Di episode sebelumnya, Joon Hyuk sedang memutar kembali rekaman dimana seorang pria bermasker memindahkan sebuah koper dari rumah ke mobil. Pria itu membuka maskernya setelah ia berada di dalam mobil. Pria itu, Park Jung Woo! Joon Hyuk pun berkata, kenapa kau lakukan itu, Jung Woo-ya...
3 hari sebelum
insiden pembunuhan di Wolha-dong.
Min Ho mengunjungi rumah abu Seon Ho. Ingatannya pun
melayang ke saat2 ia memukul kepala Seon Ho dengan botol minumannya. Ia juga
ingat ketika Seon Ho bergelantungan di lantai balkon.
"Hyung, beristirahat lah yang tenang." ucapnya.
Atasan Kepala Jaksa Choi mengaku pada Kepala Jaksa Choi
bahwa ia sudah berbicara dengan Presdir Cha, jadi Chamyung Group tidak akan
memperpanjang masalahnya. Atasan Kepala Jaksa Choi lalu berkata, bahwa ia
menyukai Jung Woo kecuali keras kepalanya Jung Woo.
"Aku akan bicara dengannya." ucap Kepala Choi.
"Dia musuh terburuk bagi Chamyung Group." jawab
atasan Kepala Choi.
Atasan Kepala Choi lantas menerima telepon dari
seseorang, dan ia begitu terkejut karena Jung Woo berani menangkap Presdir Cha.
Atasan Kepala Choi langsung berteriak, DIMANA PARK JUNG WOO!!
Jung Woo sendiri sedang menuju suatu tempat bersama
Detektif Go dan dua pegawainya yang lain. Detektif Go terkejut mengetahui Jung
Woo mencoba menangkap Presdir Cha. Detektif Go ingin tahu alasannya. Dan Jung
Woo berkata akan memberitahu alasannya nanti.
"Chamyung baru saja sedikit tenang setelah kematian
Cha Min Ho.Kalau Asisten Umum Jaksa tahu, habislah kita. Orang-orang dari
Chamyung.. Astaga. Aku turun sajalah." ucap Detektif Go.
"Aku pikir kau akan setia padaku sampai mati."
jawab Jung Woo.
"Apa Kepala Jaksa Choi tahu soal ini?" tanya
Detektif Go.
"Kalau aku mati, aku akan mati sendirian. Dia harus
naik jabatan tahun ini." jawab Jung Woo.
"Astaga, kau bikin aku gila." protes Detektif
Go.
Jung Woo lantas melihat kartu identitas Seon Ho yang ada
sidik jarinya.
"Aku tidak tahu apa yang kau lakukan pada sidik
jarinya di NISI,tapi kau tidak akan lolos kali ini." batin Jung Woo.
Sementara itu, Min Ho yang sedang menemani para investor
berkeliling pabriknya dihubungi seseorang. Sepertinya, orang ini adalah orang
suruhan Min Ho untuk membunuh seseorang. Orang ini menyuruh Min Ho melarikan
diri karena surat perintah penangkapan Min Ho sudah keluar. Min Ho terkejut.
Tak lama kemudian, ia melihat mobil kejaksaan datang. Ia pun
berusaha bersikap tenang di depan para investor. Setelah para investor pergi,
ia langsung berlari ke dalam pabrik kimianya. Jung Woo dan 3 pegawainya pun
berpencar mencari Min Ho di dalam. Setelah beberapa menit berputar2 di dalam
pabrik, Jung Woo pun menemukan Min Ho.
"Ayo ikut saja, Presdir Cha. Sedang ada tamu di
sini." pinta Jung Woo.
Jung Woo lantas menunjukkan kartu milik Seon Ho yang ada
sidik jarinya Seon Ho.
"Kenapa sih kau tidak menyerah saja? Pikirkan
orang-orang yang sudah kau sakiti dan kau bunuh. Sekarang kau bahkan membunuh
Cha Seon Ho. Kalau kau jadi Cha Seon Ho, apa kau kira kau bisa bebas begitu
saja?" ucap Jung Woo lagi.
"Jaksa Park, apa yang kau bicarakan?" tanya Min
Ho.
"Tamatlah kau, Cha Min Ho." jawab Jung Woo.
Min Ho tak patah arang, ia melakukan sesuatu yang
mengejutkan. Ia menempelkan tangannya ke tabung kimia yang sangat panas
sehingga telapak tangannya terbakar. Ia melakukan itu agar Jung Woo tak bisa
memeriksa sidik jarinya.
"Park Jeong Woo, kau tidak akan pernah bisa
menangkapku." ucap Min Ho, lalu menyeringai lebar.
Jung Woo murka, CHA MIN HO!
Min Ho
menghadiri sebuah perayaan di hotel. Min Ho menyambut salah satu orang penting
yang datang. Pria itu bertanya, apa tangan Min Ho baik2 saja. Min Ho pun
berdalih bahwa ada kecelakaan kecil saat ia memeriksa pabrik. Min Ho lalu
menyuruh pria itu masuk ke sebuah ruangan.
Min Ho
kemudian melihat Jung Woo yang sedang memata2inya. Jung Woo langsung
menyembunyikan dirinya begitu Min Ho melihat ke arahnya. Jung Woo lantas meraih
ponselnya dan kembali mengintip Min Ho. Tapi Min Ho tiba2 muncul di hadapannya,
dan Jung Woo pun langsung pura2 menelpon.
