• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

W

Cinta beda dunia, itulah tema yang diusung Song Jae Jung dalam karya terbarunya yang bertajuk W. Drama yang sama2 menjadi comeback nya Lee Jong Suk dan Han Hyo Joo ini menceritakan hubungan yang terjalin antara Kang Cheol dan Oh Yeon Joo. Kang Cheol adalah tokoh rekaan yang diciptakan ayah Yeon Joo. Ketika tembok dunia nyata dan khayalan itu runtuh, Kang Cheol pun dapat memasuki dunia Yeon Joo. Cinta pun kemudian terjalin diantara mereka.... apakah takdir akan mempersatukan cinta mereka? Bagaimana pula chemistry noona dan dongsaeng ini? Pasti penasaran kan? Tunggu dan saksikan W yang akan mulai tayang 20 Juli mendatang setiap Rabu-Kamis pukul 22.00.

Cast :
  • Lee Jong Suk as Kang Cheol
  • Han Hyo Joo as Oh Yeon Joo
  • Jeong Eu Gene as Yoon So Hee
  • Lee Tae Hwan as Seo Do Yoon
  • Lee Si Un as Park Soo Bong
  • Kang Ki Young as Kang Suk Bum
  • Park Won Sang as Han Chul Ho
  • Cha Kwang Soo as Son Hyun Suk
  • Heo Jung Do as Park Min Soo
  • Lee Se Rang as Gil Soo Young
  • Nam Gi Ae as Gil Soo Sun
  • Ryoo Hye Rin as Sun Mi
  • Kim Eui Sang

Pesona Lee Jong Suk Sebagai Atlet Tembak

Annyeong Chingu,,, kenalin... saya admin baru disini... nama saya Izawati Rahmi... tugas saya di sini, merecap Korean Drama terbaru....

Sebagai tulisan pertama saya, saya mau ngulas comeback nya kesayangan saya nih, my bebeb Lee Jong Suk... langsung aja yaa chingu.

Pas denger Lee Jong Suk comeback,, senengnya itu gk ketulungan.. apalagi dia comeback nya bareng si Choi Suk Bin alias kembarannya Mbak Song Hye Kyo... tau dong siapa?

Kalo di drama sebelumnya Jong Suk kebagian peran sbg dokter dan reporter, nah kali ini dia bakal jadi atlet tembak... gaya Jong Suk saat membidik sasaran dijamin deh bakal bikin fans klepek2....

Drama bertajuk W ini juga menjadi comeback nya si cantik Han Hyo Joo... Stelah vakum enam tahun dan membintangi beberapa film, aktris yg namanya melejit lewat perannya sebagai Choi Suk Bin ini akan memerankan karakter Oh Yeon Joo...Yeon Joo sendiri adalah seorang dokter bedah yang cukup populer di rumah sakit tempatnya bekerja....

Seperti apa ya chemistry mereka berdua?? Semuanya akan terjawab pada 20 Juli nanti... 
 
Lee Jong Suk Jadi Atlet Tembak Di Drama W

 
Han Hyo Joo Jadi Dokter Di Drama W

I Have a Lover Ep 18 Part 2

Sebelumnya <<<


Hae Gang sedang menyiapkan kasur untuknya dan Seol Ri. Tak lama kemudian, Seol Ri datang. Hae Gang membagikan lotionnya pada Seol Ri. Kecanggungan sangat terasa diantara mereka. Hae Gang minta maaf karena kamarnya kecil yang membuat Seol Ri tidak nyaman. Seol Ri pun berkata dulu itu adalah kamarnya. Seol Ri lantas melirik ke ponsel Hae Gang. Keduanya lalu mulai berbaring. Hae Gang pun memejamkan matanya.


"Apa yang kau pikirkan? Aku tahu kau belum tidur." ucap Seol Ri.

"Aku tidak suka kau membaca pikiranku. Aku juga tidak suka perasaanku dicampuri." jawab Hae Gang.

"Wanita itu melakukannya kepadaku. Bahkan pikiran dan hatiku, dia ingin mengontrolnya. Dia datang untuk menggangguku dan mengawasiku. Tapi aku tahu kenapa dia melakukannya. Perasaannya dan kemarahannya, aku pikir aku mengerti sekarang." ucap Seol Ri.

"Yang dilakukan orang itu hari ini, bukan karena diriku, tapi karena istrinya." jawab Hae Gang.

"Lalu kenapa kau kecewa?" tanya Seol Ri, membuat Hae Gang langsung diam.

"Itu benar, dia melakukannya karena dirimu Eonni. Seandainya kau tidak ada di sana. Seandainya kau tidak muncul di depannya, kami akan menyelesaikan pertemuan keluarga dengan baik, memilih cincin, memilih hadiah pernikahan dan melupakan segalanya. Kami akan menunggu pernikahan kami. Kau menghancurkannya. Karena dirimu, semuanya hancur." ucap Seol Ri.


"Kau bertanya apa yang kupikirkan? Akan lebih baik seandainya aku adalah istrinya. Aku kehilangan ingatan, tapi karena dia mengingatku, seandainya demikian mungkin tidak akan begitu sulit. Itu yang aku pikirkan." jawab Hae Gang.

"Jangan melewati batas." ucap Seol Ri.

"Batas? Lalu apa yang akan terjadi jika aku melewati batas itu?" tanya Hae Gang.

"Wanita itu berusaha bunuh diri. Di depan kami, dia melompat ke dalam sungai." jawab Seol Ri.
Hae Gang pun terkesiap. Lalu tiba2, Hae Gang sulit untuk bernapas.

"Wanita itu berusaha bunuh diri tapi aku tidak akan melakukan itu.Kau hanya bisa menang kalau kau bertahan hidup.Mereka yang bertahan hidup adalah yang menang. Aku lebih memilih mati bersama daripada mati sendirian." ucap Seol Ri.

Tangis Hae Gang keluar, namun Seol Ri tidak menyadarinya.


Sementara itu, Jin Eon sedang memeriksa berkas2nya. Ruangannya masih berantakan. Sebagian berkas2 nya masih berserakan di lantai. Jin Eon lalu melirik ke ponselnya yang tergeletak di lantai, kemudian kembali meneliti berkas2nya. Wajahnya masih terlihat kesal.


Hae Gang dan Seol Ri saling membelakangi. Namun keduanya masih terjaga. Keduanya larut dalam pikiran masing2.

Keesokan harinya... Nyonya Kim sedang melihat foto2 Yong Gi. Tak lama kemudian, Gyu Seok pun datang. Gyu Seok mengingatkan Nyonya Kim kalau sudah jam tujuh. Nyonya Kim pun bergegas menyiapkan sarapan. Sembari menyiapkan sarapan, ia terus mengoceh dan bertanya tentang menu makan siang dan malam yang disukai Gyu Seok. Gyu Seok yang merasa terganggu dengan ocehan Nyonya Kim, memasang earphonenya dan menyetel musik. Nyonya Kim pun melepaskan earphone di telinga Gyu Seok. Ia lantas mengadu ttg lampur kamar mandi yang rusak, juga penyedot debu yang sudah tidak bisa digunakan. Gyu Seok pun memarahi Nyonya Kim. Ia menyuruh Nyonya Kim diam.


Nyonya Hong masuk ke kamar Jin Eon. Ia pun terkejut karena tidak mendapati Jin Eon di sana. Jin Ri pun datang. Jin Ri menduga Jin Eon sedang bersama Hae Gang. Nyonya Hong pun kaget mendengar kata2 Jin Ri. Nyoya Hong lantas mencari ponselnya. Ia ingin menelpon Jin Eon, tapi tidak dapat menemukan ponselnya. Ia lalu menyuruh Jin Ri menghubungi ponselnya, namun tidak terdengar suara ponsel Nyonya Hong. Nyonya Hong pun keluar dari kamar Jin Eon. Begitu Nyonya Hong keluar, Jin Ri pun langsung memikirkan cara untuk memperburuk kondisi Nyonya Hong.

Nyonya Hong mencari ponselnya di lantai bawah, namun ia tak dapat menemukannya. Pelayannya pun datang mengembalikan ponselnya. Pelayan bilang ponsel Nyonya Hong ada di dalam mesin pencuci piring. Nyonya Hong kaget. Pelayan Nyonya Hong langsung menenangkan Nyonya Hong dengan berkata ponsel Nyonya Hong mungkin saja jatuh saat Nyonya Hong meletakkan cangkir.

