Skip to main content

The Game : Towards Zero Ep 23 Part 2

Sebelumnya...


Woo Hyun dan Joon Young duduk di taman. Mereka bicara, sambil memegang sebotol kopi.

Joon Young bilang, Tae Pyeong mungkin tidak akan pernah bisa sadar.

Woo Hyun : Iya, aku sudah dengar.

Joon Young : Sepertinya otaknya rusak saat jantungnya berhenti. Dia pasti sangat ketakutan. Dia pasti memikirkannya ratusan kali sebelum membuat keputusan seperti itu. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan.

Woo Hyun lalu memberitahu Joon Young yang dibilang Tae Pyeong padanya sehabis ia mengunjungi rumah abu Jo Pil Doo.

Woo Hyun : Dia bilang sangat menyukaimu.

Flashback...


Tae Pyeong menemui Woo Hyun. Saat itu, Woo Hyun baru saja mengunjungi rumah abu Jo Pil Doo. Tae Pyeong bilang, dia sangat menyukai Joon Young.

Tae Pyeong juga meminta Woo Hyun membantu Joon Young jika dia gagal. Saat itu Woo Hyun tak mengerti maksud kata 'gagal' itu apa. Tae Pyeong bilang, Woo Hyun akan tahu jika waktunya tiba.

Flashback end...


Woo Hyun : Dia meminta bantuanku untuk berjaga-jaga jika dia gagal. Aku tidak tahu apa maksudnya. Aku yakin dia tidak ingin kau  bersedih saat ini.

Woo Hyun juga bilang ke Joon Young, kemungkinan besar Hyun Woo masih hidup.

Woo Hyun : Kami bekerjasama dengan para petugas di wilayah tersebut untuk mencari seluruh daerah itu. Mereka menemukan jejak seseorang yang menerobos masuk kedalam vila. Pak Han bilang bahwa pembantu di vila itu tidak bisa dihubungi sejak hari itu. Sepertinya dia menghilang.


Besoknya, Woo Hyun, Dong Woo, Joon Young, Bong Soo dan Kang Jae sudah berada di depan villa. Mereka sedang mendengar laporan pemilik villa.

Pemilik villa mengatakan, bahwa wanita itu sudah lama bekerja padanya.

"Dia biasanya membersihkan villa ini dan melakukan pekerjaan rumah tangga saat kami menginap disini. Tapi saat kami datang kesini, kaca jendela dan ponselnya mati. Kupikir itu sangat aneh, jadi aku melaporkannya kepada polisi.

Pemilik villa cemas, dia baik-baik saja, kan? Kuharap tidak ada yang terjadi kepadanya.


Soo Hyun datang.

"Timjang-nim." dia memanggil Dong Woo.

Dong Woo lalu berterima kasih atas laporan pemilik villa.


Pemilik villa baru ingat. Dia bilang dia menyimpan informasi tentang pembantunya itu.

Dong Woo lalu menyuruh Kang Jae pergi dengan si pemilik villa.

Kang Jae : Iya, biarkan aku ikut denganmu.


Setelah mereka pergi, Soo Hyun memberitahu yang lain kalau ada sesuatu yang aneh.

Soo Hyun : Walaupun dia membersihkan, dia tidak membersihkan kaca yang pecah tapi aku tidak bisa menemukan sidik jari digagang pintu dan dimanapun.

Joon Young : Tidak ada sama sekali?

Soo Hyun : Iya. Sepertinya itu sudah dihapus.


Hyun Woo sendiri berada tak jauh di villa.

Ia duduk kursi kemudi sebuah mobil. Sementara di kursi belakang, ada wanita itu. Dia diikat, dan mulutnya di lakban.

Hyun Woo menatap ke arah villa, melihat para polisi sibuk memeriksa jejaknya.


Joon Hee kembali ke kantor. Dia langsung dari rumah sakit, bersama Han Kyu.

Tentu saja para karyawannya senang melihatnya kembali.


Joon Hee menatap Ye Ji.

Joon Hee : Terima kasih semuanya. Sudah cukup sambutannya. Semuanya, pergi ke ruang rapat.

Ye Ji duduk lagi di mejanya. Tapi Joon Hee menyuruhnya ikut ke ruang rapat. Ye Ji kaget, aku?

Joon Hee : Kau yang menyelidiki di garis depan, tentu saja kau harus masuk.

Ye Ji senang, baik. Capt!


Mereka kembali rapat.

Joon Hee membaca satu per satu artikel tentang Hyun Woo yang mereka tulis.

Judul artikel 1 : Jo Hyun Woo, Pembunuh Berdarah Dingin yang Bahkan Membunuh Temannya.

Joon Hee : Kita tidak bisa merilis artikel yang tidak berdasar.

Artikel 2 : Pembunuh Jo Hyun Woo yang Dipenuhi Dengan Jiwa Pembunuh Sebagai Seorang anak.

Joon Hee : Dia tidak dipenuhi dengan jiwa pembunuh. Dia hanya mencoba untuk bertahan hidup.

Artikel : Nama baik ayahnya dibersihkan, putranya menjadi pembunuh.


Joon Hee marah, apakah hanya ini yang bisa kau  lakukan dengan judulnya!

Joon Hee lalu bilang itu salah.

Artikel terakhir : Jo menjadi pembunuh setelah tinggal bersama dengan pembunuh tengah malam.

Joon Hee : Mereka tidak tinggal bersama. Dengar.  Polisi tidak bisa menemukan pelaku aslinya, Kim Hyung Soo. Jo Hyun Woo menemukannya, menculik dan mengurungnya.

Joon Hee juga bilang, bahwa ia juga dikurung Jo Hyun Woo disana bersama Hyung Soo.


Ye Ji menunjuk tangannya.

Joon Hee : Ya, Go Ye Ji. Kau punya ide?

Ye Ji : Semuanya sedang fokus pada Jo Hyun Woo sekarang, tapi sejujurnya, batas status hukum untuk kasus Kim Hyung Soo sudah berakhir jadi, walaupun dia ditangkap, dia tidak akan dihukum atas apa yang terjadi 20 tahun lalu.


Han Kyu : Itulah sebabnya kantor surat kabar lain juga berusaha mencari tahu kejahatan lain yang dilakukan oleh Kim.  Mereka menyelidiki kejahatan yang dilakukan setelah 1 Agustus 2000, yang mana batas status hukumnya belum digunakan. Tuntutannya bisa berubah jika itu terjadi setelahnya.

Joon Hee lalu menatap kedua tangannya yang diperban.

Joon Hee : Tangan orang-orang seperti senjata. Lebih banyak yang klik artinya lebih banyak uang. Jadi mereka tidak perduli jika orang lain terluka atau mati karena jari mereka. Aku juga seperti itu. Mari kita tidak menulis apapun yang bisa menyebabkan lebih banyak penderitaan... kepada orang tua yang sudah kehilangan putri mereka. Kita akan menyelidiki setiap kasus Kim Hyung Soo mulai dari kasus pertama sampai yang terakhir dan menulis artikelnya. Mengerti?

Semua mengerti.

Joon Hee lalu menyuruh Han Kyu dan Ye Jo menemui para korban dari kasus 20 tahun lalu.

Joon Hee : Mereka mungkin sudah siap mengajukan tuntutan kepada Kepala Nam, yang memalsukan bukti.


Wanita itu disekap di rubanah Hyun Woo.

Tangannya diikat, mulutnya di lakban dan matanya ditutup.


Hyun Woo keluar dari rubanahnya. Berbekal cahaya senter, dia menyinari sekeliling rumahnya.


Bersambung...

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...