Adamas Eps 1 Part 4

 All Content From tvN
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Adamas
Sebelumnya : Adamas Eps 1 Part 3
Selanjutnya : Adamas Eps 1 Part 5

 


Sekuriti Park duduk disamping Sekuriti Kim, sambil memegang buku tulisan Woo Shin.

Sekuriti Kim : Luar biasa, kan?

Sekuriti Park : Apa buku ini sebagus itu?

Sekuriti Kim : Ya, ini yang terbaik.

Sekuriti Park melihat judul buku Woo Shin.

Sekuriti Park : Apa arti judul ini? Apa itu bahasa Inggris?

Sekuriti Kim juga bingung apa artinya. Tiba2, Tae Sung datang, biar kulihat. Dia mengambil buku Woo Shin dari tangan Sekuriti Park dan membaca judulnya. Judulnya 'Persona Non Grata'. Tae Sung ngasih tahu artinya. Itu bahasa Latin untuk "yang tidak diundang".



Sekuriti Kim pun langsung memuji Tae Sung.

Tae Sung beranjak ke sofa di depan mereka.

Tae Sung : Ini tentang diplomat atau polisi?

Sekuriti Kim : Ya, polisi. Bagaimana kau tahu?

Tae Sung mengelap senapanya.

Tae Sung : Awalnya, itu sebutan mereka untuk diplomat yang dideportasi. Tapi itu juga istilah untuk pengadu polisi. Judul buku itu.

Sekuriti Park : Kau pasti tahu karena kau juga...

Sekuriti Kim menyikut Sekuriti Park. Sekuriti Park langsung meralat ucapannya. Dia bilang maksud dia adalah Tae Sung tahu banyak karena Tae Sung mantan polisi.

Tae Sung : Apa karakter utamanya polisi korup yang mengadukan rekannya?

Sekuriti Kim : Sebenarnya, dia pahlawan keadilan.

Tae Sung : Klise sekali. Aku bisa menjadi penulis. Omong-omong... jadi, itu buku kutu buku itu?


Woo Shin ke kebun bunga. Dia terus berjalan ke dalam, mencari bunga yang dipetik oleh Dong Rim. Tak lama, dia menemukan bunga itu. Ada di paling ujung kebun.

Woo Shin : Bunga poppy.


Seorang wanita datang, siapa kau?

Woo Shin berbalik dan menatap wanita itu. Wanita itu langsung tahu Woo Shin adalah tamu Pimpinan Kwon.

Woo Shin : Dan kau Eun Hye Soo, menantunya, 'kan?

Hye Soo : Bukankah aslinya aku lebih cantik? Tapi kenapa kau datang ke kebunku?

Woo Shin : Pintunya terbuka, jadi, aku masuk dan melihat ini. Dilihat dari tidak adanya bulu halus dan kantong biji bundar, ini opium.

Hye Soo : Benar.

Woo Shin : Bukankah menanamnya itu ilegal?

Hye Soo : Tidak ada yang ilegal di rumah ini. Kami bisa melakukan apa pun yang kami mau.

Woo Shin terdiam mendengar itu.

Hye Soo : Kudengar kami harus diwawancarai untuk memoar itu.

Woo Shin : Ya, tapi hanya wawancara santai. Terserah aku mau menulis apa di memoar itu.

Hye Soo : Mari kita lakukan wawancara itu sekarang.

Woo Shin kaget, sekarang?

Hye Soo : Apa itu artinya tidak?

Woo Shin : Bisa.

Hye Soo : Tanyakan saja.

Hye Soo menyemproti daun2 tanamannya. Lalu dia berkata, "sebaliknya, haruskah kuberi tahu orang seperti apa dia bagiku? Dia akan melakukan apa pun demi perusahaannya."

Woo Shin : Apa pun?

Hye Soo : Bayangkan semua hal mengerikan dan menjijikkan yang bisa kau bayangkan. Dia mampu melakukan semua itu. Putra keduanya meninggal dalam kecelakaan helikopter. Tapi benarkah itu kecelakaan?

Woo Shin : Ini tidak akan dicatat. Itu pernyataan yang berbahaya.

Hye Soo : Kau yang dalam bahaya, bukan aku. Makin kau tahu, makin berbahaya situasimu di sini. Dan kau memperburuknya. Kusarankan kau meninggalkan tempat ini secepat mungkin.

Woo Shin : Aku tidak setuju. Aku akan mengurus diriku sendiri.

Mereka lalu mendengar suara helikopter.

Hye Soo : Kau dengar itu? Pimpinan datang.


Woo Shin beranjak keluar dari kebun Hye Soo.

