Flower of Evil Ep 16 Part 2

 Sebelumnya...


Hyun Soo dan Ji Won pergi ke rumah Jin Tae.

Ji Won mengetuk pintu tapi tak ada orang di dalam.

Ji Won menghubungi Jin Tae, tapi ponselnya mati.

Ji Won heran, dia setuju menemui kita di rumah. Ponselnya dimatikan. Mungkinkah terjadi sesuatu?

Hyun Soo : Dia menghindarimu. Dia memikirkannya dan memutuskan untuk tidak bersaksi.

Ji Won : Aku meragukannya. Saat kami bicara di telepon tadi, dia menerima saran itu.

Tak lama kemudian, Ji Won menerima SMS dari Jin Tae. Jin Tae menolak bersaksi. Hyun Soo benar.

Ji Won : Dia tidak akan bersaksi.

Hyun Soo mengajak Ji Won pergi. Tapi Ji Won tidak mau. Ji Won bilang, Jin Tae akan pulang. Saat dia pulang, mereka bisa membujuknya.

Hyun Soo mengalah.

Tiba-tiba, turun hujan.

Ji Won berbalik dan menatap hujan.

Melihat itu, Hyun Soo tanya, apa Ji Won suka hujan?

Ji Won mengangguk. Ji Won lalu menengadahkan tangannya, menyentuh air hujan. Ia kemudian tersenyum. Melihat Ji Won tersenyum, Hyun Soo tanpa sadar ikut tersenyum juga. Tapi tiba-tiba, Hyun Soo ingat sesuatu. Hyun Soo ingat kalau Ji Won hanya percaya dengan apa yang dia lihat. Teringat itu, senyum Hyun Soo menghilang.

Eun Ha melukis, dia melukis neneknya, dirinya dan ibunya.

Sang nenek yang menemaninya, tanya, apa dia benci ayah?

Eun Ha bilang tidak.

"Lalu kenapa kau tidak melukisnya?"

"Karena setiap kali aku menggambar ayah, ibu menangis. Aku merasa kasihan saat ibu menangis."

"Cucuku sayang. Lihat betapa pengertiannya dirimu. Kau sudah besar sekarang, ya?"

"Aku benci ayah. Kenapa dia pergi sendirian? Kenapa dia tidak mengajak kami?"

Hujan akhirnya berhenti. Hyun Soo menyuruh Ji Won pergi.

Hyun Soo : Aku akan menunggunya di sini sendirian agar kamu bisa pulang.

Tapi Ji Won diam saja menatap cincin Hyun Soo.

Hyun Soo : Detektif?

Ji Won : Kenapa kau masih memakai itu?

Hyun Soo : Apa?

Ji Won : Cincin itu.

Hyun Soo : Aku melatih keahlianku di sebuah bengkel dan cincin ini membuat tanganku seimbang. Maaf soal ini. Aku tidak peka sekali. Seharusnya aku mengembalikan ini kepadamu.

Hyun Soo mengembalikan cincinnya ke Ji Won. Ji Won tambah diam.

Hyun Soo : Tidak apa-apa. Aku akan memakai cincin lain. Hanya perlu seberat ini.

Ji Won melihat seorang pria datang.

Melihat Ji Won menatap ke belakangnya, Hyun Soo pun menoleh ke belakang dan melihat pria itu.

Hyun Soo : Yang Jin Tae-ssi?

Jin Tae langsung lari.

Hyun Soo dan Ji Won mengejar Jin Tae.

Hyun Soo : Yang Jin Tae-ssi, apa kau melakukan kesalahan?

Jin Tae : Maafkan aku, Hyun Soo-ya.

Hyun Soo : Bisakah kau bersaksi, Yang Jin Tae-ssi?

Mereka bertiga bicara di kafe.

Ji Won mengeluarkan ponselnya. Dia bilang akan merekam pembicaraan mereka.

Ji Won menulis di ponselnya. Niat Kwon Seong Bok.

Ji Won tanya pada Jin Tae, apa niat Pak Kwon.

Jin Tae : Itu sebelum Hae Soo dan Hyun Soo memiliki wali legal. Dan pamanku ingin mengambil uang sebanyak mungkin.

Hyun Soo : Apa yang kau lakukan padaku yang membuatmu ingin sekali menghindariku?

Jin Tae : Dia bilang akan membayar biaya kuliahku jika aku membantunya. Jadi, aku menyebarkan rumor palsu tentangmu.

Hyun Soo : Rumor apa?

Jin Tae : Aku membunuh ayam, membedahnya, dan meninggalkannya di jalanan saat larut malam. Lalu orang-orang akan berkumpul keesokan harinya. Saat itu aku memberi tahu mereka Hyun Soo pelakunya. Kukatakan pada mereka bahwa dia dirasuki roh Do Min Seok. Kubuat mereka menganggapnya seperti itu.

