"Benar ini tempatnya?" tanya Seok Hee begitu ia dan Seo Jin tiba di sebuah tempat.
Seo Jin : Ya, benar. Ibu menyuruhku menunggu di sini setiap kali diinfus vitamin.
Seok Hee : Infus vitamin?
Seo Jin : Ya.
Seok Hee : Tapi tempat ini tutup.
Seo Jin : Ada banyak orang yang mengenalinya karena ibuku sangat terkenal. Jadi ibuku datang pada hari-hari mereka tutup.
Seo Jin beranjak pergi.
Seok Hee teriak, hei! Kau mau kemana?
Seo Jin hanya mengangkat tangannya, lalu membuka pintu sebuah ruangan. Seok Hee pun bergegas mengikuti Seo Jin.
Seok Hee : Kenapa ibumu menemuimu di sini?
Seo Jin : Ibuku suka melihat wajahku begitu ibuku bangun. Itu sebabnya kami bertemu setiap kali di sini. Kau juga harus mencobanya. Kudengar itu bagus untuk kulitmu. Ibuku sangat cantik.
Seok Hee : Haruskah aku mencobanya?
Seo Jin : Sampai jumpa.
Seok Hee : Hei, jangan beri tahu ibumu kalau kau ke sini bersamaku.
Seo Jin mengerti, lalu beranjak pergi.
Hari berikutnya, Seok Hee datang lagi ke klinik itu.
Pada petugas yang menjaga meja resepsionis, Seok Hee mengaku seseorang merekomendasikannya tempat itu.
"Siapa yang merekomendasikannya?" tanya perawat.
Seok Hee berbisik, Aktris Choi Na Ri.
Mendengar itu, si perawat langsung menghubungi dokter.
"Ya, Dokter. Ada tamu VIP."
Dan sekarang,, Seok Hee keluar dari ruangan dokter dengan wajah terheran-heran.
Tim TOP memulai tugas mereka masing-masing.
Dimulai dengan Kyung A yang bertugas menangani Na Ri.
Na Ri : Kenapa kau membuat orang sesibuk aku datang sejauh ini?
Kyung A : Kita di dekat lokasi syuting.
Kyung A lalu memberikan sebuah dokumen.
Kyung A : Ini adalah dokumen untuk tanah di belakang kafe ini. Agak lebih sedikit dari 6,4 hektare.
Na Ri : Lalu kenapa?
Kyung A memberikan surat pernyataan.
Kyung A : Ini adalah surat pernyataan untuk melepaskan saham Seo Jin. Itu juga termasuk pernyataan dia tidak akan menuntut warisannya. Jika kau menandatanganinya, maka tanah itu akan menjadi milikmu.
Na Ri : Nilai tanah akan naik menjadi tiga atau empat kali lipat saat bangunannya selesai dibangun dalam dua tahun. Bisakah aku menunggu sampai Seo Jin dewasa lalu menentukannya?
Kyung A : Tidak ada yang tahu seperti apa masa depan. Kau semakin tua. Kau harus pikirkan tentang rencana pensiunmu.
Na Ri : Orang sepertimu yang perlu merasa khawatir soal pensiun. Akting adalah karir menarik karena tidak ada usia pensiun.
Usahanya gagal, Kyung A mengancam Na Ri dengan foto-foto Na Ri dan seorang pria bermesraan.
Kyung A : Aku akan mengurusnya untukmu sebelum Pimpinan tahu.
Na Ri : Foto-foto ini payah. Aku hanya memberikan beberapa tips kepada aktor junior. Apa TOP bermalas-malasan belakangan ini? Apa yang kau inginkan?
Kyung A sontak kaget dengan penolakan Na Ri.
Sementara Na Ri senyam senyum teringat apa yang dikatakan Seok Hee padanya sebelumnya.
Flashback...
Na Ri berada di ruang ganti, sedang menghafal naskahnya.
Tiba2, Seok Hee menerobos masuk dan duduk di depannya.
Seok Hee : Kau tidak bisa membuang waktu seperti ini.
Na Ri : Apa yang kau lakukan di sini?
