Para pembunuh itu melepaskan
anak panah ke arah Seung Yoo dan Se Ryung. Namun panahnya meleset. Seung Yoo
terus memacu kudanya dengan kecepatan tinggi. Dan Se Ryung tampak ketakutan.
Pembunuh itu kembali melepaskan anak panah dan mengenai kuda. Kuda berontak,
Seung Yoo dan Se Ryung pun jatuh dari kuda.
“Yang Mulia Putri!
Anda baik2 saja?” tanya Seung Yoo cemas.
Se Ryung melihat para pembunuh itu masih mengincar mereka. Seung Yoo membawa Se Ryung lari. Mereka masuk ke hutan. Tiba2, anak panah tertancap di punggung Seung Yoo. Seung Yoo terjatuh. Se Ryung terkejut melihat gurunya jatuh. Seung Yoo tampak menahan sakit.
Se Ryung melihat para pembunuh itu masih mengincar mereka. Seung Yoo membawa Se Ryung lari. Mereka masuk ke hutan. Tiba2, anak panah tertancap di punggung Seung Yoo. Seung Yoo terjatuh. Se Ryung terkejut melihat gurunya jatuh. Seung Yoo tampak menahan sakit.
“Guru!” teriak Se
Ryung.
Seung Yoo menoleh ke
belakang. Rupanya luka Seung Yoo tidak terlalu parah. Ia menarik Se Ryung
pergi. Para pembunuh masih berkeliaran mencari mereka. Seung Yoo dan Se Ryung
bersembunyi di semak2. Seung Yoo merasakan darah mengaliri tangannya. Tak ingin
Se Ryung cemas, ia menyembunyikan tangannya.
“Guru, apa kau baik2
saja?” tanya Se Ryung.
Seung Yoo menyuruh Se
Ryung diam. Ia melihat para pembunuh masih mencari2 mereka. Ia lalu mencabut panah
dari punggungnya. Se Ryung ngeri melihatnya. Seung Yoo menyuruh Se Ryung tetap
sembunyi apapun yang terjadi. Se Ryung mengangguk. Seung Yoo pun lari memancing
para pembunuh. Para pembunuh langsung mengejarnya.
Seung Yoo lari sejauh mungkin. Para pembunuh mengejarnya. Seung Yoo lantas berbalik dan berhasil merebut kuda seorang pembunuh. Ia pun bertarung dengan para pembunuh. Namun dikarenakan dirinya hanya sendirian, ia pun terjatuh dari kuda.
Seung Yoo tersudut!
Seorang pembunuh bersiap menembak Seung Yoo. Tiba2, Se Ryung datang dan mencoba
melindungi Seung Yoo.
“Apa kau ingin mati
di hari dan jam yang sama dengannya? Baiklah.” Ucap si pembunuh, lalu
melepaskan anak panah ke arah mereka. Seung Yoo mendorong tubuh Se Ryung. Si pembunuh
itu kembali hendak membunuh keduanya. Beruntung Shin Myun dan pasukannya tiba.
Kasim melarang Putri
Kyung Hee bertemu dengan Raja.
Putri Kyung Hee kesal, “Jadi kau melarangku masuk? Sudah kubilang ada sesuatu yang ingin kukatakan pada Baginda Raja.”
”Bukan begitu, tapi Baginda Raja sedang tidur siang.” Jawab Kasim.
Putri Kyung Hee kesal, “Jadi kau melarangku masuk? Sudah kubilang ada sesuatu yang ingin kukatakan pada Baginda Raja.”
”Bukan begitu, tapi Baginda Raja sedang tidur siang.” Jawab Kasim.
“Sejak kapan ayahku
tidur siang? Apa ayahku tidak mengizinkanku masuk?”
“Biarkan Yang Mulia
Putri masuk.” Ucap Baginda Raja dari dalam.
Putri duduk di hadapan ayahnya. Sang ayah tanya kenapa Putri mencarinya. Putri bilang kalau ini soal pelajarannya. Raja bertanya apa maksud Putri soal Seung Yoo. Putri diam saja. Raja tampak kurang sehat. Raja tanya apa Putri tidak menyukai Seung Yoo yang kelak akan menjadi suami Putri. Putri bilang akan menerima pernikahan itu asalkan pelajarannya dengan Seung Yoo dihentikan. Raja bilang bagaimana bisa Putri mengancamnya seperti itu. Namun belum lagi selesai kalimat Raja, penyakit Raja kambuh. Tapi Raja berusaha menahannya dan menyuruh Putri keluar.
Putri akhirnya beranjak pergi. Raja yang sudah tidak tahan, akhirnya batuk darah. Putri kaget melihat kondisi ayahnya. Ia pun langsung berlari menghampiri ayahnya. Kasim memanggil tabib yang ternyata bersembunyi di ruangan lain.
“Kenapa kalian ada di
sini? Apa yang kalian sembunyikan dariku!” teriak Putri.
“Pangeran Sooyang
tidak boleh tahu. Dia tidak boleh melihatku seperti ini.” Ucap Raja.
Putri tertegun mendengarnya.
”Ayahmu ini takut. Apa yang akan terjadi padamu dan Putra Mahkota kalau aku sudah tidak ada. Aku benar2 takut. Aku sudah tidak mampu bertahan lebih lama lagi. Maafkan aku.” Ucap Raja lagi.
Putri gemetaran menahan tangis.
Putri tertegun mendengarnya.
”Ayahmu ini takut. Apa yang akan terjadi padamu dan Putra Mahkota kalau aku sudah tidak ada. Aku benar2 takut. Aku sudah tidak mampu bertahan lebih lama lagi. Maafkan aku.” Ucap Raja lagi.
Putri gemetaran menahan tangis.
Diluar, Putri tanya
pada Kasim apa ini semua karena pamannya. Apa ayahnya menyembunyikan
penyakitnya karena takut pada pamannya.
”Maafkan aku.” Jawab Kasim.
”Sampai berapa lama ayahku bisa bertahan?” tanya Putri.
”Bagaimana mungkin saya mengatakan hal itu. Yang Mulia Putri, hanya Penasehat Kim Jong Seo yang bisa melindungi anda dan Putra Mahkota. Jadi tolong mengertilah.” Jawab Kasim.
”Maafkan aku.” Jawab Kasim.
