Sebelumnya <<<
Hae Gang sedang menyiapkan kasur untuknya dan Seol Ri. Tak lama
kemudian, Seol Ri datang. Hae Gang membagikan lotionnya pada Seol Ri.
Kecanggungan sangat terasa diantara mereka. Hae Gang minta maaf karena
kamarnya kecil yang membuat Seol Ri tidak nyaman. Seol Ri pun berkata
dulu itu adalah kamarnya. Seol Ri lantas melirik ke ponsel Hae Gang.
Keduanya lalu mulai berbaring. Hae Gang pun memejamkan matanya.
"Apa yang kau pikirkan? Aku tahu kau belum tidur." ucap Seol Ri.
"Aku tidak suka kau membaca pikiranku. Aku juga tidak suka perasaanku dicampuri." jawab Hae Gang.
"Wanita itu melakukannya kepadaku. Bahkan pikiran dan hatiku, dia ingin
mengontrolnya. Dia datang untuk menggangguku dan mengawasiku. Tapi aku
tahu kenapa dia melakukannya. Perasaannya dan kemarahannya, aku pikir
aku mengerti sekarang." ucap Seol Ri.
"Yang dilakukan orang itu hari ini, bukan karena diriku, tapi karena istrinya." jawab Hae Gang.
"Lalu kenapa kau kecewa?" tanya Seol Ri, membuat Hae Gang langsung diam.
"Itu benar, dia melakukannya karena dirimu Eonni. Seandainya kau tidak
ada di sana. Seandainya kau tidak muncul di depannya, kami akan
menyelesaikan pertemuan keluarga dengan baik, memilih cincin, memilih
hadiah pernikahan dan melupakan segalanya. Kami akan menunggu pernikahan
kami. Kau menghancurkannya. Karena dirimu, semuanya hancur." ucap Seol
Ri.
"Kau bertanya apa yang kupikirkan? Akan lebih baik seandainya
aku adalah istrinya. Aku kehilangan ingatan, tapi karena dia
mengingatku, seandainya demikian mungkin tidak akan begitu sulit. Itu
yang aku pikirkan." jawab Hae Gang.
"Jangan melewati batas." ucap Seol Ri.
"Batas? Lalu apa yang akan terjadi jika aku melewati batas itu?" tanya Hae Gang.
"Wanita itu berusaha bunuh diri. Di depan kami, dia melompat ke dalam sungai." jawab Seol Ri.
Hae Gang pun terkesiap. Lalu tiba2, Hae Gang sulit untuk bernapas.
"Wanita itu berusaha bunuh diri tapi aku tidak akan melakukan itu.Kau
hanya bisa menang kalau kau bertahan hidup.Mereka yang bertahan hidup
adalah yang menang. Aku lebih memilih mati bersama daripada mati
sendirian." ucap Seol Ri.
Tangis Hae Gang keluar, namun Seol Ri tidak menyadarinya.
Sementara itu, Jin Eon sedang memeriksa berkas2nya. Ruangannya masih
berantakan. Sebagian berkas2 nya masih berserakan di lantai. Jin Eon
lalu melirik ke ponselnya yang tergeletak di lantai, kemudian kembali
meneliti berkas2nya. Wajahnya masih terlihat kesal.
Hae Gang dan Seol Ri saling membelakangi. Namun keduanya masih terjaga. Keduanya larut dalam pikiran masing2.
Keesokan harinya... Nyonya Kim sedang melihat foto2 Yong Gi. Tak lama
kemudian, Gyu Seok pun datang. Gyu Seok mengingatkan Nyonya Kim kalau
sudah jam tujuh. Nyonya Kim pun bergegas menyiapkan sarapan. Sembari
menyiapkan sarapan, ia terus mengoceh dan bertanya tentang menu makan
siang dan malam yang disukai Gyu Seok. Gyu Seok yang merasa terganggu
dengan ocehan Nyonya Kim, memasang earphonenya dan menyetel musik.
Nyonya Kim pun melepaskan earphone di telinga Gyu Seok. Ia lantas
mengadu ttg lampur kamar mandi yang rusak, juga penyedot debu yang sudah
tidak bisa digunakan. Gyu Seok pun memarahi Nyonya Kim. Ia menyuruh
Nyonya Kim diam.
