Defendant Ep 15

Sebelumnya...

  
Kejaksaan langsung menggelar konferensi pers terkait penyataan Jung Woo yang ingin membuktikan ketidakbersalahan dirinya. Pertanyaan pertama yang diajukan wartawan, apa gadis kecil yang datang bersama Jung Woo benar2 putrinya Jung Woo. Kepala Choi yang memimpin konferensi pers pun membenarkan.

“Lalu mengapa Tuan Park mengaku sudah membunuh putrinya?” tanya wartawan.

“Kami sedang menyelidiki hal itu.” jawab Kepala Choi.

“Apa itu artinya anda mengakui ada kesalahan dalam penyelidikan awal?” tanya reporter.

“Tidak ada yang bisa membuktikan hal itu sejauh ini.” jawab Kepala Choi.

“Dia bilang akan membuktikan dirinya tidak bersalah. Apa ini artinya, pelaku sebenarnya orang lain?” tanya wartawan.

“Kami akan beritahu kalian setelah penyelidikan lebih lanjut.” Jawab Kepala Choi.

Para wartawan terus mengajukan pertanyaan seperti, dimana Jaksa Park? Apa Jaksa Park tidak bersalah? Apa rencana Jaksa Park?


Sementara Kepala Choi sibuk meladeni keingintahuan awak media, Jung Woo menunggu di ruang interogasi kejaksaan. Jung Woo tersenyum saat teringat kebersamaannya dengan Ha Yeon tadi malam.

Flashback…


Saat itu, Jung Woo tengah menemani Ha Yeon tidur. Jung Woo menyanyikan lagu pengantar tidur untuk Ha Yeon, tapi Ha Yeon tak kunjung tidur dan terus menatap ayahnya itu.

“Kenapa kau tidak tidur?” tanya Jung Woo lembut.

“Aku mau lihat ayah.” jawab Ha Yeon, lalu mengusap pipi Jung Woo dua kali.

“Ha Yeon-ah, mulai sekarang ayah akan selalu berada di sisimu.” Ucap Jung Woo.

“Ayah.” panggil Ha Yeon.

“Apa?” tanya Jung Woo.

“Ibu bagaimana? Ibu tak bisa datang, kan? Aku kangen ibu.” Jawab Ha Yeon.

Ha Yeon lalu menangis. Jung Woo juga menangis, tapi ia berusaha kuat untuk Ha Yeon.  Tangis Ha Yeon terus berderai. Jung Woo pun mengusap lembut tangis putri kesayangannya itu. Ha Yeon meminta sang ayah berhenti menangis karena sang ayah tidak bersalah. Ha Yeon bilang, itulah yang dikatakan oleh Sung Gyu. Sung Gyu bilang padanya, kalau yang dikatakan orang2 di TV semuanya bohong.

“Yang dikatakan Paman Sung Gyu benar.” jawab Jung Woo.

“Dia bilang tidak tahu lagu pengantar tidur karena dia tidak punya ayah.” ucap Ha Yeon.

“Lalu?” tanya Jung Woo.

“Lalu aku bernyanyi untuknya.” Jawab Ha Yeon.

“Benarkah? Kau anak yang baik.” Ucap Jung Woo sembari mengusap rambut Ha Yeon.

“Aku rindu Paman Sung Gyu.” Jawab Ha Yeon.

“Kita akan menemuinya nanti.” Ucap Jung Woo.

“Benarkah?” tanya Ha Yeon.

“Tentu saja.” Jawab Jung Woo. Dan Ha Yeon pun tersenyum.

“Ha Yeon-ah, bisakah kau ikut dengan ayah besok? Kita harus berani. Kau dan ayah bisa melakukannya. Berkat kau, ayah jadi berani.” Ucap Jung Woo.

“Ayah.” panggil Ha Yeon lagi.

“Apa?” tanya Jung Woo.

“Aku rindu ayah.” jawab Ha Yeon, lalu memeluk erat sang ayah. Jung Woo pun juga memeluk erat putrinya itu. Jung Woo tak bisa menahan kesedihannya saat memeluk putri kecilnya. Tak lama kemudian, Jung Woo melepas pelukanya dan menyuruh sang putri tidur. Tak lupa, Jung Woo mengecup kening Ha Yeon.

Flashback end…

Tak lama, Joon Hyuk masuk ke ruang interogasi.

“Jung Woo-ya.” ucap Joon Hyuk. Namun ia langsung memanggil Jung Woo secara resmi saat menyadari petinggi jaksa mengawasi mereka dari balik kaca. Joon Hyuk bertanya, kenapa Jung Woo menyerahkan diri. Jung Woo pun dengan tenang mengau kalau ia tidak membunuh Ji Soo dan ia menyerahkan diri untuk membuktikan ketidakbersalahannya.

“Lalu kenapa kau menyerah di sidang akhir?” tanya Joon Hyuk.

“Karena aku tahu putriku masih hidup.” jawab Jung Woo.

Petinggi jaksa yang mengawasi dari balik kaca bersama Deputi Jaksa dan Kepala Choi serta dua jaksa lainnya pun ikut bertanya, kenapa Jung Woo mengaku sebagai pembunuh Ji Soo.

“Pelaku sesungguhnya, membunuh istriku, menculik putriku dan mengancamku.” Jawab Jung Woo sembari menatap tajam Joon Hyuk.

Joon Hyuk makin cemas. Sementara petinggi jaksa ingin tahu lebih lanjut apa ancaman yang diterima Jung Woo. Jung Woo berkata, untuk menyelamatkan putrinya, ia harus menjadi pelakunya. Untuk menyelamatkan putrinya, ia terpaksa memalsukan barang bukti, lalu menyerahkan diri dan mengaku membunuh istrinya.

“Bisa kau buktikan itu?” tanya Petinggi Jaksa.

“Ada pisau yang digunakan untuk menikam istriku.” Jawab Jung Woo.


