Chae Rin terkejut mendengar Yeon Joo menyanyikan lagu yang sering dinyanyikan Soo A dan Nyonya Park.
Bersamaan dengan itu, Nyonya Park keluar dari dalam rumah.
Sontak, Chae Rin panic tapi tak lama kemudian, pelayan keluar menyuruh Nyonya Park masuk lagi ke dalam rumah.
Chae Rin mendekati Yeon Joo. Ia terus menatap Yeon Joo.
Ditatap seperti itu membuat Yeon Joo heran. Ia bertanya kenapa Chae Rin menatapnya begitu tapi Chae Rin tidak menjawab dan malah menanyakan lagu itu.
"Kupikir semua hal bisa membuatmu marah." ketus Yeon Joo.
"Bagaimana kau tahu lagu itu?" tanya Chae Rin.
"Kenapa kau ingin tahu? Kudengar kau bukan anak kandung keluarga ini. Nyonya Park mengatakannya padaku, kau hanyalah anak adopsi. Kau memainkan peranmu dengan baik." jawab Yeon Joo.
Yeon Joo lantas meminta Chae Rin enyah dari hadapannya.
Ia berkata, meskipun di dunia ini hanya tinggal mereka berdua, mereka tidak akan pernah menjadi teman.
Setelah mengatakan itu, Yeon Joo pun pergi.
Tepat setelah Yeon Joo pergi, Nyonya Park keluar dan memanggil Chae Rin.
Chae Rin langsung menoleh.
Jae Sang mengancam Eun Hyuk akan menerbitkan foto-foto kebersamaan Eun Hyuk dan Chae Rin di koran.
Jae Sang bilang, Chae Rin akan menjadi headline dimana-mana dengan topik perselingkuhan.
"Dia akan disebut pezina sampai akhirnya ingin bunuh diri."
Kesal, Eun Hyuk mencengkram kerah baju Jae Sang.
"Kenapa kau seperti ini! Kau masih menginginkan perusahaan mereka?" tanya Eun Hyuk.
"Aku menginginkan hal lain." jawab Jae Sang.
"Apa yang kau inginkan!" tanya Eun Hyuk.
"Min Chae Rin." jawab Jae Sang, lalu tertawa puas.
Setelah itu, Jae Sang menyuruh Eun Hyuk merobek surat pengunduran dirinya.
"Kau tidak akan kemana-mana sampai aku menyuruhmu pergi. Kau adalah seekor anjing dan aku pemilikmu."
Demi melindungi Chae Rin, terpaksalah Eun Hyuk menuruti keinginan Jae Sang.
"Kau seharusnya melakukan itu lebih cepat." jawab Jae Sang, lalu beranjak pergi.
Nyonya Park meletakkan daging yang sudah dipotongnya ke piring Chae Rin.
"Perceraian bukan masalah besar akhir-akhir ini, jadi kau tidak perlu merasa malu. Chae Rin-ah, kau ingat hari saat kita memilih gaun pengantinmu? Aku menamparmu bukan karena aku marah padamu. Ada insiden kecil sebelum kau tiba. Di sana, aku melihat gaun yang ingin kuberikan pada Soo A ketika dia kembali. Tapi orang lain mengenakan gaun itu dan dia terlihat sempurna dengan gaun itu. Aku yakin itu tidak akan terlihat bagus bahkan jika Soo A memakainya sendiri. Aku merasa Yeon Joo adalah Soo A sejak awal."
"Bagaimana bisa ibu merasa seperti itu?" tanya Chae Rin.
"Begitulah pertemuan pertama kami. Saat aku pergi makan mie kimchi mentimun dengannya terakhir kali, aku menyadari bahwa kami memiliki selera yang sama." jawab Nyonya Park.
"Lantas?" tanya Chae Rin.
"Aku sadar, kau mungkin sedih dengan apa yang kukatakan ini tapi itulah kenyataannya. Seperti yang kau ketahui, kita cukup berlawanan. Aku tahu kau berusaha keras untukku tapi selera kita, hobi dan perasaan kita, semuanya berbeda. Kita tidak pernah rukun. Itulah kenapa kau memiliki waktu yang sulit ketika aku marah. Kau pernah mencoba mie kimchi mentimun sekali tapi alergimu langsung kumat dan kami melarikanmu ke IGD." jawab Nyonya Park.
"Dan ibu rukun dengan Yeon Joo?" tanya Chae Rin.
"Itu aneh, kan?" ucap Nyonya Park.
"Benar, itu aneh." jawab Chae Rin. Dia terluka!
Eun Hyuk menghampiri Jae Sang di atap gedung Taesan.
"Cha Eun Hyuk dan Min Chae Rin. Istri boss dan sopirnya. Sungguh dramatis. Apa yang akan terjadi pada kalian berdua jika pimpinan tahu?"
