membuat aku hancur seperti ini. Kalau dulu dia memberitahuku, aku akan berhenti
minum Pudoxin. Kalau dia mengatakannya padaku untuk tidak meminumnya, aku tidak
akan menjadi seperti ini.” tuduh Seol Ri.
Di ruangannya, Presdir Choi
sedang berbicara dengan pengacaranya. Ia berkata kalau dirinya berencana
memberikan sahamnya pada Jin Eon dan Hae Gang. Nyonya Hong pun masuk, ia
membawakan jus untuk Presdir Choi. Nyonya Hong yang tak sengaja mendengar
pembicaraan sang suami pun langsung protes.
“Memberikannya saham pada
posisi tinggi? Sama jumlahnya dengan Jin Eon? Apa kau sudah pikun? Apa kau
sudah gila? Kenapa kau memberikan sahammu kepadanya? Bagaimana bisa kau begitu
mempercayainya? Memberikan posisi di perusahaan adalah hal lain, tapi
memberikannya saham. Kau harus memberikannya kepada Jin Eon supaya Hae Gang
tidak bisa berbuat sesukanya!” protes Nyonya Hong.
“Aku akan memberikan sahamku
padanya, supaya dia bisa melakukan apapun, supaya dia bisa menghunus pedangnya.
Sehingga dia bisa memotong semuanya.” jawab Presdir Choi.
“Apa kau bilang? Bagaimana
kalau anakmu yang terpotong dengan pedang itu? Bagaimana kalau dia menusuk
anakku setelah dia tahu apa yang kau lakukan pada ayahnya?” tanya Nyonya Hong.
“Dia tidak bisa melakukannya,
aku tidak akan membiarkannya.” Jawab Presdir Choi.
“Bagaimana? Kau sudah
memberikan semua padanya, jadi bagaimana kau akan menghentikannya?” tanya
Nyonya Hong.
“Kau punya saham juga, kau
bilang ingin memberikannya pada Jin Eon.” Jawab Presdir Choi.
“Apa?” Nyonya Hong kaget.
“Apakah Jin Eon atau Hae Gang
yang mengambil alih posisiku, untuk duduk di sini, kau harus menghunuskan
pedangmu. Kau harus memotong kepala orang-orang yang berencana mengambil alih
perusahaan. Tugas itu lebih cocok untuk Hae Gang daripada Jin Eon. Kau harus
membiarkan Hae Gang berburu. Aku juga tidak memerlukan seseorang yang
menghunuskan pedangnya yang akan menyakiti anakku. Saat dia bersama anakku, dia
bekerja untukku dan untuk farmasi Cheon Nyeon. Hanya pada saat itu, dia berguna
bagi kita.” jawab Presdir Choi.
Nyony Hong terbelalak, Yeobo…
“Selama kau memiliki sahammu,
Jin Eon adalah pemegang saham terbesar. Tidak akan ada yang bisa mengambil
kekuasaannya.” Ucap Presdir Choi.
Mendengar itu, Nyonya Hong
pun mulai sedikit tenang.
“Setelah sarapan, haruskah
kita pergi menonton film? Sudah lebih dari tiga puluh tahun kita tidak menonton
film bersama-sama. Aku rasa itu tidak masuk akal dan tidak bisa dipercaya, Se
Hee-ya.” ucap Presdir Choi.
Di ruang makan, Tae Seok
memberitahu Jin Ri bahwa pria yang membunuh Eun Sol mencekik Hae Gang di
kantor. Jin Ri terkejut mendengarnya.
“Dia bilang perlu 15 tahun
untuk mengembangkan obat Pancilate Sanmonopil. Dan dia kehilangan banyak uang,
termasuk uang investor, tentu saja dia jadi gila, bagaimana tidak? Dan karena
hal itu, isterinya sakit, dan anak-anaknya berhenti sekolah dan bersembunyi. Dia
bilang kalau anaknya melanjutkan pendidikannya, dia akan jadi orang yang hebat.”
Ucap Tae Seok.
Jin Ri merasa aneh.
“Ada apa? Kenapa kau menjadi
emosional karena hal itu? Yang bertahan adalah pemenangnya! Yang benar adalah
yang terkuat! Pemenang mendapatkan semuanya! Orang yang memakan roti ini bahkan
mengambil semua di negara kita, itulah bagusnya hidup. Kenapa kau tiba-tiba
seperti ini? Kau juga mengambil sesuatu dari orang lain.” Ucap Jin Ri.