Joon Hyuk dan Deputi Jaksa makin panic. Petinggi Jaksa pun mengerti kalau pisau yang mereka miliki selama ini adalah pisau palsu. Petinggi Jaksa lantas bertanya, siapa pelaku sebenarnya. Jung Woo diam saja. Sedangkan Joon Hyuk makin cemas.


“Kenapa kau tidak jawab?” tanya Petinggi Jaksa.

“Pelaku sebenarnya yang menikam istriku….”

Joon Hyuk menggeleng, berharap Jung Woo tidak mengatakannya. Ya, Jung Woo memang tidak mengatakan Min Ho lah pelakunya. Tapi ia mengatakan Joon Hyuk mengetahui pelaku sebenarnya. Joon Hyuh terperangah dengan jawaban Jung Woo. Sementara Petinggi Jaksa terkejut dan Deputi Jaksa kian cemas.

Kejaksaan pun langsung menggelar rapat terkait pernyataan Jung Woo tentang Joon Hyuk yang tahu pelaku sebenarnya. Joon Hyuk pura2 gak ngerti maksud Jung Woo.

“Dia membawa putrinya kembali yang katanya sudah tiada dan menyerahkan diri! Kenapa dia berbohong soal ini? Apa yang akan dipikirkan masyarakat tentang kejaksaan? Apa ada kesalahan dalam investigasimu?” sewot Petinggi Jaksa.

“Jaksa, satu2nya hal yang dia buktikan adalah fakta kalau putrinya masih hidup.” jawab Deputi Jaksa.

“Apakah ada hal yang lebih besar selain itu? Kau harusnya berhati-hati dengan insiden ini!” sewot Petinggi Jaksa.


Petinggi Jaksa lalu menerima panggilan dari Jaksa Agung. Joon Hyuk dan Deputi Jaksa sama2 terkejut. Usai menjawab panggilan itu, Petinggi Jaksa pun langsung pergi namun sebelum pergi ia minta Deputi Jaksa mengusut tuntas kasus Jung Woo dan melaporkan padanya.

Para jaksa pun beranjak pergi. Tinggal lah Joon Hyuk dan Deputi Jaksa dia dalam ruangan. Deputi Jaksa mengingatkan Joon Hyuk kalau semua ini belum berakhir, jadi sebaiknya Joon Hyuk tetap mengunci mulut.

Di ruangannya, Min Ho sedang melihat Jung Woo yang menyerahkan diri ke kejaksaan membawa Ha Yeon. Min Ho pun memuji kecerdasan Jung Woo. Selain itu, Min Ho juga berkata soal Jung Woo yang memiliki pisau yang ia gunakan menikam Ji Soo.

“Kau akan terbukti tidak bersalah selama persidangan ulang nanti, namun apa yang akan terjadi padamu jika kau terbukti bersalah bahkan setelah menyerahkan diri ke kejaksaan?” tanya Min Ho.

Tak lama, seketaris Seon Ho datang memberitahu Min Ho kalau sudah waktunya Min Ho pergi menjalani pemeriksaan di kejaksaan. Min Ho mengangguk, teringat kata2 ayahnya. Sang ayah bilang, Chamyung tidak boleh terguncang. Min Ho juga ingat saran Yeon Hee untuk membuang ayahnya.

Joon Hyuk kembali menemui Jung Woo. Joon Hyuk bertanya, bagaimana Jung Woo ingin ia menjawab semua itu.

“Dengan kebenaran yang kau tahu.” jawab Jung Woo.

“Kebenaran yang aku tahu?” tanya Joon Hyuk.

Joon Hyuk lalu menatap Jung Woo, kali ini dengan tatapan penuh kebencian.

“Kebenaran yang aku tahu… semua bukti mengarah padamu dan kau menyerahkan diri.” Jawab Joon Hyuk.

“Kau masih berpikir begitu? Apapun yang kulakukan, Ji Soo tetap tidak bisa kembali. Belum terlambat mengembalikannya seperti semula.” Ucap Jung Woo.

Joon Hyuk terdiam. Joon Hyuk mulai tersentuh saat Jung Woo bilang kalau Ha Yeon merindukan Joon Hyuk. Jung Woo lalu mengajak Joon Hyuk mengembalikan hubungan mereka yang hangat seperti dulu. 

Selesai bicara, Jung Woo dikawal petugas keluar dari ruang kejaksaan. Diluar, ia berpapasan dengan Min Ho. Min Ho mempertanyakan alasan Jung Woo yang menyerahkan diri setelah bersusah payah kabur dari penjara. Jung Woo berkata, karena ia mau menangkap seseorang.

“Begitu? Semoga kau menangkap orang itu. Aku tidak tahu siapa itu.” jawab Min Ho.

Min Ho lalu beranjak pergi, tapi baru sebentar ia kembali berbicara pada Jung Woo.

“Oh, ya. Apa yang terjadi jika tidak menangkap orang itu setelah menyerahkan diri? Kau takkan bersama putrimu. Kau akan membusuk di penjara selama sisa hidupmu.” Ucap Min Ho.

Jung Woo pun langsung menatap Min Ho dengan tajam.

“Semoga beruntung.” Ucap Min Ho, lalu melangkah pergi.

“Tunggu sebentar lagi.” Jawab Jung Woo sambil menatap kepergian Min Ho.


Ha Yeon berada di ruang investigasi khusus anak dibawah umur. Ia ditemani Tae Soo dan Eun Hye. Tae Soo menatap cemas Ha Yeon. Ia berkata, kalau Ha Yeon tidak mau melakukannya, mereka bisa pergi menemui nenek. Tapi Ha Yeon bilang kalau ia sudah janji akan membantu ayah. Tae Soo pun memuji Ha Yeon sebagai anak yang baik.

“Ha Yeon-ah, jika kau membantu ayahmu, dia akan segera kembali.” Ucap Eun Hye.