”Sampai berapa lama ayahku bisa bertahan?” tanya Putri.
”Bagaimana mungkin saya mengatakan hal itu. Yang Mulia Putri, hanya Penasehat Kim Jong Seo yang bisa melindungi anda dan Putra Mahkota. Jadi tolong mengertilah.” Jawab Kasim.
Mata Putri berkaca2.
Ia mengerti sekarang apa yang sesungguhnya terjadi.
Di kantor Hanseong,
Seung Yoo merawat lukanya. Ia duduk disamping Se Ryung yang masih pingsan. Myun
datang dan tanya bagaimana luka Seung Yoo. Seung Yoo tidak menjawab pertanyaan
Myun, tapi menanyakan soal para pembunuh itu.
”Tidak ada yang istimewa. Tempat itu memang rawan kejahatan. Untung aku sudah melacaknya, jika tidak apa yang akan terjadi.” Jawab Myun.
”Mereka pasti mengincarku.” Ucap Seung Yoo.
”Apa ada yang kau curigai?” tanya Myun.
”Tidak ada yang istimewa. Tempat itu memang rawan kejahatan. Untung aku sudah melacaknya, jika tidak apa yang akan terjadi.” Jawab Myun.
”Mereka pasti mengincarku.” Ucap Seung Yoo.
”Apa ada yang kau curigai?” tanya Myun.
Seung Yoo diam saja.
Se Ryung mulai sadar. Mereka sama2 melirik Se Ryung.
Myun berkata, “Di
benar2 mengagumkan. Dia merelakan nyawanya demi menyelamatkan seorang pria.
Siapa dia?”
Seung Yoo diam saja.
Myun tanya lagi, “Kenapa tidak kau jawab? Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?”
”Dia muridku.” Jawab Seung Yoo.
”Murid.” Ucap Myun, lalu tersadar dan bertanya lagi, “Apa maksudmu dia Yang Mulia Putri?”
Seung Yoo diam saja.
Myun tanya lagi, “Kenapa tidak kau jawab? Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?”
”Dia muridku.” Jawab Seung Yoo.
”Murid.” Ucap Myun, lalu tersadar dan bertanya lagi, “Apa maksudmu dia Yang Mulia Putri?”
Se Ryung bangun dan
langsung menanyakan kondisi Seung Yoo.
Seung Yoo marah, “Siapa yang menyuruh anda melindungi saya! Kenapa anda mempertaruhkan nyawa anda!”
Se Ryung tertunduk.
Seung Yoo marah, “Siapa yang menyuruh anda melindungi saya! Kenapa anda mempertaruhkan nyawa anda!”
Se Ryung tertunduk.
Keduanya menunggu
diluar kantor. Se Ryung minta maaf. Seung Yoo tanya apa Se Ryung pikir ia akan
tenang dengan sikap Se Ryung. Ia juga tanya kapan Se Ryung berhenti bersikap
ceroboh. Se Ryung merasa bersalah. Myun datang memberitahu tandu sudah siap dan
mereka bisa kembali ke istana. Seung Yoo memberitahu Se Ryung kalau Myun adalah
temannya.
Se Ryung kembali ke istana dengan pengawalan Seung Yoo dan Myun. Seung Yoo jalan disamping tandu. Myun jalan di depan. Se Ryung membuka jendela. Seung Yoo berkata, “Bersabarlah sebentar. Sebentar lagi kita sampai di istana, jadi tolong jaga sikap anda.”
Seung Yoo lantas menutup jendela. Selang beberapa detik, ia kembali membukanya. Se Ryung kaget. Seung Yoo tanya bagaimana caranya Se Ryung bisa keluar dan masuk istana dengan bebas.
Tandu Se Ryung mendekat ke gerbang istana. Penjaga tanya siapa gadis yang ada di dalam tandu. Se Ryung membuka jendela dan memperkenalkan dirinya sebagai Se Ryung, putri sulung Pangeran Sooyang. Penjaga tanya Se Ryung hendak kemana. Se Ryung bilang ingin menemui Putri. Penjaga mengizinkan Se Ryung masuk.
Seung Yoo dan Myun
yang melihat dari jauh tertawa geli.
”Jadi dia menggunakan nama keluarga kerajaan agar bisa keluar masuk istana dengan bebas.” Ucap Myun.
”Dia benar2 istimewa kan?” tanya Seung Yoo.
”Ini pertama kalinya aku melihat seorang Putri yang dengan bebasnya keluar masuk istana. Ia bahkan tidak takut dengan penjahat. Kalau aku tahu, aku akan melamar menjadi Pangeran Pendamping.” Jawab Myun.
”Lupakan. Kelak dia akan menjadi istri sahabatmu.” Ucap Seung Yoo.
”Apa maksudmu?” tanya Myun.
”Jadi dia menggunakan nama keluarga kerajaan agar bisa keluar masuk istana dengan bebas.” Ucap Myun.
”Dia benar2 istimewa kan?” tanya Seung Yoo.
”Ini pertama kalinya aku melihat seorang Putri yang dengan bebasnya keluar masuk istana. Ia bahkan tidak takut dengan penjahat. Kalau aku tahu, aku akan melamar menjadi Pangeran Pendamping.” Jawab Myun.
”Lupakan. Kelak dia akan menjadi istri sahabatmu.” Ucap Seung Yoo.
”Apa maksudmu?” tanya Myun.
“Calon Pangeran
Pendamping sudah ditetapkan.” Jawab Seung Yoo.
“Jangan bilang itu
kau?” tanya Myun.
“Kau cemburu?” jawab
Seung Yoo sambil tertawa.
Myun sedikit
tersenyum, lalu berkata “Aku hanya kaget.”
”Ada yang lebih penting. Kuminta kau selidiki siapa penjahat2 itu.” Pinta Seung Yoo.
”Pasti kulakukan.” Jawab Myun.”
”Terima kasih.” Ucap Seung Yoo, lalu pergi. Wajah Myun berubah menatap kepergian Seung Yoo.
”Ada yang lebih penting. Kuminta kau selidiki siapa penjahat2 itu.” Pinta Seung Yoo.
”Pasti kulakukan.” Jawab Myun.”
”Terima kasih.” Ucap Seung Yoo, lalu pergi. Wajah Myun berubah menatap kepergian Seung Yoo.