Jae Sang lantas berkata, bahwa tempat mereka berdiri sekarang adalah tempat dimana kedua mantan istrinya jatuh dan meninggal.
"Mereka bunuh diri tapi orang-orang mengatakan mereka dipaksa bunuh diri. Bersikaplah seolah tidak terjadi apa-apa. Kau tidak pernah menyadapku, tidak pernah memberikan fotoku pada wartawan dan tidak ada hubungan dengan Min Chae Rin. Kau menulis surat pengunduran diri karena kau lelah mengurusku tapi kau sadar tidak ada tempat yang lebih baik selain di sini." suruh Jae Sang.
Jae Sang lalu beranjak pergi.
Eun Hyuk bertanya, kenapa dia harus melakukannya.
"Itu adalah kebanggaan terakhirku. Ayahku tidak boleh mengetahui ini." jawab Jae Sang, lalu pergi.
Jae Sang menemui ayahnya. Sang ayah pun marah-marah lantaran Jae Sang sudah membuat mereka kehilangan Makepacific.
Jae Sang meminta maaf.
Tak lama, seketaris datang membawakan kiriman dari Nyonya Na.
Jae Sang pun langsung membuka kiriman dari Nyonya Na.
Nyonya Na mengirimkan permen berukuran besar.
Sontak, Pimpinan Moon semakin murka melihat hadiah Nyonya Na.
Nyonya Na tertawa keras, menertawakan Pimpinan Moon. Ia yakin Pimpinan Moon sedang marah-marah melihat kiriman darinya.
Bu Kim yang sedang menuangkan teh ikut tersenyum.
"Kita telah berhasil melewati krisis. Katakan pada pelayan untuk membuat membuat pesta besar dengan makanan favorit Chae Rin sebagai menu makan malam."
"Anda melakukannya untuk Chae Rin?" tanya Bu Kim.
"Kau tahu berapa banyak saham yang dia dapatkan dari Pimpinan Moon? Kita harus mengambilnya kembali sebelum dia memutuskan sesuatu. Dia terlahir dengan kehidupan rendahnya, tapi dia bisa bertahan dan berpura-pura dalam segala hal tapi dia lemah dalam hal lain. Pernahkah kau melihat dia bersama ibunya Soo A? Meskipun ibunya Soo A menyuruhnya pergi tapi dia meminta ibu Soo A memeluknya dan menatapnya. Jadi jika kita memberinya kasih sayang dia akan segera yakin. Setelah kita mendapatkan sahamnya, aku akan meletakkannya di bawah nama Soo A. Itu akan menjadi milik Soo A. Setelah Soo A kembali, aku akan mencopot jabatan Min Joon Sik dan membuat Soo A mengambil alih perusahaan." jawab Nyonya Na.
Nyonya Na lantas menyuruh Bu Kim bersiap-siap karena ia mau pergi ke kuil menemui si cenayang.
Sesampainya diluar, Bu Kim menatap ke pintu kamar Nyonya Na dengan wajah cemas.
*Jd ceritanya si Nyonya Na ini mau ngerampok sahamnya Chae Rin toh. Eh berarti saham Chae Rin lebih besar dari Nyonya Na dong ya.
Jae Sang meminta ayahnya tenang.
Ia menyuruh ayahnya minum obat agar lebih tenang tapi sang ayah malah mencampakkan obat itu.
Sang ayah masih menyalahkannya karena gagal mendapatkan Makepacific.
Ia bahkan hampir dilempari asbak oleh ayahnya tapi ia tidak takut lagi sekarang.
Jae Sang lantas mengaku bahwa ia tidak mau lagi menjadi bagian dari rencana ayahnya.
Ia ingin menjadi Presdir Grup Taesan dengan kemampuannya sendiri.
Jae Sang kemudian berdiri dan meminta maaf soal dana gelap
Setelah itu, ia berlutut pada sang ayah.
"Aku anakmu jadi aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama dua kali. Aku tidak akan melepaskan Makepacific. Kita harus mendapatkannya. Tunggu dan lihat saja. Aku akan membuat mereka membayar atas penghinaan yang telah mereka lakukan." ucap Jae Sang.
Jae Sang lalu melirik permen Nyonya Na dengan tatapan penuh dendam. Oooow... si nenek bikin masalah lagi.
Padahal
Makepacific baru aja lolos dari krisis tapi gara-gara si nenek ngehina
Grup Taesan, Grup Taesan jadi bertekad lagi kan ngerebut Makepacific...
Sementara si nenek yang gk tau buah dari tindakannya itu berniat nyerahin Makepacific ke tangan Soo A.. bisakah Soo A menyelamatkan perusahaan seperti Chae Rin menyelamatkan perusahaan dari cengkraman Taesan Group.. Penasaran..