Ha Yeon pun mengangguk sembari tersenyum.

Di rumah sakit, Sung Gyu melihat berita Jung Woo yang menyerahkan diri ke kantor kejaksaan bersama Ha Yeon. Sung Gyu pun langsung teringat saat Jung Woo menjenguknya di rumah sakit setelah  kejadian penikaman itu.

“Hyung, bagaimana kau kemari? Ha Yeon di mana?” tanya Sung Gyu cemas.

Jung Woo hanya menggeleng. Sung Gyu pun makin cemas dan merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Ha Yeon. Jung Woo menenangkan Sung Gyu dengan berkata kalau ia akan segera menemukan Ha Yeon, jadi Sung Gyu tidak perlu cemas.

“Mereka menyuruhku, memberitahu  polisi bahwa kau menikamku. Jika tidak, mereka akan menjebakku. Mereka bilang punya bukti aku melakukan semua ini.” ucap Sung Gyu.

“Baiklah.  Beritahu saja, aku menikammu.” Jawab Jung Woo.

“Hyung, ini aneh.” Ucap Sung Gyu.

“Tidak, beritahu polisi, aku melakukannya.” Jawab Jung Woo.

“Kau akan baik-baik saja? Ini tidak benar.” ucap Sung Gyu.

“Sung Gyu, jaga dirimu.  Aku akan datang lagi.” Jawab Jung Woo.

Flashback end….


Sung Gyu pun semakin merasa bersalah. Sambil menatap ke layar TV, ia berulang kali meminta maaf.

Joon Hyuk yang hendak masuk ke ruangannya Kepala Choi, terdiam sejenak karena teringat kata2 yang diucapkan Kepala Choi saat mereka duduk di ruangan Deputi Jaksa.

“Jika ada kemungkinan sedikit pun bahwa Jung Woo bukan pelakunya, mari kita mulai penyelidikan dari awal lagi. Aku yang akan bertanggung jawab. Kita harus menyelamatkan Jung Woo.” Ucap Kepala Choi.


Joon Hyuk kemudian menekan hendel pintu dengan ragu-ragu, tapi tiba2 saja Min Ho memanggilnya.

Keduanya bicara di atap gedung.  Joon Hyuk marah karena Min Ho menganggap kasus Jung Woo masalah kecil. Min Ho menyebut, meskipun Jung Woo muncul bersama seorang gadis kecil, itu bukanlah masalah karena sidang ulang takkan banyak mengubah apapun. Min Ho lalu bertanya, cara Joon Hyuk mengurus pembunuhan Ji Soo. Tapi Joon Hyuk sudah tak mau lagi ikut terlibat dalam rencana kotor Min Ho. Joon Hyuk pergi. Dan Min Ho pun langsung memperdengarkan rekaman Joon Hyuk. Dalam rekaman itu, Joon Hyuk menyuruh Min Ho menemukan Ha Yeon sementara ia akan melenyapkan pisau itu.

“Kukira kita ada di perahu yang sama.” Ucap Min Ho lagi.

Joon Hyuk marah. Ia merebut rekaman itu dan berteriak, Cha Min Ho!

“Aku tidak bisa turun sendiri. Jika kau tak bisa hentikan ini,  kita berdua akan turun untuk ini. Dengan segala cara, pastikan kau yang menangani kasus ini.” ucap Min Ho.

“Pisau. Apa yang akan kau lakukan?” tanya Joon Hyuk.

“Pisau. Pisau itu harus hilang,  tak peduli apa yang diperlukan. Lalu kita bisa kembali ke kehidupan kita seolah-olah tidak ada yang terjadi.” Jawab Min Ho.

Min Ho lalu beranjak pergi dengan wajah puas. Sementara Joon Hyuk hanya bisa berteriak kesal.

Eun Hye memberikan proposal untuk sidang ulang Jung Woo pada Tae Soo. Eun Hye mengaku, ia dan Jung Woo mengisinya tadi malam dan akan mengajukan proposalnya hari ini. Tae Soo ingin tahu kapan semua itu akan berakhir. Ia takut Ha Yeon terluka lagi.

“Jung Woo memenangkan public dengan menyerahkan dirinya bersama Ha Yeon pagi tadi. Berkat itu, pengadilan akan mempercepat prosesnya.” Jawab Eun Hye.

“Tolong urus Jung Woo Hyung.” Pinta Tae Soo.

“Park Jung Woo sudah siapkan semuanya. Aku hanya membantunya sebagai pengacaranya.” Jawab Eun Hye.

“Bahkan saat aku tidak percaya dia, kudengar, kau satu-satunya orang yang percaya padanya. Terima kasih, Pengacara Seo Eun Hye.” ucap Tae Soo.

“Aku akan terima itu ketika pengadilan ulang selesai. Aku tidak sabar mendengarnya.” Jawab Eun Hye.


Di ruangannya, CEO Cha sedang menonton berita Jung Woo yang menyerahkan diri ke kejaksaan bersama Ha Yeon. CEO Cha menontonnya dengan wajah cemas. Dalam berita itu disebutkan tentang Jung Woo yang akan mengajukan sidang ulang karena memiliki bukti baru.

Detektif Go yang sudah mulai pulih juga melihat berita penyerahan diri Jung Woo.

Adegan lalu beralih pada Moongchi yang menyerahkan dirinya secara sukarela. Ia langsung mendatangi penjaranya. Bersamaan dengan itu, Kepala Sipir dan Kepala Keamanan sibuk membahas rute pelarian Jung Woo, Moongchi dan Cheol Sik.

“Apa Yoon Tae Soo membantunya karena dia kakak ipar Tae Soo? Saat mereka kabur, di mana dia?” tanya Kepala Sipir.

“Saat itu, Petugas Yoon berjaga denganku di menara.” Jawab Kepala Keamanan.

