Skip to main content

Unknown Woman Ep 3 Part 1

Sebelumnya...

Lanjut gaes...

Di episode ini, ayahnya Yeo Ri kecelakaan saat berusaha mengejar Ji Won untuk memberitahu Ji Won siapa Yeo Ri sebenarnya.


Mengetahui Yeo Ri sendirian di rumah, Ji Won pun menggunakan kesempatan itu untuk membawa Yeo Ri pergi.

Ji Won mengatakan, bahwa ia disuruh Joo Ho menjemput Yeo Ri.


Yeo Ri yang teringat kata-kata sang ayah yang melarangnya berhubungan dengan anggota keluarga Wid pun memilih menghubungi ayahnya terlebih dahulu sebelum ikut dengan Ji Won. Sialnya, Joo Ho tidak menjawab telepon Yeo Ri.

"Lihat, kan? Ayahmu pasti sudah menelpon jika dia bisa. Ayo pergi." ucap Ji Won lalu menarik Yeo Ri pergi.


Syukurlah, Moo Yeol datang tepat waktu. Yeo Ri pun berkata, dirinya hendak pergi menemui ayahnya.

"Ayahmu? Dimana?" tanya Moo Yeol.

"Bukan urusanmu." jawab Ji Won, lalu memaksa Yeo Ri masuk ke mobilnya.

Tapi tiba-tiba ponsel Ji Won berdering. Satu SMS masuk, dari Joo Ho yang mengajaknya bicara soal Yeo Ri. Joo Ho mengajak Ji Won bertemu di Panti Asuhan Sarang.


Ji Won pun langsung pergi. Dalam perjalanan, Ji Won menarik napas lega karena berpikir bisa menyelamatkan Hae Sung. Ia yakin, Joo Ho mengajaknya membahas Yeo Ri karena setuju Yeo Ri menjadi pendonor Hae Sung.


Do Chi menatap dirinya di cermin. Ia lalu mengucapkan selamat ulang tahun untuk dirinya.

Tak lama kemudian, ia ingat kata-kata Joo Ho yang mengajaknya makan malam bersama untuk merayakan hari ulang tahunnya.

Joo Ho juga mengaku, akan memberikan sesuatu pada Do Chi.

Teringat hal itu, Do Chi langsung keluar dari kamar hotelnya tapi begitu membuka pintu ia langsung dihampiri dua anak buah Do Young yang ditugaskan mengantarnya ke bandara.


Do Chi yang kesal, menerobos masuk ke ruangan kakaknya.

"Haruskah kau melakukan ini? Haruskah kau mengusirku ke AS?" protes Do Chi.

"Mengusirmu? Aku tersinggung. Aku berjanji pada mendiang orang tua kita untuk mengurusmu. Yang harus kau lakukan sekarang adalah belajar giat dan menjadi orang yang pantas untuk keluarga Grup Wid. Semuanya demi kau."

"Demi aku? Apakah kau bahkan ingat hari ini hari apa? Ini ulang tahunku. Hanya kau keluarga yang kumiliki tapi bukannya mendapatkan ucapan selamat ulang tahun, aku malah diusir."

"Setiap tahun, semua orang merayakan ulang tahun konyol. Bagaimana bisa kepala grup yang mengawasi 50 ribu pegawai mengingat ulang tahun semua anggota keluarga dan mengelola Grup Wid?"

"Ulang tahun mungkin konyol bagi sebagian orang tapi menjadi hari yang berkesan dan berharga bagi yang lain. Aku punya rencana. Akan kujalankan rencana itu sebelum pergi, jadi tolong jangan menghentikanku."

Do Chi lalu beranjak pergi.


Setelah Do Chi pergi, telepon Do Young berbunyi. Telepon dari Ji Won yang memberitahu bahwa Yeo Ri akan menjadi pendonor Hae Sung.

Hujan lebat tiba-tiba turun, mengagetkan Ji Won yang sedang berbicara dengan Do Young.


Yeo Ri sudah selesai memasak makan malam untuk merayakan ulang tahun ayahnya.

Moo Yeol menghubungi Joo Ho, tapi tidak dijawab.

"Aku penasaran apakah ayahmu akan pulang larut atau tidak. Orang yang mau diberi lukisan juga belum datang." ucap Moo Yeol.

Yeo Ri lalu mengajak Moo Yeol dan Yeol Mae berlatih menyanyikan lagu ulang tahun yang akan mereka nyanyikan nanti untuk Joo Ho.


Ji Won akhirnya tiba di Panti Asuhan Sarang. Sebelum turun, ia melihat surat persetujuan transplantasi sumsum tulang serta beberapa dokumen kepemilikan bangunannya.

Wait, jd kalo Yeo Ri mau jadi pendonor, terus terjadi apa-apa sama Yeo Ri selama operasi, Ji Won gak mau tanggung jawab gitu? Kurasa itulah isi surat perjanjiannya.


Ji Won pun langsung menemui Joo Ho dan menyerahkan semua surat-surat itu.

Joo Ho ingin mengungkap siapa Yeo Ri, tapi Ji Won yang hanya memikirkan Hae Sung dan Hae Sung tidak mau mendengar

Joo Ho dan memaksa Joo Ho menandatangani surat itu.

"Ji Won-ah, dengarkan aku!"