Seok Hee : Pastikan untuk mempertahankan saham Seo Jin.
Na Ri : Apa?
Seok Hee : Apa kau tahu MC Grup akan menentukan ahli waris?
Na Ri : Kenapa memberitahuku?
Seok Hee : Apa kau pikir karena aku menyukaimu? Bukan! Karena aku mengkhawatirkan Seo Jin.
Na Ri : Seo Jin secara resmi terdaftar sebagai putra Pimpinan. Dia memiliki masa depan yang cerah, jadi, khawatirkan saja dirimu.
Seok Hee : Kau pikir mereka akan memberimu sesuatu meski kau tidak melakukan apa pun, ya? Kau lebih naif daripada yang kuduga. Bagaimana jika dia mendapatkan uang receh dan diusir?
Na Ri : Kenapa aku harus memercayaimu?
Seok Hee : Nona Choi, keluargaku ini keluarga yang tangguh. Hanya karena kau ibunya Seo Jin, mereka tidak akan memberimu sesuatu. Kau harus berjuang keras. Kenapa kau terlalu santai? TOP akan mendatangimu dengan beberapa dokumen untuk memerasmu. Jangan langsung menandatanganinya.
Seok Hee lalu menatap wajah Na Ri dekat-dekat. Ia juga mengacungkan telunjuknya berusaha menyentuh wajah Na Ri. Na Ri kaget dan langsung menarik wajahnya ke belakang.
Seok Hee : Kulitmu memang benar-benar bagus. Kau harus memperbaiki rias wajahmu di sini.
Setelah mengatakan itu, Seok Hee beranjak pergi.
Flashback end...
Na Ri : Ketua Tim Lee, kau mungkin tidak tahu bagaimana perasaan seorang ibu karena kau tidak memiliki anak. Seo Jin adalah putra Pimpinan. Dia tidak akan pergi ke mana pun. Kau tidak bisa mengandangi anak macan.
Kyung A : Apa yang kau inginkan?
Na Ri : Aku menginginkan 30% saham.
Kyung A kaget.
Na Ri : Aku sibuk syuting. Sampai jumpa.
Pak Yoon yang kedua. Pak Yoon gagal membujuk Soo Jin menandatangi dokumen perceraian.
Ternyata, Seok Hee juga sudah bicara dengan Soo Jin sebelumnya.
Flashback... Seok Hee dan Soo Jin makan siang di restoran mewah.
Soo Jin : Aku tidak mau bercerai. Aku terkejut saat kau memintaku untuk membelikanmu makan siang. Aku harus berhati-hati karena Ibu mertuaku, tapi sejujurnya aku menyukai orang sepertimu.
Seok Hee : Bukankah hidup di rumah itu terlalu menyesakkan?
Soo Jin : Apa yang bisa kulakukan? Aku hanya tinggal di penjara sambil belajar cara memasak.
Seok Hee : Kenapa kau tidak punya anak?
Soo Jin : Pernikahan kami tanpa hubungan seks.
Seok Hee kaget, apa dia memiliki wanita lain?
Soo Jin : Kurasa begitu. Tidak, dia belum pernah ketahuan, jadi mungkin saja dia tidak selingkuh?
Seok Hee : Kenapa tidak bercerai?
Soo Jin : Dia tidak mau. Dia bilang aku harus menunggu sampai dia menjadi penerus.
Seok Hee : Dia melakukan apa pun yang dia inginkan tetapi ingin kau hidup seperti boneka di rumah? Omong kosong apa itu...
Soo Jin : Aku harus menunggu setidaknya 10 tahun lagi sampai dia menjadi penerusnya. Aku hanya akan menjadi tua sampai saat itu.
Seok Hee : Karena kau berusaha bertahan, kau harus berusaha bertahan sedikit lebih lama lagi. Jika kau bercerai usai Kak Wan Joon menjadi penerus, kau akan mendapatkan tunjangan yang jauh lebih banyak daripada yang kau dapat sekarang. Bagaimana jika kau meminta kompensasi yang sepadan dengan apa yang telah kau rasakan selama ini?
Soo Jin : Aku harus menyerahkan sahamku kepada Wan Joon?
