• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruler : Master Of The Mask Ep 38

Sebelumnya...


Sun masih mengklaim bahwa dirinya adalah Raja yg asli saat dijebloskan ke dalam penjara. Ia baru berhenti berteriak saat teringat tangisan Ga Eun. Ia pun terduduk lemas dan tangisnya seketika pecah.


Dengan langkah terburu-buru, Tae Ho menerobos masuk ke kediaman Dae Mok. Tae Ho memberitahu Dae Mok tentang Seja yang memberitahu seisi istana bahwa ladang poppi sudah terbakar habis serta memberitahu Dae Mok bahwa Seja memiliki daftar kematian itu. Dae Mok pun terkejut mendengarnya. Dae Mok lantas bertanya, apa yg terjadi pada Seja selanjutnya.

“Sebelum saya kabur dari istana, saya mendengar sorakan-sorakan nyaring. Orang itu, kelihatannya sudah resmi menjadi Raja.” Tangis Tae Ho.

“Seja akhirnya menduduki singgasana Raja. Mereka akan secepatnya datang menangkapku.” Jawab Dae Mok.

Dae Mok lalu menyuruh Tae Ho mengumpulkan seluruh pasukan Pyunsoo-hwe agar Seja tidak bisa menangkapnya.


Seja yang kini telah resmi memangku tahta, memberikan titah pertama nya. Ia mengajak semua pejabat bekerja sama untuk membuat penawar pil poppi selama lima hari mendatang. Seja juga mencopot jabatan Menteri Joo, Menteri Heo dan Menteri Choi dan mengangkat Woo Bo sebagai Perdana Menteri yg baru menggantikan posisi Menteri Joo, serta mengizinkan Woo Bo memilih sendiri wakilnya dan juga Menteri Perang.

Sementara Kwang Ryul diangkat menjadi Menteri Kehakiman dan Moo Ha akan bekerja sebagai bawahan Kwang Ryul.


Dan, Chung Woon? Dia diminta Seja untuk tetap menjadi pengawal pribadinya.

Setelah itu, Seja dengan tegas menyuruh para pengawal menangkap dan memenjarakan Menteri Joo, Menteri Heo dan Menteri Choi. Menteri Joo nampak kesal, sementara Menteri Heo dan Menteri Choi merengek-rengek, memohon ampunan Seja.


Pasukan Kerajaan mulai mengepung kediaman Dae Mok. Tae Ho dengan panic memberitahukan hal itu pada Dae Mok. Dae Mok menyuruh Tae Ho mengancam mereka dengan mengatakan akan membakar persedian pil penawar. Tae Ho pun terkejut dan tak setuju dengan rencana Dae Mok itu karena anggota Pyunsoo-hwe mereka masih membutuhkan pil itu. Ia tak yakin Seja akan menyelamatkan anggota Pyunsoo-hwe mereka.

“Orang itu, bisa melakukannya.” Jawab Dae Mok.

Tae Ho lalu berkata, akan membantu Dae Mok melarikan diri setelah memastikan penjagaan lengah. Namun Dae Mok menolak melarikan diri. Ia yakin Seja akan hancur dengan sendirinya karena cuma dia yang tahu resep penawarnya. Ia yakin para pendukung Seja akan memohon-mohon padanya jika Seja gagal meracik penawarnya. Dan saat itulah ia akan membalikkan keadaan.


Seja menunggu dengan cemas di istananya bersama dengan Chung Woon dan Kwang Ryul. Tak lama kemudian, Moo Ha datang memberitahu Seja tentang ancaman Dae Mok yg mau membakar persediaan pil penawar itu. Seja pun terkejut mendengarnya. Kwang Ryul dan Chung Woon langsung mendesak Seja untuk menangkap Dae Mok. Mereka cemas kalau2 Dae Mok akan melakukan perlawanan.

“Namun, bila kita kehilangan penawar di tangan Dae Mok, akan banyak sekali pejabat istana yang kehilangan nyawa mereka. Hanya demi menangkap Dae Mok, aku tidak bisa mengorbankan nyawa rakyatku.” Jawab Seja.

Kwang Ryul dan Chung Woon pun resah. Seja lantas menanyakan berapa banyak pasukan yg dimiliki Pyunsoo-hwe. Moo Ha berkata, sekitar 1000 orang sedangkan istana memiliki pasukan sebanyak 3000 orang.  Moo Ha juga mengingatkan Seja bahwa pasukan2 Pyunsoo-hwe adalah petarung2 yg handal.

