Dan, Only Love Ep 2 Part 2

Sebelumnya...


Yeon Seo meninggalkan ruangan duka yang masih satu lokasi dengan rumah sakit.

Dan terus mengikuti Yeon Seo. Dan melihat Yeon Seo meninggalkan rumah sakit.


Dan menghela nafas, lalu pergi tapi kemudian seorang suster lewat, sambil bicara dengan seseorang di telepon tentang Yeon Seo, pasien di kamar 502, yang terlihat di kamar mayat terakhir kali.

Suster : Aku mendengar dia tersenyum di kamar mayat. Dia tidak mungkin pergi jauh. Aku akan mencarinya.

Dan kaget dan langsung membaca pesannya lagi. Dia disuruh ke RS Gildam, kamar 502.

Dan pun menghampiri suster dan bertanya. Suster terkejut dan langsung pergi meninggalkan Dan.

Dan kaget menyadari pasien yang akan ditemuinya adalah Yeon Seo.


Yeon Seo keluar dari rumah sakit.

Bersamaan dengan itu, Kang Woo datang tapi Kang Woo tidak melihat Yeon Seo.

Kang Woo menghubungi seseorang. Menanyakan, Yeon Seo dirawat di kamar berapa dan bagaimana operasi Yeon Seo.


Yeon Seo pergi dengan taksi. Ia minta diantarkan menuju rumahnya.

Taksi Yeon Seo mulai melaju. Yeon Seo melihat cahaya lampu jalanan yang sangat terang.

Yeon Seo pun menutupi cahaya itu dengan tangannya dan memejamkan matanya.


Kang Woo masuk ke kamar Yeon Seo. Ia membawa sebuket bunga. Namun ia terkejut sekaligus heran mendapati kamar itu kosong.


Yeon Seo tiba di rumahnya dan terus masuk ke kamarnya.

Yeon Seo yang sudah bisa melihat lagi, menatap sekeliling kamarnya.


Setelah itu, ia duduk di tepi ranjang dan menatap fotonya bersama ayah dan ibunya.


Yeon Seo lalu membuka laci dan mendapati dua CD tentang dirinya saat mengikuti pertunjukan Elena Ballet School pada tahun 1999 dan saat dirinya mengikuti kompetisi balet pada usia 6 tahun.


Yeon Seo mulai memutar CD itu.

"Bagaimana Aku melakukannya?" tanya Yeon Seo.

"Kau melakukan pekerjaan yang sangat baik." puji ayahnya.


Kita lalu diperlihatkan flashback tentang cerita dibalik video itu.

Yeon Seo diminta ayahnya menganggap Pak Jo seperti ayahnya.

Tapi Yeon Seo tidak mau. Yeon Seo bilang, ayahnya ya ayahnya dan Pak Jo ya Pak Jo.

Pak Jo sedikit kecewa mendengar ucapan Yeon Seo tapi kemudian ia tersenyum saat Yeon Seo bilang dirinya lah yang paling disayangi Yeon Seo di dunia ini.

Yeon Seo kemudian memeluk Pak Jo.

Flashback end...


Yeon Seo menghentikan videonya tepat saat ia dipeluk Pak Jo.

Yeon Seo lalu ingat kata2 Pak Jo sebelum mereka kecelakaan.

Flashback...


Pak Jo : Jika Kau memberi Aku sedikit waktu lagi, aku akan membawamu kembali ke tempatmu.

Yeon Seo : Bagaimana? Apakah kau akan memberi aku matamu? Bawa Aku kembali?  Dimana?  Siapa bilang kau bisa? Kau pikir kau siapa? Jika kau bertindak seperti ayah Aku sekali lagi, aku akan benar-benar memecatmu.

Flashback end...


Yeon Seo marah.

Yeon Seo : Beraninya kau memberiku matamu? Siapa yang menyuruhmu meninggalkanku? Siapa bilang kau bisa meninggalkanku dan pergi sendiri?

Yeon Seo berteriak pilu.


Dan berlari ke gereja. Ia mengetuk2 pintu, tapi Hoo tidak mau membuka pintu.

Dan protes.

Dan : Kau tidak bisa melakukan ini padaku.  Ini tidak benar. Dia tersenyum seperti ini di pemakaman pria yang mendonorkan korena untuknya! Dia selalu berdarah dingin, dan dia juga tidak normal sekarang. Bagaimana bisa seseorang menyukainya! Aku ingin mengubah misi. Beri aku misi baru!


Pagi tiba. Dan ketiduran di depan gereja.

Seorang pria mendekati Dan. Pria itu meletakkan uang di depan Dan dan memeriksa tubuh Dan. Rupanya pria itu pencopet.

Tapi satpam kemudian datang menghentikannya dan pria itu langsung pergi.

Satpam itu lalu menatap Dan.

"Kau terlihat seperti gelandangan." ucapnya, lalu membangunkan Dan.


Dan bangun dan melihat satpam itu. Wajah satpam itu langsung berubah jadi Hoo. Dan kaget.


Dan : Apakah kau juga disini dalam sosok manusia juga?  Di misi khusus?

Hoo : Ini adalah sepotong kue dengan pengalamanku.

Dan : Astaga. Aku cemburu.

Hoo : Kenapa kau duduk di sini?

Dan : Maksudku, pikirkan ini dalam istilah humanistik. Ada orang yang memiliki sifat buruk. Selain itu, dia menjadi lebih ganas karena dia menjadi buta. Suatu hari, dia hampir mati dan bangun lagi, dan dia bisa melihat lagi.