“Iya,
Detektif. Kenapa kita makan siang di hotel mahal? Sudahlah, ke
sini saja.” Ucapnya,
pura2 bicara di telepon.
Jung Woo
lalu menyapa Min Ho, ia ingin tahu kenapa Min Ho mencarinya. Min Ho pun
berkata, haruskah mereka bicara?
Keduanya
lantas berbicara diluar. Min Ho menunjukkan kedua tangannya yang diperban dan
mengaku rasanya menyakitkan. Min Ho lantas berbisik pada Jung Woo. Ia mengaku
bahwa dirinya memang Cha Min Ho dan menyuruh Jung Woo membuktikan kalau dirinya
Cha Min Ho. Jung Woo diam saja, sambil menatap tajam Min Ho. Min Ho kemudian
meralat ucapannya dengan mengatakan kalau ia hanya bercanda.
“Aku
mengatakan itu karena sepertinya
kau ingin dengar itu.
Kalau begitu..
silahkan
nikmati santap siangmu.”
Ucap Min Ho, lalu beranjak pergi. Tapii Jung Woo, langsung menahan Min Ho
dengan memegang lengan Min Ho.
"Aku adalah Cha Min Ho. Aku..
adalah Cha Min Ho!
Aku adalah..
Cha Min Ho. Aku
pastikan kau akan mengucapkan itu dengan mulutmu sendiri.” ucap Jung Woo.
“Semoga
beruntung.” Jawab Min
Ho, lalu pergi meninggalkan Jung Woo.
Setelah Min
Ho pergi, Jung Woo pun langsung mengeluarkan alat perekam suara dari balik
jasnya dan memutar alat itu. Sambil mendengarkan rekaman suara Min Ho, Jung Woo
pun berkata, bahwa ia yakin Min Ho tidak akan bisa mengubah suara yang ada di
dalam alat perekam itu.
Para
reporter tengah menunggu Jung Woo di sebuah ruangan. Mereka bingung kenapa Jung
Woo mengumpulkan mereka sepagi itu. Setelah lama menunggu, Jung Woo tak kunjung
datang dan membuat reporter2 itu mulai kesal. Lalu tak lama, para reporter itu
menerima telepon tentang Jung Woo yang membunuh anak dan istrinya. Mereka juga
mendapatkan rekaman saat Jung Woo yang mengenakan masker, memindahkan sebuah
koper dari rumah ke mobil.
Eun Hye
pergi ke kantor polisi untuk menemui Detektif Oh Jong Min. Eun Hye datang untuk
menanyai kasus Jung Woo. Detektif Oh berkata, tidak pernah ada sejarahnya
seorang jaksa membunuh. Ditambah lagi, Jung Woo adalah seorang jaksa kasus
pembunuhan yang sudah senior. Detektif Oh kemudian mengaku, bahwa ia bertemu
beberapa kali dengan Jung Woo saat sedang melakukan penyelidikan kasus itu.
“Kau tahu
apa yang pertama kali dikatakan oleh Jaksa Park?
Ji Soo... Ji Soo...”
Flashback…
Jung Woo
sedang diinterogasi oleh Detektif Oh. Jung Woo pun mengaku bahwa ia membunuh Ji
Soo. Jung Woo menangis saat mengatakan itu.
Flashback
end…
“Benarkah? Apa kau yakin
tidak salah dengar?”
tanya Eun Hye.
“Aku
dengar dengan jelas.”
Jawab Detektif Oh.
“Apa ada
yang lain? Apa dia
mengatakan hal lain?”
tanya Eun Hye.
“Setelahnya
dia langsung pergi ke kejaksaan.”
Jawab Detektif Oh.
"Aku sudah membunuh Ji Soo.” Ucap Eun Hye, mengulangi perkataan
Jung Woo.
“Itu
adalah jawaban dari semuanya.”
jawab Detektif Oh.
"Siapa yang menurutmu membunuh istrinya? Itu.. sangat
diragukan..” ucap Eun
Hye.
“Diragukan? Memang Jaksa
Park. Kami
sudah menemukan motif dan bukti.”
Jawab Detektif Oh.
“Motif?” tanya Eun Hye.
“Bukannya
sudah jelas? Itu kan soal perselingkuhan.”
Jawab Detektif Oh.
“Pria
yang diduga sebagai selingkuhan istrinya bahkan belum ditemukan sampai saat ini.” ucap Eun Hye.
“Bagaimanapun,
memang ada bukti kalau dia yang
membunuh istrinya.
Mana ada orang yang divonis mati kalau tidak ada bukti yang
pasti.” Jawab Detektif
Oh.
“Apa aku
bisa mendapatkan salinan dari video investigasinya? Aku tidak bisa menemukannya.” Ucap Eun Hye.
“Kami
tidak punya videonya.
Videonya ada di kantor kejaksaan.”
Jawab Detektif Oh.
“Kenapa?”
tanya Eun Hye.
“Dia
adalah seorang jaksa di kantornya.
Mereka tidak mau videonya menyebar begitu saja.” Jawab Detektif Oh.