Ji Won : Kau menumbuhkan ketakutan dalam diri mereka dan mendorong mereka mengadakan ritual pengusiran setan.

Jin Tae : Ya.

Hyun Soo minta Jin Tae bersaksi di pengadilan besok.

Jin Tae menolak. Dia bilang dia bisa membuat laporan anonim.

Jin Tae : Aku sungguh minta maaf. Aku tahu seharusnya aku bersaksi. Tapi aku guru SD. Jika ini tersebar ke publik, aku akan kehilangan segalanya. Aku... Kurasa aku tidak bisa melakukan ini.

Hyun Soo : Yang Jin Tae-ssi, kau harus bersaksi di pengadilan hanya jika kau menginginkannya. Aku ingin kau  memikirkan apa yang kau inginkan. Lalu kau bisa memutuskan agar tidak membenci dirimu. Dan aku ingin memberitahumu bahwa aku akan memaafkanmu mulai saat ini. Jadi, kau tidak perlu lagi merasa bersalah atas perbuatanmu padaku.

Ji Won melotot melihat Hyun Soo. Dia terkejut, juga bingung mendengar kata-kata Hyun Soo barusan.

Ji Won dan Hyun Soo dalam perjalanan sekarang.

Ji Won : Tadi kau bilang bahwa kau bersedia memaafkannya. Aku yakin tidak mudah bagimu mengatakan itu. Itu sulit, bukan?

Hyun Soo : Tidak, itu mudah.

Ji Won : Apa?

Hyun Soo : Karena aku berbohong. Aku tidak memaafkannya. Jika bisa melakukannya dengan caraku, aku akan membunuhnya di sana.

Ji Won mengernyit heran. Dia masih tidak mengerti.

Hyun Soo : Dia tampak sangat bersalah. Jadi, kupikir dia akan berubah pikiran jika aku memanfaatkan itu.

Tak lama, ponsel Hyun Soo berdering. Telepon dari Jin Tae. Jin Tae bersedia bersaksi!

Hyun Soo : Pengacaraku akan meneleponmu besok. Sampai jumpa besok.

Hyun Soo lalu bilang pada Ji Won kalau mereka harus memanfaatkan Jin Tae agar bisa membalik keadaan.

Ji Won diam saja.

Hyun Soo : Detektif Cha. Coba urus raut wajahmu. Kau mudah sekali dibaca sampai aku merasa malu.

Ji Won : Menurutmu apa yang kupikirkan?

Hyun Soo : "Ini bukan pria yang kukenal. Dia bukan pria yang hendak kurebut kembali." Bukankah itu yang kau pikirkan?"

Mendengar itu, Ji Won langsug menghentikan mobilnya.

Ji Won menatap Hyun Soo. Matanya mulai berkaca-kaca.

Ji Won : Kau sengaja melakukan ini, bukan? Kenapa kau jahat sekali?

Hyun Soo : Begini, aku seorang pria yang bisa membohongi orang tanpa merasa bersalah. Tampaknya kau tidak menyadari itu. Kau yakin bisa mengetahui apakah aku berbohong atau tidak?

Moo Jin pulang. Sampai rumah, dia langsung mencari Hyun Soo. Tapi Hyun Soo tak ada. Dia membuka kulkas dan terkejut melihat isi kulkas.

Moo Jin kesal melihat isi kulkasnya.

Hyun Soo bilang pada Ji Won, saat ia bangun di rumah sakit, ia tak ingat apa yang terjadi.

Hyun Soo : Jadi, rasanya aku bangun setelah tidur 15 tahun. Tapi ternyata tidak begitu. Tubuhku sepertinya ingat bagaimana aku menjalani hidupku selama 15 tahun terakhir. Aku mendapati diriku memasak sesuatu yang belum pernah kulihat atau kumakan. Saat melakukan kriya logam, aku tidak percaya bisa menggerakkan tanganku dengan begitu lihai. Selain itu, aku secara naluriah bisa membaca emosi orang-orang dan tahu cara memanfaatkannya demi keuntunganku. Jadi, aku tahu persis apa yang ingin kau dengar dariku.

Ji Won mulai nangis. Dia menyangkal kalau dia berharap sesuatu dari Hyun Soo.

Hyun Soo : Ya, kau mengharapkan sesuatu. Aku tahu kau ingin aku mengatakan apa. Kau ingin aku mengatakan aku masih merasakan hal yang sama padamu meski aku tidak ingat apa pun tentangmu. Kau  ingin aku membohongimu.

Ji Won : Kapan aku... Kapan aku bilang ingin mendengar itu?

Ji Won mengalihkan pandangannya ke jendela. Tak lama kemudian, dia menatap Hyun Soo dan marah.

