Kejaksaan langsung menggelar konferensi pers terkait penyataan Jung Woo yang ingin membuktikan ketidakbersalahan dirinya. Pertanyaan pertama yang diajukan wartawan, apa gadis kecil yang datang bersama Jung Woo benar2 putrinya Jung Woo. Kepala Choi yang memimpin konferensi pers pun membenarkan.
“Lalu mengapa Tuan Park mengaku sudah
membunuh putrinya?” tanya wartawan.
“Kami sedang menyelidiki hal itu.” jawab
Kepala Choi.
“Apa itu artinya anda mengakui ada kesalahan
dalam penyelidikan awal?” tanya reporter.
“Tidak ada yang bisa membuktikan hal itu
sejauh ini.” jawab Kepala Choi.
“Dia bilang akan membuktikan dirinya tidak
bersalah. Apa ini artinya, pelaku sebenarnya orang lain?” tanya wartawan.
“Kami akan beritahu kalian setelah
penyelidikan lebih lanjut.” Jawab Kepala Choi.
Para wartawan terus mengajukan pertanyaan
seperti, dimana Jaksa Park? Apa Jaksa Park tidak bersalah? Apa rencana Jaksa
Park?
Sementara Kepala Choi sibuk meladeni
keingintahuan awak media, Jung Woo menunggu di ruang interogasi kejaksaan. Jung
Woo tersenyum saat teringat kebersamaannya dengan Ha Yeon tadi malam.
Flashback…
Saat
itu, Jung Woo tengah menemani Ha Yeon tidur. Jung Woo menyanyikan lagu
pengantar tidur untuk Ha Yeon, tapi Ha Yeon tak kunjung tidur dan terus menatap
ayahnya itu.
“Kenapa
kau tidak tidur?” tanya Jung Woo lembut.
“Aku
mau lihat ayah.” jawab Ha Yeon, lalu mengusap pipi Jung Woo dua kali.
“Ha
Yeon-ah, mulai sekarang ayah akan selalu berada di sisimu.” Ucap Jung Woo.
“Ayah.”
panggil Ha Yeon.
“Apa?”
tanya Jung Woo.
“Ibu
bagaimana? Ibu tak bisa datang, kan? Aku kangen ibu.” Jawab Ha Yeon.
Ha
Yeon lalu menangis. Jung Woo juga menangis, tapi ia berusaha kuat untuk Ha
Yeon. Tangis Ha Yeon terus berderai.
Jung Woo pun mengusap lembut tangis putri kesayangannya itu. Ha Yeon meminta
sang ayah berhenti menangis karena sang ayah tidak bersalah. Ha Yeon bilang,
itulah yang dikatakan oleh Sung Gyu. Sung Gyu bilang padanya, kalau yang
dikatakan orang2 di TV semuanya bohong.
“Yang
dikatakan Paman Sung Gyu benar.” jawab Jung Woo.
“Dia
bilang tidak tahu lagu pengantar tidur karena dia tidak punya ayah.” ucap Ha
Yeon.
“Lalu?”
tanya Jung Woo.
“Lalu
aku bernyanyi untuknya.” Jawab Ha Yeon.
“Benarkah?
Kau anak yang baik.” Ucap Jung Woo sembari mengusap rambut Ha Yeon.
“Aku
rindu Paman Sung Gyu.” Jawab Ha Yeon.
“Kita
akan menemuinya nanti.” Ucap Jung Woo.
“Benarkah?”
tanya Ha Yeon.
“Tentu
saja.” Jawab Jung Woo. Dan Ha Yeon pun tersenyum.
“Ha
Yeon-ah, bisakah kau ikut dengan ayah besok? Kita harus berani. Kau dan ayah
bisa melakukannya. Berkat kau, ayah jadi berani.” Ucap Jung Woo.
“Ayah.”
panggil Ha Yeon lagi.
“Apa?”
tanya Jung Woo.
“Aku
rindu ayah.” jawab Ha Yeon, lalu memeluk erat sang ayah. Jung Woo pun juga
memeluk erat putrinya itu. Jung Woo tak bisa menahan kesedihannya saat memeluk putri
kecilnya. Tak lama kemudian, Jung Woo melepas pelukanya dan menyuruh sang putri
tidur. Tak lupa, Jung Woo mengecup kening Ha Yeon.
Flashback
end…
Tak lama, Joon Hyuk masuk ke ruang
interogasi.
“Jung Woo-ya.” ucap Joon Hyuk. Namun ia
langsung memanggil Jung Woo secara resmi saat menyadari petinggi jaksa
mengawasi mereka dari balik kaca. Joon Hyuk bertanya, kenapa Jung Woo
menyerahkan diri. Jung Woo pun dengan tenang mengau kalau ia tidak membunuh Ji
Soo dan ia menyerahkan diri untuk membuktikan ketidakbersalahannya.
“Lalu kenapa kau menyerah di sidang akhir?”
tanya Joon Hyuk.
“Karena aku tahu putriku masih hidup.” jawab
Jung Woo.
Petinggi jaksa yang mengawasi dari balik kaca
bersama Deputi Jaksa dan Kepala Choi serta dua jaksa lainnya pun ikut bertanya,
kenapa Jung Woo mengaku sebagai pembunuh Ji Soo.
“Pelaku sesungguhnya, membunuh istriku,
menculik putriku dan mengancamku.” Jawab Jung Woo sembari menatap tajam Joon
Hyuk.
Joon Hyuk makin cemas. Sementara petinggi
jaksa ingin tahu lebih lanjut apa ancaman yang diterima Jung Woo. Jung Woo
berkata, untuk menyelamatkan putrinya, ia harus menjadi pelakunya. Untuk
menyelamatkan putrinya, ia terpaksa memalsukan barang bukti, lalu menyerahkan
diri dan mengaku membunuh istrinya.
“Bisa kau buktikan itu?” tanya Petinggi Jaksa.
“Ada pisau yang digunakan untuk menikam
istriku.” Jawab Jung Woo.