Nyonya Hong lalu menelpon ke rumah Seol Ri. Kebetulan Hae Gan yang menjawab saat itu. Nyonya Hong pun terkejut begitu mengetahui Hae Gang yang menjawab teleponnya. Nyonya Hong lalu bertanya, apa Hae Gang mampir ke tempat lain setelah acara pertemuan keluarga tadi malam. Hae Gang yang tidak mengetahui Nyonya Hong lah yang menelponnya pun heran. Saat Nyonya Hong mengenalkan dirinya sebagai ibu Jin Eon, Hae Gang terkejut dan hendak memanggil Tuan Baek. Namun Nyonya Hong melarang. Nyonya Hong pun berkata ingin bicara dengan Hae Gang. Ia mengajak Hae Gang bertemu.


Nyonya Hong dan Hae Gang bertemu di kantor Baek Seok. Nyonya Hong berkata, kantor Baek Seok terasa nyaman walaupun tidak besar. Hae Gang membuatkan teh untuk Nyonya Hong. Ia lalu duduk di hadapan Nyonya Hong.

"Kau puas dengan wajahmu? Aku tidak suka dengan wajahmu. Aku tidak setuju dengan wajahmu itu. Aku tak bisa membiarkanmu hidup dengan wajah itu. Pergi lah operasi plastik, kau akan lebih cantik dari sekarang. Lebih cantik daripada selebriti. Aku akan melakukannya untukmu." ucap Nyonya Hong.


"Apa?" tanya Hae Gang heran.

"Kupikir aku bisa bernafas lega jika kau melakukan operasi kecil untuk matamu. Kalau matamu sedikit beda, kupikir aku bisa hidup. Biar aku yang menanggung biaya operasinya." jawab Nyonya Hong.

"Jadi inikah alasanmu datang mencariku?" tanya Hae Gang.

"Aku pikir itu satu2nya cara untuk menghentikan perasaan putraku." jawab Nyonya Hong.

"Tolong katakan saja alasanmu mencariku, Nyonya Hong." ucap Hae Gang.

"Bukankah Jin Eon menelponmu semalam?" tanya Nyonya Hong.

"Tidak." jawab Hae Gang.

"Aku khawatir kalau kalian pergi bersama." ucap Nyonya Hong.

"Dia tidak pulang ke rumah semalam?" tanya Hae Gang.

"Dia tidak pulang. Ponselnya juga tidak bisa dihubungi. Aku sudah menelpon ke kantornya, tapi tidak ada yang mengangkat. Setelah membuat keributan seperti, pastilah perasaannya tidak tenang. Kalau dia menghubungimu, jangan kau angkat. Kalau dia mengajakmu bertemu, tolak saja. Tolong jauhi dia." jawab Nyonya Hong.


Hae Gang pun tertegun. Entah apa yang dirasakannya saat itu. Namun yang pasti hatinya tidak tenang. Semua itu terlihatt dari wajahnya.


Jin Eon sendiri masih berada di kantornya. Ia tidur kursi, ruangannya masih berantakan seperti tadi. Hae Gang di kantornya, tidak bisa tenang. Ia cemas memikirkan Jin Eon. Ia lantas memberanikan dirinya menelpon ponsel Jin Eon, namun seperti kata Nyonya Hong. Ponsel Jin Eon mati.

Hae Gang pun menelpon ke ruangan Jin Eon. Jin Eon terbangun dari tidurnya begitu mendengar bunyi teleponnya. Wajah Jin Eon terlihat pucat sekali. Jin Eon mengangkat teleponnya, namun ia tak menjawabnya. Hae Gang pun mencoba berbicara, tapi tiba2 teleponnya mati. Ya, Jin Eon memutuskan kabel teleponnya.

Hae Gang akhirnya memutuskan pergi ke kantor Jin Eon. Saat tiba di depan ruangan Jin Eon, ia menahan dirinya untuk tidak masuk ke sana. Namun pikirannya terus memaksanya masuk ke sana. Ia pun akhirnya masuk ke ruangan Jin Eon.


Begitu masuk ruangan Jin Eon, ia terkejut melihat ruangan Jin Eon yang berantakan. Pandangannya lalu mengarah pada Jin Eon yang tertidur di kursi panjang. Perlahan2, Hae Gang pun mendekati Jin Eon. Ia mengambil jaket Jin Eon, dan menyelimuti Jin Eon. Jin Eon pun terbangun dan menatap tajam ke arah Hae Gang. Hae Gang terdiam dengan wajah tertunduk.

"Jangan tanyakan kenapa aku datang. Aku juga tidak tahu kenapa." ucap Hae Gang.

"Kita pergi makan, perutku terasa lapar." jawab Jin Eon.


Hae Gang diam saja. Jin Eon lalu mendekati Hae Gang. Ia meminta ponsel Hae Gang. Begitu mendapatkan ponsel Hae Gang, Jin Eon pun mengeluarkan baterainya agar tidak ada yang bisa menghubungi mereka. Hae Gang terkejut. Namun belum sempat ia protes, Jin Eon sudah menarik tangannya pergi.


Hae Gang dan Jin Eon dalam perjalanan ke suatu tempat. Selama perjalanan, mereka tidak bicara sepatah kata pun.


Baek Seok tiba di kantornya. Ia terkejut melihat proposal Jin Eon ada di meja Hae Gang. Ia pun langsung menelpon ke ponsel Hae Gang, namun ponsel Hae Gang tak aktif. Ia lalu menelpon ke ruangan Jin Eon, tapi sama saja. Ia pun mulai cemas.


Seol Ri masuk ke ruangan Jin Eon. Ia terkejut melihat ruangan Jin Eon yang berserak. Hatinya pun terluka begitu menemukan ponsel Hae Gang di meja Jin Eon.


Hae Gang menunggu Jin Eon di depan sebuah mini market. Sedangkan Jin Eon sedang membeli banyak makanan. Sembari Jin Eon datang, Hae Gang pun menyiapkan mie ramen untuk Jin Eon.

Jin Eon datang. Hae Gang terkejut melihat Jin Eon membeli banyak makanan. Jin Eon pun berkata itu untuk makan malam mereka. Mereka akan kembali setelah menghabiskan semua makanan itu. Hae Gang pun mendengus kesal. Ia semakin kesal saat Jin Eon menatapnya ketika ia sedang makan.

"Kenapa kau menatapku begitu? Bukankah kau yang menghentikan mobilnya karena lapar. Kukira kita akan pergi ke tempat yang luar biasa. Lain kali kalau kau mengajakku makan, akan kusita kunci mobilmu." omel Hae Gang.


Hae Gang pun berhenti mengomel saat menyadari Jin Eon tersenyum kepadanya. Jin Eon pun berkata kalau ramennya sangat manis. Manis seperti madu, membuat Hae Gang tertegun.


Sekarang Jin Eon dan Hae Gang berjalan2 di sebuah taman. Jin Eon berjalan di depan, sedangkan Hae Gang di belakangnya. Jin Eon terus menjawab tidak tahu saat Hae Gang bertanya mereka akan dimana, mereka akan kemana dan dimana Jin Eon memarkirkan mobilnya.

"Lalu apa yang kau tahu, Choi Jin Eon?" ucap Hae Gang mulai kesal.

"Kau." jawab Jiin Eon singkat sambil terus berjalan.


Langkah Hae Gang pun terhenti seketika. Jin Eon pun berhenti melangkah begitu menyadari langkah Hae Gang berhenti. Jin Eon lantas berbalik, kemudian menatap Hae Gang dan bertanya kenapa Hae Gang berhenti melangkah. Hae Gang pun mendengus kesal dan pergi meninggalkan Jin Eon. Jin Eon pun terkejut dan langsung meneriakkan nama Hae Gang. Dipanggil dengan nama Hae Gang, membuat Hae Gang marah.

"Aku bukan Hae Gang, namaku Dokgo Yong Gi! Panggil namaku dan jangan panggil nama seseorang yang tidak ada di sini." protes Hae Gang.


Jin Eon pun mendekati Hae Gang. Keduanya lalu saling bertatapan.

"Walaupun aku ada di sini, walaupun aku memandangmu, aku tak ingat dirimu. Aku tidak ingat apapun. Seperti katamu, kalau aku istrimu, seharusnya aku ingat padamu. Aku tidak mengetahui orang lain, tapi kau.. seharusnya aku mengingat dirimu. Kau bukan suamiku, Choi Jin Eon. Aku bukan istrimu. Aku Dokgo Yong Gi. Kalau kau terus bersikap begini, aku akan pergi." ucap Hae Gang.

Mata Hae Gang mulai berkaca2. Jin Eon diam saja sembari menatap Hae Gang dalam2. Hae Gang pun mengerti dan berniat pergi, tapi Jin Eon melarangnya. Ia mengajak Hae Gang memulai semuanya dari awal. Hae Gang pun semakin merasa tertekan.


Baek Seok duduk di depan rumahnya dengan wajah kecewa. Ia sedang menunggu Hae Gang. Tak lama kemudian, Seol Ri pun datang, juga dengan wajah kecewa. Seol Ri lalu memberikan ponsel Hae Gang pada Baek Seok. Baek Seok pun semakin kecewa.