“Apa yang akan kita lakukan, Yang Mulia?” tanya Kwang Ryul.

“Tetap siagakan pasukan kita di kediaman Dae Mok. Sampai kita berhasil membuat penawarnya, Dae Mok tidak boleh meninggalkan kediamannya walau hanya satu langkah sekali pun.” Jawab Seja.


Malam harinya, Seja menemui Sun di penjara. Seja menatap Sun dengan tatapan lirih. Namun Sun malah menuduh Seja sengaja datang untuk menghinanya. Seja pun menanyakan keadaan Sun. Tapi Sun malah marah2 dan menyalahkan Seja atas apa yang terjadi padanya.

“Kau memang benar. Ini memang salahku. Kau menjadi seperti ini, aku sungguh minta maaf.” Jawab Seja.

“Kau sekali lagi coba menipuku.” Tuduh Sun.

“Saat penawarnya berhasil dibuat, akan kuberikan satu padamu dan membebaskanmu. Jadi tunggu lah sampai saat itu.” ucap Seja.

“Kenapa? Kau ingin memberiku penawar palsu, lalu membunuhku? Sejak lama, itulah rencanamu. Agar bisa duduk di singgasana Raja, kau bermaksud menjadikanku domba sembelih pada Dae Mok.” Tuduh Sun.

“Tidak. Kau akan selalu kuanggap sebagai temanku. Tidak peduli bagaimana pun kau menilaiku, kau tetap temanku. Sebab itu, aku harus menyelamatkanmu. Aku harus membuat penawarnya. Tunggu lah.” Jawab Seja.


Seja lalu beranjak pergi. Saat Seja melangkah pergi, Sun meneriaki Seja pembohong dan munafik.


Ibu Sun, beserta Kko Mool dan juga Ga Eun berlutut pada Seja, memohon agar Seja mengampuni nyawa Sun. Seja pun dengan lembut berkata, bahwa ia selalu menganggap Sun sebagai temannya. Ibu Sun pun berterima kasih atas kemurahan hati Seja.


Ga Eun ikut berterima kasih karena Seja bersedia mengampuni nyawa Sun. Saat itulah, Seja melihat tangan Ga Eun yg terluka.


Seja mengobati luka Ga Eun. Ketika Seja sedang mengobati lukanya, Ga Eun pun menggenggam tangannya dan berterimakasih lantaran ia sudah mengampuni nyawa Sun. Seja pun bertanya, apa Ga Eun takut kalau2 ia membunuh Sun. Ga Eun pun menggeleng.


Seja lantas mengaku selalu merasa bersalah dan berterimakasih kepada Ga Eun. Seja kemudian memegang wajah Ga Eun dan berjanji tidak akan membuat Ga Eun menangis lagi. Seja lalu menarik Ga Eun ke dalam pelukannya.


Sun mendapat kunjungan dari ibu dan adiknya. Tapi Sun malah mengusir mereka. Ia semakin kesal saat sang ibu memberitahu tentang Seja yg sudah mengampuni nyawanya. Tangis ibu Sun seketika pecah. Ia memarahi Sun yang tidak mau ikut pulang bersamanya sejak awal. Sun pun teriak-terima menyuruh pengawal membawa ibu dan adiknya pergi.


Namun sebelum pergi, Kko Mool memberitahukan alamat rumah mereka pada Sun. Ia meminta Sun pulang demi dirinya dan juga ibu mereka. Tapi Sun malah memalingkan wajahnya. Kko Mool pun menahan tangisnya dan mengaku akan selalu menunggu kepulangan Sun. Setelah ibu dan adiknya pergi, barulah tangis Sun pecah.


Ga Eun bersama Woo Bo, Mae Chang dan para tabib serta perawat bekerja keras membuat obat penawarnya. Mereka bekerja sampai pagi, tapi mereka gagal meracik penawarnya. Tak lama kemudian, Seja datang memeriksa hasilnya. Woo Bo pun menjelaskan, kalau mereka masih membutuhkan waktu untuk meracik penawarnya.


Malam harinya, Menteri Choi dan Menteri Heo panic karena ruam2 itu sudah muncul di tubuh mereka. 



Sun pun terkejut melihat ruam2 di tangannya. 




