The Police Station Next to The Fire Station Eps 1 Part 2

 All Content From : SBS
Sinopsis : The Police Station Next to The Fire Station
Sebelumnya : The Police Station Next to The Fire Station Eps 1 Part 1
Selanjutnya : The Police Station Next to The Fire Station Eps 1 Part 3

So Hee mulai menggigil. Wajahnya sudah mulai memucat. Deru nafasnya terdengar lebih keras. Seol yang mendengar itu, tanya, apa So Hee baik-baik saja. So Hee bilang dia sangat kedinginan. Seol menyuruh So Hee menekan kuku.

Seol : Warnanya kembali menjadi merah muda?

So Hee pun menekan kukunya.

So Hee : Tidak, tetap putih.




Seol pun memberitahu rekan2nya kalau So Hee mengalami sianosis, yaitu gejala syok hemoragik yang disertai hipotermia. Seol bilang jika suhu tubuh So Hee turun lebih rendah dari 32 derajat Celsius atau kehilangan dua liter lebih darah, So Hee bisa pingsan. Kemungkinan terburuknya, So Hee bisa tewas.

Seol lantas menyuruh Do Jin bersiap.

Do Jin : Baiklah. Kirimi aku pesan.

Do Jin pun bergegas pergi.


So Hee bicara lagi. Dia bilang dia sangat mengantuk. So Hee lantas memanggil-manggil ibunya dengan suara lemah. Setelah itu, So Hee pun tak lagi bicara. Seol pun meminta So Hee tetap bicara dengannya. Dia melarang So Hee tidur. Tapi So Hee tak menjawab.

Kepala Baek : Kenapa dia tidak menjawab?

Pil : Dia tidak boleh pingsan. Kau bilang waktu kita satu jam.


Seol pun memukul meja dengan keras, agar So Hee bisa mendengar.

Seol : So Hee-ssi, coba fokus! Kau harus menemui ibumu. So Hee-ssi! Kim So Hee-ssi!

So Hee pun sadar. Tangisnya menyeruak keluar. Dia memanggil ibunya.

Seol : Benar. Kau harus tetap sadar untuk menemui ibumu. Kim So Hee, jangan pingsan. Kau dengar aku?


Si pelaku mulai merebus daging.

Bagian tulang dia blender. Entah daging apa yang dia coba masak.


Anna menghubungi Pil. Dia bilang tidak ada laporan orang hilang di Onjo.

Pil pun langsung memberitahu yang lain.

Ho Gae pun terduduk dan berusaha berpikir.

Pil melirik Ho Gae, kau bilang akan ada.


Do Jin datang, apa yang harus kita lakukan? Kalian tahu kondisi korban memburuk.

Do Jin sudah tak sabar. Dia bilang kru damkar akan mulai mencari.

Ho Gae melarang.

Do Jin sewot, memang ada cara lain?

Ho Gae : Tidak ada laporan orang hilang? Baik, mari kita coba satu lagi.


Dan mereka pun menemukan penghuni Onjo yang hilang.

Pil : Kim Yeji, 27 tahun. Panggilan telepon terakhirnya empat bulan lalu. Tak ada catatan lagi setelah itu. Tagihan dan cicilannya sudah lewat tenggat.

Ho Gae : Kartu kreditnya?

Pil : Sama seperti ponselnya. Ponselnya tidak dipakai sejak empat bulan lalu. Semua tagihannya menunggak, rekeningnya pun dilaporkan bermasalah.

Ho Gae : Di mana alamatnya?

Pil : Gedung 103, unit 1305.


Ho Gae pun mengajak semua bergerak.

Ho Gae mulai beranjak. Do Jin memakai helm nya, sembari berjalan di samping Ho Gae.

Ho Gae : Ayo bergerak, kru damkar.

Do Jin : Baiklah.

Mereka pun bergegas ke unit 1305.


Sementara si pelaku mengajak So Hee makan. Dia bilang tidak enak jika makanannya dingin.

Si pelaku membuka lacinya. Sepertinya dia mencari kunci.

So Hee memberitahu Seol.

So Hee : Kurasa dia sudah kembali. Dia bicara omong kosong soal makan dengannya.


Polisi dan kru damkar sudah di depan unit 1305. Kru damkar memeriksa kunci pintu. Ki Soo bilang, itu kunci digital dengan kunci cadangan mekanis. Tipe yang paling sulit dibuka. Mereka juga tak bisa membuka paksa pintu karena takut si pelaku tahu dan mengamuk. Di saat mereka kebingungan mencari cara membuka pintu, Ho Gae malah memencet bel. Sontak lah semua langsung ngumpet dan Kepala Baek menatap galak Ho Gae.

