Eun Ji dan Roo Na ketemuan di kafe.
Eun Ji mengaku tidak tahu dimana Yeonho.
"Kami sudah putus, dia berjanji membelikanku ini dan itu tapi dia tidak pernah melakukannya. Dia juga memakai kartu kreditku tapi tidak mengganti uangku."
"Kau tahu nomor barunya?"
"Aku tidak tahu dia mengganti nomornya." jawab Eun Ji.
Eun Ji lantas menanyakan tentang video itu, membuat Roo Na kesal.
Tak lama kemudian, Roo Na bertanya apa Yeonho meninggalkan sesuatu seperti USB pada Eun Ji.
"Dia tidak meninggalkan apapun padaku." jawab Eun Ji.
Eun Ji lalu pergi meninggalkan Roo Na setelah mendapat telepon dari kekasih barunya.
Setelah Eun Ji pergi, Roo Na berusah memikirkan siapa pelakunya.
Tak lama, nama Roo Bi terlintas di otaknya namun kemudian ia yakin bukan Roo Bi pelakunya. Menurutnya, Roo Bi tidak akan bisa melakukan hal seperti itu.
Dia lalu mendapat telepon dari Gilja.
Roo Na pun meyakinkan sang ibu kalau video itu palsu dan dibuat seseorang yang ingin menjatuhkannya.
Gilja percaya pada Roo Na. Tapi tak lama, ia curiga Roo Bi pelakunya.
Roo Na keluar dari kafe sambil bicara dengan pengurus Partai Yeomin.
Ia stress karena video itu tidak bisa dihapus dan dilacak pengunggahnya.
"Lakukan apapun! Kalau aku jatuh, Partai Yeomin juga akan jatuh! Aku kandidat Partai Yeomin!"
Di restoran, Chorim, Dongpal, Jihyeok dan Soyoung sedang menonton berita Roo Na.
Tak lama, Chorim menyuruh Soyoung mematikan TV.
Chorim tidak percaya, 'Roo Bi' seperti itu. Ia yakin, seseorang sedang berusaha menjatuhkan nama 'Roo Bi'.
"Setelah pelakunya ditangkap dan videonya dihapus, ini akan menguntungkan untuk Roo Bi." jawab Jihyeok.
"Polisi akan segera menemukan pelakunya." ucap Dongpal.
Tak lama, Daepung datang dan mengaku kesepian di rumah karena Dongpal sudah tidak tinggal lagi bersamanya. Dia juga mengatakan, tentang Jihyeok yang sudah punya pacar, membuatnya makin kesepian.
Chorim pun kaget mendengar Jihyeok punya pacar.
Jihyek dan Soyoung pun saling melirik, tak lama kemudian, Jihyeok menarik Daepung keluar.
Chorim senang bukan main mengetahui Jihyeok punya pacar. Ia kemudian mengaku, bahwa tadinya ia pikir Jihyeok akan jatuh cinta pada Soyoung.
Chorim pun menyuruh Soyoung menjauhi Jihyeok karena Jihyeok sudah punya pacar sekarang tanpa mengetahui pacar Jihyeok adalah Soyoung.
Diluar, Jihyeok protes pada Daepung yang memberitahu orang tuanya bahwa dirinya sudah punya pacar.
Ia pun berjanji akan membalas Daepung jika Daepung mengatakannya sekali lagi.
Roo Bi ke ruangan Gyeong Min. Ia memberikan proposal untuk produk terbaru mereka. Gyeong Min pun mengaku bahwa ia sedang bingung dan butuh teman bicara.
"Kau sudah dengar, kan? Menurutmu, apakah Roo Bi yang ada di video itu?"
"Ada banyak spekulasi tentang video itu."
"Aku tidak tahu, aku tidak tahu harus percaya atau tidak." jawab Gyeong Min.
"Haruskah kuakui semuanya? Haruskah kukatakan, aku Jeong Roo Bi yang sebenarnya? Jika kukatakan, apakah dia akan jatuh cinta lagi padaku dan kembali padaku?" Roo Bi bertanya-tanya dalam hatinya.
Tak lama kemudian, Roo Na datang dan terkejut melihat ada Roo Bi di sana.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Roo Na pada Roo Bi.
"Kami bicara." jawab Gyeong Min.
"Itu tidak benar. Ada yang iri padaku. Aku tidak melakukan kesalahan." ucap Roo Na.
"Apa kau yakin itu bukan kau? Aku bahkan berpikir, itu kau." jawab Roo Bi.
Mendengar itu, Roo Na marah dan mengklaim bahwa mereka adik kakak jadi Roo Bi tidak boleh berkata seperti itu.
"Berhenti, jika video itu palsu, tidak ada yang harus kau cemaskan. Jika kau tidak bersalah, kebenarannya akan segera terungkap. Kau tidak perlu kemana-mana meminta orang-orang percaya padamu." ucap Gyeong Min.