Dan Daebi cemas menanti obat penawar itu.


Pasukan Dae Mok masih bersiaga di sekeliling kediaman Dae Mok. Dae Mok sendiri tengah menatap sisa2 pil poppinya sambil berpikir.


Seja, Chung Woon dan Kwang Ryul resah karena mereka masih belum bisa meracik penawar itu. Seja pun berencana menemui Dae Mok. Baik Kwang Ryul maupun Chung Woon tak setuju, namun Seja mengaku tidak punya pilihan lain selain meminta resep penawar itu pada Dae Mok demi menyelamatkan 75 nyawa menterinya.


Menteri Joo memberitahu Dae Mok bahwa Raja ingin bertemu Dae Mok secara pribadi. Menteri Joo mengaku, ia dibebaskan agar bisa menyampaikan pesan itu.


Keesokan harinya, Seja dan Dae Mok akhirnya kembali bertatap muka. Dae Mok ingin tahu alasan Seja yg ingin menyelamatkan 75 nyawa itu, sedangkan mereka berusaha membunuh Seja meski tahu siapa Seja sejak awal. Seja beralasan, karena mereka adalah rakyatnya.

“Astaga… kurasa dunia baru belum akan tercipta. Sekali pun kau ingin mengubah dunia, namun sekali kau mengikuti sistem yg ada, akhirnya kau akan mengikuti peraturan lama. Maka tidak akan ada yg dapat berubah. Bila kau memang ingin menciptakan sebuah dunia baru, pilihlah untuk membuang isi yg ada di dalam cangkir, lalu menuang yg baru atau sekalian saja mengganti cangkir baru.” Ucap Dae Mok.

“Seorang Raja memerintah rakyatnya karena rasa kasih yang ia miliki. Diantara rakyatku, siapa yg harus diselamatkan atau tidak, aku tidak ingin memilihnya. Berikan resep penawarnya padaku, selamatkan para pejabat yg ketergantungan pil poppi lalu badan yg telah mengeksploitasi masyarakat selama ini, Yangsucheong, harus kau bubarkan. Lalu dengan begitu, aku akan mengampunimu dari eksekusi mati.” Jawab Seja.

Dae Mok tersenyum sinis, eksploitasi? Kau sebut itu eksploitasi?

“Saat rakyat kesulitan untuk sekedar bertahan hidup, memang apa yang sudah kau lakukan? Confucius mengatakan bahwa jangan memaksa melangkah bila tak ada jalan. Buddha menyuruh berhenti bila itu akibat dari kesalahan masa lalu.Lalu apa yang sudah kau lakukan? Ketika rakyatmu hampir mati kelaparan, saat pejabat negeri ini bergeming, aku yang memberi makan kepada orang-orang miskin. Namun kau menyebutnya eksploitasi?” tanya Dae Mok tak habis pikir.


“Kau memberi makan rakyat negeri ini? Kau justru menyusahkan mereka dengan merebut air yang sebenarnya merupakan hak banyak orang. Kau juga membunuh banyak sekali nyawa untuk mengontrol pemerintahan. Beraninya kau bicara soal rakyat padaku?! Tidak peduli alasan apapun yang kau buat, tidak akan bisa membenarkan tindakan iblismu itu.” Seja marah.

“Hanya karena kau Raja, pikirmu kau memiliki segalanya? Kau pikir, ini Joseon, serta rakyatmu? Tidak. Kau salah. Bila kau tidak lekas mendapatkan penawarnya, para pejabat akan mencampakkan kau duluan. Bila kau menangkapku, maka rakyat yang akan mengabaikanmu.” Ucap Dae Mok.

Seja murka, Dae Mok!!!

Tae Ho pun bersiap mencabut pedangnya untuk menebas Seja. Chung Woon pun langsung menarik pedangnya untuk menghalangi Tae Ho.

“Kau ingin resep penawarnya, akan kuberikan bila kau turun dari tahta Raja.” Ucap Dae Mok.

Seja pun menatap geram Dae Mok. Sementara kubu Dae Mok menatap sinis Seja.


Woo Bo meminta maaf karena gagal membuat pil penawar. Ditambah lagi, pil poppi yang tersedia untuk eksperimen hanya tinggal sedikit. Seja makin resah.


