• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruler : Master Of The Mask Ep 39

Sebelumnya...


Ga Eun, Woo Bo dan para tabib serta orang-orang yang mengerti obat-obatan masih sibuk membuat penawar itu. Ga Eun merasa mereka harus menambahkan bunganya ke dalam ramuan. Namun Woo Bo tak yakin. Tiba-tiba, Woo Jae datang dan menyuruh mereka menggunakan akar poppi.

Ga Eun langsung mengenali Woo Jae sebagai putranya Dae Mok. Kepala Kasim memberitahu bahwa Woo Jae akan memberitahu mereka cara membuat penawarnya. Woo Jae juga memberitahu bahwa penawar pil poppi dapat menjadi racun bagi seseorang yang tidak ketergantungan pil poppi.


Ga Eun penasaran kenapa Woo Jae memberitahu mereka cara membuat pil poppi. Woo Jae bilang itu bukan urusan Ga Eun. Baginya, membuat kesepakatan dengan Raja, itu sudah cukup. Ga Eun pun terkejut mendengar Woo Jae dan Raja membuat kesepakatan.


Tae Ho mulai menghasut warga yg bekerja sbg pengantar air. Ia mengatakan bahwa Raja ingin membunuh Dae Mok yg selama ini memberi makan pada mereka. Warga mulai terhasut. Tae Ho pun semakin menghasut warga dengan mengatakan bahwa Raja juga akan membubarkan Biro Pengadaan Air. Para warga pun cemas. Mereka takut kehilangan mata pencaharian mereka jika Biro Pengadaan Air dibubarkan. Tae Ho pun mengajak mereka ke Gwanghwangmun dan berdemo, meminta Raja untuk tidak menangkap Dae Mok.


Moo Ha langsung melaporkan hal itu pada Raja. Raja heran, kenapa para kurir air itu memihak Dae Mok. Moo Ha pun berkata, kalau Dae Mok menyebarkan rumor bahwa Raja akan menutup Biro Pengadaan Air yg menjadi sumber kehidupan mereka selama ini.


Raja pun langsung ingat dengan ancaman Dae Mok. Jika Raja menangkap Dae Mok, maka rakyat akan membuang Raja.


Kwang Ryul menyuruh Raja melakukan sesuatu untuk menghentikan mereka. Raja pun berkata, mereka tidak bisa menggunakan kekerasan untuk menghentikan para kurir air itu. Kwang Ryul mendesak Raja menghentikan mereka, karena jika jumlah mereka semakin banyak, maka akan terjadi pemberontakan.


Para pejabat mulai heboh soal kurir air yang berduyun-duyun mendatangi Gwanghwangmun. Mereka juga ribut membahas ruam2 yg sudah mulai muncul di tubuh mereka. Tak lama, seorang dayang memberikan pesan dari Dae Mok pada mereka.


Sementara itu, di kediamannya, Dae Mok yakin para pejabat akan datang padanya jika Raja gagal membuat penawar itu. Ditambah lagi, dengan para kurir yg akan membakar istana dan membunuh Raja. Dae Mok berniat memilih salah satu dari keturunan keluarga kerajaan untuk dijadikan Raja setelah kematian Seja dan membangun kembali Pyunsoo-hwe nya.


Woo Bo dan tim nya akhirnya berhasil membuat penawar itu.


Raja menyuruh Moo Ha memberitahu rakyat soal praktek tiran yang dilakukan Pyunsoo-hwe dan Biro Pengadaan Air terhadap rakyat. Tak hanya itu, Raja juga berencana mempekerjakan para kurir air sebagai tukang bangunan istana.


Tak lama, Woo Bo datang memberitahu bahwa ia sudah berhasil membuat penawarnya. Raja tersenyum haru dan menyuruh Woo Bo lekas memberikan penawarnya bagi mereka yg ketergantungan pil poppi.


Namun, para pejabat menolak minum penawar itu. Mereka cemas jika itu hanyalah tipuan Dae Mok karena mengira Dae Mok mengutus Woo Jae memberikan resep penawar palsu.


Raja terkejut saat Woo Bo memberitahu tentang pejabat yg menolak minum penawar itu dan memilih pergi ke Dae Mok. Chung Woon berkata, jika ada satu saja yg mau meminum penawar itu, maka akan terbukti penawar itu ampuh. Ga Eun pun meminta mereka semua berusaha untuk meyakinkan para pejabat.