Seok Hee : Kak Wan Joon akan menjadi penerus besok. Siapa yang tahu?
Flashback end....
Soo Jin menolak bercerai. Ia beralasan mencintai Wan Joon.
Soo Jin : Kau sangat mencemaskan kami, bukan? Kami akan akur mulai sekarang, jadi, jangan khawatir.
Soo Jin lalu beranjak pergi.
Pak Kwon pun gagal membujuk Young Seo.
Young Seo : Aku ada di pihak Wan Joon. Aku yang memilikinya atau dia, bukankah itu sama saja?
Pak Kwon : Anda harus menandatanganinya demi Direktur Mo.
Young Seo : Tapi ini tidak benar. Kau tahu keluarga Mo mementingkan garis keturunan. Aku akan kehilangan segalanya jika bercerai. Itulah sebabnya.
Pak Kwon : Aku akan menyampaikannya kepada Direktur Han.
Young Seo : Katakan kepadanya bahwa kami harus berbicara sambil minum teh segera.
Pak Kwon yang sadar tidak akan bisa membujuk Young Seo, beranjak pergi.
Yoon Do bertugas membujuk Wan Soo. Begitu melihat Yoon Do, Wan Soo senang dan langsung memeluknya.
Wan Soo : Aku senang kau kemari. Belikan aku makanan.
Sekarang,, Wan Soo makan seperti orang kelaparan.
Yoon Do : Tidak perlu terburu-buru.
Wan Soo : Kapan kau akan membebaskan batas kartu kreditku?
Yoon Do : Oh, itu bukan bagian pekerjaanku.
Wan Soo : Lalu kenapa kau kemari?
Yoon Do : Ah, ya. Ini berkas untuk melepaskan sahammu. Ada banyak hal yang harus kukatakan mengenai hal ini.
Yoon Do memberikan berkas pelepasan saham.
Wan Soo protes, kenapa sahamku begitu kecil? Ini tidak benar. Aku mengalah untuk adikku. Bukankah kau seharusnya menjamin sahamku dengan adil? Bukankah begitu?
Yoon Do : Aku juga bukan yang memutuskan itu.
Wan Soo : Pengacara Heo, dengarkan aku baik-baik. Di Korea, putra sulung lahir dengan tanggungan di lehernya. Siapa yang akan mengadakan upacara peringatan? Aku. Ketika aku memiliki seorang putra, dia akan menjadi cucu tertua dalam keluarga. Ini berarti anak sulung harus hidup miskin. Pengacara Heo, tidakkah kau juga berpikir ini salah? Katakan itu kepada Direktur Han untukku.
Yoon Do : Baiklah, aku akan menyampaikannya.
Wan Soo : Kau setuju, 'kan?
Yoon Do : Kurasa opiniku tidak penting.
Wan Soo : Tidak buruk. Kau pandai menghindari pertanyaan. Kau pasti belajar beberapa seni bela diri. Pengacara Heo, apa kau tahu tentang seni?
Yoon Do : Tentang seni? Tidak terlalu...
Wan Soo : Sebuah mahakarya terlahir dengan kutukan. Aku terlahir dengan banyak bakat. Tetapi karena aku tidak bisa mengendalikannya, dan menghabiskan sebagian uang ayahku. Tidak, bukan beberapa... Cukup banyak. Tapi, bukankah itu arus lingkaran kegiatan ekonomi? Ayahku menghasilkan uang, dan aku menghabiskannya. Benar bukan? Alasanku mengalami kesulitan dengan uang sekarang adalah cobaan yang harus aku lalui untuk membuat sebuah mahakarya. Mahakarya tidak tercipta dengan mudah.
Yoon Do : Aku mengerti. Jadi, apa kau akan menandatangani...
Wan Soo : Aku tidak bisa. Tidak, aku tidak akan menandatanganinya.
Yoon Do : Baiklah. Kalau begitu, aku harus pergi sekarang.
Wan Soo : Katakan pada Direktur Han untukku. Lalu satu hal lagi. Tinggalkan koper yang ada di bagasimu. Aku tahu kau selalu membawa uang di dalam tas.