Melihat itu, Gon pun bergegas pergi? Kemana kah Gon? Semoga saja dia menemui ayah Hwa Gun…


Dae Mok menyuruh Tae Ho mengumpulkan kurir air di lapangan. Ia berencana menggunakan mereka untuk memobilisasi rakyat Joseon. Dae Mok menyuruh Tae Ho menyebarkan rumor bahwa Seja akan menebas Tae Ho.

Menteri Joo langsung ngeh kalau Dae Mok berencana melakukan pemberontakan pada pemerintah. Dae Mok ingin rakyat sendiri lah yg menghabisi Raja.


Woo Jae masih berduka atas kematian Hwa Gun. Ia menyendiri dan minum2 di sebuah tempat. Tak lama Gon datang. Woo Jae pun heran kenapa Gon tidak marah pada Seja, padahal Hwa Gun adalah wanita yang ia cintai tapi mengorbankan nyawa demi Seja.

“Nona sangat bahagia. Saya melihat Aghassi, ketika dia meninggal, ia terlihat sebahagia itu.” jawab Gon.


Woo Jae pun terdiam dan teringat senyum putrinya sebelum menghembuskan napas terakhir.

“Melindungi Seja adalah perintah terakhir yang Aghassi berikan pada saya.” ucap Gon.


Gon lantas berlutut, meminta Woo Jae memberikan resep penawar itu pada Seja.


Woo Jae pun akhirnya menemui Seja. Seja terkejut Woo Jae tahu cara membuat penawar itu. Woo Jae mengaku, Dae Mok sama sekali tidak tahu bahwa ia tahu resep penawarnya. Dan ia pun berjanji akan memberikan resep penawar itu tapi dengan satu syarat.

Bersambung…..

Preview Ep 39

Ruler : Master Of The Mask Ep 37

Sebelumnya...


Duo Lee Sun saling mengklaim kalau mereka lah Raja Joseon yg asli. Menteri Joo pun menyuruh keduanya membuktikan siapa Raja yg asli. Seja memanggil Menteri Hukum. Ia mengatakan, saat dirinya masih kecil, ia merekatkan sepatu Menteri Hukum dengan lem. Menteri Hukum pun terkejut dan membenarkan ucapan Seja. Ia mengaku sepatu itu adalah hadiah dari Selir Lee.


Sun tak mau kalah, ia mengklaim dirinya pernah diberikan hadiah peta perbintangan. Menteri Hukum juga membenarkannya dan mengaku anak yang memberikan hadiah peta itu padanya sekarang sudah menjadi Duta Besar di China.


Menteri Heo pun langsung berbisik ke telinga Menteri Joo sambil menatap ke arah Seja. Ia yakin, bahwa Seja adalah Seja yg asli lantaran hanya Seja lah yang mengungkit kenangan masa lalu.


Menteri Joo lantas mengklaim bahwa Raja yg asli memiliki tanda tiga titik di belakang lehernya. Sun pun dengan pedenya menyuruh Menteri Heo memeriksa bagian belakang lehernya. Menteri Heo pun lekas memeriksanya dan mengklaim bahwa Sun adalah Raja yg asli karena memiliki tanda itu.


Sambil menatap tajam Seja, Menteri Joo berkata dalam hatinya bahwa Seja tidak akan bisa keluar hidup-hidup dari istana hari ini.


Kwang Ryul pun langsung maju, mengatakan bahwa Seja memiliki sebuah luka di lengan akibat bermain sepak bola. Kwang Ryul pun meminta konfirmasi pada Menteri Keamanan saat mereka bermain sepak bola dulu dan menyebabkan Seja terluka. Seja pun langsung menunjukkan bekas lukanya.


Sun terkejut. Menteri Heo mengklaim bahwa luka seperti itu bisa saja dipalsukan.Kwang Ryul tidak mau kalah dengan mengatakan bahwa bukti berupa bekas luka yang dimiliki Seja lebih kuat daripada tanda tiga titik yang dimiliki Sun itu.


Tae Ho pun langsung maju dan menyuruh duo Lee Sun melepas topeng mereka. Para menteri marah dan mengatakan hal itu tidak ada gunanya karena tidak ada satu pun yg tau wajah asli Seja. Tae Ho pun berkata, meski mereka tidak pernah melihat wajah asli Seja tapi mungkin saja mereka bisa mengenali wajah si palsu.


