Jeonha dan Wangdaebi mengadakan pertemuan dgn para menteri di balai istana.
Wangdaebi mengumumkan, kalau ia akan mendirikan Biro Pernikahan Kerajaan.
Man Chan tak setuju. Ia bertanya, kenapa Jeonha tak memilih dari dua wanita yang tak terpilih di seleksi sebelumnya..
Wangdaebi : Seluruh dunia sudah tahu bahwa pernikahan itu dikutuk. Masuk akal untuk memulai seleksi baru.
Wangdaebi lalu meminta pendapat Jeonha.
Jeonha : Siapa yang akan mengajukan aplikasi setelah apa yang terjadi terakhir kali?
Man Chan : Jeonha, jika begitu....
Jeonha : Aku juga takut. Jika aku membawa seorang ratu dan menjaganya di sisiku, aku takut mereka akan menodongkan pistol padaku lagi. Aku takut mereka muncul dengan senjata untuk menyerang keluargaku saat ini. Aku tidak bisa tidur karena aku khawatir. Aku ingin kalian melindungiku.
Man Chan : Kami pasti akan melakukannya. Kami akan melakukan yang terbaik untuk memenuhi tugas kami, Jeonha.
Jeonha : Apakah kau bersungguh-sungguh?
Man Chan : Ya, Jeonha. Tolong jangan khawatir, Jeonha.
Seluruh menteri meminta Jeonha tidak khawatirkan soal itu.
Jeonha : Jika begitu aku akan membutuhkan tentara untuk melindungiku dalam situasi darurat. Aku akan merekrut warga kelas rendah dan budak di jalanan. Aku ingin biro kerajaan untuk melatih, mendidik mereka dan menjadikan mereka penjaga keamananku.
Sontak para menteri kaget.
Wangdaebi : Bukan itu saja. Untuk menjadi penjaga keamanan bagi Raja, mereka harus diberi wewenang untuk menggunakan semua jenis peralatan dan senjata modern.
Man Chan tak setuju. Ia menyebut ide Jeonha tak masuk akal.
Man Chan : Petugas keamanan terdiri dari budak? Kami tidak bisa membiarkan mereka memberikan keamanan untuk Jeonha. Ini tidak pernah terjadi dalam sejarah!
Jeonha : Memiliki seorang Raja di bawah todongan senjata ada dalam sejarah negara ini!
Heung Gyeon : Anda benar, Jeonha. Aku juga sangat khawatir untuk alasan yang sama seperti Yang Mulia. Bahkan jika kami mengumumkan seleksi, tidak ada yang mau memberi anak perempuan mereka dan menjadi tidak loyal kepada Jeonha. Itu yang aku takutkan.
Heung Gyeon mengatakan itu sambil menatap tajam Man Chan. Sontak, Man Chan geram dgn perkataan Heung Gyeon.
Jeonha : Jika begitu bagaimana kalau begini saja? Aku akan memberi keluarga calon Ratu hak untuk berperang.
Para menteri tambah kaget.
Jeonha : Sepertinya tidak ada yang menentangnya. Tolong cepat dan mulai prosedur untuk mendirikan biro kerajaan baru.
Usai pertemuan, Wangdaebi langsung ke kamar Jeonha. Ia minta penjelasan soal kata2 Jeonha tadi yg memberikan hak berperang untuk keluarga calon Ratu.
Wangdaebi : Kita akhirnya memiliki perang?
Jeonha : Iya. Dan orang-orang itu akan saling menyakiti dalam perang itu. Jika demikian, aku akan memimpin pasukanku dan mengikatnya dengan senjata.
Wangdaebi kaget, ia tak menyangka Jeonha memikirkan rencana seperti itu.
Eun Bo memanggil Ja Yong.
Eun Bo : Naeuri.....
Ja Yong : Masuklah.
Eun Bo pun masuk ke kamar Ja Yong. Eun Bo menanyakan keadaan ibunya.
Ja Yong berjanji akan mencari tahu keadaan ibu Eun Bo.
Ja Yong lantas pergi ke sebuah tempat yang lebih mirip markas. Disana, tampak belasan para pedagang dilatih memakai senjata.
Kedatangan Ja Yong langsung disambut temannya.
Ja Yong : Dia belum disini?
"Belum." jawab temannya.
Tak lama, seorang pria bertudung hitam datang. Pria itu lantas mencoba sebuah senjata.
