Ga Eun, Woo Bo dan para tabib serta orang-orang yang mengerti obat-obatan masih sibuk membuat penawar itu. Ga Eun merasa mereka harus menambahkan bunganya ke dalam ramuan. Namun Woo Bo tak yakin. Tiba-tiba, Woo Jae datang dan menyuruh mereka menggunakan akar poppi.
Ga Eun langsung
mengenali Woo Jae sebagai putranya Dae Mok. Kepala Kasim memberitahu bahwa Woo
Jae akan memberitahu mereka cara membuat penawarnya. Woo Jae juga memberitahu
bahwa penawar pil poppi dapat menjadi racun bagi seseorang yang tidak ketergantungan
pil poppi.
Ga Eun penasaran kenapa Woo Jae memberitahu mereka cara membuat pil poppi. Woo Jae bilang itu bukan urusan Ga Eun. Baginya, membuat kesepakatan dengan Raja, itu sudah cukup. Ga Eun pun terkejut mendengar Woo Jae dan Raja membuat kesepakatan.
Tae Ho mulai menghasut warga yg bekerja sbg pengantar air. Ia mengatakan bahwa Raja ingin membunuh Dae Mok yg selama ini memberi makan pada mereka. Warga mulai terhasut. Tae Ho pun semakin menghasut warga dengan mengatakan bahwa Raja juga akan membubarkan Biro Pengadaan Air. Para warga pun cemas. Mereka takut kehilangan mata pencaharian mereka jika Biro Pengadaan Air dibubarkan. Tae Ho pun mengajak mereka ke Gwanghwangmun dan berdemo, meminta Raja untuk tidak menangkap Dae Mok.
Moo Ha langsung melaporkan hal itu pada Raja. Raja heran, kenapa para kurir air itu memihak Dae Mok. Moo Ha pun berkata, kalau Dae Mok menyebarkan rumor bahwa Raja akan menutup Biro Pengadaan Air yg menjadi sumber kehidupan mereka selama ini.
Raja pun langsung
ingat dengan ancaman Dae Mok. Jika Raja menangkap Dae Mok, maka rakyat akan
membuang Raja.
Kwang Ryul menyuruh Raja melakukan sesuatu untuk menghentikan mereka. Raja pun berkata, mereka tidak bisa menggunakan kekerasan untuk menghentikan para kurir air itu. Kwang Ryul mendesak Raja menghentikan mereka, karena jika jumlah mereka semakin banyak, maka akan terjadi pemberontakan.
Para pejabat mulai
heboh soal kurir air yang berduyun-duyun mendatangi Gwanghwangmun. Mereka juga
ribut membahas ruam2 yg sudah mulai muncul di tubuh mereka. Tak lama, seorang
dayang memberikan pesan dari Dae Mok pada mereka.
Sementara itu, di
kediamannya, Dae Mok yakin para pejabat akan datang padanya jika Raja gagal
membuat penawar itu. Ditambah lagi, dengan para kurir yg akan membakar istana
dan membunuh Raja. Dae Mok berniat memilih salah satu dari keturunan keluarga
kerajaan untuk dijadikan Raja setelah kematian Seja dan membangun kembali
Pyunsoo-hwe nya.
Woo Bo dan tim nya
akhirnya berhasil membuat penawar itu.
Raja menyuruh Moo Ha memberitahu rakyat soal praktek tiran yang dilakukan Pyunsoo-hwe dan Biro Pengadaan Air terhadap rakyat. Tak hanya itu, Raja juga berencana mempekerjakan para kurir air sebagai tukang bangunan istana.
Tak lama, Woo Bo datang memberitahu bahwa ia sudah berhasil membuat penawarnya. Raja tersenyum haru dan menyuruh Woo Bo lekas memberikan penawarnya bagi mereka yg ketergantungan pil poppi.
Namun, para pejabat menolak minum penawar itu. Mereka cemas jika itu hanyalah tipuan Dae Mok karena mengira Dae Mok mengutus Woo Jae memberikan resep penawar palsu.