"Usir dia dari rumah. Usir juga dia dari kantor. Aku tak bisa memaafkannya. Tak bisa! Kenapa dia melakukan ini! Kenapa!" teriak Seol Ri.

Seol Ri lalu masuk ke dalam rumah. Baek Seok ingin menangis.


Di kamar Hae Gang, Seol Ri merobek semua pakaian Hae Gang. Ia juga merusak earphone Hae Gang dengan cara menarik2 talinya, hingga tangannya memerah karena menarik tali earphone milik Hae Gang.


Sementara itu, Jin Eon dan Hae Gang duduk di pinggir lapangan, sambil menikmati sosis dan melihat beberapa bocah bermain basket.

"Apa itu menyenangkan?" tanya Hae Gang.

"Kau ingin mencobanya agar tahu apa rasanya menyenangkan atau tidak?" jawab Jin Eon.

"Tapi mereka sedang asyik bermain." ucap Hae Gang.

"Sekotak pizza pasti cukup." jawab Jin Eon.


Jin Eon dan Hae Gang pun mulai bermain basket, sementara anak2 yang tadi main basket asyik melahap pizza yang diberikan Jin Eon. Keduanya terlihat bahagia. Jin Eon lalu menantang Hae Gang. Jika Hae Gang bisa memasukkan satu bola saja ke dalam keranjang dalam waktu semenit, ia menganggap Hae Gang menang. Tapi jika Hae Gang gagal, maka Hae Gang harus melakukan satu permintaannya. Hae Gang pun menerima tantangan Jin Eon.

Jin Eon melemparkan bolanya pada Hae Gang. Hae Gang tampak begitu bersemangat memasukkan bola, namun sayang bolanya berhasil direbut oleh Jin Eon.


Malam pun tiba, Baek Seok masih duduk di depan rumah menunggu Hae Gang. Sementara yang ditunggu masih bersama dengan Jin Eon. Jin Eon mengajak Hae Gang mencari restoran, namun Hae Gang menolak. Hae Gang ingin pulang. Lalu dengan santainya, Jin Eon berkata mereka kehabisan bahan bakar.


"Apa? Bukankah tadi kau sudah mengisinya?" tanya Hae Gang kaget.

"Aku menyuruh mereka mengeluarkannya." jawab Jin Eon.

"Kenapa kau melakukannya?" tanya Hae Gang.

"Aku tidak punya ponsel, jadi tidak bisa menelpon siapapun. Kita harus bermalam di mobil." jawab Jin Eon.

"Kalau begitu aku akan berjalan pulang. Kalau kau tidak mau ikut ya sudah." ucap Hae Gang.

"Pergilah kalau kau berani." jawab Jin Eon.


Hae Gang pun mendengus kesal, namun seperti yang diduga Jin Eon, Hae Gang tidak berani pergi.
Ternyata Seol Ri memang merekam pengakuan Tae Seok waktu itu. Ia mendengarkan kembali rekaman itu sambil memikirkan sesuatu.


Di dalam mobil, Jin Eon dan Hae Gang tak saling bicara. Mereka larut dalam pikiran masing2. Hae Gang lalu memecah keheningan dengan bertanya apa yang Jin Eon pikirkan. Jin Eon pun berkata ia ingin memeluk Hae Gang. Hae Gang mendengus kesal.

"Baiklah, aku akan memegang tanganmu saja selagi kita tidur, seperti orang bodoh." ucap Jin Eon.

Jin Eon pun memegang tangan Hae Gang. Hae Gang mulai gugup tapi ia diam saja tangannya dipegang Jin Eon. Jin Eon pun memejamkan matanya dan menyuruh Hae Gang tidur. Hae Gang lalu berkata kalau ia mulai merasa gugup karena Jin Eon. Jin Eon pun membuka matanya dan menatap Hae Gang.

"Kupikir hatiku sudah membeku. Kupikir aku sudah meninggalkannya dalam masa laluku yang kelam berikut ingatanku tapi setelah bertemu denganmu hatiku sakit dan bergetar. Aku tak tahu kenapa tapi aku merasa gugup karena dirimu." ucap Hae Gang.


Jin Eon pun berkaca2 mendengar penuturan Hae Gang. Jin Eon lalu memeluk Hae Gang. Tangis Hae Gang keluar. ia lantas merebahkan kepalanya di bahu Hae Gang.

Baek Seok terus menunggu Hae Gang, sampai pagi. Begitu pun dengan Seol Ri.


Jin Eon mengantar Hae Gang ke rumah Baek Seok. Hae Gang pun menyuruh Jin Eon pulang. Ia berkata Jin Eon tak mungkin masuk ke kantor dengan pakaian yang sama 3 hari berturut2.

"Soal bahan bakar, kau berbohong kan?" tanya Hae Gang.

Jin Eon pun tersenyum, membuat Hae Gang juga tersenyum kesal.


Keduanya lalu turun dari mobil. Dan mereka terkejut melihat Baek Seok yang masih duduk di depan rumah. Baek Seok melihat mereka dengan mata berkaca2. Hae Gang pun mendekati Baek Seok dengan wajah tertunduk. Namun Jin Eon menghalanginya. Hae Gang pun berhenti melangkah dan Jin Eon mendekati Baek Seok.

"Aku tidak akan membuat alasan. Seperti yang sudah kau lihat. Aku akan membawa Hae Gang pergi secepat mungkin." ucap Jin Eon.

Baek Seok yang sudah tak tahan lagi, akhirnya memukul Jin Eon. Jin Eon diam saja dipukuli Baek Seok, sedangkan Hae Gang menangis tapi tak bisa berbuat apapun untuk menghentikan kemarahan Baek Seok.


"Siapa istrimu! Dia bilang bukan! Mengapa kau tak percaya padanya! Harus berapa kali kukatakan padamu bangsat! Istrimu sudah meninggal!" teriak Baek Seok.

Jin Eon pun kaget, apa katamu barusan?

"Istrimu sudah meninggal empat tahun yang lalu. Begitu bercerai darimu, dia tewas dalam kecelakaan! Hanya kau yang tidak tahu! Mereka merahasiakannya darimu karena takut kau terluka!" teriak Baek Seok.


Jin Eon terkejut, ia lalu menatap Hae Gang dengan wajah terpukul.


Baek Seok lalu membawa Jin Eon ke colombarium. Jin Eon pun terkejut melihat ke rumah abu Hae Gang. Baek Seok pun berkata, Hae Gang ada di sana. Hae Gang kesepian di sana. Selama 4 tahun.


"Istri yang kau sia2kan, dia sudah tak berada di dunia ini lagi. Dia pergi. Dia pergi sejak lama." ucap Baek Seok dingin.


Tangis Jin Eon pun pecah. Ia menangis menatap foto Hae Gang.

Bersambung ke episode 19

The Princess Man Ep 3

Sebelumnya <<<<
 
 
Para pembunuh itu melepaskan anak panah ke arah Seung Yoo dan Se Ryung. Namun panahnya meleset. Seung Yoo terus memacu kudanya dengan kecepatan tinggi. Dan Se Ryung tampak ketakutan. Pembunuh itu kembali melepaskan anak panah dan mengenai kuda. Kuda berontak, Seung Yoo dan Se Ryung pun jatuh dari kuda.
“Yang Mulia Putri! Anda baik2 saja?” tanya Seung Yoo cemas.

Se Ryung melihat para pembunuh itu masih mengincar mereka. Seung Yoo membawa Se Ryung lari. Mereka masuk ke hutan. Tiba2, anak panah tertancap di punggung Seung Yoo. Seung Yoo terjatuh. Se Ryung terkejut melihat gurunya jatuh. Seung Yoo tampak menahan sakit.
“Guru!” teriak Se Ryung.
Seung Yoo menoleh ke belakang. Rupanya luka Seung Yoo tidak terlalu parah. Ia menarik Se Ryung pergi. Para pembunuh masih berkeliaran mencari mereka. Seung Yoo dan Se Ryung bersembunyi di semak2. Seung Yoo merasakan darah mengaliri tangannya. Tak ingin Se Ryung cemas, ia menyembunyikan tangannya.
“Guru, apa kau baik2 saja?” tanya Se Ryung.

Seung Yoo menyuruh Se Ryung diam. Ia melihat para pembunuh masih mencari2 mereka. Ia lalu mencabut panah dari punggungnya. Se Ryung ngeri melihatnya. Seung Yoo menyuruh Se Ryung tetap sembunyi apapun yang terjadi. Se Ryung mengangguk. Seung Yoo pun lari memancing para pembunuh. Para pembunuh langsung mengejarnya.