“Menara pengawas?” tanya Kepala Sipir curiga.

“Yang kami yakini mereka lewat ruanganmu.” Jawab Kepala Keamanan.


Kepala Sipir pun langsung marah karena Kepala Park menyebut para tahanan itu kabur dari ruangannya. Baik Kepala Sipir maupun Kepala Park sama2 tidak mau disalahkan atas kaburnya 3 tahanan mereka. Tak lama kemudian, Kepala Sipir diberitahu tentang Moongchi yang menyerahkan diri. Kepala Sipir pun langsung menyuruh petugas membawa Moongchi ke ruangannya.

Kepala Sipir menyuruh Moongchi berkata yang kabur hanyalah dua tahanan saja. Moongchi pun menurut meski sambil bercanda. Kepala Sipir lalu bertanya soal rute pelarian mereka. Saat Moongchi mau mengatakan kalau mereka kabur dari menara pengawas, Kepala Park langsung menyuruhnya diam. Moongchi mengerti dan mengaku kalau mereka kabur dari ruangan Kepala Sipir. Moongchi berkata, Jung Woo memecahkan kaca pintu Kepala Sipir. 




Kepala Sipir yang kesal, langsung menyuruh Kepala Park membawa Moongchi ke sel. Sambil menuju ke pintu, Moongchi menyindir Kepala Park dengan menyanyikan lagu I Love You, Beibeh yang dinyanyikan Kepala Park saat mereka kabur.


Sekembalinya ke sel, Moongchi langsung ditanyai oleh teman2nya soal lotrenya. Dengan wajah datar, Moongchi bilang kalau ia mendapatkan hadiahnya. Wajah Moongchi lalu berubah senang saat mengatakan hadiahnya 1,3 juta dollar dipotong pajak. Keempat tahanan itu pun langsung meloncat2 girang.


Bangjang, Wooruk dan Milyang pun langsung memperlakukan Moongchi seperti raja. Wooruk meminta bagiannya. Moongchi mengerjai Wooruk dengan berkata ia hanya akan memberi 5.000 dollar saja. Wooruk meminta 10 ribu dollar. Moongchi juga berjanji akan memberikan uang pada Bangjang dan Milyang.

“Tapi kapan kau akan bebas?” tanya Bangjang.

“Aku? 3 hari lagi.” Jawab Moongchi.

“Apa?” kaget Bangjang.

“Mereka takut akan dipecat jika inspektur tahu aku juga kabur,  jadi dia membiarkanku.” Jawab Moongchi.

“Moongchi memang beruntung.” Puji Milyang.

“Ketika kau keluar dari sini, aku akan traktir makanan lezat.” Janji Moongchi.

“Ngomong-ngomong, kau tahu apa yang terjadi pada mereka berdua?” tanya Milyang.

“Kau tahu Napi 3866 menemukan putrinya, kan?” ucap Moongchi.

“Ya. Kami lihat itu di berita.” Jawab Bangjang.

“Setelah itu, dia menyerahkan diri untuk membuktikan dia tidak salah. Itu menyebabkan keributan besar saat ini.” ucap Moongchi.

“Aku harap semuanya berjalan lancar.” Jawab Milyang.

“Jika Napi 3866 menyerahkan diri, lalu apa yang terjadi pada Napi 6514?” tanya Wooruk.

“Bagaimana aku tahu? Tidak ada dia di berita. Dia takkan membantu.  Aku yakin, dia bersembunyi. “ jawab Moongchi.


Sementara itu yang lagi diomongin lagi makan mie di dalam mobil. Cheol Sik bergumam, kalau ia tahu akan seperti ini harusnya ia tetap stay saja di penjara. Cheol Sik lalu mengaku merindukan Wooruk. Setelah itu, Cheol Sik pun jadi kesal.

“Si brengsek itu. Tunggu sampai aku mendapatkanmu. Aku akan memukulmu dengan keras.” Ucapnya.


Tak lama kemudian, Cheol Sik terperangah saat targetnya mulai menampakkan diri.

Adegan lalu berpindah pada Jung Woo yang merenung di selnya. Kata2 Eun Hye bahwa Eun Hye sudah mengajukan proposal untuk sidang ulang terngiang di telinganya. Ingatan Jung Woo lalu melayang pada masa2 sulitnya selama berada di lapas. Hal terakhir yang diingatnya adalah wajah Ji Soo saat merayakan ulang tahun Ha Yeon. Tangis Jung Woo pun langsung berderai.

Tak lama, terdengar suara Joon Hyuk. Joon Hyuk menanyakan soal sidang ulang Jung Woo. Jung Woo membenarkan. Joon Hyuk lalu berkata, kalau ia harus melawan Jung Woo lagi di pengadilan nanti. Mendengar itu, Jung Woo pun bangkit dan mendekati Joon Hyuk. Ia menatap Joon Hyuk dengan tajam.

“Apa katamu? Beritahu aku.” ucap Jung Woo.


Min Ho yang baru pulang langsung dihampiri oleh Eun Soo. Min Ho heran melihat plester di pipi Eun Soo. Eun Soo mengaku kalau dia habis berantem sama temannya. Yeon Hee keluar dan menghampiri mereka. Min Ho menasehati Eun Soo kalau Eun Soo tidak boleh berantem dan harus bersikap baik pada orang lain. Yeon Hee menyuruh Eun Soo tidur. Eun Soo menurut dan mengucapkan selamat malam pada ayahnya, lalu berlari menuju kamarnya.

“Kudengar, kau diselidiki besok. Apa kau sudah memikirkan saranku?” tanya Yeon Hee.

“Untuk mengkhianati ayahku?” tanya Min Ho balik.


“Itu mungkin satu-satunya cara agar kau dapat menyelamatkan diri.” Jawab Yeon Hee dengan pandangan cemas.

“Berapa banyak yang kau tahu?” tanya Min Ho.