Di ruangannya, Chae Rin lagi memeriksa data pribadi Yeon Joo.
Setelah itu, ia mengambil berkas hasil tes DNA dan membandingkannya dengan data Yeon Joo.
Tiba-tiba, Presdir Min datang. Chae Rin pun langsung memasukkan data-data Yeon Joo serta hasil tes DNA ke dalam lacinya.
"Ayah tidak tahu kenapa nenekmu menyuruhmu pulang ke rumah tapi ayah harap kau bisa nyaman sekarang. Tidak hanya di rumah tapi juga di perusahaan."
Presdir Min juga menyesal karena memberi izin Chae Rin menikah dengan Jae Sang.
"Itu masa lalu. Orang-orang akan segera berhenti membicarakannya seperti rumor yang menimpa perusahaan kita. Ayah tidak lihat penjualan kita mulai meningkat lagi?"
"Kau sudah memeriksanya? Kau memang pekerja keras."
Presdir Min lantas mengajak Chae Rin minum teh tapi Chae Rin mengaku ada sesuatu yang harus ia kerjakan.
Presdir Min yang mengira Chae Rin akan mengecek salah satu outlet mereka pun semakin bangga pada Chae Rin.
Chae Rin ke restoran Nyonya Do dan pura-pura memesan makanan.
Nyonya Do langsung melayani Chae Rin dan berkata bahwa makanan di tempat mereka itu berbeda dari makanan di tempat lain.
Setelah mengoceh panjang lebar, Nyonya Do baru sadar kalau ia baru kali ini melihat Chae Rin.
"Aku ingat semua pelangganku tapi kau aku tidak ingat. Sepertinya ini kali pertama mu datang kemari."
Chae Rin lantas memancing Nyonya Do. Ia menunjukkan foto Soo A dan mengaku menemukan foto Soo A di depan pintu.
Sontak, Nyonya Do kaget dan langsung berlari keluar. Ia pikir, Pil Doo datang lagi.
Tak lama kemudian, ia kembali masuk ke dalam.
"Dia pasti menjatuhkan ini saat berusaha mengatakan sesuatu pada Yeon Joo. Dia tidak seharusnya mengatakan hal bodoh pada Yeon Joo."
Nyonya Do lantas meraih ponselnya dan menghubungi Yeon Joo.
Yeon Joo sendiri lagi bicara dengan Nyonya Park. Ia mengaku, teringat Nyonya Park saat mendatangi restoran mie kimchi mentimun, jadi ia membelikan Nyonya Park seporsi besar mie kimchi mentimun.
"Benarkah? Aku minta maaf karena kita batal bertemu tadi tapi sekarang datanglah. Ibuku sedang tidak ada di rumah, jadi kita bisa makan dan minum teh."
Nyonya Do gemas karena Yeon Joo tidak bisa dihubungi.
Ia terus dan terus berusaha menghubungi Yeon Joo. Akhirnya, Yeon Joo pun menjawabnya.
"Kau bicara dengan siapa barusan!"
"Wae, Eomma? Kenapa kau tiba-tiba berteriak?"
"Kau dimana? Bersama siapa?"
"Aku sendirian. Aku sedang dalam perjalanan ke rumah samonim."
"Katakan kau dimana. Aku akan mengantarmu."
Selesai bicara dengan Yeon Joo, Nyonya Do pun mengaku akan membunuh Pil Doo jika melakukan sesuatu pada Yeon Joo.
Mendengar itu, Chae Rin sontak kaget. Ia pun sadar, Soo A adalah Yeon Joo.
Chae Rin menepikan mobilnya dan teringat saat Yeon Joo memakai gaun Soo A.
"Ha Yeon Joo-ssi, jadi itu kau? Kau adalah Soo A?" ucapnya syok.
Yeon Joo sudah tiba di kediaman Nyonya Park.
Bersamaan dengan itu, Bu Kim dan Nyonya Na juga tiba.
Nyonya Na mengaku senang mendengar terawarangan si cenayang yang mengatakan bahwa Soo A akan segera kembali.
Bu Kim mengajak Nyonya Na masuk.
Melihat Yeon Joo yang berdiri di depan gerbang, Nyonya Na pun kaget.
"Aku datang untuk memberikan ini pada Nyonya Park."
"Apapun itu, bawa saja lagi. Aku tidak suka orang asing masuk ke rumahku. Sebaiknya kau berhentilah menjadi seketarisnya."
"Nyonya Park yang mempekerjakanku jadi aku akan melakukan semua perintahnya."
Yeon Joo lantas memberikan yang ia bawa pada Bu Kim tapi Nyonya Na melemparkannya.
"Rumahku bukan tempat yang bisa didatangi orang asing seenaknya."
Nyonya Na mengusir Yeon Joo.
Yeon Joo pun mengambil mie kimchi mentimunnya tapi Nyonya Na malah menyepaknya.