Tak lama, Kepala Kasim datang memberitahu tentang para pejabat yg berduyun-duyun mendatangi Gangnyeongjeon.


Raja pun bergegas menemui mereka. Mereka meminta Raja mengirimkan mereka langsung pada Dae Mok. Mereka mengaku bersedia mencium kaki Dae Mok demi mendapatkan penawar itu.


Moo Ha marah, ia mengatakan betapa keras usaha Raja untuk menyelamatkan nyawa para pejabat itu. 




Namun Raja malah mengirimkan mereka pada Dae Mok.

“Aku menjadi Raja demi menyelamatkan kalian semua namun jika kalian tidak bisa mempercayaiku dan memilih jalan lain untuk hidup, aku tidak akan menghentikan kalian.” Ucap Raja sedih.


“Dasar bodoh, kalian semua!!! Kalian tidak mempercayai penawar yang sudah susah-susah kami buat dan memilih mengemis pada Dae Mok?” ucap Woo Bo marah.

“Sekali pun kalian mengemis pada Dae Mok, kalian pikir Dae Mok akan menyelamatkan kalian?” ucap Moo Ha.

“Kalian harus mempercayai Jusang Cheonha!” teriak Kwang Ryul.


Namun para pejabat tetap memilih mengemis pada Dae Mok. Ga Eun tak tinggal diam. Ia menghalangi para pejabat itu dan berteriak akan membuktikan keampuhan pil penawar itu.


Ga Eun pun menenggak dua pil poppi sekaligus! Raja terkejut dan langsung berlari menghampiri Ga Eun. Usai menenggak pil poppi itu, Ga Eun pun meminum pil penawarnya namun tak lama, Ga Eun malah kehilangan kesadarannya. Raja pun langsung memeluk Ga Eun dengan erat.


Para pejabat semakin yakin jika resep yg diberikan Woo Jae adalah palsu. Mereka pun berbondong-bondong pergi menemui Dae Mok.

Para tahanan juga menerobos keluar dari tahanan dan mengikuti para pejabat menemui Dae Mok. Moo Ha yg melihat kekacauan itu bergegas melaporkannya pada Raja.


Sementara itu, Raja masih menangis dan memeluk erat Ga Eun. Woo Bo menenangkan Raja dengan mengatakan bahwa nadi Ga Eun masih terasa.


Tak lama, Moo Ha datang memberitahukan kekacauan itu pada Raja. Chung Woon dan Kwang Ryul mendesak Raja menghentikan mereka. Namun Raja yg memang tulus mencintai rakyatnya, memilih membiarkan mereka menemui Dae Mok kalau Dae Mok memang mampu menyelamatkan mereka.


Dae Mok dan antek-anteknya tersenyum sinis saat melihat kedatangan para pejabat itu.

“Apakah Jusang Cheonha tidak mampu menyelamatkan kalian? Malang sekali. Aku pun tidak mungkin menyelamatkan kalian semua. Begini saja, barang siapa yang pertama berlutut dan mencium kakiku, akan kuberi penawarnya.” Ucap Dae Mok lantang.


Tapi para pejabat itu justru malah diam saja dan menatap tajam Dae Mok. Tak lama, mereka pun menyadari bahwa tidak ada satu pun ruam di tubuh para pejabat itu.


Raja kemudian datang. Dae Mok dan antek2nya terkejut melihatnya.

Flashback…


Saat para pejabat itu akan pergi menemui Dae Mok, Raja menghentikan mereka dengan membawa Ga Eun. Para pejabat terkejut melihat Ga Eun yang masih hidup dan baik2 saja.

Flashback…


“Dae Mok!! Kami sudah berhasil membuat penawar dari pil poppi. Sekarang dengan mengandalkan pil poppi, kau tidak bisa lagi mengancam siapapun di dunia ini.” ucap Seja.

“Maka, aku akan mencari jalan lain. Selama lebih dari 1000 tahun, Pyunsoo-hwe sudah berdiri. Angin tidak sanggup mengguncang sebuah pohon dengan akar yang begitu kokoh. Apalagi dengan tiupan angin kecil sepertimu, Pyunsoo-hwe tidak akan hancur.” Jawab Dae Mok.


“Tiupan angin kecil perlahan dapat menjadi badai topan. Dan badai topan itulah yang akan mencabut Pyunsoo-hwe sampai ke akarnya. Kau akan menyaksikannya hari ini.” ucap Seja.