“Aku istrinya Cha Seon Ho… selama 6 tahun.” Jawab Yeon Hee.

Di ruangannya, Min Ho tampak memikirkan sesuatu. Tak lama kemudian, ia menghubungi Joon Hyuk.  Joon Hyuk yang saat itu masih berada di kantornya memberitahu Min Ho soal sidang ulang Jung Woo yang akan segera digelar. Joon Hyuk kemudian menanyakan pisau itu.

“Aku sedang cari itu, tapi aku tidak tahu itu disembunyikan di mana. Aku akan lakukan apa pun untuk itu.” jawab Min Ho.

“Bahkan jika tersembunyi di suatu tempat, akhirnya akan muncul di pengadilan.” ucap Joon Hyuk.

 “Aku anggap, ini akan jadi kesempatan terakhir kita. Aku paham yang kau katakan.” Jawab Min Ho, lalu memutus panggilannya.

Joon Hyuk pun galau memikirkan kata2 ‘kesempatan terakhir kita’ yang diucapkan Min Ho tadi. Namun pada akhirnya, Joon Hyuk tetap memilih berada di sisi Min Ho ketimbang menolong Jung Woo.


Keesokan harinya, Eun Hye menemui Jung Woo di kejaksaan. Jung Woo langsung menanyakan Ha Yeon. Eun Hye memberitahu Jung Woo kalau tadi pagi ia bertemu Ha Yeon. Tae Soo dan Nyonya Oh menjaga Ha Yeon dengan baik. Tapi ada sedikit masalah, banyak wartawan yang menunggu Ha Yeon. Namun meski begitu, Eun Hye yakin Min Ho tidak punya celah mendekati Ha Yeon. Jung Woo lega mendengarnya.

Eun Hye lantas mengambil ponselnya dan mengaku ia punya kejutan untuk Jung Woo. Ternyata kejutannya adalah rekaman video Ha Yeon.

“Ayah.  Aku cinta Ayah. Ayah, aku kangen.  Cepat pulang ke rumah.” Ucap Ha Yeon.

Jung Woo tertawa melihatnya. Jung Woo lalu menanyakan Tae Soo. Eun Hye bilang Tae Soo akan menemui Jung Woo nanti setelah menyerahkan bukti. Eun Hye lalu menanyakan Kepala Jaksa Choi.

Kepala Jaksa Choi baru saja tiba di gedung pengadilan. Sambil menuju gedung pengadilan, ia teringat kata2 Jung Woo saat Jung Woo menyerahkan bukti pisau itu padanya.

“Akan sangat penting untuk menangkap Cha Min Ho. Sementara menikam Ji Soo dengan pisau ini, Cha Min Ho memotong tangannya dengan itu. Darahnya ada di pisau itu. Kepala Jaksa. Tolong simpan ini. Segera setelah aku menemukan Ha Yeon dan menyerahkan diri aku berniat mengungkapkan bukti ini. Tolong jaga ini baik-baik. “ ucap Jung Woo dengan tatapan memohon.


Di ruang persidangan, Kepala Jaksa Choi menyerahkan bukti itu pada Eun Hye.

Persidangan Jung Woo digelar. Hakim meminta bukti pisau itu pada Eun Hye. Eun Hye memberikannya. Hakim pun menyuruh asistennya segera menganalisis pisau itu. Joon Hyuk semakin was2 melihatnya.

Usai dari ruang sidang, Kepala Choi menemui hakim secara pribadi. Kepala Choi ingin mengawasi saat pisau itu dibawa ke gedung forensic. Hakim terkejut, namun ia mengizinkannya. Tapi melihat dari keterkejutan hakim, sepertinya hakim tidak menyangka Kepala Choi akan mengawasinya. *Mungkinkah si hakim udah kena suap Min Ho?*


Kepala Choi dan asisten hakim mulai meninggalkan gedung pengadilan membawa pisau itu. Joon Hyuk yang melihat kepergian mereka, langsung menghubungi seseorang.

Mobil yang dikemudian Kepala Choi ternyata diikuti Seok! Usai mendapat perintah Min Ho, Seok pun langsung memacu truknya mendekati mobil Kepala Choi. Namun tiba2 saja, sebuah truk berwarna putih memblok truk yang dikemudikan Seok. Seok kesal. Truk yang memblok jalannya truk Seok ternyata dikemudikan Cheol Sik. Hohoho… apakah yang terjadi??


Malam sebelum Jung Woo menyerahkan diri, Jung Woo berkata pada Cheol Sik kalau ia akan menyerahkan diri besok. Cheol Sik cemas, ia takut sesuatu yang salah terjadi di sini. Jung Woo berkata, tidak akan terjadi apa2 karena ia memiliki pisau itu.

“Ngomong2,  orang yang aku lihat di RS, dia Seok?” tanya Cheol Sik.

Jung Woo mengiyakan.

“Dan dia menabrak bosku dengan truk?” tanya Cheol Sik.

“Kupikir begitu. Dia yang mengurus semuanya untuk Cha Min Ho.” Jawab Jung Woo.

“Artinya, semua ini terjadi padaku karena dia. Bajingan itu!” gerutu Cheol Sik.

Wohoo… ternyata orang yang diawasi Cheol Sik sehabis makan mie adalah Seok! Sudah bisa ditebak, Cheol Sik langsung mengikuti Seok dan… mengetahui tentang Seok yang disuruh mencelakai Kepala Choi.

Cheol Sik terus memblok laju truk nya Seok, hingga akhirnya mobil yang dikemudian Kepala Choi mengambil laju yang berbeda dari laju truk nya Seok. 




Seok menggeram karena gagal melaksanakan tugasnya.


Min Ho yang baru mendapat laporan dari Seok pun berteriak kesal. Ia lantas mencari cara lain dengan menghubungi Joon Hyuk.