“Itu mengingatkanku akan
kenangan lama, itu saja.” Jawab Tae Seok.
“Kenangan lama? Kenangan lama
kapan?” tanya Jin Ri.
“Tidak, bukan apa-apa. Itu
karena ceritanya menyedihkan, itu saja.” Jawab Tae Seok.
Tae Seok lantas memberitahu
Jin Ri bahwa Shin Il Sang memiliki dokumen rahasia perusahaan mereka. Dan di
dalam dokumen itu, tertera nama Choi Man Ho.
“Apakah ada pemilik dari
perusahaan besar yang tidak melakukannya? Aku beritahu kau, kita ini di Korea.”
Jawab Jin Ri.
“Tapi bagaimana dokumen yang
ada di laptopku ada ditangan orang itu? Apakah itu ulahmu? Kau mencurinya dan
memberikan itu padanya, benarkan? Untuk menyiksa Pengacara Do?” tanya Tae Seok.
“Itu benar. Aku adalah
informannya, dan penyampai pesannya adalah Kang Seol Ri. Do Hae Gang hampir
pingsan saat dia melihat pria itu karena terkejut. Berkat aku dia mendapatkan
ingatannya kembali. Dia seharusnya memberi hormat padaku, aku juga yang
membuatnya duduk di kursi wakil presdir.” Ucap Jin Ri.
“Sungguh, kau patut dipuji,
kau melukis air hanya untukmu, kau adalah orang yang egois! Kau melakukan
semuanya, kau penyebab ini semua, benarkan? Mulai tahun Byeongshin (Tahun
monyet berdasarkan kalender Cina), mari kita rendah hati, Jin Ri ku.” Jawab Tae
Seok.
Tae Seok menemui Presdir
Choi. Ia memberitahu Presdir Choi bahwa Shin Il Sang, pria yang menabrak Eun
Sol sekaligus Presdir Grup Mi Do sudah dibebaskan dan sedang mengejar Hae Gang.
Tae Seok berkata, bahwa Shin Il Sang ingin mengirim Hae Gang ke penjara.
“Lalu?” tanya Presdir Choi.
“Hati-hatilah, aku rasa kau
harus berhati-hati pada pengacara Do. Perasaanku tidak baik tentang wakil
presdir Do Hae Gang. Ada yang berubah dari pengacara Do dari dirinya 4 tahun
yang lalu. Dia menutup mulutnya tentang dirimu 5 tahun yang lalu, tapi kalau
dia melakukannya kali ini, kalau dia diselidiki jaksa kali ini, dia tidak punya
pilihan selain melemparmu ke bawah jembatan. Aku katakan padamu untuk tidak
terlalu mempercayai pengacara Do. Batas waktu Ssanghwasan telah berlalu, tapi
masih ada kasus Mido, Ayah mertua dan yang terpenting, Ssanghwasan adalah milik
ayah pengacara Do. Hanya masalah waktu saat wakil presdir Do mengetahuinya,
tapi dia akan mengetahuinya. Dan aku mungkin bisa mengatur waktunya.” Jawab Tae
Seok.
Presdir Choi terdiam dan
mulai resah.
Yong Gi menegur Nyonya Kim
yang membiarkan air mengalir saat sedang menyabun piring2. Yong Gi menasehati
Nyonya Kim agar menghidupkan keran saat ingin membilas piring2 dari sisa sabun.
“Meski kau pemilik rumah, kau
boros sekali, kau boros dalam pemakaian air, makanan dan listrik. Apa kau tahu
kalau aku mengikutimu dan mematikan semua daya yang kau tinggalkan? Mari kita
berhemat, hematlah sumber daya.” Ucap Yong Gi.
“Aku akan melakukannya, itu
dimeja ada kacang rebus, kupas dan makanlah bersama Woo Joo.” Jawab Nyonya Kim.
Melihat kacang rebus di meja,
Yong Gi mengomel lagi.
“Lihat, lihat, lihatlah itu!
Kau pemboros. Siapa yang akan memakan itu semua, kenapa kau banyak sekali
membeli dan merebusnya? Apa kau punya banyak uang? Berapa banyak yang kau
miliki? Kau bahkan tidak menghasilkan uang, darimana kau mendapatkan uang
sebanyak itu?”
