Lies of Lies Ep 4 Part 1 Part 2 Part 3 Part 4
Sebelumnya, Eun Soo menemui Predir Kim untuk menanyakan dimana sang putri. Presdir Kim bilang, dia membuang putri Eun Soo ke suatu tempat dimana tak seorang pun bisa menemukannya.
Pak Yoon membuang bayi ke laut.
Eun Soo marah dan minta Pak Yoon mengembalikan putrinya.
Presdir Kim yang dendam pada Eun Soo, ingin Eun Soo merasakan penderitaannya selama 10 tahun.
Eun Soo : Cobalah bertahan di lubang penderitaan itu.
Eun Soo di bis, mengejar putri yang dia fikir putrinya. Eun Soo syok mengetahui itu bukan putrinya.
Presdir Kim mengunjungi makam Ki Bum.
Eun Soo menyusulnya, membawa pisau.
Eun Soo : Akankah aku dapat memaafkanmu? Kau telah menyakiti putriku dan harus membayarnya.
Eun Soo akhirnya bertemu putri kandungnya.
Pak Yoon memberitahu Eun Soo, bahwa putri kandung Eun Soo masih hidup.
Tapi Ji Min yang mengadopsi putri Eun Soo, salah paham. Dia fikir Eun Soo adalah penculik.
Woo Joo ketakutan diikuti oleh Eun Soo.
Eun Soo bilang, karena Woo Joo mirip dengan putrinya.
Eun Soo bilang pada Pak Yoon, bahwa dia ingin membawa Woo Joo.
Pak Yoon melarang.
Eun Soo : Tapi aku ibunya! Aku ibunya!
Presdir Kim membuat Eun Soo terpukul dengan kata-katanya.
Presdir Kim : Kau tidak dapat melakukan apa-apa. Bahkan jika putrimu hidup kembali, tinggal bersamamu akan seperti tinggal di tempat yang mengerikan.
Eun Soo yang tak ingin Woo Joo dicap sebagai putri seorang pembunuh, berniat pergi.
Eun Soo minta maaf Ji Min, sekaligus mengucapkan terima kasih.
Eun Soo melarikan Woo Joo yang sesak napas ke rumah sakit.
Eun Soo terdiam saat dokter mengatakan Woo Joo terserang asma.
Semua kesalahpahaman akhirnya selesai. Ji Min mengundang Eun Soo makan bersamanya dan Woo Joo kapan-kapan. Ji Min bilang, Eun Soo sudah menyelamatkan nyawa Woo Joo jadi ia ingin mentraktir Eun Soo.
Eun Soo mulai dekat dengan putrinya.
Ji Min bilang pada Eun Soo, bahwa ia sudah bercerai dan Woo Joo tidak punya ibu.
Mengetahui itu, Eun Soo pun memutuskan mendekati Ji Min agar bisa menjadi ibu tiri bagi putri kandungnya.
Eun Soo mengawasi Ji Min yang sibuk memotret di festival bunga sakura.
Setelah itu, dia sengaja mengambil spot di jalan yang akan dilalui Ji Min.
Eun Soo melukis tato bunga di wajah seorang gadis kecil. Ia melakukannya sambil sesekali mencari sosok Ji Min.
Tak lama, ia melihat Ji Min di kejauhan.
Barongsai mulai lewat. Ji Min masih sibuk mengambil foto.
Kelopak bunga sakura beterbangan di sekitaran Ji Min. Ji Min berhenti memotret dan mendongak, melihat kelopak sakura yang berguguran. Lalu, dia mengalihkan pandangannya dan melihat Eun Soo. Dia kaget.
Anak itu pun pergi selesai dilukis Eun Soo.
Eun Soo melihat ke arah Ji Min dan pura-pura kaget.
Ji Min bertanya, bagaimana Eun Soo bisa ada disana.
Eun Soo kemudian berdiri dan tersenyum ke arah Ji Min.
"Begitulah." jawabnya.
Eun Soo menghampiri Ji Min. Dia berdiri di tengah-tengah baronsai. Melihat Eun Soo akan ditabrak barongsai, sontak Ji Min langsung melindungi Eun Soo dengan menariknya.
Ji Min : Kau baik-baik saja.
Eun Soo : Iya.
Keduanya lalu saling bertatapan dan tersenyum satu sama lain.
Sekarang, Eun Soo duduk di kursi belakang mobil Ji Min.
Ia melihat baju bagian bahunya yang sobek.
Setelah itu, ia melirik kemeja Ji Min yang tergeletak disampingnya.
Eun Soo lalu melirik Ji Min yang sedang menelpon diluar dan teringat bagaimana bajunya bisa sobek.
Ternyata Eun Soo sendiri yang merobek baju bagian bajunya.
Eun Soo akhirnya memakai kemeja Ji Min.
Sementara Ji Min masih diluar, bicara di telepon. Ji Min bilang ia sudah mengirimkan rekamannya dan meminta lawan bicaranya memeriksa rekaman yang dia kirim.
Eun Soo turun dari mobil. Ji Min agak-agak terdiam melihat Eun Soo.
Ji Min segera mengakhiri pembicarannya di telepon. Ia bilang ia akan segera datang setelah jadwalnya besok pagi selesai.
Eun Soo menghampiri Ji Min.
Ji Min melihat kemejanya kebesaran di tubuh Eun Soo.
Ji Min : Kebesaran ya?
Eun Soo : Tidak. Terima kasih. Harusnya aku membawa baju ganti.
Ji Min lalu melihat kancing lengannya hampir copot.