Usai dihubungi Min Ho, Joon Hyuk langsung ke gedung NFS.  Tapi ia tak berkutik melihat Kepala Choi yang dengan setia menunggu sampai hasil analisis pisau itu keluar.

Min Ho makin panic. Saking kesalnya karena tak bisa menemukan jalan keluar, ia sampai membanting papan namanya. Namun tiba2 saja, ia teringat saat sidik jarinya yang tiba2 saja berubah menjadi sidik jari Seon Ho. Saat itu, Jung Woo yang curiga meminta petugas memeriksa kembali jasadnya Seon Ho. Namun karena sidiknya jarinya Seon Ho rusak, maka sidik jari Min Ho lah yang diambil. Tapi hasilnya terbukti kalau Min Ho adalah Seon Ho. Min Ho baru sadar itu perbuatan ayahnya.


Min Ho pun langsung meminta bantuan ayahnya. Ia berlutut, bahkan menangis agar ayahnya mengubah hasil analisis pisau yang dipakainya menikam Ji Soo. Tapi begitu keluar dari ruangan sang ayah, Min Ho malah tersenyum senang. Rupanya tangisan Min Ho tadi hanya pura2 untuk membuat iba sang ayah.


Sung Gyu sudah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.


Hasil analisis pisau akhirnya keluar. Petugas mengaku sudah mengirimkan hasil itu ke kejaksaan. Kepala Choi mengangguk. Setelah petugas pergi, Kepala Choi memeriksa hasil analisisnya.

Jung Woo menunggu di ruang interogasi. Tak lama, Joon Hyuk datang membawakan hasilnya. Jung Woo terkejut karena tidak ditemukan DNA selain noda darah Ji Soo di pisau itu. Jung Woo yang merasa dikhianati, langsung mencengkram jas Joon Hyuk dan memojokkan Joon Hyuk ke dinding.

“Kang Joon Hyuk! Apa yang kau lakukan?!” teriak Jung Woo.

“Aku tak melakukan apa-apa. Jangan keliru. Kepala Jaksa Choi menyerahkan pisau yang kau ajukan sebagai bukti. Dan dia menunggu di sana sampai pagi ini. Aku tidak melakukan apa pun.” Jawab Joon Hyuk.

“Ini tidak mungkin. Tidak masuk akal. Kau sebut kau temanku?” ucap Jung Woo kecewa.


Petugas pun datang dan langsung membawa Jung Woo yang mengamuk keluar. Jung Woo yakin Joon Hyuk sudah memanipulasi pisau itu.


Jung Woo kembali ke sel. Eun Hye menemui Jung Woo.  Pada Eun Hye, Jung Woo berkata yakin mereka telah memalsukan hasil analisis pisau itu karena hal yang sama juga terjadi pada sidik jarinya Min Ho. 
“Kirim pisau ke tempat lain untuk pemeriksaan.” Pinta Jung Woo.

“Kepala Jaksa Choi sudah mengurusnya.” Jawab Eun Hye.

“Cha Min Ho.” Gerutu Jung Woo.

“Jika hal terus seperti ini, kita mungkin tidak dapat hasil yang kita inginkan.” ucap Eun Hye.


Sementara di ruangan kantornya, Min Ho senang karena bisa mengalahkan Jung Woo lagi. Setelah itu, Min Ho bergumam soal ayahnya yang bisa memanipulasi hasil analisis forensic tapi tak bisa memanipulasi hasil dari investigasi kejaksaan soal penggelapan dana yang Seon Ho lakukan.

Di selnya, Jung Woo berusaha mencari jalan keluar. Tak lama, Kepala Choi datang dan Kepala Choi langsung memerintahkan petugas membukakan pintu.


Jung Woo bicara pada Kepala Choi soal Min Ho yang sudah memanipulasi hasil analisis pisau. Kepala Choi berkata, harusnya mereka lebih berhati-hati. Jung Woo yakin mereka akan dapat hasil yang sama dari lab lain.

“Maaf, Jung Woo-ya. Kau pasti kesulitan untuk menyerahkan pisau itu.” ucap Kepala Choi.

Jung Woo hanya bisa memukul2 lantai dengan tatapan terluka.

“Pasti ada satu cara.” Ucap Jung Woo yakin.


Sung Gyu lagi makan telur gulung, tapi tiba2 saja ia ingat saat makan telur gulung sama Ha Yeon. Lalu TV di kedai tempat ia makan menyiarkan berita tentang Jung Woo yang kesulitan mendapatkan izin sidang ulang karena bukti telah ditolak.


Sementara itu, jaksa yang sedang menginterogasi Min Ho mengaku kalau ia dapat telepon dari Chamyung yang mengatakan bahwa Min Ho akan mengakui penggelapan dan penipuan yang Min Ho lakukan. Jaksa minta Min Ho menandatangani surat, tapi Min Ho menolak dan menyangkal perkataan jaksa. Ia juga menyuruh jaksa menyelidiki masalah itu lebih lanjut lagi.

Sementara itu, CEO Cha lagi ngomong sama Nyonya Myung. CEO Cha berkata, kalau mereka akan kehilangan kedua anak mereka. Nyonya Myung menanyakan kapan Seon Ho akan datang. Nyonya Myung juga mengaku sudah bertemu Min Ho kemarin. CEO Cha menyesal karena tidak mendengarkan kata2 istrinya di masa lalu soal Min Ho.

“Min Ho-ku. Min Ho yang malang.” Ucap Nyonya Myung.

“Maaf. Aku yakin kau akan marah lagi. Tapi tanpa Chamyung, kita juga takkan ada.” Jawab CEO Cha.


CEO Cha lalu memegangi dadanya yang terasa sakit. Tak lama ponsel CEO Cha berdering. CEO Cha kesal mendapat berita soal Min Ho.