“Ya, aku punya banyak uang,
aku memiliki semua uang yang diterima kakakmu. Aku tidak menggunakannya selama
4 tahun, hanya kusimpan saja di bank, aku ingin menggunakannya sekarang. Kakakmu
bilang gunakan saja, gunakan saja semuanya.” jawab Nyonya Kim.
“Apakah jumlahnya sekitar 200
sampai 300 juta won?” tanya Yong Gi.
“Tidak, mungkin sekitar 2
sampai 3 milyar won.” Jawab Nyonya Kim.
Yong Gi terkejut.
“Daebak. Dia luar biasa. Seseorang
mendapatkan 4 won untuk setiap topeng, dan satu orang lagi menghasilkan 2
sampai 3 milyar? Apakah itu masuk akal bagaimana kami ingin hidup?” protes Yong
Gi.
Yong Gi lalu duduk di meja
dan mengupas kacang rebusnya.
“Sungguh tidak adil! Kami
memiliki wajah yang sama, tapi yang satu pengacara yang satu lagi pelayan. Kami
memiliki suara yang sama, tapi dia anggun dan aku aneh. Yang satu pencuri yang
tidak akan ditangkap polisi, dan aku, yang tidak melakukan apapun tapi
dikejar-kejar.” Protes Yong Gi.
Nyonya Kim pun berhenti
mencuci piring dan duduk di depan Yong Gi.
“Apa kau benar-benar tidak
bisa menghubungi pencuri itu? Apa kau benar-benar tidak tahu dimana dia
tinggal?” tanya Yong Gi.
“Tidak, dia tidak mau
memberitahu bagaimanapun aku bertanya padanya. Aku hanya menjawab telponnya.”
Jawab Nyonya Kim.
“Aku bahkan tidak bisa
mencarinya di perusahaan. Dia tahu aku tidak bisa pergi ke kantor, itu sebabnya
dia tidak tahu malu bahkan setelah mencuri dariku. Aku marah, aku sangat marah!”
ucap Yong Gi.
Yong Gi lantas mengunyah
kacang rebusnya.
“Bagaimana kau tahan
dengannya? kalau kau melahirkan satu orang saja, alangkah bagusnya. Seandainya
kau hanya melahirkan aku saja.” Ucap Yong Gi.
Nyonya Kim terus mengupaskan
kacang rebus untuk Yong Gi. Yong Gi terus saja memakan kacang rebus yang sudah
dikupas Nyonya Kim. Tapi tak lama, Yong Gi tersadar dan protes lagi karena
Nyonya Kim terus saja mengupaskan kacang rebus untuknya. Ia mengaku tidak akan
memakan kacang rebus itu.
“Panggil aku ibu, panggil
saja aku ibu, Yong Gi.” pinta Nyonya Kim.
Yong Gi menolaknya.
“Tidak mau, aku tidak punya
ibu ahjuma, aku hanya punya ayah. Kau tahu ayahku, kan? Dokgo Ji Hoon. Kau
mencampakkannya. Kenapa kau meninggalkannya? Karena dia miskin?”
Nyonya Kim pun terdiam, ia
bingung harus menjawab apa.
Pembicaraan ibu dan anak ini pun
terhenti lantaran kedatangan Nyonya Hong. Nyonya Kim menyambut kedatangan
Nyonya Hong dengan dingin. Ia ingin tahu angin apa yang membuat Nyonya Hong
tiba2 datang mengunjunginya. Nyonya Hong berkata, kalau ia penasaran karena
sudah lama tidak berjumpa dengan Nyonya Kim, ditambah lagi dengan Hae Gang yang
hidup kembali.
“Kau siapa?” tanya Yong Gi
penasaran sambil menatap Nyonya Hong.
Nyonya Hong terkejut melihat
Yong Gi, namun ia salah mengira. Ia berpikir Yong Gi adalah eonni nya Hae Gang.
Yong Gi pun langsung cemberut dan menjelaskan kalau dia dongsaeng-nya Hae Gang.
“Dongsaeng?” kaget Nyonya
Hong. Nyonya Hong lalu berkata lagi bahwa Yong Gi tampak lebih tua 5 tahun dari
Hae Gang.
