• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 12 Part 1

Sebelumnya...


In Soo ingin memberitahu Gyeong Min, bahwa perempuan yang terbaring di kasur itu adalah Roo Na. Untuk mencegah In Soo bicara, Roo Na pun dengan sengaja menjatuhkan dirinya ke lantai.
Gyeong Min pun langsung keluar memanggil dokter. In Soo memaksa Roo Na mengaku.

“Kau Roo Na! Kau Roo Na, kan! Katakan padaku, Jeong Roo Na! Kenapa! Kenapa!”



Sekarang, kita melihat In Soo yang duduk di warung tenda. Ia meminta satu botol soju lagi pada ahjumma pemilik tenda. Ahjumma pemilik tenda pun menolak karena melihat In Soo yang sudah mulai mabuk, tapi In Soo memaksa. In Soo sudah menghabiskan 6 botol soju.

Kata-kata dokter tentang Roo Na yang keguguran pun terngiang di telinganya. Ia juga ingat saat pertama kali melihat tahi lalat di telapak kaki Roo Na.



In Soo yang sudah mabuk berat, tak sengaja menyenggol meja pengunjung lain. Pengunjung itu marah dan memukuli In Soo.


In Soo lalu duduk di sebuah taman. Sambil menenggak sebotol soju, ia berusaha menghubungi ponsel Roo Na. Tapi operator mengalihkan In Soo ke pesan suara.

“Jeong Roo Na, kenapa? Apa alasanmu! Aku tidak mau kehilanganmu! Aku tidak akan pernah kehilanganmu!”



Roo Na sendiri juga menangis teringat In Soo. Gyeong Min yang sudah tertidur disamping Roo Na pun terbangun karena mendengar tangisan Roo Na. Gyeong Min lalu memeluk Roo Na.

“Jangan cemaskan hal lain. Aku disini. Aku akan tetap berada disisimu sampai akhir. Jangan cemas, Roo Bi-ya.” Ucap Gyeong Min.


In Soo sudah berada di apartemennya dan ia sedang menatap tajam foto Roo Na di ponselnya.



Sebagian perban di wajah Roo Na sudah dibuka. Gilja sedang mengupas buah untuk Roo Na. Chorim lalu datang bersama Dong Pal dan Soyeong. Chorim membawakan Roo Na buku harian Roo Bi.

“Untuk apa kau membawa itu?” tanya Gilja.

“Dia yang memintanya. Ada sesuatu yang penting yang ingin dia ketahui.” Jawab Chorim.

Soyeong lalu menyapa Roo Na, “Eonni, kau baik-baik saja.”

“Gomawoyo Soyeong-ah.” Jawab Roo Na.



Soyeong ternyata ngeh ada yang berbeda dari ‘Roo Bi’. Ia bilang, suara Roo Bi terdengar berbeda. Dong Pal menjelaskan, itu karena pita suara Roo Bi yang terganggu akibat kecelakaan itu.


Chorim lalu ingin menjenguk Roo Bi. Dong Pal mengajak Soyeong menjenguk Roo Bi juga.



Gilja ikutan pergi untuk mengambil air dan kopi. Gilja bilang, ia akan segera kembali.



Begitu Gilja pergi, In Soo masuk ke kamar Roo Na. Roo Na yang sangat itu tengah membaca buku harian Roo Bi langsung gugup melihat In Soo.

“Roo Na-ya, aku tahu kau bisa bicara sekarang jadi jawab aku, Jeong Roo Na.” Ucap In Soo.

“Aku... bukan Roo Na.” Jawab Roo Na.

“Kau bukan Roo Na? Benarkah? Jangan bohong padaku.” Ucap In Soo.

“Kau salah orang.” Jawab Roo Na.

“Jeeong Roo Na! Kau pikir aku bodoh! Tahi lalat di kakimu....” 

In Soo lalu menyibak selimut yang menutupi kaki Roo Na, dan memegang kaki Roo Na.

“Tahi lalat tersembunyi yang tidak diketahui siapapun. Kau lah yang hamil dan kau juga orangnya yang memiliki tahi lalat di kakimu. Jika kau masih tidak mau mengaku, akan kuberitahu semua orang, jadi kita semua bisa memastikan kau Roo Na, bukan Roo Bi.”



In Soo kemudian melirik diary Roo Bi.

“Diary Jeong Roo Bi?” sinis In Soo, lalu mengambil dan membacanya.

“Desember 2006, mereka pergi liburan bersama. Jadi kemana mereka pergi? Katakan padaku! Katakan!”



Roo Na yang sudah tidak bisa berkelit lagi itu pun memohon pada In Soo, untuk tidak memberitahu siapapun bahwa dia bukan Roo Bi.

“Jadi semuanya benar.” Jawab In Soo kecewa.