Kepala Baek : Sial. Anjing Jindo, kau sudah gila?

 Si pelaku menatap ke arah pintu, begitu Ho Gae membunyikan bel.


So Hee : mendengar bunyi bel.

So Hee : Apa itu para detektif?

Seol : Tunggu sebentar.


Suara pria terdengar dari dalam.

"Siapa itu?"

"Hai, aku dari lantai bawah. Ada kebocoran di langit-langitku. Aku ingin tahu apa itu berasal dari rumahmu." jawab Ho Gae.

Si pelaku baru beranjak ke arah pintu.


Pemilik unit 1305 mengaku tidak menyalakan air.

Ho Gae : Di unitku sudah seperti banjir. Aku tak bisa percaya begitu saja. Aku bersama pihak pemeliharaan. Biarkan kami masuk dan memeriksa.

Do Jin : Aku dari kantor pemeliharaan. Kami harus memeriksa jika ada kebocoran.


Pintu pun akhirnya terbuka. Begitu pintu dibuka, Ho Gae langsung meringkus seorang pria. Namun pria itu bukanlah si pelaku penculikan So Hee. Ho Gae menangkap pria itu dengan tuduhan penculikan, penyekapan dan pemerkosaan. Pria itu bingung, apa? Sementara yang lain mencari So Hee tapi tak ada So Hee di sana.

Ho Gae pun menginterogasi pria itu.

Ho Gae : Hei, di mana kau menyembunyikan wanita yang kau culik?

Pria itu marah, menyembunyikan? Apa maksudmu?


Yang datang ke unit si pelaku ternyata seorang pria dari unit lain.

Pria itu meminta si pelaku tidak merokok di kamar mandi. Dia bilang, rumahnya penuh asap karena itu. Si pelaku meminta maaf. Dia bilang dia stres belakangan ini, itulah alasannya.

"Aku tidak akan melakukannya lagi. Maafkan aku."

Si pelaku mau menutup pintu tapi dihalangi pria itu.

"Lebih berhati-hatilah mulai sekarang. Mengerti?"

"Tentu."

"Mari kita menjaga kedamaian, ya?"

"Aku akan berhati-hati."


Si pelaku menutup pintu.

So Hee melihat itu dari kamar tempat dia disekap.

Si pelaku lantas tersenyum pada So Hee. So Hee pun langsung mengunci pintu kamar saat melihat si pelaku mulai berjalan ke arahnya.


Ho Gae menanyai dimana Ye Ji, wanita pemilik unit 1305.

"Dia dirawat di rumah sakit. Kudengar dia lumpuh total karena osteosarkoma stadium akhir. Memang wanita itu kenapa?"

Ho Gae langsung lemas mendengarnya. Dia salah lagi.


Mereka kembali ke bawah. Anna menghubungi Kepala Baek.

Anna : Kami sudah memastikan Nona Kim Ye Ji masih dirawat di rumah sakit. Kondisinya memburuk drastis dan dia harus tinggalkan barang-barangnya. Pendampingnya mengunjungi rumahnya untuk mengambil barang-barangnya sesekali.

Kepala Baek : Baiklah, aku mengerti.


Semua menyalahkan Ho Gae.

Kepala Baek : Kita menyia-nyiakan usaha bersama karena tebakanmu yang salah.

Pil : Kita juga kehabisan waktu, sial.


Ho Gae lantas menatap ke arah apartemen, sementara yang lain berjalan melewatinya.

Kru damkar ingin bergerak. Ho Gae bilang ada satu cara lagi.

Do Jin marah,tak bisakah kau... Sejujurnya, kami membuang banyak waktu karenamu. Cara lain apa? Apa lagi?

Ho Gae : Kru damkar. Mari lakukan sesuatu yang paling kalian benci.

Do Jin : Membakar?

Ho Gae : Asap akan membantu kita segera menemukannya.


Seol : Bagaimana dengan korbannya?

Ho Gae : Jika kita membuang waktu, dia juga akan mati. Si penculik atau pendarahan hebat akan membunuhnya.

Do Jin : Siklus api meningkat di ruang tertutup, apinya bisa cepat menyebar. Kau tahu itu?

Ho Gae : Bagus, asapnya bisa cepat keluar. Dia hanya perlu menjauh dari api sebentar.


Seol : Bukan hanya api yang menyebabkan orang tewas. Sesak napas, kekurangan oksigen, dan...

Ho Gae : Cerewet sekali.

Ho Gae lalu meminta Kepala Baek bertindak.

Do Jin marah Seol dibilang cerewet.