Detektif Oh
lalu bertanya, apa kau pengacaranya? Kenapa kau tidak punya salinannya?
Eun Hye pun
tertawa, lalu berdalih bahwa banyak kasus yang ditanganinya, jadi ia sedikit
kebingungan karena hal itu. Eun Hye kemudian meminta Detektif Oh memberitahunya
kalau mengingat sesuatu.
“Jangan
berusaha terlalu keras.”
Ucap Detektif Oh, dan Eun Hye pun melangkah pergi.
Eun Hye lalu
menemui Min Kyung. Min Kyung memberikan USB pada
Eun Hye dengan membantingnya ke meja. Eun Hye pun meminta Min Kyung
berhati2 karena takut USB itu rusak. Eun Hye mengaku sangat susah mendapatkan
video itu.
“Eun Hye-ya, kau tidak boleh
beritahu siapa-siapa
kalau aku yang memberikannya padamu.”
Pinta Min Kyung.
“Aku
tidak akan bilang siapa-siapa.
Kau kan tahu aku ini paling jago pegang rahasia. Makanya aku
dapat julukan Eun Hye yang Setia.”
Jawab Eun Hye.
“Kenapa
sih kau tertarik sekali pada kasus ini?”
tanya Min Kyung.
“Aku hanya
berusaha untuk tetap hidup.
Kalau aku kalah, aku mungkin saja akan kehilangan pekerjaanku
sebagai pembela publik.
Aku tidak punya ayah atau paman yang bisa membiayai
hidupku seperti kau.”
jawab Eun Hye.
Mendengar
itu, Min Kyung langsung menggebrak meja, tapi entah kenapa Min Kyung memelankan suara.
“Seo Eun
Hye.” tegurnya.
“Aduh.
Maaf, aku lupa. Aku
beruntung karena punya teman sepertimu.
Gomawo.” Ucap Eun Hye, kemudian menggenggam erat tangan sahabatnya itu.
Sementara
itu di sel, Jung Woo sedang melihat foto Ji Soo yang bertemu dengan seorang
pria. Ia pun bergumam, tidak. Tidak. Lalu, suara Joon Hyuk terngiang di
telinganya, apa kau benar2 tidak ingat?
“Tidak,
tidak, tidak!” teriak Jung Woo, mengagetkan teman2 satu sel nya—Moongchi, Wooruk, Milyang dan Sung Gyoo.
Woruk pun
kesal. Ia memarahi Jung Woo dengan berkata,
kau pikir hanya kau saja yang ada di ruangan ini? Apa kau kira
kami ini boneka yang tidak
bernyawa?
Jung Woo
diam saja sambil memegangi kepalanya. Milyang pun langsung menenangkan Wooruk. Moongchi pun berpikir, kalau
Jung Woo merasa nyaman di sana.
“Orang
mungkin akan membiarkanmu karena
kau dulu seorang jaksa,
tapi di sini tidak ada yang begituan. Kalau kau tidak mau dihajar, diamlah. Mengerti?” ucap Moongchi.
“Ayolah. Jangan begitu.” Sung Gyoo menenangkan Moongchi.
“Sung Gyoo,
kau harusnya beritahu dia yang sebenarnya. Alasan kenapa
orang-orang tidak berani
menghajar tahanan 3866.”
Ucap Moongchi.
“Apa kau
benar berpikir kami
tidak menghajarmu karena kau bekas
jaksa? Tidak. Ada dua jenis
orang yang tidak kami hajar.
Koruptor yang kaya
atau tahanan rendahan yang sebentar lagi akan mati dan menuju
surga.” Jawab Wooruk.
Jung Woo
marah, ia mencengkram kerah baju Wooruk dan menyuruh Wooruk diam. Tapi
Wooruk tidak mau diam dan terus mengatai Jung Woo tahanan rendah karena Jung
Woo sudah melenyapkan nyawa Ji Soo dan Ha Yeon. Jung Woo pun langsung memukul Wooruk.
Tahanan lain berusaha menenangkan Jung Woo.
Tak lama
kemudian, Bangjang masuk dan heran melihat keributan itu. Jung Woo pun mengancam
akan membunuh Wooruk jika Wooruk mengatakan hal itu lagi. Bangjang pun
menegur Wooruk yang berani membuat masalah dengan tahanan yang akan divonis
mati. Jung Woo marah. Bangjang pun berkata, kalau ia hanya bercanda. Bangjang lalu
duduk di tengah2 mereka.
“Sebaiknya
kita saling memperkenalkan diri sekali lagi.” Ucap Bangjang.
“Kita
melakukan ini setiap kali ingatannya hilang.” Protes Wooruk.
“ Lagian
kita kan sedang tidak ada kerjaan.
Anggap saja membuang waktu.
Bagi tahanan 3866, kita ini orang asing.” Sindir Bangjang.
Jung Woo
diam saja di tengah nafasnya yang memburu.
“Aku
mulai ya. Sebelum
masuk ke sini, aku punya beberapa
rumah judi.” Ucap Banjang.
“Itu
lagi. Kalau begini bisa habis 10 menit untukmu saja.” Protes Moongchi.
“Hei, 10
menit, 1 jam, Cuma
waktu kan yang kita punya.”
Ucap Banjang.
Bangjang pun
melanjutkan, bahwa ia memiliki banyak uang.