Yong Gi pun makin sewot, ia
tak terima dibilang 5 tahun lebih tua dari Hae Gang. Yong Gi lantas masuk ke
kamarnya dengan wajah kesal.
“Dia kasar sekali, dan
penampilannya murahan. Bagaimana bisa saudari kembar terlihat sangat berbeda? Mereka
seharusnya mirip, tapi mungkinkah mereka bukan kembar identik?” tanya Nyonya
Hong.
Nyonya Kim menyuruh besannya
itu duduk.
Di kamar, Yong Gi membantu
Woo Joo memakai jaket. Woo Joo menatap Yong Gi sambil senyum2. Yong Gi pun
penasaran, ia ingin tahu apa yang dipikirkan Woo Joo. Woo Joo berkata kalau ia
memikirkan sesuatu yang bagus.
“Apa ibu? Atau dokter?” tanya
Yong Gi. Woo Joo menggeleng.
“Kalau begitu apa?” tanya
Yong Gi.
“Supermarket. Setelah dari
rumah sakit, bisakah kita pergi ke supermarket, ibu?” pinta Woo Joo.
Woo Joo berjanji kalau dia
tidak akan membeli apa2 karena sadar ibunya tidak punya uang. Yong Gi pun
meralat ucapan Woo Joo dengan berkata bahwa dirinya memiliki uang.
“Dengar, Dokgo Woo Joo. Apa
itu? Apa kau merendahkan ibu?” tanya Yong Gi.
Woo Joo tersenyum, ia lalu
memeluk ibunya dan berkata akan mencari uang yang banyak untuk sang ibu kalau
dirinya sudah besar. Yong Gi terharu mendengarnya. Yong Gi lalu meminta Woo Joo
menciumnya. Dan Woo Joo pun mencium kedua pipi sang ibu.
Diluar, Nyonya Hong meminta
penjelasan kenapa Nyonya Kim tidak mengatakannya dengan jujur. Nyonya Kim
berkata bahwa ia tak berani memberitahu Hae Gang soal ayah kandungnya.
Tanpa mereka sadari, Yong Gi
membuka pintu. Tapi saat mendengar percakapan mereka, Yong Gi kembali menutup
pintu kamar.
“Aku dengar dia mengembangkan
sebuah obat. Kau juga pasti mengetahuinya.” Ucap Nyonya Hong.
“Yang ada dalam pikirannya
hanyalah mengembangkan obat yang merupakan campuran antara herbal dan obat.” Jawab
Nyonya Kim.
“Gabungan antara herbal dan
obat?” tanya Nyonya Hong.
“Sesuatu seperti Ssanghwasan.
Sesuatu seperti Ssanghwasan yang dikembangkan suamimu. Aku kira ayah
anak-anakku yang mengembangkannya. Saat aku melihat iklan Ssanghwasan di TV, mulanya
aku mengira ayah anak-anakku telah berhasil. Tapi saat aku menghubungi suamimu,
dia bilang ayah anak-anakku sudah meninggal. Saat mendaki gunung, dia terjatuh
dan meninggal.” Jawab Nyonya Kim.
“Tapi, Kenapa kau tiba-tiba
membicarakan ayah anak-anakku? Dan bagaimana kau tahu dia sedang mengembangkan
obat?” tanya Nyonya Kim.
“Aku mendengar dari suamiku. Waktu
dia bilang bahwa Hae Gang adalah anak dari temannya, maka dia secara khusus
menghargainya.” Jawab Nyonya Hong.
“Aku sangat berterima kasih,
dia sangat banyak membantu. Dan dia mengijinkan Hae Gang menjadi wakil presdir.
Aku tidak tahu bagaimana harus membalasnya.” Ucap Nyonya Kim.
“Selama Hae Gang tidak
berkhianat, selama dia tidak menusuknya dari belakang.” Jawab Nyonya Hong
sinis.
“Kau tahu dengan baik, anakku
bukan orang yang seperti itu.” ucap Nyonya Kim.
“Apa kau tahu puterimu
berkencan dengan pengacara Baek Seok?” tanya Nyonya Hong.
Baik Nyonya Kim, maupun Yong
Gi terkejut mendengarnya.
“Aku ditusuk dari belakang
oleh puterimu!” ucap Nyonya Hong.