"Kenapa anda seperti ini!"
"Itukah yang diajarkan ibumu, berteriak kepada orang yang lebih tua?"
Mendengar itu, Yeon Joo sontak kesal dan menyuruh Nyonya Na minta maaf. Tapi Nyonya Na tidak mau.
Nyonya Na berkata, jika Yeon Joo tidak mau ia mempermalukan ibunya maka Yeon Joo harus menjaga sikap.
"Anda melakukan ini karena uang kan? Aku tidak akan pernah kembali meskipun diminta jadi minta maaf!" teriak Yeon Joo.
Nyonya Na menampar Yeon Joo.
Nyonya Do yang datang menyusul Yeon Joo pun marah melihat putrinya ditampar. Ia langsung menyerang Nyonya Na.
Bu Kim dan Yeon Joo langsung memisahkan mereka. Bu Kim menarik Nyonya Na dan Yeon Joo menarik ibunya.
Yeon Joo lalu membawa ibunya pergi.
Dari kejauhan, Chae Rin melihat kekacauan itu.
*Ngakak berat liat Nyonya Na dijambak...
Bu Kim memapah Nyonya Na ke dalam.
Nyonya Park pun menyalahkan Nyonya Na yang sudah menampar Yeon Joo.
Tapi ia balik dimarahi Nyonya Park.
"Jika kau melihat bagaimana sikapnya tadi, terlihat jelas betapa rendahnya darah mereka. Itulah kenapa darah itu menakutkan!"
Nyonya Do memarahi Yeon Joo yang masih bertahan di rumah itu.
"Aku hanya bekerja." jawab Yeon Joo.
"Keluar sekarang! Kau bahkan tidak diperlakukan seperti manusia. Jika kau tidak ingin melihat ibumu mati, berhentilah."
Nyonya Do lantas duduk di jalanan. Ia luka melihat putrinya diperlakukan seperti itu.
Tapi Yeon Joo tidak mau keluar dari rumah itu.
*Yeon Joo ini yee... ibunya udah nangis kayak gitu tetap aja keras kepala, mau jadi seketarisnya Nyonya Park. Semua ini karena Eun Hyuk. Dia bersedia jadi seketaris Nyonya Park demi membalas dendam pada Chae Rin.
Malam harinya, Pil Doo menyeruput mie di taman.
Ia kesal karena tidak punya tempat untuk dituju.
Pil Doo lantas teringat orang yang menyekapnya di gudang.
"Jika bukan wanita itu lalu siapa? Mereka muncul setelah aku bertemu wanita itu. Kenapa mereka tidak suka melihat reuni sebuah keluarga."
Tidak punya gambaran siapa pelakunya, Pil Doo pun kesal dan tidak sengaja menendang mie nya sampai tumpah.
Pil Doo pun tambah kesal karena tidak punya uang untuk membeli makan malam lagi.
Pimpinan Moon penasaran kenapa Eun Hyuk merobek sendiri surat pengunduran diri itu.
Eun Hyuk berkata, lebih menyenangkan baginya berada di sisi Jae Sang dan melihat Jae Sang menjadi Pimpinan Taesan.
Pimpinan Moon minta jaminan agar Eun Hyuk tidak menyerahkan surat itu lagi.
"Semua orang pernah melakukan kesalahan. Itu manusiawi. Dia tidak akan pernah pergi kemana pun tanpa persetujuanku sampai mati. Aku juga berencana menjadikannya sahabat mulai sekarang."
Mendengar itu, Pimpinan Moon senang.
Pimpinan Moon lalu menyuruh Eun Hyuk pergi.
Eun Hyuk pamit. Jae Sang juga pamit.
"Kau melakukannya dengan baik. Awasi musuhmu dari dekat. Jadikan mereka temanmu lalu kau akan tahu bagaimana menjatuhkannya saat ia lengah." ucap Pimpinan Moon.
*Omo, ini kek nya Pimpinan Moon tahu nih Eun Hyuk mengkhianati mereka.
Chae Rin, Presdir Min dan Nyonya Park terkejut melihat Nyonya Na bersikap baik pada Chae Rin.
"Nyonya Na menyuruhku menyiapkan makanan favoritmu." ucap Bu Kim.
"Meskipun ada banyak makanan favoritmu di sana, kau tidak bisa makan dengan nyaman bersama mertuamu. Jadi makanlah dengan nyaman di rumah kita." jawab Nyonya Na.
"Rumah kita?" tanya Chae Rin kaget.
Presdir Min lalu memberitahu Nyonya Na bahwa Chae Rin sudah memeriksa outlet2 mereka.
Nyonya Na pun memuji kepintaran Chae Rin dan meminta Bu Kim menyiapkan teh untuk mereka karena ia mau minum teh dengan Chae Rin.
