• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 6 Part 1

Sebelumnya...


Ketika makan malam, Nyonya Park menanyakan soal kampung halaman Roo Bi. Roo Bi berkata, ia tinggal di daerah Udo-dong. Nyonya Park pun berkata, kalau dulu ia pernah tinggal di sana.


Selesai makan malam, Gyeong Min menunjukkan kamarnya pada Roo Bi. Roo Bi pun takjub melihat kamar Gyeong Min. Ia berkata, kamar Gyeong Min lebih rapi dari yang ia bayangkan.


Gyeong Min lalu menunjukkan sesuatu pada Roo Bi. Sebuah syal berwarna hijau, hadiah terakhir yang Roo Bi berikan padanya. Gyeong Min mengaku, selalu menjaga syal itu. Roo Bi pun menangis haru. Ia senang bisa melihat syal itu lagi.


Gyeong Min kemudian meletakkan syal itu di lehernya dan leher Roo Bi.

“Mulai sekarang, kita terikat bersama seperti ini, selamanya.” Ucap Gyeong Min.

Lalu, Gyeong Min ingin mencium Roo Bi. Roo Bi pun memejamkan matanya. Saat jarak bibir mereka tinggal sesenti lagi, tiba-tiba sang ibu memanggilnya, menyuruhnya turun untuk makan buah.

Sontak, Roo Bi terkejut dan menjauhkan dirinya dari Gyeong Min. Roo Bi lalu tertawa.


Roo Na yang hampir sampai di rumahnya nampak kesal. Ia teringat kata-kata Oh PD-nim yang tidak bisa mengikutsertakan Roo Na kembali dalam audisi. Roo Na juga ingat pertengkarannya tadi dengan In Soo.


Tak lama kemudian, Roo Na mual lagi. Ia pun langsung berpegangan pada dinding dan terduduk lemas.


Sampai di rumah, Roo Na langsung masuk ke kamarnya. Melihat ekspresi Roo Na, Gilja pun menyusul Roo Na ke kamar.

“Ada apa, Runa? Apa audisinya tidak berhasil?” tanya Gilja.

“Aku tidak tahu. Biarkan aku sendiri.” Jawab Roo Na.

“Ini bukan pertama kali, kan? Kau melakukannya dengan baik di pertunjukanmu yang lain.” Ucap Gilja.

Gilja lalu menyuruh Roo Na makan malam. Tapi Roo Na menolak. Roo Na mengaku tidak lapar.

“Jangan seperti ini. Makanlah walau hanya sedikit.” Ucap Gilja.

“Eomma, kenapa tidak ada yang pantas untukku?” tanya Roo Na.

“Itu tidak benar. Kau sudah melakukannya dengan baik.” Jawab Gilja.


“Eomma, kau selalu bilang. Kerjaanku hanya menghabiskan uang keluarga ini dan kau tidak tahu aku mirip siapa. Kenapa aku seperti ini? Kenapa? Terkadang, aku bertanya-tanya. Apakah aku dan Ruby memang saudara kembar? Eomma, apakah kami kembar?” tanya Roo Na.
“Pertanyaan macam apa itu?” jawab Gilja.

“Eomma, kami lahir di hari dan rahim yang sama, tapi kenapa kami berbeda?” tanya Roo Na.

“Roo Na-ya, ibu yakin Roo Bi juga punya masalah. Semua orang memiliki masalah. Terkadang, semuanya berjalan baik dan di lain waktu, semuanya tidak berjalan sesuai harapan kita. Kau pasti tertekan karena semuanya tidak berjalan sesuai keinginanmu.” Jawab Gilja.

“Kenapa Roo Bi lebih baik dariku? Kenapa semua berjalan baik untuknya? Ini menjengkelkan! Ini tidak adil! Apa yang harus kulakukan?”

Roo Na pun bersandar di pelukan ibunya. Tangisnya pecah. Ia tidak mengerti, kenapa semua tidak bisa berjalan sesuai keinginannya padahal ia sudah melakukannya dengan baik. Gilja pun berusaha menenangkan Roo Na.