Eun Soo melihatnya, omo.
Ji Min merasa tidak enak dan berniat mengambilkan kemejanya yang lain untuk Eun Soo. Tapi Eun Soo bilang tidak perlu.
Ji Min merasa lucu karena mereka bertemu lagi di tempat yang sama.
Eun Soo tersenyum, lalu mengajak Ji Min jalan-jalan dengannya.
Ji Min dan Eun Soo jalan--jalan di tengah bunga sakura yang berguguran. Ji Min bilang, bunga sakura itu lebih indah saat berguguran. Eun Soo setuju, dia bilang itu seperti salju di musim semi dan membuat hati seseorang menjadi berdebar-debar.
Ji Min menatap Eun Soo. Eun Soo bilang dia senang datang kesana. Dia bisa berjalan di tempat yang indah seperti itu bersama orang yang baik.
Eun Soo : Mungkin itu sebabnya aku ingin datang ke sini sebelum aku pergi.
Ji Min tanya, apa Eun Soo pergi sendiri?
Eun Soo mengiyakan.
Eun Soo lalu berhenti berjalan. Wajahnya terlihat sedih.
Ji Min menatap Eun Soo.
Eun Soo cerita, kalau dia kehilangan anaknya di masa lalu.
Ji Min bilang dia sudah mendengarnya.
Eun Soo : Aku berusaha keras menemukannya tapi aku menyadari itu tidak berarti banyak lagi jadi aku memutuskan berhenti.
Ji Min : Itu sebabnya kau ingin pergi?
Eun Soo tak menjawab dan kembali berjalan.
Ji Min terdiam menatap Eun So dengan sorot mata iba.
Ji Min lalu menyusul Eun Soo. Dia bilang, dia tak pernah menceritakan ini sebelumnya pada siapapun kalau dulu dia pernah kehilangan Woo Joo.
Ji Min : Dia terus memohon agar aku mengizinkannya membeli sesuatu di pasar. Dia berbaring di lantai dan mulai berteriak. Aku pikir dia akan manja jika aku terus menuruti keinginannya jadi aku berbalik dan berjalan keluar tanpa melihat ke belakang. Aku pikir dia akan mengikutiku tapi dia tak kunjung keluar jadi aku kembali ke dalam hanya untuk mengetahui bahwa dia sudah menghilang. Waktu yang kuhabiskan untuk dapat menemukannya terasa begitu menyiksa. Aku merasa seperti itu juga. Pasti sangat sulit bagimu.
Eun Soo bilang dia hanya bisa bertahan tapi sekarang dia sudah tidak apa-apa.
Eun Soo : Aku datang untuk melupakan segalanya.
Eun Soo lalu melihat satu keluarga sedang menggantung sesuatu di pohon.
Eun Soo : Apa itu?
Ji Min bilang itu pohon harapan.
Eun Soo mengajak Ji Min kesana.
Eun Soo mulai menulis, lalu dia menggantung harapannya di pohon harapan.
Melihat itu, Ji Min pun ikut-ikutan melakukan hal yang sama.
Eun Soo menatap Ji Min.
Eun Soo dan Ji Min keluar dari dalam stasiun. Ji Min bahkan membukakan pintu untuk Eun Soo.
Eun Soo berterima kasih sudah diantar sampai stasiun. Dia bilang, Ji Min bisa pergi sekarang.
Tapi Ji Min tak mau. Dia bilang, dia harus melihat Eun Soo berangkat karena sudah jauh-jauh ke stasiun mengantar Eun Soo.
Eun Soo tanya, bagaimana dengan kemeja Ji Min yang dipakainya.
Ji Min bilang ambil saja.
Sopir bus berkata, bus ke Mokpo akan berangkat 10 menit lagi.
Eun Soo : Kalau begitu aku pamit.
Mereka lalu melihat melihat pasangan yang sedang makan gimbap di warung yang ada di dalam stasiun.
Melihat itu, Ji Min pun sadar Eun Soo belum makan sejak tadi.
Eun Soo bilang tidak apa-apa.
Ji Min bilang, Eun Soo bisa mabuk perjalanan jika pergi dalam perut kosong.
Ji Min melihat jamnya.
Ji Min : Katanya sepuluh menit lagi, kan? Tunggu disini sebentar. Aku akan belikan sesuatu.
Ji Min kembali lagi ke dalam, membeli gimbap.
Tapi sat kembali keluar, bus sudah berangkat. Ji Min berusaha mengejar bus yang dinaiki Eun Soo tapi terlambat.
Namun saat berbalik, dia terkejut melihat Eun Soo masih menunggunya.
Ji Min : Bus mu sudah berangkat.
Eun Soo : Kau menyuruhku menunggu.
Ji Min tertawa. Lalu dia mendekati Eun Soo dan Eun Soo memberikannya sekaleng minuman.
Ji Min membawa Eun Soo ke hotel tempat ia menginap. Tapi resepsionisnya bilang karena festival, jadi kamar sudah penuh.
Eun Soo bilang dia bisa mencari tempat lain.
Ji Min bilang pasti hasilnya akan sama saja karena sedang ada festival.
Ji Min lalu memberikan kunci kamarnya. Dia bilang Eun Soo bisa memakai kamarnya.
Eun Soo : Bagaimana denganmu.
Ji Min : Aku tidak masalah tidur di mobil. Naiklah. Jangan pedulikan aku.
Ji Min beranjak pergi. Eun Soo terdiam menatap kepergian Ji Min.
0 Comments:
Post a Comment