Bu Kim tersenyum melihatnya.
*Entah apa arti senyuman Bu Kim ini, tp sy ngerasa Bu Kim akan membantu Chae Rin pada akhirnya.
Bu Kim menyiapkan teh untuk Chae Rin dan Nyonya Na.
Nyonya Na menatap tajam Chae Rin dan berkata dalam hatinya kalau ia tidak punya pilihan lain selain memperlakukan Chae Rin dengan baik karena Chae Rin memiliki saham itu. Ia mengaku melakukan semua itu demi Soo A.
Lalu melihat Chae Rin yang diam saja, Nyonya Na pun menyuruh Chae Rin meminum tehnya.
Saat hendak meminum teh nya pula, Nyonya Na merasa kesakitan di tangannya.
"Nenek baik-baik saja?"
"Ada insiden kecil tadi siang disini. Ibunya Ha Yeon Joo datang dan membuat kekacauan." jawab Bu Kim.
Nyonya Na langsung sewot. Ia bahkan menyebut Nyonya Do dan Yeon Joo sebagai manusia rendahan.
"Manusia rendahan itu adalah cucumu sendiri. Soo A, yang kau tunggu." batin Chae Rin.
"Aku tidak tahu kenapa ibunya Soo A menyukai mereka. Aku harus segera memisahkan mereka. Sesuatu yang buruk mungkin terjadi jika aku membiarkan mereka." jawab Nyonya Na.
"Bu Kim, kau punya ide?" tanya Nyona.
Chae Rin pun langsung menawarkan diri melakukannya.
"Kau bisa melakukannya?" tanya Nyonya Na.
"Jika nenek memintanya." jawab Chae Rin.
"Tentu saja. Hanya memikirkannya saja membuatku merinding. Setelah bertemu ibunya, aku tidak tahan lagi." ucap Nyonya Na.
"Kau yakin tidak akan menyesal?" batin Chae Rin.
Chae Rin lalu berkata, akan melakukan apa yang diminta Nyonya Na.
Nyonya Na langsung tersenyum.
Sementara Bu Kim terlihat kaget.
Nyonya Do kesal karena Yeon Joo tidak mau mendengarnya.
"Aku melihat putriku ditampar jadi bagaimana bisa aku diam saja? Uang yang kusimpan untuk pernikahanmu masih ada. Jadi pergilah belajar keluar negeri. Kalau tidak cukup, aku akan menjual rumah ini!"
Yeon Joo pun menghela nafas.
Eun Hyuk yang sedang jogging diikuti orang suruhan Jae Sang.
Orang suruhan Jae Sang mengikutinya kemana pun.
Eun Hyuk mampir ke minimarket. Ia membeli minuman. Saat hendak membayar minumannya, ia melihat bunga anggrek putih di meja kasir.
"Ini bunga anggrek putih. Cantik, kan?" ucap si kasir.
Eun Hyuk mengangguk.
Chae Rin ke ruangan ayahnya dan mendengar ayahnya sedang berbicara di telepon soal kontrak.
"Itu karena kontrak dengan China terakhir kali, kan?" tanya Chae Rin.
"Jika kita menandatangani kontrak itu, uri Makepacific akan menjadi perusahaan global. Tapi kita kehilangan kesempatan itu dan aku merasa agak sedih. Jika kita mendapatkan kontrak itu, kita akan mudah membuka toko di Shanghai dan Beijing." jawab Presdir Min.
Presdir Min lantas berterima kasih pada Chae Rin karena sudah membuat saham mereka kembali.
"Sebenarnya itu bukan aku. Ada seseorang yang membantuku. Dia keluar dari pekerjaannya karena aku." ucap Chae Rin.
"Ada orang seperti itu? Kau harusnya memperkenalkannya padaku. Aku penasaran." jawab Presdir Min.
"Ayah mau kuperkenalkan dengannya?" tanya Chae Rin.
Chae Rin dan Eun Hyuk sudah duduk di restoran. Eun Hyuk yang gugup tidak berhenti merapikan dasinya.
"Tidak perlu gugup. Ayahku orang yang baik." ucap Chae Rin sembari tersenyum.
"Aku bisa melihatnya. Kau tidak bisa berhenti tersenyum sekarang." jawab Eun Hyuk.
Eun Hyuk kemudian melirik jamnya.
"Kau punya janji? Kau pengangguran jadi seharusnya kau punya banyak waktu." ucap Chae Rin.
Tak lama kemudian, Presdir Min datang.
Chae Rin dan Eun Hyuk langsung berdiri.
Chae Rin memanggil ayahnya.
Presdir Min tersenyum pada Chae Rin.
Bersambung ke part 2............
Sementara si nenek yang gk tau buah dari tindakannya itu berniat nyerahin Makepacific ke tangan Soo A.. bisakah Soo A menyelamatkan perusahaan seperti Chae Rin menyelamatkan perusahaan dari cengkraman Taesan Group.. Penasaran..