Suara yg diletuskan pria itu dari senjata yg dicobanya, menarik perhatian Ja Yong dan temannya. Melihat pria itu, Ja Yong pun bergegas menghampirinya.
"Aku mendengar kau mendapatkan senjata baru. Yang ini sangat berguna." ucap pria itu.
"Anda datang, Daegam." jawab Ja Yong.
Pria itu menunjukkan wajahnya. Dia Jae Hwa! *Omo.
Ja Yong dan Jae Hwa kemudian bicara di dalam.
Ja Yong : Anda hampir menjadi raja dengan sangat mudah.
Jae Hwa : Aku kehilangan peluang dengan mudah karena aku mendapatkannya dengan mudah. Karena itu kita juga kehilangan Tuan Kang Yi Soo.701 Ngomong-ngomong, kudengar dia meninggalkan seorang putri.
Ja Yong : Ya, dia di bawah asuhanku.
Jae Hwa : Karena dia kehilangan keluarganya, sekarang dia mungkin menyalahkan Raja. Awasi dia. Aku yakin dia akan berguna.
Ja Yong : Apakah kau berbicara tentang gadis itu?
Teman mereka datang, memberitahukan bahwa ada pemberitahuan baru di pasar.
Para penduduk berkumpul di depan papan pengumuman. Mereka membaca pengumuman dari istana yg meminta dikirimkan aplikasi pernikahan dan melarang pernikahan.
"Apa artinya semua ini?"
"Yang tertulis adalah akan ada pilihan untuk ratu dan bangsawan harus mengirimkan aplikasi."
"Apakah itu berarti Raja akan menikah lagi?"
Seorang gadis merengek pada ayahnya, agar diizinkan tidak ikut pemilihan Ratu.
"Mereka tampaknya akan memberi keluarga Ratu hak untuk berperang. Kau mungkin tidak akan mati." jawab sang ayah.
"Mengatakan aku mungkin tidak akan mati juga berarti aku akan mati!"
Lain lagi dengan gadis bertubuh besar ini, ia merengek pada ayahnya agar diizinkan ikut pemilihan Ratu.
"Maksudku, Yang benar saja! Mengapa kau tidak menjadi Biksu saja!"
"Abeoji!"
"Kau sangat cantik dan lembut. Aku yakin kau akan menjadi ratu! Jika kau menjadi ratu, kau dan aku tidak akan berumur panjang!"
"Aku akan berhasil menanganinya! Akan menyenangkan untuk melihat-lihat istana dan juga mengunjungi Hanyang. Akan aku pastikan untuk kembali. Tolong jangan khawatir!"
"Tapi aku tidak bisa tidak khawatir! Seharusnya ibumu tidak melahirkan gadis yang begitu cantik."
Man Chan dan Hyung Chan sedang melihat2 para gadis yg berasal dari keluarga mereka.
Hyung Chan menunjuk seorang gadis.
Hyung Chan : Kau ingat dia, kan? Dia putriku, Hyungnim.
Man Chan : Bukankah ada desas-desus tentang hal itu, kalau dia akan menikahi keluarga dari Uiseong sejak seleksi terakhir?
Hyung Chan : Nah, masalahnya adalah ...
"Aku memutuskan pertunangan karena aku tidak puas. Aku menyadari bahwa satu-satunya hal yang memungkinkan sepupuku yang bodoh dan polos untuk mencapai putaran terakhir seleksi adalah kekuatan keluarga Kim...." putri Hyung Chan melirik sepupunya yg duduk di sebelahnya.
"Dengan Begitu karena aku pintar dan licik, aku bisa dengan mudah menjadi Ratu sebagai marga dari kekuarga Kim. Tolong pilih aku. Itu yang perlu anda lakukan." ucapnya lagi.
Man Chan : Apakah kau mengatakan namamu Song Yi?
Song Yi : Ya, Paman.
Young Ji juga membujuk ayahnya agar membiarkan ia menjadi Ratu.
Young Ji : Abeoji, tolong buat itu terjadi.
Ja Yong kini sudah kembali ke rumahnya. Ia bicara di kamarnya dgn temannya tadi.
Ja Yong : Kekuatan militer kita dikombinasikan dengan hak untuk berperang akan berarti peluang besar bagi kita.
"Tapi kita tidak memiliki seorang gadis yang dicalonkan. Seperti yang kau tahu, putriku sedang dalam perawatan karena penyakitnya." jawab temannya.