Woo Shin : Pergi secepat mungkin? Itu peringatan.

Lalu dia melihat Dong Rim tengah berlari ke arahnya, sambil berteriak memanggilnya. Dong Rim lalu terjatuh karena tersandung ranting atau apalah itu.

Woo Shin : Astaga, makin hari dia makin parah. Kau sengaja melakukannya, 'kan? Kau makin parah tahun ini.

Dong Rim : Itu menggandakan rasa sakitnya. Sakit.

Dong Rim terpincang2 mendekati Woo Shin.

Lalu dia melihat Hye Soo keluar dari kebun.

Dong Rim : Bukankah dia menantunya? Putri tunggal Pusat Medis Eunkook yang menikahi putra sulungnya. Menurut rumor, dia psikopat. Dia tidak sebanding denganmu. Apa dia tidak bosan di sini? Suaminya tidak ada di Seoul.

Woo Shin beranjak pergi.

Dong Rim : Pak Ha. Dia ingin bertemu denganmu. Pimpinan Kwon.

Woo Shin berbalik, menatap Dong Rim.


Kepala Pelayan Kwon berlari ke landasan heli. Dia tersenyum lebar, menatap heli yang baru datang. Heli kemudian mendarat. Seketaris Yoon turun duluan, disusul kemudian dengan Pimpinan Kwon. Kepala Pelayan Kwon langsung menggandeng Pimpinan Kwon. Bersama-sama, mereka masuk ke dalam.


Mereka tiba di ruangan Pimpinan Kwon. Kepala Pelayan Kwon dan Pimpinan Kwon masuk lebih dulu dan Seketaris Yoon menutup pintu.

Kepala Pelayan Kwon : Kudengar kau melewatkan obat yang kuberikan dua kali. Kenapa kau sangat keras kepala?

Pimpinan Kwon : Seketaris Yoon memberitahumu? Aku melarangnya memberitahumu. Aku harus memecatnya.

Kepala Pelayan Kwon : Yang benar saja. Kau pikir gadis baru itu tidak akan melapor kepadaku?

Pimpinan Kwon : Kau akan menyiksa mereka semua. Tak ada yang bisa menentangmu.

Kepala Pelayan Kwon : Omong-omong, Pimpinan Kwon.

Pimpinan Kwon : Kenapa memanggilku dengan lembut? Kau membuatku takut.

Kepala Pelayan Kwon : Tentang penulis itu. Aku tidak bisa membacanya. Dia masalah terbesar yang pernah ada. Dia tak menyerah saat aku mengintimidasinya. Dia malah melawan.

Pimpinan Kwon : Lantas, itu akan menyenangkan untukmu. Jinakkan dia jika bisa. Aku tahu kau pandai melakukan itu.

Kepala Pelayan Kwon : Kau tidak akan menganggap ini serius?

Pimpinan Kwon : Baru sehari sejak dia datang. Mari kita awasi dia untuk saat ini.


Woo Shin sudah di lantai 3. Dia terus berjalan menuju pintu yang ada di ujung koridor. Woo Shin masuk. Dan dia heran melihat ada pintu lagi di dalamnya. Dan di depan pintu, ada rak miras. Woo Shin mengetuk pintu. Dia masuk setelah diizinkan masuk.

Woo Shin mengenalkan dirinya.

Pimpinan Kwon : Senang bertemu denganmu.

Pimpinan Kwon lalu memuji Woo Shin. Dia bilang sambil menatap Kepala Pelayan Kwon, kalau Woo Shin terlihat seperti pria yang baik. Kepala Pelayan Kwon nya kesal.

Pimpinan Kwon lantas bilang, Woo Shin mirip 'dengannya'.


Kepala Pelayan Kwon keluar. Dia berkata, aneh karena senyum Woo Shin mengingatkannya pada pria itu.

Kepala Pelayan Kwon : Menyebalkan sekali.

Kepala Pelayan Kwon pun pergi.


Woo Shin bilang, suatu kehormatan bisa bertemu Pimpinan Kwon. Pimpinan Kwon merasa tersanjung. Lalu dia meminta 'konyak' pada Seketaris Yoon. Seketaris Yoon keluar, mengambilkan yang diminta Pimpinan Kwon.

Pimpinan Kwon : Kau sudah berkeliling rumah?

Woo Shin : Sudah, Pak.

Pimpinan Kwon : Bagaimana menurutmu?

Woo Shin : Ini lingkungan yang bagus. Aku tidak akan kesulitan menulis di sini.

Pimpinan Kwon : Senang mendengarnya. Omong-omong, apa pendapatmu tentang Hye Soo?