Seung Yoo lari sejauh mungkin. Para pembunuh mengejarnya. Seung Yoo lantas berbalik dan berhasil merebut kuda seorang pembunuh. Ia pun bertarung dengan para pembunuh. Namun dikarenakan dirinya hanya sendirian, ia pun terjatuh dari kuda.
Seung Yoo tersudut! Seorang pembunuh bersiap menembak Seung Yoo. Tiba2, Se Ryung datang dan mencoba melindungi Seung Yoo.

“Apa kau ingin mati di hari dan jam yang sama dengannya? Baiklah.” Ucap si pembunuh, lalu melepaskan anak panah ke arah mereka. Seung Yoo mendorong tubuh Se Ryung. Si pembunuh itu kembali hendak membunuh keduanya. Beruntung Shin Myun dan pasukannya tiba.
Se Ryung jatuh pingsan! Seung Yoo teriak, Yang Mulia!

Kasim melarang Putri Kyung Hee bertemu dengan Raja.
Putri Kyung Hee kesal, “Jadi kau melarangku masuk? Sudah kubilang ada sesuatu yang ingin kukatakan pada Baginda Raja.”
”Bukan begitu, tapi Baginda Raja sedang tidur siang.” Jawab Kasim.
“Sejak kapan ayahku tidur siang? Apa ayahku tidak mengizinkanku masuk?”
“Biarkan Yang Mulia Putri masuk.” Ucap Baginda Raja dari dalam.


Putri duduk di hadapan ayahnya. Sang ayah tanya kenapa Putri mencarinya. Putri bilang kalau ini soal pelajarannya. Raja bertanya apa maksud Putri soal Seung Yoo. Putri diam saja. Raja tampak kurang sehat. Raja tanya apa Putri tidak menyukai Seung Yoo yang kelak akan menjadi suami Putri. Putri bilang akan menerima pernikahan itu asalkan pelajarannya dengan Seung Yoo dihentikan. Raja bilang bagaimana bisa Putri mengancamnya seperti itu. Namun belum lagi selesai kalimat Raja, penyakit Raja kambuh. Tapi Raja berusaha menahannya dan menyuruh Putri keluar.


Putri akhirnya beranjak pergi. Raja yang sudah tidak tahan, akhirnya batuk darah. Putri kaget melihat kondisi ayahnya. Ia pun langsung berlari menghampiri ayahnya. Kasim memanggil tabib yang ternyata bersembunyi di ruangan lain.
“Kenapa kalian ada di sini? Apa yang kalian sembunyikan dariku!” teriak Putri.
“Pangeran Sooyang tidak boleh tahu. Dia tidak boleh melihatku seperti ini.” Ucap Raja.
Putri tertegun mendengarnya.
”Ayahmu ini takut. Apa yang akan terjadi padamu dan Putra Mahkota kalau aku sudah tidak ada. Aku benar2 takut. Aku sudah tidak mampu bertahan lebih lama lagi. Maafkan aku.” Ucap Raja lagi.
Putri gemetaran menahan tangis.

Diluar, Putri tanya pada Kasim apa ini semua karena pamannya. Apa ayahnya menyembunyikan penyakitnya karena takut pada pamannya.
”Maafkan aku.” Jawab Kasim.
”Sampai berapa lama ayahku bisa bertahan?” tanya Putri.
”Bagaimana mungkin saya mengatakan hal itu. Yang Mulia Putri, hanya Penasehat Kim Jong Seo yang bisa melindungi anda dan Putra Mahkota. Jadi tolong mengertilah.” Jawab Kasim.
Mata Putri berkaca2. Ia mengerti sekarang apa yang sesungguhnya terjadi.

Di kantor Hanseong, Seung Yoo merawat lukanya. Ia duduk disamping Se Ryung yang masih pingsan. Myun datang dan tanya bagaimana luka Seung Yoo. Seung Yoo tidak menjawab pertanyaan Myun, tapi menanyakan soal para pembunuh itu.
”Tidak ada yang istimewa. Tempat itu memang rawan kejahatan. Untung aku sudah melacaknya, jika tidak apa yang akan terjadi.” Jawab Myun.
”Mereka pasti mengincarku.” Ucap Seung Yoo.
”Apa ada yang kau curigai?” tanya Myun.

Seung Yoo diam saja. Se Ryung mulai sadar. Mereka sama2 melirik Se Ryung.
Myun berkata, “Di benar2 mengagumkan. Dia merelakan nyawanya demi menyelamatkan seorang pria. Siapa dia?”
Seung Yoo diam saja.
Myun tanya lagi, “Kenapa tidak kau jawab? Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?”
”Dia muridku.” Jawab Seung Yoo.
”Murid.” Ucap Myun, lalu tersadar dan bertanya lagi, “Apa maksudmu dia Yang Mulia Putri?”




Se Ryung bangun dan langsung menanyakan kondisi Seung Yoo.
Seung Yoo marah, “Siapa yang menyuruh anda melindungi saya! Kenapa anda mempertaruhkan nyawa anda!”
Se Ryung tertunduk.

Keduanya menunggu diluar kantor. Se Ryung minta maaf. Seung Yoo tanya apa Se Ryung pikir ia akan tenang dengan sikap Se Ryung. Ia juga tanya kapan Se Ryung berhenti bersikap ceroboh. Se Ryung merasa bersalah. Myun datang memberitahu tandu sudah siap dan mereka bisa kembali ke istana. Seung Yoo memberitahu Se Ryung kalau Myun adalah temannya.


Se Ryung kembali ke istana dengan pengawalan Seung Yoo dan Myun. Seung Yoo jalan disamping tandu. Myun jalan di depan. Se Ryung membuka jendela. Seung Yoo berkata, “Bersabarlah sebentar. Sebentar lagi kita sampai di istana, jadi tolong jaga sikap anda.”
Seung Yoo lantas menutup jendela. Selang beberapa detik, ia kembali membukanya. Se Ryung kaget. Seung Yoo tanya bagaimana caranya Se Ryung bisa keluar dan masuk istana dengan bebas.


Tandu Se Ryung mendekat ke gerbang istana. Penjaga tanya siapa gadis yang ada di dalam tandu. Se Ryung membuka jendela dan memperkenalkan dirinya sebagai Se Ryung, putri sulung Pangeran Sooyang. Penjaga tanya Se Ryung hendak kemana. Se Ryung bilang ingin menemui Putri. Penjaga mengizinkan Se Ryung masuk.

Seung Yoo dan Myun yang melihat dari jauh tertawa geli.
”Jadi dia menggunakan nama keluarga kerajaan agar bisa keluar masuk istana dengan bebas.” Ucap Myun.
”Dia benar2 istimewa kan?” tanya Seung Yoo.
”Ini pertama kalinya aku melihat seorang Putri yang dengan bebasnya keluar masuk istana. Ia bahkan tidak takut dengan penjahat. Kalau aku tahu, aku akan melamar menjadi Pangeran Pendamping.” Jawab Myun.
”Lupakan. Kelak dia akan menjadi istri sahabatmu.” Ucap Seung Yoo.
”Apa maksudmu?” tanya Myun.
“Calon Pangeran Pendamping sudah ditetapkan.” Jawab Seung Yoo.
“Jangan bilang itu kau?” tanya Myun.
“Kau cemburu?” jawab Seung Yoo sambil tertawa.

Myun sedikit tersenyum, lalu berkata “Aku hanya kaget.”
”Ada yang lebih penting. Kuminta kau selidiki siapa penjahat2 itu.” Pinta Seung Yoo.
”Pasti kulakukan.” Jawab Myun.”
”Terima kasih.” Ucap Seung Yoo, lalu pergi. Wajah Myun berubah menatap kepergian Seung Yoo.


Se Ryung menemui Putri. Putri bersikap dingin pada Se Ryung.
Putri tanya, kenapa Se Ryung datang?
Se Ryung bilang ada yang ingin dia ceritakan pada Putri.
Mereka lantas bicara berdua di taman. Putri tampak syok. Tangannya yang sedang memegang gunting memotong bunga krisan begitu saja.
Se Ryung memungut bunga itu dan berkata, “Bunga yang indah. Tolong berhati2lah, Yang Mulia.”