Nyonya Hong masuk ke kamar Jin Eon. Ia pun
terkejut karena tidak mendapati Jin Eon di sana. Jin Ri pun datang. Jin
Ri menduga Jin Eon sedang bersama Hae Gang. Nyonya Hong pun kaget
mendengar kata2 Jin Ri. Nyoya Hong lantas mencari ponselnya. Ia ingin
menelpon Jin Eon, tapi tidak dapat menemukan ponselnya. Ia lalu menyuruh
Jin Ri menghubungi ponselnya, namun tidak terdengar suara ponsel Nyonya
Hong. Nyonya Hong pun keluar dari kamar Jin Eon. Begitu Nyonya Hong
keluar, Jin Ri pun langsung memikirkan cara untuk memperburuk kondisi
Nyonya Hong.
Nyonya Hong mencari ponselnya di lantai bawah, namun
ia tak dapat menemukannya. Pelayannya pun datang mengembalikan
ponselnya. Pelayan bilang ponsel Nyonya Hong ada di dalam mesin pencuci
piring. Nyonya Hong kaget. Pelayan Nyonya Hong langsung menenangkan
Nyonya Hong dengan berkata ponsel Nyonya Hong mungkin saja jatuh saat
Nyonya Hong meletakkan cangkir.
Nyonya Hong lalu menelpon ke
rumah Seol Ri. Kebetulan Hae Gan yang menjawab saat itu. Nyonya Hong pun
terkejut begitu mengetahui Hae Gang yang menjawab teleponnya. Nyonya
Hong lalu bertanya, apa Hae Gang mampir ke tempat lain setelah acara
pertemuan keluarga tadi malam. Hae Gang yang tidak mengetahui Nyonya
Hong lah yang menelponnya pun heran. Saat Nyonya Hong mengenalkan
dirinya sebagai ibu Jin Eon, Hae Gang terkejut dan hendak memanggil Tuan
Baek. Namun Nyonya Hong melarang. Nyonya Hong pun berkata ingin bicara
dengan Hae Gang. Ia mengajak Hae Gang bertemu.
Nyonya Hong dan
Hae Gang bertemu di kantor Baek Seok. Nyonya Hong berkata, kantor Baek
Seok terasa nyaman walaupun tidak besar. Hae Gang membuatkan teh untuk
Nyonya Hong. Ia lalu duduk di hadapan Nyonya Hong.
"Kau puas
dengan wajahmu? Aku tidak suka dengan wajahmu. Aku tidak setuju dengan
wajahmu itu. Aku tak bisa membiarkanmu hidup dengan wajah itu. Pergi lah
operasi plastik, kau akan lebih cantik dari sekarang. Lebih cantik
daripada selebriti. Aku akan melakukannya untukmu." ucap Nyonya Hong.
"Apa?" tanya Hae Gang heran.
"Kupikir aku bisa bernafas lega jika kau melakukan operasi kecil untuk
matamu. Kalau matamu sedikit beda, kupikir aku bisa hidup. Biar aku yang
menanggung biaya operasinya." jawab Nyonya Hong.
"Jadi inikah alasanmu datang mencariku?" tanya Hae Gang.
"Aku pikir itu satu2nya cara untuk menghentikan perasaan putraku." jawab Nyonya Hong.
"Tolong katakan saja alasanmu mencariku, Nyonya Hong." ucap Hae Gang.
"Bukankah Jin Eon menelponmu semalam?" tanya Nyonya Hong.
"Tidak." jawab Hae Gang.
"Aku khawatir kalau kalian pergi bersama." ucap Nyonya Hong.
"Dia tidak pulang ke rumah semalam?" tanya Hae Gang.
"Dia tidak pulang. Ponselnya juga tidak bisa dihubungi. Aku sudah
menelpon ke kantornya, tapi tidak ada yang mengangkat. Setelah membuat
keributan seperti, pastilah perasaannya tidak tenang. Kalau dia
menghubungimu, jangan kau angkat. Kalau dia mengajakmu bertemu, tolak
saja. Tolong jauhi dia." jawab Nyonya Hong.
Hae Gang pun
tertegun. Entah apa yang dirasakannya saat itu. Namun yang pasti hatinya
tidak tenang. Semua itu terlihatt dari wajahnya.