Se Ryung menemui Putri. Putri bersikap dingin pada Se Ryung.
Putri tanya, kenapa Se Ryung datang?
Se Ryung bilang ada yang ingin dia ceritakan pada Putri.
Mereka lantas bicara
berdua di taman. Putri tampak syok. Tangannya yang sedang memegang gunting
memotong bunga krisan begitu saja.
Se Ryung memungut bunga itu dan berkata, “Bunga yang indah. Tolong berhati2lah, Yang Mulia.”
Se Ryung memungut bunga itu dan berkata, “Bunga yang indah. Tolong berhati2lah, Yang Mulia.”
Se Ryung tersenyum
dan menjawab, “Ya. Berkuda dan memeluk angin rasanya benar2 menyegarkan.”
“Kau mempercayakan
tubuhmu pada seorang pria dan berkuda bersama. Apa hubungan kalian sedekat itu?”
tanya Putri.
”Apa maksud anda? Saya hanya belajar teknik berkuda.” Jawab Se Ryung.
”Jadi bukan cinta?” tanya Putri.
”Apa maksud anda? Saya hanya belajar teknik berkuda.” Jawab Se Ryung.
”Jadi bukan cinta?” tanya Putri.
“Cinta?” tanya Se
Ryung balik.
Putri bangun dari
duduknya dan menatap tajam Se Ryung. Ia
lantas tanya seperti apa perasaan Se Ryung pada Seung Yoo.
“Ini bukan cinta.” Jawab
Se Ryung.
“Sungguh melegakan.
Berarti tidak akan ada konflik diantara kita.” Ucap Putri.
“Apa maksud anda?”
tanya Se Ryung.
”Jangan temui dia lagi! Pernikahanmu dengan Seung Yoo sudah dibatalkan. Kim Seung Yoo akan menjadi Pangeran Pendamping.” Jawab Putri.
”Jangan temui dia lagi! Pernikahanmu dengan Seung Yoo sudah dibatalkan. Kim Seung Yoo akan menjadi Pangeran Pendamping.” Jawab Putri.
Se Ryung syok. Bunga
yang dipegangnya langsung jatuh.
Han Myung Hoe kaget mendapat laporan dari anak buahnya kalau Seung Yoo bersama seorang wanita. Anak buahnya berkata kalau Seung Yoo berkuda bersama wanita itu. Myung Hoe tanya penampilan wanita itu. Anak buahnya menjelaskan kalau wanita itu sepertinya berasal dari keluarga bangsawan. Ia bilang hubungan mereka sangat dekat karena wanita itu mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Seung Yoo. Ia lantas meminta satu kesempatan lagi dan berjanji akan membereskan semuanya. Myung Hoe lalu menyuruh gisaeng melayani anak buahnya itu.
Anak buah Myung Hoe
itu dibunuh! Rupanya Myung Hoe menyuruh anak buahnya yang lain untuk membunuh
mereka.
Myung Hoe menemui
Pangeran Sooyang.
”Jadi Calon Pangeran Pendamping memiliki wanita lain?” tanya Pangeran Sooyang.
”Jadi Calon Pangeran Pendamping memiliki wanita lain?” tanya Pangeran Sooyang.
“Akan kusuruh orang
menyelidiki identitas wanita itu.” Jawab Myung Hoe.
Pangeran Sooyang
tersenyum. Senyum menyeringai.
Di kamarnya, Se Ryung
tampak lesu. Ia memikirkan kata2 Putri tadi soal Seung Yoo yang akan jadi
Pangeran Pendamping. Ia lalu beranjak keluar dari kamarnya dan pergi ke kamar
orang tuanya. Kamar orang tuanya terlihat sepi. Se Ryung hendak pergi, namun
sang ayah pulang bersama Im Woon (pengawal Pangeran Sooyang).
“Ada yang mau
kutanyakan.” Ucap Se Ryung.
Pangeran Sooyang
menyuruh Im Woon pergi.
“Apa benar
pernikahanku sudah dibatalkan?” tanya Se Ryung.
“Maksudmu dengan kediaman
Penasehat Kim? Apa kau mendengarnya dari ibumu? Anaknya sudah terpilih sebagai
Pangeran Pendamping. Apa kau resah? Jangan cemas. Akan kucarikan keluarga yang
cocok untukmu.” Jawab Pangeran Sooyang.
Se Ryung membungukkan badannya, memberi hormat. Setelah itu ia beranjak pergi. Namun sang ayah memanggilnya. Se Ryung menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Pangeran Sooyang bilang kalau Se Ryung terlalu berharga untuk diberikan ke sembarang orang. Se Ryung tersenyum pada ayahnya, lalu pergi.
Pagi harinya, di kediaman Kim Jong Seo. Tampak Seung Yoo masih tidur dengan pulas. Seorang bocah perempuan masuk. Ia memegang bulu dan hendak menjahili Seung Yoo. Tiba2, Seung Yoo bangun dan mengagetkan bocah menggemaskan itu. Bocah itu namanya Ah Kang. Seung Yoo hendak menggendong Ah Kang, namun tidak jadi karena rasa sakit di punggungnya.
Seung Yoo memegang
punggungnya. Ternyata luka Seung Yoo terbuka lagi. Ah Kang langsung berteriak
memanggil ibunya saat melihat darah di tangan Seung Yoo. Lady Ryu, Ibu Ah Kang,
masuk. Ia terkejut melihat darah di tangan Seung Yoo yang adalah adik iparnya.
Seung Kyu masuk dan kaget melihat kondisi adiknya.
Kim Jong Seo marah, “Jadi
kau diserang di Lembah Inwang?”
“Ya.” Jawab Seung
Yoo.
“Apa ada yang
mencurigakan?” tanya Seung Kyu.
“Meskipun mereka
berpakaian layaknya preman, aku yakin bukan uang yang menjadi tujuan mereka.” Jawab
Seung Yoo.
“Maksudmu mereka
menginginkan nyawamu?” tanya Seung Kyu kaget, lalu menatap ayahnya.