Putri menahan kekesalannya. Ia lalu bertanya, “Jadi kalian berkuda bersama?”
Se Ryung tersenyum dan menjawab, “Ya. Berkuda dan memeluk angin rasanya benar2 menyegarkan.”
“Kau mempercayakan tubuhmu pada seorang pria dan berkuda bersama. Apa hubungan kalian sedekat itu?” tanya Putri.
”Apa maksud anda? Saya hanya belajar teknik berkuda.” Jawab Se Ryung.
”Jadi bukan cinta?” tanya Putri.
“Cinta?” tanya Se Ryung balik.
Putri bangun dari duduknya dan menatap tajam Se Ryung.  Ia lantas tanya seperti apa perasaan Se Ryung pada Seung Yoo.
“Ini bukan cinta.” Jawab Se Ryung.
“Sungguh melegakan. Berarti tidak akan ada konflik diantara kita.” Ucap Putri.
“Apa maksud anda?” tanya Se Ryung.
”Jangan temui dia lagi! Pernikahanmu dengan Seung Yoo sudah dibatalkan. Kim Seung Yoo akan menjadi Pangeran Pendamping.” Jawab Putri.
Se Ryung syok. Bunga yang dipegangnya langsung jatuh.


Han Myung Hoe kaget mendapat laporan dari anak buahnya kalau Seung Yoo bersama seorang wanita. Anak buahnya berkata kalau Seung Yoo berkuda bersama wanita itu. Myung Hoe tanya penampilan wanita itu. Anak buahnya menjelaskan kalau wanita itu sepertinya berasal dari keluarga bangsawan. Ia bilang hubungan mereka sangat dekat karena wanita itu mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Seung Yoo. Ia lantas meminta satu kesempatan lagi dan berjanji akan membereskan semuanya. Myung Hoe lalu menyuruh gisaeng melayani anak buahnya itu.

Anak buah Myung Hoe itu dibunuh! Rupanya Myung Hoe menyuruh anak buahnya yang lain untuk membunuh mereka.

Myung Hoe menemui Pangeran Sooyang.
”Jadi Calon Pangeran Pendamping memiliki wanita lain?” tanya Pangeran Sooyang.
“Akan kusuruh orang menyelidiki identitas wanita itu.” Jawab Myung Hoe.
Pangeran Sooyang tersenyum. Senyum menyeringai.

Di kamarnya, Se Ryung tampak lesu. Ia memikirkan kata2 Putri tadi soal Seung Yoo yang akan jadi Pangeran Pendamping. Ia lalu beranjak keluar dari kamarnya dan pergi ke kamar orang tuanya. Kamar orang tuanya terlihat sepi. Se Ryung hendak pergi, namun sang ayah pulang bersama Im Woon (pengawal Pangeran Sooyang).
“Ada yang mau kutanyakan.” Ucap Se Ryung.
Pangeran Sooyang menyuruh Im Woon pergi.


“Bicaralah.” Jawab Pangeran Sooyang.
“Apa benar pernikahanku sudah dibatalkan?” tanya Se Ryung.
“Maksudmu dengan kediaman Penasehat Kim? Apa kau mendengarnya dari ibumu? Anaknya sudah terpilih sebagai Pangeran Pendamping. Apa kau resah? Jangan cemas. Akan kucarikan keluarga yang cocok untukmu.” Jawab Pangeran Sooyang.


Se Ryung membungukkan badannya, memberi hormat. Setelah itu ia beranjak pergi. Namun sang ayah memanggilnya. Se Ryung menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Pangeran Sooyang bilang kalau Se Ryung terlalu berharga untuk diberikan ke sembarang orang. Se Ryung tersenyum pada ayahnya, lalu pergi.


Pagi harinya, di kediaman Kim Jong Seo. Tampak Seung Yoo masih tidur dengan pulas. Seorang bocah perempuan masuk. Ia memegang bulu dan hendak menjahili Seung Yoo. Tiba2, Seung Yoo bangun dan mengagetkan bocah menggemaskan itu. Bocah itu namanya Ah Kang. Seung Yoo hendak menggendong Ah Kang, namun tidak jadi karena rasa sakit di punggungnya.
Seung Yoo memegang punggungnya. Ternyata luka Seung Yoo terbuka lagi. Ah Kang langsung berteriak memanggil ibunya saat melihat darah di tangan Seung Yoo. Lady Ryu, Ibu Ah Kang, masuk. Ia terkejut melihat darah di tangan Seung Yoo yang adalah adik iparnya. Seung Kyu masuk dan kaget melihat kondisi adiknya.

Kim Jong Seo marah, “Jadi kau diserang di Lembah Inwang?”
“Ya.” Jawab Seung Yoo.
“Apa ada yang mencurigakan?” tanya Seung Kyu.
“Meskipun mereka berpakaian layaknya preman, aku yakin bukan uang yang menjadi tujuan mereka.” Jawab Seung Yoo.
“Maksudmu mereka menginginkan nyawamu?” tanya Seung Kyu kaget, lalu menatap ayahnya.
”Seung Yoo, apa kau tahu alasan Baginda Raja memilihmu sebagai Pangeran Pendamping? Baginda Raja berharap keluarga kita bisa melindungi Putra Mahkota. Tapi ini posisi yang berbahaya. Jadi kau harus bisa melindungi dirimu dari org2 yang tak ingin kau jadi Pangeran Pendamping.” Ucap Kim Jong Seo.
”Siapa mereka?” tanya Seung Yoo.
”Pangeran Sooyang.” Jawab Kim Jong Seo.
Seung Yoo kaget mendengarnya.



Pangeran Sooyang, Kwon Ram dan Menteri Onnyeong hendak masuk ke kantor mereka.  Kwon Ram membuka pintu. Mereka terkejut melihat Kim Jong Seo sudah di dalam. Kim Jong Seo dan Pangeran Sooyang bicara berdua.
“Beberapa waktu yang lalu, kau mendatangiku dan berkata kalau salah satu diantara kita akan terjadi pertumpahan darah. Jika negeri ini dan keluarga Raja meminta darah Kim Jong Seo, aku akan memberikannya dengan sukarela. Tapi jika sasaranmu bukan aku, melainkan anakku, Putri atau Putra Mahkota, maka aku, Kim Jong Seo akan menghancurkanmu.”
“Apa calon besan keluarga Raja, sedang mencoba mengancamku?” tanya Pangeran Sooyang.
“Ini hanya peringatan. Selama aku masih hidup, anda tidak akan bisa naik takhta.” Jawab Kim Jong Seo.

Seung Yoo mau pergi ke istana. Langkahnya terhenti karena beberapa pengawal menghampirinya. Seung Gyu muncul.
“Biarkan mereka ikut denganmu.” Ucap Seung Gyu.
“Kakak, jika ada seseorang yang mau membunuhku, apa orang2 ini cukup untuk melindungiku? Kim Jong Seo dan anaknya ketakutan. Aku akan melakukan sesuatu. Jadi jangan ikuti aku.” Jawab Seung Yoo.
Seung Yoo pergi. Seung Gyu memandang kepergian Seung Yoo dengan cemas. Benar saja. Anak buah Myung Hoe mengikuti Seung Yoo.
Kwon Ram tanya ke Menteri Onnyeong, “Apa kau sudah mengetahui siapa wanita yang bersama Kim Seung Yoo?”
Menteri Onnyeong menjawab, “Ini bukan waktunya untuk meributkan hal ini.”
Kwon Ram tanya ke Pangeran Sooyang, “Apa rencanamu? Dilihat dari sikap Penasehat Kim, dia…
“Kalau dia memiliki bukti, mana mungkin dia hanya memberiku peringatan saja?” jawab Pangeran Sooyang.
“Dengan cara itu, kita sudah gagal menghentikan proses pemilihan Calon Pangeran Pendamping. Jika pernikahan ini terjadi….” Ucap Kwon Ram.
“Maka semua orang akan berpihak pada Penasehat Kim dan Baginda Raja dan mencari kesempatan untuk menusuk anda.” Sambung Menteri Onnyeong.
Kwon Ram dan Menteri Onnyeong pergi ke kantor Petugas Park. Akan tetapi penjaga tidak mengizinkan mereka masuk.
Menteri Onnyeong kesal, “Apa kalian tidak tahu siapa kami!”
Penjaga bilang kalau mereka hanya menjalankan perintah untuk tidak membiarkan siapa pun masuk ke dalam.
Kwon Ram tanya siapa yang memberikan perintah seperti itu.
Penjaga menjawab Shin Sook Joo lah yang memberikan perintah.
Kwon Ram marah, “Kalian tidak tahu kalau ketua komite urusan keluarga kerajaan adalah Pangeran Sooyang!”
Keributan itu pun terhenti dengan keluarnya Petugas Park.

Pangeran Sooyang heran, “Kenapa susah sekali bertemu denganmu, padahal aku adalah orang yang bertanggung jawab atas pernikahan kerajaan.”
Petugas Park bilang, sebagai Petugas di kantor astrologi yang memegang informasi rahasia, aku tidak bisa bertemu dengan sembarangan orang.”
“Jadi anda sudah memeriksa kecocokan Kim Seung Yoo dan Yang Mulia Putri?” tanya Pangeran Sooyang.
“Kalau waktunya tiba, anda juga akan tahu.” Jawab Petugas Park.
“Kau benar. Aku menanyakan pertanyaan yang bodoh.” Ucap Pangeran Sooyang.
“Maafkan aku.” Jawab Petugas Park.
 