Jin Eon sendiri
masih berada di kantornya. Ia tidur kursi, ruangannya masih berantakan
seperti tadi. Hae Gang di kantornya, tidak bisa tenang. Ia cemas
memikirkan Jin Eon. Ia lantas memberanikan dirinya menelpon ponsel Jin
Eon, namun seperti kata Nyonya Hong. Ponsel Jin Eon mati.
Hae
Gang pun menelpon ke ruangan Jin Eon. Jin Eon terbangun dari tidurnya
begitu mendengar bunyi teleponnya. Wajah Jin Eon terlihat pucat sekali.
Jin Eon mengangkat teleponnya, namun ia tak menjawabnya. Hae Gang pun
mencoba berbicara, tapi tiba2 teleponnya mati. Ya, Jin Eon memutuskan
kabel teleponnya.
Hae Gang akhirnya memutuskan pergi ke kantor
Jin Eon. Saat tiba di depan ruangan Jin Eon, ia menahan dirinya untuk
tidak masuk ke sana. Namun pikirannya terus memaksanya masuk ke sana. Ia
pun akhirnya masuk ke ruangan Jin Eon.
Begitu masuk ruangan Jin
Eon, ia terkejut melihat ruangan Jin Eon yang berantakan. Pandangannya
lalu mengarah pada Jin Eon yang tertidur di kursi panjang. Perlahan2,
Hae Gang pun mendekati Jin Eon. Ia mengambil jaket Jin Eon, dan
menyelimuti Jin Eon. Jin Eon pun terbangun dan menatap tajam ke arah Hae
Gang. Hae Gang terdiam dengan wajah tertunduk.
"Jangan tanyakan kenapa aku datang. Aku juga tidak tahu kenapa." ucap Hae Gang.
"Kita pergi makan, perutku terasa lapar." jawab Jin Eon.
Hae Gang diam saja. Jin Eon lalu mendekati Hae Gang. Ia meminta ponsel
Hae Gang. Begitu mendapatkan ponsel Hae Gang, Jin Eon pun mengeluarkan
baterainya agar tidak ada yang bisa menghubungi mereka. Hae Gang
terkejut. Namun belum sempat ia protes, Jin Eon sudah menarik tangannya
pergi.
Hae Gang dan Jin Eon dalam perjalanan ke suatu tempat. Selama perjalanan, mereka tidak bicara sepatah kata pun.
Baek Seok tiba di kantornya. Ia terkejut melihat proposal Jin Eon ada
di meja Hae Gang. Ia pun langsung menelpon ke ponsel Hae Gang, namun
ponsel Hae Gang tak aktif. Ia lalu menelpon ke ruangan Jin Eon, tapi
sama saja. Ia pun mulai cemas.
Seol Ri masuk ke ruangan Jin Eon.
Ia terkejut melihat ruangan Jin Eon yang berserak. Hatinya pun terluka
begitu menemukan ponsel Hae Gang di meja Jin Eon.
Hae Gang
menunggu Jin Eon di depan sebuah mini market. Sedangkan Jin Eon sedang
membeli banyak makanan. Sembari Jin Eon datang, Hae Gang pun menyiapkan
mie ramen untuk Jin Eon.
Jin Eon datang. Hae Gang terkejut
melihat Jin Eon membeli banyak makanan. Jin Eon pun berkata itu untuk
makan malam mereka. Mereka akan kembali setelah menghabiskan semua
makanan itu. Hae Gang pun mendengus kesal. Ia semakin kesal saat Jin Eon
menatapnya ketika ia sedang makan.
"Kenapa kau menatapku begitu?
Bukankah kau yang menghentikan mobilnya karena lapar. Kukira kita akan
pergi ke tempat yang luar biasa. Lain kali kalau kau mengajakku makan,
akan kusita kunci mobilmu." omel Hae Gang.
Hae Gang pun berhenti
mengomel saat menyadari Jin Eon tersenyum kepadanya. Jin Eon pun berkata
kalau ramennya sangat manis. Manis seperti madu, membuat Hae Gang
tertegun.
Sekarang Jin Eon dan Hae Gang berjalan2 di sebuah
taman. Jin Eon berjalan di depan, sedangkan Hae Gang di belakangnya. Jin
Eon terus menjawab tidak tahu saat Hae Gang bertanya mereka akan
dimana, mereka akan kemana dan dimana Jin Eon memarkirkan mobilnya.
"Lalu apa yang kau tahu, Choi Jin Eon?" ucap Hae Gang mulai kesal.