“Jin Eon? Apa yang dilakukan
Jin Eon?” tanya Nyonya Kim.
“Dia menempel seperti lintah
pada anakmu dan ditolak, kenapa?” jawab Nyonya Hong.
Woo Joo memanggil ibunya. Ia
bertanya apa mereka tidak jadi ke rumah sakit. Yong Gi pun membuka pintu. Tanpa
menatap wajah ibunya, ia berkata akan pergi ke rumah sakit. Nyonya Hong
terkejut mendengar Yong Gi memanggil Nyonya Kim dengan sebutan Ahjummoni.
“Maukah kau mengatakan pada
Presdir kalau aku juga anak dari temannya, tapi kenapa dia memperlakukan aku
seperti ini? Dan meskipun dia adalah teman ayahku, tolong katakan padanya bahwa
aku tidak akan pernah memaafkan apa yang telah dilakukan Farmasi Cheon Nyeon
padaku dan ayahnya Woo Joo!” ucap Yong Gi kesal, lalu pergi.
Gyu Seok menjelaskan hasil
rontgen Woo Joo pada Yong Gi.
“Ini adalah limpa kecil,
glucocerebroside berkumpul di sini jadi ini sedikit membengkak. Untuk hari ini,
mari kita berikan obat sedikit lagi.” Ucap Gyu Seok.
“Kalau limpanya semakin
membengkak?” tanya Yong Gi.
“Maka harus diangkat.” Jawab Gyu
Seok, membuat Yong Gi syok.
“Apa itu limpa kecil dokter?”
tanya Woo Joo polos.
“Limpa kecil adalah organ
dalam sistem kekebalan yang menghancurkan bakteri yang masuk ke tubuh...”
Melihat Woo Joo yang langsung
diam, membuat Gyu Seok menghentikan kata2nya dan mengajak Woo Joo berkencan.
Woo Joo pun langsung meminta izin pada ibunya untuk berkencan dengan sang
dokter. Yong Gi mengizinkannya, membuat senyum Woo Joo langsung merekah.
Melihat senyuman sang putri, Yong Gi tak kuasa membendung kesedihannya.
Persidangan kasus Pudoxin
mulai digelar. Hakim meminta Seok mengajukan dakwaan.
“Pada tanggal 26 Agustus 2010, Moon Tae Joon mendapatkan
resep Pudoxin dari dokter dan telah mengkonsumsinya selama 5 tahun. Setelah
meminum Pudoxin, pada bulan Maret 2013 dia masuk ke rumah sakit karena patah
tulang untuk pertama kalinya.”
Berikutnya, hakim meminta Hae
Gang mengajukan pembelaan.
“Pudoxin dari Farmasi Cheon
Nyeon tidak hanya melalui 3 tahap tes klinis, tapi juga, melewati prosedur
pemasaran, jadi obat itu telah mendapat persetujuan dari KFDA (administrasi
makanan dan obat Korea).Terlebih lagi, ada keraguan tentang keamanan obat
karena bisa saja obat itu dikonsumsi tanpa resep dokter. Pernyataan penggugat
tidak berdasar dan tidak logis, dan bahkan sulit untuk dibuktikan. Hanya dengan
fakta bahwa dia telah mengkonsumsi Pudoxin selama 5 tahun, menyatakan bahwa
penggugat mengalami kerapuhan tulang karena Pudoxin adalah penafsiran yang
berlebihan dari pengacara tergugat, dan keras kepala, yang mulia.”
Seok dan Hae Gang sama2
berjalan keluar dari gedung pengadilan. Namun langkahnya seketika terhenti saat
kakinya menginjak lokasi jatuhnya wanita penggugat korban Pudoxin. Ingatan Hae
Gang langsung melayang ke masa lalu, saat ia dikejutkan dengan jatuhnya seorang
wanita dari ketinggian tepat di hadapannya.
Kembali ke masa kini—dimana Hae
Gang syok teringat betapa dinginnya dia saat itu. Saking syoknya, Hae Gang
tidak menyadari seseorang melemparkan batu ke arahnya. Seok pun bergegas
memeluk Hae Gang untuk melindungi Hae Gang dari lemparan batu. Darah pun
mengalir dari pelipis Seok yang terkena lemparan batu.