Pangeran Sooyang pun pergi. Kelihatan sekali dari wajahnya kalau ia sangat kesal. Namun Pangeran Sooyang kembali lagi. Ia bilang ingin mengajukan satu pertanyaan. Pangeran Sooyang bertanya apakah ada cara untuk mengubah takdir seseorang? Petugas Park balik tanya, apa anda ingin mengubah takdirmu?
Pangeran Sooyang tersenyum licik. Ia minta maaf karena telah mengganggu waktu Petugas Park.
Seung Yoo kaget, apa maksudnya menghentikan pelajaran? Kami belum menyelesaikan pelajaran klasik.
Profesor Kepala berkata, Ini perintah Baginda.
Seung Yoo tanya, Apa Yang Mulia Putri sakit?
Guru lain menyindir, Kau sudah mulai mencemaskan calon istrimu?
Profesor Kepala meminta rekannya agar berhati2 dalam bicara.
Rekannya berkata, Profesor Kim Seung Yoo sudah terpilih sebagai Pangeran Pendamping. Berita ini sudah diketahui banyak orang. Jadi kenapa harus disembunyikan?
Rekannya yg lain ikut menyindir, Kurasa kau tidak benar2 mengajarkan Pelajaran Klasik, tapi justru mengajarkan tentang cinta.
Se Ryung masuk kelas. Guru mengabsen semua putri bangsawan, termasuk Se Ryung. Se Ryung tampak lesu. Se Jeong heran melihat kakaknya di masuk kelas. Ia tanya apa Putri Kyung Hee tidak ingin bermain lagi dengan Se Ryung. Se Ryung hanya menghela napas.

Se Ryung dan pelayannya ada istal kuda. Pelayannya tanya kenapa Se Ryung tampak lemas. Se Ryung diam saja. Tangannya membelai kuda dengan lembut. Pelayannya lalu mengingatkan Se Ryung yang berjanji akan menemui Seung Yoo di depan gibang di hari bulan purnama.

Putri Kyung Hee lagi berdandan.
Dayang memuji kecantikan Putri, anda cantik sekali. Laki2 mana yang tidak akan jatuh hati pada anda, tak terkecuali Profesor Kim Seung Yoo.
Putri menatap tajam dayangnya.

Si dayang kembali berkata, maksud saya pelajaran dihentikan atas permintaan Yang Mulia. Yang Mulia hanya perlu menunggu sampai hari pernikahan tiba. Jadi Yang Mulia tidak perlu cemas.
Putri bilang kalau Seung Yoo tidak pernah melihatnya.
Dayang berkata, setelah bertemu dengan anda, Profesir Kim akan melupakan Nona Se Ryung. Tapi Yang Mulia, bagaimana kalau mereka bertemu diam?
Putri bilang sepupunya tidak mungkin melakukan hal itu karena sudah berjanji padanya.

Seung Yoo ada di depan gibang. Ia tampak resah menunggu seseorang. Orang suruhan Myung Hoe tampak bersembunyi tak jauh dari tempat Seung Yoo berdiri. Ia tampak bosan mengintai Seung Yoo. Tiba2, seorang wanita ber-mantel biru menghampiri Seung Yoo. Wanita itu adalah Se Ryung.
“Akhirnya mereka bertemu.” Ucap orang suruhan Myung Hoe sambil tersenyum.

Seung Yoo marah, anda nyaris kehilangan nyawa anda karena penjahat. Bahkan setelah mengalami situasi berbahaya, anda masih berani keluar istana?
Kau kan sudah berjanji akan mengajariku berkuda lagi, kata Se Ryung.
Seung Yoo tanya, kapan saya berjanji seperti itu? Anda yang mengajak bertemu di depan gibang saat bulan purnama.
Bukankah kau menungguku? Kata Se Ryung.
Seung Yoo bilang, menunggumu? Saya hanya ingin memastikan anda selamat sampai ke istana.
Se Ryung bilang, dan aku cemas kalau kau menungguku.

Seung Yoo kaget mendengar jawaban Se Ryung. Se Ryung membungkukkan badannya, memberi hormat pada Seung Yoo lalu pamit pergi. Namun langkah Se Ryung terhenti saat mendengar ucapan Seung Yoo.
“Jadi anda meninggalkan istana karena saya…? Apa maksud anda?”
Se Ryung diam saja dan tertunduk malu. Seung Yoo menahan senyumnya, lalu berkata meski mereka tidak bisa naik kuda, mereka bisa pergi jalan2 ke pasar. Ucapan Seung Yoo itu membuat Se Ryung tersenyum.

Seung Yoo dan Se Ryung jalan2 di pasar. Se Ryung melihat banyak hal dan tampak puas. Seung Yoo berkata kalau pasar itu khusus dibuka saat bulan purnama dan Se Ryung tak akan pernah menemukan pemandangan seperti itu di istana. Se Ryung tersenyum puas.

Lalu, langkah mereka terhenti saat melihat lomba ayunan. Mereka pun melihat lomba itu. Se Ryung tersenyum puas. Seung Yoo senang melihat ekspresi kebahagiaan Se Ryung. Dalam lomba itu, ada dua gadis yang bertanding. Mereka harus berdiri di ayunan, lantas mengayunkannya tinggi2 untuk mengambil bunga yang diikat. Siapa yang paling cepat mengambil bunga, dialah pemenangnya.

Seorang wanita dengan hanbok ungu menang lagi. Tiga ahjumma di dekat Se Ryung dan Seung Yoo mengeluh. Katanya, dia menang lagi. Dia tidak cantik, tapi pandai berayun. Dia selalu menang.
Para ahjumma itu melirik Se Ryung.
Seorang diantaranya berkata, Di sini. Kau terlihat seperti gadis bangsawan. Gadis bangsawan biasanya pandai memainkan ayunan. Ahjumma itu menarik Se Ryung. Se Ryung kaget. Seung Yoo menghalangi mereka.

“Tolong jangan lakukan ini.” Ucap Seung Yoo.
Se Ryung berbisik pada Seung Yoo, Aku mau mencobanya.
Tapi anda bisa terluka, kata Seung Yoo.
“Ini sama saja dengan berkuda. Aku akan berhati2.” Jawab Se Ryung.
Seung Yoo pun mengizinkan Se Ryung melakukannya.
Se Ryung bersiap naik ke ayunan.
Seung Yoo berkata, jika anda takut, jangan ditahan dan berteriak lah.
Baik guru, kata Se Ryung.

Se Ryung menarik napas. Seung Yoo memegangi ayunan. Se Ryung mulai naik ke atasnya. Seung Yoo membantu Se Ryung mendorong ayunan. Se Ryung pun mulai berayun. Se Ryung tampak senang. Para ahjumma memberi semangat. Se Ryung terus berayun. Ia bahkan memejamkan matanya dan menikmati hal itu. Seung Yoo tersenyum menatap Se Ryung.



Saat Se Ryung berhasil mendapatkan bunga, semua bersorak.Se Ryung menang! Seung Yoo langsung menghentikan ayunan itu. Se Ryung tersenyum pada Seung Yoo. Orang suruhan Myung Hoe terus mengamati mereka. Ia terkejut saat Seung Yoo menatapnya, lalu beranjak pergi.

Seung Yoo dan Se Ryung kembali berkeliling pasar.
Seung Yoo tanya, apa benar anda seorang Putri? Tidak mungkin bisa berkuda sekaligus main ayunan di istana. Kenapa anda bisa begitu ahli melakukanya?
“Bagaimana kau tahu di istana tidak ada ayunan? Istana juga tempat tinggal banyak orang.” Jawab Se Ryung.


Se Ryung lantas pergi melewati penjual aksesoris.
Seung Yoo menarik Se Ryung. Ia berkata, “Bagaimana mungkin seorang wanita sepertimu tidak menyukai perhiasan.”
“Aku tidak suka perhiasan yang bergantung.” Jawab Se Ryung.
“Coba lihat anda akan menjadi lebih cantik.” Ucap Seung Yoo.
Seung Yoo lalu mengambil cermin dan mengarahkan cermin ke wajah Se Ryung. Se Ryung tersenyum melihat bayangannya. Seung Yoo lalu mengarahkan cermin itu ke sisi lain. Dan dari cermin, terlihat anak buah Myung Hoe mengawasi mereka.