Joon Hyuk dan Deputi Jaksa makin panic.
Petinggi Jaksa pun mengerti kalau pisau yang mereka miliki selama ini adalah
pisau palsu. Petinggi Jaksa lantas bertanya, siapa pelaku sebenarnya. Jung Woo
diam saja. Sedangkan Joon Hyuk makin cemas.
“Pelaku sebenarnya yang menikam istriku….”
Joon Hyuk menggeleng, berharap Jung Woo tidak
mengatakannya. Ya, Jung Woo memang tidak mengatakan Min Ho lah pelakunya. Tapi
ia mengatakan Joon Hyuk mengetahui pelaku sebenarnya. Joon Hyuh terperangah
dengan jawaban Jung Woo. Sementara Petinggi Jaksa terkejut dan Deputi Jaksa
kian cemas.
Kejaksaan pun langsung menggelar rapat
terkait pernyataan Jung Woo tentang Joon Hyuk yang tahu pelaku sebenarnya. Joon
Hyuk pura2 gak ngerti maksud Jung Woo.
“Dia membawa putrinya kembali yang katanya
sudah tiada dan menyerahkan diri! Kenapa dia berbohong soal ini? Apa yang akan
dipikirkan masyarakat tentang kejaksaan? Apa ada kesalahan dalam
investigasimu?” sewot Petinggi Jaksa.
“Jaksa, satu2nya hal yang dia buktikan adalah
fakta kalau putrinya masih hidup.” jawab Deputi Jaksa.
“Apakah ada hal yang lebih besar selain itu?
Kau harusnya berhati-hati dengan insiden ini!” sewot Petinggi Jaksa.
Petinggi Jaksa lalu menerima panggilan dari Jaksa Agung. Joon Hyuk dan Deputi Jaksa sama2 terkejut. Usai menjawab panggilan itu, Petinggi Jaksa pun langsung pergi namun sebelum pergi ia minta Deputi Jaksa mengusut tuntas kasus Jung Woo dan melaporkan padanya.
Para jaksa pun beranjak pergi. Tinggal lah Joon Hyuk dan Deputi Jaksa dia dalam ruangan. Deputi Jaksa mengingatkan Joon Hyuk kalau semua ini belum berakhir, jadi sebaiknya Joon Hyuk tetap mengunci mulut.
Di ruangannya, Min Ho sedang melihat Jung Woo
yang menyerahkan diri ke kejaksaan membawa Ha Yeon. Min Ho pun memuji
kecerdasan Jung Woo. Selain itu, Min Ho juga berkata soal Jung Woo yang
memiliki pisau yang ia gunakan menikam Ji Soo.
“Kau akan terbukti tidak bersalah selama
persidangan ulang nanti, namun apa yang akan terjadi padamu jika kau terbukti
bersalah bahkan setelah menyerahkan diri ke kejaksaan?” tanya Min Ho.
Tak lama, seketaris Seon Ho datang
memberitahu Min Ho kalau sudah waktunya Min Ho pergi menjalani pemeriksaan di
kejaksaan. Min Ho mengangguk, teringat kata2 ayahnya. Sang ayah bilang,
Chamyung tidak boleh terguncang. Min Ho juga ingat saran Yeon Hee untuk
membuang ayahnya.
Joon Hyuk kembali menemui Jung Woo. Joon Hyuk
bertanya, bagaimana Jung Woo ingin ia menjawab semua itu.
“Dengan kebenaran yang kau tahu.” jawab Jung
Woo.
“Kebenaran yang aku tahu?” tanya Joon Hyuk.
Joon Hyuk lalu menatap Jung Woo, kali ini
dengan tatapan penuh kebencian.
“Kebenaran yang aku tahu… semua bukti
mengarah padamu dan kau menyerahkan diri.” Jawab Joon Hyuk.
“Kau masih berpikir begitu? Apapun yang
kulakukan, Ji Soo tetap tidak bisa kembali. Belum terlambat mengembalikannya
seperti semula.” Ucap Jung Woo.
Joon Hyuk terdiam. Joon Hyuk mulai tersentuh
saat Jung Woo bilang kalau Ha Yeon merindukan Joon Hyuk. Jung Woo lalu mengajak
Joon Hyuk mengembalikan hubungan mereka yang hangat seperti dulu.
Selesai bicara, Jung Woo dikawal petugas
keluar dari ruang kejaksaan. Diluar, ia berpapasan dengan Min Ho. Min Ho mempertanyakan
alasan Jung Woo yang menyerahkan diri setelah bersusah payah kabur dari
penjara. Jung Woo berkata, karena ia mau menangkap seseorang.
“Begitu? Semoga kau menangkap orang itu. Aku
tidak tahu siapa itu.” jawab Min Ho.
Min Ho lalu beranjak pergi, tapi baru
sebentar ia kembali berbicara pada Jung Woo.
“Oh, ya. Apa yang terjadi jika tidak
menangkap orang itu setelah menyerahkan diri? Kau takkan bersama putrimu. Kau
akan membusuk di penjara selama sisa hidupmu.” Ucap Min Ho.
Jung Woo pun langsung menatap Min Ho dengan
tajam.
“Semoga beruntung.” Ucap Min Ho, lalu
melangkah pergi.
“Tunggu sebentar lagi.” Jawab Jung Woo sambil
menatap kepergian Min Ho.
Ha Yeon berada di ruang investigasi khusus
anak dibawah umur. Ia ditemani Tae Soo dan Eun Hye. Tae Soo menatap cemas Ha
Yeon. Ia berkata, kalau Ha Yeon tidak mau melakukannya, mereka bisa pergi
menemui nenek. Tapi Ha Yeon bilang kalau ia sudah janji akan membantu ayah. Tae
Soo pun memuji Ha Yeon sebagai anak yang baik.
“Ha Yeon-ah, jika kau membantu ayahmu, dia
akan segera kembali.” Ucap Eun Hye.
Ha Yeon pun mengangguk sembari tersenyum.