"Kau." jawab Jiin Eon singkat sambil terus berjalan.
Langkah Hae Gang pun terhenti seketika. Jin Eon pun berhenti melangkah
begitu menyadari langkah Hae Gang berhenti. Jin Eon lantas berbalik,
kemudian menatap Hae Gang dan bertanya kenapa Hae Gang berhenti
melangkah. Hae Gang pun mendengus kesal dan pergi meninggalkan Jin Eon.
Jin Eon pun terkejut dan langsung meneriakkan nama Hae Gang. Dipanggil
dengan nama Hae Gang, membuat Hae Gang marah.
"Aku bukan Hae
Gang, namaku Dokgo Yong Gi! Panggil namaku dan jangan panggil nama
seseorang yang tidak ada di sini." protes Hae Gang.
Jin Eon pun mendekati Hae Gang. Keduanya lalu saling bertatapan.
"Walaupun aku ada di sini, walaupun aku memandangmu, aku tak ingat
dirimu. Aku tidak ingat apapun. Seperti katamu, kalau aku istrimu,
seharusnya aku ingat padamu. Aku tidak mengetahui orang lain, tapi kau..
seharusnya aku mengingat dirimu. Kau bukan suamiku, Choi Jin Eon. Aku
bukan istrimu. Aku Dokgo Yong Gi. Kalau kau terus bersikap begini, aku
akan pergi." ucap Hae Gang.
Mata Hae Gang mulai berkaca2. Jin Eon
diam saja sembari menatap Hae Gang dalam2. Hae Gang pun mengerti dan
berniat pergi, tapi Jin Eon melarangnya. Ia mengajak Hae Gang memulai
semuanya dari awal. Hae Gang pun semakin merasa tertekan.
Baek Seok duduk di depan rumahnya dengan wajah kecewa. Ia sedang
menunggu Hae Gang. Tak lama kemudian, Seol Ri pun datang, juga dengan
wajah kecewa. Seol Ri lalu memberikan ponsel Hae Gang pada Baek Seok.
Baek Seok pun semakin kecewa.
"Usir dia dari rumah. Usir juga dia
dari kantor. Aku tak bisa memaafkannya. Tak bisa! Kenapa dia melakukan
ini! Kenapa!" teriak Seol Ri.
Seol Ri lalu masuk ke dalam rumah. Baek Seok ingin menangis.
Di kamar Hae Gang, Seol Ri merobek semua pakaian Hae Gang. Ia juga
merusak earphone Hae Gang dengan cara menarik2 talinya, hingga tangannya
memerah karena menarik tali earphone milik Hae Gang.
Sementara
itu, Jin Eon dan Hae Gang duduk di pinggir lapangan, sambil menikmati
sosis dan melihat beberapa bocah bermain basket.
"Apa itu menyenangkan?" tanya Hae Gang.
"Kau ingin mencobanya agar tahu apa rasanya menyenangkan atau tidak?" jawab Jin Eon.
"Tapi mereka sedang asyik bermain." ucap Hae Gang.
"Sekotak pizza pasti cukup." jawab Jin Eon.
Jin Eon dan Hae Gang pun mulai bermain basket, sementara anak2 yang
tadi main basket asyik melahap pizza yang diberikan Jin Eon. Keduanya
terlihat bahagia. Jin Eon lalu menantang Hae Gang. Jika Hae Gang bisa
memasukkan satu bola saja ke dalam keranjang dalam waktu semenit, ia
menganggap Hae Gang menang. Tapi jika Hae Gang gagal, maka Hae Gang
harus melakukan satu permintaannya. Hae Gang pun menerima tantangan Jin
Eon.
Jin Eon melemparkan bolanya pada Hae Gang. Hae Gang tampak
begitu bersemangat memasukkan bola, namun sayang bolanya berhasil
direbut oleh Jin Eon.
Malam pun tiba, Baek Seok masih duduk di
depan rumah menunggu Hae Gang. Sementara yang ditunggu masih bersama
dengan Jin Eon. Jin Eon mengajak Hae Gang mencari restoran, namun Hae
Gang menolak. Hae Gang ingin pulang. Lalu dengan santainya, Jin Eon
berkata mereka kehabisan bahan bakar.
"Apa? Bukankah tadi kau sudah mengisinya?" tanya Hae Gang kaget.