”Seung Yoo, apa kau tahu alasan Baginda Raja memilihmu sebagai
Pangeran Pendamping? Baginda Raja berharap keluarga kita bisa melindungi Putra
Mahkota. Tapi ini posisi yang berbahaya. Jadi kau harus bisa melindungi dirimu
dari org2 yang tak ingin kau jadi Pangeran Pendamping.” Ucap Kim Jong Seo.”Siapa mereka?” tanya Seung Yoo.
”Pangeran Sooyang.” Jawab Kim Jong Seo.
Seung Yoo kaget mendengarnya.
Pangeran Sooyang, Kwon Ram dan Menteri Onnyeong hendak masuk ke kantor mereka. Kwon Ram membuka pintu. Mereka terkejut melihat Kim Jong Seo sudah di dalam. Kim Jong Seo dan Pangeran Sooyang bicara berdua.
“Beberapa waktu yang lalu, kau mendatangiku dan
berkata kalau salah satu diantara kita akan terjadi pertumpahan darah. Jika
negeri ini dan keluarga Raja meminta darah Kim Jong Seo, aku akan memberikannya
dengan sukarela. Tapi jika sasaranmu bukan aku, melainkan anakku, Putri atau
Putra Mahkota, maka aku, Kim Jong Seo akan menghancurkanmu.”
“Apa calon besan keluarga Raja, sedang mencoba
mengancamku?” tanya Pangeran Sooyang.
“Ini hanya peringatan. Selama aku masih hidup,
anda tidak akan bisa naik takhta.” Jawab Kim Jong Seo.
Seung Yoo mau pergi ke istana. Langkahnya
terhenti karena beberapa pengawal menghampirinya. Seung Gyu muncul.
“Biarkan mereka ikut denganmu.” Ucap Seung Gyu.
“Kakak, jika ada seseorang yang mau membunuhku,
apa orang2 ini cukup untuk melindungiku? Kim Jong Seo dan anaknya ketakutan.
Aku akan melakukan sesuatu. Jadi jangan ikuti aku.” Jawab Seung Yoo.
Seung Yoo pergi. Seung Gyu memandang kepergian
Seung Yoo dengan cemas. Benar saja. Anak buah Myung Hoe mengikuti Seung Yoo.
Kwon Ram tanya ke Menteri Onnyeong, “Apa kau
sudah mengetahui siapa wanita yang bersama Kim Seung Yoo?”
Menteri Onnyeong menjawab, “Ini bukan waktunya
untuk meributkan hal ini.”
Kwon Ram tanya ke Pangeran Sooyang, “Apa
rencanamu? Dilihat dari sikap Penasehat Kim, dia…
“Kalau dia memiliki bukti, mana mungkin dia
hanya memberiku peringatan saja?” jawab Pangeran Sooyang.
“Dengan cara itu, kita sudah gagal menghentikan
proses pemilihan Calon Pangeran Pendamping. Jika pernikahan ini terjadi….” Ucap
Kwon Ram.
“Maka semua orang akan berpihak pada Penasehat
Kim dan Baginda Raja dan mencari kesempatan untuk menusuk anda.” Sambung
Menteri Onnyeong.
Kwon Ram dan Menteri Onnyeong pergi ke kantor
Petugas Park. Akan tetapi penjaga tidak mengizinkan mereka masuk.
Menteri Onnyeong kesal, “Apa kalian tidak tahu siapa kami!”
Menteri Onnyeong kesal, “Apa kalian tidak tahu siapa kami!”
Penjaga bilang kalau mereka hanya menjalankan
perintah untuk tidak membiarkan siapa pun masuk ke dalam.
Kwon Ram tanya siapa yang memberikan perintah
seperti itu.
Penjaga menjawab Shin Sook Joo lah yang
memberikan perintah.
Kwon Ram marah, “Kalian tidak tahu kalau ketua
komite urusan keluarga kerajaan adalah Pangeran Sooyang!”
Keributan itu pun terhenti dengan keluarnya
Petugas Park.
Pangeran Sooyang heran, “Kenapa susah sekali
bertemu denganmu, padahal aku adalah orang yang bertanggung jawab atas
pernikahan kerajaan.”
Petugas Park bilang, sebagai Petugas di kantor
astrologi yang memegang informasi rahasia, aku tidak bisa bertemu dengan
sembarangan orang.”
“Jadi anda sudah memeriksa kecocokan Kim Seung
Yoo dan Yang Mulia Putri?” tanya Pangeran Sooyang.
“Kalau waktunya tiba, anda juga akan tahu.”
Jawab Petugas Park.
“Kau benar. Aku menanyakan pertanyaan yang
bodoh.” Ucap Pangeran Sooyang.
“Maafkan aku.” Jawab Petugas Park.
Pangeran Sooyang pun pergi. Kelihatan sekali
dari wajahnya kalau ia sangat kesal. Namun Pangeran Sooyang kembali lagi. Ia
bilang ingin mengajukan satu pertanyaan. Pangeran Sooyang bertanya apakah ada
cara untuk mengubah takdir seseorang? Petugas Park balik tanya, apa anda ingin
mengubah takdirmu?
Pangeran Sooyang tersenyum licik. Ia minta maaf
karena telah mengganggu waktu Petugas Park.
Seung Yoo kaget, apa maksudnya menghentikan
pelajaran? Kami belum menyelesaikan pelajaran klasik.
Profesor Kepala berkata, Ini perintah Baginda.
Seung Yoo tanya, Apa Yang Mulia Putri sakit?
Guru lain menyindir, Kau sudah mulai mencemaskan
calon istrimu?
Profesor Kepala meminta rekannya agar berhati2
dalam bicara.
Rekannya berkata, Profesor Kim Seung Yoo sudah
terpilih sebagai Pangeran Pendamping. Berita ini sudah diketahui banyak orang.
Jadi kenapa harus disembunyikan?
Rekannya yg lain ikut menyindir, Kurasa kau
tidak benar2 mengajarkan Pelajaran Klasik, tapi justru mengajarkan tentang
cinta.
Se Ryung masuk kelas. Guru mengabsen semua putri
bangsawan, termasuk Se Ryung. Se Ryung tampak lesu. Se Jeong heran melihat
kakaknya di masuk kelas. Ia tanya apa Putri Kyung Hee tidak ingin bermain lagi
dengan Se Ryung. Se Ryung hanya menghela napas.
Se Ryung dan pelayannya ada istal kuda.