Do Jin : Menyebalkan. Itu terlalu berbahaya!

Kepala Baek : Ini membuatku gila.


Ho Gae menceramahi mereka semua.

Ho Gae : Butuh lebih dari satu jam untuk menggeledah setiap gedung di sini. Bagaimana jika penculiknya melihat kita dan menggila?

Bunyi beep terdengar dari earphone So Hee. So Hee pun memberitahu petugas kalau baterai earphone nya hampir habis.

So Hee : Kenapa kalian belum datang?

Seol : So Hee, kami akan segera ke sana. Tunggulah sebentar lagi. Mengerti?

So Hee : Kalian tidak bisa? Semua sudah berakhir sekarang.

Seol : Tidak, kami akan segera sampai. Jangan menyerah.

So Hee : Aku juga ingin pulang.

So Hee nangis.


Ho Gae pun berbicara dengan So Hee.

Ho Gae : Nona Kim. Jika kau ingin pulang, kendalikan dirimu dan dengarkan aku. Periksa apakah ada pemantik di dekat toilet.

So Hee melihat ke kamar mandi. Dia melihat ada pemantik di atas bidet.

So Hee : Ya, ada satu.

Ho Gae : Nona Kim, nyalakan api sekarang.


Mendengar itu, Do Jin marah.

Do Jin : Dasar kau. Kubilang jangan! Apa yang kau lakukan?

Ho Gae : Kita harus memulangkannya. Padamkan apinya dan selamatkan dia! Bukankah itu tugas kru damkar?

Suara beep makin terdengar.

Pil : Itu peringatan baterai. Komunikasi akan segera terputus.

Kepala Baek masih diam.

Ho Gae marah, Kepala Baek!


Seol menatap Ho Gae dengan tatapan kesal. Dia sadar tak ada cara lain. Terpaksalah Seol menyuruh So Hee menyalakan pemantik. Dia minta So Hee percaya pada mereka. Dia juga bilang akan menemukan So Hee apapun yang terjadi.

So Hee merangkak mengambil pemantik. Namun gasnya tidak ada.

So Hee marah, tidak ada gasnya. Pemantiknya tidak berfungsi!


Seol diberitahu bahwa seseorang akan segera datang. Maka Seol pun segera pergi.


Ho Gae menatap Do Jin.

Ho Gae : Tidak ada cara lain? Kru damkar.

Do Jin : Astaga, ini membuatku gila.


Do Jin pun tanya ke So Hee apa itu pemantik biasa.

So Hee : Ya, benar.

Do Jin : Kalau begitu, lakukan perintahku mulai sekarang. Lepaskan pelat besinya dahulu. Bungkus dengan tisu toilet dan gores roda pemantiknya ke lantai. Nanti akan ada percikan api.

So Hee melakukannya tapi api tak mau menyala.

So Hee putus asa, astaga. Kurasa aku tidak bisa melakukannya. Tanganku terasa sangat lemah.

Do Jin : Nona Kim, itu tidak sulit. Teruslah berusaha.


Seseorang yang datang adalah ibu So Hee. Seol pergi menjemput ibu So Hee yang baru tiba dengan taksi. Ibu So Hee tanya apa yang terjadi. Seol bilang akan dia jelaskan sembari jalan.

Seol pun membawa ibu So Hee ke atap.


So Hee menyerah. Dia mulai memejamkan mata lagi.

Ho Gae panic, Nona Kim, kau pasti bisa. Nona Kim, jangan tertidur!


Ibu So Hee datang. Seol menyuruh ibu So Hee bicara pada So Hee.

Ibu So Hee : So Hee-ya, ini ibu. Aku di sini. Kau bisa mendengarku?

Mendengar suara ibunya, tangis So Hee pecah.

So Hee : Ibu...

Ibu So Hee : Ya, orang-orang di sini akan menyelamatkanmu. Jadi, cobalah sekali lagi. Sekali lagi saja. Mengerti?


So Hee pun mencoba lagi. Tak lama, api menyala. So Hee langsung membakar tisu.

So Hee : Berhasil.

Mendengar itu, Do Jin memberi perintah So Hee.

Do Jin : Nona Kim, letakkan tisu toilet di dekat jendela!

Seol : Basahi handuk di kamar mandi, tutup hidungmu dengan itu, dan membungkuk. Kami  akan segera ke sana.


Ibu So Hee nangis. Seol pun menenangkan ibu So Hee.

Setelah menaruh gulungan tisu di dekat jendela, So Hee kembali merangkak ke kamar mandi. Setelah mengunci pintu kamar mandi, dia pun pingsan.

Bersambung ke part 3

0 Comments:

Post a Comment