“Dan
pacar dan dia juga punya mobil bagus.”
Sambung Moongchi.
Bangjang langsung memelototi Moongchi. Milyang tertawa
“Dia
makan banyak sekali dan sering sekali ke WC. Dia juga punya
banyak catatan kejahatan.”
Sambung Wooruk, membuat yang lain tertawa.
“Sialan
kalian semua. Karena
inilah kita bisa makan banyak makanan yang dibawa dari luar. Siapa lagi yang
makan banyak seperti kita?”
ucap Bangjang.
“Makanya.
Aku kan hanya bercanda.
Kau tahu kan kami ini berterima kasih padamu.” Jawab Moongchi.
“Omong-omong,
aku dilaporkan karena rumah judiku dan dipenjara selama 3 tahun.” Ucap Bangjang.
Bangjang lalu
menyuruh Milyang memperkenalkan diri.
“Ada
sedikit masalah dan aku
membunuh dua orang.”
Ucap Milyang.
Jung Woo pun
langsung menatap Milyang dengan tajam, dan Wooruk? Dia kembali menyindir Jung
Woo. Bangjang pun langsung menggeplak kepala Wooruk dan mengancam akan membunuh
Wooruk jika Wooruk berani mewarnai nomor tahanan Jung Woo dengan warna
merah lagi.
“Lewatkan
saja si tua itu.
Hatiku hancur setiap kali
mendengar ceritanya.” Ucap Moongchi.
Bangjang
setuju.
“Kau
kelihatan muda untuk usiamu.
Mungkin karena kau sudah tinggal sekian lama di sini.” Ucap Wooruk.
Mereka pun
kembali tertawa.
Bangjang kemudian mengatai Wooruk ikan batu. Wooruk protes. Moongchi pun menyuruh
Wooruk bersyukur karena hanya dipanggil ikan batu dengan wajah begitu.
“Kau gila
ya? Wajahmu.. Berikan
saja mukamu pada anjing, sana.”
Jawab Wooruk.
“Apa kau
barusan menghina ibuku?”
tanya Moongchi.
“Aku
tidak bilang kau ini anaknya anjing. Aku hanya menyuruhmu memberikan wajahmu pada seekor
anjing.” Jawab Wooruk.
Sementara
mereka saling meledek, Jung Woo diam saja dan melihat ke arah kertas
disampingnya. Bangjang lantas menyuruh Jung Woo memperkenalkan diri.
“Bisa kau
lewatkan saja aku?”
pinta Jung Woo.
“Mana
bisa. Kami kan melakukan ini karena kau. Kau harus mengatakannya supaya bebanmu
berkurang.” Jawab Bangjang.
“Aku
tidak ingat.” Ucap Jung
Woo.
“Baiklah.
Semua orang di sini punya dosa masing-masing. Katakan saja
pada kami.” jawab Bangjang.
“Hei, kau
benar tidak ingat?
Ini bukan film,
bagaimana bisa ingatanmu hilang?” tanya Moongchi.
“Dokter
bilang itu mungkin saja terjadi.
Kita kan sudah lihat waktu itu.”
jawab Bangjang.
“Kita
sudah lihat, tapi masih belum percaya padanya, kan?” ucap Moongchi.
Suara yang menyuruh gedung 3 dan 4 bersiap2 pun terdengar. Teman2 satu sel Jung Woo pun tampak begitu bersemangat. Sung Gyoo pun mengajak Jung Woo keluar.
Tahanan di
gedung 3 dan 4 pun mengikuti kebaktian. Wooruk bercanda, ia membentuk roti
yang didapatnya menjadi bentuk love dan menunjukkannya pada kelompok paduan
suara. Tahanan yang lain juga mendapatkan roti yang sama. Tak lama kemudian,
Wooruk dan tahanan lain pun mulai menangis.
Ingatan Jung
Woo pun langsung melayang ke masa lalu. Ia mengingat kebersamaannya dengan Ha
Yeon dan Ji Soo saat Ha Yeon masih balita. Ji Soo tampak begitu bahagia
dipanggil eomma oleh Ha Yeon. Jung Woo pun mengecup kening Ji Soo.
Ingatan Jung
Woo kemudian berlanjut ke saat Ha Yeon berusaha membangunkannya dengan melompat2
disampingnya. Ha Yeon lantas menciumi wajah Jung Woo. Jung Woo pun terbangun.
Tak lama, Ji Soo datang dan ikut membangunkan Jung Woo.
“Ji Soo-ya,
Ha Yeon-ah.” Gumam Jung Woo sedih.
Min Ho
sedang memimpin sebuah rapat.
“Chamyung
bukan sekadar merek dan juga bukan hanya nama. Sebagai
perusahaan yang menjadi representasi negara ini, kita harus
memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus menjad pelopor
kebudayaan juga. “ ucap
Min Ho.
Min Ho dan
Yeon Hee lalu diwawancara. Dalam wawancaranya, Min Ho berkata, ayahnya membuat
peluang di masa sulit untuk membawa Chamyung menjadi lebih baik.
“Aku
hanya mengikuti jejak ayahku dan menuruti semua keinginannya.” Ucap Min Ho.