Raja terkejut saat Woo Bo memberitahu tentang pejabat yg menolak minum penawar itu dan memilih pergi ke Dae Mok. Chung Woon berkata, jika ada satu saja yg mau meminum penawar itu, maka akan terbukti penawar itu ampuh. Ga Eun pun meminta mereka semua berusaha untuk meyakinkan para pejabat.
Tak lama, Kepala Kasim datang memberitahu tentang para pejabat yg berduyun-duyun mendatangi Gangnyeongjeon.
Raja pun bergegas
menemui mereka. Mereka meminta Raja mengirimkan mereka langsung pada Dae Mok.
Mereka mengaku bersedia mencium kaki Dae Mok demi mendapatkan penawar itu.
Moo Ha marah, ia
mengatakan betapa keras usaha Raja untuk menyelamatkan nyawa para pejabat itu.
Namun Raja malah mengirimkan mereka pada Dae Mok.
Namun Raja malah mengirimkan mereka pada Dae Mok.
“Aku menjadi Raja
demi menyelamatkan kalian semua namun jika kalian tidak bisa mempercayaiku dan
memilih jalan lain untuk hidup, aku tidak akan menghentikan kalian.” Ucap Raja
sedih.
“Dasar bodoh, kalian semua!!! Kalian tidak mempercayai penawar yang sudah susah-susah kami buat dan memilih mengemis pada Dae Mok?” ucap Woo Bo marah.
“Sekali pun kalian
mengemis pada Dae Mok, kalian pikir Dae Mok akan menyelamatkan kalian?” ucap
Moo Ha.
“Kalian harus
mempercayai Jusang Cheonha!” teriak Kwang Ryul.
Namun para pejabat tetap memilih mengemis pada Dae Mok. Ga Eun tak tinggal diam. Ia menghalangi para pejabat itu dan berteriak akan membuktikan keampuhan pil penawar itu.
Ga Eun pun menenggak dua pil poppi sekaligus! Raja terkejut dan langsung berlari menghampiri Ga Eun. Usai menenggak pil poppi itu, Ga Eun pun meminum pil penawarnya namun tak lama, Ga Eun malah kehilangan kesadarannya. Raja pun langsung memeluk Ga Eun dengan erat.
Para pejabat semakin yakin jika resep yg diberikan Woo Jae adalah palsu. Mereka pun berbondong-bondong pergi menemui Dae Mok.
Para tahanan juga
menerobos keluar dari tahanan dan mengikuti para pejabat menemui Dae Mok. Moo
Ha yg melihat kekacauan itu bergegas melaporkannya pada Raja.
Sementara itu, Raja masih menangis dan memeluk erat Ga Eun. Woo Bo menenangkan Raja dengan mengatakan bahwa nadi Ga Eun masih terasa.
Tak lama, Moo Ha datang memberitahukan kekacauan itu pada Raja. Chung Woon dan Kwang Ryul mendesak Raja menghentikan mereka. Namun Raja yg memang tulus mencintai rakyatnya, memilih membiarkan mereka menemui Dae Mok kalau Dae Mok memang mampu menyelamatkan mereka.
Dae Mok dan
antek-anteknya tersenyum sinis saat melihat kedatangan para pejabat itu.
“Apakah Jusang
Cheonha tidak mampu menyelamatkan kalian? Malang sekali. Aku pun tidak mungkin
menyelamatkan kalian semua. Begini saja, barang siapa yang pertama berlutut dan
mencium kakiku, akan kuberi penawarnya.” Ucap Dae Mok lantang.
Tapi para pejabat
itu justru malah diam saja dan menatap tajam Dae Mok. Tak lama, mereka pun
menyadari bahwa tidak ada satu pun ruam di tubuh para pejabat itu.
Flashback…
Saat para pejabat itu akan pergi menemui Dae Mok, Raja menghentikan mereka dengan membawa Ga Eun. Para pejabat terkejut melihat Ga Eun yang masih hidup dan baik2 saja.
