Adamas Eps 1 Part 2

 All Content From tvN
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Adamas
Sebelumnya : Adamas Eps 1 Part 1
Selanjutnya : Adamas Eps 1 Part 3


Sekuriti Kim membawa Woo Shin masuk. Sambil berjalan, dia terus bicara. Dia mengaku punya dua salinan dari semua karya Woo Shin. Satu untuk disimpan, dan satu lagi untuk dibaca.

Sekuriti Kim kemudian berbalik menatap Woo Shin.

Sekuriti Kim : Hampir lupa. Biar kubawakan tasmu.

Woo Shin : Tidak usah.

Sekuriti Kim tetap mengambil tas Woo Shin.

Sekuriti Kim : Biar kujelaskan. Akan kukembalikan saat kau pergi. Barang pribadi tidak diizinkan.

Woo Shin : Hanya ada pakaian dan peralatan tulis.

Sekuriti Kim : Itu aturannya. Kami akan menyediakan semua yang kau butuhkan.




Woo Shin mengerti. Seketaris Kim lalu mengajaknya ke sebuah ruangan yang ada alat canggih.

Sekuriti Kim : Kau tahu apa itu biometrik?

Woo Shin : Sedikit. Bukankah itu digunakan untuk mengidentifikasi seseorang?

Sekuriti Kim : Kau tahu banyak. Itu sistem keamanan kami. Kami mendaftarkan karakteristik fisik kami ke dalam sistem. Dengan begitu, kami bisa tahu jika seseorang adalah orang luar di CCTV. Jika seseorang yang tidak terdaftar mendekat, alarm berbunyi.

Woo Shin : Jadi, itu sebabnya semua kamera itu ada di luar. Aku penasaran dengan sistem keamanan di dalam rumah. Beginikah cara melakukannya?

Sekuriti Kim : Sama sekali tidak. Kami tidak punya akses ke dalam ruangan. Pimpinan sangat ketat soal kehidupan pribadinya.

Woo Shin : Mungkin dia punya banyak rahasia.

Sekuriti Kim : Apa?


Woo Shin : Bukan apa-apa. Apa yang harus kulakukan sekarang?

Sekuriti Kim menyuruh Woo Shin masuk ke dalam alat canggih di depan mereka.

Woo Shin : Masuk ke sana?

Sekuriti Kim : Namun, kau harus membuka pakaianmu.

Woo Shin : Sepenuhnya?

Sekuriti Kim : Tentu saja.

Woo Shin : Heol!

Sekuriti Kim lalu tertawa, hanya bercanda. Silakan.


Woo Shin melepas jaketnya dan masuk ke dalam alat itu.

Mesin pun mulai memindai Woo Shin.


Woo Shin dibawa Seketaris Kim ke ruang kendali.

Seketaris Kim mengeluarkan bukunya dari sana, lalu meminta tanda tangan Woo Shin. Dia menyebut itu bukunya yang paling berharga.

Ternyata itu buku novel karangan Woo Shin.

Woo Shin membubuhkan tanda tangannya.


Setelah itu, dia memperhatikan bagan keamanan Haesongwon.

Dia menatap foto Choi Tae Sung, Kepala Keamanan Haesongwon.


Woo Shin diantar oleh Sekuriti Park dengan buggy car.

Di belakangnya, Sekuriti Kim dadah-dadah.

Lalu Tae Sung datang, dia menenteng dua ekor ayam. Tae Sung berdiri di dekat Sekuriti Kim. Sekuriti Kim langsung menjauh melihat apa yang ditenteng Tae Sung.

Sekuriti Kim : Mereka akan punah jika terus begini.

Tae Sung : Apa itu dia? Penulis bayangan Pimpinan kita?

Sekuriti Kim : Ya. Bukankah dia tampan?

Tae Sung : Benar. Dia mirip seseorang.

Sekuriti Kim : Siapa?

Tae Sung : Kau tidak akan tahu.

Tae Sung memegang senjata yang dia gantung di punggungnya, lalu beranjak pergi. Sekuriti Kim mengikutinya.


Woo Shin menempuh perjalanan yang jaraknya lumayan dari lobi Haesongwon, menuju kediaman Pimpinan Kwon.

Tak lama kemudian, Woo Shin tiba di sana.

Sekuriti Park mempersilahkan Woo Shin untuk turun.


Woo Shin pun berjalan kaki menuju pintu kediaman Pimpinan Kwon. Dia berjalan melalui jembatan, karena di kanan kirinya adalah danau.

Beberapa pelayan sudah menunggunya.

Woo Shin memperkenalkan dirinya.

Woo Shin : Senang bertemu denganmu. Aku Ha Woo Shin.