“Kau
memang seorang pria yang rendah hati. Bagaimana hubunganmu dengan istrimu? Kudengar kalian
berdua pacaran sejak
masih sama-sama kuliah di Harvard. Apa dia masih membuatmu berdebar-debar sampai sekarang?” tanya si pewawancara.
“Aku sih
begitu, tidak tahu bagaimana dengannya. Aku tidak terlau percaya diri soal itu.” jawab Min Ho.
Yeon Hee
yang sedari tadi diam saja pun mulai bicara.
“Kadang
aku tidak bisa percaya
dia adalah suamiku.
Dia kelihatan seperti seseorang yang baru setiap harinya.” ucap Yeon Hee sambil menatap tajam
Min Ho. Sementara Min Ho mulai tegang.
“Sepertinya
dia memperlakukanmu dengan sangat baik, ya.” ucap si pewawancara.
“Begitu ya kelihatannya?” tanya Yeon Hee.
“Aku
sangat iri pada kalian berdua.”
Jawab si pewawancara.
Min Ho pun
tertawa untuk mencairkan suasana hatinya.
“Benar,
aku melihat foto keluarga kalian.
Anakmu mirip sekali denganmu, Presdir Cha. Apa kalian punya
rencana ingin memiliki anak lagi?”
tanya si pewawancara.
Yeon Hee pun
menatap Min Ho dengan tegang. Min Ho memegang tangan Yeon Hee dan berkata,
bahwa ia ingin mempunyai anak lagi tapi ia sudah berjanji akan mengikuti
keinginan Yeon Hee.
“Aku juga
masih punya banyak hal yang
harus diurus.
Jadi untuk sekarang, mungkin hanya akan ada Eun Soo dan kami saja.” Ucap Min Ho.
Yeon Hee
menatap nanar Min Ho.
“Mari
kita akhiri wawancara dengan sesi pemotretan.” Ucap si pewawancara.
Min Ho dan
Yeon Hee pun mulai dipotret. Setelah si pewawancara pergi, Min Ho memuji Yeon
Hee yang sudah melakukan pekerjaannya dengan bagus. Min Ho kemudian bertanya
pada seketaris Seon Hee apa jadwal mereka selanjutnya.
“Kau
punya jadwal pertemuan dengan Presdir Cho
dari SB Group 30 menit
lagi.” Ucap seketaris
Seon Ho.
“Oh,
astaga.” Jawab Min Ho.
Min Ho
kemudian masuk ke ruangannya. Sebelum masuk, ia meminta resepsionis tidak
membiarkan siapapun masuk ke ruangannya karena ia ingin istirahat. Setibanya di
dalam, Min Ho membuka ruangan rahasia yang ada di dalam ruangannya dan masuk ke
sana. Di sana, banyak sekali foto2 dan juga berkas2 berisi data2 rekanan Seon
Ho.
“Presdir Cho
dari SB Group.” Ucapnya
sambil mencari2 foto Presdir Cho diantara ribuan foto. Tak lama kemudian, ia
menemukan foto Presdir Cho dan langsung mencari data Presdir Cho di meja.
Jung Woo
kembali membaca berkas kasusnya. Wooruk menyindir, ia berkata tidak ada
gunanya Jung Woo memelototi berkas itu terus karena istri dan anaknya Jung Woo
tidak akan bisa hidup lagi. Wooruk juga mempertanyakan bagaimana bisa Jung
Woo membunuh mereka.
Bangjang pun
langsung menendang Wooruk agar Wooruk diam. Wooruk protes, ia berkata
kalau ia mengatakan sesuatu yang benar. Moongchi lalu melarang Sung Gyoo
menikah.
“Kau akan
menghadapi jalanan berliku yang terjal. Mendingan jomblo saja.” Ucap Moongchi.
Sementara
Jung Woo terus bertanya2, apakah benar ia membunuh Ji Soo dan Ha Yeon. Jung Woo
membalik berkas kasusnya, ia pun semakin terluka membaca tulisan di dalamnya.
Flashback…
Jung Woo meminta penjelasan pada Ji
Soo, terkait foto Ji Soo bersama seorang pria. Dengan terbata2, Ji Soo meminta
Jung Woo mendengarkan penjelasannya. Tapi Jung Woo tidak mau mendengar
penjelasan Ji Soo. Ji Soo pun meminta Jung Woo tenang karena Ha Yeon sedang
tidur.
“Kenapa kau melakukan itu kalau kau begitu peduli pada Ha Yeon?
Kenapa? Kenapa
kau melakukannya!” teriak Jung Woo sambil
mengguncang2kan tubuh Ha Yeon.
Berikutnya, kita melihat percikan
darah di wajah Jung Woo. Dan Ji Soo? Dia terbaring bersimbah darah di lantai.
Entah apakah Jung Woo benar2 membunuh Ji Soo atau tidak.
Terdengar suara jaksa.
“Terdakwa Park Jeong Woo… mulai berdebat dengan istrinya Yoon Ji Soo soal
perselingkuhan
istrinya. Saat pertengkaran berlangsung, dia membunuh istrinya
karena marah
dan membekap
anaknya, Park Ha Yeon. Dia lalu membuang jasad keduanya dalam koper.”