Pelayannya tanya kenapa Se Ryung tampak lemas. Se Ryung diam saja. Tangannya
membelai kuda dengan lembut. Pelayannya lalu mengingatkan Se Ryung yang
berjanji akan menemui Seung Yoo di depan gibang di hari bulan purnama.
Putri Kyung Hee lagi berdandan.
Dayang memuji kecantikan Putri, anda cantik
sekali. Laki2 mana yang tidak akan jatuh hati pada anda, tak terkecuali
Profesor Kim Seung Yoo.
Si dayang kembali berkata, maksud saya pelajaran
dihentikan atas permintaan Yang Mulia. Yang Mulia hanya perlu menunggu sampai
hari pernikahan tiba. Jadi Yang Mulia tidak perlu cemas.
Putri bilang kalau Seung Yoo tidak pernah
melihatnya.
Dayang berkata, setelah bertemu dengan anda,
Profesir Kim akan melupakan Nona Se Ryung. Tapi Yang Mulia, bagaimana kalau
mereka bertemu diam?
Putri bilang sepupunya tidak mungkin melakukan
hal itu karena sudah berjanji padanya.
Seung Yoo ada di depan gibang. Ia tampak resah
menunggu seseorang. Orang suruhan Myung Hoe tampak bersembunyi tak jauh dari
tempat Seung Yoo berdiri. Ia tampak bosan mengintai Seung Yoo. Tiba2, seorang
wanita ber-mantel biru menghampiri Seung Yoo. Wanita itu adalah Se Ryung.
“Akhirnya mereka bertemu.” Ucap orang suruhan
Myung Hoe sambil tersenyum.
Seung Yoo marah, anda nyaris kehilangan nyawa
anda karena penjahat. Bahkan setelah mengalami situasi berbahaya, anda masih
berani keluar istana?
Kau kan sudah berjanji akan mengajariku berkuda
lagi, kata Se Ryung.
Seung Yoo tanya, kapan saya berjanji seperti
itu? Anda yang mengajak bertemu di depan gibang saat bulan purnama.
Bukankah kau menungguku? Kata Se Ryung.
Seung Yoo bilang, menunggumu? Saya hanya ingin
memastikan anda selamat sampai ke istana.
Se Ryung bilang, dan aku cemas kalau kau menungguku.
Seung Yoo kaget mendengar jawaban Se Ryung. Se
Ryung membungkukkan badannya, memberi hormat pada Seung Yoo lalu pamit pergi.
Namun langkah Se Ryung terhenti saat mendengar ucapan Seung Yoo.
“Jadi anda meninggalkan istana karena saya…? Apa
maksud anda?”
Se Ryung diam saja dan tertunduk malu. Seung Yoo
menahan senyumnya, lalu berkata meski mereka tidak bisa naik kuda, mereka bisa
pergi jalan2 ke pasar. Ucapan Seung Yoo itu membuat Se Ryung tersenyum.
Seung Yoo dan Se Ryung jalan2 di pasar. Se Ryung
melihat banyak hal dan tampak puas. Seung Yoo berkata kalau pasar itu khusus
dibuka saat bulan purnama dan Se Ryung tak akan pernah menemukan pemandangan
seperti itu di istana. Se Ryung tersenyum puas.
Lalu, langkah mereka terhenti saat melihat lomba
ayunan. Mereka pun melihat lomba itu. Se Ryung tersenyum puas. Seung Yoo senang
melihat ekspresi kebahagiaan Se Ryung. Dalam lomba itu, ada dua gadis yang
bertanding. Mereka harus berdiri di ayunan, lantas mengayunkannya tinggi2 untuk
mengambil bunga yang diikat. Siapa yang paling cepat mengambil bunga, dialah
pemenangnya.
Seorang wanita dengan hanbok ungu menang lagi.
Tiga ahjumma di dekat Se Ryung dan Seung Yoo mengeluh. Katanya, dia menang
lagi. Dia tidak cantik, tapi pandai berayun. Dia selalu menang.
Para ahjumma itu melirik Se Ryung.
Seorang diantaranya berkata, Di sini. Kau
terlihat seperti gadis bangsawan. Gadis bangsawan biasanya pandai memainkan
ayunan. Ahjumma itu menarik Se Ryung. Se Ryung kaget. Seung Yoo menghalangi
mereka.
“Tolong jangan lakukan ini.” Ucap Seung Yoo.
Se Ryung berbisik pada Seung Yoo, Aku mau
mencobanya.
Tapi anda bisa terluka, kata Seung Yoo.
“Ini sama saja dengan berkuda. Aku akan
berhati2.” Jawab Se Ryung.
Seung Yoo pun mengizinkan Se Ryung melakukannya.
Se Ryung bersiap naik ke ayunan.
Seung Yoo berkata, jika anda takut, jangan
ditahan dan berteriak lah.
Baik guru, kata Se Ryung.
Se Ryung menarik napas. Seung Yoo memegangi
ayunan. Se Ryung mulai naik ke atasnya. Seung Yoo membantu Se Ryung mendorong
ayunan. Se Ryung pun mulai berayun. Se Ryung tampak senang. Para ahjumma
memberi semangat. Se Ryung terus berayun. Ia bahkan memejamkan matanya dan
menikmati hal itu. Seung Yoo tersenyum menatap Se Ryung.
Saat Se Ryung berhasil mendapatkan bunga, semua bersorak.Se Ryung menang! Seung Yoo langsung menghentikan ayunan itu. Se Ryung tersenyum pada Seung Yoo. Orang suruhan Myung Hoe terus mengamati mereka. Ia terkejut saat Seung Yoo menatapnya, lalu beranjak pergi.
Seung Yoo dan Se Ryung kembali berkeliling
pasar.
Seung Yoo tanya, apa benar anda seorang Putri?
Tidak mungkin bisa berkuda sekaligus main ayunan di istana. Kenapa anda bisa
begitu ahli melakukanya?
“Bagaimana kau tahu di istana tidak ada ayunan?
Istana juga tempat tinggal banyak orang.” Jawab Se Ryung.
Se Ryung lantas pergi melewati penjual
aksesoris.
Seung Yoo menarik Se Ryung. Ia berkata,
“Bagaimana mungkin seorang wanita sepertimu tidak menyukai perhiasan.”