Di ruangannya, Chae Rin lagi memeriksa data pribadi Yeon Joo.
Setelah itu, ia mengambil berkas hasil tes DNA dan membandingkannya dengan data Yeon Joo.
Tiba-tiba, Presdir Min datang. Chae Rin pun langsung memasukkan data-data Yeon Joo serta hasil tes DNA ke dalam lacinya.
"Ayah tidak tahu kenapa nenekmu menyuruhmu pulang ke rumah tapi ayah harap kau bisa nyaman sekarang. Tidak hanya di rumah tapi juga di perusahaan."
Presdir Min juga menyesal karena memberi izin Chae Rin menikah dengan Jae Sang.
"Itu masa lalu. Orang-orang akan segera berhenti membicarakannya seperti rumor yang menimpa perusahaan kita. Ayah tidak lihat penjualan kita mulai meningkat lagi?"
"Kau sudah memeriksanya? Kau memang pekerja keras."
Presdir Min lantas mengajak Chae Rin minum teh tapi Chae Rin mengaku ada sesuatu yang harus ia kerjakan.
Presdir Min yang mengira Chae Rin akan mengecek salah satu outlet mereka pun semakin bangga pada Chae Rin.
Chae Rin ke restoran Nyonya Do dan pura-pura memesan makanan.
Nyonya Do langsung melayani Chae Rin dan berkata bahwa makanan di tempat mereka itu berbeda dari makanan di tempat lain.
Setelah mengoceh panjang lebar, Nyonya Do baru sadar kalau ia baru kali ini melihat Chae Rin.
"Aku ingat semua pelangganku tapi kau aku tidak ingat. Sepertinya ini kali pertama mu datang kemari."
Chae Rin lantas memancing Nyonya Do. Ia menunjukkan foto Soo A dan mengaku menemukan foto Soo A di depan pintu.
Sontak, Nyonya Do kaget dan langsung berlari keluar. Ia pikir, Pil Doo datang lagi.
Tak lama kemudian, ia kembali masuk ke dalam.
"Dia pasti menjatuhkan ini saat berusaha mengatakan sesuatu pada Yeon Joo. Dia tidak seharusnya mengatakan hal bodoh pada Yeon Joo."
Nyonya Do lantas meraih ponselnya dan menghubungi Yeon Joo.
Yeon Joo sendiri lagi bicara dengan Nyonya Park. Ia mengaku, teringat Nyonya Park saat mendatangi restoran mie kimchi mentimun, jadi ia membelikan Nyonya Park seporsi besar mie kimchi mentimun.
"Benarkah? Aku minta maaf karena kita batal bertemu tadi tapi sekarang datanglah. Ibuku sedang tidak ada di rumah, jadi kita bisa makan dan minum teh."
Nyonya Do gemas karena Yeon Joo tidak bisa dihubungi.
Ia terus dan terus berusaha menghubungi Yeon Joo. Akhirnya, Yeon Joo pun menjawabnya.
"Kau bicara dengan siapa barusan!"
"Wae, Eomma? Kenapa kau tiba-tiba berteriak?"
"Kau dimana? Bersama siapa?"
"Aku sendirian. Aku sedang dalam perjalanan ke rumah samonim."
"Katakan kau dimana. Aku akan mengantarmu."
Selesai bicara dengan Yeon Joo, Nyonya Do pun mengaku akan membunuh Pil Doo jika melakukan sesuatu pada Yeon Joo.
Mendengar itu, Chae Rin sontak kaget. Ia pun sadar, Soo A adalah Yeon Joo.
Chae Rin menepikan mobilnya dan teringat saat Yeon Joo memakai gaun Soo A.
"Ha Yeon Joo-ssi, jadi itu kau? Kau adalah Soo A?" ucapnya syok.
Yeon Joo sudah tiba di kediaman Nyonya Park.
Bersamaan dengan itu, Bu Kim dan Nyonya Na juga tiba.
Nyonya Na mengaku senang mendengar terawarangan si cenayang yang mengatakan bahwa Soo A akan segera kembali.
Bu Kim mengajak Nyonya Na masuk.
Melihat Yeon Joo yang berdiri di depan gerbang, Nyonya Na pun kaget.
"Aku datang untuk memberikan ini pada Nyonya Park."
"Apapun itu, bawa saja lagi. Aku tidak suka orang asing masuk ke rumahku. Sebaiknya kau berhentilah menjadi seketarisnya."
"Nyonya Park yang mempekerjakanku jadi aku akan melakukan semua perintahnya."
Yeon Joo lantas memberikan yang ia bawa pada Bu Kim tapi Nyonya Na melemparkannya.
"Rumahku bukan tempat yang bisa didatangi orang asing seenaknya."