Di rumah sakit, Sung Gyu melihat berita Jung
Woo yang menyerahkan diri ke kantor kejaksaan bersama Ha Yeon. Sung Gyu pun
langsung teringat saat Jung Woo menjenguknya di rumah sakit setelah kejadian penikaman itu.
“Hyung,
bagaimana kau kemari? Ha Yeon di mana?” tanya Sung Gyu cemas.
Jung
Woo hanya menggeleng. Sung Gyu pun makin cemas dan merasa bersalah karena tidak
bisa melindungi Ha Yeon. Jung Woo menenangkan Sung Gyu dengan berkata kalau ia
akan segera menemukan Ha Yeon, jadi Sung Gyu tidak perlu cemas.
“Mereka
menyuruhku, memberitahu polisi bahwa kau
menikamku. Jika tidak, mereka akan menjebakku. Mereka bilang punya bukti aku
melakukan semua ini.” ucap Sung Gyu.
“Baiklah.
Beritahu saja, aku menikammu.” Jawab
Jung Woo.
“Hyung,
ini aneh.” Ucap Sung Gyu.
“Tidak,
beritahu polisi, aku melakukannya.” Jawab Jung Woo.
“Kau
akan baik-baik saja? Ini tidak benar.” ucap Sung Gyu.
“Sung
Gyu, jaga dirimu. Aku akan datang lagi.”
Jawab Jung Woo.
Flashback
end….
Sung Gyu pun semakin merasa bersalah. Sambil
menatap ke layar TV, ia berulang kali meminta maaf.
Joon Hyuk yang hendak masuk ke ruangannya
Kepala Choi, terdiam sejenak karena teringat kata2 yang diucapkan Kepala Choi
saat mereka duduk di ruangan Deputi Jaksa.
“Jika
ada kemungkinan sedikit pun bahwa Jung Woo bukan pelakunya, mari kita mulai
penyelidikan dari awal lagi. Aku yang akan bertanggung jawab. Kita harus
menyelamatkan Jung Woo.” Ucap Kepala Choi.
Joon Hyuk kemudian menekan hendel pintu
dengan ragu-ragu, tapi tiba2 saja Min Ho memanggilnya.
Keduanya bicara di atap gedung. Joon Hyuk marah karena Min Ho menganggap
kasus Jung Woo masalah kecil. Min Ho menyebut, meskipun Jung Woo muncul bersama
seorang gadis kecil, itu bukanlah masalah karena sidang ulang takkan banyak
mengubah apapun. Min Ho lalu bertanya, cara Joon Hyuk mengurus pembunuhan Ji
Soo. Tapi Joon Hyuk sudah tak mau lagi ikut terlibat dalam rencana kotor Min
Ho. Joon Hyuk pergi. Dan Min Ho pun langsung memperdengarkan rekaman Joon Hyuk.
Dalam rekaman itu, Joon Hyuk menyuruh Min Ho menemukan Ha Yeon sementara ia
akan melenyapkan pisau itu.
“Kukira kita ada di perahu yang sama.” Ucap
Min Ho lagi.
Joon Hyuk marah. Ia merebut rekaman itu dan berteriak,
Cha Min Ho!
“Aku tidak bisa turun sendiri. Jika kau tak
bisa hentikan ini, kita berdua akan
turun untuk ini. Dengan segala cara, pastikan kau yang menangani kasus ini.”
ucap Min Ho.
“Pisau. Apa yang akan kau lakukan?” tanya
Joon Hyuk.
“Pisau. Pisau itu harus hilang, tak peduli apa yang diperlukan. Lalu kita bisa
kembali ke kehidupan kita seolah-olah tidak ada yang terjadi.” Jawab Min Ho.
Min Ho lalu beranjak pergi dengan wajah puas.
Sementara Joon Hyuk hanya bisa berteriak kesal.
Eun Hye memberikan proposal untuk sidang
ulang Jung Woo pada Tae Soo. Eun Hye mengaku, ia dan Jung Woo mengisinya tadi
malam dan akan mengajukan proposalnya hari ini. Tae Soo ingin tahu kapan semua
itu akan berakhir. Ia takut Ha Yeon terluka lagi.
“Jung Woo memenangkan public dengan
menyerahkan dirinya bersama Ha Yeon pagi tadi. Berkat itu, pengadilan akan
mempercepat prosesnya.” Jawab Eun Hye.
“Tolong urus Jung Woo Hyung.” Pinta Tae Soo.
“Park Jung Woo sudah siapkan semuanya. Aku
hanya membantunya sebagai pengacaranya.” Jawab Eun Hye.
“Bahkan saat aku tidak percaya dia, kudengar,
kau satu-satunya orang yang percaya padanya. Terima kasih, Pengacara Seo Eun
Hye.” ucap Tae Soo.
“Aku akan terima itu ketika pengadilan ulang
selesai. Aku tidak sabar mendengarnya.” Jawab Eun Hye.
Di ruangannya, CEO Cha sedang menonton berita Jung Woo yang menyerahkan diri ke kejaksaan bersama Ha Yeon. CEO Cha menontonnya dengan wajah cemas. Dalam berita itu disebutkan tentang Jung Woo yang akan mengajukan sidang ulang karena memiliki bukti baru.
Detektif Go yang sudah mulai pulih juga
melihat berita penyerahan diri Jung Woo.
Adegan lalu beralih pada Moongchi yang
menyerahkan dirinya secara sukarela. Ia langsung mendatangi penjaranya.
Bersamaan dengan itu, Kepala Sipir dan Kepala Keamanan sibuk membahas rute
pelarian Jung Woo, Moongchi dan Cheol Sik.
“Apa Yoon Tae Soo membantunya karena dia
kakak ipar Tae Soo? Saat mereka kabur, di mana dia?” tanya Kepala Sipir.
“Saat itu, Petugas Yoon berjaga denganku di
menara.” Jawab Kepala Keamanan.
“Menara pengawas?” tanya Kepala Sipir curiga.
“Yang kami yakini mereka lewat ruanganmu.”