“Aku tidak suka perhiasan yang bergantung.”
Jawab Se Ryung.
“Coba lihat anda akan menjadi lebih cantik.” Ucap
Seung Yoo.
Seung Yoo lalu mengambil cermin dan mengarahkan
cermin ke wajah Se Ryung. Se Ryung tersenyum melihat bayangannya. Seung Yoo
lalu mengarahkan cermin itu ke sisi lain. Dan dari cermin, terlihat anak buah
Myung Hoe mengawasi mereka.
Seung Yoo berbisik, maafkan atas ketidaksopanan
saya.
Ia lantas menarik Se Ryung pergi. Anak buah
Myung Hoe mengejar mereka. Mereka pun bersembunyi di semak2. Se Ryung tanya apa
yang terjadi. Seung Yoo menyuruh Se Ryung diam dan membekap mulut Se Ryung.
Anak buah Myung Hoe yang kehilangan jejak, akhirnya pergi.
Seung Yoo mengawal Se Ryung kembali ke istana.
Se Ryung terus menatap Seung Yoo. Saat Seung Yoo
menatapnya, ia salah tingkah dan mengalihkan pandangannya. Seung Yoo tersenyum.
Se Ryung lantas bertanya, jadi ayahmu menyuruh
orang untuk mengikutimu?
Tak ingin Se Ryung cemas, Seung Yoo berbohong.
Seung Yoo bilang kalau ayahnya melakukan itu untuk mengecek apakah ia masih
sering main2 ke gibang.
Se Ryung berkata, kupikir itu penjahat yang
kemarin.
Akhirnya mereka sampai di istana.
“Kita sudah sampai. Masuklah.” Ucap Seung Yoo.
“Aku mau menunggu pelayanku di sini. Jadi kau
pergilah.” Jawab Se Ryung.
“Ibuku meninggal dalam kesepian. Dan ayahku
merasakan penyesalan seumur hidupnya. Saat itu ayahku bertugas di Provinsi
Hamgyong. Karena itulah saya tak mau sesuatu terjadi pada anda saat saya tak
ada disamping anda. Setelah kita menikah, kita bisa pergi berkuda bersama. Jadi
berjanjilah bahwa anda tidak akan pergi meninggalkan istana dan membahayakan
diri anda.” Ucap Seung Yoo.
“Aku berjanji.” Jawab Se Ryung.
“Baguslah. Sekarang anda harus masuk ke istana.”
Ucap Seung Yoo.
Seung Yoo melangkah pergi, namun langkahnya terhenti karena Se Ryung memanggilnya. Seung Yoo tersenyum saat Se Ryung bilang bahagia bersamanya. Se Ryung memberi hormat pada Seung Yoo, lalu masuk ke istana. Seung Yoo terus menatap langkah Se Ryung sambil tersenyum.
Begitu tiba di rumahnya, Se Ryung langsung
disamperin pelayannya. Pelayannya bertanya, Nona, kenapa anda baru pulang? Apa
anda benar2 pergi berayun? Apa anda memenangkan bunga ini dari sana? Ia melirik bunga di tangan Se Ryung. Se
Ryung diam saja dan beranjak masuk. Ia terus melangkah sampai ke kamarnya.
Se Ryung tak bisa tidur. Ia terus menatap bunga
yg ditaroknya di meja sambil tersenyum.
Di kediaman Tuan Park,
3 orang menyelinap masuk. Mereka adalah anak buah Han Myung Hoe! Mereka masuk
ke kamar Tuan Park. Tampak Tuan
Park sedang terlelap
tidur. Seorang dari mereka membangunkan Tuan Park.
Tuan Park terkejut melihat org asing di rumahnya.
Mereka lantas memasukkan Tuan
Park ke dalam karung.
Tuan
Park
dibuang ke dalam galian besar. Myung Hoe muncul. Ia mengejek Tuan Park,
kau saja tidak bisa meramalkan nasibmu.
Bagaimana mungkin kau bisa meramalkan kecocokan seseorang.
Tuan
Park
marah, siapa yang menyuruhmu!
Myung Hoe mengejek, kau yang tahu rahasia alam
tidak tahu untuk apa aku di sini?
Tuan
Park
geram, tidak peduli apa yang terjadi padaku, aku tidak akan memberitahukanmu
kecocokan itu.
Myung Hoe marah, Kubur dia!
Tuan
Park
tak bergeming. Sementara itu anak buah Myung Hoe mulai mengubur Tuan Park.
“Kau akan kehilangan hidupmu karena takdir org
lain.” Ucap Myung Hoe.
“Hidup dan matiku tidak berada di tangan org
sepertimu!” jawab Tuan
Park.
“Kau tidak tahu kan di tanganku, aku bisa memutuskan hidup
dan mati kalian bertiga! 3 nyawa!” ucap Myung Hoe, lalu memberikan kode ke anak
buahnya.
Anak buah Myung Hoe lantas menyeret istri dan
anak Tuan Park ke dalam lubang besar itu.
Bajingan kalian! Kalian tidak takut pada langit!
Teriak Tuan Park.
Myung Hoe menyuruh anak buahnya mengubur mereka.
Tuan
Park
berusaha melindungi anak dan istrinya.
Akhirnya ia tak tahan lagi, STOP! STOP! Baiklah,
apa yang kau inginkan?
Myung Hoe tersenyum tipis, lalu melemparkan
sebuah amplop ke Tuan
Park.
“Itu adalah perhitungan yang sebenarnya
kecocokan antara Kim Seung Yoo dan Yang Mulia Putri. Di hari pemilihan, kau
harus membacakan itu di depan Baginda Raja dan semua pejabat.” Ucap Myung Hoe.
Tuan
Park
tampak geram, tapi ia tak bisa berbuat apa2.
Myung Hoe menghadap Pangeran Sooyang.
“Jika keluarganya ada di tangan kita, apa yang
bisa dia lakukan?” tanya Myung Hoe.
Pangeran Sooyang seperti memikirkan sesuatu.
Myung Hoe tanya, “Tapi apa anda yakin Shik Sook
Joo akan menerima hasil yang diberikan Tuan Park?”
“Tidak mungkin.” Jawab Pangeran Sooyang.
“Ya benar. Shin Sook Joo akan menjadi batu
sandungan yang besar untuk kita.” Jawab Myung Hoe.