"Eonni, hyeong-bu benar, kau tidak perlu cemas. Tapi sekarang, kau terlihat seperti orang yang ketakutan rahasiamu diekspos." jawab Roo Bi.
"Jeong Roo Na, neon..."
"Aku hanya cemas padamu. Apakah ini berpengarauh pada pemilihanmu?"
"Ini bukan urusanmu. Kau tidak akan bisa menolongku."
"Aku adikmu jadi wajar aku peduli."
Roo Bi keluar dari ruangan Gyeong Min. Roo Na menyusulnya dan mengajaknya bicara.
"Apa yang kalian bicarakan?"
"Wae? Kau cemas kalau aku berduaan dengannya?" jawab Roo Bi.
"Katakan padaku." pinta Roo Na.
"Baiklah, akan kukatakan jika kau memaksa. Videomu. Dia menanyakan pendapatku soal videomu. Dia juga berpikir, kau wanita yang ada di video itu." jawab Roo Bi.
"Lalu apa yang kau katakan?" tanya Roo Na.
Roo Bi pun tersenyum.
"Aku tahu aku salah padamu. Tapi aku tidak bersalah. Aku tidak mungkin melakukan hal itu." ucap Roo Na.
"Kau pikir aku percaya padamu?" tanya Roo Bi.
"Kita kakak adik." jawab Roo Na.
"Kakak adik? Aku kakakmu tapi kau mencuri wajahku. Kesekarahanmu membuat hidupku seperti di dalam neraka. Aku tahu kau akan melakukan apapun untuk mendapatkan keinginanmu. Kau bahkan tidur dengan orang lain."
Mendengar itu, Roo Na kesal dan berniat menampar Roo Bi tapi Roo Bi langsung menghentikannya.
"Kebenaran memang menyakitkan, khususnya untukmu yang tidak bisa menerima kenyataan."
"Lepaskan aku!"
"Aku belum selesai, Jeong Roo Na."
"Lepaskan aku!"
Roo Na pun menarik tangannya dan tidak sengaja mendorong Roo Bi, hingga Roo Bi jatuh.
Tepat saat itu, In Soo muncul dan melihat Roo Na mendorong Roo Bi.
"Apa yang kau lakukan padanya!" marah In Soo.
Roo Na tersenyum kesal.
"Menyenangkan melihat dua pangeran menolongmu." ucap Roo Na lalu beranjak pergi.
In Soo minta penjelasan kenapa Roo Bi mengunggah video itu.
"Kau meletakkan dirimu dalam bahaya. Kau tahu, Roo Na menemuiku pagi ini. Dia menuduhku yang melakukannya."
"Lalu apa kau memberitahunya?"
"Bukan itu yang penting." jawab In Soo cemas.
"Aku mengedit bagianmu. Aku tidak ingin kau ikut-ikutan mendapat masalah. Kau juga korban disini." ucap Roo Bi.
"Hapus video itu. Kalau Roo Na tahu kau pelakunya, tidak ada yang tidak bisa dia lakukan." jawab In Soo cemas.
"Kau pikir aku takut? Aku bisa menjaga diriku. Aku akan melakukan apapun untuk membuat Roo Na jatuh. Meskipun aku harus menjadi monster, aku tidak peduli." ucap Roo Bi.
Ponsel Roo Bi berdering. Telepon dari sang ibu yang menyuruhnya pulang.
Roo Bi langsung pulang.
Gilja pun membahas video itu. Ia ingin tahu apa yang terjadi.
Roo Bi mengaku bahwa ia yang mengunggah video itu.
Gilja kaget. Ia marah.
"Apa kau gila! Kenapa kau melakukannya! Untuk apa! Kau ingin membunuh saudaramu! Dia nyaris bunuh diri sekali! Kau tahu dia sangat rapuh!"
"Lalu apa yang harus kulakukan! Duduk diam saja? Melihat semuanya dengan tenang dan berharap yang terbaik untuk dia?"
Tapi Gilja tetap memarahi Roo Bi.
"Untuk masuk dunia politik, kau harus memiliki integritas. Itulah kenapa banyak kandidat politisi yang mengundurkan diri setelah diselidiki. Kau pikir, dia akan bertahan dengan semua itu? Lebih baik mengungkapnya sekarang, eomma. Demi kebaikannya, ani, demi keluarga, ani, demi seluruh bangsa."
"Lalu kenapa kau tidak menyuruh dia berhenti? Kenapa tidak bicara dengannya. Kau mau menghancurkan saudaramu?"
"Eomma, aku tidak punya pilihan lain. Aku sudah berusaha menahan diriku. Eomma, apa kau tahu perasaan perasaanku? Kau bahkan tidak menanyakan alasanku melakukan ini." jawab Roo Bi.
Dia terluka!!
Bersambung.......