Yoon Do menolak. Wan Soo menghela nafas, astaga.....
Yoon Do lalu beranjak pergi.
Wan Soo pun teringat kata2 Seok Hee sebelumnya.
Seok Hee : Apa kau mengalami kesulitan dengan produksi film?
Wan Soo : Sudah jelas. Semuanya berhenti karena aku tidak bisa membayar stafku. Ini membuatku gila! Aku bilang akan mendapatkan pendanaan. Seok Hee, bisakah kau membantuku? Kau punya banyak perhiasan dan barang bermerek. Jual lah beberapa. Aku akan mengembalikannya saat film itu sukses.
Seok Hee : Apa yang kau takutkan hingga kau tidak bisa meminta bagian sahammu? Apa kau bodoh?
Wan Soo : Apa yang kau bicarakan? Aku tidak bisa meminta sahamku saat Ayah masih hidup dan sehat.
Seok Hee : Dapatkan uang muka dari sahammu sebagai putra tertua yang dilindungi oleh hukum. Jika Ayah membuatmu takut, bicaralah dengan Direktur Han. Pertama-tama kau butuh pengacara untuk melakukan itu. Kau tahu mayoritas firma hukum tidak bisa menangani TOP.
Wan Soo : Aku bisa melakukan itu?
Seo Hee : Kenapa tidak? Ayah punya banyak uang. Dia mengambil bagianku.
Tim TOP rapat. Semua anggota melaporkan kegagalan mereka ke Je Kook.
Kyung A : Choi Na Ri meminta 30% saham dan hak manajemen milik Mo Seo Jin.
Pak Yoon : Ny. Baek menolak untuk bercerai.
Je Kook heran, tapi itu yang dia inginkan.
Pak Yoon : Dia bilang dia mencintai suaminya.
Je Kook : Kenapa dia mendadak mengatakan itu?
Pak Kwon : Ny. Ha juga harus diajak bicara.
Yoon Do : Tuan Muda Mo Wan Soo menginginkan bagiannya, juga hal yang menjadi hak putranya nanti.
Kyung A : Sungguh?
Je Kook : Apa ada sesuatu yang berubah?
Joo Young : Aku telah mengikuti kehidupan pribadinya, tapi dia tidak punya masalah dengan wanita atau anak.
Je Kook : Lalu tentang uang di bagasi...
Kyung A : Dia mengambilnya lagi. Sudah berapa kali. Ketua Tim Kwon and Joo Young. Kini kau.
Je Kook : Bagaimana dengan Nona Seok Hee?
Yoon Do : Dia bilang dia baik-baik saja selama dia punya kartu kredit hitamnya.
Ditengah-tengah rapat, Wan Soo tiba2 datang, bersama seorang pria yang adalah lawyer nya.
Para anggota khusus TOP pun langsung keluar, meninggalkan Je Kook bersama Wan Soo dan pria itu.
Wan Soo : Direktur Han, kau tahu Harvard, bukan? Pengacara Seon lulusan dari Harvard. Dia bekerja di Firma Hukum Daetayang. Pria muda ini sangat cerdas.
Pria bernama 'Seon' itu tersipu malu dipuji Wan Soo.
"Anda terlalu menyanjungku." ucapnya.
Pria itu lalu memberikan kartu namanya ke Je Kook.
"Aku Seon Oh Jin dari Firma Hukum Daetayang."
"Pengacara Heo memberiku garis besarnya. Aku seorang seniman, jadi, aku tidak tahu banyak tentang nilai uang. Pengacara Seon ini ahlinya. Jadi, bicaralah dengannya." ucap Wan Soo.
"Pengacara Seon Oh Jin?" ucap Je Kook.
"Ya?" jawab Oh Jin.
Je Kook lalu meraih ponselnya dan melakukan panggilan.
Je Kook : Ada apa dengan pengacaramu?
Kemudian Je Kook memberikan teleponnya ke Oh Jin.
"Kau bodoh. Beraninya kau pergi ke sana? Keluar sekarang juga! Datang ke kantor sekarang juga!" teriak seseorang di telepon, atasan Oh Jin.