“Hari ini, kau kesini untuk pertarungan akhir kita?” tanya Dae Mok.

“Tidak! Aku akan merebut seluruh kekuasaan kalian tanpa pertumpahan darah.” Jawab Raja.


Raja pun menyuruh mereka menyerahkan diri dalam waktu satu jam. Ia berjanji, akan mengampuni mereka dari hukuman mati jika mereka menyerahkan diri dengan sukarela.


Pelayan Dae Mok mendapatkan pesan yg dikirimkan Hyun Seok. Pelayan Dae Mok bergegas memberitahu Dae Mok bahwa Raja berhasil menenangkan para kurir air berkat bantuan dari para pedagang.


Tinggal 45 menit tersisa. Antek2 Dae Mok pun buru-buru menyerahkan diri. Tae Ho mengejar mereka dan menebas salah satu dari mereka. Dae Mok pun mulai resah.


30 menit tersisa, giliran para petarung Pyunsoo-hwe yang menyerahkan diri.


Dengan wajah kesal, Tae Ho memberitahu Dae Mok tentang petarung mereka yg menyerahkan diri. Menteri Joo pun menyuruh Dae Mok kabur. Dae Mok diam saja, dgn sorot mata tajam.


Waktu akhirnya habis. Para pasukan Pyunsoo-hwe yg sebelumnya bersiaga di depan kediaman Dae Mok pun turut menyerahkan diri.

Seja lantas mengajak para petarungnya menangkap Dae Mok dan anggota Pyunsoo-hwe yg masih tersisa.


Di dalam, Tae Ho dan pasukan Pyunsoo-hwe yg tersisa sudah bersiaga. Tae Ho menyesal karena tidak menghabisi Seja saat itu. Seja menyuruh Tae Ho menyerahkan diri. Namun Tae Ho menolak. Tae Ho memilih mati melindungi Dae Mok daripada menyerahkan diri.


Perang pun tak terelakkan lagi. Seja, Chung Woon, Gon dan pasukan istana bertarung melawan pasukan Pyunsoo-hwe.


Tae Ho ingin menebas Seja. Chung Woon yg melihatnya pun tak tinggal diam. Ia langsung mengejar Tae Ho dan menebas Tae Ho. Tae Ho tewas seketika. Setelah Tae Ho tewas, pasukan Pyunsoo-hwe yg lain pun menyerahkan diri.


Menteri Joo hendak melarikan diri, namun ia keburu ditangkap pasukan istana yg dipimpin Moo Ha. Menteri Joo menatap Moo Ha dengan kesal.

Ditemani Chung Woon dan Gon, Seja menuju kediaman Dae Mok. Pelayan Dae Mok memberitahu Seja bahwa Dae Mok sudah menunggu Seja sejak tadi.

Seja masuk ke dalam dan melihat Dae Mok duduk di singgasana dengan wajah pucat dan mata memerah. Dengan wajah bergetar menahan amarah, Seja meminta Dae Mok menyerahkan diri. Ia berjanji akan mengampuni nyawa Dae Mok bila Dae Mok bersedia menyerahkan diri.

“Menyerahkan diri?” Dae Mok tersenyum sinis.

“Aku juga tidak ingin membiarkanmu hidup. Aku hanya mencoba memenuhi janji.” Jawab Seja.

Flashback…


Ternyata, Woo Jae mengajukan nyawa ayahnya sebagai syarat. Ia berjanji, akan memberitahu resep penawar poppi jika Seja mengampuni nyawa Dae Mok.

Flashback…

“Putramu memintaku mengampuni nyawa ayahnya.” ucap Dae Mok.


Dae Mok terkejut Woo Jae meminta Seja mengampuni nyawanya.


“Aku telah banyak melewati kesulitan dan rasa sakit karenamu. Sekalipun aku tidak dapat memaafkanmu, aku tetap mengakui bahwa kau andil dalam menjadikanku setangguh ini. Kau membuatku hidup menjadi rakyat jelata, dan itu membuatku dapat memahami kondisi rakyatku. Bukan menjadi Raja yang sekedar meneruskan tahta, namun menjadi Raja yang mencintai rakyatnya.” Ucap Seja.

“Kau sedang mengucapkan terimakasih padaku?” tanya Dae Mok.