Roo Na pun menangis. In Soo lalu memegang bahu Roo Na dan meminta penjelasan kenapa Roo Na melakukan semua itu. Roo Na pun berkata, ia tidak mau lagi hidup menyedihkan. Ia mau hidup kaya. Roo Na juga mengatakan soal Roo Bi yang kemungkinan besar akan meninggal.  

“Aku akan memberikanmu apapun. Semua akan baik-baik saja selama kau tetap diam.” Ucap Roo Na.

“Apa kau gila! Ayo, pergi. Katakan pada semuanya kau Jeong Roo Na!”

“Jangan seperti ini. Jangan melakukan ini padaku, In Soo.”

“Ada apa denganmu! Apa kau manusia? Bagaimana bisa kau menipu keluargamu sendiri!”



In Soo lantas terduduk lemas di depan Roo Na.

“Aku mencintaimu dengan segenap hatiku. Aku ingin menikah denganmu dan hidup bahagia setelahnya. Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku!”

Roo Na pun menangis. In Soo kemudian memeluk Roo Na.

“Sandiwara mu sudah berakhir. Kau pikir, berapa lama kau bisa berbohong. Ayo menikah, Roo Na-ya.”



Tapi Roo Na menolak. In Soo pun mulai meragukan cinta Roo Na. Ia tak percaya saat Roo Na mengaku masih mencintainya. Kesal, Roo Na pun membenarkan kata-kata In Soo. Ia berkata, bahwa ia tidak pernah mencintai In Soo walau hanya sedetik. Ia juga bilang, bahwa cinta adalah suatu kebodohan.

Roo Na lalu mengancam In Soo akan bunuh diri jika In Soo membuka rahasianya.

“Lebih kau mati daripada hidup seperti ini!” jawab In Soo.


Roo Na pun menantang In Soo. Ia mengambil pisau buah dan berusaha membunuh dirinya. In Soo langsung menghentikan Roo Na. Tepat saat In Soo sedang berusaha menghentikan Roo Na bunuh diri, Gilja pun datang.


In Soo mencari alasan, ia bilang datang untuk menjenguk ‘Roo Na’.


In Soo lalu beranjak pergi. Gilja pun merasa bersalah pada In Soo yang tetap mau menikahi putrinya ‘Roo Na’ yang sedang terbaring koma.



In Soo terluka. Sambil mengingat kenangannya bersama Roo Na, ia berjalan di bawah derasnya guyuran hujan. 

Lalu, kata-kata Roo Na tentang cinta adalah kebodohan, tentang Roo Na yang tak pernah mencintainya walau hanya sedetik, tentang Roo Na yang menyuruhnya melupakan Roo Na pun terngiang di telinganya.

In Soo pun berteriak...


Di lantai apartemennya, In Soo tertidur setelah menenggak beberapa botol soju.

Sementara itu, ponsel In Soo terus-terusan berbunyi. Telepon dari Nona Park... dari Produser Oh.


Lalu, In Soo menenggak beberapa pil sambil menatap fotonya dengan Roo Na.


In Soo tergeletak lemas di ranjang rumah sakit. Dan Nona Park tampak menemaninya. Nona Park bertanya, apa yang terjadi.

“Inilah penyakitmu, terlalu banyak bertanya.” Jawab In Soo.

In Soo lalu bilang, Nona Park seharusnya tidak membawanya ke rumah sakit.

“Na PD-nim.” Ucap Nona Park kesal.

“Terima kasih, Nona Park. Aku berutang padamu.” Jawab In Soo.


In Soo yang merasa pengap ingin duduk diluar. Nona Park pun membawakan kopi untuk In Soo. In Soo tak peduli meski Nona Park melarangnya minum kopi.

Ponsel Nona Park tiba-tiba berbunyi. Nona Park langsung pergi setelah menerima teleponnya.


Setelah Nona Park pergi, In Soo tanpa sengaja melihat Roo Na nya yang sedang berjalan-jalan dengan Gyeong Min di lantai bawah.



Gyeong Min menunjukkan video kebersamaannya dengan Roo Bi pada Roo Na.

“Aku pastikan kau akan kembali seperti ini. Aku pastikan hidup mu akan bahagia dan sempurna.” Ucap Gyeong Min.


Gyeong Min kemudian merangkul Roo Na.

“Baiklah, Jeong Roo Na. Aku akan mengawasi bagaimana dirimu yang tidak tahu malu mencuri hidup orang lain. Akan akan membuatmu menyadari bagaimana sakitnya. Kau tidak akan bisa lari dariku. Aku akan mengejarmu sampai akhir dan akan kupastikan kau hidup seperti di neraka, pelan-pelan namun pasti.” Ucap In Soo dalam hati sambil menatap tajam Roo Na.



Roo Na pun mulai menjalani operasi plastik. Dan kini, dia sudah memiliki wajah Roo Bi!!

Ruby Ring Ep 11 Part 2

Sebelumnya...