"Aku..." jawab Oh Jin.
"Apa kau mencoba membuatku menjadi gila? Kemari sekarang juga!"
"Baik." jawab Oh Jin takut, lalu mengembalikan ponsel Je Kook.
"CEO Goh dari Daetayang, adalah junior dan rekan bisnisku. Kau sempat tinggal di luar negeri, bukan? Kau akan membutuhkan waktu untuk membiasakan diri." ucap Je Kook.
Oh Jin takut dan langsung pergi.
Je Kook lalu menatap Wan Soo.
"Kenapa kau melakukan ini?" tanya Je Kook.
"Pertanyaan yang bagus. Direktur Han, kau tahu berapa umurku? Berapa lama lagi aku harus hidup seperti ini?" ucap Wan Soo.
"Aku sudah bilang untuk menunggu waktumu." jawab Je Kook.
"Kalau begitu, berikan kartu kredit hitam seperti Seok Hee." pinta Wan Soo.
"Baiklah." jawab Je Kook.
"Oke! Kau berjanji. Aku pergi." ucap Wan Soo, lalu pergi dengan wajah senang.
Je Kook geleng-geleng sendiri melihat tingkah Wan Soo.
Setelah Wan Soo pergi, anggota khusus TOP langsung kembali ke markas mereka.
Je Kook menyuruh Pak Yoon memberikan kartu kredit hitam pada Wan Soo.
Pak Yoon : Baik.
Je Kook lalu menatap Yoon Do.
Je Kook : Pengacara Heo, sudah coba kopiku?
Yoon Do : Belum.
Je Kook : Kalau begitu ayo ke atas.
Je Kook menyeduhkan kopi untuk Yoon Do.
Je Kook : Ini cukup asam. Kau keberatan?
Yoon Do : Ya, tidak masalah.
Je Kook : Cobalah.
Yoon Do mencoba kopi itu.
Je Kook : Kenapa kau masih bersikap waspada?
Yoon Do : Maksud anda, anda masih tidak memercayaiku? Bukankah TOP mengikuti setiap anggotanya?
Je Kook : Ya. Kau sering pergi ke kelab dengan Nona Seok Hee belakangan ini.
Yoon Do : Oh, itu untuk urusan pribadi. Aku suka pergi ke kelab.
Je Kook : Ny. Baek mau bercerai sejak hari dia menikah. Tapi, dia mendadak berubah pikiran. Putra sulung yang gila film mendadak tertarik dengan bisnis. Bahkan ibu si anak kecil itu menginginkan saham. Kurasa Nona Seok Hee yang mengontrol mereka. Aku tidak berpikir kau membocorkan informasi. Karena kau bukan orang yang berpikiran begitu sederhana.
Yoon Do : Aku tidak punya alasan untuk membocorkan informasi kepada Nona Seok Hee.
Je Kook : Tepat sekali. Buktikan padaku bahwa kau tidak memberitahunya apa pun.
Yoon Do : Direktur Han, bagaimana aku bisa membuktikan bahwa aku tidak bersalah?
Je Kook : Entahlah. Aku juga mau tahu.
Di NewsPatch, Boo Ki dan Kwang Mi sedng membahas pembunuhan Nyonya Ahn. Keduanya sama2 menatap pohon investigasi mereka.
Kwang Mi : Korban, Ahn Jae Rim, Mantan Istri Pimpinan Mo. Jadi, maksudmu ibu Mo Seok Hee dibunuh 15 tahun yang lalu, dan ternyata pembunuhnya adalah asisten rumah tangganya, tapi dia bukan pembunuh yang sebenarnya?
Boo Ki : Bingo! TOP menutupinya dengan cepat saat itu. Mereka mengendalikan media dan jaksa.
Kwang Mi : Wow, ini akan menghebohkan jika kita bisa membuktikannya.
Boo Ki : Sampah yang kau benci ini dipecat dari surat kabar harian karena menyelidiki hal ini.
Kwang Mi : Apa ada alasannya kau membuat kesepakatan dengan Lee Kyung A dari TOP?
