Skip to main content

Hide and Seek Ep 12 Part 3

Sebelumnya...


Yeon Joo sendiri menangis di taman.

Ia teringat kebersamaannya dengan sang ibu.


Ia ingat saat sang ibu membelanya dari ahjumma yang menuduhnya menjual barang murahan.


Ia juga ingat saat menyuapi sang ibu yang kesal karena mereka diusir dari butik oleh Nyonya Park.


Kemudian ia ingat saat memeluk ibunya dari belakang.

"Aku suka aroma ibu." 


Lalu ia ingat saat sang ibu memeluknya serta membuatkan gaun pengantin untuknya.


Tangis Yeon Joo kian pecah.

"Eomma.. eomma..."


Nyonya Do juga menangis di kamarnya.


Tak lama kemudian, Yeon Joo masuk ke kamarnya.

Nyonya Do langsung memeluknya.

"Mianhae, eomma. Jeongmal mianhae. Setelah semua yang ibu lakukan untukku, saat ibu berarti bagiku... mianhae." ucap Yeon Joo.


Nyonya Do lantas menatap Yeon Joo.

"Ibu tidak bermaksud membohongimu. Ibu mau memberitahumu suatu hari nanti tapi ibu tidak sanggup."

Nyonya Do tak sanggup bicara lagi. Yeon Joo pun kembali memeluknya.

*Mewek sudah sy.. gk rela kalo Yeon Joo harus balik jadi Soo A dan berpisah dari Nyonya Do. Dan sy juga gk rela Chae Rin berpisah dari Presdir Min.


Paginya, di depan Nyonya Park juga, Presdir Min memberitahu Nyonya Na kalau Pimpinan Moon akan segera mentransfer saham mereka ke Chae Rin.

"Aku tidak tahu dia punya bakat seperti itu." cemooh Nyonya Na.

*Astaga, masih juga gk terima kasih ke Chae Rin. Ckckckck...

Presdir Min membela Chae Rin. Ia menyebut Chae Rin memang cerdas sejak kecil.

Mengetahui perusahaan sudah baik-baik saja, Nyonya Park pun kembali ke kamarnya.


Nyonya Na cemas kalau Chae Rin akan bertindak di luar batas karena memiliki saham itu.

Presdir Min yakin, Chae Rin bukan orang semacam itu.

"Tapi jika dia punya niat seperti itu, kita tidak bisa mencegahnya."

"Jadi maksudmu kita tidak bisa berbuat apa-apa kalau dia menjual atau mengirimkan sahamnya ke orang lain?"

"Secara teknis, itu benar. Pimpinan Moon sepertinya memberikan itu padanya sebagai alimentasi."

"Alimentasi?" tanya Nyonya.

"Dia bercerai." jawab Presdir Min, membuat Nyonya Na kaget.


Mengetahui bahwa Chae Rin akan bercerai dan balik ke rumahnya, Nyonya Na pun bergegas mengembalikan kamar Chae Rin seperti semula.

*Wait, ini saham yang dimiliki Chae Rin berapa sih sampe Nyonya Na melunak gitu, bahkan ampe nyiapin kamar lagi buat Chae Rin? Kalau dilihat dari sikap Nyonya Na sih, kayaknya saham Chae Rin lebih gede ya dari saham Nyonya Na.


Chae Rin pergi salah satu outlet perusahaannya.

Para pelanggan mulai membeli lagi produknya. Bahkan penjualannya pun naik.

"Apakah mesin pembersih ini produk utama kita? Kulihat para pelanggan banyak membelinya." tanya Chae Rin.

"Anda ingin mencobanya?"

Chae Rin mengangguk.

Saat Chae Rin tengah mencoba produk itu, Bu Kim menelponnya.


Chae Rin datang. Bu Kim langsung memberitahu Chae Rin bahwa Nyonya Na menyuruh Chae Rin pulang.


Chae Rin masuk ke kamarnya.

Ia terkejut dan bahagia melihat kamarnya sudah kembali seperti dulu.