Flashback…
“Dae Mok!! Kami
sudah berhasil membuat penawar dari pil poppi. Sekarang dengan mengandalkan pil
poppi, kau tidak bisa lagi mengancam siapapun di dunia ini.” ucap Seja.
“Maka, aku akan
mencari jalan lain. Selama lebih dari 1000 tahun, Pyunsoo-hwe sudah berdiri. Angin
tidak sanggup mengguncang sebuah pohon dengan akar yang begitu kokoh. Apalagi
dengan tiupan angin kecil sepertimu, Pyunsoo-hwe tidak akan hancur.” Jawab Dae
Mok.
“Tiupan angin
kecil perlahan dapat menjadi badai topan. Dan badai topan itulah yang akan
mencabut Pyunsoo-hwe sampai ke akarnya. Kau akan menyaksikannya hari ini.” ucap
Seja.
“Hari ini, kau
kesini untuk pertarungan akhir kita?” tanya Dae Mok.
“Tidak! Aku akan
merebut seluruh kekuasaan kalian tanpa pertumpahan darah.” Jawab Raja.
Raja pun menyuruh
mereka menyerahkan diri dalam waktu satu jam. Ia berjanji, akan mengampuni
mereka dari hukuman mati jika mereka menyerahkan diri dengan sukarela.
Pelayan Dae Mok
mendapatkan pesan yg dikirimkan Hyun Seok. Pelayan Dae Mok bergegas memberitahu
Dae Mok bahwa Raja berhasil menenangkan para kurir air berkat bantuan dari para
pedagang.
Tinggal 45 menit
tersisa. Antek2 Dae Mok pun buru-buru menyerahkan diri. Tae Ho mengejar mereka
dan menebas salah satu dari mereka. Dae Mok pun mulai resah.
30 menit tersisa,
giliran para petarung Pyunsoo-hwe yang menyerahkan diri.
Dengan wajah kesal, Tae Ho memberitahu Dae Mok tentang petarung mereka yg menyerahkan diri. Menteri Joo pun menyuruh Dae Mok kabur. Dae Mok diam saja, dgn sorot mata tajam.
Waktu akhirnya
habis. Para pasukan Pyunsoo-hwe yg sebelumnya bersiaga di depan kediaman Dae
Mok pun turut menyerahkan diri.
Seja lantas
mengajak para petarungnya menangkap Dae Mok dan anggota Pyunsoo-hwe yg masih
tersisa.
Di dalam, Tae Ho dan pasukan Pyunsoo-hwe yg tersisa sudah bersiaga. Tae Ho menyesal karena tidak menghabisi Seja saat itu. Seja menyuruh Tae Ho menyerahkan diri. Namun Tae Ho menolak. Tae Ho memilih mati melindungi Dae Mok daripada menyerahkan diri.
Perang pun tak
terelakkan lagi. Seja, Chung Woon, Gon dan pasukan istana bertarung melawan
pasukan Pyunsoo-hwe.
Tae Ho ingin
menebas Seja. Chung Woon yg melihatnya pun tak tinggal diam. Ia langsung
mengejar Tae Ho dan menebas Tae Ho. Tae Ho tewas seketika. Setelah Tae Ho
tewas, pasukan Pyunsoo-hwe yg lain pun menyerahkan diri.
Menteri Joo hendak melarikan diri, namun ia keburu ditangkap pasukan istana yg dipimpin Moo Ha. Menteri Joo menatap Moo Ha dengan kesal.
Ditemani Chung
Woon dan Gon, Seja menuju kediaman Dae Mok. Pelayan Dae Mok memberitahu Seja
bahwa Dae Mok sudah menunggu Seja sejak tadi.
Seja masuk ke
dalam dan melihat Dae Mok duduk di singgasana dengan wajah pucat dan mata
memerah. Dengan wajah bergetar menahan amarah, Seja meminta Dae Mok menyerahkan
diri. Ia berjanji akan mengampuni nyawa Dae Mok bila Dae Mok bersedia
menyerahkan diri.