Jawab Kepala Keamanan.
Kepala Sipir pun langsung marah karena Kepala
Park menyebut para tahanan itu kabur dari ruangannya. Baik Kepala Sipir maupun
Kepala Park sama2 tidak mau disalahkan atas kaburnya 3 tahanan mereka. Tak lama
kemudian, Kepala Sipir diberitahu tentang Moongchi yang menyerahkan diri.
Kepala Sipir pun langsung menyuruh petugas membawa Moongchi ke ruangannya.
Kepala Sipir menyuruh Moongchi berkata yang kabur
hanyalah dua tahanan saja. Moongchi pun menurut meski sambil bercanda. Kepala
Sipir lalu bertanya soal rute pelarian mereka. Saat Moongchi mau mengatakan
kalau mereka kabur dari menara pengawas, Kepala Park langsung menyuruhnya diam.
Moongchi mengerti dan mengaku kalau mereka kabur dari ruangan Kepala Sipir.
Moongchi berkata, Jung Woo memecahkan kaca pintu Kepala Sipir.
Kepala Sipir yang kesal, langsung menyuruh Kepala Park membawa Moongchi ke sel. Sambil menuju ke pintu, Moongchi menyindir Kepala Park dengan menyanyikan lagu I Love You, Beibeh yang dinyanyikan Kepala Park saat mereka kabur.
Kepala Sipir yang kesal, langsung menyuruh Kepala Park membawa Moongchi ke sel. Sambil menuju ke pintu, Moongchi menyindir Kepala Park dengan menyanyikan lagu I Love You, Beibeh yang dinyanyikan Kepala Park saat mereka kabur.
Sekembalinya ke sel, Moongchi langsung
ditanyai oleh teman2nya soal lotrenya. Dengan wajah datar, Moongchi bilang
kalau ia mendapatkan hadiahnya. Wajah Moongchi lalu berubah senang saat
mengatakan hadiahnya 1,3 juta dollar dipotong pajak. Keempat tahanan itu pun
langsung meloncat2 girang.
Bangjang, Wooruk dan Milyang pun langsung
memperlakukan Moongchi seperti raja. Wooruk meminta bagiannya. Moongchi mengerjai
Wooruk dengan berkata ia hanya akan memberi 5.000 dollar saja. Wooruk meminta
10 ribu dollar. Moongchi juga berjanji akan memberikan uang pada Bangjang dan
Milyang.
“Tapi kapan kau akan bebas?” tanya Bangjang.
“Aku? 3 hari lagi.” Jawab Moongchi.
“Apa?” kaget Bangjang.
“Mereka takut akan dipecat jika inspektur tahu
aku juga kabur, jadi dia membiarkanku.”
Jawab Moongchi.
“Moongchi memang beruntung.” Puji Milyang.
“Ketika kau keluar dari sini, aku akan
traktir makanan lezat.” Janji Moongchi.
“Ngomong-ngomong, kau tahu apa yang terjadi
pada mereka berdua?” tanya Milyang.
“Kau tahu Napi 3866 menemukan putrinya, kan?”
ucap Moongchi.
“Ya. Kami lihat itu di berita.” Jawab
Bangjang.
“Setelah itu, dia menyerahkan diri untuk
membuktikan dia tidak salah. Itu menyebabkan keributan besar saat ini.” ucap
Moongchi.
“Aku harap semuanya berjalan lancar.” Jawab
Milyang.
“Jika Napi 3866 menyerahkan diri, lalu apa
yang terjadi pada Napi 6514?” tanya Wooruk.
“Bagaimana aku tahu? Tidak ada dia di berita.
Dia takkan membantu. Aku yakin, dia
bersembunyi. “ jawab Moongchi.
Sementara itu yang lagi diomongin lagi makan
mie di dalam mobil. Cheol Sik bergumam, kalau ia tahu akan seperti ini harusnya
ia tetap stay saja di penjara. Cheol Sik lalu mengaku merindukan Wooruk.
Setelah itu, Cheol Sik pun jadi kesal.
“Si brengsek itu. Tunggu sampai aku
mendapatkanmu. Aku akan memukulmu dengan keras.” Ucapnya.
Tak lama kemudian, Cheol Sik terperangah saat
targetnya mulai menampakkan diri.
Adegan lalu berpindah pada Jung Woo yang
merenung di selnya. Kata2 Eun Hye bahwa Eun Hye sudah mengajukan proposal untuk
sidang ulang terngiang di telinganya. Ingatan Jung Woo lalu melayang pada masa2
sulitnya selama berada di lapas. Hal terakhir yang diingatnya adalah wajah Ji
Soo saat merayakan ulang tahun Ha Yeon. Tangis Jung Woo pun langsung berderai.
Tak lama, terdengar suara Joon Hyuk. Joon
Hyuk menanyakan soal sidang ulang Jung Woo. Jung Woo membenarkan. Joon Hyuk
lalu berkata, kalau ia harus melawan Jung Woo lagi di pengadilan nanti.
Mendengar itu, Jung Woo pun bangkit dan mendekati Joon Hyuk. Ia menatap Joon
Hyuk dengan tajam.
“Apa katamu? Beritahu aku.” ucap Jung Woo.
Min Ho yang baru pulang langsung dihampiri
oleh Eun Soo. Min Ho heran melihat plester di pipi Eun Soo. Eun Soo mengaku
kalau dia habis berantem sama temannya. Yeon Hee keluar dan menghampiri mereka.
Min Ho menasehati Eun Soo kalau Eun Soo tidak boleh berantem dan harus bersikap
baik pada orang lain. Yeon Hee menyuruh Eun Soo tidur. Eun Soo menurut dan
mengucapkan selamat malam pada ayahnya, lalu berlari menuju kamarnya.
“Kudengar, kau diselidiki besok. Apa kau
sudah memikirkan saranku?” tanya Yeon Hee.
“Untuk mengkhianati ayahku?” tanya Min Ho
balik.