Bu Kim memberitahu Chae Rin bahwa Nyonya Na lah yang menyuruh para pekerja mengembalikan kamar Chae Rin seperti dulu.

*Sy yakin sih Nyonya Na punya rencana busuk lainnya.


Chae Rin menemui Nyonya Na.

Chae Rin heran melihat Nyonya Na yang mendadak baik kepadanya.

Dalam hati, Nyonya Na berkata bahwa hanya itulah satu-satunya cara untuk melindungi Soo A.

Chae Rin terharu melihat sikap Nyonya Na.

*Memalukan yah si Nyonya Na ini. Pura-pura bersikap baik sama orang yang dibencinya karena tau cuma itu orang yang bisa melindungi perusahaannya. Sy yakin, saat Soo A kembali, Nyonya Na bakal ngusir Chae Rin. Disaat itulah, Makepacific benar-benar hancur dibawah kepemimpinan Soo A dan Nyonya Na pun mengemis-ngemis minta Chae Rin kembali seperti yang dikatakan Chae Rin.


Yeon Joo pamit mau ke rumah Nyonya Park pada ibunya.

"Yeon Joo-ya, kau putri siapa?" tanya Nyonya Do.

"Putri ibu." jawab Yeon Joo, lalu tersenyum.


Chae Rin tersenyum melihat ibunya yang tengah tertidur pulas.

Tak lama kemudian, Nyonya Park terbangun.

"Kau harus membangunkanku agar aku bisa melihatmu pulang."

"Ibu sudah melihatku sekarang."

"Siapa yang membawakan barang-barangmu?"

"Aku hanya punya satu koper jadi itu tidak terlalu merepotkan."

"Kalau begitu pergilah ke kamarmu dan istirahatlah."

Tapi Chae Rin mengajak Nyonya Park ke suatu tempat.

*Senyum Nyonya Park juga palsu. Jelas dia terpaksa menerima ajakan Chae Rin.


Eun Hyuk tersenyum mengingat kebersamaannya dengan Chae Rin di tengah kolam.

Lalu ia mendapatkan telepon dari seseorang.


Dalam sekejap, Eun Hyuk sudah berada di kantor Jae Sang.

Jae Sang menunjukkan foto-foto kebersamaan Chae Rin dan Eun Hyuk.

Lalu, ia menunjukkan sebuah koran dengan judul utama 'Skandal Perselingkuhan Nyonya Taesan'.

Ada foto mereka juga di sana.

Eun Hyuk terkejut.

Jae Sang lantas mengancam Eun Hyuk, kalau berita itu akan menjadi topik utama dimana-mana.

"Kalau kau ingin melindunginya, tetaplah di sisiku sampai aku menyuruhmu pergi." ucap Jae Sang.


Kesal, Eun Hyuk pun mencengkram kerah Jae Sang.

"Apa yang kau inginkan! Kau masih belum menyerah tentang perusahaannya?" tanya Eun Hyuk.

"Aku menginginkan Min Chae Rin." jawab Jae Sang.


Yeon Joo yang sudah tiba di kediaman Nyonya Park, dihubungi Nyonya Park.

Nyonya Park membatalkan acara mereka hari itu. Nyonya Park mengaku punya jadwal lain.

"Tidak masalah, aku bisa pulang." jawab Yeon Joo.


Tapi saat mau pulang, pandangan Yeon Joo jatuh pada ayunan yang dulu sering ia duduki bersama ibu kandungnya.

Yeon Joo pun duduk di sana dan menyanyikan lagu masa kecilnya.

Ia lalu bertanya-tanya siapa yang menyanyikan lagu itu untuknya.


Yeon Joo kemudian bernyanyi lagi.

Bersamaan dengan itu, Chae Rin keluar dari dalam rumah.

Chae Rin terkejut melihat Yeon Joo menyanyikan lagu itu.


Tak lama kemudian, Nyonya Park keluar.

Yeon Joo masih menyanyikan lagu masa kecilnya.

Chae Rin pun terkejut.

Bersambung.........

Comments

  1. Kayaknya jae sang mulai terobsesi dengan chae rin deh...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...