Min Ho sendiri sedang berada di rumah abu Seon Ho.
“Hyung, aku mencoba hidup sepertimu. Tapi tidak mudah. Ayah kita tidak menganggapku sepertimu. Dia ingin meninggalkanku. Jadi itu sebabnya kupikir aku harus tinggalkan dia.” ucap Min Ho.

Yeah, Min Ho sudah membuat keputusan!

Min Ho pulang dalam keadaan mabuk. Yeon Hee sedikit cemas melihat Min Ho. Min Ho ingin mencium Yeon Hee, tapi Yeon Hee menolak.

“Kau hidup selama 6 tahun sebagai istri Cha Seon Ho, tapi sekarang kau harus hidup  sebagai istri Cha Min Ho selamanya. Berapa lama lagi aku harus menunggu?” tanya Min Ho.

“Kau mabuk.” Jawab Yeon Hee, lalu pergi.

“Soal ayahku. Aku akan tinggalkan dia. Aku harus bagaimana?” ucap Min Ho yang membuat langkah Yeon Hee terhenti. Yeon Hee pun menoleh dan menatap Min Ho dengan iba.

Di selnya, Jung Woo ingat saat ia memalsukan bukti2 dengan sangat sempurna.

“Jika pisau tidak rusak, itu sudah bisa. Apa yang harus kulakukan sekarang?” ucapnya.

Jung Woo lalu teringat kata2 Ha Yeon saat ia menemani Ha Yeon tidur sebelum menyerahkan diri keesokan harinya. Tangis Ha Yeon berderai saat itu dan Ha Yeon meminta Jung Woo berhenti menangis.
“Ha Yeon-ah, baiklah Ha Yeon-ah.” Ucap Jung Woo sambil memegangi dadanya yang terasa sesak.

Keesokan harinya, Eun Hye kembali menemui Jung Woo. Eun Hye memberitahu Jung Woo soal hasil tes lab pisau itu yang sama saja. Jung Woo pun resah. Eun Hye memberitahi sidang yang akan digelar hari ini hanya meminta kesaksikan Ha Yeon. Tak lama, Eun Hye dihubungi Kepala Choi dan ia pun terkejut. Setelah itu, Eun Hye langsung memberitahu Jung Woo tentang Sung Gyu yang menyerahkan diri.

Sung Gyu sedang diinterogasi. Sung Gyu mengaku bahwa Jung Woo tidak menikamnya. Jung Woo menemukannya saat kondisinya sudah terluka dan menghubungi 119.

“Dan maksudmu kau pelaku sebenarnya di balik kasusnya?” tanya detektif.

“Aku memang membawa Ha Yeon. Tapi aku tidak menikam Yoon Ji Soo.” Jawab Sung Gyu.

“Jadi kau tidak melakukan ini sendiri? Lalu… itu berarti kau punya kaki tangan. Siapa itu?” tanya detektif.

Sung Gyu pun kebingungan menjawabnya.


Yeon Hee memberikan berkas2 tentang pernyataan dana gelap yang dilakukan CEO Cha pada Min Ho. Min Ho ragu apakah berkas2 itu cukup untuk menjatuhkan ayahnya. Yeon Hee berkata, itu tergantung dari sikap Min Ho karena Chamyung adalah hal yang paling penting bagi CEO Cha. Min Ho ingin tahu darimana Yeon Hee mendapatkan semua itu. Yeon Hee terdiam. Min Ho lalu berterima kasih pada Yeon Hee.


Tak lama, Min Ho dihubungi seseorang dan ia terkejut menerima kabar soal penyerahan diri Sung Gyu. Yeon Hee ingin tahu kabar apa yang diterima Min Ho tapi Min Ho menolak memberitahukannya.

Kepala Choi langsung menggelar konferensi pers terkait penyerahan diri Sung Gyu. Kepala Choi berkata, Sung Gyu hanya seorang kaki tangan dan Sung Gyu mengikuti perintah Presdir Cha Seon Ho. Awak media langsung heboh.


Media langsung meminta klarifikasi Min Ho. Min Ho berkata, Sung Gyu ingin balas dendam padanya karena operasi adiknya Sung Gyu yang ia biayai gagal dan adik Sung Gyu meninggal.

“Apa Chamyung melakukan sesuatu padanya?” tanya awak media.

“Menurutmu kenapa dia melakukan pembunuhan terhadap Jaksa Park, ketika dia dendam pada Chamyung?” tanya awak media.

“ Kau harus tanyakan padanya yang menyerahkan diri.” Jawab Min Ho, lalu pergi.

Kepala Choi kembali menemui Jung Woo. Jung Woo meminta bantuan Kepala Choi untuk menemui Sung Gyu. Kepala Choi bilang Sung Gyu akan dipindahkan besok siang dan ia akan mengusahakan agar Jung Woo bisa menemui Sung Gyu.


Sung Gyu duduk di ruang interogasi kejaksaan. Tak lama, Jung Woo datang dan langsung memarahi Sung Gyu karena menyerahkan diri. Sung Gyu beralasan, karena itu satu2nya cara agar Jung Woo bisa bebas.

“Kita tak bisa tangkap mereka bahkan jika kau lakukan ini.” ucap Jung Woo.

“Jika aku bilang, aku kaki tangan dan aku punya bukti, mereka akan kirim bukti lain untuk menyalahkan aku. Lalu kau bisa bebas.” Jawab Sung Gyu.

“Maksudmu, kau akan menerima tuduhan itu?” tanya Jung Woo.

“Kita bisa dapatkan mereka setelah kau dibebaskan. Tolong biarkan aku membayar perbuatanku.” Jawab Sung Gyu

“Sung Gyu-ah…” Jung Woo tak setuju.

“Hyung, ayo kita lakukan ini.  Dengan begitu, kau akan bebas dan kau bisa temui Ha Yeon.” Bujuk Sung Gyu.

“Lee Sung Gyu!” sentak Jung Woo.