Bersamaan dengan suara jaksa, kita
melihat Jung Woo melihat Ha Yeon yang tertidur dari depan pintu. Entah, Ha Yeon
tidur atau sudah mati. Jung Woo kemudian keluar dari rumahnnya sambil menggeret
koper. Jung Woo menutupi wajahnya dengan masker dan memasukkan koper itu ke
dalam mobilnya.
Flashback end…
Tangis Jung
Woo pun pecah. Ia buru2 menutup berkas kasusnya karena tak sanggup lagi
membacanya. Jung Woo kemudian berteriak, mengagetkan teman satu selnya.
“Apa
benar aku melakukannya?”
tanya Jung Woo pelan.
“Ji Soo-ya, Ha Yeon-ah.
Aku harus pulang.
Aku harus pulang ke rumah.”
Ucapnya.
Eun Hye
masuk ke rumah dengan terburu2. Sang bibi yang sedang berkutat memotong rambut
pelanggannya, langsung menanyai Eun Hye apa Eun Hye sudah makan. Eun Hye pun menjawab,
kalau ia sudah makan sambil terburu2 naik ke atas.
“Kapan
dia akan menikah?” tanya
pelanggan bibi Eun Hye.
“Dia
berhadapan dengan kasus kriminal setiap hari. Pria mana yang
akan menikahinya?” ucap
bibi Eun Hye.
Di kamarnya,
Eun Hye langsung memutar video rekonstruksi pembunuhan Ha Yeon dan Ji Soo.
Dalam rekaman itu, pria yang diduga Jung Woo tampak memperagakan bagaimana ia
menusuk Ji Soo dengan pisau. Joon Hyuk tampak mendampingi pria itu. Eun Hye
memutar2 rekaman saat pria itu menusuk Ji Soo berulang2.
Setelah
melihat video itu, Eun Hye pun mencari informasi seputar Jung Woo dan Joon
Hyuk. Dari informasinya tertulis, bahwa Jung Woo dan Joon Hyuk sudah berteman
selama 15 tahun. Eun Hye pun tampak curiga ada yang tidak beres.
Seketaris Seon Ho mengantar Min Ho ke apartemen Seon Ho. Tapi Min Ho tak menyadari bahwa ia sudah sampai di apartemen Seon Ho karena sibuk memikirkan sesuatu. Lamunan Min Ho pun buyar saat seketaris Seon Ho memberitahunya bahwa mereka sudah sampai. Min Ho pun turun dari mobil dan bergegas masuk ke apartemen Seon Ho.
Di pintu masuk apartemen, ia berpapasan dengan seseorang yang berhelm hitam. Resepsionis memberitahu Min Ho kalau ada surat untuknya. Min Ho terdiam melihat sisi tajam amplopnya, ia pun langsung menoleh ke arah pintu.
Di dalam
lift, Min Ho membuka amplop itu dan isinya… fotonya bersama Seon Ho.
Min Ho terus
menatap foto itu sampai di apartemennya. Tak lama kemudian, ia meremas foto itu
dan bertanya2 siapa yang melakukannya. Min Ho kemudian melihat tangannya dan
teringat ucapan Jung Woo kalau dia tidak bisa bebas begitu saja dengan menyamar
menjadi Cha Seon Ho.
“Park
Jeong Woo.” Gumam Min
Ho.
Min Ho lalu
teringat saat ia mengunjungi Jung Woo di penjara, ia melihat Jung Woo
berteriak2 mengaku kalau ia tak ingat apa2. Jung Woo juga merasa asing dengan
penjara dan meminta Min Ho membebaskannya. Jung Woo kemudian dibawa petugas
menuju sel.
“Apa itu tanda kalau
ingatannya sudah kembali?”
tanya Min Ho lagi.
Eun Hye
menemui Joon Hyuk untuk membicarakan kasus Jung Woo. Eun Hye membahas soal Joon
Hyuk yang menuntut Jung Woo dengan hukuman mati, padahal mereka adalah sahabat.
“Aku
melakukan itu sebagai jaksa, bukan
sebagai teman.”
Jawab Joon Hyuk.
Eun Hye lalu
meletakkan USB yang ditontonnya semalam di atas meja.
“Ini apa?” tanya Joon Hyuk.
“Ini
adalah video investigasinya.
Tersangka dalam video
bukan Park Jung Woo,
kan?” tanya Eun Hye.
“Aku
tidak mengerti apa maksudmu.
Sepertinya kau salah paham.”
Jawab Joon Hyuk.
Eun Hye
tersenyum. Ia lalu beranjak ke meja, lalu mengambil penggaris besi di meja Joon
Hyuk dan menusukkan penggaris itu ke bahu Joon Hyuk. Joon Hyuk tidak mengerti
dengan yang dilakukan Eun Hye.
“Apa
tidak aneh rasanya.
Aku barusan mencolekmu dengan tangan kiri padahal aku tidak kidal. Pria yang ada
dalam video sama cerobohnya denganku. Pria dalam video tidak kidal padahal Park Jung Woo itu kidal.” Jawab Eun Hye.
Mendengar
itu, Joon Hyuk pun langsung gugup dan terdiam sejenak.
“Bagaimana
kau bisa tahu Jung Woo
kidal?” tanya Joon Hyuk.
“Dia
pernah menamparku.” Jawab Eun Hye.