"Aku menyuruh mereka mengeluarkannya." jawab Jin Eon.
"Kenapa kau melakukannya?" tanya Hae Gang.
"Aku tidak punya ponsel, jadi tidak bisa menelpon siapapun. Kita harus bermalam di mobil." jawab Jin Eon.
"Kalau begitu aku akan berjalan pulang. Kalau kau tidak mau ikut ya sudah." ucap Hae Gang.
"Pergilah kalau kau berani." jawab Jin Eon.
Hae Gang pun mendengus kesal, namun seperti yang diduga Jin Eon, Hae Gang tidak berani pergi.
Ternyata Seol Ri memang merekam pengakuan Tae Seok waktu itu. Ia mendengarkan kembali rekaman itu sambil memikirkan sesuatu.
Di dalam mobil, Jin Eon dan Hae Gang tak saling bicara. Mereka larut
dalam pikiran masing2. Hae Gang lalu memecah keheningan dengan bertanya
apa yang Jin Eon pikirkan. Jin Eon pun berkata ia ingin memeluk Hae
Gang. Hae Gang mendengus kesal.
"Baiklah, aku akan memegang tanganmu saja selagi kita tidur, seperti orang bodoh." ucap Jin Eon.
Jin Eon pun memegang tangan Hae Gang. Hae Gang mulai gugup tapi ia diam
saja tangannya dipegang Jin Eon. Jin Eon pun memejamkan matanya dan
menyuruh Hae Gang tidur. Hae Gang lalu berkata kalau ia mulai merasa
gugup karena Jin Eon. Jin Eon pun membuka matanya dan menatap Hae Gang.
"Kupikir hatiku sudah membeku. Kupikir aku sudah meninggalkannya dalam
masa laluku yang kelam berikut ingatanku tapi setelah bertemu denganmu
hatiku sakit dan bergetar. Aku tak tahu kenapa tapi aku merasa gugup
karena dirimu." ucap Hae Gang.
Jin Eon pun berkaca2 mendengar
penuturan Hae Gang. Jin Eon lalu memeluk Hae Gang. Tangis Hae Gang
keluar. ia lantas merebahkan kepalanya di bahu Hae Gang.
Baek Seok terus menunggu Hae Gang, sampai pagi. Begitu pun dengan Seol Ri.
Jin Eon mengantar Hae Gang ke rumah Baek Seok. Hae Gang pun menyuruh
Jin Eon pulang. Ia berkata Jin Eon tak mungkin masuk ke kantor dengan
pakaian yang sama 3 hari berturut2.
"Soal bahan bakar, kau berbohong kan?" tanya Hae Gang.
Jin Eon pun tersenyum, membuat Hae Gang juga tersenyum kesal.
Keduanya lalu turun dari mobil. Dan mereka terkejut melihat Baek Seok
yang masih duduk di depan rumah. Baek Seok melihat mereka dengan mata
berkaca2. Hae Gang pun mendekati Baek Seok dengan wajah tertunduk. Namun
Jin Eon menghalanginya. Hae Gang pun berhenti melangkah dan Jin Eon
mendekati Baek Seok.
"Aku tidak akan membuat alasan. Seperti yang sudah kau lihat. Aku akan membawa Hae Gang pergi secepat mungkin." ucap Jin Eon.
Baek Seok yang sudah tak tahan lagi, akhirnya memukul Jin Eon. Jin Eon
diam saja dipukuli Baek Seok, sedangkan Hae Gang menangis tapi tak bisa
berbuat apapun untuk menghentikan kemarahan Baek Seok.
"Siapa
istrimu! Dia bilang bukan! Mengapa kau tak percaya padanya! Harus berapa
kali kukatakan padamu bangsat! Istrimu sudah meninggal!" teriak Baek
Seok.
Jin Eon pun kaget, apa katamu barusan?
"Istrimu
sudah meninggal empat tahun yang lalu. Begitu bercerai darimu, dia tewas
dalam kecelakaan! Hanya kau yang tidak tahu! Mereka merahasiakannya
darimu karena takut kau terluka!" teriak Baek Seok.
Jin Eon terkejut, ia lalu menatap Hae Gang dengan wajah terpukul.
Baek Seok lalu membawa Jin Eon ke colombarium. Jin Eon pun terkejut
melihat ke rumah abu Hae Gang. Baek Seok pun berkata, Hae Gang ada di
sana. Hae Gang kesepian di sana. Selama 4 tahun.