Ja Yong : Ada satu. Putri Kang Yi Soo. Adik kembar Ratu yang sudah mati."
Sontak temannya kaget, apa? Apa maksudmu, adik kembar?
Eun Bo dan Wal sedang membaca nama2 yang tertulis di sebuah kertas.
[Lee Bong Woo, Kim Il Hae, Song Ki Beom, Kim Il Son, Shin Il Beom, Heo Man Gyeon]
Wal : Apakah ini semua yang kau dapatkan dari buku alamat untuk para pemburu? Kau hanya menghafal beberapa nama. Apa yang akan kau lakukan dengan itu?
Eun Bo : Aku perlu mengambil apa pun yang bisa aku dapatkan.
Wal memukul kertas hingga kecampak ke lantai kertasnya.
Wal : Lupakan! Yang tanpa daya dan koneksi selalu berakhir tertangkap! Ambil saja kesempatan ini dan menyerah pada semuanya! Kau tidak bisa membalas dendam jika kau tidak punya apa-apa!
Eun Bo berdiri menatap galak Wal. Buntelan yg dipeluk Eun Bo sejak tadi langsung jatuh saat ia berdiri.
Wal : Apa! Apa yang kau lihat! Kau hampir mati saat mencoba melihat buku alamat itu! Benda ini di sini. Aku ingat, pemilik barang ini yang konon menyelamatkan hidupmu dua kali. Apa yang dia lakukan?
Wal lalu menendang2 buntelan itu.
Teman Ja Yong bertanya2 bagaimana bisa kembaran Eun Ki hidup?
"Ada sebuah ramalan. Dunia akan berubah karena si kembar kelahiran bangsawan yang lahir pada tahun 1895. Mereka akan menindak semua keluarga bangsawan."
"Tapi Kang Yi Soo berhasil menyembunyikan gadis itu bahkan dengan tindakan keras." jawab Ja Yong.
"Itu tidak masuk akal. Lebih tidak masuk akal jika dia kembar. Bagaimana kita akan membodohi keluarga kerajaan dan bagaimana dengan orang-orang yang melihat wajah Ratu? Itu terlalu gegabah." ucap temannya.
'Aku mengerti bahwa itu sembrono." jawab Ja Yong.
"Apakah kau masih akan melakukannya? Tidak ada jaminan bahwa dia akan menjadi Ratu." ucap temannya.
"Aku sedang berpikir untuk membuat Eun Bo berpura-pura menjadi Ratu yang sudah mati itu. Bagaimana jika Ratu yang hidup kembali diterapkan pada pemilihan menggunakan nama yang berbeda? Tidak mungkin pelakunya akan menyadarinya bahkan jika dia orang yang berbeda." jawab Ja Yong.
"Dia mungkin akan kaget. Dan dia mungkin akan mengejarnya dan mencoba membunuhnya." ucap temannya.
"Ratu Janda ingin menemukan pelakunya lebih dari siapa pun. Aku berpikir untuk membujuknya untuk menjadikannya Ratu dan menangkap pelakunya ketika dia mencoba membunuhnya." jawab Ja Yong.
"Daegam, ini bahaya. Bagaimana caranya kau membujuknya untuk memulainya?" ucap temannya.
Ja Yong menatap temannya yakin. Dia sudah punya rencana!
Eun Bo mengajak Wal ke rumah Jae Hwa. Eun Bo ingin mengembalikan pakaian milik pelayannya Jae Hwa.
Wal terkejut melihat rumah Jae Hwa.
"Jangan bilang kalau pemilik pakaian ini adalah pemilik rumah ini?" tanya Wal tidak percaya.
Wal takjub sendiri. Wal : Tidak percaya ada rumah seperti ini Agensi Buyong belum belajar tentang semua yang ada di Hanyang.
Eun Bo beranjak ke depan pintu.
Eun Bo : Ada orang disana!
Tak lama, seseorang membukakan pintu. Pelayan Jae Hwan keluar.
"Aigoo, bukankah kau Nona muda itu?"
"Ya." jawab Eun Bo.
Melihat pelayan Jae Hwa, Wal langsung mendekatinya.
Wal : Halo wanita cantik.
Pelayan Jae Hwa tersipu, wanita cantik apaan...
Wal lalu tanya, siapa pemilik rumah itu?
"Apa maksudmu, siapa pemiliknya? Itu adalah pangeran yang hampir menjadi Raja baru."