Hoo : Dia harus bersyukur. Dunia harus terlihat cerah baginya.

Dan : Kau akan berpikir begitu, bukan? Tapi donornya adalah seorang pria... yang selalu berdiri di sisinya, seseorang yang selalu dia perlakukan dengan kasar. Kalau begitu, bagaimana perasaanmu sebagai manusia?

Hoo : Meski begitu, bukankah kau masih bersyukur?


Dan makin frustasi.

Hoo : Kenapa? Ini akan membuatmu gila.

Dan : Manusia bisa menjadi gila. Sudah aku pikirkan, dan itu sebabnya dia tersenyum seperti itu. Tidak, tidak mungkin. Dia emosional. Aku tidak bisa mencarikan cinta untuknya.

Hoo : Maka kau harus menyerah sekarang dan berubah menjadi debu.

Dan : Kenapa harus dia?  Mengapa?

Hoo : Mengapa Kau harus menyelamatkannya?

Dan : Itu karena...

Dan bingung menjelaskannya.


Hoo lalu berdiri di samping Dan.

Hoo : Akhirnya,bersinar terang.

Dan : Apa?

Hoo menjentikkan jarinya sambil tersenyum lebar. Dan seketika, stelan putih Dan berubah menjadi stelan jas.

Dan terkejut, apa ini?

Namun saat dia menoleh, Hoo sudah menghilang.


Bu Jung masuk ke kamar Yeon Seo dan mendapati Yeon Seo tidur dengan album dan CD beserak di lantai.

Bu Jung mendekat dan membangunkan Yeon Seo.

Bu Jung : Kita akan memakamkan Pak Jo pagi ini.

Yeon Seo : Apa?

Bu Jung : Apakah kau melakukan ini sepanjang malam? Bagaimana dengan tetes matamu? Kau sudah memakainya?

Yeon Seo diam.

Bu Jung : Tentu saja tidak. Karena aku memilikinya.

Bu Jung lalu memasukkan paksa obat tetes mata ke mata Yeon Seo. Yeon Seo marah.

Yeon Seo : Apa yang sedang kau lakukan!

Bu Jung balik memarahi Yeon Seo.

Bu Jung : Tidak, apa yang kaulakukan? Itu adalah mata Pak Jo. Aku tidak peduli jika Kau kelaparan, sakit, tidur, atau tidak tidur. Itu terserahmu. Tapi matamu, kau mendapatkannya dari Tn. Jo.

Yeon Seo : Aku tidak pernah memintanya. Maka kau dapat mengambilnya kembali.

Bu Jung : Maksudku, tidak ada orang yang akan membiarkan kau merengek lagi.


Bu Jung berdiri dan beranjak pergi tapi dia kembali menoleh pada Yeon Seo.

Bu Jung : Kau mungkin tidak tahu, tapi Pak Jo istimewa bagi kita semua. Dia tidak hanya merayakan ulang tahun kita, dia bahkan merayakan ulang tahun keluarga kami. Jika kau mendapatkan mata orang seperti dia, maka jangan menyia-nyiakannya.

Yeon Seo berdiri dan menatap kesal Bu Jung.

Yeon Seo : Aku bertanya padamu. Jika kau sangat menyukainya, kenapa kau tidak memperlakukannya lebih baik ketika dia ada di sini? Kau malas karena Tuan Jo ada di sini.

Yeon Seo pergi.


Bu Jung : Pekerjaannya yang sulit dan melelahkan adalah mengurusmu!

Yeon Seo : Baik, kau bisa mengejekku semauamu. Itu cocok untukmu.

Lalu tiba2, Yeon Seo berhenti melangkah. Pandangannya seketika mengabur. Dan tak lama, ia jatuh.

Bu Jung kaget dan langsung memeluk Yeon Seo.

Yeon Seo : Aku... aku tidak bisa pergi. Aku tahu tempat ini. Aku bisa melihat semuanya. Tapi kakiku... Kakiku tidak mau bergerak.



 Bu Jung langsung memanggil dokter. Dokter menjelaskan, Yeon Seo menderita trauma  psikologis?

Dokter : Orang biasanya menderita ini ketika mereka kehilangan seseorang yang paling dekat dengan mereka. Mereka tidak dapat melakukan apa pun yang mereka lakukan dengan orang itu. Seorang suami yang kehilangan istrinya yang bermain bowling dengannya setiap hari Minggu, mengalami serangan panic saat melihat pin bowling. Semakin dekat mereka, semakin parah gejalanya. Kau harus dirawat di rumah sakit lagi. Hanya beberapa hari sejak kecelakaan itu. Kau dapat melihat hal-hal ketika kau menjadi lemah. Aku berbicara dengan dokternya. Tingkat peradangan dan jumlah leukositnya... semua terlihat normal. Dia bisa keluar dan beristirahat di rumah untuk sepenuhnya pulih segera.

Yeon Seo : Jadi hatiku masalahnya? Aku tidak bisa melakukan hal-hal yang aku lakukan dengannya sendiri?  Aku melakukan segalanya dengannya. Aku berjalan, berlari, dan makan dengannya. Segala sesuatu. Dan aku tidak bisa melakukan... semua itu sekarang? Meskipun aku bisa melihat sekarang?

Yeon Seo terpukul.

Bersambung ke part 3...

0 Comments:

Post a Comment