Woo Shin kaget, apa?

Pimpinan Kwon : Kudengar kau bertemu dengannya di kebun. Jangan terkejut. Semua orang di sini mengawasi. Kau harus terbiasa.

Woo Shin : Aku mewawancarainya tentangmu.

Pimpinan Kwon : Apa katanya?

Woo Shin ingat kata2 Hye Soo tadi.

Hye Soo : Dia akan melakukan apa pun demi perusahaannya.

Woo Shin pun memelintir ucapan Hye Soo.

Woo Shin : Dia bilang perusahaanmu adalah prioritas utamamu.

Pimpinan Kwon : Apa lagi?

Hye Soo : Bayangkan semua hal mengerikan dan menjijikkan yang bisa kau bayangkan. Dia mampu melakukan semua itu.

Woo Shin : Dia juga bilang kau mewujudkan hal yang paling tidak terbayangkan.

Pimpinan Kwon : Lalu?

Hye Soo : Putra keduanya meninggal dalam kecelakaan helikopter. Tapi benarkah itu kecelakaan?

Woo Shin : Sayangnya, kami tidak bisa bicara lama.

Pimpinan Kwon : Setelah kau mengobrol panjang, beri tahu aku. Katakan apa adanya. Aku ingin tahu semuanya.


Seketaris Yoon datang membawakan 'konyak'. Woo Shin langsung diam. Pimpinan Kwon bilang, Woo Shin bisa bebas bicara karena Seketaris Yoon tuli.

Pimpinan Kwon : Dia hanya bisa membaca bibir.

Seketaris Yoon melirik Woo Shin sekilas, lalu berdiri di belakang Woo Shin.

Woo Shin : Maaf karena mengatakan ini, Pak. Tapi yang baru saja kau minta dariku mengenai menantumu, sepertinya kau ingin aku menjadi mata-matamu.

Pimpinan Kwon : Sama sekali tidak. Aku hanya tidak tahu apa yang dipikirkannya. Aku hanya ingin memahaminya.

Woo Shin : Entahlah, Pak. Aku akan merasa tidak nyaman melakukan itu.

Pimpinan Kwon : Hanya orang yang mampu menolak yang bisa melakukannya. Aku yakin kau tidak berhak melakukan itu.

Woo Shin : Beginikah caramu mengelola bisnis? Kau menawarkan harga murah sejak awal dan coba mengintimidasi orang lain. Kau mencoba menakutiku.

Pimpinan Kwon : Lalu apa balasanmu?

Woo Shin berdiri, kusarankan kau mencari penulis bayangan lain.

Pimpinan Kwon : Kau tidak suka syaratnya?

Woo Shin : Aku menuntut syarat yang pantas kudapatkan.

Pimpinan Kwon : Aku mengerti. Sungguh. Karena aku menjalankan bisnis, aku sering berada dalam situasi saat aku harus bernegosiasi.


Woo Shin duduk lagi.

Pimpinan Kwon : Kau tahu siapa orang yang paling rewel? Orang yang unggul? Bukan. Mereka yang bernegosiasi dengan tangan kosong. Dan itu kau.

Woo Shin : Terima kasih atas pengertiannya.

Pimpinan Kwon : Kapan sebaiknya kita lakukan wawancara?


Woo Shin beranjak keluar dan memikirkan kata2 Pimpinan Kwon tadi.

Pimpinan Kwon : Semua orang di sini mengawasi. Kau harus terbiasa.


Kita ke Ares. Ketua Tim Lee baru saja turun dari mobilnya. Dia berjalan masuk ke Ares. Setelah melewati pemeriksaan di lobi, dia terus berjalan menuju lift sambil membaca berita tentang Im Duk Soo di internet. Pintu lift terbuka. Ketua Tim Lee masuk dan menekan tombol secara acak. Pintu lift menutup lagi dan membawa Ketua Tim Lee ke lantai paling atas.

Begitu keluar dari lift, semua staf nya yang sudah berjejer menunggunya, langsung memberi hormat. Ketua Tim Lee mengajak mereka semua rapat.

Semua staf berjalan masuk mengikuti Ketua Tim Lee. Di sisi kanan-kiri Ketua Tim Lee ada Kepala Bagian Jung dan Kepala Bagian Lee.


Mereka mulai rapat. Kepala Bagian Lee yang melakukan presentasi.

Kepala Bagian Lee : Lebih dari sembilan juta petisi telah diserahkan ke Gedung Biru, meminta untuk mengembalikan hukuman mati. Kami akan menyerahkan lebih banyak setelah mendapat lebih banyak nomor registrasi penduduk dari Tiongkok akhir pekan ini. Kami juga melakukan yang terbaik untuk memikat media.

