Ruler : Master Of The Mask Ep 37

Sebelumnya...


Duo Lee Sun saling mengklaim kalau mereka lah Raja Joseon yg asli. Menteri Joo pun menyuruh keduanya membuktikan siapa Raja yg asli. Seja memanggil Menteri Hukum. Ia mengatakan, saat dirinya masih kecil, ia merekatkan sepatu Menteri Hukum dengan lem. Menteri Hukum pun terkejut dan membenarkan ucapan Seja. Ia mengaku sepatu itu adalah hadiah dari Selir Lee.


Sun tak mau kalah, ia mengklaim dirinya pernah diberikan hadiah peta perbintangan. Menteri Hukum juga membenarkannya dan mengaku anak yang memberikan hadiah peta itu padanya sekarang sudah menjadi Duta Besar di China.


Menteri Heo pun langsung berbisik ke telinga Menteri Joo sambil menatap ke arah Seja. Ia yakin, bahwa Seja adalah Seja yg asli lantaran hanya Seja lah yang mengungkit kenangan masa lalu.


Menteri Joo lantas mengklaim bahwa Raja yg asli memiliki tanda tiga titik di belakang lehernya. Sun pun dengan pedenya menyuruh Menteri Heo memeriksa bagian belakang lehernya. Menteri Heo pun lekas memeriksanya dan mengklaim bahwa Sun adalah Raja yg asli karena memiliki tanda itu.


Sambil menatap tajam Seja, Menteri Joo berkata dalam hatinya bahwa Seja tidak akan bisa keluar hidup-hidup dari istana hari ini.


Kwang Ryul pun langsung maju, mengatakan bahwa Seja memiliki sebuah luka di lengan akibat bermain sepak bola. Kwang Ryul pun meminta konfirmasi pada Menteri Keamanan saat mereka bermain sepak bola dulu dan menyebabkan Seja terluka. Seja pun langsung menunjukkan bekas lukanya.


Sun terkejut. Menteri Heo mengklaim bahwa luka seperti itu bisa saja dipalsukan.Kwang Ryul tidak mau kalah dengan mengatakan bahwa bukti berupa bekas luka yang dimiliki Seja lebih kuat daripada tanda tiga titik yang dimiliki Sun itu.


Tae Ho pun langsung maju dan menyuruh duo Lee Sun melepas topeng mereka. Para menteri marah dan mengatakan hal itu tidak ada gunanya karena tidak ada satu pun yg tau wajah asli Seja. Tae Ho pun berkata, meski mereka tidak pernah melihat wajah asli Seja tapi mungkin saja mereka bisa mengenali wajah si palsu.


Menteri Joo menyuruh Kepala Kasim melepaskan topeng keduanya. Namun Seja melarang dan berkata bahwa ia dan Sun sama2 akan melepaskan topeng mereka. Duo Lee Sun melepas topeng mereka. Tae Ho langsung mengklaim bahwa Seja adalah Kepala Pedagang dan Raja palsu. Seja pun menatap kesal Sun, sedangkan Sun menatap Seja dengan seringai puas di wajahnya.


Menteri Heo langsung menyuruh penjaga menangkap Seja. Chung Woon langsung maju menghalangi mereka menangkap Seja. Menteri Hukum mengenali Chung Woon sebagai anak Panglima Lee. Menteri Hukum tidak menyangka Chung Woon masih hidup.

“Dengarkan semuanya! Aku adalah Seja asli dan juga Kepala Pedagang. Selama lima tahun terakhir,  aku hidup sebagai Kepala Pedagang sebab ayahku, mendiang Raja sebelumnya, telah dibunuh oleh tetua Pyunsoo-hwe, Dae Mok.” Ucap Seja.

Sontak, seisi istana langsung heboh.


“Dae Mok!! Telah membunuh mendiang Raja lalu menukarku dengan yg palsu.” Ucap Seja lagi.


