Adamas Eps 1 Part 3

 All Content From tvN
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Adamas
Sebelumnya : Adamas Eps 1 Part 2
Selanjutnya : Adamas Eps 1 Part 4

Hari sudah malam. Dong Rim yang rebahan di kasurnya, memberitahu Woo Shin. Woo Shin sendiri lagi melihat pakaiannya. Dong Rim bilang dia sudah memeriksa latar belakang Haesongwon dan memeriksa beberapa rumor. Orang-orang di sini luar biasa.

Dong Rim : Mereka sangat kuno. Aku tidak percaya aku berada di tengah masyarakat kelas.

Woo Shin : Mereka sangat teliti.

Dong Rim pun bangun, benar, 'kan? Mereka sungguh luar biasa. Mereka pasti melakukan pemeriksaan latar belakang menyeluruh.

Dong Rim beranjak ke kulkas.

Dong Rim : Pakaian yang mereka berikan persis gaya yang biasa kau pakai. Bahkan kopinya. Rasanya sangat mirip dengan kafe di bawah ruang menulismu.

Dong Rim mengambil kopi botolan dari kulkas dan memberikannya ke Woo Shin. Woo Shin mencicipi kopi itu.

Woo Shin : Kau benar.

Dong Rim : Lalu tentang Bu Kwon....




Dong Rim kembali rebahan di kasurnya.

Dong Rim : Kukira dia kerabat jauh Pimpinan Kwon karena nama keluarga yang sama. Tapi leluhurnya melayani keluarga itu selama beberapa generasi. Selama Reformasi Gabo, sistem kasta dihapus. Semua pelayan tanpa nama keluarga mengambil nama keluarga majikan mereka. Ini versi aslinya. Sangat aneh.

Woo Shin pun beranjak ke depan Dong Rim.

Woo Shin : Dia memiliki metode komunikasi yang unik. Dia memproses kata-kata orang lain secara berbeda. Dia cenderung memutarbalikkan artinya. Saat berkomunikasi, kita harus memahami niat satu sama lain secara universal. Tapi dia memproses niat mereka sesukanya. Dia memelintirnya.


Dong Rim : Tapi yang lebih aneh, dia bersikap layaknya nyonya rumah. Dia bisa dengan mudah dikira nyonya rumah dengan pakaian mahal itu.

Woo Shin : Dong Rim-ah.

Dong Rim : Ya?

Dong Rim lalu mengoceh lagi, benar juga. Apa kau tahu? Wastu ini canggih...

Woo Shin : Pergilah.

Dong Rim : Pergi? Ke mana?

Woo Shin : Aku tak butuh asisten.

Dong Rim menolak dan langsung siap2 untuk tidur. Dia bilang dia dibayar mahal.

Woo Shin : Dengarkan saja aku.

Dong Rim : Aku tidak mau. Ke mana aku bisa pergi selarut ini? Matikan lampunya.

Dong Rim pura2 tidur. Woo Shin menghela nafas, lalu mematikan lampunya.


Saat beranjak dari depan tempat tidur Dong Rim, dia melihat ada bayangan di celah pintu.

Ternyata itu Kepala Pelayan Kwon. Dia menguping pembicaraan mereka.

Tak lama, Woo Shin melihat bayangan itu menjauh.

Woo Shin bisa menebak, itu Kepala Pelayan Kwon.


Soo Hyun baru pulang. Dia menemukan kartu nama Seo Hee yang tertempel di gerbang rumahnya.

Soo Hyun kesal dan merobek kartu nama Seo Hee.

Soo Hyun : Gija? Beraninya dia datang ke rumahku.


Soo Hyun masuk ke rumahnya dan langsung menyalakan televisi.

Ada berita tentang hukuman mati dan Seo Hee lah yang menjadi reporternya.

Seo Hee : Kami punya liputan mendalam tentang narapidana hukuman mati yang akan dijatuhi hukuman mati jika hukuman mati dikembalikan.  Anda ingat Lee Chang Woo, pencuri keji,  yang merampok pejabat tinggi pada tahun 80-an dan selalu berhasil menghilang? Di antara 14 kasusnya, salah satunya adalah kasus pembunuhan pada bulan Mei 2000.  Setelah dipenjara 15 tahun karena pencurian berulang, dia membunuh Song, korbannya, di dekat kediamannya hanya satu bulan setelah dibebaskan. Dia ditangkap di tempat...

Soo Hyun kesal, bedebah itu..


Woo Shin mimpi buruk. Dalam mimpinya, dia melihat seorang pria yang sudah tak bernyawa, terluka parah di bagian mata.

Woo Shin pun bangun.


Karena tak bisa tidur lagi, dia keluar kamarnya. Dia melihat tangga menuju lantai tiga. Ada sebuah kamar di depan tangga. Woo Shin ingat kata2 Bu Oh tadi, kalau dia tak boleh naik ke lantai 3.

Woo Shin kepengen tahu. Tapi dia mendengar suara. Woo Shin pergi memeriksa. Bayangan putih melintas di bawah tangga.


Woo Shin mencari tahu. Dia berjalan ke kamar2 yang ada di koridor belakang. Tak lama kemudian, dia mendengar suara orang kesakitan. Woo Shin mempercepat langkahnya dan melihat seorang gadis pelayan tergeletak di lantai dengan mulut berbusa.

Woo Shin mencari bantuan. Dia mengetuk satu per satu pintu, lalu kembali ke kamar pelayan itu.