Keesokan harinya, ketika sarapan, Gilja heran melihat Roo Na yang makan terlalu sedikit. Chorim menduga, Roo Na makan sedikit karena sedang diet. Roo Na pun kesal dan meminta bibinya tidak mencampuri urusannya.


Gilja lalu menanyakan soal pacar Roo Bi. Karena ibunya sudah tahu, Roo Bi pun mengaku kalau ia sudah memiliki pacar. Chorim lega, ia mengaku sangat cemas kalau Roo Bi akan menjadi perawan tua sepertinya.

“Apa pekerjaannya?” tanya Gilja.

“Dia direktur di perusahaan tempat aku bekerja.” Jawab Roo Bi.

Chorim pun kaget, apa? Direktur? Apa dia sudah tua?

“Tidak, Bi. Dulu kami sekampus. Dia anaknya pemilik perusahaan.”


Gilja dan Chorim tambah kaget. Chorim bahkan mau pingsan mendengarnya. Chorim lalu memuji Roo Bi. Ia berkata, Roo Bi sempurna dalam segala hal. Roo Bi cantik, langsing, berpendidikan, memiliki pekerjaan yang bagus dan berkepribadian baik. Chorim bilang, pria itu beruntung bisa mendapatkan Roo Bi.

Giliran Gilja yang bertanya, ia penasaran sudah berapa lama Roo Bi mengenal pria itu.

“Aku mengenalnya sejak di kuliah dulu. Tapi eomma, aku sudah menemui orang tuanya.”


“Kau menemui orang tuanya? Jadi, dia ingin menikahimu? Apa mereka benar-benark kaya?” tanya Chorim.

“Jadi apa yang mereka katakan?” tanya Gilja.

“Mereka ingin bertemu dengan kalian.” Jawab Roo Bi.

Chorim pun makin heboh. Bahkan, ia sampai mencium pipi Roo Bi berkali-kali serta mengaku bangga pada Roo Bi. Chorim juga memberikan selamat pada Roo Bi.


Roo Na yang kesal, pergi ke kamarnya. Roo Bi menyusul Roo Na.

“Kau beruntung, Jeong Roo Bi.” Ucap Roo Na sambil menatap kaca riasnya dengan wajah kesal.

Roo Na lantas memutar duduknya dan menghadap Roo Bi.

“Bagaimana caramu menggodanya? Bagaimana caramu membuatnya cinta mati padamu? Apa rahasianya?” tanya Roo Na.

“Jangan seperti itu.” Jawab Roo Bi.

“Aku hanya berusaha realistis. Kenapa pria seperti itu mau menikahi putri seorang janda yang menjalankan restoran ayam.” Ucap Roo Na.


Roo Bi tersinggung dan langsung keluar dari kamar. Begitu Roo Bi keluar, Roo Na langsung membaca buku harian Roo Bi dan ia tersenyum kesal.


Gyeong Min sedang meeting bersama Roo Bi dan tim nya. Selama meeting, Gyeong Min terus memperhatikan Roo Bi yang nampak serius mencatat sesuatu di buku.

Gyeong Min lalu menyentuh pinggang Roo Bi dan... ia langsung terkejut karena tangannya menyentuh tangan Jin Hee yang juga ada di pinggang Roo Bi.


Selesai meeting, mereka langsung pergi berkencan. Gyeong Min dan Roo Bi nampak asyik makan permen kapas.


Di hari lainnya, mereka pergi ke arena berkuda.


Mereka juga menaiki kapal pesiar.


Di restoran, Gilja dan Chorim tampak sibuk menyiapkan makanan. Pasalnya, malam itu Roo Bi akan mengenalkan Gyeong Min pada mereka. Gilja merasa tidak enak, ia bilang seharusnya mereka mengadakannya di rumah saja.