“Itu mungkin satu-satunya cara agar kau dapat
menyelamatkan diri.” Jawab Yeon Hee dengan pandangan cemas.
“Berapa banyak yang kau tahu?” tanya Min Ho.
“Aku istrinya Cha Seon Ho… selama 6 tahun.”
Jawab Yeon Hee.
Di ruangannya, Min Ho tampak memikirkan
sesuatu. Tak lama kemudian, ia menghubungi Joon Hyuk. Joon Hyuk yang saat itu masih berada di
kantornya memberitahu Min Ho soal sidang ulang Jung Woo yang akan segera
digelar. Joon Hyuk kemudian menanyakan pisau itu.
“Aku sedang cari itu, tapi aku tidak tahu itu
disembunyikan di mana. Aku akan lakukan apa pun untuk itu.” jawab Min Ho.
“Bahkan jika tersembunyi di suatu tempat, akhirnya
akan muncul di pengadilan.” ucap Joon Hyuk.
“Aku
anggap, ini akan jadi kesempatan terakhir kita. Aku paham yang kau katakan.”
Jawab Min Ho, lalu memutus panggilannya.
Joon Hyuk pun galau memikirkan kata2
‘kesempatan terakhir kita’ yang diucapkan Min Ho tadi. Namun pada akhirnya,
Joon Hyuk tetap memilih berada di sisi Min Ho ketimbang menolong Jung Woo.
Keesokan harinya, Eun Hye menemui Jung Woo di
kejaksaan. Jung Woo langsung menanyakan Ha Yeon. Eun Hye memberitahu Jung Woo
kalau tadi pagi ia bertemu Ha Yeon. Tae Soo dan Nyonya Oh menjaga Ha Yeon
dengan baik. Tapi ada sedikit masalah, banyak wartawan yang menunggu Ha Yeon.
Namun meski begitu, Eun Hye yakin Min Ho tidak punya celah mendekati Ha Yeon.
Jung Woo lega mendengarnya.
Eun Hye lantas mengambil ponselnya dan
mengaku ia punya kejutan untuk Jung Woo. Ternyata kejutannya adalah rekaman
video Ha Yeon.
“Ayah. Aku cinta Ayah. Ayah, aku kangen. Cepat pulang ke rumah.” Ucap Ha Yeon.
Jung Woo tertawa melihatnya. Jung Woo lalu
menanyakan Tae Soo. Eun Hye bilang Tae Soo akan menemui Jung Woo nanti setelah
menyerahkan bukti. Eun Hye lalu menanyakan Kepala Jaksa Choi.
Kepala Jaksa Choi baru saja tiba di gedung pengadilan.
Sambil menuju gedung pengadilan, ia teringat kata2 Jung Woo saat Jung Woo
menyerahkan bukti pisau itu padanya.
“Akan sangat penting untuk menangkap Cha Min
Ho. Sementara menikam Ji Soo dengan pisau ini, Cha Min Ho memotong tangannya
dengan itu. Darahnya ada di pisau itu. Kepala Jaksa. Tolong simpan ini. Segera
setelah aku menemukan Ha Yeon dan menyerahkan diri aku berniat mengungkapkan
bukti ini. Tolong jaga ini baik-baik. “ ucap Jung Woo dengan tatapan memohon.
Di ruang persidangan, Kepala Jaksa Choi
menyerahkan bukti itu pada Eun Hye.
Persidangan Jung Woo digelar. Hakim meminta
bukti pisau itu pada Eun Hye. Eun Hye memberikannya. Hakim pun menyuruh
asistennya segera menganalisis pisau itu. Joon Hyuk semakin was2 melihatnya.
Usai dari ruang sidang, Kepala Choi menemui
hakim secara pribadi. Kepala Choi ingin mengawasi saat pisau itu dibawa ke
gedung forensic. Hakim terkejut, namun ia mengizinkannya. Tapi melihat dari
keterkejutan hakim, sepertinya hakim tidak menyangka Kepala Choi akan
mengawasinya. *Mungkinkah si hakim udah kena suap Min Ho?*
Kepala Choi dan asisten hakim mulai
meninggalkan gedung pengadilan membawa pisau itu. Joon Hyuk yang melihat
kepergian mereka, langsung menghubungi seseorang.
Mobil yang dikemudian Kepala Choi ternyata
diikuti Seok! Usai mendapat perintah Min Ho, Seok pun langsung memacu truknya
mendekati mobil Kepala Choi. Namun tiba2 saja, sebuah truk berwarna putih
memblok truk yang dikemudikan Seok. Seok kesal. Truk yang memblok jalannya truk
Seok ternyata dikemudikan Cheol Sik. Hohoho… apakah yang terjadi??
Malam sebelum Jung Woo menyerahkan diri, Jung
Woo berkata pada Cheol Sik kalau ia akan menyerahkan diri besok. Cheol Sik
cemas, ia takut sesuatu yang salah terjadi di sini. Jung Woo berkata, tidak
akan terjadi apa2 karena ia memiliki pisau itu.
“Ngomong2,
orang yang aku lihat di RS, dia Seok?” tanya Cheol Sik.
Jung Woo mengiyakan.
“Dan dia menabrak bosku dengan truk?” tanya
Cheol Sik.
“Kupikir begitu. Dia yang mengurus semuanya
untuk Cha Min Ho.” Jawab Jung Woo.
“Artinya, semua ini terjadi padaku karena
dia. Bajingan itu!” gerutu Cheol Sik.
Wohoo… ternyata orang yang diawasi Cheol Sik
sehabis makan mie adalah Seok! Sudah bisa ditebak, Cheol Sik langsung mengikuti
Seok dan… mengetahui tentang Seok yang disuruh mencelakai Kepala Choi.
Cheol Sik terus memblok laju truk nya Seok,
hingga akhirnya mobil yang dikemudian Kepala Choi mengambil laju yang berbeda
dari laju truk nya Seok.
Seok menggeram karena gagal melaksanakan tugasnya.
Seok menggeram karena gagal melaksanakan tugasnya.