“Hyung, lakukan apa yang kusuruh.” Ucap Sung Gyu.

Tak lama, Kepala Choi datang dan menyuruh Jung Woo bergegas keluar.

“Aku akan cari cara lain. Ini tidak benar.” ucap Jung Woo.

“Ha Yeon menunggu.” Bujuk Sung Gyu.

“Tidak, kau tidak bisa. Kau tak bisa, aku bilang. “ ucap Jung Woo.

“Hyung, ini cara satu2nya.” Jawab Sung Gyu.

Setelah Jung Woo keluar, Sung Gyu kembali diinterogasi jaksa.

“Cha Seon Ho memberiku tempat di seberang tempat Jaksa Park. Dia menyuruhku pindah ke sana.” Ucap Sung Gyu.

“Kenapa dia menyuruhmu?” tanya jaksa.

“Itu untuk menghindari CCTV dalam insiden itu.” jawab Sung Gyu.

“Lalu apa yang kau lakukan pada malam insiden itu?” tanya jaksa.

“Aku menculik Ha Yeon seperti yang Cha Seon Ho suruh dan aku menyembunyikannya di tempatku.” Jawab Sung Gyu.

“Lalu siapa yang membunuh Yoon Ji Soo?” tanya jaksa.
“Yang kutahu, Cha Seon Ho dan  kaki tangan lain membunuhnya.” Jawab Sung Gyu.

“Kau punya bukti yang dapat mendukung pernyataanmu?” tanya jaksa.

“Iya.” Jawab Sung Gyu.

Joon Hyuk yang mengawasi interogasi Sung Gyu dari balik kaca kian cemas. Setelah berada di ruangannya, Joon Hyuk menghubungi Min Ho dan memberitahu soal bukti yang dimiliki Sung Gyu. Min Ho berkata, Joon Hyuk tak perlu cemas soal itu. Joon Hyuk bilang ia tak bisa melakukan apapun lagi jika Sung Gyu memang punya buktinya.


Usai bicara dengan Joon Hyuk, Min Ho bertanya2 bukti apa yang dimiliki Sung Gyu.


Seok yang menunggu di tepi jalan, mendapat perintah dari Min Ho terkait kesaksikan yang diberikan Sung Gyu.

Di kantornya, Joon Hyuk sedang mendengar rekaman suara Jung Woo dan Ha Yeon.

“Ha Yeon-ah, kau menangis? Ha Yeon-ah, jangan menangis.  Kau bisa menunggu, kan? Ayah akan segera kembali.” Ucap Jung Woo.

“Ayah cepat kembali.” Pinta Ha Yeon.

“Ayah akan segera ke sana.” Jawab Jung Woo.
Tak lama, kita mendengar rekaman suara Sung Gyu yang menyuruh Jung Woo menyerahkan diri kalau mau Ha Yeon tetap hidup.

Joon Hyuk lalu melihat rekaman video saat Sung Gyu membawa Ha Yeon sebelum Ji Soo terbunuh. Setelah itu, Joon Hyuk kembali menghubungi Min Ho.

“Tak cukup menjebak Lee Sung Gyu, bahwa dia bertindak sendiri. Butuh bukti lebih pasti.” Ucap Joon Hyuk.

“Jangan khawatir. Ini akan jadi berita lama besok pagi.” Jawab Min Ho.

“Besok pagi?” tanya Joon Hyuk sembari berpikir.

Sel Jung Woo dan sel Sung Gyu ternyata bersebelahan. Mereka duduk saling membelakangi dibatasi oleh dinding dan saling bicara. Jung Woo meyakinkan Sung Gyu kalau ia pasti menemukan cara lain.

“Ketika aku menyadari apa yang kulakukan, aku harusnya tak melakukan itu. Aku hanya berpikir soal uang untuk operasi adikku. Saat aku habiskan waktu bersama Ha Yeon, dia mengingatkanku pada adikku yang sudah mati. Hyung, sementara aku kabur bersama Ha Yeon, aku takut sekali dan itu sulit... untuk mengatasi apa yang kulakukan... dan fakta aku kabur bersama Ha Yeon. Tapi sekarang, aku merasa tenang.” Jawab Sung Gyu.

“Sung Gyu-ah, kau harus bayar kejahatan yang kau lakukan. Tak ada alasan bagimu, melakukan itu demi aku.” ucap Jung Woo.

“Apa rencanamu untuk menangkap mereka? Sidangmu sebentar lagi. Aku juga percaya padamu  seperti kau percaya padaku.  Ketika semua ini berakhir, izinkan aku bertemu Ha Yeon untuk terakhir kali.” Ucap Sung Gyu.

“Sung Gyu-ah.” Bujuk Jung Woo.

“Hyung, tolong keluar... apa pun yang terjadi.  Kumohon.” Pinta Jung Woo.

Setelah itu, kita melihat petugas jaga yang meninggal mejanya setelah mendapat perintah. Tak lama, Seok yang menyamar sebagai petugas datang dan menyelinap masuk ke selnya Sung Gyu. Tak lupa ia mematikan kamera CCTV sebelumnya. Sung Gyu yang sedang tidur itu pun terbangun dan Seok langsung membekap Sung Gyu sampai Sung Gyu hilang kesadaran.

Ambulance langsung dihubungi dan petugas berlarian ke sel Sung Gyu. Jung Woo yang mendengar ribut-ribut pun terbangun dan langsung memeriksa apa yang terjadi.  Seorang petugas melaporkan tentang napi yang bunuh diri. Jung Woo panic dan langsung memanggil2 Sung Gyu. Tapi Sung Gyu tak juga menjawab panggilannya.

Tak lama, Jung Woo melihat jasad Sung Gyu yang ditutupi kain putih digotong menuju keluar sel.

Tangis Jung Woo pecah.

“LEE SUNG GYU!” teriaknya.

0 Comments:

Post a Comment