Nyonya Na mengusir Yeon Joo.
Yeon Joo pun mengambil mie kimchi mentimunnya tapi Nyonya Na malah menyepaknya.
"Kenapa anda seperti ini!"
"Itukah yang diajarkan ibumu, berteriak kepada orang yang lebih tua?"
Mendengar itu, Yeon Joo sontak kesal dan menyuruh Nyonya Na minta maaf. Tapi Nyonya Na tidak mau.
Nyonya Na berkata, jika Yeon Joo tidak mau ia mempermalukan ibunya maka Yeon Joo harus menjaga sikap.
"Anda melakukan ini karena uang kan? Aku tidak akan pernah kembali meskipun diminta jadi minta maaf!" teriak Yeon Joo.
Nyonya Na menampar Yeon Joo.
Nyonya Do yang datang menyusul Yeon Joo pun marah melihat putrinya ditampar. Ia langsung menyerang Nyonya Na.
Bu Kim dan Yeon Joo langsung memisahkan mereka. Bu Kim menarik Nyonya Na dan Yeon Joo menarik ibunya.
Yeon Joo lalu membawa ibunya pergi.
Dari kejauhan, Chae Rin melihat kekacauan itu.
*Ngakak berat liat Nyonya Na dijambak...
Bu Kim memapah Nyonya Na ke dalam.
Nyonya Park pun menyalahkan Nyonya Na yang sudah menampar Yeon Joo.
Tapi ia balik dimarahi Nyonya Park.
"Jika kau melihat bagaimana sikapnya tadi, terlihat jelas betapa rendahnya darah mereka. Itulah kenapa darah itu menakutkan!"
Nyonya Do memarahi Yeon Joo yang masih bertahan di rumah itu.
"Aku hanya bekerja." jawab Yeon Joo.
"Keluar sekarang! Kau bahkan tidak diperlakukan seperti manusia. Jika kau tidak ingin melihat ibumu mati, berhentilah."
Nyonya Do lantas duduk di jalanan. Ia luka melihat putrinya diperlakukan seperti itu.
Tapi Yeon Joo tidak mau keluar dari rumah itu.
*Yeon Joo ini yee... ibunya udah nangis kayak gitu tetap aja keras kepala, mau jadi seketarisnya Nyonya Park. Semua ini karena Eun Hyuk. Dia bersedia jadi seketaris Nyonya Park demi membalas dendam pada Chae Rin.
Malam harinya, Pil Doo menyeruput mie di taman.
Ia kesal karena tidak punya tempat untuk dituju.
Pil Doo lantas teringat orang yang menyekapnya di gudang.
"Jika bukan wanita itu lalu siapa? Mereka muncul setelah aku bertemu wanita itu. Kenapa mereka tidak suka melihat reuni sebuah keluarga."
Tidak punya gambaran siapa pelakunya, Pil Doo pun kesal dan tidak sengaja menendang mie nya sampai tumpah.
Pil Doo pun tambah kesal karena tidak punya uang untuk membeli makan malam lagi.
Pimpinan Moon penasaran kenapa Eun Hyuk merobek sendiri surat pengunduran diri itu.
Eun Hyuk berkata, lebih menyenangkan baginya berada di sisi Jae Sang dan melihat Jae Sang menjadi Pimpinan Taesan.
Pimpinan Moon minta jaminan agar Eun Hyuk tidak menyerahkan surat itu lagi.
"Semua orang pernah melakukan kesalahan. Itu manusiawi. Dia tidak akan pernah pergi kemana pun tanpa persetujuanku sampai mati. Aku juga berencana menjadikannya sahabat mulai sekarang."
Mendengar itu, Pimpinan Moon senang.
Pimpinan Moon lalu menyuruh Eun Hyuk pergi.
Eun Hyuk pamit. Jae Sang juga pamit.
"Kau melakukannya dengan baik. Awasi musuhmu dari dekat. Jadikan mereka temanmu lalu kau akan tahu bagaimana menjatuhkannya saat ia lengah." ucap Pimpinan Moon.
*Omo, ini kek nya Pimpinan Moon tahu nih Eun Hyuk mengkhianati mereka.
Chae Rin, Presdir Min dan Nyonya Park terkejut melihat Nyonya Na bersikap baik pada Chae Rin.
"Nyonya Na menyuruhku menyiapkan makanan favoritmu." ucap Bu Kim.
"Meskipun ada banyak makanan favoritmu di sana, kau tidak bisa makan dengan nyaman bersama mertuamu. Jadi makanlah dengan nyaman di rumah kita." jawab Nyonya Na.
"Rumah kita?" tanya Chae Rin kaget.
Presdir Min lalu memberitahu Nyonya Na bahwa Chae Rin sudah memeriksa outlet2 mereka.