Sontak Eun Bo dan Wal kaget.
Di dalam,, Jae Hwa lagi metikin kelompak bunga satu per satu.
Jae Hwa : Dia datang. Dia tidak datang. Dia datang. Dia tidak datang.
Pelayan mengajak Wal dan Eun Bo masuk.
Pelayan melihat Jae Hwa.
"Kenapa dia melakukan itu dengan bunga setiap hari?"
Pelayan lantas memanggil Jae Hwa, Yang Mulia!
Jae Hwa menoleh. Melihat Eun Bo, dia senang dan berlari ke arah Eun Bo.
Jae Hwa menunjukkan bunga yg tadi kelopaknya ia petikin.
Jae Hwa : Aku selalu berakhir dengan "dia tidak akan datang."
Eun Bo menatap Jae Hwa aneh. Jae Hwa membuang bunganya.
Jae Hwa : Aku tahu aku seharusnya tidak percaya pada hal seperti itu.
Eun Bo : Aku memastikan untuk menepati janji.
Eun Bo menunjukka buntelan berisi pakaian milik pelayan Jae Hwa.
Jae Hwa melirik Wal.
Jae Hwa : Ngomong-ngomong, siapa dia ...
Wal : Baiklah, kudengar Nonaku berutang budi padamu.
Eun Bo kaget Wal memanggilnya 'Nona'.
Jae Hwa : Jika begitu...
Wal ; Dia adalah Nona tempatku bekerja.
Wal melirik Eun Bo, bukankah itu benar, Nona?
Jae Hwa : Nona? Apakah kau seorang gadis bangsawan? Dari keluarga mana?
Eun Bo : Kalau soal itu...
Eun Bo bingung menjawabnya.
Wal melirik Eun Bo dan Jae Hwa. Dalam hati ia berkata, Pangeran yang hampir menjadi raja dan adik dari Ratu yang sudah mati?
Wal lalu bicara lagi kalau 'Nona' nya berutang budi pada Wal.
Jae Hwa : Aigoo, tidak sama sekali.
Jae Hwa lalu minta Eun Bo datang ke rumahnya kapan saja Eun Bo mau.
Wal menyahut, kapan saja katamu?
Melihat itu, Eun Bo menarik Wal dan minta diri pada Jae Hwa.
Jae Hwa : Ya, mari kita pastikan untuk bertemu lagi.
Wal : Ya, sampai jumpa lagi, Tuan.
Eun Bo dan Wal pergi. Eun Bo memarahi Wal karena memanggilnya 'Nona'.
Wal : Ngomong-ngomong, apa kau memiliki masa inap yang nyaman di rumah Tuan Baek Ja Yong?
Eun Bo : Apa?
Wal : Aku bahkan tidak punya kamar kecil untuk meregangkan kaki. Tapi aku bertanya-tanya apakah kau merasa nyaman tinggal di sana. Kupikir aku akan sering ke sana karena dia menyuruhku. Atau mungkin aku akan tinggal di sana secara permanen.
Eun Bo : Kau gila!
Wal : Aku serius. Aku belum selesai berbicara. Aku tidak menyuruhmu melakukan ini untukku, tapi ...
Eun Bo : Kau pasti bercanda. Tidakkah kau pikir aku mengenalmu? Mereka memanggil mu Wal karena kau berlari seperti anjing ketika kau melihat makanan ...
Wal : Betul! Betul! Itu sebabnya namaku Wal. Tapi... bodoh tidak mengejar itu, bodoh. Jika kau ingin mengejar pelakunya tanpa apa-apa, kau harus mengambil keuntungan dari seseorang, kau harus mendapatkan bantuan dari seseorang. Dia rupanya seorang pangeran! Meskipun dia tidak terlihat seperti itu.
Wal beranjak pergi. Eun Bo menatapnya kesal, tapi kemudian Wal balik lagi ke Eun Bo yg masih menatapnya kesal.
Wal : Hei, mengapa kau bertindak seolah-olah kau memiliki kesadaran? Apakah kau harus mengujinya untuk mengetahui apakah itu kotoran atau cokelat? Kau harus mengambil keuntungan dari Tuhan jika perlu. Ayo pergi, Nona.
Eun Bo : Diam!
Ja Yong menemui Kepala Cenayang secara pribadi.
Kepala Cenayang : Apa yang ingin kau bicarakan denganku sangat mendesak, Tuan?