Ternyata Soyeong juga ada di sana, ikut membantu menyiapkan makanan. Gilja heran karena Roo Na belum juga datang. Chorim pun menduga kalau Roo Na jealous pada Roo Bi. Soyeong pun membenarkan. Soyeong mengaku, dia juga iri pada Roo Bi karena bisa mendapatkan laki-laki se-perfect Gyeong Min.

Chorim pun senang karena pria paling perfect sedunia akan menikah dengan keponakannya.


Tak lama kemudian, Roo Bi dan Gyeong Min datang. Melihat Soyeong, Gyeong Min salah paham. Ia pikir, Soyeong adalah adik Roo Bi. Soyeong pun langsung memperkenalkan dirinya sebagai karyawan di restoran Gilja.

Roo Bi lalu menanyakan Roo Na. Gilja pun berkata, sepertinya Roo Na akan datang terlambat.


Mereka lalu mulai makan.

Tak lama setelah makan malam dimulai, Roo Na datang. Tapi ia hanya berdiri di luar saja dan menatap Roo Na dengan tatapan iri. Lalu, Roo Na berbalik dan beranjak pergi dari restoran.


Sampai di rumah, mereka menemukan Roo Na sedang merendam kakinya di halaman. Chorim memarahi Roo Na yang tidak datang ke restoran. Roo Na pun beralasan, ia sedang sibuk. Tapi Chorim tetap saja memarahi Roo Na yang tidak datang menemui Gyeong Min. Kesal, Roo Na pun masuk ke dalam.

Gilja heran dengan sikap kekanakan Roo Na. Sementara Roo Bi menghela nafasnya melihat sikap Roo Na.


Keesokan harinya, di lokasi shooting, Roo Na ditegur sutradaranya badannya yang mulai gemuk. Sutradara menyuruh Roo Na diet. Roo Na pun tambah kesal.


Setelah itu, kita melihat Roo Na yang berdiri menatap baju bayi yang dipajang di etalase toko dengan mata berkaca-kaca.


Lalu, Roo Na pergi memeriksakan kandungannya. Roo Na lantas mengaku bahwa ia tidak siap memiliki anak. Tapi dokternya lagi-lagi tidak mau membantunya aborsi dan menyuruhnya datang bersama ayah bayi itu.

Roo Na lantas menghubungi In Soo yang saat itu tengah berkemas-kemas. Roo Na mengajak In Soo ketemuan.


Roo Na dan In Soo ketemuan di sebuah kafe. Roo Na mengajak In Soo ke rumah sakit. Roo Na tetap mau aborsi. Roo Na mengaku ia tidak punya pilihan lain. Roo Na meminta In Soo bertanggung jawab.

“Aku sudah melakukan bagianku. Aku bersedia menikahimu, tapi kau menolak!” ucap In Soo.

“Kalau begitu, ayo menikah. Tapi aku tidak mau punya anak. Bahkan meskipun kita menikah, aku ingin menunggu sampai karirku sukses.” Jawab Roo Na.

“Apa kau bercanda? Bayi itu berhak hidup! Tidakkah kau memiliki tanggung jawab pada bayi itu meski hanya sedikit? Tidakkah kau sadar? Itu pembunuhan! Jika kau tetap mau aborsi, aku tidak akan menikahimu.” Ucap In Soo.

In Soo lalu beranjak pergi.

Teaser Hyori & Breakfast 2 (Yoona Version)

Ruby Ring Eo 5 Part 2

Sebelumnya...


Jin Hee penasaran, sudah sejauh apa hubungan Roo Bi dan Gyeong Min. Jin Hee pun menyuruh Roo Bi menikah.

“Kau terlibat dalam sebuah romansa di kantor dengan direktur. Jika rumor ini menyebar, kau akan dicap buruk oleh orang-orang. Kau sudah pernah berkencan sebelumnya. Sekarang saatnya untuk menikah.” Ucap Jin Hee.