Boo Ki : Tentu saja. Lalu keadaan menjadi menarik sejak Seok Hee kembali. Apa gunanya memperebutkan sesuatu yang kecil seperti kasus narkoba? Kita bisa menggunakan Lee Kyung A untuk keuntungan kita.
Kwang Mi : Wow! Tidak semua orang bisa menjadi reporter.
Boo Ki : Jangan asal memanggilku sampah.
Kwang Mi : Apa kau pernah mengincar seseorang?
Boo Ki : Sampah yang berhati lembut ini akan terluka.
Kwang Mi : Aku mengerti. Aku akan menariknya kembali.
Boo Ki : Pokoknya, tidak ada ketetapannya, jadi, mari buat sesuatu dari ini.
Kwang Mi : Tapi Bos. Aku merinding!
Boo Ki : Apa perlu kumatikan AC-nya? Tagihan listriknya tinggi. Kita menunggak sewa karena aku membayarmu terlalu banyak.
Kwang Mi : Kau tahu Pengacara Heo Yoon Do, pengacara pribadinya Mo Seok Hee?
Boo Ki : Ya.
Kwang Mi : Dia terlihat tidak asing sejak pertama kali bertemu dengannya.
Boo Ki : Apa dia tipemu? Kupikir itu aku.
Kwang Mi : Bukan itu maksudku. Saat aku kelas 2 SMP, ada yang bernama Park Tae Ho di kelasku. Dia gemuk tapi pendiam. Dan dia sama sekali tidak pintar. Tapi setiap kali kulihat Pengacara Heo, entah kenapa aku memikirkan Tae Ho. Itu aneh.
Boo Ki : Mungkin mereka terlihat mirip.
Kwang Mi : Setelah kupikirkan, ada rumor bahwa ibunya Tae Ho membunuh seseorang.
Boo Ki kaget, benarkah?
Kwang Mi : Ya. Aku tidak ingat persis, tapi ibunya bekerja sebagai asisten rumah tangga di keluarga kaya.
Boo Ki : Lalu?
Kwang Mi : Lalu, suatu hari dia menghilang begitu saja. Dia tidak datang ke sekolah.
Boo Ki : Benarkah?
Kwang Mi : Kurasa Pengacara Heo Yoon Do mungkin adalah Park Tae Ho. Ini firasat reporter.
Boo Ki : Seorang reporter harus mengikuti naluri itu untuk menjadi seorang reporter yang baik. Jika itu yang kau rasakan, cari Park Tae Ho. Aku akan mendapatkan detail tentang Pengacara Heo melalui Lee Kyung A. Lihatlah latar belakangnya juga.
Kwang Mi : Baik, Pak!
Boo Ki : Aku sangat menyukai jawaban itu.
Kwang Mi : Baik, Pak! Aku akan memberikanmu penghargaan.
Boo Ki : Cukup.
Pak Heo bersiap menutup restorannya karena hari sudah malam.
Yoon Do pun keluar, memakai pakaian olahraga.
Pak Heo : Hei, kau akan joging lagi?
Yoon Do : Kenapa? Mau ikut?
Pak Heo : Kau bercanda? Hanya orang kaya yang bisa berolahraga. Olahraga itu kemewahan bagi orang sepertiku yang sibuk berusaha memenuhi kebutuhan hidup.
Yoon Do : Kenapa ayah membuatku merasa bersalah?
Pak Heo : Kenapa kau merasa bersalah? Kita berada di kelas yang berbeda. Kau adalah pengacara kelas atas. Kau tahu, sudah terlambat bagiku dalam hidup ini tetapi setidaknya kau harus menjalani kehidupan yang baik.
Yoon Do : Ayah marah, 'kan?
Pak Heo : Tidak.
Yoon Do : Jangan dibersihkan. Aku akan membersihkan semuanya ketika aku kembali.
Pak Heo : Lupakan saja. Pergilah.
Yoon Do : Aku tidak bisa pergi sekarang. Ayah terus marah selama berbulan-bulan.
Pak Heo : Kubilang aku tidak marah! Sekarang pergilah.
Yoon Do pun pergi tapi dia berbalik lagi menatap Pak Heo.
Pak Heo gemes, pergilah!