Hae Gang pun terkejut melihat
luka Seok. Seok meyakinkan Hae Gang bahwa luka itu tidak berarti apa2. Hae Gang
syok menyadari lemparan batu itu ditujukan padanya, bukan Seok.
Di ruangannya, Jin Eon
terkejut mengetahui Seol Ri lah yang mengiriminya fax tentang Shin Il Sang. Tak
lama kemudian, Hyun Woo datang dan memberikan laporannya mengenai keluarga Shin
Il Sang.
“Aku harus mengembalikan
posisinya sebagai seorang ayah sekarang. Yang bisa membuatnya berhenti
membahayakan Hae Gang adalah anak-anaknya. Bagaimanapun aku memikirkannya,
hanya itu satu-satunya cara.” Ucap Jin Eon.
“Kau ingin membunuhnya,
benarkan?” tanya Hyun Woo.
“Aku memang ingin membunuhnya.”
Jawab Jin Eon.
“Tapi? Bisakah kau
memaafkannya? Bajingan itu?” tanya Hyun Woo.
“Dia bukan hanya pelaku, tapi
juga korban dari semua ini. Anak-anak orang itu mungkin juga ingin membunuh.” Jawab
Jin Eon.
“ Membunuh siapa? Hae Gang?”
tanya Hyun Woo.
“Bukannya aku bisa
memaafkannya, tapi kalau aku tidak memaafkannya, dia juga tidak akan dimaafkan.
Maka selamanya dia tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri.” Jawab Jin
Eon.
“Siapa? Hae Gang?” tanya Hyun
Woo.
Seok ditemani Hae Gang ke
klinik untuk mengobat lukanya. Hae Gang merasa semua itu salahnya. Dulu
putrinya yang mati terbunuh, sekarang Seok yang terluka karena dirinya. Ia
tidak mau ada korban lagi.
“Kenapa kau berkata begitu? Itu
hanya kecelakaan. Seseorang melemparnya untuk bercanda, siapa yang bilang itu
dilempar kearahmu?” jawab Seok.
“Ini bukan yang pertama
kalinya, ini sudah yang kedua kalinya.” ucap Hae Gang.
Seok terkejut, apa?
“Aku dilempar dengan batu
setelah aku menjadi manajer kantor. Dulu aku mundur dan tidak terluka. Apakah
orang yang melemparnya adalah orang yang sama? Apakah dia memperingatkan aku
akan sesuatu? Siapa? Siapa lagi yang menderita karena aku?” ucap Hae Gang.
Sementara itu, Seol Ri sudah
tiba di depan kantornya Jin Eon. Ingatannya seketika melayang ke masa lalu,
saat dirinya menemukan rumahnya yang digenangi air. Kata2 Hae Gang juga
terngiang di telinganya.
“Kau
sudah diperingatkan, kau akan menghilang, dan hanya cangkangmu yang tersisa. Semangatmu,
tenagamu, masa mudamu dan harapanmu, semuanya akan menghilang. Daripada cinta
khayalanmu, kau seharusnya melihat dirimu sendiri, Kang Seol Ri.”
Seol Ri juga ingat saat Hae
Gang mendatanginya di kafe dan memberikan dua pasang sepatu untuknya sebagai
ganti sepatu yang sudah dipinjamkan oleh Jin Eon padanya. Namun saat itu, Seol
Ri menolak sepatu dari Hae Gang.
Seol Ri juga ingat saat Hae
Gang menyebut dirinya sampah ketika mereka bertemu di kampus Jin Eon.
Bersamaan dengan itu, Hae
Gang menuju ruangannya. Ia terkejut melihat Seol Ri berdiri di depan
ruangannya. Hae Gang kemudian menghampiri Seol Ri. Seol Ri menatap Hae Gang
penuh kebencian. Hae Gang menanyakan hasil tes kesehatan Seol Ri, tapi bukan
jawaban yang di dapat malah sebuah tamparan keras. Tepat saat itu, Jin Eon
muncul. Ia marah melihat Seol Ri menampar Hae Gang.
Bersambung…………….
Preview Ep 35
Seol Ri : Kau melakukannya untuk balas dendam padaku! Untuk menghancurkan hidupku! Aku hancur seperti yang kau inginkan!
Gyu Seok : Aku menyukainya, aku menyukai mereka.