Min Ho yang baru mendapat laporan dari Seok
pun berteriak kesal. Ia lantas mencari cara lain dengan menghubungi Joon Hyuk.
Usai dihubungi Min Ho, Joon Hyuk langsung ke
gedung NFS. Tapi ia tak berkutik melihat
Kepala Choi yang dengan setia menunggu sampai hasil analisis pisau itu keluar.
Min Ho makin panic. Saking kesalnya karena
tak bisa menemukan jalan keluar, ia sampai membanting papan namanya. Namun
tiba2 saja, ia teringat saat sidik jarinya yang tiba2 saja berubah menjadi
sidik jari Seon Ho. Saat itu, Jung Woo yang curiga meminta petugas memeriksa
kembali jasadnya Seon Ho. Namun karena sidiknya jarinya Seon Ho rusak, maka
sidik jari Min Ho lah yang diambil. Tapi hasilnya terbukti kalau Min Ho adalah
Seon Ho. Min Ho baru sadar itu perbuatan ayahnya.
Min Ho pun langsung meminta bantuan ayahnya. Ia berlutut, bahkan menangis agar ayahnya mengubah hasil analisis pisau yang dipakainya menikam Ji Soo. Tapi begitu keluar dari ruangan sang ayah, Min Ho malah tersenyum senang. Rupanya tangisan Min Ho tadi hanya pura2 untuk membuat iba sang ayah.
Sung Gyu sudah diperbolehkan meninggalkan
rumah sakit.
Hasil analisis pisau akhirnya keluar. Petugas
mengaku sudah mengirimkan hasil itu ke kejaksaan. Kepala Choi mengangguk.
Setelah petugas pergi, Kepala Choi memeriksa hasil analisisnya.
Jung Woo menunggu di ruang interogasi. Tak
lama, Joon Hyuk datang membawakan hasilnya. Jung Woo terkejut karena tidak
ditemukan DNA selain noda darah Ji Soo di pisau itu. Jung Woo yang merasa
dikhianati, langsung mencengkram jas Joon Hyuk dan memojokkan Joon Hyuk ke
dinding.
“Kang Joon Hyuk! Apa yang kau lakukan?!”
teriak Jung Woo.
“Aku tak melakukan apa-apa. Jangan keliru. Kepala
Jaksa Choi menyerahkan pisau yang kau ajukan sebagai bukti. Dan dia menunggu di
sana sampai pagi ini. Aku tidak melakukan apa pun.” Jawab Joon Hyuk.
“Ini tidak mungkin. Tidak masuk akal. Kau
sebut kau temanku?” ucap Jung Woo kecewa.
Petugas pun datang dan langsung membawa Jung
Woo yang mengamuk keluar. Jung Woo yakin Joon Hyuk sudah memanipulasi pisau
itu.
Jung Woo kembali ke sel. Eun Hye menemui Jung
Woo. Pada Eun Hye, Jung Woo berkata
yakin mereka telah memalsukan hasil analisis pisau itu karena hal yang sama
juga terjadi pada sidik jarinya Min Ho.
“Kirim pisau ke tempat lain untuk
pemeriksaan.” Pinta Jung Woo.
“Kepala Jaksa Choi sudah mengurusnya.” Jawab
Eun Hye.
“Cha Min Ho.” Gerutu Jung Woo.
“Jika hal terus seperti ini, kita mungkin
tidak dapat hasil yang kita inginkan.” ucap Eun Hye.
Sementara di ruangan kantornya, Min Ho senang
karena bisa mengalahkan Jung Woo lagi. Setelah itu, Min Ho bergumam soal
ayahnya yang bisa memanipulasi hasil analisis forensic tapi tak bisa
memanipulasi hasil dari investigasi kejaksaan soal penggelapan dana yang Seon
Ho lakukan.
Di selnya, Jung Woo berusaha mencari jalan
keluar. Tak lama, Kepala Choi datang dan Kepala Choi langsung memerintahkan
petugas membukakan pintu.
Jung Woo bicara pada Kepala Choi soal Min Ho
yang sudah memanipulasi hasil analisis pisau. Kepala Choi berkata, harusnya
mereka lebih berhati-hati. Jung Woo yakin mereka akan dapat hasil yang sama
dari lab lain.
“Maaf, Jung Woo-ya. Kau pasti kesulitan untuk
menyerahkan pisau itu.” ucap Kepala Choi.
Jung Woo hanya bisa memukul2 lantai dengan
tatapan terluka.
“Pasti ada satu cara.” Ucap Jung Woo yakin.
Sung Gyu lagi makan telur gulung, tapi tiba2
saja ia ingat saat makan telur gulung sama Ha Yeon. Lalu TV di kedai tempat ia
makan menyiarkan berita tentang Jung Woo yang kesulitan mendapatkan izin sidang
ulang karena bukti telah ditolak.
Sementara itu, jaksa yang sedang
menginterogasi Min Ho mengaku kalau ia dapat telepon dari Chamyung yang
mengatakan bahwa Min Ho akan mengakui penggelapan dan penipuan yang Min Ho
lakukan. Jaksa minta Min Ho menandatangani surat, tapi Min Ho menolak dan
menyangkal perkataan jaksa. Ia juga menyuruh jaksa menyelidiki masalah itu
lebih lanjut lagi.
Sementara itu, CEO Cha lagi ngomong sama
Nyonya Myung. CEO Cha berkata, kalau mereka akan kehilangan kedua anak mereka.
Nyonya Myung menanyakan kapan Seon Ho akan datang. Nyonya Myung juga mengaku
sudah bertemu Min Ho kemarin. CEO Cha menyesal karena tidak mendengarkan kata2
istrinya di masa lalu soal Min Ho.
“Min Ho-ku. Min Ho yang malang.” Ucap Nyonya
Myung.
“Maaf. Aku yakin kau akan marah lagi. Tapi
tanpa Chamyung, kita juga takkan ada.” Jawab CEO Cha.