“Kita akan mengubah batu sandungan itu menjadi
batu loncatan.” Ucap Pangeran Sooyang.
Myung Hoe tertegun dengan kata2 Sooyang itu.
Paginya, Pangeran Sooyang dan semua rapat lagi.
Menteri Onnyeong tanya, apa maksudnya Jung Jong? Apa maksudnya Putra mantan
Gubernur Jung Chung Gyeong?
Shuk Joo membenarkan.
Kwon Ram angkat bicara, anda menyarankan kami
memilih pria yang berasal dari keluarga miskin?
Shuk Joo berkata, keluarga Jung adalah keluarga
terhormat. Dan Bangsawan Jung Chung Gyeong adalah anak buah Raja Sejong yang
setia.
Kwon Ram marah, apa yang lain pengkhianat?
Shuk Joo bilang, ini hanya formalitas. Kita
hanya perlu memenuhi jumlah yang dipersyaratkan untuk pemilihan. Kenapa kalian
berdua seperti merencanakan sesuatu? Kenapa bersikeras memilih Cho Kyung Taek?
Menteri Onnyeong marah, apa yang kau katakana!
Pangeran Sooyang angkat bicara, ikuti saja
keinginan Bum Ong’s (panggilan terhormat Shin Sook Joo). Kecuali Profesor Kim
Seung Yoo, dua orang lainnya hanya formalitas saja. Jadi 3 Calon Pangeran
Pendamping adalah : Putra ketiga Penasehat Kim, Kim Seung Yoo, putra tertua
Gubernur Pyongyang Hwang Min Dal, Hwang Ki Jung dan putra tunggal mantan
Gubernur Jung Chun Gyeong, Jung Jong.
Jung Jong dan Seung Yoo ada dipasar. Jung Jong
membeli sesuatu. Mungkin obat untuk ibunya. Jung Jong berterima kasih pada
Seung Yoo yang selalu membantunya dan berjanji akan membalas kebaikan Seung Yoo
setelah dirinya menjadi Pangeran Pendamping. Seung Yoo tertawa geli dan minta
Jung Jong melupakan hal itu. Jung Jong tanya apa maksud Seung Yoo ia tak pantas
menjadi Pangeran Pendamping karena berasal dari keluarga miskin. Seung Yoo
tersenyum dan bilang kalau ia hanya tak mau Jung Jong kecewa.
Saat melewati penjual ornament, langkah Seung
Yoo terhenti. Ia tersenyum melihat ornament2 cantik itu. Jung Jong mengamati
wajah Seung Yoo, lalu bertanya apa Seung Yoo sedang jatuh cinta. Seung Yoo
menyangkal, lalu memiting kepala Jung Jong. Jung Jong terus meledek Seung Yoo,
bahkan ia memonyongkan bibirnya. Seung Yoo memukul mulut Jung Jong. Keduanya
pun beranjak pergi.
Rapat selesai. Saat Shin Sook Joo hendak pergi
meninggalkan kantor, Kwon Ram memanggilnya.
“Pangeran Sooyang mengundang seluruh pejabat
makan malam di rumahnya.” Ucap Kwon Ram.
“Apa maksud anda?” tanya Shin Sook Joo.
“Pangeran Sooyang mau mengadakan perjamuan
sebagai ucapan terima kasih atas kerja keras kita.” Jawab Kwon Ram.
“Kenapa tidak sekarang saja?” tanya Shin Sook
Joo.
“Karena pengetahuan anda yang luas, jadi
Pangeran Sooyang ingin mendengar pendapat anda.” Jawab Kwon Ram.
Putri Kyung Hee sedang memberi makan ikan2nya.
Dayangnya (Eun Geum, akhirnya aku tahu namanya) berlari dengan tergesa2 ke arah
Putri.
“Yang Mulia Putri, kita dalam masalah besar!
Profesor Kim Seung Yoo ingin bertemu anda. Sekarang dia menunggu ada di ruang
belajar.”
“Apa?”
“Bagaimana ini? Kita tidak mungkin meminta Nona
Se Ryung datang ke sini dalam waktu yang singkat. Apa yang harus kita lakukan?”
Putri Kyung Hee panik.
Seung Yoo menunggu Putri di ruang belajar Putri.
Pintu ruangan terbuka. Seung Yoo kaget saat melihat bukan “Putri” yang datang,
melainkan Eun Geum. Ia tanya dimana “Putri? Eun Geum bilang kalau Putri sedang
sakit jadi tidak bisa menemui Seung Yoo dan meminta Seung Yoo tidak perlu
khawatir karena Putri hanya demam. Seung Yoo lalu menyuruh Eun Geum menunggu
sebentar. Ia pun mengambil selembar kertas dan mulai menuliskan sesuatu di
kertas itu. Disampingnya, ada sebuah amplop dan cincin giok.
Putri Kyung Hee menahan kekesalannya sambil
menatap cincin giok yang dipegangnya. Eun Geum lantas menyerahkan surat itu pada Putri.
Putri kesal, jadi dia memberikan cincin ini!
Eun Geum membenarkan.
Putri langsung membaca surat itu.
Yang
Mulia Putri, saya juga bahagia kemarin. Apa yang terjadi di hutan akan menjadi
kenangan indah kita di masa depan. Saya mohon anda menerima ini dengan hati
gembira.
Putri langsung meremas surat itu. Ia benar2 kesal. Ia lantas
membuang surat
itu dan beranjak pergi. Eun Geum mengikutinya.
Malam pun tiba. Ada
seorang dayang yang menemukan surat
itu dan membacanya!
Shin Sook Joo tiba di kediaman Pangeran Sooyang.
Pangeran Sooyang dan keluarga sudah menunggu.
Suatu kehormatan bagi saya karena Tuan menjadi
tamu saya, kata Pangeran Sooyang.
Shin Sook Joo berkata, sayalah yang merasa
terhormat.
Pangeran Sooyang lalu memperkenalkan keluarnya.
Dimulai dari sang istri. Sang istri tersenyum dan berkata, mudah2an anda tidak
sulit menemukan tempat ini.
Lalu anak laki2nya. Anak2 laki Sooyang memberi
hormat dan memperkenalkan dirinya, saya Soong.