“Tidak. Aku mencoba memaafkanmu. Negeri ini, juga Raja terdahulu, telah mendorongmu jatuh ke jurang kesengsaraan. Kau bilang agar dapat bertahan di dunia yang kejam ini, maka kau menjadikan dirimu sebagai monster. Untuk hal itu, aku minta maaf.” Jawab Seja.

“Maaf? Baiklah. Lalu apa yang akan kau lakukan? Kepada rakyat yang jatuh ke lubang kesengsaraan sepertiku, apa kau berniat mengajari mereka soal moral?  Atau kau ingin merangkul agar mereka bangkit?” tanya Dae Mok.

“Aku akan turut melompat ke dalam kesengsaraan mereka. Lalu menawarkan bahuku kepada rakyat. Mereka berhak menggunakannya untuk bangkit dari jurang kesengsaraan. Tidak akan kubiarkan, rakyat yang hidup di dunia ini menjadi monster sepertimu.” Jawab Seja.

“Aku berharap memiliki Raja sepertimu sejak awal.” Ucap Dae Mok.


Tak lama kemudian, Dae Mok muntah darah. Seja terkejut menyadari Dae Mok telah meminum racun.


Dengan napas tersengal-sengal, Dae Mok berkata bahwa air semestinya mengalir dari atas ke bawah. Tapi ia mencoba membalikkan alirannya.

“Sekalipun akhirnya aku runtuh, aku tidak akan menyesali bahwa aku pernah bertarung melawan dunia.” Ucap Dae Mok.


Setelah mengatakan itu, Dae Mok pun menghembuskan napas terakhirnya.


Di istana, Ga Eun beserta para menteri lainnya cemas menantikan kedatangan Seja. Tak lama kemudian, Seja pun kembali dan pandangannya langsung mengarah ke Ga Eun. Chung Woon memberitahu bahwa Dae Mok dan Tae Ho telah tewas, sementara anggota Pyunsoo-hwe yg tersisa sudah ditangkap. Woo Bo dan Kwang Ryul pun langsung memberi ucapan selamat pada Seja.


Namun Seja, datang2 langsung memeluk Ga Eun. Ga Eun terkejut. Para menteri, pengawal, dayang dan kasim langsung membalikkan badan mereka.

“Kau tahu betapa khawatirnya aku?” tanya Seja.

“Saya baik2 saja.” Jawab Ga Eun.


Seja lalu melepas pelukannya dan menatap Ga Eun. Ia berkata, tidak tahu harus marah atau berterima kasih pada Ga Eun. Seja lalu mengajak Ga Eun menemui Sun.

Chung Woon mengantarkan Sun menemui Seja. Seja menyuruh Sun meminum obat penawarnya. Namun Sun malah menatap Seja dengan tajam.

Ruler : Master Of The Mask Ep 38

Sebelumnya...


Sun masih mengklaim bahwa dirinya adalah Raja yg asli saat dijebloskan ke dalam penjara. Ia baru berhenti berteriak saat teringat tangisan Ga Eun. Ia pun terduduk lemas dan tangisnya seketika pecah.


Dengan langkah terburu-buru, Tae Ho menerobos masuk ke kediaman Dae Mok. Tae Ho memberitahu Dae Mok tentang Seja yang memberitahu seisi istana bahwa ladang poppi sudah terbakar habis serta memberitahu Dae Mok bahwa Seja memiliki daftar kematian itu. Dae Mok pun terkejut mendengarnya. Dae Mok lantas bertanya, apa yg terjadi pada Seja selanjutnya.

“Sebelum saya kabur dari istana, saya mendengar sorakan-sorakan nyaring. Orang itu, kelihatannya sudah resmi menjadi Raja.” Tangis Tae Ho.

“Seja akhirnya menduduki singgasana Raja. Mereka akan secepatnya datang menangkapku.” Jawab Dae Mok.

Dae Mok lalu menyuruh Tae Ho mengumpulkan seluruh pasukan Pyunsoo-hwe agar Seja tidak bisa menangkapnya.


Seja yang kini telah resmi memangku tahta, memberikan titah pertama nya. Ia mengajak semua pejabat bekerja sama untuk membuat penawar pil poppi selama lima hari mendatang. Seja juga mencopot jabatan Menteri Joo, Menteri Heo dan Menteri Choi dan mengangkat Woo Bo sebagai Perdana Menteri yg baru menggantikan posisi Menteri Joo, serta mengizinkan Woo Bo memilih sendiri wakilnya dan juga Menteri Perang.