Seung Yoo berbisik, maafkan atas ketidaksopanan saya.
Ia lantas menarik Se Ryung pergi. Anak buah Myung Hoe mengejar mereka. Mereka pun bersembunyi di semak2. Se Ryung tanya apa yang terjadi. Seung Yoo menyuruh Se Ryung diam dan membekap mulut Se Ryung. Anak buah Myung Hoe yang kehilangan jejak, akhirnya pergi.
Seung Yoo mengawal Se Ryung kembali ke istana.
Se Ryung terus menatap Seung Yoo. Saat Seung Yoo menatapnya, ia salah tingkah dan mengalihkan pandangannya. Seung Yoo tersenyum.
Se Ryung lantas bertanya, jadi ayahmu menyuruh orang untuk mengikutimu?
Tak ingin Se Ryung cemas, Seung Yoo berbohong. Seung Yoo bilang kalau ayahnya melakukan itu untuk mengecek apakah ia masih sering main2 ke gibang.
Se Ryung berkata, kupikir itu penjahat yang kemarin.

Akhirnya mereka sampai di istana.
“Kita sudah sampai. Masuklah.” Ucap Seung Yoo.
“Aku mau menunggu pelayanku di sini. Jadi kau pergilah.” Jawab Se Ryung.
“Ibuku meninggal dalam kesepian. Dan ayahku merasakan penyesalan seumur hidupnya. Saat itu ayahku bertugas di Provinsi Hamgyong. Karena itulah saya tak mau sesuatu terjadi pada anda saat saya tak ada disamping anda. Setelah kita menikah, kita bisa pergi berkuda bersama. Jadi berjanjilah bahwa anda tidak akan pergi meninggalkan istana dan membahayakan diri anda.” Ucap Seung Yoo.
“Aku berjanji.” Jawab Se Ryung.
“Baguslah. Sekarang anda harus masuk ke istana.” Ucap Seung Yoo.


Seung Yoo melangkah pergi, namun langkahnya terhenti karena Se Ryung memanggilnya. Seung Yoo tersenyum saat Se Ryung bilang bahagia bersamanya. Se Ryung memberi hormat pada Seung Yoo, lalu masuk ke istana. Seung Yoo terus menatap langkah Se Ryung sambil tersenyum.



Begitu tiba di rumahnya, Se Ryung langsung disamperin pelayannya. Pelayannya bertanya, Nona, kenapa anda baru pulang? Apa anda benar2 pergi berayun? Apa anda memenangkan bunga ini dari sana? Ia melirik bunga di tangan Se Ryung. Se Ryung diam saja dan beranjak masuk. Ia terus melangkah sampai ke kamarnya.
Se Ryung tak bisa tidur. Ia terus menatap bunga yg ditaroknya di meja sambil tersenyum.
Di kediaman Tuan Park, 3 orang menyelinap masuk. Mereka adalah anak buah Han Myung Hoe! Mereka masuk ke kamar Tuan Park. Tampak Tuan Park sedang terlelap tidur. Seorang dari mereka membangunkan Tuan Park. Tuan Park terkejut melihat org asing di rumahnya. Mereka lantas memasukkan Tuan Park ke dalam karung.

Tuan Park dibuang ke dalam galian besar. Myung Hoe muncul. Ia mengejek Tuan Park,
kau saja tidak bisa meramalkan nasibmu. Bagaimana mungkin kau bisa meramalkan kecocokan seseorang.
Tuan Park marah, siapa yang menyuruhmu!
Myung Hoe mengejek, kau yang tahu rahasia alam tidak tahu untuk apa aku di sini?
Tuan Park geram, tidak peduli apa yang terjadi padaku, aku tidak akan memberitahukanmu kecocokan itu.
Myung Hoe marah, Kubur dia!
Tuan Park tak bergeming. Sementara itu anak buah Myung Hoe mulai mengubur Tuan Park.
“Kau akan kehilangan hidupmu karena takdir org lain.” Ucap Myung Hoe.
“Hidup dan matiku tidak berada di tangan org sepertimu!” jawab Tuan Park.
“Kau tidak tahu kan di tanganku, aku bisa memutuskan hidup dan mati kalian bertiga! 3 nyawa!” ucap Myung Hoe, lalu memberikan kode ke anak buahnya.


Anak buah Myung Hoe lantas menyeret istri dan anak Tuan Park ke dalam lubang besar itu.
Bajingan kalian! Kalian tidak takut pada langit! Teriak Tuan Park.
Myung Hoe menyuruh anak buahnya mengubur mereka.
Tuan Park berusaha melindungi anak dan istrinya.
Akhirnya ia tak tahan lagi, STOP! STOP! Baiklah, apa yang kau inginkan?
Myung Hoe tersenyum tipis, lalu melemparkan sebuah amplop ke Tuan Park.
“Itu adalah perhitungan yang sebenarnya kecocokan antara Kim Seung Yoo dan Yang Mulia Putri. Di hari pemilihan, kau harus membacakan itu di depan Baginda Raja dan semua pejabat.” Ucap Myung Hoe.
Tuan Park tampak geram, tapi ia tak bisa berbuat apa2.

Myung Hoe menghadap Pangeran Sooyang.
“Jika keluarganya ada di tangan kita, apa yang bisa dia lakukan?” tanya Myung Hoe.
Pangeran Sooyang seperti memikirkan sesuatu.
Myung Hoe tanya, “Tapi apa anda yakin Shik Sook Joo akan menerima hasil yang diberikan Tuan Park?”
“Tidak mungkin.” Jawab Pangeran Sooyang.
“Ya benar. Shin Sook Joo akan menjadi batu sandungan yang besar untuk kita.” Jawab Myung Hoe.
“Kita akan mengubah batu sandungan itu menjadi batu loncatan.” Ucap Pangeran Sooyang.
Myung Hoe tertegun dengan kata2 Sooyang itu.
Paginya, Pangeran Sooyang dan semua rapat lagi. Menteri Onnyeong tanya, apa maksudnya Jung Jong? Apa maksudnya Putra mantan Gubernur Jung Chung Gyeong?
Shuk Joo membenarkan.
Kwon Ram angkat bicara, anda menyarankan kami memilih pria yang berasal dari keluarga miskin?
Shuk Joo berkata, keluarga Jung adalah keluarga terhormat. Dan Bangsawan Jung Chung Gyeong adalah anak buah Raja Sejong yang setia.
Kwon Ram marah, apa yang lain pengkhianat?
Shuk Joo bilang, ini hanya formalitas. Kita hanya perlu memenuhi jumlah yang dipersyaratkan untuk pemilihan. Kenapa kalian berdua seperti merencanakan sesuatu? Kenapa bersikeras memilih Cho Kyung Taek?
Menteri Onnyeong marah, apa yang kau katakana!
Pangeran Sooyang angkat bicara, ikuti saja keinginan Bum Ong’s (panggilan terhormat Shin Sook Joo). Kecuali Profesor Kim Seung Yoo, dua orang lainnya hanya formalitas saja. Jadi 3 Calon Pangeran Pendamping adalah : Putra ketiga Penasehat Kim, Kim Seung Yoo, putra tertua Gubernur Pyongyang Hwang Min Dal, Hwang Ki Jung dan putra tunggal mantan Gubernur Jung Chun Gyeong, Jung Jong.
Jung Jong dan Seung Yoo ada dipasar. Jung Jong membeli sesuatu. Mungkin obat untuk ibunya. Jung Jong berterima kasih pada Seung Yoo yang selalu membantunya dan berjanji akan membalas kebaikan Seung Yoo setelah dirinya menjadi Pangeran Pendamping. Seung Yoo tertawa geli dan minta Jung Jong melupakan hal itu. Jung Jong tanya apa maksud Seung Yoo ia tak pantas menjadi Pangeran Pendamping karena berasal dari keluarga miskin. Seung Yoo tersenyum dan bilang kalau ia hanya tak mau Jung Jong kecewa.
Saat melewati penjual ornament, langkah Seung Yoo terhenti. Ia tersenyum melihat ornament2 cantik itu. Jung Jong mengamati wajah Seung Yoo, lalu bertanya apa Seung Yoo sedang jatuh cinta. Seung Yoo menyangkal, lalu memiting kepala Jung Jong. Jung Jong terus meledek Seung Yoo, bahkan ia memonyongkan bibirnya. Seung Yoo memukul mulut Jung Jong. Keduanya pun beranjak pergi.
Rapat selesai. Saat Shin Sook Joo hendak pergi meninggalkan kantor, Kwon Ram memanggilnya.
“Pangeran Sooyang mengundang seluruh pejabat makan malam di rumahnya.” Ucap Kwon Ram.
“Apa maksud anda?” tanya Shin Sook Joo.
“Pangeran Sooyang mau mengadakan perjamuan sebagai ucapan terima kasih atas kerja keras kita.” Jawab Kwon Ram.
“Kenapa tidak sekarang saja?” tanya Shin Sook Joo.
“Karena pengetahuan anda yang luas, jadi Pangeran Sooyang ingin mendengar pendapat anda.” Jawab Kwon Ram.
Putri Kyung Hee sedang memberi makan ikan2nya. Dayangnya (Eun Geum, akhirnya aku tahu namanya) berlari dengan tergesa2 ke arah Putri.
“Yang Mulia Putri, kita dalam masalah besar! Profesor Kim Seung Yoo ingin bertemu anda. Sekarang dia menunggu ada di ruang belajar.”
“Apa?”
“Bagaimana ini? Kita tidak mungkin meminta Nona Se Ryung datang ke sini dalam waktu yang singkat. Apa yang harus kita lakukan?”
Putri Kyung Hee panik.
Seung Yoo menunggu Putri di ruang belajar Putri. Pintu ruangan terbuka. Seung Yoo kaget saat melihat bukan “Putri” yang datang, melainkan Eun Geum. Ia tanya dimana “Putri? Eun Geum bilang kalau Putri sedang sakit jadi tidak bisa menemui Seung Yoo dan meminta Seung Yoo tidak perlu khawatir karena Putri hanya demam. Seung Yoo lalu menyuruh Eun Geum menunggu sebentar. Ia pun mengambil selembar kertas dan mulai menuliskan sesuatu di kertas itu. Disampingnya, ada sebuah amplop dan cincin giok.