Menteri Joo pun marah dan menuduh Seja telah menyebar fitnah. Seja tak mau kalah. Ia mengaku memiliki saksi atas kejadian malam itu. Chung Woon pun langsung bersaksi, bahwa Dae Mok membunuh mendiang Raja dan juga berusaha membunuh Seja dan menempatkan Raja palsu di singgasana.


“Semua itu kebohongan!! Kalau memang mendiang Raja dibunuh, kenapa tidak ada satu pun laporan mengenainya! Coba saja periksa catatan sejarah kerajaan.” Suruh Sun.

“Sejarah adalah…!!! Catatan dari para pemenang. Sekali pun catatan itu ada, tidak akan sulit untuk memanipulasinya.” Jawab Moo Ha.


Kwang Ryul ikut-ikutan bicara bahwa Seja adalah Seja yg asli.


Sun masih menuduh Seja berbohong. Ia mengklaim bahwa Daebi Mama bisa membuktikan kebenarannya. Kubu Dae Mok langsung senang, mereka yakin Daebi Mama ada di pihak mereka.


Daebi Mama langsung dipanggil ke balai istana. Sun dengan pedenya menyuruh Daebi Mama menceritakan kejadian malam itu. Sementara Seja menatap Daebi Mama dengan wajah cemas.


Daebi Mama pun bersaksi, bahwa benar mendiang Raja telah dibunuh. Lima tahun lalu, Dae Mok dan anak buahnya memasuki istana dan membunuh mendiang Raja, serta menukar Seja asli dengan yg palsu.


Menteri Joo tak tinggal diam. Ia menuduh Daebi Mama telah berbohong. Daebi Mama pun langsung menegaskan bahwa ia masih mengingat dengan jelas peristiwa berdarah itu.


Dae Mok baru saja diberitahu pelayannya tentang Daebi Mama yang menceritakan kebenaran dibalik kematian mendiang Raja. Dae Mok pun langsung lemas.


Daebi menjelaskan kalau malam itu, Menteri Choi membukakan gerbang istana untuk Dae Mok. Namun Menteri Choi mengklaim dirinya tidak ingat kejadian malam itu. Moo Ha marah. Ia mendesak Menteri Choi mengatakan kebenarannya, tapi Menteri Choi tetap mengaku tidak ingat lagi malam berdarah itu.

Daebi pun kemudian mengaku bahwa ia sudah tau sejak awal bahwa Raja yang duduk di tahta adalah palsu, namun ia memilih diam karena khawatir akan terjadi pertumpahan darah lagi di istana.

“Bagaimana anda bisa seyakin itu! Anda juga tidak pernah melihat wajah Seja Jeoha sebelumnya.” Ucap Menteri Joo.

“Aku ini ibunya Seja. Bagaimana seorang ibu tidak mengenali anaknya sendiri?” jawab Daebi sambil menatap Seja dengan lembut.


Woo Bo angkat bicara. Ia mengklaim ada satu bukti lagi yang bisa membuktikan bahwa Kepala Pedagang adalah Seja yang asli. Sun pun makin panic. Sambil menatap lirih Sun, Woo Bo mengatakan bahwa Seja asli memiliki kemampuan menyembuhkan diri sendiri.

“Seja Jeoha yang asli memiliki darah istimewa yg membuatnya dapat sembuh dengan sendirinya apabila terkena racun. Pada hari ia terlahir ke dunia, ada seseorang yg meracuninya hingga kemudian ia memiliki imunitas tersebut.” Ucap Woo Bo.

Woo Bo juga menjelaskan, saat itu semua orang percaya Seja terkena demam tinggi, namun kenyataan yg sebenarnya adalah bahwa Seja telah diracun.


“Hentikan kebohonganmu itu! Bukankah karena ketidakbecusanmu merawat Seja Jeoha saat lahir, kau dipecat dari posisimu? Kala itu, kau dan tabib istana dipecat bersamaan.” Ucap Menteri Joo.


Daebi langsung angkat bicara dengan mengakui bahwa diri nya lah yg meracun Seja saat itu.