Seol Ri emosi, ia tidak terima saat Jin Eon berkata akan meninggalkannya. Seol Ri menangis, ia berkata bahwa seharusnya Jin Eon dan Hae Gang juga dihukum.
Tae Seok : Jauhi adikku, jangan libatkan dia ke dalam masalah ini!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
Kumpulan Sinopsis
- Sinopsis Adamas
- Sinopsis Again My Life
- Sinopsis Alice
- Sinopsis Anna
- Sinopsis Babel
- Sinopsis Big Mouth
- Sinopsis Blessing of the Sea
- Sinopsis Blind
- Sinopsis Defendant
- Sinopsis Different Dreams
- Sinopsis Fantastic
- Sinopsis Graceful Family
- Sinopsis Gyeongseong Creature
- Sinopsis Happiness
- Sinopsis Hide and Seek
- Sinopsis Hide Identity
- Sinopsis I Have a Lover
- Sinopsis King Maker : The Change of Destiny
- SInopsis King the Land
- Sinopsis Lies of Lies
- Sinopsis Love Rain
- Sinopsis Maestra
- Sinopsis Moving
- Sinopsis My Golden Life
- Sinopsis My Happy End
- Sinopsis My Perfect Stranger
- Sinopsis Oh My Geum Bi
- Sinopsis Perfect Marriage Revenge
- Sinopsis Ruby Ring
- Sinopsis Ruler : Master Of The Mask
- Sinopsis Selection : The War Between Women
- Sinopsis Song of the Bandits
- Sinopsis still 17
- Sinopsis Temptation Of An Angel
- Sinopsis The Game : Towards Zero
- Sinopsis The Glory
- Sinopsis The Great Show
- Sinopsis The Legend Of The Blue Sea
- Sinopsis The Police Station Next to The Fire Station
- Sinopsis The Princess Man
- Sinopsis The Promise
- Sinopsis The World of the Married
- Sinopsis The Worst of Evil
- Sinopsis Train
- Sinopsis Undercover
- Sinopsis Unknown Woman
- Sinopsis Vigilante
- Sinopsis Watcher
- Sinopsis Wonderful World
Labels
- Adamas (1)
- Again My Life (20)
- Alice (6)
- Babel (47)
- Big Mouth (24)
- Blessing of the Sea (24)
- Blind (9)
- Defendant (35)
- Different Dreams (81)
- Fantastic (42)
- Flower of Evil (10)
- Good Witch (3)
- Graceful Family (63)
- Happines (24)
- Hide and Seek (77)
- Hide Identity (1)
- I Have a Lover (88)
- King Maker : The Change of Destiny (62)
- Lean Of You - Jung Yup (1)
- Lee Yoo Ri Setuju Bintangi Drama MBC Selanjutnya Spring Must Be Coming (1)
- Lies of Lies (32)
- live up to your name (36)
- Love Rain (16)
- Love Story - Lyn (1)
- Maestra (5)
- My Golden Life (100)
- My Happy End (15)
- Oh My Geum Bi (6)
- Perfect Marriage Revenge (2)
- Ruby Ring (181)
- Ruler : Master Of The Mask (56)
- Selection : The War Between Women (63)
- SInopsis King the Land (1)
- Temptation Of An Angel (22)
- The Game : Towards Zero (50)
- The Glory (1)
- The Great Show (62)
- The Legend Of The Blue Sea (39)
- The Police Station Next to The Fire Station (3)
- The Princess Man (24)
- The Promise (211)
- The Road : The Tragedy of One (1)
- The Second Anna (5)
- The World of the Married (21)
- The Worst of Evil (1)
- Train (2)
- Undercover (9)
- Unknown Woman (92)
- VIP (1)
- Watcher (65)
Blog Archive
- ► 2020 (285)
- ► 2019 (614)
- ► 2018 (436)
- ► 2017 (209)
Recent Comments
Followers
-
[Sebelumnya ] Di kediamannya, Hae Sung sedang latihan dibimbing oleh Chang Suk. “Pikiran kosong, mata kosong, tapi setelah ia menemuk...
-
Sebelumnya.... 1 Tahun Kemudian…. Hae Sung dan Chang Suk tampak sedang bersiap2. Chang Suk berkata, setahun sudah berlalu. Hae ...
Ditunggu kelanjutannya ya Mba.. Trimakasih byk, ttp Semangat!!!