Nyonya Na pun memuji kepintaran Chae Rin dan meminta Bu Kim menyiapkan teh untuk mereka karena ia mau minum teh dengan Chae Rin.
Bu Kim tersenyum melihatnya.
*Entah apa arti senyuman Bu Kim ini, tp sy ngerasa Bu Kim akan membantu Chae Rin pada akhirnya.
Bu Kim menyiapkan teh untuk Chae Rin dan Nyonya Na.
Nyonya Na menatap tajam Chae Rin dan berkata dalam hatinya kalau ia tidak punya pilihan lain selain memperlakukan Chae Rin dengan baik karena Chae Rin memiliki saham itu. Ia mengaku melakukan semua itu demi Soo A.
Lalu melihat Chae Rin yang diam saja, Nyonya Na pun menyuruh Chae Rin meminum tehnya.
Saat hendak meminum teh nya pula, Nyonya Na merasa kesakitan di tangannya.
"Nenek baik-baik saja?"
"Ada insiden kecil tadi siang disini. Ibunya Ha Yeon Joo datang dan membuat kekacauan." jawab Bu Kim.
Nyonya Na langsung sewot. Ia bahkan menyebut Nyonya Do dan Yeon Joo sebagai manusia rendahan.
"Manusia rendahan itu adalah cucumu sendiri. Soo A, yang kau tunggu." batin Chae Rin.
"Aku tidak tahu kenapa ibunya Soo A menyukai mereka. Aku harus segera memisahkan mereka. Sesuatu yang buruk mungkin terjadi jika aku membiarkan mereka." jawab Nyonya Na.
"Bu Kim, kau punya ide?" tanya Nyona.
Chae Rin pun langsung menawarkan diri melakukannya.
"Kau bisa melakukannya?" tanya Nyonya Na.
"Jika nenek memintanya." jawab Chae Rin.
"Tentu saja. Hanya memikirkannya saja membuatku merinding. Setelah bertemu ibunya, aku tidak tahan lagi." ucap Nyonya Na.
"Kau yakin tidak akan menyesal?" batin Chae Rin.
Chae Rin lalu berkata, akan melakukan apa yang diminta Nyonya Na.
Nyonya Na langsung tersenyum.
Sementara Bu Kim terlihat kaget.
Nyonya Do kesal karena Yeon Joo tidak mau mendengarnya.
"Aku melihat putriku ditampar jadi bagaimana bisa aku diam saja? Uang yang kusimpan untuk pernikahanmu masih ada. Jadi pergilah belajar keluar negeri. Kalau tidak cukup, aku akan menjual rumah ini!"
Yeon Joo pun menghela nafas.
Eun Hyuk yang sedang jogging diikuti orang suruhan Jae Sang.
Orang suruhan Jae Sang mengikutinya kemana pun.
Eun Hyuk mampir ke minimarket. Ia membeli minuman. Saat hendak membayar minumannya, ia melihat bunga anggrek putih di meja kasir.
"Ini bunga anggrek putih. Cantik, kan?" ucap si kasir.
Eun Hyuk mengangguk.
Chae Rin ke ruangan ayahnya dan mendengar ayahnya sedang berbicara di telepon soal kontrak.
"Itu karena kontrak dengan China terakhir kali, kan?" tanya Chae Rin.
"Jika kita menandatangani kontrak itu, uri Makepacific akan menjadi perusahaan global. Tapi kita kehilangan kesempatan itu dan aku merasa agak sedih. Jika kita mendapatkan kontrak itu, kita akan mudah membuka toko di Shanghai dan Beijing." jawab Presdir Min.
Presdir Min lantas berterima kasih pada Chae Rin karena sudah membuat saham mereka kembali.
"Sebenarnya itu bukan aku. Ada seseorang yang membantuku. Dia keluar dari pekerjaannya karena aku." ucap Chae Rin.
"Ada orang seperti itu? Kau harusnya memperkenalkannya padaku. Aku penasaran." jawab Presdir Min.
"Ayah mau kuperkenalkan dengannya?" tanya Chae Rin.
Chae Rin dan Eun Hyuk sudah duduk di restoran. Eun Hyuk yang gugup tidak berhenti merapikan dasinya.
"Tidak perlu gugup. Ayahku orang yang baik." ucap Chae Rin sembari tersenyum.
"Aku bisa melihatnya. Kau tidak bisa berhenti tersenyum sekarang." jawab Eun Hyuk.
Eun Hyuk kemudian melirik jamnya.
"Kau punya janji? Kau pengangguran jadi seharusnya kau punya banyak waktu." ucap Chae Rin.
Tak lama kemudian, Presdir Min datang.
Chae Rin dan Eun Hyuk langsung berdiri.
Chae Rin memanggil ayahnya.
Presdir Min tersenyum pada Chae Rin.
Bersambung ke part 2............