Magpahanggang Wakas Ep 1


Di perairan laut Filipina Barat, terlihat sebuah kapal penangkap ikan. Seorang pria sedang berusaha keras memperbaiki mesin kapal. Tak lama kemudian, pria itu keluar dari dek dan memberitahu kapten kapalnya bahwa mesinnya tidak bisa diperbaiki, ditambah lagi mereka juga jauh dari pantai. Sang kapten marah, ia menyuruh pria itu mencari jalan keluar agar mesin kapalnya bisa diperbaiki.


Pria itu pun kembali memperbaiki kapal, tapi belum sempat dilakukannya, ia mendengar suara sirine yang berasal dari kapal lain. Mereka adalah polisi perairan wilayah China. Mereka memberi peringatan bahwa kapal yang dinaiki pria itu sudah memasuki wilayah mereka. Mereka pun menyuruh pria itu untuk pergi.


Tapi pria itu tidak mau pergi. Polisi perairan China pun memberi peringatan sekali lagi agar pria itu pergi, mereka mengancam akan melakukan sesuatu kalau pria itu tidak mau pergi. Pria itu menolak pergi, ia mengklaim bahwa perairan itu adalah milik negaranya. Polisi perairan China pun langsung menyiapkan tim mereka agar pria itu menjauh dari wilayah mereka. Mereka menyemprot kapal pria itu dengan semprotan yang cukup besar. Akibatnya, kapal pria itu porak poranda dan salah satu teman pria itu jatuh ke laut.

“Estong!” teriak pria itu.


Pria itu melapor pada kaptennya bahwa Estong jatuh ke laut, tapi apa yang dilakukan sang kapten? Dia malah ingin pergi. Pria itu tak terima. Tapi sang kapten bersikeras bahwa mereka harus pergi. Pria itu pun akhirnya terjun ke dalam laut untuk menolong Estong.


“Ronualdo!” teriak sang kapten. Yeaah, pria itu bernama Ronualdo Del Mar. Untuk selanjutnya kita panggil Waldo ya, karena nama panggilannya adalah Waldo.


Waldo berhasil menemukan Estong dan membawanya naik ke permukaan. Di atas kapal, teman2 yang lain berusaha membantu mereka naik. Estong tak sadarkan diri. Waldo pun berusaha membangunkannya. Lalu tiba2, kapten kapal keluar dan menyuruh Waldo memutar balik kapal. Waldo pun terhenyak. Sang kapten yang mulai gemas, akhirnya melakukannya sendiri dan kapal pun mulai bergerak menjauhi perbatasan.


Waldo terduduk lemas. Dengan wajah kesal, ia berucap, “Ini milik kami… ini rumah kami…”


Berita tentang kapal China yang menyemprotkan air ke kapal penangkap ikan disiarkan di televise. Nama Waldo langsung mencuat berkat aksi beraninya menghadapi kapal China dan juga usahanya menolong Estong yang terjatuh ke laut.


Di ruang ganti, teman2 Waldo membicarakan tentang Waldo yang menjadi popular berkat aksi heroiknya itu. Tapi Waldo biasa aja dan menanyakan kondisi Estong. Rekan Waldo berkata, bahwa Estong sedang menjalani pemeriksaan. Waldo lalu memberi ide, untuk berbicara pada kapten mereka agar bisa meminta bantuan keuangan pada Presiden. Rekan Waldo yang lain nyeletuk kalau kapten mereka sangat keras kepala.

Tak lama kemudian, rekan Waldo lainnya datang memberitahu Waldo kalau Waldo harus segera ke Manila karena Presiden ingin bertemu. Waldo pun terkejut.


Waldo berjalan pulang melewati pasar. Di sana, ia bertemu neneknya yang sedang berjualan telur puyuh. Sang nenek pun dengan bangganya berteriak kepada orang2 di pasar, bahwa pria yang menjadi viral di media karena berani menghadapi kapal China adalah Waldo cucunya. Seorang pria tua pun tiba2 memanggil nenek Waldo dengan nama Nene. Nenek Waldo pun langsung menatap tajam pria di hadapannya itu.


“Namaku Neneng! Neneng!” ucapnya.

“Dimana ayah?” tanya Waldo berikutnya.


Waldo lalu masuk ke rumah bersama nenek dan adiknya, King. Tapi sampai di rumah, ia malah dipukuli ayahnya gara2 aksi heroiknya itu. Neneng pun langsung mencubit Kulas—ayah Waldo. Neneng berkata, bahwa Kulas seharusnya bangga dengan aksi heroic Waldo itu.

“Itu bukan aksi heroic! Bagaimana kalau kita kehilangan anak ini!” jawab Kulas


Kulas lalu mengomeli Waldo… “Kau tidak pernah belajar! Kau lihat kan bagaimana aku saat aku kehilangan ibumu! Kau tahu bagaimana sakitnya kehilangan seseorang karena kau juga pernah kehilangan Aryann! Gunakan otakmu!”

 “Aku minta maaf. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi.” Jawab Waldo.

“Sudah berapa kali aku mendengar itu dari mulutmu!” ucap Kulas.

“Hey, berhenti mengomeli cucuku!” tegur Neneng.


Neneng lalu mengajak Waldo makan. Kulas masih sebal dengan tindakan sok heroic Waldo. Waldo pun memeluk ayahnya dan meminta maaf sekali lagi. Sang ayah pun memaafkannya, kemudian menyuruh ia mengganti baju sebelum makan.