"Kau ingin membuat kesepakatan dengan nyawa Hae Sung?" tuding Ji Won.

"Bukan begitu!"

"Lantas apa? Apa uang dan gedungnya tidak cukup? Katakan, berapa yang kau mau?"

"Ji Won-ah, jadi Yeo Ri adalah..."

"Aku tidak mau dengar! Kau menyuruhku kesini karena ingin bilang kau menolak Yeo Ri menjadi pendonor kan? Kau mau main-main denganku? Kau mau main-main dengan nyawa anakku!"


Ji Won lantas melemparkan dokumen-dokumen itu.

"Lakukan sesukamu! Aku menunggu selama yang kubisa. Kini akan kutempuh dengan caraku!" teriak Ji Won.

Ji Won lalu beranjak pergi. Menyadari apa yang mau dilakukan Ji Won, Joo Ho pun bergegas menyusul Ji Won.


Joo Ho berusaha mengejar mobil Ji Won. Sambil menyetir, ia berusaha menghubungi Ji Won tapi Ji Won tidak mau menjawabnya.

"Ji Won-ah, Yeo Ri itu putrimu! Putri yang kau buang di panti asuhan! Putri yang kau kira sudah mati!"

Ji Won akhirnya sadar kalau operasi tidak bisa dilakukan tanpa persetujuan wali Yeo Ri.

Ia pun berencana meyakinkan Joo Ho. Ia lalu memutar balik mobilnya.


Seekor rusa tiba-tiba nongol di tengah jalan.

Joo Ho pun berusaha menghindari rusa itu.

Sementara itu, dari arah berlawanan, Ji Won juga mencoba menghindari rusa itu.


Naas, mobil yang dikendarai Joo Ho terbalik.

Dan Ji Won berhasil memberhentikan mobilnya.


Di rumah, Yeo Ri, Moo Yeol dan Yeol Mae masih menunggu Joo Ho. Mereka heran, karena Joo Ho masih belum pulang.

Yeo Ri pun memutuskan mencari ayahnya. Moo Yeol ingin menemani Yeo Ri tapi Yeo Ri menyuruh Moo Yeol menemani Yeol Mae di rumah.


Ji Won berusaha mengeluarkan Joo Ho dari dalam mobil.


Seorang wanita kemudian datang dan Ji Won langsung menyuruh wanita itu memanggil ambulance.

Joo Ho yang berlumur darah pun berusaha mengatakan soal Yeo Ri.


Ji Won tiba-tiba melihat surat persetujuan transplantasi sumsum itu.

"Jika dia mati disini, jika Yeo Ri menjadi yatim piatu... Uri Hae Sung..."

Ji Won pun melepaskan tangannya dan pergi menjauhi mobil Joo Ho.

Ya, Ji Won berpikir jika Joo Ho meninggal, maka Yeo Ri tidak akan memiliki wali dan dia bisa memaksa Yeo Ri menjadi pendonor.


Tapi Ji Won kemudian membuka bagasi mobilnya. Ia mengambil sesuatu dan berniat menolong Joo Ho.

Tapi saat hendak kembali ke mobil Joo Ho, mobil Joo Ho meledak.


Sekarang, Ji Won sudah kembali menjalankan mobilnya.

"Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Itu bukan salahku." ucapnya berkali-kali pada dirinya.


Seorang wanita paru baya berdiri di depan rumah Yeo Ri. Ia mau masuk tapi tidak berani.

Wanita itu adalah ibunya Moo Yeol dan Yeol Mae. Setelah berpikir sejenak, akhirnya ia memutuskan masuk. Tapi saat mendengar suara Moo Yeol, ia langsung kabur.

Ya, Moo Yeol memutuskan menyusul Yeo Ri.


Di depan pintu gerbang, ibu Moo Yeol tabrakan dengan Do Chi. Setelah sedikit mengomeli Do Chi, ibunya Moo Yeol langsung kabur.


Do Chi masuk ke halaman rumah Yeo Ri.

Bersamaan dengan itu, Moo Yeol membuka pintu dan keluar dari dalam.

Moo Yeol lantas mengajak Do Chi masuk.


Yeol Mae senyum-senyum sendiri menatap Do Chi. Ia juga memuji ketampanan Do Chi dan meragukan kakaknya sekelas saat

SMP dengan laki-laki setampan Do Chi.

Moo Yeol pun menjitak kepala adiknya.

Sang adik kesal dan mengatai Moo Yeol cumi-cumi sedangkan Do Chi dia panggil ikan mas.

"Kurasa aku sedikit lebih baik saat sekolah dahulu, bukan?" ucap Moo Yeol sambil melirik Do Chi.

Do Chi hanya nyengir dan mengomentari Joo Ho yang belum pulang juga.

Do Chi lantas ingin melihat-lihat rumah Yeo Ri tapi dilarang Moo Yeol. Moo Yeol menyuruh Do Chi pergi dan berkata, tidak sopan lihat-lihat rumah orang tanpa seizin yang punya.


Moo Yeol lalu memberikan lukisan itu pada Do Chi.


Moo Yeol lalu menyusul Yeo Ri keluar. Ia memakaikan jaket ke tubuh Yeo Ri dan mengajak Yeo Ri masuk. Tapi Yeo Ri tidak mau.

Yeo Ri berkata perasaannya tidak enak dan ia takut.

Bersambung ke part 2.....

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...