Nenek keluar dari kamar dan berteriak memanggil Geum Hee. Tapi yang datang Nyonya Park.
"Ibu, kau butuh sesuatu?"
"Dimana Auto?"
"Dia pergi berbelanja. Roo Bi pulang hari ini."
"Tidakkah kau terlalu baik menyambut si pembuat masalah dengan sebuah pesta?" tanya nenek.
Nyonya Park hanya tersenyum mendengarnya.
Nyonya Park mau pergi, tapi nenek kembali bertanya.
"Apa kau menyuruhnya memberi tulang kaki sapi juga?"
"Ibu ingin sup tulang kaki sapi?"
"Roo Bi sudah luntang lantung di jalanan beberapa hari. Kondisinya pasti tidak baik. Seharusnya dia tidak kembali tapi dia kembali jadi kita harus bersikap baik padanya demi Gyeong Min."
"Aku mengerti ibu." jawab Nyonya Park, lalu beranjak pergi.
"Aku punya firasat tidak enak dia kembali. Tapi demi Gyeong Min, aku harus menerimanya kembali." ucap nenek.
Di restoran, Gilja sewot karena Chorim belum kembali.
Gila lantas menanyakannya pada Soyoung.
"Dia tidak bisa dihubungi. Apa dia bertemu dengan Chef No?"
"Kurasa begitu."
"Ada apa dengan mereka? Mereka bukan anak-anak lagi."
Ponsel Soyoung berdering. Soyoung pun langsung menyingkir keluar.
"Ada apa. Jihyeok-ssi?"
"Ahjumma belum kembali, kan?"
"Benar, kurasa sesuatu yang baik telah terjadi."
"Gomawoyo Soyoung-ssi."
"Kita sudah berteman sekarang jadi jangan bersikap terlalu formal padaku."
"Arraseoyo, Soyoung-ssi, ah maksudku, Soyoung-ah." jawab Jihyeok malu-malu.
Daepung pun pulang dan Jihyeok langsung menyudahi pembicaraannya dengan Soyoung.
"Kau punya pacar juga?" tanya Daepung.
"Aniyo." jawab Jihyeok.
"Kau tidak bisa berbohong. Sejauh yang kulihat, kau sedang jatuh cinta." ucap Daepung.
Jihyeok mati-matian menyangkal, tapi Daepung tidak percaya dan yakin Jihyeok sedang jatuh cinta.
Dengan wajah terpaksa, Tuan Bae mengucapkan selamat datang pada Roo Na.
Roo Na meminta maaf karena sudah membuat Tuan Bae dan keluarga cemas.
Roo Na lalu menyapa nenek.
"Bagus lah kau kembali." jawab nenek sedikit terpaksa.
"Kau pasti lelah jadi pergilah ke kamarmu dan istirahat. Aku akan memanggilmu jika makan malam sudah siap." ucap Nyonya Park.
Gyeong Min dan Roo Na pun langsung naik ke atas.
"Seperti menyambut seorang pahlawan saja." sindir Se Ra.
"Se Ra-ya." tegur Nyonya Park.
"Aku mengerti. Aku itik buruk rupa." jawab Se Ra.
"Jika kau tidak suka mendengarnya, menikahlah. Mertuamu akan menyayangimu juga." ucap nenek.
"Aku akan menikah jadi hentikan omelanmu." jawab Se Ra.
Tuan Bae langsung tertawa.
"Strategi ibu berhasil." ucapnya.
"Kau yang terbaik, Samonim." puji Geum Hee.
Roo Na sedang melihat-lihat kamarnya yang tidak dilihatnya belakangan ini.
Pandangannya lalu terjatuh pada foto pernikahannya.
Tak lama kemudian, Gyeong Min datang.
"Kau melihat apa?"
"Aku tidak tahu kalau kamar ini secantik ini. Aku memang bodoh, tidak menyadari betapa cantik dan berharganya kamar ini."
"Kau mau mandi?"
"Kau saja yang duluan."
Roo Na lalu mendapatkan SMS dari Roo Bi.
Kau senang? Nikmatilah waktumu selama masih ada. Jam terus berdetak.
Roo Na pun langsung cemas.
Di rumah, Gilja kesal karena Roo Na balik ke rumah Gyeong Min tanpa pamit padanya terlebih dulu.
Soyoung menenangkan Gilja. Ia mengatakan, hal terbaik bagi Roo Na untuk kembali ke rumah Gyeong Min.
Roo Bi lalu menanyakan Chorim.
Gilja yang sebal pun mengaku tidak tahu dimana Chorim.
Tak lama kemudian, Chorim datang bersama Dongpal.
Chorim dan Dongpal meminta restu Gilja.
Chorim kemudian menjelaskan, bahwa mereka akan benar-benar menikah kali ini.
"Tapi mengingat situasi keuangan kami, kami memutuskan tidak akan menggelar resepsi. Kami akan langsung pindah dan menggelar resepsi pernikahan nanti." ucap Chorim.
Diluar, Soyoung dan Roo Bi yang mendengarkan pembicaraan mereka pun kaget.
Gilja tidak setuju. Ia ingin Chorim dan Dongpal memiliki pesta pernikahan.