Ketua Tim Lee : Begitu rupanya. Hasilnya bagus. Bagaimana keadaan di internet? Apa orang-orang goyah?

Kepala Bagian Jung : Ya, berjalan lancar. Internet...

Kepala Bagian Lee memotong kalimat Kepala Bagian Jung.

Kepala Bagian Jung : Kami membagi tim komentar menjadi tiga sif. Empat grup tambahan telah dibuat untuk menciptakan komunitas daring baru.

Kepala Bagian Jung kesal.

Ketua Tim Lee : Bagus. Pastikan kau meneruskan ini. Internet adalah katalis dari semua peristiwa.

Kepala Bagian Lee lantas kembali duduk.


Ketua Tim Lee : Aku yakin kita sudah menetapkan dasarnya. Mari kita menangkan pemilu mendatang.

Kepala Bagian Jung : Pak, Kandidat Hwang sepertinya agak bertingkah. Dia ingin menghabiskan lebih banyak uang kita karena dia membuat janji seperti yang kita minta. Jika tidak, dia pikir akan teringat hal itu begitu berada di Gedung Biru.

Ketua Tim Lee : Bedebah itu. Dia tahu cara bermain. Dia tahu cara meminta lebih banyak uang.

Kepala Bagian Lee : Bagaimana menurutmu? Haruskah aku menemuinya?

Ketua Tim Lee : Tidak apa-apa. Biar kucoba bicara dengannya.

Kepala Bagian Lee : Baik.


Ketua Tim Lee : Kau sudah memproses pengeluaran untuk tahun 2006?

Kepala Bagian Jung : Ya, tim akuntansi mengurusnya dengan biaya yang kau sebutkan. Aku akan segera menyerahkan laporannya. Tidak akan ada masalah. Kami memilih seseorang yang sangat menyayangi anak-anaknya.


Im Duk Soo lagi push-up di selnya.

Im Duk Soo : Baiklah. Ini bagus. Lagi pula, aku tidak akan dieksekusi. Membunuh beberapa orang lagi tidak akan mengubah apa pun. Aku sudah lama tidak membunuh orang. Aku akan mendapatkan kue dan memakannya juga.

Dia lalu tertawa.


Dae Chul berlari ke meja Soo Hyun.

Dae Chul : Jaksa Song.

Soo Hyun : Apa Kepala Yang marah lagi? Katakan kepadanya aku sudah mati.

Dae Chul : Ini bukan tentang dia. Seorang wanita datang mencarimu.

Ternyata Seo Hee.

Seo Hee : Halo, aku Kim Seo Hee, reporter berita lokal dari TNC. Kau mengabaikan telepon dan pesanku. Jadi, kutaruh kartu namaku di gerbangmu kemarin. Aku yakin kau melihatnya.

Soo Hyun melirik Dae Chul, Pak Gong?

Dae Chul mengerti dan bergegas keluar.


Soo Hyun bilang dia melihat kartu nama Seo Hee.

Soo Hyun : Tapi ada urusan apa? Kenapa kau ingin menemuiku?

Seo Hee : Aku ingin konsultasi hukum.

Soo Hyun : Aku tidak bisa membantumu. Jika untuk menulis artikel, minta tim humas kami.

Seo Hee menggebrak buku diatas meja, tidak. Harus kau.


Seo Hee duduk di sofa. Soo Hyun tertawa lalu duduk di depan Seo Hee.

Soo Hyun : Aku akan memberimu lima menit karena aku penasaran.

Seo Hee : Aku yakin kau tahu bahwa publik mendukung hukuman mati. Itu ada di seluruh media, TV, baik luring maupun daring. Efek yang tersebar luas ini tipikal manipulasi media. Semuanya sudah direncanakan. Kandidat Hwang dari Partai Masa Depan Baru berjanji untuk mengembalikan hukuman mati jika dia terpilih. Kau pikir ini hanya kebetulan?

Soo Hyun : Dengar, Nona Kim. Tidak bisakah kau langsung ke intinya?

Seo Hee : Dia memanfaatkan hukuman mati agar bisa terpilih.

Soo Hyun : Kau tahu betapa konyolnya dirimu? Kenapa kau memberitahuku ini?

Seo Hee : Jika Kandidat Hwang terpilih, hukuman mati akan diberikan kembali. Dan di antara yang pertama dieksekusi adalah Lee Chang Woo. Pembunuh mendiang ayahmu.

Soo Hyun : Apa maksudmu?

Seo Hee : Aku yakin dia dijebak.

Soo Hyun kesal, tapi masih menahan diri.