Ingatan Eun
Hye pun langsung melayang ke saat Jung Woo menamparnya. Dan Jung Woo
menamparnya dengan tangan kiri. Saat itu, Jung Woo memergoki Eun Hye yang
keluar dari ruangan jaksa sambil membawa kertas.
“Apa kau
berani menyebut dirimu pengacara?
Kau bahkan masuk tanpa izin ke kantor jaksa dan mencuri data!” bentak Jung Woo.
“Bagaimana
kalau terdakwa dalam kasus ini
bukan seorang kriminal?
Bagaimana kalau ada kebenaran lain yang ditutupi?” tanya Eun Hye.
“Bahkan
jika ada kebenaran lain sekalipun
tidak akan mengubah hasil persidangan sama sekali.” Jawab Jung Woo.
Flashback
end—Eun Hye pun meletakkan penggaris itu kembali ke meja dan duduk di hadapan
Joon Hyuk.
“Sekarang
aku mengerti kenapa videonya susah sekali didapat. Bagaimana bisa
kau melewatkan detail semacam itu?
Tidak bisa dipercaya.
Bagaimana bisa kau melakukan itu? Apa kau benar temannya?” ucap Eun Hye.
“Aku
temannya. Dan Ji Soo, korbannya juga adalah
temanku. Jung Woo
kehilangan ingatannya.
Di hari pertama inspeksi.
Itu tidak masuk akal.
Dan tidak ada yang bisa menjamin
apakah ingatannya akan kembali lagi. Kami punya bukti pasti kalau dia bersalah. Bahkan tanpa
inspeksi langsungpun
tidak sulit untuk menahannya.”
Jawab Joon Hyuk.
“Apa Park
Jung Woo
tahu soal ini?” tanya
Eun Hye.
“Jung Woo akan mengerti.” Jawab Joon Hyuk.
“Kita
lihat saja. Dia
bakal mengerti atau tidak.”
Ucap Eun Hye.
Eun Hye lalu
mengambil USBnya kembali dan beranjak pergi. Setelah Eun Hye pergi, Joon Hyuk
pun menghela napasnya.
Jung Woo
masih terjaga di saat teman2 satu selnya sudah tertidur. Ingatannya kembali
melayang saat ia dan Ji Soo merayakan ulang tahun Ha Yeon. Sementara itu, Tae
Soo mengunjungi rumah abu Ji Soo.
“Noona, aku minta
maaf. Tunggulah
sebentar lagi. Aku akan
pastikan.. aku bisa
menemukan Ha Yeon.
Aku akan membawanya
ke sini, supaya kalian bisa bersama.”
Janji Tae Soo.
Min Ho ada
di kantor Kepala Tahanan. Ia ingin menemui Jung Woo secara pribadi.
“Apa itu
penting? Dia kehilangan ingatan lagi beberapa hari yang lalu. Aku sudah
mengamatinya sejak lama
dan sepertinya dia lumayan beradaptasi.” Ucap Kepala Tahanan, lalu tertawa menyeringai.
Tapi Min Ho
tidak percaya. Sepertinya ia curiga kalau Jung Woo pura2 amnesia.
Di ruang
tunggu, Eun Hye lagi latihan bicara sebelum bertemu Jung Woo.
“Apa
kabar, Tuan Park? Aku pasti sudah
gila.Memangnya kau kira keadaannya akan bagaimana?” ucap Eun Hye.
“Lama tak
jumpa, Tuan Park. Bagaimana kalau
dia tidak ingat aku?”
tanya Eun Hye.
Tak lama
kemudian, Jung Woo datang dan Eun Hye langsung memanggilnya jaksa. Jung Woo
mengenali Eun Hye. Ia memanggil Eun Hye dengan panggilan Pengacara Seo Eun Hye.
Eun Hye lalu meminta persetujuan Jung Woo untuk menjadi pengacaranya. Tapi Jung
Woo menolaknya. Ia menggeres surat persetujuan itu.
“Kau
tidak punya pengacara lain yang bisa kau pilih, Park Jung Woo-ssi. Aku juga tahu
kau lebih baik dan
jauh lebih berpengalaman ketimbang diriku. Tapi kukira sebaiknya
kau punya pengacara yang mendampingimu.
Park Jung Woo-ssi, aku sudah
melakukan riset.
Video nvestigasi di TKP
mungkin saja sudah dipalsukan.
Kau tau kan seberapa serius itu?”
ucap Eun Hye.
“Pergilah.”
Jawab Jung Woo pelan.
“Bagaimana
dengan sidang vonismu?
Kudengar kau tidak ingat apa-apa saat sidang pertamamu. Kau tahu kau
butuh seseorang untuk menolongmu.”
Jawab Eun Hye.
“Kau mau
menolongku?” tanya Jung
Woo.
“Ya.” jawab Eun Hye.
“Baiklah.
Kalau begitu bantu
aku mengembalikan ingatanku.”
Ucap Jung Woo.
Eun Hye
kaget, apa?
“Kau
bilang kau mau membantu.
Aku tidak butuh bantuan yang lain.”
Jawab Jung Woo.
“Kalau
kita mempersiapkan diri untuk sidang...
“Sidang?” Jung Woo langsung memotong kata Eun
Hye.
“Kalau
aku berdiri di persidangan, apa ingatanku akan kembali lagi? Kalau begitu aku akan berdiri di persidangan kalau kau berani
menjanjikan itu padaku.”