Menteri Joo menyuruh Kepala Kasim melepaskan topeng keduanya. Namun Seja melarang dan berkata bahwa ia dan Sun sama2 akan melepaskan topeng mereka. Duo Lee Sun melepas topeng mereka. Tae Ho langsung mengklaim bahwa Seja adalah Kepala Pedagang dan Raja palsu. Seja pun menatap kesal Sun, sedangkan Sun menatap Seja dengan seringai puas di wajahnya.


Menteri Heo langsung menyuruh penjaga menangkap Seja. Chung Woon langsung maju menghalangi mereka menangkap Seja. Menteri Hukum mengenali Chung Woon sebagai anak Panglima Lee. Menteri Hukum tidak menyangka Chung Woon masih hidup.

“Dengarkan semuanya! Aku adalah Seja asli dan juga Kepala Pedagang. Selama lima tahun terakhir,  aku hidup sebagai Kepala Pedagang sebab ayahku, mendiang Raja sebelumnya, telah dibunuh oleh tetua Pyunsoo-hwe, Dae Mok.” Ucap Seja.

Sontak, seisi istana langsung heboh.


“Dae Mok!! Telah membunuh mendiang Raja lalu menukarku dengan yg palsu.” Ucap Seja lagi.


Menteri Joo pun marah dan menuduh Seja telah menyebar fitnah. Seja tak mau kalah. Ia mengaku memiliki saksi atas kejadian malam itu. Chung Woon pun langsung bersaksi, bahwa Dae Mok membunuh mendiang Raja dan juga berusaha membunuh Seja dan menempatkan Raja palsu di singgasana.


“Semua itu kebohongan!! Kalau memang mendiang Raja dibunuh, kenapa tidak ada satu pun laporan mengenainya! Coba saja periksa catatan sejarah kerajaan.” Suruh Sun.

“Sejarah adalah…!!! Catatan dari para pemenang. Sekali pun catatan itu ada, tidak akan sulit untuk memanipulasinya.” Jawab Moo Ha.


Kwang Ryul ikut-ikutan bicara bahwa Seja adalah Seja yg asli.


Sun masih menuduh Seja berbohong. Ia mengklaim bahwa Daebi Mama bisa membuktikan kebenarannya. Kubu Dae Mok langsung senang, mereka yakin Daebi Mama ada di pihak mereka.


Daebi Mama langsung dipanggil ke balai istana. Sun dengan pedenya menyuruh Daebi Mama menceritakan kejadian malam itu. Sementara Seja menatap Daebi Mama dengan wajah cemas.


Daebi Mama pun bersaksi, bahwa benar mendiang Raja telah dibunuh. Lima tahun lalu, Dae Mok dan anak buahnya memasuki istana dan membunuh mendiang Raja, serta menukar Seja asli dengan yg palsu.


Menteri Joo tak tinggal diam. Ia menuduh Daebi Mama telah berbohong. Daebi Mama pun langsung menegaskan bahwa ia masih mengingat dengan jelas peristiwa berdarah itu.


Dae Mok baru saja diberitahu pelayannya tentang Daebi Mama yang menceritakan kebenaran dibalik kematian mendiang Raja. Dae Mok pun langsung lemas.


Daebi menjelaskan kalau malam itu, Menteri Choi membukakan gerbang istana untuk Dae Mok. Namun Menteri Choi mengklaim dirinya tidak ingat kejadian malam itu. Moo Ha marah. Ia mendesak Menteri Choi mengatakan kebenarannya, tapi Menteri Choi tetap mengaku tidak ingat lagi malam berdarah itu.

Daebi pun kemudian mengaku bahwa ia sudah tau sejak awal bahwa Raja yang duduk di tahta adalah palsu, namun ia memilih diam karena khawatir akan terjadi pertumpahan darah lagi di istana.

“Bagaimana anda bisa seyakin itu! Anda juga tidak pernah melihat wajah Seja Jeoha sebelumnya.” Ucap Menteri Joo.

“Aku ini ibunya Seja. Bagaimana seorang ibu tidak mengenali anaknya sendiri?” jawab Daebi sambil menatap Seja dengan lembut.


Woo Bo angkat bicara. Ia mengklaim ada satu bukti lagi yang bisa membuktikan bahwa Kepala Pedagang adalah Seja yang asli. Sun pun makin panic. Sambil menatap lirih Sun, Woo Bo mengatakan bahwa Seja asli memiliki kemampuan menyembuhkan diri sendiri.