Gilja lantas menanyakan soal Jihyeok dan Daepung.
Dongpal mengaku, ia dan Chorim akan menyewa tempat baru jadi Daepung dan Jihyeok tidak perlu pindah.
Chorim pun meminta Gilja tidak cemas dan meyakinkan Gilja kalau ia dan Dongpal agar bekerja keras agar dapat memiliki rumah yang layak.
"Tinggal saja disini. Soyoung bisa sekamar dengan Roo Na atau denganku." ucap Chorim.
Mendengar itu, sontak Chorim senang. Ia pun langsung memeluk Gilja.
Dongpal dan Chorim lalu mengucapkan terima kasih.
Mereka semua akhirnya terbang ke Jeju.
Roo Bi menatap langit Jeju seolah tempat itu punya kenangan tersendiri baginya.
Gyeong Min dan Roo Na menunggu di depan hotel.
Tak lama kemudian, Roo Bi cs tiba.
Gyeong Min pun langsung memberikan ucapan selamat pada Dongpal.
Setelah itu, Chorim mengenalkan Jihyeok sebagai putranya pada Gyeong Min dan Roo Na.
Gilja lantas mengucapkan terima kasih karena Gyeong Min sudah mengizinkan mereka menggunakan hotelnya.
Gyeong Min lalu menyuruh mereka masuk.
Mereka pun masuk.
Tinggal lah Roo Bi dan Roo Na.
"Aku tidak berpikir, kau akan datang." ucap Roo Na.
"Aku tidak akan melewatkan pernikahan Bibi Chorim." jawab Roo Bi.
"Kau yakin akan baik-baik saja? Kita berada di resort keluarga Gyeong Min." ucap Roo Na.
"Kalau begitu makin banyak alasan bagiku untuk datang. Seperti yang kau tahu, seharusnya ini menjadi milikku." jawab Roo Bi.
Roo Bi lalu beranjak pergi. Roo Na langsung resah setelah mendengar kata-kata Roo Bi.
Dongpal dan Chorim jalan-jalan di kebun bunga.
Chorim merasa ia seperti sedang jalan-jalan di Surga dengan Dongpal.
Dongpal lantas berterimakasih karena Chorim sudah memperkenalkan Jihyeok sebagai putra mereka.
"Dia kan memang putramu." jawab Chorim.
"Gomawo, Jeong Chorim-ssi!" ucap Dongpal.
Dongpal kemudian memeluk Chorim. Ia juga berniat mencium Chorim.
Chorim yang malu mendorong Dongpal, hingga Dongpal jatuh.
"Noonim, tidak bisakah kau sedikit tenang padaku?"
"Mianhae." jawab Chorim.
Chorim pun membantu Dongpal berdiri, tapi setelah Dongpal berdiri mereka kaget melihat tanaman yang tercabut karena tertindih badan Dongpal saat jatuh tadi.
Pengelola kebun datang. Chorim langsung meminta maaf dan mengaku tidak sengaja merusakkannya.
Dongpal pun berniat mengganti kerusakannya tapi si pengelola berkata tidak masalah.
"Tapi apakah kau lulusan sekolah menengah Yurim?" tanya si pengelola pada Chorim.
Sontak, Chorim terkejut melihat sosok pria di depannya.
Merasa mengenali pria itu, Chorim pun kabur dan ngumpet dibalik tanaman.
"Apakah dia Lee Kwang Soo, cinta pertamaku saat masih di sekolah? Dia ketua kelas kami?" ucap Chorim kaget.
*Ahay, namanya Lee Kwang Soo....
Dongpal pun menyusul Chorim.
"Kau mengenal pria tadi?"
"Tidak. Aku tidak tahu siapa dia." jawab Chorim lalu pergi.
Roo Na sedang berduaan dengan Gyeong Min di kebun bunga.
In Soo yang melihat mereka dari kejauhan bersama Roo Bi pun tidak habis pikir.
"Dia tahu ingatanmu sudah kembali namun dia sangat tidak tahu malu. Aku pernah jatuh cinta sekali padanya, namun kurasa aku belum sepenuhnya mengenal dirinya." ucap In Soo.
In Soo lantas membujuk Roo Bi untuk melupakan balas dendam dan move on dari Gyeong Min.
Tapi Roo Bi tidak bisa.
Gilja, Roo Bi, Chorim dan Soyoung masuk ke kamar mereka.
Gilja, Chorim dan Soyoung pun takjub melihat kamar mereka.
Gilja pun menyuruh In Soo dan Roo Na menikah di tempat itu juga.
Setelah mengatakan itu, Gilja menyusul Chorim dan Soyoung ke teras jendela.
Roo Bi langsung berkaca-kaca. Ia pun berandai-andai, seandainya kecelakaan itu tidak pernah terjadi.
Gyeong Min memeluk Roo Na dari belakang.
"Tidakkah kau membenciku? Kau masih mencintaiku?" tanya Roo Na.
"Aku suamimu dan kau istriku. Aku masih mencintaimu." jawab Gyeong Min.
"Aku juga mencintaimu." ucap Roo Na.
Mereka pun berpelukan.
Bersambung ke part 2.........