Ucap Jung Woo.
Eun Hye
terdiam. Jung Woo marah, kau tidak bisa, kan?!
“Aku
tidak bisa menjanjikan ingatanmu akan kembali tapi aku
pastikan kau akan mengingat sesuatu selama masa persiapan sidang.” Ucap Eun Hye.
Jung Woo
yang sudah tidak mau mendengar apapun lagi, bangkit dari duduknya dan beranjak
pergi. Eun Hye pun berteriak.
“Kau
seharusnya mencoba setidaknya menghindari vonis mati, bukan begitu?”
Jung Woo pun
berhenti melangkah. Ia kemudian berbalik dan mendekati Eun Hye.
“Ulangi
yang barusan kau katakan.
Apa kau bilang?
Kalau aku memang melakukannya,
kalau aku benar membunuh mereka, aku lebih baik menghadapi ribuan vonis kematian di depanku. Setidaknya
menghindari vonis mati?
Lantas apa bedanya?
Apa yang akan berubah kalau aku berhasil menghindari
vonis mati? Apa yang
akan berubah kalau aku tidak divonis mati? Katakan padaku? Apa yang akan
berubah?” teriak Jung
Woo.
Tangis Jung
Woo pecah. Jung Woo kemudian memanggil petugas dan meminta petugas membawanya
pergi. Tangis Eun Hye pun langsung berjatuhan setelah Jung Woo dibawa pergi.
Jung Woo
dibawa kembali menuju selnya. Ia langsung diam saat melihat petugas yang sedang
memeriksa seorang tahanan.
Eun Hye
sedang mengambil barang2nya yang dititipkan di tempat penitipan. Petugas lantas
menyuruh Eun Hye menandatangani sesuatu, seperti buku tamu. Saat mengambil
pulpennya, ia pun terkejut melihat pulpennya yang kosong dan ingat saat ia menyuruh Jung Woo menandatangani surat.
Jung Woo
menyembunyikan sesuatu, seperti anak pulpen dibalik lengannya. Petugas pun
meminta Jung Woo merentangan tangan dan mulai memeriksa Jung Woo. Dan, tepat
saat itu, petugas lain yang ikut mendampingi saat Jung Woo diperiksa pun
mendapat perintah untuk mengidentifikasi keberadaan tahanan 3866 yang tak lain
adalah Jung Woo.
Jung Woo pun
langsung menyerang petugas! Ia berusaha melumpuhkan petugas dan berkata kalau
ia harus pulang ke rumah. Bersamaan dengan itu, Min Ho diantar Kepala Tahanan
menuju sel Jung Woo. Tiba2 saja, alarm keamanan berbunyi… tepat saat itu, Jung
Woo datang dan menabrak Min Ho hingga Min Ho jatuh. Kacamata Seon Ho pun
terlepas dari wajahnya. Jung Woo lantas mengarahkan sesuatu yang tajam ke leher
Min Ho.
“Jangan
menedekat! Jangan
mendekat!” perintah Jung
Woo.
“Dasar
sialan. Kau sudah gila, ya?”
maki Kepala Tahanan.
“Aku akan
membunuhnya kalau kau berani
mendekat.” Ancam
Jung Woo.
Min Ho mulai
ketakutan. Jung Woo meminta penjaga membuka pintu sambil terus mengancam akan
melukai Min Ho. Min Ho mulai ketakutan. Kepala Tahanan menyuruh anak buahnya
membuka pintu. Tapi anak buahnya menolak. Tepat saat itu, Tae Soo pun muncul di
tengah2 mereka.
“Tae Soo-ya,
biarkan aku pulang.
Ji Soo dan Ha Yeon sedang menungguku.”
Ucap Jung Woo.
“Tidak
ada lagi rumah
dengan Ji Soo dan Ha Yeon yang menunggumu.”
Jawab Tae Soo.
“Tidak
mungkin. Biarkan
aku pulang.” Pinta Jung
Woo.
Tangis Jung
Woo mulai pecah. Tae Soo lalu mendekati Jung Woo dengan mata berkaca2. Ia
mencengkram kuat tangan Jung Woo, sehingga anak pulpen yang digunakan Jung Woo untuk
mengancam Min Ho pun terjatuh. Min Ho pun lepas dan langsung berjalan menjauhi
Jung Woo.
“Itu semua
karena kau!” ucap Tae Soo.
“Tidak. Itu tidak benar. Itu tidak benar. Itu tidak benar,
Tae Soo-ya!” teriak Jung
Woo.
Dan petugas
pun langsung membawa Jung Woo pergi.
Jung Woo
kembali dijebloskan ke dalam ruang isolasi. Dan setelah petugas pergi, Jung Woo
pun mendekat ke pintu dan mulai tenang. Mungkinkah Jung Woo sengaja bersikap
seperti tadi untuk mengelabui Min Ho??
Sementara
itu, Eun Hye memohon petugas agar mengizinkannya menemui Jung Woo lagi. Tapi
petugas tak mengizinkannya. Lalu tak lama, terdengar suara dari speaker yang
mengatakan kalau waktu berkunjung sudah habis. Eun Hye terus memohon, ia
berkata ingin mengecek sesuatu tapi petugas tetap menolaknya.