Soo Hyun : Kau bersikap tidak sopan di pertemuan pertama kita. Konon semua reporter adalah novelis. Kau menulis fiksi?

Seo Hee : Jika ini novel, maka ini novel tragis karena Lee Chang Woo akan mengalami kematian yang tidak adil.

Soo Hyun : Dengar. Bedebah itu pelakunya. Aku jaksa, tahu?

Seo Hee : Senjata pembunuhannya tidak pernah ditemukan. Itu artinya seseorang mengambilnya. Pikirkanlah itu. Siapa orangnya?

Soo Hyun : Cukup. Kau boleh pergi.


Soo Hyun beranjak ke mejanya.

Seo Hee tak menyerah, jika dia dieksekusi, kau tidak akan pernah menemukan pembunuh ayahmu yang sebenarnya.

Kemarah Soo Hyun meledak, dia membentak Seo Hee, keluar!

Seo Hee pun menaruh berkas kasus Pak Lee diatas meja Soo Hyun.

Seo Hee : Aku menyusun berkas kasus ini. Lihatlah. Sebagai jaksa, aku yakin kau lebih paham soal keraguan beralasan daripada aku.

Seo Hee pergi.

Soo Hyun : Dasar gila.


Seo Hee melajukan mobilnya.

Seo Hee : Aku tahu. Aku mungkin terlihat gila. Tapi kau harapan terakhirku.

Lagi nyetir, emosinya datang melihat para tim relawan Pak Hwang.

Seo Hee mengklakson mereka, enyahlah!


Pak Hwang lagi berorasi di depan para pendukungnya.

Pak Hwang : Apa jadinya negara kita? Ada peningkatan lima persen dalam jumlah kejahatan keji dibandingkan tahun lalu. Hukum harus melindungi warga sipil dan mengutuk para pendosa. Negara yang taat hukum! Aku, Hwang Byung Chul,  berjanji akan mewujudkannya!


Sekuriti Park melihat mobil polisi dari layar CCTV.

Sekuriti Park : Sedang apa mereka di sini? Kenapa mereka di sini, padahal ini bukan hari gajian mereka?

Sekuriti Kim : Mereka pasti ingin merayakan sesuatu.

Sekuriti Park : Berilah mereka uang saku dan suruh mereka pergi.

Sekuriti Kim : Kita tidak berutang kepada mereka. Mereka meminta uang kepada kita setiap ada kesempatan.

Tae Sung bilang jangan.

Tae Sung : Mereka akan meremehkan kita jika selalu patuh. Aku harus mempermalukan mereka.


Tae Sung pun beranjak keluar. Dia masuk ke dalam mobil polisi. Lah si polisi itu ternyata temennya.

Tae Sung : Kau sudah gila? Kenapa terus datang ke sini? Atasanmu akan mengetahui hal ini.

Polisi itu menyuruh Tae Sung mengunyah permen karet agar gerakan bibir Tae Sung tidak terbaca oleh yang lain. Tae Sung tanya ada apa.

Polisi : Kantor pusat melaporkan hal mendesak. Mereka menerima surel anonim tentangmu. Isinya sederhana. Namamu dan alamat ini.

Tae Sung : Pengirimnya pasti tahu siapa aku jika mereka mengirimnya ke kantor pusat.

Polisi : Seseorang dari pihak Pimpinan Kwon?

Tae Sung : Tidak, aku meragukannya. Jika dia tahu tentang masa laluku, aku pasti sudah lama pergi. Kau bahkan tidak akan pernah menemukan jasadku.

Polisi : Kau benar. Itu bisa saja lebih buruk.

Tae Sung : Melihat bagaimana mereka mengirimnya ke sana, mereka ingin membuat kesepakatan dengan kita. Lalu mereka akan segera mengungkap diri mereka. Pengirimnya?

Polisi : Kami sedang menyelidikinya. Alamat surelnya "persona non grata". Mereka memakai alamat IP luar negeri. Jadi, aku ragu kita bisa menangkap mereka.

Tak lama kemudian, Tae Sung sadar siapa itu.

Tae Sung : Bedebah kecil ini.

Dia pun kembali ke ruang keamanan dan melihat judul buku Woo Shin yang tadi sempat dibacanya sebelum beranjak keluar menemui teman polisinya. Judul buku Woo Shin adalah 'Persona Non Grata'.

Hari sudah malam. Tae Sung berdiri di depan Haesongwon.

Tae Sung : 'Persona Non Grata'. Itulah dirimu. Orang yang tak diinginkan. Kenapa kau kemari?

Bersambung ke part Part 5....

0 Comments:

Post a Comment