Nenek masih marah, Gyeong Min pun disuruh ibunya menemui nenek sebelum pergi. Nenek bahkan juga menolak minum tehnya.


Gyeong Min pun membawakan teh untuk sang nenek. Tapi nenek yang masih kesal, tidak mau minum tehnya.

“Nenek, apa kau merajuk?” tanya Gyeong Min.

“Merajuk? Berani sekali kau mengatakan hal itu pada nenekmu.” Jawab Nyonya Jo.

“Nenek kau manis sekali yang artinya kau merajuk.” Ucap Gyeong Min.

“Berhenti mempermainkanku!” jawab sang nenek.

“Nenek, aku mengerti perasaanmu terhadap Roo Bi, tapi tidak bisakah nenek melihat darimana aku berasal?” ucap Gyeong Min.

“Apa maksudmu?” tanya nenek.

“Nenek dan kakek jatuh cinta dan menikah meski ditentang keluarga. Mereka mengizinkan nenek menikah dengan kakek karena nenek mengancam bunuh diri. Jadi, aku yakin nenek bisa mengerti dengan perasaanku dan Roo Bi.” Jawab Gyeong Min.


“Kau tidak tahu apa-apa! Jika aku tidak menikah dengan kakekmu, aku sudah berada di istana sekarang dan hidup bagaikan seorang ratu!” ucap nenek.

Gyeong Min pun tertawa mendengar ucapan neneknya. Tapi kemarahan nenek belum juga mereda. Tapi Gyeong Min tidak menyerah hingga berhasil membuat sang nenek kembali tertawa.


Dari bandara, In Soo langsung ke rumah sakit.  

“Dimana Jeong Roo Na?” tanyanya.

“Jeong Roo Na-ssi masih ada di ruangan intensif. Jeong Roo Bi-ssi, sudah siuman tapi Jeong Roo Na masih koma.” Jawab dokter.

“Koma? Itu artinya hidupnya dalam bahaya?” tanya In Soo.

“Yang terburuk sudah berakhir tapi kami masih memantau keadaannya.” Jawab dokter.

“Bagaimana bayinya? Aku tunangannya.” Ucap In Soo.

“Dia tidak hamil. Jeong Roo Bi-ssi yang hamil, tapi dia keguguran.” Jawab suster.

“Suster Kim!” tegur dokter, suster itu pun langsung diam.


Lalu, Gilja dan Chorim datang. Mereka pun bicara di ruang tunggu.

“Rencananya kami akan memberitahumu dan juga keluargaku setelah aku kembali dari China. Kami akan bertunangan.” Ucap In Soo.

“Roo Bi akan menikah dengan Gyeong Min dan Roo Na juga akan menikah denganmu.”

Tangis Gilja pun pecah. Chorim pun menenangkan Gilja dengan mengatakan kalau Roo Na akan segera pulih.

In Soo pun ingin melihat Roo Na, tapi Gilja bilang In Soo harus menunggu sampai jam besuk tiba.


In Soo lalu pergi ke kamar Roo Bi. Roo Na pun panic melihat In Soo. In Soo menyapa Roo Na, lalu berkata pada Roo Na kalau ia datang untuk melihat Roo Na. Roo Na seketika gugup. Tak ingin rencananya rusak, ia pun kembali berbaring memunggungi In Soo dan menutup wajahnya dengan selimut.

Saat itulah, In Soo tanpa sengaja melihat tahi lalat di kaki kiri Roo Na.


In Soo dan Gilja lalu melihat Roo Bi. In Soo memperhatikan telapak kaki Roo Bi dan tidak menemukan tahi lalat di sana.


In Soo yang kini sudah berada di kantornya, terus memikirkan Roo Na dan Roo Bi.


In Soo lalu berjalan keluar kantor dan mengingat kata-kata Roo Bi yang ingin hidup enak dengan cara apapun.

Barulah In Soo sadar, kenapa Roo Na tidak mau menikah dengannya.


In Soo pun kembali ke rumah sakit. Ia masuk ke kamar Roo Na yang tengah bersama Gyeong Min saat itu. Roo Na pun langsung gugup. Apalagi saat In Soo bilang, ia datang untuk menjenguk Roo Na.

“Jangan katakan apapun! Jangan! Jangan!” ucap Roo Na dalam hati sambil menatap tajam In Soo.

“Aku benar. Kau bukan Roo Bi. Kau Roo Na!” balas In Soo dalam hati sambil menatap tajam Roo Na.


In Soo pun ingin memberitahu Gyeong Min semuanya. Untuk mencegah In Soo bicara, Roo Na pun dengan sengaja menjatuhkan dirinya ke lantai. Gyeong Min terkejut dan langsung memanggil dokter.


Saat Gyeong Min pergi, In Soo pun bicara pada Roo Na.
 
“Kau Jeong Roo Na! Katakan padaku, kenapa! Kenapa!” teriak In Soo.

Bersambung.......