Kemudian kedua putrinya, Se Ryung dan Se Jeong.
Shin Sook Joo menatap Se Ryung yang tampak muram.
Shin Sook Joo masuk ke dalam. Ia heran, bukannya
ini pertemuan para pejabat yang mengurusi pernikahan keluarga kerajaan, kenapa
hanya ada saya?
Pangeran Sooyang menjawab, saya rasa semua org
menghindari saya. Tolong jangan permalukan saya saat saya berhasil mengundang
anda ke sini. Duduklah.
Mereka pun mulai duduk. Sooyang menuangkan arak
untuk Shin Sook Joo. Saat Shin Sook Joo hendak minum, Sooyang berkata ada
sesuatu yang mau dikatakannya. Sook Joo tak jadi minum. Sooyang mengajak Sook
Joo minum2 sampai mabuk. Sook Joo tanya apa ada tamu yang lain yang akan
datang. Sooyang tertawa dan berkata Sook Joo akan tahu nanti.
Ternyata tamu yang dimaksud Sooyang adalah Shin
Myun! Shin Myun kaget melihat Se Ryung ada di kediaman Sooyang. Sooyang juga
kaget melihat Shin Myun. Pelayan Se Ryung (Yeo Ri,
akhirnya saya tahu namanya) berlari masuk dan berteriak memanggil Se Ryung dgn
sebutan NONA! Yeo Ri bilang kalau ibu Se Ryung mencari Se
Ryung. Se Ryung menyuruh Yeo
Ri masuk duluan.
Shin Myun tanya, Yang Mulia, kenapa anda ada di
sini? Kenapa dia memanggil anda Nona? Apa anda bukan Yang Mulia Putri?
Se Ryung diam saja. Ia menghela napas dan
menatap Shin Myun. Sadarlah Shin Myun kalau yang ada di hadapannya bukan Sang
Putri.
Pangeran Sooyang berkata, anda terlalu berbakat
untuk mengisi jabatan anda yang sekarang. Saya membayangkan anda untuk mengubah
dunia.
Shin Sook Joo menjawab, jangan bicara omong
kosong. Bagaimana mungkin sarjana seperti saya bisa terlibat dalam politik.
Pangeran Sooyang berkata lagi, ada hukum yang
melarang Sarjana terlibat dalam urusan politik. Tapi apa tidak ada Sarjana yang
penuh ambisi.
Shin Sook Joo kaget mendengarnya.
Se Ryung sudah menceritakan semuanya pada Shin
Myun. Shin Myun mengerti dan meminta Se Ryung segera menceritakannya pada Seung
Yoo. Se Ryung bilang ia tak tega memberitahu yang sebenarnya pada Seung Yoo.
Shin Myun berkata, Seung Yoo tidak hanya
memikirkan anda sebagai seorang Putri, tapi dia juga menganggap anda sebagai
calon istrinya. Tidak salah kalau anda takut mengatakannya, tapi ini tidak
sebanding dengan rasa sakit yang akan dirasakannya nanti.
“Apa yang sebenarnya anda inginkan?” tanya Shin
Sook Joo.
Sooyang tersenyum. Lalu terdengar pengumuman
akan kedatangan Shin Myun. Sooyang menyuruh Shin Myun masuk. Betapa kagetnya
Shin Myun melihat ayahnya ada di sana.
Sang ayah juga sama kagetnya.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya sang ayah.
“Aku yang mengundangnya.” Jawab Sooyang.
Shin Myun lantas memberi hormat pada Sooyang.
“Bagaimana kalau kita menjadi besan bum ong?”
tanya Sooyang.
Shin Sook Joo dan Shin Myun kaget mendengarnya.
Di kamarnya, Se Ryung tak bisa tidur. Ia
terlihat memikirkan sesuatu. Sampai pagi, Se Ryung tak tidur. Ia lalu keluar
dari kamarnya dan memanggil Yeo
Ri. Ia katakan pada Yeo Ri
akan pergi ke istana. Yeo Ri tanya bagaimana Se Ryung bisa tahu kalau
Putri memanggil Se Ryung ke istana?
Eun Geum mendatangi Seung Yoo!!
Se Ryung bicara dengan Putri.
“Saya sudah melanggar saya janji saya untuk
tidak bertemu dengannya.” Ucap Se Ryung.
“Aku sudah tahu.” Jawab Putri.
Se Ryung kaget, lalu berkata, maaf. Saya pantas
dihukum karena menyembunyikan ini dari anda.
Apa gunanya menghukummu? Tanya Putri dengan
wajah sedih.
Eun Geum mengajak Seung Yoo ke istana!
Se Ryung berkata, dia adalah pria pertama yang
ingin saya nikahi.
Putri kesal, apa maksudmu?
Se Ryung bilang, jika anda dengan berbesar hati
mengampuni saya, saya berniat meminta maaf dan menjelaskan ini kepada guru.
Putri tersenyum sinis dan bertanya, minta maaf?
Se Ryung bilang, ini untuk yang terakhir
kalinya. Izinkan saya bertemu dengannya.
Putri marah, merampas milik orang lain. Kau
tidak ada bedanya dengan ayahmu!
Se Ryung tak mengerti, apa maksud anda?
Eun Geum datang dan berbisik pada Putri,
memberitahukan kedatangan Seung Yoo. Putri menyuruh Se Ryung menunggu di
ruangan lain. Se Ryung menurut. Eun Geum mengantar Se Ryung ke ruangan di
sebelah ruang belajar Putri.
Seung Yoo masuk. Ia duduk di hadapan Putri.
Seung Yoo tanya, kenapa anda menurunkan tirai
untuk bertemu dengan guru anda.
Se Ryung yang mendengar suara Seung Yoo, kaget.
Seung Yoo tanya lagi, apa anda tidak ingin
bertemu dengan saya? Anda marah pada saya?
Tirai mulai diangkat. Seung Yoo tersenyum, namun
senyumnya hilang saat melihat siapa yang ada dibalik tirai. Putri menatap tajam
Seung Yoo.
Seung Yoo tanya, siapa anda?
Putri menjawab, orang yang ada di hadapanmu
adalah Sang Putri.
Seung Yoo dan Se Ryung sama2 kaget. Dan Putri
tersenyum.
BERSAMBUNG.
0 Comments:
Post a Comment