Menteri Heo pun menuduh Daebi sengaja menyebarkan fitnah karena sakit hati dikirim ke pengasingan.


Sementara itu, Ga Eun masih terus mencari dimana tabung plasenta itu disembunyikan. Ia memecahkan satu per satu guci yg ada di sana, namun tidak menemukan tabung plasenta nya. Namun Ga Eun tak menyerah. Ia terus mencari tabung plasenta itu, tanpa mempedulikan tangannya yg lecet terkena pecahan guci. Dan tak lama kemudian, Ga Eun pun melihat sebuah guci hitam dibalik guci2 berwarna putih yg tadi dipecahkannya. Ia memecahkan guci hitam itu dan menemukan tabung plasentanya di sana.


Namun begitu keluar dari rumah hijau, dua penjaga langsung menghadang Ga Eun. Ga Eun pun ketakutan. Beruntung, Mae Chang datang tepat pada waktunya dan berhasil melumpuhkan kedua penjaga itu.

Mae Chang pun langsung menyuruh Ga Eun membawa tabung itu ke balai istana. Namun tiba-tiba, beberapa prajurit datang dan Mae Chang bertarung sendirian melawan para prajurit itu. Sementara Ga Eun, dia bergegas menuju balai istana.


Di balai istana, Menteri Heo minta bukti bahwa Seja memang pernah diracuni saat masih bayi.

“Ada buktinya! Kekebalan beliau terhadap racun membuktikannya! Saat Seja Jeoha asli diracuni, di bahu kirinya akan muncul karakter ‘Sun’.” jawab Woo Bo.


Menteri Joo dan Menteri Heo pun meminta bukti atas kebenaran ucapan Woo Bo. Kubu Seja pun panic.


Sementara Ga Eun berlari menuju balai istana membawa tabung itu tapi lagi2 para prajurit menghalanginya. Untunglah Gon muncul dan melindungi Ga Eun. Ia melumpuhkan para prajurit dengan mudahnya dan Ga Eun pun bergegas menuju istana.


Disaat kubu Seja bingung membuktikan ucapan mereka, terdengarlah suara Ga Eun dari balik pintu yang mengaku membawa bukti yang bisa membuktikan bahwa Kepala Pedagang adalah Seja yg asli. Daebi Mama pun langsung menyuruh Ga Eun masuk.

“Siapa kau?” tanya Menteri Joo galak.

“Saya adalah putri mendiang Hakim Hanseongbu, Han Gyu Ho. Saya Han Ga Eun. Di malam mendiang Raja terbunuh, saya sedang bersama Selir Lee. Tepat sebelum Selir Lee menghembuskan napas terakhir, Selir Lee mengatakan kepada saya perihal tabung ini.” jawab Ga Eun.

“Ini…” Ga Eun lantas menunjukkan tabung itu, “… adalah tabung plasenta Seja Jeoha. Di dalamnya, terdapat bukti Seja Jeoha yg asli.”


Daebi pun langsung memeriksa tabung itu. Di dalamnya terdapat sebuah surat yg ditulis langsung oleh mendiang Raja dan terdapat stempel Raja juga disana. Kubu Seja pun langsung menarik napas lega, sementara kubu Dae Mok mulai ketar ketir.

“Bila Seja Jeoha secara sengaja maupun tidak terkena racun, di bahunya akan muncul karakter Sun.” ucap Daebi membacakan isi surat itu.


Kepala Kasim pun langsung menyiapkan cangkir yg berisi racun. Daebi menyuruh Sun meminum racun itu untuk membuktikan pada dunia bahwa Sun adalah Raja asli. Ga Eun pun memohon pada Sun, agar Sun tidak meminumnya.

Namun Sun malah menatap Ga Eun dengan seringai liciknya dan memilih menenggak racun itu, namun beruntung Seja langsung merebut cangkir itu dan bergegas meminum racunnya. Sun pun terkejut melihatnya.