Sementara Kwang Ryul diangkat menjadi Menteri Kehakiman dan Moo Ha akan bekerja sebagai bawahan Kwang Ryul.


Dan, Chung Woon? Dia diminta Seja untuk tetap menjadi pengawal pribadinya.

Setelah itu, Seja dengan tegas menyuruh para pengawal menangkap dan memenjarakan Menteri Joo, Menteri Heo dan Menteri Choi. Menteri Joo nampak kesal, sementara Menteri Heo dan Menteri Choi merengek-rengek, memohon ampunan Seja.


Pasukan Kerajaan mulai mengepung kediaman Dae Mok. Tae Ho dengan panic memberitahukan hal itu pada Dae Mok. Dae Mok menyuruh Tae Ho mengancam mereka dengan mengatakan akan membakar persedian pil penawar. Tae Ho pun terkejut dan tak setuju dengan rencana Dae Mok itu karena anggota Pyunsoo-hwe mereka masih membutuhkan pil itu. Ia tak yakin Seja akan menyelamatkan anggota Pyunsoo-hwe mereka.

“Orang itu, bisa melakukannya.” Jawab Dae Mok.

Tae Ho lalu berkata, akan membantu Dae Mok melarikan diri setelah memastikan penjagaan lengah. Namun Dae Mok menolak melarikan diri. Ia yakin Seja akan hancur dengan sendirinya karena cuma dia yang tahu resep penawarnya. Ia yakin para pendukung Seja akan memohon-mohon padanya jika Seja gagal meracik penawarnya. Dan saat itulah ia akan membalikkan keadaan.


Seja menunggu dengan cemas di istananya bersama dengan Chung Woon dan Kwang Ryul. Tak lama kemudian, Moo Ha datang memberitahu Seja tentang ancaman Dae Mok yg mau membakar persediaan pil penawar itu. Seja pun terkejut mendengarnya. Kwang Ryul dan Chung Woon langsung mendesak Seja untuk menangkap Dae Mok. Mereka cemas kalau2 Dae Mok akan melakukan perlawanan.

“Namun, bila kita kehilangan penawar di tangan Dae Mok, akan banyak sekali pejabat istana yang kehilangan nyawa mereka. Hanya demi menangkap Dae Mok, aku tidak bisa mengorbankan nyawa rakyatku.” Jawab Seja.

Kwang Ryul dan Chung Woon pun resah. Seja lantas menanyakan berapa banyak pasukan yg dimiliki Pyunsoo-hwe. Moo Ha berkata, sekitar 1000 orang sedangkan istana memiliki pasukan sebanyak 3000 orang.  Moo Ha juga mengingatkan Seja bahwa pasukan2 Pyunsoo-hwe adalah petarung2 yg handal.

“Apa yang akan kita lakukan, Yang Mulia?” tanya Kwang Ryul.

“Tetap siagakan pasukan kita di kediaman Dae Mok. Sampai kita berhasil membuat penawarnya, Dae Mok tidak boleh meninggalkan kediamannya walau hanya satu langkah sekali pun.” Jawab Seja.


Malam harinya, Seja menemui Sun di penjara. Seja menatap Sun dengan tatapan lirih. Namun Sun malah menuduh Seja sengaja datang untuk menghinanya. Seja pun menanyakan keadaan Sun. Tapi Sun malah marah2 dan menyalahkan Seja atas apa yang terjadi padanya.

“Kau memang benar. Ini memang salahku. Kau menjadi seperti ini, aku sungguh minta maaf.” Jawab Seja.

“Kau sekali lagi coba menipuku.” Tuduh Sun.

“Saat penawarnya berhasil dibuat, akan kuberikan satu padamu dan membebaskanmu. Jadi tunggu lah sampai saat itu.” ucap Seja.

“Kenapa? Kau ingin memberiku penawar palsu, lalu membunuhku? Sejak lama, itulah rencanamu. Agar bisa duduk di singgasana Raja, kau bermaksud menjadikanku domba sembelih pada Dae Mok.” Tuduh Sun.

“Tidak. Kau akan selalu kuanggap sebagai temanku. Tidak peduli bagaimana pun kau menilaiku, kau tetap temanku. Sebab itu, aku harus menyelamatkanmu. Aku harus membuat penawarnya. Tunggu lah.” Jawab Seja.