Ji Won : Bagaimana bisa kau melupakanku? Bagaimana bisa kau melupakanku? Teganya kau melakukan itu. Setelah betapa kita saling mencintai. Setelah kita mencapai sejauh ini. Bagaimana bisa kau melupakanku seperti kau mengguntingku?

Hyun Soo juga mulai nangis.


Hyun Soo : Detektif, aku meragukan diriku. Aku bertanya-tanya apakah ada sedikit saja ketulusan dalam diriku. Aku tidak bisa memercayai diriku sendiri. Tidak pernah sekali pun aku memedulikan seseorang dalam jangka waktu yang lama. Jadi, berapa lama perasaan yang kurasakan untukmu ini akan bertahan?

Ji Won : Kenapa kau tidak bisa memercayai dirimu sendiri?

Hyun Soo : Tahukah kau apa yang kau lakukan? Kau melihatku, tapi kau mencari dia di dalam tubuhku. Jika melihat kemiripan, kau berharap. Jika melihat perbedaannya, kau kecewa. Tapi kau tahu, aku membencinya. Aku tidak ingin tahu apa pun tentang dia. Aku merasa seakan-akan satu kaki kita dirantai ke tiang dan kita berlari berputar-putar. Kau mengejarku, hanya melihatku dari belakang, dan aku lari darimu karena tidak mau kau melihatku dari depan. Pada akhirnya, tidak seorang pun dari kita melangkah maju.

Keduanya tak lagi bicara. 

Mereka sama-sama menangis.

Moo Jin sedang membaca komentar para netizen atas video dan artikel yang ditulisnya.

"'Rusa besar itu membuatmu takut?' Do Min Seok menyebutnya rusa besar"
"Lewatkan kesempatan untuk berani, dan kamu akan menyesal atau diam"
"Pengecut. Ini kau katakan setelah Do Hyun Soo menangkap pembunuhnya"
"Gakyeongri adalah desa psikopat"

Hyun Soo datang. Moo Jin langsung memaki Hyun Soo.

Hyun Soo : Apa yang kulakukan?

Moo Jin menarik Hyun Soo ke kulkas.

Moo Jin : Kau membeli semua yang tidak ingin kau makan.

Hyun Soo : Aku ingin kau makan.

Moo Jin : Melihatnya saja membuatku ingin muntah. Kenapa kau terus membeli makanan yang tidak kau makan?

Hyun Soo : Apa yang bisa kulakukan? Aku terus membelinya setiap kali melihatnya.

Moo Jin : Itu penyakit.

Moo Jin lalu melihat mata Hyun Soo agak sembab.

Moo Jin : Kau menangis?

Hyun Soo : Tidak. Untuk apa?

Hyun Soo beranjak ke sofa. Moo Jin mengikutinya.

Moo Jin : Ada apa? Apa Yang Jin Tae menolak bersaksi?

Hyun Soo : Dia akan melakukannya.

Moo Jin : Benarkah? Itu bagus. Jadi, ada masalah apa?

Moo Jin menebak. Dia fikir, Ji Won memukul Hyun Soo.

Hyun Soo : Seandainya dia memukulku. Aku harus bicara dengannya soal anak kami setelah sidang berakhir. Memikirkan akan bertemu dia lagi karena itu membuatku frustrasi.

Moo Jin : Kau berencana menemui Eun Ha?

Hyun Soo : Tidak. Aku tidak mau memaksanya menemuiku. Apa gunanya menemui ayahnya yang tidak mengingatnya?

Moo Jin : Lalu apa? Apa yang akan kau lakukan?

Hyun Soo : Moo Jin-ah, jika aku bilang ingin memberikan apa yang tersisa dari warisanku kepada anak itu... Jika aku mengatakan mari kita akhiri dengan itu, akankah dia terluka?

Ji Won sendiri ada di kamarnya. Dia membuka lemarinya dan menatap semua pakaian Hyun Soo.

Ji Won lalu mengambil salah satu kemeja Hyun Soo. Dia mencium kemeja Hyun Soo dan menangis lagi.

Ji Won duduk di ruang makan. Dia mendengarkan rekaman kesaksian Jin Tae tadi.

Saat tiba pada rekaman suara Hyun Soo, dia terdiam lagi.

Ji Won menemani Eun Ha tidur, tapi Eun Ha tiba-tiba terbangun.

Eun Ha tanya, apa dia dan Hyun Soo bercerai.

Eun Ha lalu nangis. Ji Won bilang itu tidak benar. Eun Ha tanya, kenapa ayahnya tidak pulang.

Ji Won mendudukkan dan memeluk Eun Ha.

Ji Won : Ibu ingin ayah bahagia. Bagaimana denganmu?

Eun Ha : Aku juga.

Ji Won : Ayah tidak pernah hidup sebagai dirinya sendiri. Ibu ingin ayah hidup bebas setidaknya sekali.



Ji Won nangis lagi.

Bersambung ke part 3...

0 Comments:

Post a Comment