“Seja Jeoha yang asli memiliki darah istimewa yg membuatnya dapat sembuh dengan sendirinya apabila terkena racun. Pada hari ia terlahir ke dunia, ada seseorang yg meracuninya hingga kemudian ia memiliki imunitas tersebut.” Ucap Woo Bo.

Woo Bo juga menjelaskan, saat itu semua orang percaya Seja terkena demam tinggi, namun kenyataan yg sebenarnya adalah bahwa Seja telah diracun.


“Hentikan kebohonganmu itu! Bukankah karena ketidakbecusanmu merawat Seja Jeoha saat lahir, kau dipecat dari posisimu? Kala itu, kau dan tabib istana dipecat bersamaan.” Ucap Menteri Joo.


Daebi langsung angkat bicara dengan mengakui bahwa diri nya lah yg meracun Seja saat itu.


Menteri Heo pun menuduh Daebi sengaja menyebarkan fitnah karena sakit hati dikirim ke pengasingan.


Sementara itu, Ga Eun masih terus mencari dimana tabung plasenta itu disembunyikan. Ia memecahkan satu per satu guci yg ada di sana, namun tidak menemukan tabung plasenta nya. Namun Ga Eun tak menyerah. Ia terus mencari tabung plasenta itu, tanpa mempedulikan tangannya yg lecet terkena pecahan guci. Dan tak lama kemudian, Ga Eun pun melihat sebuah guci hitam dibalik guci2 berwarna putih yg tadi dipecahkannya. Ia memecahkan guci hitam itu dan menemukan tabung plasentanya di sana.


Namun begitu keluar dari rumah hijau, dua penjaga langsung menghadang Ga Eun. Ga Eun pun ketakutan. Beruntung, Mae Chang datang tepat pada waktunya dan berhasil melumpuhkan kedua penjaga itu.

Mae Chang pun langsung menyuruh Ga Eun membawa tabung itu ke balai istana. Namun tiba-tiba, beberapa prajurit datang dan Mae Chang bertarung sendirian melawan para prajurit itu. Sementara Ga Eun, dia bergegas menuju balai istana.


Di balai istana, Menteri Heo minta bukti bahwa Seja memang pernah diracuni saat masih bayi.

“Ada buktinya! Kekebalan beliau terhadap racun membuktikannya! Saat Seja Jeoha asli diracuni, di bahu kirinya akan muncul karakter ‘Sun’.” jawab Woo Bo.


Menteri Joo dan Menteri Heo pun meminta bukti atas kebenaran ucapan Woo Bo. Kubu Seja pun panic.


Sementara Ga Eun berlari menuju balai istana membawa tabung itu tapi lagi2 para prajurit menghalanginya. Untunglah Gon muncul dan melindungi Ga Eun. Ia melumpuhkan para prajurit dengan mudahnya dan Ga Eun pun bergegas menuju istana.


Disaat kubu Seja bingung membuktikan ucapan mereka, terdengarlah suara Ga Eun dari balik pintu yang mengaku membawa bukti yang bisa membuktikan bahwa Kepala Pedagang adalah Seja yg asli. Daebi Mama pun langsung menyuruh Ga Eun masuk.

“Siapa kau?” tanya Menteri Joo galak.

“Saya adalah putri mendiang Hakim Hanseongbu, Han Gyu Ho. Saya Han Ga Eun. Di malam mendiang Raja terbunuh, saya sedang bersama Selir Lee. Tepat sebelum Selir Lee menghembuskan napas terakhir, Selir Lee mengatakan kepada saya perihal tabung ini.” jawab Ga Eun.

“Ini…” Ga Eun lantas menunjukkan tabung itu, “… adalah tabung plasenta Seja Jeoha. Di dalamnya, terdapat bukti Seja Jeoha yg asli.”


Daebi pun langsung memeriksa tabung itu. Di dalamnya terdapat sebuah surat yg ditulis langsung oleh mendiang Raja dan terdapat stempel Raja juga disana. Kubu Seja pun langsung menarik napas lega, sementara kubu Dae Mok mulai ketar ketir.

“Bila Seja Jeoha secara sengaja maupun tidak terkena racun, di bahunya akan muncul karakter Sun.” ucap Daebi membacakan isi surat itu.


Kepala Kasim pun langsung menyiapkan cangkir yg berisi racun. Daebi menyuruh Sun meminum racun itu untuk membuktikan pada dunia bahwa Sun adalah Raja asli. Ga Eun pun memohon pada Sun, agar Sun tidak meminumnya.