CEO Cha lalu memegangi dadanya yang terasa
sakit. Tak lama ponsel CEO Cha berdering. CEO Cha kesal mendapat berita soal
Min Ho.
Min Ho sendiri sedang berada di rumah abu
Seon Ho.
“Hyung, aku mencoba hidup sepertimu. Tapi
tidak mudah. Ayah kita tidak menganggapku sepertimu. Dia ingin meninggalkanku. Jadi
itu sebabnya kupikir aku harus tinggalkan dia.” ucap Min Ho.
Yeah, Min Ho sudah membuat keputusan!
Min Ho pulang dalam keadaan mabuk. Yeon Hee
sedikit cemas melihat Min Ho. Min Ho ingin mencium Yeon Hee, tapi Yeon Hee
menolak.
“Kau hidup selama 6 tahun sebagai istri Cha
Seon Ho, tapi sekarang kau harus hidup sebagai
istri Cha Min Ho selamanya. Berapa lama lagi aku harus menunggu?” tanya Min Ho.
“Kau mabuk.” Jawab Yeon Hee, lalu pergi.
“Soal ayahku. Aku akan tinggalkan dia. Aku
harus bagaimana?” ucap Min Ho yang membuat langkah Yeon Hee terhenti. Yeon Hee
pun menoleh dan menatap Min Ho dengan iba.
“Jika pisau tidak rusak, itu sudah bisa. Apa
yang harus kulakukan sekarang?” ucapnya.
Jung Woo lalu teringat kata2 Ha Yeon saat ia
menemani Ha Yeon tidur sebelum menyerahkan diri keesokan harinya. Tangis Ha
Yeon berderai saat itu dan Ha Yeon meminta Jung Woo berhenti menangis.
“Ha Yeon-ah, baiklah Ha Yeon-ah.” Ucap Jung
Woo sambil memegangi dadanya yang terasa sesak.
Keesokan harinya, Eun Hye kembali menemui
Jung Woo. Eun Hye memberitahu Jung Woo soal hasil tes lab pisau itu yang sama saja.
Jung Woo pun resah. Eun Hye memberitahi sidang yang akan digelar hari ini hanya
meminta kesaksikan Ha Yeon. Tak lama, Eun Hye dihubungi Kepala Choi dan ia pun
terkejut. Setelah itu, Eun Hye langsung memberitahu Jung Woo tentang Sung Gyu
yang menyerahkan diri.
Sung Gyu sedang diinterogasi. Sung Gyu
mengaku bahwa Jung Woo tidak menikamnya. Jung Woo menemukannya saat kondisinya
sudah terluka dan menghubungi 119.
“Dan maksudmu kau pelaku sebenarnya di balik
kasusnya?” tanya detektif.
“Aku memang membawa Ha Yeon. Tapi aku tidak
menikam Yoon Ji Soo.” Jawab Sung Gyu.
“Jadi kau tidak melakukan ini sendiri? Lalu… itu
berarti kau punya kaki tangan. Siapa itu?” tanya detektif.
Sung Gyu pun kebingungan menjawabnya.
Yeon Hee memberikan berkas2 tentang pernyataan
dana gelap yang dilakukan CEO Cha pada Min Ho. Min Ho ragu apakah berkas2 itu
cukup untuk menjatuhkan ayahnya. Yeon Hee berkata, itu tergantung dari sikap
Min Ho karena Chamyung adalah hal yang paling penting bagi CEO Cha. Min Ho
ingin tahu darimana Yeon Hee mendapatkan semua itu. Yeon Hee terdiam. Min Ho
lalu berterima kasih pada Yeon Hee.
Tak lama, Min Ho dihubungi seseorang dan ia
terkejut menerima kabar soal penyerahan diri Sung Gyu. Yeon Hee ingin tahu
kabar apa yang diterima Min Ho tapi Min Ho menolak memberitahukannya.
Kepala Choi langsung menggelar konferensi pers terkait penyerahan diri Sung Gyu. Kepala Choi berkata, Sung Gyu hanya seorang kaki tangan dan Sung Gyu mengikuti perintah Presdir Cha Seon Ho. Awak media langsung heboh.
Media langsung meminta klarifikasi Min Ho.
Min Ho berkata, Sung Gyu ingin balas dendam padanya karena operasi adiknya Sung
Gyu yang ia biayai gagal dan adik Sung Gyu meninggal.
“Apa Chamyung melakukan sesuatu padanya?”
tanya awak media.
“Menurutmu kenapa dia melakukan pembunuhan terhadap
Jaksa Park, ketika dia dendam pada Chamyung?” tanya awak media.
“ Kau harus tanyakan padanya yang menyerahkan
diri.” Jawab Min Ho, lalu pergi.
Kepala Choi kembali menemui Jung Woo. Jung
Woo meminta bantuan Kepala Choi untuk menemui Sung Gyu. Kepala Choi bilang Sung
Gyu akan dipindahkan besok siang dan ia akan mengusahakan agar Jung Woo bisa
menemui Sung Gyu.
Sung Gyu duduk di ruang interogasi kejaksaan.
Tak lama, Jung Woo datang dan langsung memarahi Sung Gyu karena menyerahkan diri.
Sung Gyu beralasan, karena itu satu2nya cara agar Jung Woo bisa bebas.
“Kita tak bisa tangkap mereka bahkan jika kau
lakukan ini.” ucap Jung Woo.
“Jika aku bilang, aku kaki tangan dan aku
punya bukti, mereka akan kirim bukti lain untuk menyalahkan aku. Lalu kau bisa
bebas.” Jawab Sung Gyu.
“Maksudmu, kau akan menerima tuduhan itu?”
tanya Jung Woo.
“Kita bisa dapatkan mereka setelah kau
dibebaskan. Tolong biarkan aku membayar perbuatanku.” Jawab Sung Gyu
“Sung Gyu-ah…” Jung Woo tak setuju.
“Hyung, ayo kita lakukan ini. Dengan begitu, kau akan bebas dan kau bisa
temui Ha Yeon.” Bujuk Sung Gyu.