Waldo baru saja selesai mandi. Saat ia tengah mengambil baju di dalam lemari, ia terdiam melihat foto seorang gadis yang tertempel di pintu lemari. Waldo kemudian mengambil foto gadis itu, kemudian memandang keluar jendela dan mencoba mengingat semuanya.

Flashback…

Tahun 2006


Aryann dan Waldo berlarian di tepi pantai dengan riang gembira, mereka lalu membuat istana pasir. Dan kemudian, kita mendengarkan narasi Aryann.

Istana pasir dapat dengan mudah dihancurkan oleh gelombang, dihantam angin, diruntuhkan oleh waktu, tapi tidak dengan cinta kami. Karena cinta kami, akan bertahan selamanya.


Setelah istana pasirnya selesai, Aryann kemudian mengatakan keyakinannya pada Waldo. Aryan berkata, bahwa ia yakin cinta mereka akan bertahan selamanya. Aryan pun menyuruh Waldo berjanji kalau mereka tidak akan pernah berpisah. Waldo tersenyum lembut, lalu berkata tidak akan ada kata perpisahan. Ia kemudian berkata bahwa dirinya bahkan tidak berani memikirkan kemungkinan kalau mereka akan berpisah.


Mereka lalu berciuman di depan istana pasir mereka. Setelah itu, keduanya berenang dan menikmati kebersamaan mereka dengan mesra di dalam air.


Sambil berjalan pulang, keduanya membahas rencana2 yang akan mereka lalukan sebelum mereka menikah. Waldo ingin membelikan kapal untuk ayahnya, agar sang ayah tidak perlu menyewa kapal lagi. Aryann berkata kalau ia akan giat belajar sembari menunggu Waldo.


Seorang pria lalu datang memberitahu Waldo bahwa ayah Waldo saat ini sedang bertengkar dengan Dodong. Waldo kaget, dan langsung berlari menyusul ayahnya. Aryann pun ikut menyusul Waldo. Sementara itu, Neneng dan King berusaha memisahkan Kulas dan Dodong. Kulas marah karena Dodong tidak mau membayar hutangnya. Dan Dodong tidak terima karena Kulas menagih hutangnya di depan teman2nya. Itulah sebabnya perkelahian terjadi.


Tak lama, Waldo datang dan berhasil memisahkan mereka. Rosing—istri Dodong pun datang dan menjauhkan Waldo dari suaminya. Rosing berteriak marah, ia bertanya seberapa banyak hutang suaminya. Rosing lalu melemparkan sejumlah uang pada Kulas. Aryann tampak menenangkan Rosing yang tak lain adalah bibinya.

“Suamimu yang berhutang padaku, bukan kau Rosing! Dia tidak akan bisa berubah karena kau memperlakukannya seperti bayi!” ucap Kulas.


Dodong pun marah dan ingin menghajar Kulas, tapi Waldo langsung mendorongnya. Rosing marah pada Waldo. Neneng pun mengajak keluarganya pergi. Rosing terus saja marah2. Aryann mencoba menenangkan bibinya. Tapi sang bibi malah meminta ia untuk tidak ikut campur dan melarangnya berhubungan dengan Waldo.



Di rumah, Neneng memarahi Kulas dan Waldo. Waldo berkata, Dodong akan kehilangan akal kalau sedang mabuk. Kulas juga memarahi Waldo yang ikut campur urusan mereka. Kulas tak ingin sesuatu terjadi pada Waldo karena sebentar lagi Waldo akan meraih gelar insinyur nya. Tapi Waldo berpendapat lain. Ia ingin menunda sementara mimpinya, agar ia bisa menabung untuk membelikan ayahnya kapal dan mengirim adiknya ke sekolah. Neneng dan Kulas hanya bisa terdiam mendengar kata2 Waldo.


Di kamarnya, Aryann sedang menghitung tabungannya. Tak lama kemudian, Dodong datang dan terkejut melihat uang tabungan Aryann yang begitu banyak. Aryan pun buru2 menyimpan uang tabungannya di lemari sambil berkata kalau uang itu untuk membayar biaya kuliahnya. Aryann lalu hendak pergi, tapi Dodong menahannya dengan mencengkram lengannya.

“Lupakan mimpimu menjadi pengacara. Kau pikir, kau bisa mendapatkan keadilan untuk ayahmu jika kau menjadi pengacara? Sadarlah, Aryann! Kau hanya membuang2 uangmu!” ucap Dodong.

“Tapi setidaknya aku melakukan hal yang benar dalam hidupku. Tidak sepertimu!” sindir Aryann.


Dodong pun marah dan semakin mencengkram lengan Aryann.

“Jika bibiku bisa menoleransi sikapmu, aku berbeda! Ini akan menjadi yang pertama sekaligus yang terakhir kau bisa menyakitiku!” ucap Aryann.

Aryann pun beranjak pergi. Dodong menatap kepergian Aryann dengan tajam.


Aryann dan Waldo kembali bertemu di tepi pantai. Waldo marah saat melihat bekas cengkraman di lengan Aryann. Waldo ingin memberi Dodong peringatan, tapi Aryann melarangnya. Aryann berkata, bahwa Dodong seperti itu karena sedang mabuk. Tapi Waldo tetap ingin bicara pada Dodong. Aryann pun membujuk Waldo. Ia berkata bahwa dirinya hanya tidak ingin membuat situasi menjadi semakin rumit. Waldo pun menurut, tapi hanya untuk kali ini. Ia berkata, kalau Dodong melakukan itu lagi pada Aryann, ia akan memberi Dodong pelajaran. Aryann pun memeluk Waldo.


Bersambung ke part 2…

0 Comments:

Post a Comment