“Menyerahkan
diri?” Dae Mok tersenyum sinis.
“Aku juga tidak
ingin membiarkanmu hidup. Aku hanya mencoba memenuhi janji.” Jawab Seja.
Flashback…
Ternyata, Woo Jae
mengajukan nyawa ayahnya sebagai syarat. Ia berjanji, akan memberitahu resep
penawar poppi jika Seja mengampuni nyawa Dae Mok.
Flashback…
“Putramu memintaku
mengampuni nyawa ayahnya.” ucap Dae Mok.
Dae Mok terkejut
Woo Jae meminta Seja mengampuni nyawanya.
“Aku telah banyak melewati kesulitan dan rasa sakit karenamu. Sekalipun aku tidak dapat memaafkanmu, aku tetap mengakui bahwa kau andil dalam menjadikanku setangguh ini. Kau membuatku hidup menjadi rakyat jelata, dan itu membuatku dapat memahami kondisi rakyatku. Bukan menjadi Raja yang sekedar meneruskan tahta, namun menjadi Raja yang mencintai rakyatnya.” Ucap Seja.
“Kau sedang
mengucapkan terimakasih padaku?” tanya Dae Mok.
“Tidak. Aku
mencoba memaafkanmu. Negeri ini, juga Raja terdahulu, telah mendorongmu jatuh
ke jurang kesengsaraan. Kau bilang agar dapat bertahan di dunia yang kejam ini,
maka kau menjadikan dirimu sebagai monster. Untuk hal itu, aku minta maaf.”
Jawab Seja.
“Maaf? Baiklah.
Lalu apa yang akan kau lakukan? Kepada rakyat yang jatuh ke lubang kesengsaraan
sepertiku, apa kau berniat mengajari mereka soal moral? Atau kau ingin merangkul agar mereka bangkit?”
tanya Dae Mok.
“Aku akan turut
melompat ke dalam kesengsaraan mereka. Lalu menawarkan bahuku kepada rakyat.
Mereka berhak menggunakannya untuk bangkit dari jurang kesengsaraan. Tidak akan
kubiarkan, rakyat yang hidup di dunia ini menjadi monster sepertimu.” Jawab
Seja.
“Aku berharap
memiliki Raja sepertimu sejak awal.” Ucap Dae Mok.
Dengan napas
tersengal-sengal, Dae Mok berkata bahwa air semestinya mengalir dari atas ke
bawah. Tapi ia mencoba membalikkan alirannya.
“Sekalipun
akhirnya aku runtuh, aku tidak akan menyesali bahwa aku pernah bertarung melawan
dunia.” Ucap Dae Mok.
Setelah mengatakan
itu, Dae Mok pun menghembuskan napas terakhirnya.
Di istana, Ga Eun beserta para menteri lainnya cemas menantikan kedatangan Seja. Tak lama kemudian, Seja pun kembali dan pandangannya langsung mengarah ke Ga Eun. Chung Woon memberitahu bahwa Dae Mok dan Tae Ho telah tewas, sementara anggota Pyunsoo-hwe yg tersisa sudah ditangkap. Woo Bo dan Kwang Ryul pun langsung memberi ucapan selamat pada Seja.
Namun Seja,
datang2 langsung memeluk Ga Eun. Ga Eun terkejut. Para menteri, pengawal,
dayang dan kasim langsung membalikkan badan mereka.
“Kau tahu betapa
khawatirnya aku?” tanya Seja.
“Saya baik2 saja.”
Jawab Ga Eun.
Seja lalu melepas pelukannya dan menatap Ga Eun. Ia berkata, tidak tahu harus marah atau berterima kasih pada Ga Eun. Seja lalu mengajak Ga Eun menemui Sun.
Chung Woon
mengantarkan Sun menemui Seja. Seja menyuruh Sun meminum obat penawarnya. Namun
Sun malah menatap Seja dengan tajam.
0 Comments:
Post a Comment