"Istri yang kau sia2kan, dia sudah tak berada di dunia ini lagi. Dia pergi. Dia pergi sejak lama." ucap Baek Seok dingin.
Tangis Jin Eon pun pecah. Ia menangis menatap foto Hae Gang.
Bersambung ke episode 19
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
Kumpulan Sinopsis
- Sinopsis Adamas
- Sinopsis Again My Life
- Sinopsis Alice
- Sinopsis Anna
- Sinopsis Babel
- Sinopsis Big Mouth
- Sinopsis Blessing of the Sea
- Sinopsis Blind
- Sinopsis Defendant
- Sinopsis Different Dreams
- Sinopsis Fantastic
- Sinopsis Graceful Family
- Sinopsis Gyeongseong Creature
- Sinopsis Happiness
- Sinopsis Hide and Seek
- Sinopsis Hide Identity
- Sinopsis I Have a Lover
- Sinopsis King Maker : The Change of Destiny
- SInopsis King the Land
- Sinopsis Lies of Lies
- Sinopsis Love Rain
- Sinopsis Maestra
- Sinopsis Moving
- Sinopsis My Golden Life
- Sinopsis My Happy End
- Sinopsis My Perfect Stranger
- Sinopsis Oh My Geum Bi
- Sinopsis Perfect Marriage Revenge
- Sinopsis Ruby Ring
- Sinopsis Ruler : Master Of The Mask
- Sinopsis Selection : The War Between Women
- Sinopsis Song of the Bandits
- Sinopsis still 17
- Sinopsis Temptation Of An Angel
- Sinopsis The Game : Towards Zero
- Sinopsis The Glory
- Sinopsis The Great Show
- Sinopsis The Legend Of The Blue Sea
- Sinopsis The Police Station Next to The Fire Station
- Sinopsis The Princess Man
- Sinopsis The Promise
- Sinopsis The World of the Married
- Sinopsis The Worst of Evil
- Sinopsis Train
- Sinopsis Undercover
- Sinopsis Unknown Woman
- Sinopsis Vigilante
- Sinopsis Watcher
- Sinopsis Wonderful World
Labels
- Adamas (1)
- Again My Life (20)
- Alice (6)
- Babel (47)
- Big Mouth (24)
- Blessing of the Sea (24)
- Blind (9)
- Defendant (35)
- Different Dreams (81)
- Fantastic (42)
- Flower of Evil (10)
- Good Witch (3)
- Graceful Family (63)
- Happines (24)
- Hide and Seek (77)
- Hide Identity (1)
- I Have a Lover (88)
- King Maker : The Change of Destiny (62)
- Lean Of You - Jung Yup (1)
- Lee Yoo Ri Setuju Bintangi Drama MBC Selanjutnya Spring Must Be Coming (1)
- Lies of Lies (32)
- live up to your name (36)
- Love Rain (16)
- Love Story - Lyn (1)
- Maestra (5)
- My Golden Life (100)
- My Happy End (15)
- Oh My Geum Bi (6)
- Perfect Marriage Revenge (2)
- Ruby Ring (181)
- Ruler : Master Of The Mask (56)
- Selection : The War Between Women (63)
- SInopsis King the Land (1)
- Temptation Of An Angel (22)
- The Game : Towards Zero (50)
- The Glory (1)
- The Great Show (62)
- The Legend Of The Blue Sea (39)
- The Police Station Next to The Fire Station (3)
- The Princess Man (24)
- The Promise (211)
- The Road : The Tragedy of One (1)
- The Second Anna (5)
- The World of the Married (21)
- The Worst of Evil (1)
- Train (2)
- Undercover (9)
- Unknown Woman (92)
- VIP (1)
- Watcher (65)
Blog Archive
- ► 2020 (285)
- ► 2019 (614)
- ► 2018 (436)
- ► 2017 (209)
Recent Comments
Followers
-
[Sebelumnya ] Di kediamannya, Hae Sung sedang latihan dibimbing oleh Chang Suk. “Pikiran kosong, mata kosong, tapi setelah ia menemuk...
-
Sebelumnya.... 1 Tahun Kemudian…. Hae Sung dan Chang Suk tampak sedang bersiap2. Chang Suk berkata, setahun sudah berlalu. Hae ...
0 Comments:
Post a Comment