Jin Hee penasaran, sudah sejauh apa hubungan Roo Bi dan Gyeong Min. Jin Hee pun menyuruh Roo Bi menikah.
“Kau terlibat dalam sebuah romansa di kantor dengan direktur. Jika
rumor ini menyebar, kau akan dicap buruk oleh orang-orang. Kau sudah pernah
berkencan sebelumnya. Sekarang saatnya untuk menikah.” Ucap Jin Hee.
Gyeong Min pun datang. Ia berkata, cuaca sangat cerah. Jin Hee pun menambahkan, kalau cuaca seperti itu membuat seseorang malas bekerja. Gyeong Min beranjak pergi, tapi Jin Hee menahannya. Jin Hee menanyakan kapan hari pernikahan Gyeong Min dan Roo Bi.
“Mungkin... segera.” Jawab Gyeong Min sambil melirik Roo Bi.
Gyeong Min lalu menyuruh Jin Hee menyiapkan kado pernikahan yang manis.
Di rumah, Tuan Bae dan Nyonya Park sedang menyiram tanaman. Tiba-tiba, telepon rumah berbunyi. Nyonya Park buru-buru mengangkatnya. Dari Gyeong Min yang memberitahu kalau ia akan mengajak Roo Bi makan malam di rumah malam ini. Nyonya Park kaget.
“Kenapa? Ada apa?” tanya Tuan Baek.
Nyonya Park pun langsung memberitahu suaminya tentang rencana Gyeong
Min. Tuan Bae setuju, tapi Nyonya Park berpikir hal itu terlalu cepat.
“Apanya yang terlalu cepat? Suruh dia membawa gadis itu ke rumah.” Ucap
Tuan Bae.
Nyonya Park pun kembali bicara pada Gyeong Min. Usai bicara dengan
Gyeong Min, Nyonya Park berkata hal itu terlalu cepat. Tuan Bae pun bercanda
dengan mengatakan Nyonya Park cemburu pada Roo Bi. Keduanya kemudian tertawa.
Gilja memberikan tonic pada Chorim. Tapi Chorim yang udah terlanjur
kesal, tak mau meminum tonic itu. Gilja pun kesal.
“Katakan apa salahku? Kau tidak mau berbicara denganku dan terus
melirikku sepanjang hari!”
Gilja lalu mengakui kalau ia salah dan jahat. Chorim pun berkata, ia
bersyukur Gilja menyadarinya.
“Aku ini hanya iparmu. Jadi seperti itu lah bagaimana kita hidup selama
30 tahun. Kau memberikan tonic itu pada Roo Bi dan Roo Na, juga dirimu sendiri.
Kau melupakanku. Siapapun akan memberitahumu kalau aku berhak marah.” Ucap
Chorim.
Gilja mau menjelaskan soal tonic itu, tapi Chorim terus nyerocos.
“Aku sudah menjagamu sejak aku menikahi kakakmu. Baru sebulan kami
menikah, ibumu menikah lagi demi mendapatkan kehidupan yang baik. Sejak saat
itu, aku sudah menjagamu. Baru setahun menikah, kakakmu meninggal. Dan seperti
yang kita tahu, dia menipuku setiap waktu. Dia tidak pernah pulang dan memiliki
bayi dari wanita lain. Meski begitu, aku tidak pernah mengatakan apapun padamu.
Aku tetap menganggapmu sebagai keluarga. Apa pernah aku membeda-bedakanmu,
bahkan saat Roo Bi dan Roo Na masih kecil? Aku menerima takdirku sebagai ibu
dari 3 anak.” Ucap Gilja.
Mereka pun akhirnya berbaikan.
Gyeong Min membawa Roo Bi ke rumahnya. Tapi Roo Bi yang tidak siap bertemu keluarga Gyeong Min, tidak mau turun dari mobil.
Sementara itu, keluarga Gyeong Min sibuk menyiapkan makan malam. Ayah
dan nenek Gyeong Min terlihat bahagia.
Tak lama kemudian bel rumah berbunyi. Tuan Bae langsung buru-buru ke
depan. Nyonya Park tersenyum geli melihat suaminya yang begitu bersemangat.
Roo Bi disambut hangat di keluarga itu. Tuan Bae lalu mengajak mereka
makan malam.
Orang tua dan nenek Gyeong Min pun berjalan ke ruang makan. Sementara Gyeong Min, berbisik ke telinga Roo Bi, mengucapkan terima kasih karena Roo Bi mau datang ke rumahnya. Roo Bi pun tersenyum.
Sementara di kamarnya, Roo Na yang berbaring di kasur terlihat kesal.
0 Comments:
Post a Comment