Kepala Pelayan Kwon kesal, kau tidak tahu cara memberi hormat? Lancang sekali. Aku Kepala Pelayan Kwon.

Woo Shin : Haruskah aku menyapa Pimpinan dahulu? Bisa antar aku kepadanya?

Kepala Pelayan Kwon : Maksudmu, kau tamu bosku, jadi, aku harus memperlakukanmu dengan baik?

Woo Shin : Tidak juga.

Kepala Pelayan Kwon : Sayang sekali. Dia sedang pergi dan baru akan kembali besok. Saat harimau tidak ada di gunung, rubah adalah sang alfa. Jika kau mengerti...

Kepala Pelayan Kwon menghentakkan tongkatnya ke jembatan tempat mereka berdiri.

Kepala Pelayan Kwon : ... jangan berani membantahku lagi selagi kau di sini.

Woo Shin : Baik, Bu. Aku mengerti.


Kepala Pelayan Kwon menyuruh asistennya mengantar Woo Shin ke dalam.

Woo Shin terus menatap Kepala Pelayan Kwon. Kepala Pelayan Kwon menatapnya dengan tajam.

Asisten Kepala Pelayan Kwon mengantar Woo Shin ke dalam. Woo Shin mendongak, menatap ke atasnya. Bangunan kediaman Pimpinan Kwon sangat aneh. Begitu Woo Shin masuk tadi, ada atap yang melindungi rumah. Tapi, di sepetak tempat Woo Shin berdiri, hanya bagian itu yang tidak ada atapnya.

Asisten Kepala Pelayan Kwon menunjukkan telepon yang ada di dekat Woo Shin berdiri.

Asisten Kepala Pelayan Kwon : Jika ingin menelepon seseorang di luar, kau bisa memakai telepon ini di lobi.


Lalu dia membawa Woo Shin ke dapur.

Asisten Kepala Pelayan Kwon : Makananmu akan disediakan pukul 07.00, 12.00, dan 18.00. Semuanya akan disajikan di lantai satu. Silakan memesan jika kau menginginkan sesuatu.


Asisten Kepala kemudian membawa Woo Shin ke lantai dua.

Di lantai dua, ada sebuah pintu lagi. Dia membukanya dan membawa Woo Shin masuk ke sana. Mereka berjalan melalui koridor panjang yang di kanan kirinya ada beberapa kamar.

Asisten Kepala : Kau bisa berjalan-jalan di wastu ini sesukamu.

Asisten Kepala mendadak berhenti berjalan, membuat Woo Shin agak kaget karena dia berhenti tiba2.

Asisten Kepala : Tapi area keluarga Pimpinan adalah area terlarang. Yang terpenting... Kau dilarang keras memasuki kantornya di lantai tiga.


Asisten Kepala melanjutkan langkahnya. Woo Shin mengikutinya.

Woo Shin terus melihat2. Asisten Kepala berbelok ke kanan. Woo Shin melihat2 ke sebelah kirinya, sebelum akhirnya dia menghampiri Asisten Kepala yang sudah berdiri di depan sebuah kamar.

Asisten Kepala : Ini kamar tidurmu.

Woo Shin : Terima kasih. Siapa namamu?

Asisten Kepala terus menunduk ke bawah.

Asisten Kepala : Kami, para pelayan, tidak boleh berbincang dengan tamu. Kau bisa memanggilku Bu Oh.

Asisten Oh : Begitu rupanya. Omong-omong, Bu Oh... kenapa kau selalu melihat ke bawah?

Woo Shin mencoba melihat wajah Asisten Kepala.

Asisten Kepala terus memalingkan wajahnya.

Woo Shin : Apa karena kau tidak boleh mengingat wajah tamu? Benar juga, kita tidak boleh berbincang. Terima kasih sudah mengantarku.


Woo Shin masuk ke kamarnya. Ada dua tempat tidur di sana.

Woo Shin : Orang dengan pola pikir abad ke-19 di abad ke-21?


Seseorang keluar dari kamar mandi sambil mengelap rambutnya.

Woo Shin kaget melihatnya, Lee Dong Rim.

Dong Rim : Kau baru sampai?

Woo Shin : Kenapa kau di sini?

Dong Rim : Sudah jelas. Bagaimana bisa kubiarkan pemilikku pergi tanpa aku?

Dong Rim melompat ke kasurnya.

Woo Shin : Tapi bagaimana kau tahu...

Dong Rim : Bu Yeo memberitahuku. Dia bilang kau butuh asisten. Aku meminta uang di muka, dan dia tidak ragu memberiku pekerjaan tambahan.

Sontak lah Woo Shin kesal Dong Rim mengikutinya lagi.

Bersambung ke part 3....

0 Comments:

Post a Comment