Yoon Do tertawa dan beranjak pergi.
Pak Heo : Kau tidak boleh hidup seperti aku. Kau harus berolahraga seperti orang lain dan memiliki kehidupan yang baik. Semoga beruntung.
Yoon Do ke kantor polisi, menemui Detektif Oh.
Yoon Do : Bro, aku punya tawaran serius.
Detektif Oh : Jantungku menyusut setiap kali kau berbicara. Aku tidak seperti ini bahkan di depan kaptenku.
Yoon Do : Aku serius!
Detektif Oh : Aku juga serius.
Yoon Do : Mengenai kasus dingin. Kau hanya memeriksa berkasnya di kantor, bukan di tempat perkaranya, bukan?
Detetif Oh : Kau mengejekku, ya? Baiklah. Aku Oh In Kyu yang berusia 40 tahun, dan aku akhirnya menemukan posisi yang cocok untukku. Kenapa?
Yoon Do : Mari kita menyelidiki ulang kasus ibuku.
Detektif Oh kaget, apa?
Yoon Do : Secara teknis, itu kasus tidak terpecahkan, bukan?
Detektif Oh : Itu pendapatmu.
Yoon Do : Aku serius. Anggaplah kau bekerja dengan dua agen rahasia, dan bekerjalah denganku. Jika kita menangkap pembunuh sebenarnya, kau akan dipromosikan, dan aku bisa membersihkan nama ibuku.
Detektif Oh : Kenapa ada dua agen?
Yoon Do : Mo Seok Hee.
Detektif Oh : Mo Seok Hee? Dari MC Grup?
Yoon Do : Ya. Kami akan menyediakan dana apa pun yang dibutuhkan untuk penyelidikan. Kau hanya perlu mendukung kami dengan kekuatan resmi.
Detektif Oh : Menangkap pembunuh aslinya?
Detektif Oh akhirnya setuju.
Yoon Do senang.
Yoon Do lalu mengambil ponsel Detektif Oh. Dia mengirimi SMS ke Seok Hee.
Seok Hee sendiri tengah membaca bukunya.
"Pusat Kebugaran Leechon, Diskon Besar, Diskon 90.000 won. Haruskah aku berlari?"
Seok Hee jogging sendirian. Tak lama, Yoon Do datang.
Yoon Do : Direktur Han mencurigaiku.
Seok Hee : Sudah kubilang dia akan seperti itu.
Yoon Do : Dia ingin aku membuktikan bahwa aku tidak bersalah.
Mereka berhenti berlari.
Seok Hee : Dia ingin kau membawakannya sumber yang bisa dia percayai. Jangan khawatir, aku punya rencana.
Yoon Do : Apa itu?
Seok Hee : Mari kita bicara ketika kita pergi menemui ibumu.
Yoon Do : Baiklah, sampai besok.
Seok Hee mengajak Yoon Do berlari lagi tapi Yoon Do meminta istirahat sebentar karena sudah kecapekan berlari.
Seok Hee : Badanmu besar. Kenapa staminamu rendah sekali?
Besoknya, Yoon Do menunggu Seok Hee di depan restoran. Tak lama, Seok Hee datang dengan taksi.
Seok Hee : Kau yakin kita bisa mempercayainya?
Yoon Do : Tentu saja. Aku sudah mengenalnya sejak SMP. Dia seperti keluarga bagiku.
Tak lama, yang ditunggu2 Yoon Do datang. Dia Detektif Oh.
Detektif Oh langsung memberikan kunci mobilnya ke Yoon Do.
Yoon Do : Aku meletakkan tiketnya di dalam mobil. Pergilah bersenang-senang dengan istri dan anakmu di taman hiburan.
Detektif Oh : Oke, jangan khawatir. Selamat mengunjungi ibumu.
Yoon Do dan Seok Hee masuk ke mobil Detektif Oh dan bergegas pergi.
Tanpa mereka sadari, seorang pria membuntuti mereka.
Yoon Do dan Seok Hee tiba di penjara.
Pria yang membuntuti mereka, memotret mereka sambil melajukan mobilnya melewati mereka.
Bersambung ke part 4....