Gyeong Min pun datang. Ia berkata, cuaca sangat cerah. Jin Hee pun menambahkan, kalau cuaca seperti itu membuat seseorang malas bekerja. Gyeong Min beranjak pergi, tapi Jin Hee menahannya. Jin Hee menanyakan kapan hari pernikahan Gyeong Min dan Roo Bi.

“Mungkin... segera.” Jawab Gyeong Min sambil melirik Roo Bi.

Gyeong Min lalu menyuruh Jin Hee menyiapkan kado pernikahan yang manis.


Di rumah, Tuan Bae dan Nyonya Park sedang menyiram tanaman. Tiba-tiba, telepon rumah berbunyi. Nyonya Park buru-buru mengangkatnya. Dari Gyeong Min yang memberitahu kalau ia akan mengajak Roo Bi makan malam di rumah malam ini. Nyonya Park kaget.

“Kenapa? Ada apa?” tanya Tuan Baek.

Nyonya Park pun langsung memberitahu suaminya tentang rencana Gyeong Min. Tuan Bae setuju, tapi Nyonya Park berpikir hal itu terlalu cepat.

“Apanya yang terlalu cepat? Suruh dia membawa gadis itu ke rumah.” Ucap Tuan Bae.

Nyonya Park pun kembali bicara pada Gyeong Min. Usai bicara dengan Gyeong Min, Nyonya Park berkata hal itu terlalu cepat. Tuan Bae pun bercanda dengan mengatakan Nyonya Park cemburu pada Roo Bi. Keduanya kemudian tertawa.


Gilja memberikan tonic pada Chorim. Tapi Chorim yang udah terlanjur kesal, tak mau meminum tonic itu. Gilja pun kesal.

“Katakan apa salahku? Kau tidak mau berbicara denganku dan terus melirikku sepanjang hari!”

Gilja lalu mengakui kalau ia salah dan jahat. Chorim pun berkata, ia bersyukur Gilja menyadarinya.

“Aku ini hanya iparmu. Jadi seperti itu lah bagaimana kita hidup selama 30 tahun. Kau memberikan tonic itu pada Roo Bi dan Roo Na, juga dirimu sendiri. Kau melupakanku. Siapapun akan memberitahumu kalau aku berhak marah.” Ucap Chorim.


Gilja mau menjelaskan soal tonic itu, tapi Chorim terus nyerocos.

“Aku sudah menjagamu sejak aku menikahi kakakmu. Baru sebulan kami menikah, ibumu menikah lagi demi mendapatkan kehidupan yang baik. Sejak saat itu, aku sudah menjagamu. Baru setahun menikah, kakakmu meninggal. Dan seperti yang kita tahu, dia menipuku setiap waktu. Dia tidak pernah pulang dan memiliki bayi dari wanita lain. Meski begitu, aku tidak pernah mengatakan apapun padamu. Aku tetap menganggapmu sebagai keluarga. Apa pernah aku membeda-bedakanmu, bahkan saat Roo Bi dan Roo Na masih kecil? Aku menerima takdirku sebagai ibu dari 3 anak.” Ucap Gilja.

Mereka pun akhirnya berbaikan.


Gyeong Min membawa Roo Bi ke rumahnya. Tapi Roo Bi yang tidak siap bertemu keluarga Gyeong Min, tidak mau turun dari mobil.

Sementara itu, keluarga Gyeong Min sibuk menyiapkan makan malam. Ayah dan nenek Gyeong Min terlihat bahagia.

Tak lama kemudian bel rumah berbunyi. Tuan Bae langsung buru-buru ke depan. Nyonya Park tersenyum geli melihat suaminya yang begitu bersemangat.


Roo Bi disambut hangat di keluarga itu. Tuan Bae lalu mengajak mereka makan malam.


Orang tua dan nenek Gyeong Min pun berjalan ke ruang makan. Sementara Gyeong Min, berbisik ke telinga Roo Bi, mengucapkan terima kasih karena Roo Bi mau datang ke rumahnya. Roo Bi pun tersenyum.

Sementara di kamarnya, Roo Na yang berbaring di kasur terlihat kesal.