Putri Kyung Hee menahan kekesalannya sambil menatap cincin giok yang dipegangnya. Eun Geum lantas menyerahkan surat itu pada Putri.
Putri kesal, jadi dia memberikan cincin ini!
Eun Geum membenarkan.
Putri langsung membaca surat itu.
Yang Mulia Putri, saya juga bahagia kemarin. Apa yang terjadi di hutan akan menjadi kenangan indah kita di masa depan. Saya mohon anda menerima ini dengan hati gembira.
Putri langsung meremas surat itu. Ia benar2 kesal. Ia lantas membuang surat itu dan beranjak pergi. Eun Geum mengikutinya.
Malam pun tiba. Ada seorang dayang yang menemukan surat itu dan membacanya!

Shin Sook Joo tiba di kediaman Pangeran Sooyang. Pangeran Sooyang dan keluarga sudah menunggu.
Suatu kehormatan bagi saya karena Tuan menjadi tamu saya, kata Pangeran Sooyang.
Shin Sook Joo berkata, sayalah yang merasa terhormat.
Pangeran Sooyang lalu memperkenalkan keluarnya. Dimulai dari sang istri. Sang istri tersenyum dan berkata, mudah2an anda tidak sulit menemukan tempat ini.
Lalu anak laki2nya. Anak2 laki Sooyang memberi hormat dan memperkenalkan dirinya, saya Soong.
Kemudian kedua putrinya, Se Ryung dan Se Jeong. Shin Sook Joo menatap Se Ryung yang tampak muram.
Shin Sook Joo masuk ke dalam. Ia heran, bukannya ini pertemuan para pejabat yang mengurusi pernikahan keluarga kerajaan, kenapa hanya ada saya?
Pangeran Sooyang menjawab, saya rasa semua org menghindari saya. Tolong jangan permalukan saya saat saya berhasil mengundang anda ke sini. Duduklah.
Mereka pun mulai duduk. Sooyang menuangkan arak untuk Shin Sook Joo. Saat Shin Sook Joo hendak minum, Sooyang berkata ada sesuatu yang mau dikatakannya. Sook Joo tak jadi minum. Sooyang mengajak Sook Joo minum2 sampai mabuk. Sook Joo tanya apa ada tamu yang lain yang akan datang. Sooyang tertawa dan berkata Sook Joo akan tahu nanti.
Ternyata tamu yang dimaksud Sooyang adalah Shin Myun! Shin Myun kaget melihat Se Ryung ada di kediaman Sooyang. Sooyang juga kaget melihat Shin Myun. Pelayan Se Ryung (Yeo Ri, akhirnya saya tahu namanya) berlari masuk dan berteriak memanggil Se Ryung dgn sebutan NONA! Yeo Ri bilang kalau ibu Se Ryung mencari Se Ryung. Se Ryung menyuruh Yeo Ri masuk duluan.
Shin Myun tanya, Yang Mulia, kenapa anda ada di sini? Kenapa dia memanggil anda Nona? Apa anda bukan Yang Mulia Putri?
Se Ryung diam saja. Ia menghela napas dan menatap Shin Myun. Sadarlah Shin Myun kalau yang ada di hadapannya bukan Sang Putri.

Pangeran Sooyang berkata, anda terlalu berbakat untuk mengisi jabatan anda yang sekarang. Saya membayangkan anda untuk mengubah dunia.
Shin Sook Joo menjawab, jangan bicara omong kosong. Bagaimana mungkin sarjana seperti saya bisa terlibat dalam politik.
Pangeran Sooyang berkata lagi, ada hukum yang melarang Sarjana terlibat dalam urusan politik. Tapi apa tidak ada Sarjana yang penuh ambisi.
Shin Sook Joo kaget mendengarnya.
Se Ryung sudah menceritakan semuanya pada Shin Myun. Shin Myun mengerti dan meminta Se Ryung segera menceritakannya pada Seung Yoo. Se Ryung bilang ia tak tega memberitahu yang sebenarnya pada Seung Yoo.
Shin Myun berkata, Seung Yoo tidak hanya memikirkan anda sebagai seorang Putri, tapi dia juga menganggap anda sebagai calon istrinya. Tidak salah kalau anda takut mengatakannya, tapi ini tidak sebanding dengan rasa sakit yang akan dirasakannya nanti.

“Apa yang sebenarnya anda inginkan?” tanya Shin Sook Joo.
Sooyang tersenyum. Lalu terdengar pengumuman akan kedatangan Shin Myun. Sooyang menyuruh Shin Myun masuk. Betapa kagetnya Shin Myun melihat ayahnya ada di sana. Sang ayah juga sama kagetnya.

“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya sang ayah.
“Aku yang mengundangnya.” Jawab Sooyang.
Shin Myun lantas memberi hormat pada Sooyang.
“Bagaimana kalau kita menjadi besan bum ong?” tanya Sooyang.
Shin Sook Joo dan Shin Myun kaget mendengarnya.

Di kamarnya, Se Ryung tak bisa tidur. Ia terlihat memikirkan sesuatu. Sampai pagi, Se Ryung tak tidur. Ia lalu keluar dari kamarnya dan memanggil Yeo Ri. Ia katakan pada Yeo Ri akan pergi ke istana. Yeo Ri tanya bagaimana Se Ryung bisa tahu kalau Putri memanggil Se Ryung ke istana?
Eun Geum mendatangi Seung Yoo!!
Se Ryung bicara dengan Putri.
“Saya sudah melanggar saya janji saya untuk tidak bertemu dengannya.” Ucap Se Ryung.
“Aku sudah tahu.” Jawab Putri.
Se Ryung kaget, lalu berkata, maaf. Saya pantas dihukum karena menyembunyikan ini dari anda.
Apa gunanya menghukummu? Tanya Putri dengan wajah sedih.
Eun Geum mengajak Seung Yoo ke istana!
Se Ryung berkata, dia adalah pria pertama yang ingin saya nikahi.
Putri kesal, apa maksudmu?
Se Ryung bilang, jika anda dengan berbesar hati mengampuni saya, saya berniat meminta maaf dan menjelaskan ini kepada guru.
Putri tersenyum sinis dan bertanya, minta maaf?
Se Ryung bilang, ini untuk yang terakhir kalinya. Izinkan saya bertemu dengannya.
Putri marah, merampas milik orang lain. Kau tidak ada bedanya dengan ayahmu!
Se Ryung tak mengerti, apa maksud anda?
Eun Geum datang dan berbisik pada Putri, memberitahukan kedatangan Seung Yoo. Putri menyuruh Se Ryung menunggu di ruangan lain. Se Ryung menurut. Eun Geum mengantar Se Ryung ke ruangan di sebelah ruang belajar Putri.
Seung Yoo masuk. Ia duduk di hadapan Putri.
Seung Yoo tanya, kenapa anda menurunkan tirai untuk bertemu dengan guru anda.
Se Ryung yang mendengar suara Seung Yoo, kaget.
Seung Yoo tanya lagi, apa anda tidak ingin bertemu dengan saya? Anda marah pada saya?
Tirai mulai diangkat. Seung Yoo tersenyum, namun senyumnya hilang saat melihat siapa yang ada dibalik tirai. Putri menatap tajam Seung Yoo.
Seung Yoo tanya, siapa anda?
Putri menjawab, orang yang ada di hadapanmu adalah Sang Putri.
Seung Yoo dan Se Ryung sama2 kaget. Dan Putri tersenyum.
BERSAMBUNG.