Usai meminum racun, Seja merasakan sakit sejenak di dadanya. Kubu Seja langsung menatap Seja dgn cemas. Namun rasa sakit itu hanya sesaat. Seja pun langsung diminta Daebi menunjukkan bahu kirinya.  


Seja pun menunjukkannya. Semua terpengarah melihat tanda itu.


“Kau mungkin bisa menipu dunia untuk sementara, Lee Sun-ah. Namun dusta tidak akan pernah mengalahkan kebenaran.” Ucap Woo Bo pada Sun.


Daebi lantas menyuruh pengawal menangkap Sun. Saat hendak ditangkap, Sun malah tertawa dengan keras. Woo Bo menatap Sun dengan mata berkaca-kaca.

“Sekali pun dia Seja asli, memang apa perbedaannya?” tanya Sun.

“Lee Sun-ah, kumohon hentikan sekarang.” pinta Seja pelan.

“Kalian semua!!! Sampai hari ini, kalian masih membungkuk padaku meski sudah mengetahui kebenarannya, apa itu salah? Sejak awal Daebi Mama mengetahui kebenarannya. Baiklah, pria itu kita anggap Seja asli, putra mendiang Raja. Pewaris tahta yg sah. Namun apakah semua itu lebih berharga dibanding nyawa kalian!” teriak Sun.


“Benar! Siapapun yang dipilih Dae Mok Eureushin, dialah Raja yg asli! Kalian pikir, siapa yg memegang kendali atas nyawa kalian?” ucap Menteri Joo.


“Perdana Menteri benar. Di dunia ini tidak ada yg lebih penting dari nyawa kita. Kalian semua bukanlah pecundang atau pun pengecut. Namun sekarang, kalian tidak mengetahui situasi sebenarnya.” jawab Seja.


Sun pun terkejut mendengarnya.

“Dae Mok tidak lagi memiliki pil poppi. Ladang poppi yg ia miliki sudah habis terbakar.” Ucap Seja.


Para menteri langsung heboh. Seja pun menunjukkan daftar kematian Pyunsoo-hwe yg didapatnya dari Gon. Ia memberitahu, Dae Mok bisa saja membunuh siapapun termasuk anggota Pyunsoo-hwe sekali pun.


Menteri Joo masih berusaha mengelak. Seja yg kesal langsung memberitahu Menteri Heo bahwa nama Menteri Heo termasuk dalam daftar kematian itu. Menteri Heo langsung minta penjelasan Menteri Joo. Menteri Joo tetap mengklaim Seja telah berbohong.


Menteri Heo tidak percaya dan minta penjelasan Tae Ho. Tae Ho langsung mundur ketakuan dan… kabur dari istana.


Menteri Heo berlutut pada Seja dan menanyakan kebenaran akan namanya yg ada dalam daftar kematian Pyunsoo-hwe.  Seja pun menjelaskan kalau ada 75 nyawa yg akan menghilang karena terbatasnya obat penawar.


Menteri Choi ikut berlutut dan menanyakan apakah namanya ada disana. Dengan wajah penuh penyesalan, Seja mengatakan nama Menteri Choi termasuk di dalam daftar itu. Menteri Choi pun marah pada Menteri Joo.


Para menteri yg lain langsung menanyakan nasib mereka pada Seja. Daebi pun menggunakan kesempatan itu untuk mengembalikan tahta pada Seja. Ia mengajak para menteri untuk mempercayai Seja dan mempercayakan keselamatan mereka pada Seja.


Seja pun berjanji akan menyelamatkan mereka semua. Daebi lantas menyuruh pengawal menangkap Sun. Sun marah.

“Jangan pikir membunuhku akan mengakhiri segalanya! Jika penawarnya gagal didapat, kalian semua akan mati!! Selain Dae Mok tidak ada yg bisa membuat penawarnya! Kalian hanya akan mati bersamaku!” teriak Sun.


Woo Bo dan Ga Eun menangis melihat tingkah Sun. Sun baru berhenti berteriak saat ia melihat tangis Ga Eun.

0 Comments:

Post a Comment