Ja Yong : Aku tidak percaya pada bakat. Tapi aku percaya pada tenaga manusia. Kau perlu menjaga Janda Ratu dari mempercayaimu. Jika dia tidak menyukaimu lagi, dia akan belajar tentang nasib Organisasi Shamanisme juga.
Kepala Cenayang ketawa. Setelah itu, ia berhenti tertawa dan menatap tajam Ja Yong.
Kepala Cenayang : Apa yang kau bicarakan sekarang?
Ja Yong : Sepertinya kita bisa saling membantu.
Usai menemui Kepala Cenayang, Ja Yong kembali ke rumah dan menyuruh Eun Bo ikut dalam pemilihan Ratu sbg putrinya Hong Ki Ho, Gubernur Gyeonggi.
Eun Bo bingung, apa yang kau bicarakan?
Ja Yong : Kau bilang akan membalas budi ayah dan kakakmu.
Eun Bo : Aku bilang aku akan membunuh pelakunya untuk melakukannya. Aku tidak pernah mengatakan aku akan menjadi Ratu. Aku akan berpura-pura tidak mendengarnya.
Eun Bo mau pergi. Ja Yong terus membujuknya.
Ja Yong : Kau membutuhkan kekuatan! Dengan begitu, kau bisa membalas dendam pada Raja, keluarga Kim, atau siapa pun. Apa yang bisa kau lakukan sekarang? Apakah ada sesuatu?
Eun Bo : Aku masih tidak mau. Aku tidak akan melakukannya!
Ja Yong : Apakah kau mengatakan kau akan membunuhnya? Apakah itu akhirnya? Jangan repot-repot kalau hanya itu yang ada. Dapatkan posisi di mana kau bisa melawan mereka. Dapatkan ke posisi tertinggi yang kau bisa dan hancurkan mereka. Buat semua orang memohon pengampunan darimu.Pikirkan ibumu. Dia masih di dalam Hanyang. Kupikir dia menjadi pelayan.
Eun Bo kaget mendengar ibunya menjadi pelayan.
Eun Bo pun langsung berlari mencari ibunya. Tak lama, ia melihat ibunya membawa kendi air di kepala dgn wajah lelah.
Eun Bo menangis saat melihat ibunya tak sengaja menjatuhkan kendi itu di depan pagar kediaman majikannya.
Para pengawal kediaman majikannya pun marah.
"Kau bahkan tidak bisa membawa kendi air! Untuk apa kau berdiri di sana? Letakkan! Singkirkan itu sebelum kau mendapat masalah!"
Ibu Eun Bo dan Eun Ki terduduk dan menangis.
Eun Bo menangis sendirian di lapangan. Tak lama, ia memikirkan kata2 Ja Yong tadi.
Ja Yong : Aku memberitahumu untuk menjadi Ratu. Dapatkan posisi di mana kau dapat melawan mereka. Dapatkan posisi tertinggi yang kau bisa dan menghancurkan mereka. Buat semua orang memohon pengampunan darimu.
Kyung ada di depan kolamnya. Ia memperhatikan ornamen ibunya yg dulu ia berikan pada Eun Bo pas mereka masih kecil.
Ya, ia rindu Eun Ki yg dipikirnya Eun Bo.
Eunuch Hwang mengajak Kyung masuk. Ia bilang, cuacanya dingin.
Eun Bo bicara dgn Ja Yong di tepi kolam kediaman Ja Yong.
Eun Bo : Anda bilang aku mirip seperti Ratu yang sudah mati, kan? Tapi bagaimana aku bisa menjadi Ratu dengan wajah ini?
Ja Yong : Tentu saja itu tidak mudah. Tetapi ada konsekuensi untuk mempertaruhkan hidupmu. Itu berarti kau mungkin harus mati untuk itu.
Eun Bo : Aku ingin menghancurkan orang yang melakukan itu pada kakak, ayah dan ibuku. Apakah aku benar-benar dapat melakukan itu?
Ja Yong : Bagaimana jika aku katakan kau bisa? Apakah kau akan melakukannya?
Eun Bo : Iya, aku akan melakukannya.
Seolah bisa mendengar kata2 Eun Bo, Kyung terkejut dan menoleh ke sampingnya.
Eun Bo : Aku akan menjadi Ratu.
Ja Yong tersenyum senang mendengarnya.
Bersambung....