Tak lama, para pelayan keluar dari kamar dan hanya melihat saja.

Woo Shin menatap mereka, tolong kami!

Bu Oh datang. Dia marah, apa yang kau lakukan?

Woo Shin menjelaskan kondisi gadis itu.

Tapi Bu Oh terus marah, apa yang kau lakukan di sini!

Woo Shin : Apa itu penting sekarang? Wanita itu pingsan.


Kepala Pelayan Kwon datang, ada keributan apa ini?

Kepala Pelayan Kwon melihat gadis itu dengan tatapan sinis.

Kepala Pelayan Kwon : Merepotkan sekali.

Woo Shin langsung menatap Kepala Pelayan Kwon. Dia bingung sekaligus heran.


Gadis itu dibawa staf keamanan ke mobil.

Semua pelayan dan para staf melihatnya.

Setelah mobil pergi, para pelayan dan staf masuk ke dalam begitu saja, seolah tidak ada kejadian apapun.

Tentu saja Woo Shin tambah terheran-heran.


Setelah kejadian itu, Woo Shin kembali ke kamarnya dan melihat Dong Rim udah tidur pulas.

Woo Shin bingung harus melakukan apa pada Dong Rim. Dia bilang, itu bukan bagian dari rencananya.


Besoknya, Dong Rim nunjukin perpustakaan yang akan menjadi ruang kerja mereka.

Dong Rim : Ini akan jadi ruang menulis yang bagus. Tempat ini juga luas. Kau setuju, 'kan?

Woo Shin melihat ke mejanya.

Woo Shin : Mereka tahu cara menyambut tamu mereka. Ini perekam suara yang sama yang kupakai.

Dong Rim : Apa kita akan mulai bekerja hari ini?

Woo Shin : Aku akan mulai. Tapi kau tidak, karena kau akan pulang.

Dong Rim kesal, kau mulai lagi. Aku tidak akan pergi.

Woo Shin : Pergilah.


Dong Rim merengek, Cakka-nim.

Woo Shin : Pergi.

Dong Rim : Kau akan terus begini? Aku sudah tahu semuanya.

Woo Shin : Tentang apa?

Dong Rim : Tentang alasanmu memilih untuk datang ke sini. Aku tahu niatmu yang sebenarnya.

Woo Shin : Apa maksudmu?

Dong Rim : Kau pasti gila jika mau menjadi penulis bayangan orang lain.

Woo Shin : Apa maksudmu?

Dong Rim pun menatap Woo Shin dengan wajah serius.

Dong Rim : Kau sedang menyiapkan buku berikutnya, dan itu tentang konglomerat. Kau di sini untuk meneliti. Kita sama. Ini kesempatan sekali seumur hidup. Kejahatan melodramatis karena nafsu yang dilakukan oleh orang kaya. Itu temaku. Ini penelitian gratis, dan aku juga akan dibayar. Aku beruntung, tapi kau ingin aku pergi?


Dong Rim beranjak ke sofa di dekat jendela.

Sesuatu menarik perhatian Woo Shin. Dia menatap ke arah Dong Rim.

Woo Shin : Dong Rim-ah.

Dong Rim : Panggil namaku sesukamu. Aku tidak akan ke mana-mana.

Woo Shin mendekat. Dong Rim nya panic, ada apa?


Yang menarik perhatian Woo Shin adalah bunga disamping Dong Rim.

Woo Shin melihat bunga itu, bunga ini...

Dong Rim : Kenapa dengan itu? Apa itu mahal? Aku memetiknya sendiri.

Woo Shin : Di mana?

Dong Rim : Di luar. Ada banyak, jadi, aku memetik satu. Mereka tidak akan menyuruhku mengganti rugi, 'kan?

Woo Shin menaruh bunga itu lagi dan beranjak ke pintu.

Dong Rim heran, Cakka-nim!


Langkah Woo Shin terhenti karena Kepala Pelayan Kwon tiba2 datang.

Woo Shin : Ya? Ada yang bisa kubantu?

Kepala Pelayan Kwon : Keadaan kacau semalam, jadi, aku tidak mengatakan apa pun. Tapi aku kasihan kepadamu. Kau harus menyaksikan pemandangan menyedihkan selarut itu.

Woo Shin : Aku tidak bisa tidur, jadi, aku berjalan-jalan.

Kepala Pelayan Kwon : Begitu rupanya. Jalan-jalan?

Woo Shin : Bu Oh bilang aku bisa pergi ke mana pun yang kumau, kecuali ke wilayah Pimpinan. Aku akan lebih berhati-hati mulai sekarang.


Kepala Pelayan Kwon berbalik, mau pergi. Tapi Woo Shin nanyain kondisi gadis pelayan itu.

Woo Shin : Kudengar dia dibawa ke rumah sakit...

Kepala Pelayan Kwon menghentakkan tongkatnya ke lantai. Dia menatap tajam Woo Shin.

Kepala Pelayan Kwon : Kurasa Bu Oh melupakan satu hal. Kau harus merahasiakan semua yang kau lihat atau dengar di tempat ini.

Kepala Pelayan Kwon menaruh telunjuknya di depan mulutnya. Dia memberi isyarat Woo Shin, agar Woo Shin tetap diam.

Woo Shin tak banyak bicara lagi.

Woo Shin : Baik, Bu.

Kepala Pelayan Kwon pergi.

Bersambung ke part 3...

0 Comments:

Post a Comment