Seja lalu beranjak pergi. Saat Seja melangkah pergi, Sun meneriaki Seja pembohong dan munafik.


Ibu Sun, beserta Kko Mool dan juga Ga Eun berlutut pada Seja, memohon agar Seja mengampuni nyawa Sun. Seja pun dengan lembut berkata, bahwa ia selalu menganggap Sun sebagai temannya. Ibu Sun pun berterima kasih atas kemurahan hati Seja.


Ga Eun ikut berterima kasih karena Seja bersedia mengampuni nyawa Sun. Saat itulah, Seja melihat tangan Ga Eun yg terluka.


Seja mengobati luka Ga Eun. Ketika Seja sedang mengobati lukanya, Ga Eun pun menggenggam tangannya dan berterimakasih lantaran ia sudah mengampuni nyawa Sun. Seja pun bertanya, apa Ga Eun takut kalau2 ia membunuh Sun. Ga Eun pun menggeleng.


Seja lantas mengaku selalu merasa bersalah dan berterimakasih kepada Ga Eun. Seja kemudian memegang wajah Ga Eun dan berjanji tidak akan membuat Ga Eun menangis lagi. Seja lalu menarik Ga Eun ke dalam pelukannya.


Sun mendapat kunjungan dari ibu dan adiknya. Tapi Sun malah mengusir mereka. Ia semakin kesal saat sang ibu memberitahu tentang Seja yg sudah mengampuni nyawanya. Tangis ibu Sun seketika pecah. Ia memarahi Sun yang tidak mau ikut pulang bersamanya sejak awal. Sun pun teriak-terima menyuruh pengawal membawa ibu dan adiknya pergi.


Namun sebelum pergi, Kko Mool memberitahukan alamat rumah mereka pada Sun. Ia meminta Sun pulang demi dirinya dan juga ibu mereka. Tapi Sun malah memalingkan wajahnya. Kko Mool pun menahan tangisnya dan mengaku akan selalu menunggu kepulangan Sun. Setelah ibu dan adiknya pergi, barulah tangis Sun pecah.


Ga Eun bersama Woo Bo, Mae Chang dan para tabib serta perawat bekerja keras membuat obat penawarnya. Mereka bekerja sampai pagi, tapi mereka gagal meracik penawarnya. Tak lama kemudian, Seja datang memeriksa hasilnya. Woo Bo pun menjelaskan, kalau mereka masih membutuhkan waktu untuk meracik penawarnya.


Malam harinya, Menteri Choi dan Menteri Heo panic karena ruam2 itu sudah muncul di tubuh mereka. 



Sun pun terkejut melihat ruam2 di tangannya. 




Dan Daebi cemas menanti obat penawar itu.


Pasukan Dae Mok masih bersiaga di sekeliling kediaman Dae Mok. Dae Mok sendiri tengah menatap sisa2 pil poppinya sambil berpikir.


Seja, Chung Woon dan Kwang Ryul resah karena mereka masih belum bisa meracik penawar itu. Seja pun berencana menemui Dae Mok. Baik Kwang Ryul maupun Chung Woon tak setuju, namun Seja mengaku tidak punya pilihan lain selain meminta resep penawar itu pada Dae Mok demi menyelamatkan 75 nyawa menterinya.


Menteri Joo memberitahu Dae Mok bahwa Raja ingin bertemu Dae Mok secara pribadi. Menteri Joo mengaku, ia dibebaskan agar bisa menyampaikan pesan itu.


Keesokan harinya, Seja dan Dae Mok akhirnya kembali bertatap muka. Dae Mok ingin tahu alasan Seja yg ingin menyelamatkan 75 nyawa itu, sedangkan mereka berusaha membunuh Seja meski tahu siapa Seja sejak awal. Seja beralasan, karena mereka adalah rakyatnya.

“Astaga… kurasa dunia baru belum akan tercipta. Sekali pun kau ingin mengubah dunia, namun sekali kau mengikuti sistem yg ada, akhirnya kau akan mengikuti peraturan lama. Maka tidak akan ada yg dapat berubah. Bila kau memang ingin menciptakan sebuah dunia baru, pilihlah untuk membuang isi yg ada di dalam cangkir, lalu menuang yg baru atau sekalian saja mengganti cangkir baru.” Ucap Dae Mok.