“Lee Sung Gyu!” sentak Jung Woo.
“Hyung, lakukan apa yang kusuruh.” Ucap Sung
Gyu.
Tak lama, Kepala Choi datang dan menyuruh
Jung Woo bergegas keluar.
“Aku akan cari cara lain. Ini tidak benar.”
ucap Jung Woo.
“Ha Yeon menunggu.” Bujuk Sung Gyu.
“Tidak, kau tidak bisa. Kau tak bisa, aku
bilang. “ ucap Jung Woo.
“Hyung, ini cara satu2nya.” Jawab Sung Gyu.
Setelah Jung Woo keluar, Sung Gyu kembali
diinterogasi jaksa.
“Cha Seon Ho memberiku tempat di seberang
tempat Jaksa Park. Dia menyuruhku pindah ke sana.” Ucap Sung Gyu.
“Kenapa dia menyuruhmu?” tanya jaksa.
“Itu untuk menghindari CCTV dalam insiden
itu.” jawab Sung Gyu.
“Lalu apa yang kau lakukan pada malam insiden
itu?” tanya jaksa.
“Aku menculik Ha Yeon seperti yang Cha Seon
Ho suruh dan aku menyembunyikannya di tempatku.” Jawab Sung Gyu.
“Lalu siapa yang membunuh Yoon Ji Soo?” tanya
jaksa.
“Yang kutahu, Cha Seon Ho dan kaki tangan lain membunuhnya.” Jawab Sung Gyu.
“Kau punya bukti yang dapat mendukung
pernyataanmu?” tanya jaksa.
“Iya.” Jawab Sung Gyu.
Joon Hyuk yang mengawasi interogasi Sung Gyu
dari balik kaca kian cemas. Setelah berada di ruangannya, Joon Hyuk menghubungi
Min Ho dan memberitahu soal bukti yang dimiliki Sung Gyu. Min Ho berkata, Joon
Hyuk tak perlu cemas soal itu. Joon Hyuk bilang ia tak bisa melakukan apapun
lagi jika Sung Gyu memang punya buktinya.
Usai bicara dengan Joon Hyuk, Min Ho
bertanya2 bukti apa yang dimiliki Sung Gyu.
Seok yang menunggu di tepi jalan, mendapat
perintah dari Min Ho terkait kesaksikan yang diberikan Sung Gyu.
Di kantornya, Joon Hyuk sedang mendengar
rekaman suara Jung Woo dan Ha Yeon.
“Ha Yeon-ah, kau menangis? Ha Yeon-ah, jangan
menangis. Kau bisa menunggu, kan? Ayah
akan segera kembali.” Ucap Jung Woo.
“Ayah cepat kembali.” Pinta Ha Yeon.
“Ayah akan segera ke sana.” Jawab Jung Woo.
Tak lama, kita mendengar rekaman suara Sung
Gyu yang menyuruh Jung Woo menyerahkan diri kalau mau Ha Yeon tetap hidup.
Joon Hyuk lalu melihat rekaman video saat
Sung Gyu membawa Ha Yeon sebelum Ji Soo terbunuh. Setelah itu, Joon Hyuk
kembali menghubungi Min Ho.
“Tak cukup menjebak Lee Sung Gyu, bahwa dia
bertindak sendiri. Butuh bukti lebih pasti.” Ucap Joon Hyuk.
“Jangan khawatir. Ini akan jadi berita lama
besok pagi.” Jawab Min Ho.
“Besok pagi?” tanya Joon Hyuk sembari
berpikir.
Sel Jung Woo dan sel Sung Gyu ternyata
bersebelahan. Mereka duduk saling membelakangi dibatasi oleh dinding dan saling
bicara. Jung Woo meyakinkan Sung Gyu kalau ia pasti menemukan cara lain.
“Ketika aku menyadari apa yang kulakukan, aku
harusnya tak melakukan itu. Aku hanya berpikir soal uang untuk operasi adikku. Saat
aku habiskan waktu bersama Ha Yeon, dia mengingatkanku pada adikku yang sudah
mati. Hyung, sementara aku kabur bersama Ha Yeon, aku takut sekali dan itu
sulit... untuk mengatasi apa yang kulakukan... dan fakta aku kabur bersama Ha
Yeon. Tapi sekarang, aku merasa tenang.” Jawab Sung Gyu.
“Sung Gyu-ah, kau harus bayar kejahatan yang
kau lakukan. Tak ada alasan bagimu, melakukan itu demi aku.” ucap Jung Woo.
“Apa rencanamu untuk menangkap mereka? Sidangmu
sebentar lagi. Aku juga percaya padamu
seperti kau percaya padaku. Ketika
semua ini berakhir, izinkan aku bertemu Ha Yeon untuk terakhir kali.” Ucap Sung
Gyu.
“Sung Gyu-ah.” Bujuk Jung Woo.
“Hyung, tolong keluar... apa pun yang
terjadi. Kumohon.” Pinta Jung Woo.
Setelah itu, kita melihat petugas jaga yang
meninggal mejanya setelah mendapat perintah. Tak lama, Seok yang menyamar
sebagai petugas datang dan menyelinap masuk ke selnya Sung Gyu. Tak lupa ia
mematikan kamera CCTV sebelumnya. Sung Gyu yang sedang tidur itu pun terbangun
dan Seok langsung membekap Sung Gyu sampai Sung Gyu hilang kesadaran.
Ambulance langsung dihubungi dan petugas berlarian ke sel Sung Gyu. Jung Woo yang mendengar ribut-ribut pun terbangun dan langsung memeriksa apa yang terjadi. Seorang petugas melaporkan tentang napi yang bunuh diri. Jung Woo panic dan langsung memanggil2 Sung Gyu. Tapi Sung Gyu tak juga menjawab panggilannya.
Tak lama, Jung Woo melihat jasad Sung Gyu
yang ditutupi kain putih digotong menuju keluar sel.
Tangis Jung Woo pecah.
“LEE SUNG GYU!” teriaknya.