Namun Sun malah menatap Ga Eun dengan seringai liciknya dan memilih menenggak racun itu, namun beruntung Seja langsung merebut cangkir itu dan bergegas meminum racunnya. Sun pun terkejut melihatnya.


Usai meminum racun, Seja merasakan sakit sejenak di dadanya. Kubu Seja langsung menatap Seja dgn cemas. Namun rasa sakit itu hanya sesaat. Seja pun langsung diminta Daebi menunjukkan bahu kirinya.  


Seja pun menunjukkannya. Semua terpengarah melihat tanda itu.


“Kau mungkin bisa menipu dunia untuk sementara, Lee Sun-ah. Namun dusta tidak akan pernah mengalahkan kebenaran.” Ucap Woo Bo pada Sun.


Daebi lantas menyuruh pengawal menangkap Sun. Saat hendak ditangkap, Sun malah tertawa dengan keras. Woo Bo menatap Sun dengan mata berkaca-kaca.

“Sekali pun dia Seja asli, memang apa perbedaannya?” tanya Sun.

“Lee Sun-ah, kumohon hentikan sekarang.” pinta Seja pelan.

“Kalian semua!!! Sampai hari ini, kalian masih membungkuk padaku meski sudah mengetahui kebenarannya, apa itu salah? Sejak awal Daebi Mama mengetahui kebenarannya. Baiklah, pria itu kita anggap Seja asli, putra mendiang Raja. Pewaris tahta yg sah. Namun apakah semua itu lebih berharga dibanding nyawa kalian!” teriak Sun.


“Benar! Siapapun yang dipilih Dae Mok Eureushin, dialah Raja yg asli! Kalian pikir, siapa yg memegang kendali atas nyawa kalian?” ucap Menteri Joo.


“Perdana Menteri benar. Di dunia ini tidak ada yg lebih penting dari nyawa kita. Kalian semua bukanlah pecundang atau pun pengecut. Namun sekarang, kalian tidak mengetahui situasi sebenarnya.” jawab Seja.


Sun pun terkejut mendengarnya.

“Dae Mok tidak lagi memiliki pil poppi. Ladang poppi yg ia miliki sudah habis terbakar.” Ucap Seja.


Para menteri langsung heboh. Seja pun menunjukkan daftar kematian Pyunsoo-hwe yg didapatnya dari Gon. Ia memberitahu, Dae Mok bisa saja membunuh siapapun termasuk anggota Pyunsoo-hwe sekali pun.


Menteri Joo masih berusaha mengelak. Seja yg kesal langsung memberitahu Menteri Heo bahwa nama Menteri Heo termasuk dalam daftar kematian itu. Menteri Heo langsung minta penjelasan Menteri Joo. Menteri Joo tetap mengklaim Seja telah berbohong.


Menteri Heo tidak percaya dan minta penjelasan Tae Ho. Tae Ho langsung mundur ketakuan dan… kabur dari istana.


Menteri Heo berlutut pada Seja dan menanyakan kebenaran akan namanya yg ada dalam daftar kematian Pyunsoo-hwe.  Seja pun menjelaskan kalau ada 75 nyawa yg akan menghilang karena terbatasnya obat penawar.


Menteri Choi ikut berlutut dan menanyakan apakah namanya ada disana. Dengan wajah penuh penyesalan, Seja mengatakan nama Menteri Choi termasuk di dalam daftar itu. Menteri Choi pun marah pada Menteri Joo.


Para menteri yg lain langsung menanyakan nasib mereka pada Seja. Daebi pun menggunakan kesempatan itu untuk mengembalikan tahta pada Seja. Ia mengajak para menteri untuk mempercayai Seja dan mempercayakan keselamatan mereka pada Seja.


Seja pun berjanji akan menyelamatkan mereka semua. Daebi lantas menyuruh pengawal menangkap Sun. Sun marah.

“Jangan pikir membunuhku akan mengakhiri segalanya! Jika penawarnya gagal didapat, kalian semua akan mati!! Selain Dae Mok tidak ada yg bisa membuat penawarnya! Kalian hanya akan mati bersamaku!” teriak Sun.


Woo Bo dan Ga Eun menangis melihat tingkah Sun. Sun baru berhenti berteriak saat ia melihat tangis Ga Eun.