“Seorang Raja memerintah rakyatnya karena rasa kasih yang ia miliki. Diantara rakyatku, siapa yg harus diselamatkan atau tidak, aku tidak ingin memilihnya. Berikan resep penawarnya padaku, selamatkan para pejabat yg ketergantungan pil poppi lalu badan yg telah mengeksploitasi masyarakat selama ini, Yangsucheong, harus kau bubarkan. Lalu dengan begitu, aku akan mengampunimu dari eksekusi mati.” Jawab Seja.

Dae Mok tersenyum sinis, eksploitasi? Kau sebut itu eksploitasi?

“Saat rakyat kesulitan untuk sekedar bertahan hidup, memang apa yang sudah kau lakukan? Confucius mengatakan bahwa jangan memaksa melangkah bila tak ada jalan. Buddha menyuruh berhenti bila itu akibat dari kesalahan masa lalu.Lalu apa yang sudah kau lakukan? Ketika rakyatmu hampir mati kelaparan, saat pejabat negeri ini bergeming, aku yang memberi makan kepada orang-orang miskin. Namun kau menyebutnya eksploitasi?” tanya Dae Mok tak habis pikir.


“Kau memberi makan rakyat negeri ini? Kau justru menyusahkan mereka dengan merebut air yang sebenarnya merupakan hak banyak orang. Kau juga membunuh banyak sekali nyawa untuk mengontrol pemerintahan. Beraninya kau bicara soal rakyat padaku?! Tidak peduli alasan apapun yang kau buat, tidak akan bisa membenarkan tindakan iblismu itu.” Seja marah.

“Hanya karena kau Raja, pikirmu kau memiliki segalanya? Kau pikir, ini Joseon, serta rakyatmu? Tidak. Kau salah. Bila kau tidak lekas mendapatkan penawarnya, para pejabat akan mencampakkan kau duluan. Bila kau menangkapku, maka rakyat yang akan mengabaikanmu.” Ucap Dae Mok.

Seja murka, Dae Mok!!!

Tae Ho pun bersiap mencabut pedangnya untuk menebas Seja. Chung Woon pun langsung menarik pedangnya untuk menghalangi Tae Ho.

“Kau ingin resep penawarnya, akan kuberikan bila kau turun dari tahta Raja.” Ucap Dae Mok.

Seja pun menatap geram Dae Mok. Sementara kubu Dae Mok menatap sinis Seja.


Woo Bo meminta maaf karena gagal membuat pil penawar. Ditambah lagi, pil poppi yang tersedia untuk eksperimen hanya tinggal sedikit. Seja makin resah.


Melihat itu, Gon pun bergegas pergi? Kemana kah Gon? Semoga saja dia menemui ayah Hwa Gun…


Dae Mok menyuruh Tae Ho mengumpulkan kurir air di lapangan. Ia berencana menggunakan mereka untuk memobilisasi rakyat Joseon. Dae Mok menyuruh Tae Ho menyebarkan rumor bahwa Seja akan menebas Tae Ho.

Menteri Joo langsung ngeh kalau Dae Mok berencana melakukan pemberontakan pada pemerintah. Dae Mok ingin rakyat sendiri lah yg menghabisi Raja.


Woo Jae masih berduka atas kematian Hwa Gun. Ia menyendiri dan minum2 di sebuah tempat. Tak lama Gon datang. Woo Jae pun heran kenapa Gon tidak marah pada Seja, padahal Hwa Gun adalah wanita yang ia cintai tapi mengorbankan nyawa demi Seja.

“Nona sangat bahagia. Saya melihat Aghassi, ketika dia meninggal, ia terlihat sebahagia itu.” jawab Gon.


Woo Jae pun terdiam dan teringat senyum putrinya sebelum menghembuskan napas terakhir.

“Melindungi Seja adalah perintah terakhir yang Aghassi berikan pada saya.” ucap Gon.


Gon lantas berlutut, meminta Woo Jae memberikan resep penawar itu pada Seja.


Woo Jae pun akhirnya menemui Seja. Seja terkejut Woo Jae tahu cara membuat penawar itu. Woo Jae mengaku, Dae Mok sama sekali tidak tahu bahwa ia tahu resep penawarnya. Dan ia pun berjanji akan memberikan resep penawar itu tapi dengan satu syarat.

Bersambung…..

Preview Ep 39